Anda di halaman 1dari 115

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR


RESORT BANGKALAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


( SOP )
BAGIAN PERENCANAAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TIMUR
RESORT BANGKALAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


BAGIAN PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN

1. Umum

a. Keberhasilan pelaksanaan tugas Polri khususnya di Polres Bangkalan


baik dibidang Opersional maupun bidang pembinaan perlu adanya
kegiatan awal yang dilakukan oleh bagian perencanaan diantaranya
pembuatan penyusunan rencana kerja secara cermat, teliti, terarah dan
terprogram sehingga rencana kerja Polres Bangkalan benar-benar bisa
dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh masing-masing bidang /
fungsi baik operasional maupun pembinaan;

b. Pengendalian program dan anggaran yang telah didistribusikan kepada


masing-masing subsatker perlu adanya pengendalian sehingga
relaisasi anggaran dapat digunakan sesuai peruntukannya dengan
alokasi anggaran yang sudah ditentukan , sehingga pada akhir tahun
tidak terjadi adanya siar (kelebihan / pengembalian anggaran);

c. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dari masing-


masing subsatker perlu dianalisa dan dievaluasi tentang pencapaian
kinerja, program anggaran yang sudah dilaksanakan oleh subsatker,
hasil analisadan evaluasi dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan langkah kebijakan selanjutnya, agar
program kerja dan anggaran tahun berikutnya bisa dilaksanakan
dengan lebih baik dari sebelumnya.

2. Dasar

a. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010,


tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian
Resort dan Kepolisian Sektor;

b. Undang – undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
c. Surat Keputusan Kapolda Jatim No. Pol : SKEP/231/III/2007 tanggal 29
Maret 2007, tentang pedoman penyusunan naskah produk – produk
sisrenstra Polri dilingkungan Polda Jatim;

d. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


Nomor : SKEP/1/I/2008 tanggal 18 Januari 2008, tentang pedoman
penyusunan rencana kerja dilingkungan Polri;

e. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.


Pol. : SKEP/4/VII/2009 tanggal 1 Juli 2009, tentang draft akhir panduan
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dilingkungan Polri;

f. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol


: SKEP/572/XI/2009 tanggal 2 November 2009, tentang draft akhir
panduan penyusunan rencana kerja dilingkungan Polri;

g. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :


KEP/53/I/2010 tanggal 29 Januari 2010, tentang rencana strategis
Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2010 – 2014;

h. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : KEP/


309/V/2010 tanggal 18 Mei 2010, tentang penetapan indikator kinerja
utama renstra Polri TA. 2010 – 2014.

3. Maksud dan tujuan

a. Maksud

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian


Perencanaan Polres Bangkalan dimaksudkan untuk dijadikan pedoman
kerja dalam pelaksanaan tugas di bagian perencanaan agar dapat
dilaksanakan secara optimal dan mencapai hasil yang maksimal.

b. Tujuan

Tujuan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian


Perencanaan adalah untuk persamaan persepsi dan komitmen
bersama dalam menjabarkan dan merealisasikan tugas di Bagian
Perencanaan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

4. Ruang lingkup

Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian Perencanaan ini meliputi


pelaksanaan tugas Penyusunan Rencana Kerja (Renja), mengendalikan
program dan anggaran serta menganalisis dan mengevaluasi atas
pelaksanaannya serta merencanakan pengembangan satuan kewilayahan di
Polres Bangkalan dan jajarannya.
5. Tugas Pokok

Dalam pelaksanaan tugas di Bagian Perencanaan menyelenggarakan


kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan Perencanaan jangka sedang dan jangka


pendek Polres, antara lain Rencana Strategis (Renstra), Rancangan
Renja dan Renja;

b. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran Polres dalam


bentuk Rencana Kerja Anggaran Kementerian.Lembaga (RKA-KL),
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), penyusunan penetapan
kinerja, Kerangkan Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Reference (TOR)
dan Rencian Anggaran Biaya;

c. Pembuatan administrasi otorisasi anggaran tingkat Polres;

d. Pemantauan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran


(LRA) dan pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satker dalam
bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
meliputi analisis target pencapaian kinerja, program dan anggaran.

6. Tata Urut

a. PENDAHULUAN
b. PELAKSANAAN
c. WASDAL
d. SARANA DAN PRASARANA
e. DUKUNGAN ANGGARAN
f. PENUTUP

II. PELAKSANAAN

Pelaksanaan tugas di Bagian Perencanaan Polres Bangkalan telah dijabarkan


sesuai dengan standar operasional prosedur sebagai berikut :

1. Penyusunan Rencana Strategi Polres Bangkalan

a. Renstra Polri/Polda Jatim sebagai acuan;


b. Kirintelstrat Polres Bangkalan 5 Th;
c. Membuat sprin tim Pokja ;
d. Penyusunan rencana tindak prioritas Polres Bangkalan 5 Th sebagai
lampiran satu renstra;
e. Penyusunan target pembangunan dan rencana kebutuhan anggaran
Polres Bangkalan 5 Th sebagai lampiran dua renstra;
f. Pendistribusian renstra Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan;
g. Pendistribusian renstra Polres Bangkalan kepada Subsatker jajaraj
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
2. Penyusunan Rancangan Renja

a. Membuat Sprin rancangan renja;


b. Membuat Nota Dinas tentang permintaan Kirka Intelkam;
c. Visi dan Misi Polda Jatim;
d. Visi dan Misi Polres Bangkalan;
e. Sasaran prioritas ;
f. Arah kebijakan Polda Jatim dan Polres Bangkalan;
g. Program kegiatan dan usulan pagu ideal Polres Bangkalan;
h. Rencana Kerja Tahunan ( RKT );
i. Penyusunan aplikasi Renja Kementerian/Lembaga ( Renja Kl );
j. Membuat Keputusan Kapolres Bangkalan;
k. Pendistribusian Tapja Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan .

3. Pembuatan Renja

a. Membuat Sprin Renja


b. Visi dan Misi Polda Jatim;
c. Visi dan Misi Polres Bangkalan;
d. Tujuan jangka menengah Polda jatim dan Polres Bangkalan;
e. Sasaran prioritas Polda Jatim dan Polres Bangkalan;
f. Arah kebijakan Polda Jatim dan Polres Bangkalan;
g. Penyusunan Program kegiatan dan pagu indikatif;
h. Aplikasi Renja KL;
i. Membuat Keputusan Kapolres Bangkalan;
j. Pendistribusian Tapja Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan.

4. Penyusunan DIPA/RKA-KL

a. Lakip tahun sebelumnya sebagai acuan;


b. Membuat Sprin Pokja ;
c. Menyusun rencana kebutuhan Ideal;
d. Menyusun pagu Indikatif;
e. Menyusun pagu sementara;
f. Menyusun pagu definitif.

5. Penyusunan Penetapan Kinerja ( TAPJA )

a. Membuat Sprin Tapja;


b. Membuat surat telegram ke Subsatker Jajaran Polres Bangkalan;
c. Menjabarkan DIPA RKA-KL Polres Bangkalan ke dalam Penetapan
Kinerja;
d. Pendistribusian Tapja Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan ;
e. Pendistribusian Tapja Polres Bangkalan kepada Subsatker Jajaran
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
6. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja / TOR dan RAB

a. Menginventarisir jenis kegiatan yang perlu dibuatkan TOR dan RAB;


b. Bekerjasama dengan pihak atau Instansi terkait dalam penyusunan
TOR dan RAB;
c. Melengkapi dokumen pendukung penyusunan TOR dan RAB.

7. Pembuatan Administrasi Otorisasi Anggaran tingkat Polres

a. Menginventarisir Subsatker yang tidak terdukung anggaran;


b. Mengajukan kebutuhan anggaran subsatker yang tidak terdukung
anggaran;
c. Menyusun rencana pendistribusian anggaran ;
d. Melakukan analisa dan evaluasi pelaksanaan anggaran.

8. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ( LRA )

a. Menyusun laporan realisasi anggaran berdasarkan Sakpa;


b. Pendistribusian LRA Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan .

9. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP )

a. Membuat Sprin Penyusunan Lakip;


b. Mengevaluasi Kinerja Subsatker;
c. Mengevaluasi Pengukuran Subsatker;
d. Mengevaluasi penggunaan anggaran Subsatker;
e. Pendistribusian Lakip Polres Bangkalan kepada satuan atas sebagai
bahan laporan.

III. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas Bagian Perencanaan,


dilaksanakan secara berjenjang yang dilakukan oleh Paur dalam masing-masing
Subbag, Kasubbag Progar dan Kasubbag Dalgar, Paurmin dan Kabagren yang
selanjutnya hasil pelaksanaannya dilaporkan Kapolres.

IV. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang dimiliki Bagian Perencanaan dalam mendukung


kelancaran pelaksanaan tugasnya meliputi:

1. 1 ( satu ) unit Komputer


2. 1 ( satu ) unit Printer

V. DUKUNGAN ANGGARAN

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas di Bagian Perencanaan Polres


Bangkalan menggunakan anggaran DIPA/RKA-KL dan disesuiakan dengan
kebutuhan.
VI. PENUTUP

Demikian pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian


Perencanaan Polres Bangkalan, untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
tugasnya.

Bangkalan, Pebruari 2011


KEPALA KEPOLISIAN RESORT BANGKALAN

R. KASERO MANGGOLO,. M.H., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 69080650
KEPOLISIAN NEGARA REP[UBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TIMUR
RESORT BANGKALAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


BIDANG BAGSUMDA

I. PENDAHULUAN

1. Penyelenggaraan fungsi Kepolisian dalam era reformasi memerlukan


penyesuaian dan perubahan aspek Struktural ( berkaitan dengan jati diri
Organisasi ) Instrumental ( fungsi kewenangan dan kompetensi ) serta
kultural ( jati diri sikap dan prilaku Kepolisian , baik perorangan maupun
satuan yang tercermin dari pelayanan Kepolisian ).

2. Dalam memberikan pelayanan kepada personil / PNS Polri yang


berkaitan
dengan pembinaan karier, kesejahteraan personil Polri dan lain
sebagainya yang memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan
pembinaan guna meningkatkan kwalitas yang dimiliki oleh masing –
masing individu personil / PNS Polri.

3. Untuk memberikan pemahaman dan kelancaran dalam pelaksanaan


tugas sehari – hari maka diperlukan pedoman / Standar kerja sesuai
dengan tuntutan tugas yang dihadapi olah masing – masing unit kerja.

II. DASAR

1. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Kapolri No. Pol :Skep/ 187/IV/1989 tanggal 24 April 1989
tentang Manajemen Operasional Kepolisian ( MOP )
3. Surat Keputusan Kapolri No.Pol:Skep/823/X/2004 tanggal 29 Oktober
2004 tentang pendelegasiaan wewenang dan tanggung jawab penerbitan
adnimistrasi mengenai skep Kenaikan Gaji berkala bagi anggota Polri
4. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/993/XII/2004 tanggal 29
Desember 2004 tentang pedoman administrasi pengakhiran dinas
anggota Polri
5. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/232/IV/2005 tanggal 19 April 2005
tentang Kenaikan pangkat reguler dilingkungan Polri.
6. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/233/IV/2005 tanggal 19 April 2005
tentang penghargaan pada anggota Polri.

7. Peraturan Kapolri nomor : 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010


tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian
Resort dan Kepolisian Sektor
8. Keputusan Kapolda Jatim nomor : Kep/119/II/2010 tanggal 06 Pebruari
2010 tentang pedoman mutasi / pengangkatan dalam jabatan di
lingkungan Polda Jatim.

III. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP ) ini untuk


dijadikan pedoman bagi para pejabat yang membidangi pada tugasnya
masing – masing sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.

2. Tujuan pembuatan Standar Operasional Prosedur ini adalah sebagai


acuan dan pedoman dalam pelaksanaan tugasnya sehingga ada
keseragaman dan pemahaman terhadap pekerjaan yang dilaksanakan.

IV. RUANG LINGKUP

1. Ruang lingkup pembuatan Standar Operasional Prosedur ini berkaitan


dengan pelayanan baik Intern maupun Exstern Polri

2. Peningkatan koordinasi antar Staf yang ada di masing – masing Bagian,


Satuan dan Skesi / Unit

V. TUGAS POKOK

1. Kabagsumda sebagai unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang


berada di bawah Kapolres

2. Kabagsumda melaksanakan pembinaan Administrasi personil, sarana dan


prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dan
penerapan Hukum.

3. Kabagsumda yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam


pelaksanaannya tugas sehari – hari dibawah kendali Waka Polres.

VI. SASARAN

1. Pembinaan dan Administrasi Personil :

a. usulan kenaikan pangkat ( UKP )


b. kenaikan gaji berkala ( KGB )
c. mutasi, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan
d. rohani, jasmani dan tanda kehormatan
e. pelatihan fungsi tekhis
f. pelayanan kesehatan

2. Pembinaan Administrasi sarana dan prasarana :

a. penerimaan Matlog
b. penyimpanan Matlog
c. pendistribusian Matlog
d. penatausahaan BMN
e. pengadaan Matlog
f. pemeliharaan Matlog

3. Pelayanan bantuan dan penerapan Hukum :

a. bantuan Hukum kepada Institusi dan personil Polres dan


keluarganya
b. berikan pendapat dan saran Hukum
c. laksanakan penyuluhan Hukum

VII. PENJABARAN SOP BAGSUMDA

1. pelaksanaan tugas Bagsumda meliputi kegiatan bidang UKP, KGB,


mutasi/ pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan, pembinaan
Rohani , jasmani, usul tanda kehormatan , pelatihan fungsi tekhis,
pelayanan kesehatan, penerimaan Matlog, penyimpanan Matlog,
pendistribusian Matlog, penatausahaan BMN, pengadaan / pemeliharaan
Matlog, penerapan Hukum dan penyuluhan Hukum

2. adapun urut – urutan penjabaran SOP dari masing – masing bidang


antara lain sebagai berikut :

a. Kenaikan pangkat Reguler :

1). Kenaikan pangkat ke dan dalam Golongan Perwira Tinggi,


tidak terikat kala waktu kenaikan pangkat periode 01 Januari
maupun 01 juli.

a) Kenaikan pangkat dari AKP ke Kompol :


(1) Perwira Lulusan PTIK / Selapa / S.3
(a) Masa Dinas Perwira (MDP)
: 11 Tahun
(b) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun
(c) Telah menduduki Jabatan Struktural /
Fungsional : IV.A.2
(2) Dik S.2
(a) Masa Dinas Perwira (MDP)
: 12 Tahun
(b) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun

(c) Telah menduduki Jabatan Struktural /


Fungsional : IV.A.2

(3) Perwira Non Dikbang


(a) Masa Dinas Perwira (MDP)
: 13 Tahun
(b) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun
(c) Telah menduduki Jabatan Struktural /
Fungsional : IV.A.2

b) Kenaikan pangkat dari Iptu ke AKP :


Perwira Lulusan Akpol, PPSS, Setukpa
(1) Masa Dinas Perwira (MDP)
: 6 Tahun
(2) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun
(3) Telah menduduki Jabatan Struktural /
Fungsional : IV.B.1

c) Kenaikan pangkat dari Ipda ke Iptu :


Perwira Lulusan Akpol, PPSS, Setukpa
(1) Masa Dinas Perwira (MDP)
: 3 Tahun
(2) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun
(3) Telah menduduki Jabatan Struktural /
Fungsional : IV.B.2

d) Kenaikan pangkat dari Aipda ke Aiptu :


Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 2 Tahun

e) Kenaikan pangkat dari Bripka ke Aipda :


Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 5 Tahun

f) Kenaikan pangkat dari Brigadir ke Bripka :


Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 4 Tahun

9) Kenaikan pangkat dari Briptu ke Brigadir :


Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 4Tahun

h) Kenaikan pangkat dari Bripda ke Briptu :


Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP)
: 4 Tahun

2) pelaksanaan

a) Ketentuan Penghitungan Masa Dinas Perwira (MDP)


adalah sebagai berikut :

(1) Bagi Perwira dari sumber pendidikan Akpol,


Sepa / PPSS, dan Setukpa Polri penghitungan
Masa Dinas Perwira (MDP) nya sejak tanggal
pelantikan sebagai Perwira.

(2) Bagi UKP PA yang bersumber dari PA Bea


Siswa, masa kerja PA dihitung dari TMT Kep
Presiden dan Skep Kapolri tentang penggajian
dan pengangkatan menjadi Perwira.

b) Ketentuan dan Proses Kenaikan Pangkat :

(1) Kenaikan Pangkat Reguler.

(a) Kenaikan pangkat reguler dilaksanakan


2 (dua) kali atau 2 (dua)
(b) Periode dalam waktu 1 (satu) tahun
yaitu UKP Periode 1 Januari dan 1 Juli.

(2) Kenaikan pangkat Perwira yang sedang


mengikuti pendidikan pengembangan Selapa,
PTIK / S2, S3 dan Sespim serta pendidikan
kedinasan lainnya yang dilaksanakan lebih dari
6 (enam) bulan dapat diusulkan dengan
ketentuan sebagai berikut :

(a) Telah memenuhi syarat Masa Dinas


Perwira (MDP) dan Masa Dinas Dalam
Pangkat Perwira (MDDP) dengan tidak
diperhitungkan pendidikan yang sedang
ditempuhnya / masih berstatus Pasis.
(b) Sebelum yang bersangkutan mengikuti
pendidikan telah menduduki jabatan
sebagai syarat kenaikan pangkatnya.
(c). Bagi Pasis yang diusulkan dari lembaga
pendidikan dan belum teralisasi
kenaikan pangkatnya selama dalam
pendidikan, maka Usul Kenaikan
Pangkat (UKP) nya tidak berlaku lagi.

(3) Kenaikan pangkat bagi anggota Polri yang


bertugas diluar jabatan struktural dan
fungsional Polri sebagai berikut :
Bagi anggota Polri yang bertugas diluar
kesatuan / lingkungan organisasi Polri dalam
jabatan struktural / fungsional, maka Usul
Kenaikan Pangkat (UKP) nya dapat diusulkan
dari Kasat
Organisasi / Kesatuan masing masing atas
dasar usulan dari Instansi pengguna / user
sesuai jenjang jabatannya dengan
memperhatikan tataran kewenangan yang
mengatur tentang usul kenaikan pangkat
tersebut.

(4) Penggolongan kenaikan pangkat.

(a) Kenaikan pangkat golongan Perwira


dari Ipda sampai dengan Pati adalah
sebagai berikut :

(1) Syarat umum usul kenaikan


pangkat (UKP) :

(a) Kondite dan prestasi kerja


baik yang dinyatakan
dengan Dapen minimal 73
(tujuh puluh tiga).

(b) Menduduki jabatan penuh


pada jabatan Strutural /
Fungsional sesuai dengan
DSP/TOP/Eselon jabatan
berdasarkan Surat
Keputusan dari Pejabat
yang berwenang (kecuali
jabatan di
Puskoppol/Primkoppol
tidak dapat diusulkan
sebagai syarat kenikan
pangkatnya).

(c) Peninjauan sejak


menjalani Jabatan tidak
melakukan hal-hal yang
menyebabkan penundaan
kenaikan pangkat itu.

(d) Memenuhi Masa Dinas


Perwira (MDP) minimal
yang ditetapkan pada
masing masing
kepangkatan dan memiliki
Masa Dinas Dalam
Pangkat (MDDP) minimal
2 tahun (kecuali golongan
Pati).
(2) Kenaikan pangkat golongan
Bintara dari Bripda sampai
dengan Aiptu adalah sebagai
berikut :

(a) Syarat umum Usulan


Kenaikan Pangkat :

(b) Kondite dan prestasi kerja


baik dan Dapen minimal 70
yang ditulis didalam metrik
usulan.
(c) Berpangkat Bintara efektif
sesuai ketentuan yang
berlaku.
(d) Diusulkan oleh Kasatker.
(e) Selama diUKP kan tidak
melakukan hal-hal yang
dapat menyebabkan
penundaan kenaikan
pangkat.
(f) Kewenangan penanda
tanganan Skep Bintara
dilingkungan Mabes Polri
adalah kewenangan Kapolri
yang didelegasikan kepada
Karo Binkar De SDM Polri
(atas nama De SDM Kapolri
Karo Binkar).
(g) Kewenangan
penandatanganan Skep
diSatuan Organisasi
Kewilayahan / Polda adalah
kewenangan Kapolri dan
didelegasikan kepada
Kapolda setelah terlebih
dahulu mendapatkan
persetujuan dari Kapolri
(atas nama Kapolri).

3) Tataran Kewenangan

a) Kenaikan pangkat ke Komisaris Besar Polisi (KOMBES)


sampai dengan Pati Bintang empat (Jendral Polisi)
merupakan kewenanganPresiden berdasarkan usulan
Kapolri.

b) Kenaikan Pangkat ke Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)


dan Komisaris Polisi (KOMPOL) merupakan kewenangan
Kapolri berdasarkan usulan usulan Kasat Organisasi.

c) Kenaikan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ke bawah


merupakan kewenangan De SDN Kapolri.

4) Administrasi

a) Persyaratan administrasi UKP Perwira

Berkas UKP dari Satuan Organisasi pengusul kepada


pejabat yang berwenang :

(1) Surat Usulan Kenaikan Pangkat ditanda tangani oleh


Kapolda / Kasat Organisasi (tidak atas nama
Kapolda /Kasat Organisasi) dan apabila Usulan
Kenaikan Pangkat lebih dari 1 (satu) orang dibuat
secara kolektif dan dibuat matrik sesuai kelompok
masing masing tingkat kepangkatan

(2) Usulan kenaikan Pangkat harus dilampirkan :


(a) Riwayat hidup singkat.
(b) Salinan /Foto copy skep pengangkatan
pertama menjadi anggota Polri.
(c) Salinan /Foto copy skep pengangkatan
pertama sebagai Perwira.
(d) Salinan /Foto copy skep pangkat terakhir.
(e) Salinan /Foto copy penetapan gaji terakhir.
(f) Salinan /Foto copy jabatan terakhir.
(g) Salinan /Foto copy skep sprinlak jabatan
terakhir sesuai DSP.
(h) Daftar penilaian (dapen) Perwira minimal 73.
(i) Salinan /Foto copy ijazah Diktuk dan Dikbang /
S.2 /S.3 Yang memiliki.
(j) Surat keterangan Hasil Penelitian Khusus
(SKHP) bagi yang berpangkat AKP kebawah.
(3) Usulan Kenaikan Pangkat Periode 1 Januari berkas
harus sudah diterima oleh Pejabat yang berwenang di
Mabes Polri paling lambat tanggal 31 September
(tahun sebelumnya), penerimaan berkas lewat waktu
yang telah ditentukan tersebut akan diproses untuk
periode berikutnya 1 Juli tahun yang sama.

(4) Usulan Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli berkas harus


sudah diterima oleh Pejabat yang berwenang di
Mabes Polri paling lambat tanggal 31 Maret tahun
sebelumnya, penerimaan berkas lewat waktu yang
telah ditentukan tersebut akan diproses untuk periode
berikutnya 1 Januari tahun berikutnya.

(5) Usulan Kenaikan Pangkat hanya berlaku 2 (dua) kali


periode, untuk Periode berikutnya harus diusulkan
(diperbaruhi kembali) oleh Kasat Organisasi apabila
Usulan Kenaikan Pangkat tidak terealisir.

b) Persyaratan administrasi UKP Bintara

(1) Surat usulan kenaikan pangkat ditanda tangani oleh


Kapolda / Kasat Organisasi dan apabila Usulan
Kenaikan Pangkat lebih dari 1 (satu) orang dibuat
secara kolektif menurut kelompok masing masing
jenis kepangkatan.

(2) Usulan Kenaikan Pangkat yang harus dikirimkan ke


Mabes Polri :

(a) Riwayat hidup singkat.


(b) Salinan/foto copy Skep pangkat pertama
menjadi anggota Polri.
(c) Salinan/foto copy Skep pangkat terakhir.
(d) Surat keterangan hasil penelitian khusus
(SKHP) cukup dituliskan nomornya Litsus pada
daftar nominatif kolom Litpers.
(e) Foto copy Sprin bagi yang pernah
melaksanakan tugas didaerah konflek wilayah
hukum Polda NAD.

(f) Daftar Nilai (dapen) minimal 70.

(3) Usulan Kenaikan Pangkat Periode 1 Januari berkas


harus sudah diterima oleh Pejabat yang berwenang di
Mabes Polri paling lambat tanggal 31 September
(tahun sebelumnya), penerimaan berkas lewat waktu
yang telah ditentukan tersebut akan diproses untuk
periode berikutnya 1 Juli.
(4) Usulan Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli berkas harus
sudah diterima oleh Pejabat yang berwenang di
Mabes Polri paling lambat tanggal 31 Maret tahun
yang sama penerimaan berkas lewat waktu yang
telah ditentukan tersebut akan diproses untuk periode
berikutnya 1 Januari tahun berikutnya.

(5) Memenuhi syarat lain yang dianggap perlu oleh


Kasatker berdasarkan Surat Keputusan.

(6) Usulan Kenaikan Pangkat hanya berlaku 2 (dua) kali


periode, untuk Periode berikutnya harus diusulkan
(diperbaruhi kembali) oleh Kasatker apabila Usulan
Kenaikan Pangkat tidak terealisir

5) Kenaikan Pangkat Penghargaan

a) Pedoman kenaikan pangkat penghargaan :

(1). Kenaikan pangkat penghargaan diberikan secara


selektif kepada Anggota Polri sebagai penghargaan
karena jasa-jasanya dalam pengabdian dilingkungan
Polri secara maksimal dengan dedikasi dan prestasi
kerja yang optimal
(2) Memiliki bintang bhayangkara nararya
(3) kenaikan pangkat penghargaan merupakan pangkat
efektif terakhir dan berlaku sampai dengan perwira
tinggi ( Pati ) Bintang dua ( Irjen Polisi )
(4) Kenaikan pangkat penghargaan diusulkan 6 ( enam )
bulan sebelum anggota polri yang bersangkutan
pensiun
(5) kenaikan pangkat penghargaan pilihan ke Kombes
Pol sampai dengan Irjen Pol diajukan oleh Kapolri
kepada Presiden RI untuk mendapat pengesahan
kenaikan pangkatnya sedangkan untuk pangkat ke
AKBP kebawah ditetapkan berdasar Surat Keputusan
Kapolri
(6) Kenaikan pangkat penghargaan diberikan selama 3
( tiga ) bulan dan paling lambat 1 ( satu ) bulan
sebelum yang bersangkutan pensiun serta
mempunyai akibat administrasi penuh
(7) Usul kenaikan pangkat penghargaan diproses
bersamaan denganusul kenaikan pangkat reguler
( periode 01 januari dan 01 juli ) sedangkan TMT
kenaikan pangkat penghargaan tidak terikat kala
waktu ( disesuaikan dengan TMT
pensiun )
(8) usul kenaikan pangkat penghargaan yang melewati
batas waktu yang telah ditentukan atau sudah
pensiun tidak dapat diproses

b) Syarat umum
(1) Diberikan secara selektif kepada anggota Polri yang
memenuhi masa dinas perwira ( MDP ) dan MDDP
minimal sebagai beikut :
(a) Kenaikan pangkat penghargaan ke AKBP
dengan persyaratan memiliki masa dinas
perwira ( MDP ) minimal 15 ( lima belas ) tahun
dan masa dinas dalam pangkat ( MDDP ) 2
( dua ) tahun dan telah memiliki masa kerja 30
(tiga puluh ) tahun dalam dinas kepolisian dan
mencapai usia minimal 57( lima puluh tujuh )
tahun.

(b) Kenaikan pangkat penghargaan ke KOMPOL


dengan persyaratan memiliki masa dinas
perwira ( MDP ) minimal 11 ( sebelas )
tahun dan masa dinas dalam pangkat
( MDDP ) 2 ( dua ) tahun
dan telah memiliki masa kerja 30 (tiga puluh )
tahun dalam dinas kepolisian dan mencapai
usia minimal 57( lima puluh tujuh ) tahun.

(c) Kenaikan pangkat penghargaan ke AKP


dengan persyaratan memiliki masa dinas
perwira ( MDP ) minimal 6 ( enam ) tahun dan
masa dinas dalam pangkat ( MDDP ) 2 ( dua )
tahun dan telah memiliki masa kerja 30 (tiga
puluh ) tahun dalam dinas kepolisian dan
mencapai usia minimal 57( lima puluh tujuh )
tahun.

(d) Kenaikan pangkat penghargaan ke IPTU


dengan persyaratan memiliki masa dinas
perwira ( MDP ) dan masa dinas dalam
pangkat ( MDDP ) 2 ( dua ) tahun serta usia
minimal 57( lima puluh tujuh ) tahun.

(e) Kenaikan pangkat penghargaan Aipda ke


bawah denga persyaratan memiliki masa dinas
dalam pangkat minimal 3 ( tiga ) tahun 6
( enam ) bulan bulan serta usia minimal
57( lima puluh tujuh ) tahun.
(2) Personil Polri tersebut melaksanakan tugasnya
secara

(a) sempurna dan tidak cacat


(b) tanpa terputus ( terus menerus )
(c) dengan dedikasi danb prestasi kerja yang
tinggi

(3) yang bersangkutan mencapai usia maksimum dalam


dinas kepolisian dan akan diberhentikan dengan
hormat dari dinas kepolisian pada usia maksimum 58
( lima puluh delapan ) tahun.
(4) dapat dijadikan suri tauladan bagi personil Polri
lainnya
(5) Memiliki bintang bhayangkara nararya
(6) Kenaikan pangkat penghargaan diberikam maksimal
selama 3 bulan dan paling lambat 1 bulan sebelum
yang bersangkutan pensiun dan mempunyai akibat
administrasi penuh
(7) kenaikan pangkat penghargaan merupakan pangkat
efektif terakhir dan berlaku sampai PATI bintang dua
(8) Bagi personil Polri yang mendapat KPH tetap pensiun
menurut usia maksimum dinas kepolisian ( 58 tahun )

c) Syarat Administrasi

(1) diusulkan oleh Kasatker dan tidak dapat disatukan


dengan UKP reguler

(2) diberikan alasan alasan yang urgent untuk


mendukung kenaikan pangkat penghargaan
disamping syarat umum terpenuhi
(3) berkas dilampirkan

(a) Surat keputusam bintang bhayangkara nararya


(b) Riwayat hidup lengkap
(c) Fotocopy skep pengangkatan pertama
(d) foto copy skep menjadi PA bagi reguler
(e) foto copy skep pangkat terakhir

(4) Dapen yang bersangkutan minimal 75


(5) SKHP bagi AKP ke bawah
(6) diusulkan selambat lambatnya 6 bulan sebelum yang
bersangkutan pensiun

b. Kenaikan Gaji Berkala

1) proses pengurusan Kenaikan Gaji berkala


a) Penberian kenaikan gaji berkala untuk pangkat
Bintara dan PNS Polri Golongan II diselenggarakan
dengan penetapan keputusan oleh pejabat yang
berwenang dalam hal ini Kapolres Sidoarjo
sebagaimana diatur dengan Skep Kapolri Nopol :
Skep/1542/X/ 2001 tanggal 26 Oktober 2001 tentang
pendelegasian wewenang dalam pembinaan sumber
daya manusia Polri.
b) Pemberian kenaikan gaji berkala pangkat Bintara dan
PNS Polri Gol II tidak dapat berlaku surut lebih dari 2
tahun .
c) Penundaan kenaikan gaji berkala bagi personel Polri
dan PNS Polri ditetapkan dengan penetapan
keputusan oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini
Kapolres Sidoarjo.

2) ketentuan Kenaikan Gaji berkala

Kenaikan gaji pokok Polri dan PNS Polri hak-ketentuan


ditentukan oleh Peraturan pemerintah tentang daftar gaji
pokok baru Polri / PNS , dari tahun 2003 s/d 2010 daftar gaji
telah mengalami penyesuaian yang telah ditetapkan oleh
peraturan pemerintah antara lain sebagai berikut :
a) Surat edaran Dirjen anggaran Nomor : SE-34/A/2003
tanggal 25 Pebruari 2003
b) Peraturan pemerintah Nomor 66 tahun 2005 tanggal
28 Desember 2005
c) Peraturan pemerintah Nomor 029/WBP.15/PK
01/2007 tanggal 18 Januari 2007
d) Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2008 tanggal
4 Pebruari 2008
e) Peraturan pemerintah Nomor 08 tahun 2009 tanggal
16 Januari 2009
f) Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 201 tanggal 5
Pebruari 2010

3) daftar Kenaikan Gaji berkala

Daftar Kenaikan pokok gaji anggota Polri dan PNS Polri baru
telah ditetapkan dengan Peraturan pemerintah Nomor 27
tahun 201 tanggal 5 Pebruari 2010 ( sebagaimana
tercantum dalam daftar lampiran )

4) pendelegasian wewenang
Sesuai ketentuan yang berlaku yang diatur dengan Skep
Kapolri Nopol : Skep/1542/X/ 2001 tanggal 26 Oktober 2001
tentang Pendelegasian wewenang dalam pembinaan
sumber daya manusia Polri, telah diatur sebagai berikut :
a) Penetapan kenaikan gaji berkala untuk Pati dan
Pamen Polri wewenang Kapolri didelegasikan kepada
Desumdaman, dikuasakan dan ditanda tangani oleh
Desumdaman dilaksanakan oleh Subdit Binjahril.
b) Penetapan kenaikan gaji berkala untuk Pama di
lingkungan Polda wewenang Kapolri didelegasikan
kepada Kapolda, ditanda tangani oleh Kapolda
dilaksanakan oleh Ro SDM Polda.
c) Penetapan kenaikan gaji berkala untuk Bintara di
lingkungan Poltabes, Polres Metro/ Polresta/ Polres ,
wewenang Kapolri didelegasikan kepada Kapolda ,
dikuasakan kepada Kapolres dan ditanda tangani
oleh Kapolres dilaksanakan oleh Bagsumda Polres.
d) Sedangkan untuk petikan keputusan kenaikan gaji
berkala bagi Pamen Polri oleh Subdit Binjahril, untuk
Pama di lingkungan Polda oleh Ropers Polda dan
Bintara / Tamtama di lingkungan Polres ditanda
tangani oleh Kabagsumda Polres.
e) Kenaikan gaji berkala bagi PNS Golongan III
diselenggarakan oleh Ropers Polda.
f) Sedangkan untuk penetapan kenaikan gaji berkala
untuk PNS golongan II ke bawah di lingkungan
Polres diterbitkan surat pemberitahuan kenaikan gaji
berkala yang ditanda tangani oleh Kabagmin Polres.

c. mutasi / pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan

1) Wewenang mutasi Pama, Bintara dan PNS Polri

a) Mutasi dengan kepangkatan Ipda dan Iptu dan PNS


Gol III a/b di lingkungan Polres adalah Kapolres
melaksanakan koordinasi dengan Pembina fungsi
pembinaan Sumber Daya Manusia ( Ro SDM )
sebelum melaksanakan sidang DPK selanjutnya
Kapolres mengusulkan kepada Kapolda u.p. Karo
SDM untuk diproses lebih lanjut guna mendapatkan
rekomendasi, kemudian diterbitkan Keputusan
Kapolres, untuk selanjutnya dilaporkan kepada
Kapolda Jatim u.p. Karo SDM untuk pendataan yang
dalam pelaksanaannya oleh Bagsumda Polres :
b) Mutasi dengan kepangkatan Bintara dan PNS Gol II
di jajaran Polres adalah Kapolres melaksanakan
proses sidang DPK sesuai tingkatan masing – masing
dan diterbitkan Keputusan Kapolres selanjutnya
dilaporkan kepada Kapolda Jatim u.p. Karo SDM
untuk pendataan dalam pelaksanaannya oleh
Bagsumda Polres:

2) Tata cara / mekanisme mutasi

. a) Usulan mutasi / pengangkatan dalam jabatan dengan


kepangkatan Kompol dan PNS Gol IV a/b yang
menjadi kewenangan Kapolda, Kapolres
melaksanakan koordinasi dengan Ro SDM sebelum
melaksanakan sidang DPK, selanjutnya Kapolres
mengusulkan kepada Kapolda Jatim u.p Karo SDM
b) Usulan mutasi jabatan AKP dan PNS Gol III c/d
adalah
Kapolres melaksanakan koordinasi dengan Ro SDM
Polda sebelum melaksanakan sidang DPK
selanjutnya mengusulkan kepada Kapolda Jatim u.p
Karo SDM, untuk mendapat Keputusan
c) Usulan mutasi / pengangkatan dalam jabatan dengan
kepangkatan AKP dan PNS Gol III c/d yang akan
keluar dari Polres dalam jajaran Polda Jatim,
Kapolres mengusulkan permohonan personel yang
bersangkutan tanpa menyebut jabatan, serta
melengkapi persyaratan administrasi yang telah
ditentukan kepada Kapolda Jatim u.p Karo SDM

d) Usulan mutasi / pengangkatan dalam jabatan dengan


kepangkatan AKP dan PNS Gol III c/d yang akan
keluar Polda dari Polres, Kapolres mengusulkan
permohonan personel yang bersangkutan tanpa
menyebut jabatan, serta melengkapi persyaratan
administrasi yang telah ditentukan kepada Kapolda
Jatim u.p Karo SDM selanjutnya untuk diproses
dalam sudang DPK tingkat Polda dan diusulkan ke
Mabes Polri
e) Usulan mutasi / pengangkatan dalam jabatan dengan
kepangkatan Ipda / Iptu dan PNS Gol III a/b yang
akan keluar dari Polres dalam jajaran Polda Jatim,
Kapolres mengusulkan permohonan personel yang
bersangkutan tanpa menyebut jabatan, serta
melengkapi persyaratan administrasi yang telah
ditentukan kepada Kapolda Jatim u.p Karo SDM
f) Usulan mutasi / pengangkatan dalam jabatan dengan
kepangkatan AKP dan PNS Gol III c/d yang akan
keluar Polda dari Polres, Kapolres mengusulkan
permohonan personel yang bersangkutan tanpa
menyebut jabatan, serta melengkapi persyaratan
administrasi yang telah ditentukan kepada Kapolda
Jatim u.p Karo SDM selanjutnya untuk diproses
dalam sudang DPK tingkat Polda dan diusulkan ke
Mabes Polri

3) pertimbangan mutasi / pemberhentian dan pengangkatan

dalam jabatan

a) Pengalaman jabatan yang pernah dilampaui


sebelumnya dalam rangka pematangan kemampuan.
b) Penilaian konduite kemampuan dan kematangan jiwa
perwira yang bersangkutan sebagai bahan
pertimbangan Pimpinan.
c) Masa kerja Perwira ( MKPA) dan masa kerja pangkat
( MKPT ) sebagai bahan pertimbangan jabatan dan
pangkat berikutnya.
d) Kebutuhan organisasi yang mengharuskan pengisian
adanya formasi jabatan yang memungkinkan untuk
pembinaan karier Perwira yang bersangkutan.
e) Jangka waktu penugasan Perwira antara 2 s/d 5
tahun
dan dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai
kebutuhan organisasi.
f) Kondisi Psikologis dan status kesehatan.

4) wewenang mutasi Bintara

a) Mutasi dengan kepangkatan Bintara dan PNS Gol II


di jajaran Polres adalah Kapolres melaksanakan
proses sidang DPK sesuai tingkatan masing – masing
dan diterbitkan Keputusan Kapolres selanjutnya
dilaporkan kepada Kapolda Jatim u.p. Karo SDM
untuk pendataan dalam pelaksanaannya oleh
Bagsumda Polres

b) mengingat sangat kurangnya personel Polri Polres


Bangkalan yang berpangkat Perwira maka Bintara
Tinggi yang telah memenuhi persyaratan dan atas
dasar penilaian Pimpinan maka berdasrkan sidang
DPK diberikan tanggung jawab untuk menduduki
Jabatan Perwira

5) Tata cara mutasi Bintara


.
a) Usulan mutasi dengan Kepangkatan Ba dan PNS Gol
II yang akan keluar Polres dalam jajaran Polda Jatim,
Kapolres harus mengusulkan permohonan personel
yang bersangkutan serta melengkapi persyaratan
administrasi yang telah ditentukan kepada Kapolda
Jatim u.p Karo SDM untuk mendapat Keputusan
b) Usulan mutasi dengan Kepangkatan Ba dan PNS Gol
II yang akan keluar Polda Jatim, Kapolres harus
mengusulkan permohonan personel yang
bersangkutan serta melengkapi persyaratan
administrasi yang telah ditentukan kepada Kapolda
Jatim u.p Karo SDM , selanjutnya untuk proses lebih
lanjut dan diusulkan ke Mabes Polri
c) Untuk mutasi / pengangkatan dalam jabatan khusus
( Keuangan Polres, Bendahara Penerima ( BP ) dan
Ba Sandi dll dalam jajaran Polda Jatim , Kapolres
mengkoordinasikan dengan Ro SDM selanjutnya
mengusulkan kepada Kapolda Jatim u.p. Karo SDM
untuk diproses lebih lanjut kemudian diterbitkan
Keputusan Kapolda.

6) Pertimbangan mutasi Bintara

a) Pengalaman tugas yang pernah dilampaui


sebelumnya dalam rangka pematangan kemampuan.
b) Penilaian konduite kemampuan dan kematangan
tugas yang bersangkutan sebagai bahan
pertimbangan Pimpinan.
c) Kondisi Psikologis dan status kesehatan.

7) Pelaksanaan

a) Bag/Sat/Sek mengkoordinasikan usulan untuk mutasi/


pengangkatan daam jabatan baik di lingkungannya
maupun yang keluar.
b) Usulan mutasi/pengangkatan dalam jabatan dari
Bag/Sat/Sek digunakan sebagai bahan rencana
sidang DPK , sesuai tingkatan masing-masing.
c) Sekretaris DPK membuat jadwal pelaksanaan
sidang DPK.
d) Sidang DPK dipimpin oleh Ketua dan dihadiri oleh
seluruh anggota DPK sesuai tingkatannya.
e) Hasil sidang diajukan kepada Kapolres, untuk
mendapatkan Keputusan lebih lanjut

8) Susunan DPK tingkat Polres

a) Wakapolres : Ketua
b) Kabagsumda : Sekretaris.
c) Pajabat lain yang ditunjuk : anggota
d) Kasipropam : anggota
d. Serah terima Jabatan

Untuk serah terima jabatan Kepala Bag/ Sat / Sek diselenggarakan


dengan cara Upacara di Lapangan Apel dengan Irup atasan
langsung dan disaksikan oleh pejabat teras Polres Bangkalan, para
Kapolsek, Perwira dan Ketua Bhayangkari cabang dan Ranting
serta Pengurus Bhayangkari Bangkalan.

1) kelengkapan Upacara Sertijab

2) Pejabat – pejabat upacara

3) Kesatuan –kesatuan upacara

a) Inspektur Upacara

b). Personel yang melaksanakan serah terima jabatan

c). Pasukan peserta upacara ( Kelompok Perwira )

d). Bhayangkari

4) Pakaian

a) Irup : PDH

b) Pa Up : PDH

c) Pa Senior : PDH

d) Deputasi Pa : PDTU

e) Ajudan : PDH

f) Pembawa baki : PDH

g) Pembawa Acara : PDH

h) Bhayangkari : PSK

i) Bhayangkari yang dilantik : PSU

j) Pejabat yang dilantik : PDU - IV

5) pelaksanaan
Upacara serah terima jabatan Keapala Bag / Sat/ Sek
dilaksanakan dilapangan Apel sedangkan ruangan dijadikan
tempat kenal pisah pejabat.

6) Upacara serah terima jabatan dilapangan Apel dalam rangka

serah terima jabatan kepala Bag / Sat / Sek :

a) Acara persiapan

b) Bendera Merah Putih sudah berkibar

c) Kegiatan acara persiapan dimulai dari semua


persiapan kelengkapan upacara sampai dengan
laporan Perwira kepada Irup.

7) Acara pendahuluan

a) Laporan Paup kepada Irup

b) Irup memasuki lapangan upacara

c) Pa Senior menyiapkan pasukan

8) Acara pokok

a) Menyanyikan lagu Indonesia Raya, petugas sound


sistem memutar lagu Indonesia Raya

b) Penghormatan pasukan kepada Irup dipimpin oleh


Perwira Senior

c) Laporan Pejabat Personel

d) Pejabat lama dan baru mengambil tempat :

(1) Pejabat yang melaksanakan serah terima


jabatan menghadap Irup dan lapor (“LAPOR
SERAH TERIMA JABATAN SIAP “)

(2) Penanggalan dan penyematan tanda jabatan ,


pelaksanaannya Irup turun dari mimbar dan
menanggalkan tanda jabatan dan tanda
pangkat pejabat yang melaksanakan serah
terima jabatan setelah selesai kembali ke
mimbar Irup

(3) Penanda tanganan naskah serah terima


jabatan , pelaksanaannya pejabat yang
melaksanakan serah terima jabatan
mengambil tempat didepan meja naskah serah
terima, selanjutnya Irup menempatkan diri di
sisi lain sebelah meja penandatanganan
naskah , diawali dari pejabat lama kemudian
pejabat baru dan selanjutnya oleh Irup, setelah
selesai kembali ketempat semula

(4) Laporan resmi serah terima jabatan

(a) Pejabat lama laporan : “ LAPOR …


NAMA ….. PANGKAT ….
NRP….BERDASARKAN SURAT
PERINTAH KEPALA KEPOLISIAN
RESORT BANGKALAN NOMOR :
SPRIN /…../ …/…. TANGGAL …….
TELAH MENYERAHKAN TUGAS
WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB JABATAN WAKA , KABAG
,KASAT ,KAPOLSEK ………. POLRES
BANGKALAN KEPADA PANGKAT ……
NAMA …. , LAPORAN SELESAI “

(b) Pejabat baru laporan : “ LAPOR …


NAMA ….. PANGKAT ….
NRP….BERDASARKAN SURAT
PERINTAH KEPALA KEPOLISIAN
RESORT BANGKALAN NOMOR :
SPRIN /…../ …/…. TANGGAL …….
TELAH MENERIMA PENYERAHAN
TUGAS WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB JABATAN WAKA ,
KABAG ,KASAT ,KAPOLSEK ……….
POLRES BANGKALAN

DARI PANGKAT …… NAMA …. ,


SELANJUTNYA SIAP
MELAKSANAKAN TUGAS , LAPORAN
SELESAI “

(c) Pejabat yang melaksanakan serah


terima jabatan kembali ketempat semula
, didahului laporan “ SERAH TERIMA
JABATAN TELAH DILAKSANAKAN
LAPORAN SELESAI “

e) Sambutan Inspektur Upacara


f) Laporan Pejabat Personel

g) Penghormatan pasukan dipimpin oleh Perwira Senior

h) Menyanyikan lagu Padamu Negeri , petugas sound


sistem memutar lagu Padamu Negeri

9) Acara penutup

Upacara Serah terima Jabatan selesai, Kapolres Bangkalan


berkenan memberikan ucapan selamat diikuti oleh Pa dan
Bhayangkari

10) Sarana dan perlengkapan

a) Sarana dan perlengkapan Upacara Serah terima


jabatan Kepala Bag/Sat / Sek meliputi antara lain :

(1) Bendera Merah Putih sudah berkibar

(2) Mimbar upacara

(3) Meja penandatanganan naskah

(4) Naskah serah terima jabatan

(5) perlengkapan komunikasi

(6) Baki dan alas baki

(7) Tempat bolpoint dan bolpoint

(8) Susunan upacara

(9) Tempat bolpoint dan bolpoint

(10) Susunan upacara

b) Administrasi

Administrasi Upacara Serah terima jabatan Kepala


Bag/Sat/Sek meliputi antara lain :

(1) Surat perintah serah terima jabatan

(2) Surat telegram pemberitahuan serah terima


jabatan ke jajaran Polres Bangkalan

(3) Penyediaan naskah serah terima jabatan


(4) Susunan Upacara serah terima jabatan

(5) Laporan serah terima jabatan

e. Pengakhiran Dinas

1) 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan pensiun yang


bersangkutan dihubungi melalui telephone atau Telegram,
untuk melengkapi persyaratan administrasinya antara lain :

a) foto copy skep pengangkatan pertama menjadi anggota


Polri.

b) foto copy skep pangkat terakhir.

c) foto copy skep berkala terakhir.

d) foto copy tanggungan keluarga (KU I).

e) foto copy kartu penunukan istri (KPI) bagi Polki,


sedangkan untuk Polwan kartu penunjukan suami (KPS).

f) foto copy tanda penghargaan Bintang Bhayangkara


Nararya.

g) foto copy surat nikah.

h) foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan kuliah bagi


yang usianya diatas 21 th

i) Surat keterangan alamat pensiun.

j) Perincian gaji terakhir.

k) Pas photo 4 x 6 suami istri masing masing 10 lembar.

2) Setelah dilengkapi dibuatkan surat pengantar ke Kapolda


Jatim Up. KaroSDM dan berkas dikirim.

3) Setelah diproses di Polda Jatim dan Keputusan Pensiun dari


Kapolda Jatim sudah terbit, maka asli dari Keputusan
tersebut diserahkan ke yang bersangkutan sedang foto copy
Kep Siun tersebut diserahkan ke sikeu pensiun untuk
diuruskan surat keterangan penghentian pembayaran
penghasilan (SKPP) ke KPPN dan selanjutnya dikirim ke
Asabri Cabang Surabaya.
4) Untuk selanjutnya mengurus benefit Asabri dengan
persyaratan sebagai berikut :

a) Surat pengajuan pembayaran bentuk Asabri 43 AS;

b) Foto copy Skep pensiun;

c) Foto copy Skep pengangkatan pertama;

d) Foto copy SKPP;

e) Foto copy kartu tanda peserta Asabri;

f) Riwayat hidup singkat;

g) Foto copy daftar keluarga (KU I);

h) Foto copy KTP;

i) Surat pernyataan berhasrat/tidak berhasrat memperoleh


bantuan uang muka KPR BTN.

5) Setelah dilengkapi dibuatkan surat pengantar ke Kakancab PT


Asabri (Persero) Surabaya kemudian dikirim ke Asabri dan
selanjutnya menunggu panggilan pembayaran dari Asabri
melalui kantor Pos.

6) penyelenggaraan kegiatan administrasi

Dalam hal penyelenggaraan kegiatan administrasi


pengakhiran dinas anggota Polri meliputi :

a) Masa Persiapan Pensiun :

(1) Anggota Polri yang akan memasuki usia


pensiun maksimum diberi kesempatan
menjalani Masa persiapan Pensiun paling lama
1 Tahun.

2) Pemberian Masa Persiapan Pensiun


dimaksudkan agar kepada anggota tersebut
sebelum diberhentikan dapat segera
menyesuaikan diri diluar lingkungan Kepolisian
Negara republik Indonesia, serta untuk
menyiapkan penyelesaian / pengurusan Hak
Rawat Purna Pensiun.
b) Ketentuan selama menjalani Masa persiapan Pensiun
( MPP ).

(1) Tetap berstatus sebagai anggota.

(2) Selama menjalani Masa Persiapan Pensiun


tetap diperhitungkan sebagagi masa dinas
( MD ).

(3) Dapat berkerja diluar lingkungan Polri.

(4) Masa Persiapan Pensiun dapat dicabut,


apabila Negara memerlukan tenaganya karena
netara dalam keadaaan bahaya.

c) Pemberhentian Dengan Hormat.

(1) Kriteria Pemberhentian Dengan Hormat adalah


sebagai berikut :

(a) Mencapai batas usia pensiun.

(b) Atas permintaan sendiri sebeum


mencapai batas usia pensiun.

(c) Tidak lagi memenuhi persyaratan


jasmani atau rohani.

(d) Gugur, tewas atau meninggal dunia.

(e) Hilang dalam tugas.

(f) Beralih setatus menjadi Pegawai Negeri


Sipil ( PNS ).

d) Pemberhentian Tidak Dengan Hormat.

(1) Kriteria Pemberhentian Tidak Dengan Hormat


adalah sebagai berikut :

(a) Dijatuhi pidana penjara oleh pengadilan


dimana putusan tersebut telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dan
menurut pertimbangan pejabat yang
berwenang tidak dapat dipertahankan
untuk berada dalam dinas Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

(b) Diketahui kemudian telah memberikan


keterangan palsu dan / atau tidak benar
pada saat mendaftarkan diri sebagai
calon anggota Kepolisian.

(c) Melakukan usaha atau kegiatan yang


nyata-nyata bertujuan mengubah
Pancasila, terlibat dalam gerakan atau
melakukan kegiatan yang menentang
Negara dan / atau Pemerintah Republik
Indonesia secara tidak sah.

7) SOP pengakhiran Dinas Kepolisian

a) Pemberhentian Dengan Hormat.

(1) Proses Penanganan.

(a) Mencapai batas usia pensiun

Agar diberitahukan sekurang-kurangnya


1 (satu) tahun sebelumnya oleh Pejabat
yang berwenang memberhentikan
dimaksudkan :

(1) Sebagai pemberitahuan awal


akan berakhir masa dinasnya
kepada anggota tersebut.

(2) Dalam rangka persiapan


kelengkapan administrasi guna
penyelesaian administrasi
pemberitahuan / hak rawatan
purna dinas.

(b) Dalam rangka persiapan kelengkapan


administrasi guna penyelesaian
administrasi pemberitahuan / hak
rawatan purna dinas.

(2) Atas permintaan sendiri sebelum menmcapai


batas usia pensiun maksimum.
(a) Dapat dilakukan setelah anggota terseut
mengajukan permohonan berhenti, dan
diketahui / diizinkan oleh Kasat
organisasinya.

(b) Permohonan tersebut dapat ditolak


apabila :

- Masih terikat oleh dinas.

- Memiliki keahlian khusus.

- Kepentingan dinas yang mendesak.

b) Pemberhentian Tidak Dengan Hormat.

1) Proses Penanganan.

(a) Melakukan tidak pidana

(1) Anggota yang perkaranya telah


divonis oleh pegadilan dan telah
selesai menjalani hukuman agar
selama 6 (enam ) bulan dalam
pelaksanaan tugasnya wajib
dilakukan penilaian. Dan apabila
menurut pertimbangan pejabat
yang berwenang yang
bersangkutan sudah tidak dapat
dipertahankan lagi dalam dinas
agar perkaranya diajukan ke
sidang Komisi Kode Etik profesi
Polri ( keculai perbuatan yang
dilakukan merupakan kejahatan
berat maka penilaian tersebut
tidak diperlukan lagi ).

(2) Anggota Polri yang melakukan


kejahatan dengan memberikan
keketerangan palsu dan atau
tidak benar pada saat
mendaftarkan diri sebagai calon
anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan anggota
ayang melakukan usaha atau
kegiatan dengan tujuan
mengubah Pancasila, terlibat
gerakan menentang Negara dan /
atau Pemerintah Republik
Indonesia secara tidak syah, atas
perbuatan tersebut perlu segera
dilakukan penyelidikan /
penyidikan dan hasil
pepenyelidiakan / penyidikan
dimaksud disampaikan kepada
atasnnya. Dan apabila hasil
penyelidikan / penyidikan cukup
bukti agar perkaranya diajukan
ke siding komisi Kode Etik
Profesi Polri.

(b) Melakukan pelanggaran.

(1) Melanggar sumpah / janji


anggota Kepolisian Negara
republic Indonesia, sumpah / janji
jabatan dan / atau Kode Etik
Profesi Polri, terhadap perbuatan
tersebut segera dilakukan
penyelidikan / penyidikan dan
hasil penyelidikan / penyidikan
dimaksud agar disampaikan
kepada atasannya, dan apabila
hasil penyelidikan / penyidikan
cukup bukti agar perkaranya
diajukan ke siding Komisi Kode
Etik Profesi Polri.

(2) Termasuk bagi anggota yang


sering melakukan pelanggaran
disiplin lebih dari 3 ( tiga ) Kali
dalam pangkat yang sama dan
perkaranya sudah ppernah
diputus dan sidang disiplin, dan
menurut pertimbangan pejabat
yang berwenang yang
bersangkutan sudah tidak dapat
dipertahankan lagi dalam dinas,
selanjutnya perkaranya diajukian
ke siding Komisi Kode Etik
Profesi Polri.

(c) Meninggalkan Tugas atau hal lain.


(1) Meninggalkan tugas secara tidak
syah lebih dari 30 ( tiga puluh )
hari kerja secara berturut-turut,
terhadap perbuatan tersebut
segera dilakukan penyelidikan /
penyidikan, selanjutnya penyidik
agar melakukan pencarian /
penangkapan dan memeriksa
para saksi, sekaligus pihak
Kapolres surat perintah
penghentian gajinya, apabila
setelah dilakukan pencarian /
penangkapan, belum
diketemukan, agar penyidik
membuat Daftar Pencarian
Orang ( DPO ) dengan batas
waktu 30 ( tiga puluh )
hari.Apabila setelah dikeluarkan
DPO yang bersangkutan masih
belum diketemukan, agar hasil
penyidikan, surat perintah
penghentian gaji dan DPO serta
dokumen yang mendukung
disampaikan / dikirimkan kepada
Polda, selanjutnya perkaranya
diajukan ke sidang Komisi Kode
Etik Profesi Polri.

(2) Melakukan perbuatan dan


berperilaku yang dapat
merugikan dinas Kepolisian,
perilaku yang merugikan antara
lain :

(a) Kelalaian dalam


melaksanakan tugas dan
kewajiban dengan sengaja
dan berulang-ulang dan
tidak mentaati perintah
atasan, penganiayaan
terhadap sesama anggota,
penggunaan kekuasaan
diluar batas, sewenang-
wenang atau secara salah,
sehingga dinas atau
perseorangan menderita
kerugian.

(b) Perbuatan yang berulang-


ulang dan bertentangan
dengan kesusilaan yang
dilakukan di dalam atau
diluar dinas.

(c) Kelakuan atau perkataan


di muka khalayak ramai
atau berupa tulisan yang
melanggar
disiplin.Terhadap
perbuatan tersebut agar
dilakukan penyelidikan /
penyidikan dan hasil
penyelidikan / penyidikan
dimaksud disampaikan /
dikirimkan kepada
atasannya, Dan apabila
cukup hasil penyelidikan /
penyidikan cukup bukti
agar perkaranya diajukan
ke sidang Komisi Kode
Etik Profesi Polri

(d) Melakukan bunuh diri dengan maksud


menghindari penyidikan dan / atau
tuntutan hokum atau meninggal dunia
sebagai akaibat tindak pidana yang
dilakukannya, terhadap perbuatan
tersebut agar dilakukan penyelidikan /
penyidikan dan hasilnya disampaikan /
dikirimkan kepada atasannya, apabila
hasil penyeldikan / penyidikan cukup
bukti, agar perkaranya diajukan ke
sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri.

(e) Menjadi anggota dan / atau pengurus


patai Politik, terhadap perbuatan
tersebut agar dilakukan penyelidikan /
penyidikan adan hasilnya disampaikan /
dikirimkan kepada atasannya, apabila
hasil penyeldikan / penyidikan cukup
bukti, atasnnya wajib melakukan
teguran, namun apabila setalah ditegur /
diperingatkan oleh atasannya masih
tetap mempertahankan statusnya itu,
agar perkaranya diajukan ke sidang
Komisi Kode Etik Profesi Polri

c) Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dilakukan


setelah melalui siding Komisi Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d) Keputusan yang direkomndasikan oleh siding kode
etik menjadi dasar bagi Kkasat Organisasi / Kasat
Induk Organisasi untuk mengusulkan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat kepada Pejabat yang
berwenang.

e) Masa Persiapan Pensiun ( MPP ).

Paling lambat 6 ( enam ) bulan sebelum anggota


tersebut menjalani Masa Persiapan Pensiun agar
diberi tahu, apakah hak tersebut akan digunakan /
tidak, Apabila hak tersebut akan digunakan, agar
yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada
Kasat Oraganisasi dan Kasat Oraganisasi
mengusulkan kepada Pimpinan.

f. kesehatan lapangan Urkes

1) Persyaratan dan Prosedur pelayanan

a) memberikan pelayanan kesehatan lapangan bagi


anggota Polri.

sebelum memberikan pelayanan kesehatan


lapangan bagi anggota Polri yang melaksanakan
tugas pengamanan maka tim kesehatan lapangan
Urkes Polres Bangkalan BRIGADIR EKO AGUS
SETIAWAN,A.MD.KEP dan BRIPTU FERY
SUSANTO menyiapkan peralatan medis terdiri dari
Tensi meter, Stetoskop, Senter, Heating Set, Minor
Set, Alkes, Tandu lapangan, Oksigen dan
Matkes.selanjutnya paramedis BRIGADIR EKO
AGUS SETIAWAN, A.MD.KEP dan BRIPTU FERY
SUSANTO berangkat menuju lapangan untuk
melaksanakan apel kesiapan dan siap menerima APP
dari Perwira pengendali atau perwira pengawas yang
memimpin dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan pengamanan lokasi giat masyarakat,
kemudian Tim Kesehatan lapangan berangkat
menggunakan ambulance bersama anggota Polri
yang terlibat pengamanan dimaksud.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan lapangan
disesuaikan dengan rencana kegiatan pengamanan
Polres Bangkalan atau menurut kebutuhan tugas
operasional Polri dilapangan.Apabila ada anggota
Polri dan masyarakat yang sakit atau mendapat
cidera pada saat pelaksanaan tugas pengamanan
Tim Kesehatan Lapangan Urkes Polres Bangkalan
siap dan segera memberikan pelayanan kesehatan
yang maksimal yaitu dengan melakukan pemeriksaan
Tensi (Menghitung denyut nadi pasien), pemeriksaan
fisik meliputi pemeriksaan Kepala, Leher, Dada,
Perut, Punggung dan anggota gerak atas dan gerak
bawah.setelah dilakukan pemeriksaan fisik
selanjutnya tim kesehatan lapangan menentukan
Diagnosa yaitu pasien menderita sakit apa, diagnosa
berdasarkan hasil pemeriksaan dasar, fisik dan
keluhan pasien, kemudian tim kesehatan lapangan
melaksanakan Therapi atau pengobatan kepada
pasien .apabila ada Korban cidera ringan atau luka-
luka maka Tim Kesehatan lapangan akan
memberikan perawatan atau pengobatan dengan
cara membersihkan luka dengan Aquades
selanjutnya diberi Betadin cair dan dibalut dengan
perban selanjutnya diberi antibiotic dan apabila terjadi
luka yang serius maka di rujuk ke Rumah Sakit
Bhayangkara atau Rumah sakit yang terdekat
Pelayanan kesehatan lapangan bagi masyarakat dan
anggota Polri yang melaksanakan giat pengamanan
diwilayah hukum Polres Bangkalan tidak dipungut
biaya

b) dukungan kesehatan

(1) Memberikan pertolongan pertama pada


gawat
darurat dan P3K bagi anggota Polri yang
melaksanakan tugas pengamanan dan
masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

(2) Prosedur kerja pelayanan

(a) Kesiapan anggota Urkes untuk


melaksanakan pelayanan kesehatan
lapangan sesuai rencana kegiatan
dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada dengan
menggunakan sumberdaya yang
tersedia
(b) Tenaga paramedis Urkes yang
melaksanakan pelayanan kesehatan
lapangan kepada anggota Polri yang
melaksanakan pengamanan kepada
masyarakat yang membutuhkan

2) SOP Poli Umum Urkes

a) penggolongan
Sarana dan Prasarana

(1) Tempat / Lokasi


(a). Tempat pelayanan Poli Umum Urkes
didalam lingkungan Polres Bangkalan

(b). Pelayanan Poli Umum Urkes terdiri


dari :
(1) Pengambilan kartu berobat
(2) Pengambilan Obat.
(3) Ruang periksa Poli Umum
(4) Ruang kamar obat

(2) Sarana pendukung pelayanan kesehatan Poli


umum Urkes :
- Ambulance
- Kamar obat
- Toilet

(3) Waktu

Waktu pelayanan kesehatan pada Poli Umum


Urkes setiap hari Pukul 07.00 sampai dengan
14.00 Wib serta menyesuaikan kebutuhan
pelayanan kesehatan anggota polri dilapangan

(4) Petugas
Jumlah petugas 6 Orang terdiri dari

(a) Tenaga Paramedis 2 anggota Polri


(b) Tenaga Paramedis 2 orang PNS
(c) Tenaga Medis 1 orang Dokter Umum
(PHL)
(d) Tenaga paramedis 1 orang PHL
(e) 1 orang tenaga administrasi

(5) Seragam Petugas

(a) Polri berseragam putih celana dinas


(b) PNS dan PHL berseragam sesuai
masing-masing

b) Prosedur kerja pelayanan

(1) Pelayanan kesehatan Poli Umum

Pelayanan kesehatan di Poli Umum Urkes


Polres Bangkalan di berikan kepada anggota
Polri, PNS, keluarga, Purnawirawan Polri,
pelayanan kesehatan di Poli Umum Urkes
Polres Bangkalan dilaksanakan pada hari
Senin sampai Sabtu dari Pukul; 07.00 s/d
14.00 Wib atau menurut kebutuhan dilapangan
guna mendukung tugas operasional kepolisian.
Sebelum memberikan pelayanan kesehatan
kepada anggota Polri, PNS,
keluarga, Purnawirawan Polri, dokter Poli
Umum Urkes Polres Bangkalan dr ACHMAD
BASRI bersama tenaga paramedis PENGDA
EMILDA YULIA F, A.MD.KEP dibantu PHL
DEWI NUR SARIANA, S.Kep.Ners.
menyiapkan peralatan medis terdiri dari Tensi
meter, Stetoskop, Senter, Heating Set, Minor
Set, Alkes diruang periksa.
Bagi pasien yang hendak mendapat pelayanan
kesehatan di Poli Umum Urkes Polres
Bangkalan, maka pasien harus mendaftarkan
diri diloket pendaftaran pasien dengan
membawa identitas diri berupa KTA selanjut
pasien diberi kartu berobat dan dipersilahkan
duduk diruang tunggu sesuai urutan.
Pada saat pasien dipanggil sesuai urutan
maka pasien dipersilahkan memasuki kamar
periksa dan mendapat pelayanan kesehatan
dari dokter Poli umum, dengan cara pasien
menyampaikan Keluhan atas sakit yang
diderita (Anamnesa),kemudian dilakukan
pemeriksaan dasar yaitu pemeriksaan Tensi
(Menghitung denyut nadi), pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan Kepala, Leher, Dada,
Perut, Punggung dan anggota gerak atas dan
gerak bawah.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
selanjutnya dr ACHMAD BASRI menentukan
Diagnosa yaitu pasien menderita sakit apa,
diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan
dasar, fisik dan keluhan pasien, Setelah
menentukan diagnosa Dokter memberikan
Therapi atau pengobatan kepada pasien dan
dokter dapat memberikan pengobatan
tambahan / pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan secara Laboratoris atau merujuk
pasien ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Jatim untuk pemeriksaan lebih intensif atau
rawat inap.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dr


ACHMAD BASRI pasien dipersilahkan duduk
di ruang tunggu untuk menunggu obat, setelah
obat sudah disiapkan pasien dipanggil dan
mengambil obat di Kamar obat.
Dukungan obat dan Vitamin yang diberikan
kepada anggota Polri, PNS, Keluarga,
Purnawirawan Polri dan masyaraklat di Poli
Umum Urkes Polres Bangkalan menggunakan
Droping alkes dan matkes dari Biddokkes
Polda Jatim dari anggaran DPK dan APBN.
Pelaporan hasil giat pelayanan kesehatan di
Poli umum bagi anggota Polri, PNS, keluarga,
Purnawirawan Polri dibuat setiap awal bulan ke
Biddokkes Polda Jatim dan melalui laporan
bulanan.
Pelayanan kesehatan di Poli Umum dapat
dilaksanakan sewaktu waktu apabila ada
anggota Polri, PNS, keluarga, Purnawirawan
yang sakit mendadak atau adanya laporan dari
para Kasatker bahwa ada anggota Polri, PNS,
keluarga dan Purnawirawan Polri yang sakit
dan perlu mendapat pelayanan kesehatan
segera, maka Urkes Polres Bangkalan
bersama dr ACHMAD BASRI, tenaga
paramedis siap mendatangi pasien dan
memberikan pelayanan kesehatan secara
maksimal.
Pelayanan kesehatan bagi anggota Polri, PNS,
Keluarga, Purnawirawan Polri di Poli Umum
Urkes Polres Bangkalan tidak dipungut biaya
(2) Persyaratan Pasien
Persyaratan

(a) Pengambilan kartu berobat


(b) Pemeriksaan pasien di ruang periksa
(c) Pengambilan obat bagi pasien di loket
kamar obat / Resep
(d) Surat rujukan

(3) prosedur kerja pelayanan


Pendaftaran dan pengambilan kartu berobat
pasien selanjutnya petugas memanggil pasien
sesuai urutan untuk memasuki ruang periksa
untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan

(4) PENGDA EMILDA YULIA F, A.MD.KEP


menanyakan keluhan kepada pasien
(Anamnesa) atas sakit yang diderita oleh
pasien dan pemeriksaan Tensi (Menghitung
denyut nadi pasien),
(5) dr. ACHMAD BASRI Poli umum Urkes Polres
Bangkalan melakukan pemeriksaan dasar
yaitu, pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan
Kepala, Leher, Dada, Perut, Punggung dan
anggota gerak atas dan gerak bawah,Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik selanjutnya dr
ACHMAD BASRI menentukan Diagnosa yaitu
pasien menderita sakit apa, diagnosa
berdasarkan hasil pemeriksaan dasar, fisik dan
keluhan pasien.

6) Pasien yang sudah dilakukan pemeriksaan


oleh dokter menunggu diruang tunggu
selanjutnya Petugas memanggil pasien untuk
pengambilan obat pada kamar obat

3) SOP Kesehatan Tahanan

a) Prosedur pelayanan Kesehatan tahanan

(1) Memberikan pelayanan dan perawatan


kesehatan tahanan Polres Bangkalan
Sebelum memberikan pelayanan dan
perawatan kesehatan bagi tahanan Polres
Bangkalan dokter Poli umum Urkes Polres
Bangkalan dr ACHMAD BASRI bersama
tenaga paramedis PENGDA DESI RIMBA F,
A.MD.KEP menyiapkan peralatan medis terdiri
dari Tensi meter, Stetoskop, senter, Heating
set, Minor Set, alkes dan Matkes serta buku
kunjungan untuk mengunjungi tahanan yang
ada di Polres selanjutnya dr ACHMAD BASRI
bersama paramedis PENGDA DESI RIMBA F,
A.MD.KEP menuju ruang tahanan Polres
Bangkalan, pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi tahanan Polres Bangkalan dilaksanakan
pada hari Senin s/d Jum’at atau menurut
kebutuhan dilapangan
Setelah sampai diruang tahanan Polres
Bangkalan PENGDA DESI RIMBA F,
A.MD.KEP melapor kepada KA SPKT dan
Kamondan jaga tahanan
bahwa Tim medis Urkes Polres Bangkalan
akan melaksanakan pemeriksaan dan
perawatan kesehatan tahanan Polres
Bangkalan.
Diruang jaga tahanan Polres Bangkalan dr
ACHMAD BASRI bersama PENGDA DESI
RIMBA F, A.MD.KEP memanggil satu persatu
tahanan sesuai Surat Perintah Penahanan
yang ada di samping ruang tahanan.
Setiap pasien (tahanan) menyampaikan
keluhan sakit yang diderita (Anamnesa)
kepada dokter, selanjutnya dr ACHMAD BASRI
melakukan pemeriksaan dasar yaitu
pemeriksaan Tensi (Menghitung denyut nadi
pasien), Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan Kepala. Leher, Dada, Perut,
Punggung dan anggota gerak atas dan gerak
bawah.
Setelah dilakukan pemeriksaan dasar dan fisik
selanjutnya dr ACHMAD BASRI menentukan
Diagnosa yaitu pasien menderita sakit apa,
diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan
dasar, fisik dan keluhan dari pasien, kemudian
Dokter memberikan Therapi dan dokter dapat
memberikan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan secara Laboratoris atau merujuk
pasien (tahanan) ke Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Moh Anwar Bangkalan untuk
dirawat inap.
Pemeriksaan dan perawatan kesehatan bagi
tahanan Polres Bangkalan dapat dilaksanakan
sewaktu waktu apabila ada tahanan Polres
Bangkalan yang sakit mendadak atau
mendapat laporan dari KA SPKT atau
Komandan jaga tahanan bahwa ada tahanan
Polres Bangkalan yang sakit dan perlu
mendapat perawatan dan pengobatan segera,
maka Urkes Polres Bangkalan dr ACHMAD
BASRI bersama paramedis siap memberikan
pelayanan kesehatan kepada tahanan Polres
Bangkalan.

Pelayanan dan perawatan kesehatan bagi


tahanan Polres Bangkalan tidak dipungut
biaya.

(2) Memberikan pelayanan dan perawatan


kesehatan tahanan Polsek jajaran Polres
Bangkalan

Sebelum memberikan pelayanan dan


perawatan kesehatan bagi tahanan Polsek
jajaran Polres Bangkalan dokter Poli umum
Urkes Polres Bangkalan dr ACHMAD BASRI
bersama tenaga paramedis PENGDA DESI
RIMBA F, A.MD.KEP menyiapkan Ambulance
dan peralatan medis terdiri dari Tensi meter,
Stetoskop, senter, Heating set, Minor Set,
alkes dan Matkes serta buku kunjungan untuk
mengunjungi tahanan yang ada di Polsek
jajaran selanjutnya dr ACHMAD BASRI
bersama paramedis PENGDA DESI RIMBA F,
A.MD.KEP berangkat menuju tahanan Polsek
Jajaran Polres Bangkalan, pelaksanaan
pelayanan kesehatan bagi tahanan Polsek
jajaran Polres Bangkalan dilaksanakan masing
masing Polsek 1 kali dalam satu bulan atau
menurut kebutuhan dilapangan
Setelah sampai diruang penjagaan Polsek
PENGDA DESI RIMBA F, A.MD.KEP melapor
kepada Kapolsek atau KA SPKT bahwa Tim
medis dari Urkes Polres Bangkalan akan
melaksanakan pemeriksaan dan perawatan
kesehatan tahanan Polsek.
Diruang jaga tahanan Polsek dr ACHMAD
BASRI bersama paramedis PENGDA DESI
RIMBA F, A.MD.KEP memanggil satu persatu
tahanan sesuai Surat Perintah Penahanan
yang ada di samping ruang tahanan Polsek.
Setiap pasien (tahanan) mendapat pelayanan
kesehatan terdiri dari Anamnesa (Keluhan sakit
yang diderita oleh tahanan) pasien selanjutnya
dilakukan pemeriksaan dasar yaitu
pemeriksaan Tensi (Menghitung denyut nadi
pasien), Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan Kepala. Leher, Dada, Perut,
Punggung dan anggota gerak atas dan gerak
bawah.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
selanjutnya dr ACHMAD BASRI menentukan
Diagnosa yaitu pasien menderita sakit apa,
diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan
dasar, fisik dan keluhan dari pasien, kemudian
Dokter melaksanakan Therapi atau
pengobatan kepada pasien (tahanan) dan
dokter dapat memberikan pengobatan
tambahan / pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan secara Laboratoris atau merujuk
pasien (tahanan) ke Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Moh Anwar Bangkalan untuk
dirawat inap.

Pemeriksaan dan perawatan kesehatan bagi


tahanan Polsek jajaran dapat dilaksanakan
sewaktu waktu apabila ada tahanan Polsek
yang sakit mendadak atau mendapat laporan
dari Kapolsek atau KA SPKT bahwa ada
tahanan Polsek yang sakit dan perlu mendapat
perawatan dan pengobatan segera, maka
Urkes Polres Bangkalan dr ACHMAD BASRI
bersama paramedis siap memberikan
pelayanan kesehatan kepada tahanan Polsek
jajaran.
Pelayanan dan perawatan kesehatan bagi
tahanan Polsek jajaran Polres Bangkalan tidak
dipungut biaya

b) prosedur kerja pelayanan


(1) dr ACHMAD BASRI memberikan pelayanan
kesehatan tahanan diruang tahanan Polres
Bangkalan dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang tersedia.
(2) PENGDA DESI RIMBA F, A.MD.KEP
memberikan perawatan kesehatan tahanan
diruang tahanan Polres Bangkalan dengan
memberikan pelayanan yang maksimal

(3) Kesiapan tenaga Paramedis untuk


memberikan pelayanan dan perawatan
kesehatan tahanan Polsek jajaran Polres
Bangkalan dengan dengan memberikan
pelayanan yang maksimal

4) SOP Patroli Yankes

a) Penggolongan

Sarana dan Prasarana


Tempat / Lokasi

Lokasi patroli kesehatan Polsek jajaran Polres


Bangkalan adalah :
(1) Wilayah Rayon I meliputi :
- Polsek Bangkalan
- Polsek Manding
- Polsek Kalianget
- Polsek Talango

(2) Wilayah Rayon II meliputi :


- Polsek Saronggi
- Polsek Lenteng
- Polsek Bluto
- Polsek Giligenting

(3) Wilayah Rayon III meliputi :


- Polsek Prenduan
- Polsek Guluk - Guluk
- Polsek Ganding

(4) Wilayah Rayon IV meliputi :


- Polsek Ambunten
- Polsek Dasuk
- Polsek Pasongsongan
- Polsek Rubaru

(5) Wilayah Rayon V meliputi :


- Polsek Dungkek
- Polsek Batu putih
- Polsek Batang – batang
- Polsek Gapura

(6) Wilayah Rayon VI meliputi


- Polsek Kangean
- Polsek Kangayan
- Polsek Sapeken
- Polsek Masalembu
- Polsek Raas
- Polsek Nongunung

Khusus untuk Wilayah Rayon VI dan Polsek


Kepulauan mengingat sarana dan prasarana
yang kurang memadai maka untuk Polsek
Kepulauan hanya mendapatkan Paket Obat
Polsek Tak Terjangkau. Lengkap dengan
petunjuk dan aturan pakai obat yang di droping
dari Biddokkkes Polda Jatim.
(a) Sarana pendukung Patroli Kesehatan ke
Polsek jajaran :
- Ambulance
- Alkes
- Obat-obatan

(b) Waktu

Waktu pelayanan Patroli Kesehatan


keliling Polsek jajaran Urkes setiap hari
Selasa dan Rabu Pukul 08.00 sampai
dengan 15.00 Wib atau menurut
kebutuhan operasional Polri di lapangan

b) Prosedur kerja pelayanan


Pelayanan patroli kesehatan keliling Polsek jajaran

Pelayanan patroli kesehatan oleh Urkes Polres


Bangkalan di berikan kepada anggota Polri dan PNS
yang ada di Polsek jajaran Polres Bangkalan,
pelayanan patroli kesehatan keliling oleh Urkes
Polres Bangkalan dilaksanakan setiap pada hari
Selasa dan Rabu dari Pukul; 08.00 s/d selesai atau
menurut kebutuhan dilapangan guna mendukung
tugas operasional kepolisian di Polsek jajaran.

Sebelum memberikan pelayanan kesehatan kepada


anggota Polri dan PNS yang ada di Polsek jajaran,
paramedis Urkes Polres Bangkalan BRIGADIR EKO
AGUS SETIAWAN, A.MD.KEP dan BRIPTU FERY
SUSANTO menyiapkan peralatan medis terdiri dari
Tensi meter, Stetoskop, Senter, Heating Set, Minor
Set, Alkes dan Matkes.

Selanjutnya tim patroil kesehatan keliling berangkat


menggunakan Ambulance menuju Polsek jajaran,
setelah sampai di Polsek BRIGADIR EKO AGUS
SETIAWAN, A.MD.KEP melaporkan ke Kapolsek atau
KA. SPKT bahwa Tim patroli kesehatan keliling dari
Urkes Polres Bangkalan akan memberikan pelayanan
kesehatan kepada anggota Polri, PNS dan
masyaralat yang ada di Polsek.
Peralatan medis terdiri dari Tensi meter, Stetoskop,
Senter, Heating Set, Minor Set, Alkes dan Matkes
( Obat dan Vitamin ). diturunkan dari ambulance,
selanjutnya BRIGADIR EKO AGUS SETIAWAN,
A.MD.KEP memberikan pelayanan kesehatan kepada
anggota Polri, PNS yang ada di Polsek, pasien
dipersilahkan menyampaikan Keluhan atas sakit yang
diderita (Anamnesa),selanjutnya BRIGADIR EKO
AGUS SETIAWAN, A.MD.KEP melakukan
pemeriksaan dasar yaitu pemeriksaan Tensi
(Menghitung denyut nadi), pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan Kepala, Leher, Dada, Perut, Punggung
dan anggota gerak atas dan gerak bawah pada
pasien
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik selanjutnya
BRIGADIR EKO AGUS SETIAWAN, A.MD.KEP
menentukan Diagnosa keperawatan yaitu pasien
menderita keluhan apa, diagnosa keperawatan
berdasarkan hasil pemeriksaan dasar, fisik dan
keluhan pasien kemudian memberikan Therapi atau
pengobatan kepada pasien dan dapat memberikan
pengobatan tambahan / pemeriksaan Penunjang
yaitu pemeriksaan secara Laboratoris atau merujuk
pasien ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim
untuk pemeriksaan lebih intensif atau rawat inap.
Setelah dilakukan pemeriksaan , BRIPTU FERY
SUSANTO menulis nama pasien di buku dan blangko
Patroli keliling Polsek jajaran dan pasien mendapat
dukungan Obat dan Vitamin yang sudah disiapkan.

Dukungan obat dan Vitamin yang diberikan kepada


anggota Polri, PNS yang ada di Polsek jajaran oleh
Urkes Polres Bangkalan menggunakan Droping alkes
dan matkes dari Biddokkes Polda Jatim dari anggaran
DPK dan APBN.
Pelaporan hasil giat Patroli Yankes keliling Polsek
jajaran bagi anggota Polri dan PNS dibuat setiap awal
bulan ke Biddokkes Polda Jatim melalui laporan
Yankes Keliling Polsek jajaran
Kunjungan pelayanan patroli kesehatan keliling
Polsek jajaran, masing masing Polsek mendapat
kunjungan 1 Kali dalam satu bulan dan dapat
dilaksanakan sewaktu waktu apabila ada anggota
Polri atau PNS yang sakit mendadak atau adanya
laporan dari Kapolsek bahwa ada anggota Polri atau
PNS yang sakit dan perlu mendapat pelayanan
kesehatan segera, maka Tim Patroli kesehatan
keliling Polsek jajaran Urkes Polres Bangkalan tenaga
paramedis siap mendatangi pasien dan memberikan
pelayanan kesehatan secara maksimal.
Pelaksanaan patroli kesehatan keliling Polsek jajaran
dilaksanakan berdasarkan Rayonisasi yaitu Wilayah
Polsek Rayon I s/d Polsek Rayon VI.
Pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan PNS
yang
ada di Polsek jajaran yang dilakukan oleh Urkes
Polres Bangkalan tidak dipungut biaya
c) administrasi

(1) Buku Patroli kesehatan ke Polsek jajaran


(2) Blangko / Formulir isian data anggota Polsek
yang berobat
(3) Kesiapan anggota Urkes untuk melaksanakan
Patroli Kesehatan ke Polsek-polsek jajaran
Polres Bangkalan sesuai Rengiat harian
dengan menggunakan sarana dan prasaran
yang ada dengan menggunakan sumberdaya
yang tersedia

(4) Tenaga Paramedis BRIGADIR EKO AGUS


SETIAWAN, A.MD.KEP yang melaksanakan
Patroli Kesehatan ke Polsek jajaran melakukan
pemeriksaan tensi anggota Polsek yang
dikunjungi

(5) Anggota Potroli Kesehatn keliling Polsek


jajaran dari Urkes Polres Bangkalan
memberikan dukungan obat dan Vitamin
kepada anggota Polri dan PNS Polsek jajaran
yang sakit

g. SOP Kesamaptaan Jasmani

1) TAHAP PERSIAPAN

a) Pembuatan Rencana Kegiatan Kesamaptaan


Jasmani oleh Subbag Lat Bagsumda.
b) Pembuatan Surat Perintah Panitia Kesamaptaan
Jasmani.
c) Membuat Surat Telegram Kepada Satfung maupun
Polsek untuk mempersiapkan personel yang akan
mengikuti Kesamaptaan Jasmani
d) Membuat Jadwal Kesamaptaan Jasmani
( Kesamaptaan Jasmani dilaksanakan selama 6 hari )
e) Menentukan Lokasi Kesamaptaan Jasmani ( apabila
menggunakan fasilitas kesatuan Samping / Pemda
membuat surat permohonan pinjam pakai fasilitas /
Gedung / Stadion )
f) Mempersiapkan seluruh perlengkapan Kesamaptaan
Jasmani.

2) PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaannya Tes Kesamaptaan Jasmani meliputi
2 Item yaitu ujian kesamaptaan jasmani item “A” dan ujian
kesamaptaan jasmani item “B”. Untuk klasifikasi umur putra
dan putri di bagi dalam 4 golongan yaitu :

- Golongan I 18 - 30 tahun

- Golongan II 31 - 40 tahun

- Golongan III 41 - 50 tahun

- Golongan IV 51 - 58 tahun

a) UJIAN KESAMAPTAAN JASMANI ITEM “A”

- Lari 12 menit.

Dalam kesamaptaan jasmani “A” (lari 12 menit) yang


diukur adalah :

(1). Daya tahan otot (muscle endurance)

(2). Daya tahan jantung , pernafasan dan


peredaran darah (cardio respiratory
endurance).

b) UJIAN KESAMAPTAAN JASMANI ITEM “B”

- Ujian Pull Up

- Ujian Sit Up

- Ujian Push Up

- Ujian Suttle Run

c) Dalam kesamaptaan jasmani “B” yang diukur


adalah :

(1) Pull up dan chinning mengukur kekuatan dan


daya tahan otot lengan bagian dalam.

(2). Sit Up mengukur kekuatan dan daya tahan


serta flexibilitas otot perut.
(3). Push up mengukur kekuatan dan daya tahan
otot lengan bagian luar.

(4). Shuttle run mengukur kecepatan, kelincahan


dan keseimbangan tubuh.

3) SOP PESERTA KESAMAPTAAN

a) Peserta melaporkan kepada Ketua Panitia apabila


mempunyai kelainan pada kesehatannya yang
diperkuat dengan Surat keterangan dokter (hipertensi,
hepatitis dan lain-lain).
b) Peserta melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang
telah diinstruksikan oleh penguji.
c) Peserta mentaati segala putunjuk dan peraturan yang
telah ditentukan.

4) SOP PENGUJIN KESAMAPTAAN

a) Mengecek, memeriksa data awal tentang kesehatan,


data awal peserta ujian layak atau tidak mengikuti
ujian dari hasil rikes.

b) Memimpin senam pemanasan sebelum dimulainya


ujian.
c) Menguji dan menilai sesuai dengan pentahapan
(urutan) dalam ujian kesamaptaan jasmani.
d) Mengendalikan jalannya pelaksanaan ujian
kesamaptaan jasmani.
e) Mencatat/menulis hasil nilai pada papan skor sesaat
setelah masing-masing item selesai dilaksanakan
sehingga setiap peserta dapat mengetahui hasil
nilainya.
f) Mempertanggung jawbkan seluruh pelaksanaan
kegiatan dan hasil ujian dalam bentuk laporan tertulis.

5) SARANA DAN PERLENGKAPAN

a) Perlengkapan Ujian.

(1). Ujian Kesamaptaan Jasmani “A”

(2). Lapangan dengan keliling lintasan minimal 200

meter.

(3). Bendera kecil warna kuning/papan kecil untuk


patokan jarak setiap 20 meter dilengkapi tanda
ukuran jarak.

(4). stop watch.

(5). Nomor dada.

6) Ujian Kesamaptaan Jasmani “B”

a) Lapangan / ruangan dengan luas secukupnya.

b) Restok dengan palang dari pipa besi diameter 4 cm


dan tinggi antara 2 s/d 2,25 meter (untuk pull up) dan
diameter 3’5 dengan tinggi 1,1 s/d 1,3 meter (untuk
chinning)

c) Stop watch

d) Tonggak-tonggak untuk shuttle run.

e) Sound system / mega phone.

7). Perlengkapan Administrasi.

a) Alat tulis/ ATK

b) Kartu / kertas formulir ujian

c) Daftar/ table nilai.


h. SOP SUBBAG HUKUM

1) Pelayanan Bantuan Dan Penerapan Hukum , Antara Lain :


a) Memberikan pelayanan bantuan hukum kepada
institusi dan personel Polres beserta keluarganya;
b) Memberikan pendapat dan saran hukum;
c) Melaksanakan penyuluhan hukum kepada personel
Polres beserta keluarga dan masyarakat;
d) Menganalisis sistem dan metoda terkait dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
lingkungan Polres; dan
e) Berperan serta dalam pembinaan hukum yang
berkaitan dengan penyusunan Peraturan Daerah.

2) SASARAN

a) Terselesainya penanganan kasus baik dari


anggota/PNS dan keluarganya atau masyarakat
secara tepat, tertib, cepat dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Terciptanya koordinasi antara instansi pemerintah
instansi penegak hukum yang lain dan di dalam
instansi Polri sendiri yang baik dalam menyelesaikan
penanganan kasus berupa pengaduan masyarakat
(Dumas)
c) Menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat
secara tertib dan bertanggung jawab dalam
melakukan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
penegakan hukum.
3) PENJABARAN :
Anggota Subbagkum Polres Bertindak Sebagai Kuasa
Hukum Dengan Perkara Praper / Perdata / Tun / Pa, Atau
Menjadi Penasehat hukum dengan perkara pidana di
peradilan umum :
tahap persiapan :

Permohonan diajukan kepada pejabat yang berwenang


dengan ketentuan :
a) Untuk kepentingan institusi/dinas diajukan oleh
Kasatket yang bersangkutan;
b) Untuk kepentingan anggota Polri dan PNS Polri yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas diajukan oleh
yang bersangkutan, keluarga dan/atau Kasatkernya.
c) Untuk kepentingan pribadi anggota Polri dan PNS
Polri diajukan oleh yang bersangkutan dan/atau
keluarganya;
d) Untuk purnawirawan, Wrewdatama, Warakawuri,
Duda/Janda dari Polwan /PNS Polri, Veteran dan
keluarganya diajukan oleh yang bersangkutan.
e) Menerima klien
f) Wawancara dengan klien

4) PELAKSANAAN :
a) Penasehat hukum / kuasa hukum melaksanakan
bantuan penasehat hukum mulai dari tingkat
penyidikan s/d pada semua tingkat peradilan
sedangkan pendamping mulai dari tingkat
pemeriksaan sampai pada sidang disiplin atau sidang
Kode Etik.
b) Pelajari berkas perkara.
c) Membuat analisa dan strategi untuk pembelaan.
d) Sprin dan surat kuasa diberikan kepada Penasehat
hukum/Kuasa hukum/ Pendamping hanya untuk satu
perkara yang dimintakan sesuai dengan permohonan
Bantuan Penasehat Hukum.
e) Setelah menerima Sprin dan Surat Kuasa ,
Penasehat hukum wajib melakukan :
(1) Catat dalam buku register di Bankum
(2) Membuat rencana kerja
(3) Mencari dan mengumpulkan alat bukti dan
menganalisis
(4) Meminta arahan kepada Kapolres
(5) Mengkoordinasi dengan pihak ketiga dan
instansi /lembaga terkait
(6) Mendaftarkan surat kuasa ke PN yang
memeriksa dan mengadili perkara serta
mengajukan izin insidentil beracara
(7) Membuat jawaban, Replik/Duplik, siapkan bukti
surat, buat kesimpulan/pledoi/nota pembelaan

I. Sop Subbag Sarpras

1) Tahap Persiapan

a) Membuat Kep/Sprin :
(1) PPK;
(2) Pejabat Pengadaan;
(3) Komisi/Panitia Pengujian Materiil;
(4) Komisi/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;
(5) Petugas verifikasi BMN.

b) Siklus daur Sarpras :


(1) Penatausahaan BMN;
(2) Perencanaan;
(3) Pengadaan/Penerimaan;
(4) Perawatan;
(5) Pendistribusian;
(6) Penghapusan.
2) Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN)

a) Pembukuan

(1) Membuat daftar barang sesuai dengan


penggolongan dan kodefikasi serta status
penggunaannya :
Dengan melakukan input data BMN kedalam
aplikasi SIMAK BMN sesuai dengan
pengelompokan barang maupun barang
persediaan kedalam aplikasi Persediaan :
(aa) KIB tanah, bangunan, alat angkut dan
alat persenjataan.
(bb) Daftar barang ruangan (DBR)
(cc) Daftar barang lainnya (DBL).
(dd) Persediaan (ATK, Kaporlap, Obat-
obatan, SSB, Suku cadang, Amuinisi,
BMP dan persediaan untuk berjaga-
jaga).
(ee) Kodefikasi BMN (pemberian label).

(2) Menyimpan dokumen kepemilikan dan


dokumen pengelolaan :
Melakuikan pembukuan dalam bentuk
Intrakoptabel dan Ekstrakomtabel.

b) Inventarisasi

(1) Melakukan inventarisasi dan penilaian BMN


dengan KPKNL yang berada dalam
penguasaannya melalui pelaksanaan sensus
barang sekurang-kurangnya sekali dalam 5
(lima) tahun meliputi jenis, jumlah, merk, tahun
perolehan, nilai perolehan dan kondisi barang.

(2) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi


kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan setelah selesainya inventarisasi

c) Pelaporan

Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP),


terdiri dari :
(1) LBKP Semesteran (LBKPS), menyajikan posisi
BMN pada awal dan akhir suatu semester
serta mutasi yang terjadi selama semester
tersebut (back up Aplikasi SIMAK BMN dan
Persediaan), dan menyampaikannya kepada
UPPB-W,

(Rosarpras Polda Jatim) dengan tembusan


kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNL);

(2) LBKP Tahunan (LBKPT), menyajikan posisi


BMN pada awal dan akhir tahun serta mutasi
yang terjadi selama tahun tersebut (back up
Aplikasi SIMAK BMN dan Persediaan), dan
menyampaikannya kepada UPPB-W
(Rosarpras Polda Jatim) dengan tembusan
kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNL);

(3) Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor


Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) dengan bukti BA rekonsiliasi;

(4) Pencocokan dokumen BA rekonsiliasi


denganAplikasi SIMAK BMN dan Persediaan
di Rosarpras Polda Jatim.

3) PERENCANAAN

a) Mengusulkan alokasi pengembangan sarana dan


prasarana :
(1) Membuat scedul;
(2) Membuat RAB/HPS;
(3) Membuat dokumen pengadaan.

b). Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan.

4) PENGADAAN/PENERIMAAN

a) PENGADAAN
Setiap giat pelaksanaan pengadaan mengunakan
pedoman/rujukan /referensi Perpres No. 54 tahun
2010 tanggal 6 Agustus 2010

(1) Pembentukan organisasi pengadaan


(aa) KPA;
(bb) PPK;
(cc) Panitia ULP/Pejabat pengadaan;
(dd) Komisi/Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan;
(ee) Komisi/Panitia Pengawas Internal.

(2) Penunjukan

(aa) Konsultan Perencanaan;


(bb) Konsultan Pengawas;
(cc) Penunjukan pmenang lelang/rekanan.

(3) Pelaksanaan Pengadaan

(aa) Pengadaan dengan penunjukan


langsung
(a1) Undangan kepada rekanan yang
terpilih dengan dilengkapi
dokumen kualifikasi;
(a2) Pemasukan dokumen kualifikasi;
(a3) Evaluasi dokumen kualifikasi;
(a4) Pemberian penjelasan;
(a5) Pemasukan penawaran;
(a6) Evaluasi penawaran klarifikasi
dan Negosiasi Tehnis maupun
biaya;

(a7) Penetapan pemenang;


(a8) Pengumuman pemenang;
(a9) Penandatanganan kontrak;
(a10) SPMK dan SPK

(bb) Pengadaan dengan lelang umum


(a1) Pengumuman 7 (tujuh) hari kerja;
(a2) Pendaftaran dan pengambilan
dokumn penawaran 7 (tujuh) hari
kerja;
(a3) Penjelasan penawaran (4
(empat) hari setelah
pengumuman;
(a4) Pemasukan dokumen penawaran
5 (lima) hari kerja;
(a5) Pembukaan dokumen dan
evaluasi penawaran 1 (satu) hari
kerja;
(a6) Eavaluasi, pembuktian kualifikasi
dan pembuatan Berita Acara
Hasil Lelang 1 (satu) hari kerja;
(a7) Usulan pemenang 2 (dua) hari
kerja;

(a8) Penetapan dan pengumuman


pemenang 1 (satu) hari kerja;
(a9) Masa sanggah 5 (lima) hari kerja;
(a10) Sanggahan banding 15 (lima
belas) hari kerja apabila ada;
(a11) Penunjukan pemenang 1 (satu)
hari kerja;
(a12) Penandatangan kontrak 14
(empat belas) hari kerja;
(a13) SPMK dan SPK 1 (satu) hari
kerja.

b) PENERIMAAN
(1) Menerima, menghitung, menjumlah materiil
SP3M, BA penyerahan materiil dari pengirim;
(2) Membuat Sprin penerimaan materiil;
(3) Membuat Sprin Komisi penerimaan materiil;
(4) Membuat BA pengujian penerimaan materiil.

5) PERAWATAN

a) Materiil dalam gudang :

(1) Mengelompokkan materiil sesuai dengan jenis,


model dan ukuran;
(2) Memasang label dan membuat kartu stock
barang/materiil;
(3) Menyusun dan menyimpan materiil sesuai
dengan asas FIFO (first in first out);
(4) mengamankan materiil yang ada digudang
penyimpanan dari bahaya kebakaran,
kebocoran air hujan dan hewan pengganggu.

b) Pemeliharaan materiil yang didukung dengan DIPA :


(1) Menyusun daftar kebutuhan pemeliharaan;
(2) Ada laporan kerusakan/permohonan
kebutuhan dari Satfung;
(3) Menunjuk penyedia jasa pemeliharaan;
(4) Undangan kepada rekanan yang terpilih
dengan
dilengkapi dokumen kualifikasi;
(5) Pemasukan dokumen kualifikasi;
(6) Evaluasi dokumen kualifikasi;
(7) Pemberian penjelasan;
(8) Pemasukan penawaran;
(9) Evaluasi penawaran klarifikasi dan Negosiasi
Tehnis maupun biaya;
(10) Penetapan pemenang;
(11) Pengumuman pemenang;
(12) Penandatanganan kontrak;
(13) SPMK dan SPK
(14) Membuat BA Pemeriksaaan hasil pekerjaan;
(15) Membuat BA serah terima pekerjaan

6) PENDISTRIBUSIAN

a) Membuat rencana pendistribusian;


b) Membuat Sprin pengeluaran materiil;
c) Membuat Spin komisi pengeluaran materiil;
d) Menghitung dan menjumlah materiil yang akan
dikeluarkan dari gudang penyimpanan;
e) Melaksanakan pendistribusian sesuai dengan
peruntukkannya;
f) Membuat laporan pertanggungjawaban
pendistribusian materiil.

7) PENGHAPUSAN

a) Membentuk/membuat Sprin Komisi penghapusan;


b) Membuat BA pengujian materiil;
c) Membuat surat ke Instansi yang berwenang untuk
perkiraan kondisi dan harga terhadap materiil yang
akan dihapus
contoh :
(1) Program disposal Bangunan buat surat ke
Kimprawil untuk menafsir harga barang-barang
yang masih bisa dimanfaatkan atas bangunan
yang akan dilelang;
(2) Program disposal Ranmor buat surat ke
DLLAJD untuk menaftis kondisi ranmor yang
akan dilelang.
d) Mengajukan usul penghapusan ke Kesatuan Atas
yang dilampiri dengan persyaratan huruf a s/d c
tembusan KPKNL;
e) Dengan rekomendasi dari Kapolri dan persetujuan
KPKNL, petugas lelang KPKNL melaksanakan lelang;
f) Dengan risalah lelang dari KPKNL tersebut
dilaksanakan penghapusan/disposal dari
pertanggungjawab administrasi.

VIII. WASDAL

1. Pengawasan meliputi kegiatan pelaporan secara berkala maupun insidentil


yang berkaitan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan pada unit kerja
masing – masing sebagai wujud pertanggung jawaban dalam pelaksanaan
tugas

2. Pengendalian dalam pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh masing –


masing unit agar semua tugas dan kegiatan bisa berjalan optimal maka
pengendalian dilaksanakan oleh setiap Perwira atau yang senior yang ada di
masing – masing unit kerja secara berjenjang.

IX. SARANA DAN PRASARANA

Dalam mendukung pada pelaksanaan tugas sehari – hari sarana dan prasarana
yang dimiliki di antaranya sebagai berikut :

1. masing – masing unit kerja dilengkapi dengan Computer

2. mesin pemotong rumput di gunakan dalam rangka pemeliharaan halaman /


lapangan yang ada di Mako

3. sarana medis yang merupakan kelengkapan dari unit Kesehatan yang


dimiliki diantaranya sebagai berikut :

a. tensi meter adalah alat untuk melihat tekanan darah


b. Stetoskop adalah alat untuk mendengar suara nafas paru dan
jantung
c. Senter adalah alat untuk melihat terjadinya bengkak ( radang ) pada
telinga dan hidung serta mulut
d. Thermometer adalah alat untuk medeteksi suhu tubuh
e. Head lamp adalah alat untuk melihat adanya kelainan pada rongga
mulut / telinga
f. Snellen Card adalah alat untuk mendeteksi buta warna
g. Timbangan adalah alat untuk mengukur berat badan

X. DUKUNGAN ANGGARAN

Dukungan anggaran dimasing – masing unit kerja yang ada dalam DIPA RKA – KL
TA 2011 antara lain sebagai berikut :
1. Pembinaan ( pelatihan fungsi ) = Rp 24.600.000.00.-

2. Sarpras antara lain :

a. Penyelenggaraan Operasional dan pemeli


haraan perkantoran ( pemeliharaan gedung
dan bangunan ) = Rp. 19.000.000.00.-

b. penyelenggaraan operasional dan pemeli


haraan perkantoran ( pemeliharaan perala
tan mesin ) = Rp. 2.985.000.00.-

c. pengadaan peralatan / perlengkapan


kantor = Rp. 31.280.000.00.-

d. pengembangan Prasarana dan sarana


Kepolisian pembangunan sarpras = Rp. 892.500.000,-

e. pemeliharaan alut pemeliharaan keamanan


dan ketertiban masyarakat = Rp. 103.984.000,-

f. perbaikan peralatan kantor = Rp. 15.000.000.00,-

g. perbaikian pelatan fungsional = Rp. 9.984.000.00,-

h. perawatan ranmor R4 / R6 / R10 = Rp. 63.000.000.00,-

i. belanja biaya pemeliharaan peralatan dan


mesin R6 / R4 = Rp. 38.000.000.00,-

j. belanja biaya pemeliharaan peralatan


dan mesin sedan Patroli = Rp. 25.000.000.00,-

k. perawatan Ranmor R2 = Rp. 16.000.000.00,-

XI. PENUTUP

Demikian aktualisasi Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Bagsumda Polres


Bangkalan dalam rangka mewujudkan penampilan perorangan untuk
menyamakan Visi dan persepsi dalam pelaksanaan tugas di masing – masing unit
kerja, sehingga tercapai keberhasilan pelaksanaan tugas yang dapat melayani
terhadap kebutuhan / kepentingan dari semua Personil Polri dan masyarakat, yang
mana Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dengan
harapan Polri di cintai masyarakat

Bangkalan, Pebruari 2011


KEPALA KEPOLISIAN RESORT BANGKALAN

SUSANTO, S.I.K., S.H., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71020290

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH JAWA TIMUR
RESORT BANGKALAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SATUAN INTELKAM POLRES BANGKALAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
1. Tugas pokok Kepolisian selalu mengalami berbagai dinamika perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat hal ini perlu disadari oleh semua
anggota Polri sehingga peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya
Manusia Polri merupakan salah satu hal yang sangat Essensial dan
mendasar;

2. Menyadari bahwa secara faktual Kinerja anggota Polri sudah


dilaksanakan dengan baik, namun masih perlu adanya suatu sistem
pemandu dalam pelaksanaannya sehingga arah prioritas dan sasaran
tugas dalam pelaksanaan operasional senantiasa berorientasi pada
kinerja dan pelaksanaan tugas – tugas pokok Polri;

3. Untuk menumbuhkan dinamika pelaksana dan pelaksanaan tugas, satuan


Intelkam Polres Bangkalan telah merumuskan sebuah konsep pemikiran
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan follow up
dari PP No 60 tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP);

4. Standart operasional prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres Bangkalan


adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan pekerjaan pada satuan
Intelijen Keamanan di tingkat Polres yang membidangi bidang tugas
keamanan dan akan dijadikan sebagai alat penilaian kinerja berdasarkan
indikator – indicator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan
tata kerja, prosedur kerja dan system kerja pada satuan Intelkam Polres
Bangkalan, tujuan SOP ini adalah untuk menciptakan komitmen mengenai
apa yang harus dikerjakan oleh unit pada satuan Intelkam Polres
Bangkalan sehingga dapat terwujudnya good governance;

B. DASAR

2. Undang – undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;

3. Peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010


tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resort
dan Kepolisian Sektor;
4. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/37/I/2005 tentang Pedoman
Intelijen Keamanan dilingkungan Polri;

5. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/412/VI/2005 tentang Pedoman


pelaksanaan Penyelidikan Intelijen Keamanan;

6. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/990/XII/2005 tentang Pedoman


pelaksanaan Pengamanan Intelijen Keamanan;

7. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/993/XII/2005 tentang Pedoman


pelaksanaan Penggalangan Intelijen Keamanan;

8. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/992/XII/2005 tentang


Standarisasi alat khusus Intelijen;

9. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/991/XII/2005 tentang Sistem


pembinaan alat khusus Intelijen;

10. Keputusan Kapolri No. Pol : KEP / 448 / IX / 2007 tanggal 17 September
2007 tentang pedoman produk Intelijen di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

11. Surat Keputusan Kabaintelkam No. Pol. : SKEP/20/IX/2004 tanggal 15


September 2004 tentang Pedoman pembentukan dan pembinaan jaringan
Intelijen dibawah permukaan;

12. Petunjuk Tehnis Kapolri No. Pol. : Juknis/09/I/1995 tentang Ketentuan


Surat Tanda Melapor (STM);

13. Petunjuk Tehnis Kapolri No. Pol. : Juknis/12/I/1995 tentang Ketentuan


Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD);

14. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/816/IX/2003 tanggal 17


September 2003 tentang Naskah sementara petunjuk lapangan
penerbitan Surat keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);

15. Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No. Pol. : Juklak/02/XII/1995 tanggal 29


Desember 1995 tentang Penyelenggaraan Perijinan dan Pemberitahuan
kegiatan masyarakat;

16. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/1600/X/1998 tanggal 30 Oktober


1998 perihal Naskah sementara buku petunjuk lapangan tata cara
pemberian surat tanda terima pemberitahuan menyampaikan pendapat
dimuka umum;
17. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/82/II/2004 tanggal 16 Pebruari
2004 tentang Buku petunjuk pelaksanaan dan pengawasan pengendalian
senjata api non organik TNI/Polri;

18. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengawasan,


Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial;

19. PPRI No 60 tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

20. Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2010 tentang Jenis dan tarif PNBP
yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia;

21. Program kerja Polres Bangkalan tahun 2011.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. MAKSUD :

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Intelkam


Polres Bangkalan ini, dimaksudkan untuk dapat dijadikan sebagai
pedoman kerja dan akan dijadikan sebagai alat penilaian kerja sehingga
di harapkan pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara efektif dan
efesien serta memperoleh hasil sesuai dengan target yang telah
dirumuskan

2. TUJUAN

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Intelkam


Polres Bangkalan ini, bertujuan agar tercipta keseragaman dan
persamaan persepsi serta komitmen mengenai apa yang harus dikerjakan
oleh unit opsnal / seluruh anggota yang ada pada Satuan Intelkam Polres
Bangkalan sehingga diharapkan dapat terwujudnya good governance.

D. RUANG LINGKUP

1. TUPOKSI

Penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Intelkam Polres


Bangkalan ini meliputi kegiatan Kepolisian maupun Operasi Kepolisian
yang diimplementasikan dalam kegiatan penyelidikan, pengamanan,
penggalangan dan pembentukan pembinaan jaringan serta pelayanan
administrasi dalam penerbitan SKCK, penerbitan Surat ijin (SI) / Surat
Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat Tanda Melapor (STM) dan
rekomendasi permohonan senjata api / handak bagi masyarakat yang
membutuhkan serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya;
2. PENGERTIAN

a. Standar Operasional Prosedur (SOP)

1) Sebuah standar / prosedur tetap dalam pelaksanaan


pekerjaan.

2) Cara yang dispesifikasikan untuk melaksanakan aktifitas /


suatu proses.

3) Pedoman, acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan fungsi.

4) Suatu set Instruksi yang memiliki kekuatan sebagai petunjuk


atau Direktif

5) Pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan


sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi
pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja,
prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment
mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja
instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance.

b. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Adalah sebuah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang


diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

c. Penyelidikan

Adalah segala usaha, kegiatan/pekerjaan yg dilakukan scr


berencana dan terarah dalam rangka cari dan kumpulkan baket
untuk selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan agar
pimpinan dapat tentukan kebijaksanaan dengan resiko yang telah
diperhitungkan terlebih dahulu

d. Pengamanan

Adalah segala usaha, kegiatan dan pekerjaan yang dilaksanakan


secara berencana dan terarah untuk menemukan jejak,
menggagalkan, melumpuhkan, memutus jaringan, menumpas atau
menghancurkan usaha,kegiatan pihak lain/lawan yang mengancam
kehidupan masyarakat, integrasi bangsa, jalannya pemerintahanan
dan pelaksanaan pembangunan serta menghambat pelaksanaan
tugas polri. Bentuk kegiatannya kontra intelijen.

e. Penggalangan

Adalah adalah segala usaha, kegiatan dan pekerjaan yang


dilaksakan secara berencana dan terarah untuk menciptakan atau
merubah situasi dan kondisi didaerah tertentu daerah lawan
didalam atau diluar negeri dalam jangka waktu tertentu yang
menguntungkan sesuai kehendak sipenggalang. Pengkodisian
situasi

f. Tukbinjar

Adalah Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh


anggota Intelijen secara berencana, terarah, terprogram dan
berlanjut dalam rangka pembenukan, pembinaan kemampuan,
pendayagunaan, pemisahan serta pengawasan dan pengendalian
jaringan Intelijen.

g. Informasi

Adalah keterangan yang disampaikan seseorang atau badan yang


masih memerlukan penilaian.

h. Bahan Keterangan

Adalah kumpulan informasi atau fakta yang sudah di nilai dan


dapat digunakan atau diolah untuk pembuatan produk Intelijen.

i. Produk Intelijen

Adalah suatu perwujudan akhir dari kegiatan operasional Intelijen


yang berisi bahan keterangan setelah melalui proses pengolahan
yang meliputi pencatatan, penilaian dan penafsiran yang dibuat
secara perorangan atau organisasi fungsi Intelijen yang disusun
sesuai dengan jenis, bentuk dan kegunaannya yang telah
ditentukan.

j. Intelijen Dasar

Adalah suatu produk Intel yang dibuat oleh pejabat Intelijen yang
berisi bahan keterangan tentang semua aspek kehidupan dalam
suatu daerah/tempat tertentu yang dapat digunakan sebagai
pengetauan dasar tentang pengetauan potensi situasi dan kondisi
daerah untuk kepentingan penyelenggaraan tugas-tugas Polri.
k. Laporan Informasi

Adalah laporan dari petugas Intelijen tentang apa yang dilihat,


didengar, didengar, dirasakan langsung maupun tidak langsung
yang meliputi satu bidang dan atau satu masalah, disusun secara
sistematis dan analisa singkatnya atas materi laporan tersebut.

l. Informasi Khusus

Adalah produk Intelijen yang dibuat oleh pejabat Intelijen yang


merupakan informasi terpilih dan bernilai dari beberapa informasi
yang diterima tentang masalah atau kasus – kasus tertentu dan
diperkirakan akan berkembang sehingga perlu diketaui, diyakini
dan diwaspadai oleh pempinan satuan samping dan bawah.

m. Perkiraan Intelijen

Adalah produk yang dibuat oleh pejabat Intelijen yang disusun


secara berkala mengenai lingkungan strategi tentang berbagai
bidang yang meliputi Ipoleksosbudkam termasuk perkembangan
lingkungan strategi luar negri.

n. Perkiraan Intelijen Khusus

Adalah produk yang dibuat oleh pejabat Intelijen dalam


kepentingan suatu operasi khusus Kepolisian, yang menelaah
secara komprehensif tentang kondisi sasaran opereasi.

o. Perkiraan Intelijen Cepat

Adalah produk yang dibuat oleh pejabat intelijen dalam satgas


Operasi apabila terjadi perubahan / penyimpangan tentang
sasaran operasi sehingga dapat menjamin efektifitas pelaksanaan
operasi khusus Kepolisian yang sudah berjalan.

p. Laporan Intelijen

Adalah produk yang dibuat pejabat Intelijen untuk melaporkan hasil


kegiatan Intelijen (lidik, Pam, Gal) baik terhadap sasaran teroris,
kejahatan berkadar ancaman tinggi maupun kondisi – kondisi
tertentu yang merasakan masyarakat.

q. Pencatatan
Adalah menuliskan informasi atau keterangan pada sarana
pencatatan secara sistimatis, teratur dan berkesinambungan dalam
rangka tersedianya bahan keterangan untk diolah menjadi produk
Intelijen.

r. Buku Harian Informasi

Adalah buku induk Informasi yang berisi kumpulan Informasi harian


yang dilaporkan atau yang diterima Satuan Intelijen.

3. SISTIMATIKA
a. PENDAHULUAN
1) UMUM
2) DASAR
3) MAKSUD DAN TUJUAN
4) RUANG LINGKUP
a) TUPOKSI
b) PENGERTIAN
c) SISTIMATIKA
b. PELAKSANAAN
1) TUGAS POKOK
2) SASARAN
3) PENJABARAN SOP
4) DUKUNGAN ANGGARAN
c. PENUTUP

BAB II

PELAKSANAAN

A. TUGAS POKOK

Sesuai pasal 39 Peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 sebagai berikut :

1. Satintelkam bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen


bidang Keamanan, pelayanan yang berkaitan dengan ijin keramaian
umum dan penerbitan SKCK, menerima pemberitahuan kegiatan
masyarakat atau kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas
permohonan izin pemegang senjata api dan penggunaan bahan peledak;

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir diatas,


Satintelkam menyelenggarakan fungsi :
a. pembinaan kegiatan Intelijen dalam bidang keamanan, antara lain
persandian dan produk Intelijen dilingkungan Polres;

b. pelaksanaan kegiatan operasional Intelijen keamanan guna


terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini
(early warning), pengembangan jaringan informasi melalui
pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen;

c. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh


formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan
pemerintah daerah;

d. pendokumentasian dan penganalisaan terhadap perkembangan


lingkungan strategik serta penyusunan produk intelijen untuk
mendukung kegiatan Polres;

e. penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil


analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian
pimpinan;

f. penerbitan surat izin untuk keramaian dan kegiatan masyarakat


antara lain dalam bentuk pesta (festival, bazar, konser), pawai,
pasar malam, pameran, pekan raya, dan pertunjukkan/permainan
ketangkasan;

g. penerbitan STTP untuk kegiatan masyarakat, antara lain dalam


bentuk rapat, sidang, muktamar, kongres, seminar, sarasehan,
temu kader, diskusi panel, dialog interaktif, outward bound, dan
kegiatan politik;

h. pelayanan SKCK serta rekomendasi penggunaan senjata api dan


bahan peledak.

B. SASARAN.

1. Kepala Satuan Intelijen Keamanan ( Kasatintelkam ) :


a. Kasatintelkam Polres Bangkalan adalah Pimpinan Satintelkam
Polres Bangkalan yang bertanggung jawab kepada Kapolres
Bangkalan dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari – hari berada
dibawah kendali Wakapolres Bangkalan;
b. Kasatintelkam Polres Bangkalan bertugas memimpin, membina
dan mengawasi / mengendalikan unit – unit organisasi dalam
lingkungan Satintelkam Polres Bangkalan serta memberikan
pertimbangan dan saran serta melaksanakan tugas lain sesuai
perintah Kapolres Bangkalan;
c. Dalam hal berhalangan melaksanakan tugasnya, Kasatintelkam
Polres Bangkalan diwakili oleh Kaurbinops Satintelkam Polres
Bangkalan atau pejabat yang ditunjuk Kapolres Bangkalan atau
Kasatintelkam Polres Bangkalan;
d. Kasatintelkam Polres Bangkalan membawahi :
1) Unsur pembantu pimpinan dan pelaksana urusan
operasional, disingkat Urbinops dan dalam tugasnya dibantu
Bamin dan Banum;
2) Unsur pembantu pimpinan dan pelaksana urusan
administrasi dan ketatausahaan, disingkat Urmintu dan
dalam tugasnya dibantu Bamin dan Banum;
3) Unsur pelaksana tugas pokok Satintelkam atau disebut Unit;
4) Unsur pelaksana staf khusus / tehnis urusan pelayanan
administrasi, disingkat Uryanmin dan Bintara Persandian
disingkat Basandi.
2. Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satuan Intelijen Keamanan
(Kaurbinops Satintelkam) :
a. Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan adalah pembantu tugas
pokok Kasatintelkam Polres Bangkalan dalam urusan pembinaan
operasional yang berkedudukan dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;
b. Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan bertugas melakukan
pembinaan kegiatan Intelijen dalam bidang keamanan,
mengumpulkan, menyimpan, dan melakukan pemutakhiran biodata
tokoh formal atau informal, organisasi sosial, masyarakat, politik,
dan pemerintah daerah, serta persandian, pendokumentasian,
penganalisaan terhadap perkembangan lingkungan strategik,
penyusunan produk intelijen untuk mendukung kegiatan Polres,
dan pemberdayaan personel pengemban fungsi Intelijen.
c. Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan dalam melaksanakan
tugas kewajibannya dibantu oleh Bantuan Administrasi (Bamin
Urbinops) dan Bantuan Umum (Banum Urbinops).

3. Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan Satuan Intelijen


Keamanan (Kaurmintu Satintelkam) :
a. Kaurmintu Satintelkam Polres Bangkalan adalah pembantu tugas
pokok Kasatintelkam Polres Bangkalan dalam urusan administrasi
dan ketatausahaan yang berkedudukan dibawah Kasatintelkam
Polres Bangkalan;
b. Kaurmintu Satintelkam Polres Bangkalan bertugas
menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan,
memberikan pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan
kegiatan masyarakat lainnya, STTP, rekomendasi penggunaan
senjata api dan bahan peledak, SKCK kepada masyarakat yang
membutuhkan, dan melakukan pengawasan dan pengamanan atas
pelaksanaannya.
c. Kaurmintu Satintelkam Polres Bangkalan dalam melaksanakan
tugas kewajibannya dibantu oleh Bantuan Administrasi (Bamin
Urmintu) dan Bantuan Umum (Banum Urmintu).

4. Unit Satintelkam :
a. Unit adalah unsur pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres
Bangkalan yang berada di bawah Kasatintelkam Polres Bangkalan;
b. Unit Satintelkam Polres Bangkalan bertugas menyelenggarakan
tugas-tugas operasional meliputi kegiatan operasional intelijen
keamanan guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan
peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi
dan penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan
hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian
pimpinan;
c. Unit Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh Kepala Unit
disingkat Kanit Sat Intelkam Polres Bangkalan yang bertanggung
jawab kepada Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Kaurbinops
Satintelkam Polres Bangkalan;
d. Unit Satintelkam Polres Bangkalan terdiri dari 6 ( enam ) Unit
antara lain :
1) Unit “ I “ Sat Intelkam Polres Bangkalan.
a) Unit I Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur
pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;
b) Unit I Satintelkam Polres Bangkalan bertugas
menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi,
identifikasi

dan assesment terhadap perkembangan lingkungan


strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang politik, diantaranya :
(1) Lembaga Tinggi Negara (Presiden, DPR, MA
dan BPK);
(2) Kementerian (Departemen atau Non
Departemen);
(3) Eksekutif ( PNS. TNI / Polri );
(4) Partai Politik (Parpol);
(5) Organisasi Kemasyarakatan ( Ormas );
(6) Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM );
(7) Komisi Pemilihan Umum ( KPU );
(8) Kelompok Ekstrim Radikal; dan
(9) Mass Media / Surat Kabar.
c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit I Satintelkam
Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan di bidang
politik yang dapat meresahkan masyarakat melalui :
(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment
perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi dibidang politik, dalam upaya
menemukan hakekat ancaman dan
antisipasinya;

(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian


biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;

(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan


intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengkapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit I Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit I disingkat Kanit I Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan;

e) Kanit I Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

2) Unit “ II “ Satintelkam Polres Bangkalan.

a) Unit II Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur


pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;

b) Unit II Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi, identifikasi
dan assesment terhadap perkembangan lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang ekonomi diantaranya :
(1) Moneter;
(2) Perbankan;
(3) Investasi;
(4) Perpajakan;
(5) Perindustrian;
(6) Perdagangan;
(7) Koperasi dan UKM;
(8) Pertanian;
(9) Kehutanan;
(10) Kelautan;
(11) Pertambangan;
(12) Energi;
(13) Perhubungan;
(14) Telekomunikasi.

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit II Satintelkam


Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan di bidang
ekonomi yang dapat meresahkan masyarakat
melalui :

(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment


perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi dibidang ekonomi, dalam
upaya menemukan hakekat ancaman dan
antisipasinya;

(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian


biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;

(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan


intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengakapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit II Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit II disingkat Kanit II Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan.

e) Kanit II Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

3) Unit “ III “ Satintelkam Polres Bangkalan.

a) Unit III Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur


pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;

b) Unit III Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi, identifikasi
dan assesment terhadap perkembangan lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang sosial budaya diantaranya :

(1) Agama dan aliran kepercayaan;


(2) Budaya dan kultur;
(3) Transmigrasi dan kependudukan;
(4) Kegiatan masyarakat (unras, seminar,
pertemuan, seni, dll);
(5) Pendidikan;
(6) Bencana alam;
(7) Lingkungan hidup;
(8) Pertanahan;
(9) Penyakit masyarakat;
(10) Tenaga kerja dan buruh;
(11) Pengangguran.

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit III Satintelkam


Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan dibidang
sosial budaya yang dapat meresahkan masyarakat
melalui :

(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment


perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi dibidang sosial budaya, dalam
upaya menemukan hakekat ancaman dan
antisipasinya;
(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian
biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;

(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan


intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengakapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit III Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit III disingkat Kanit III Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan;

e) Kanit III Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

4) Unit “ IV “ Satintelkam Polres Bangkalan.

a) Unit IV Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur


pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;

b) Unit IV Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi, identifikasi
dan assesment terhadap perkembangan lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang kejahatan konvensional diantaranya :

(1) Pencurian biasa / ringan;


(2) Pencurian dengan pemberatan;
(3) Pencurian dengan kekerasan;
(4) Pencurian kendaraan bermotor;
(5) Pencurian ternak / hewan;
(6) Penganiayaan biasa / ringan;
(7) Penganiayaan berat;
(8) Penganiayaan akibatkan orang
mati/pembunuhan;
(9) Pembakaran;
(10) Kebakaran;
(11) Pemalsuan materai & merk;
(12) Pemalsuan surat / dokumen;
(13) Pemalsuan mata uang kertas;
(14) Pemerkosaan;
(15) Permainan judi;
(16) Larikan anak orang (wanita);
(17) Penculikan;
(18) Pemerasan / ancaman;
(19) Penggelapan;
(20) Pengrusakan;
(21) Penipuan / perbuatan curang;
(22) Kejahatan dalam perkawinan;
(23) Pencabulan / perzinahan;
(24) Perbuatan tidak menyenangkan;
(25) Penyerobotan tanah;
(26) Penadahan;
(27) Pencemaran nama baik;
(28) Pengeroyokan;
(29) Terhadap kekuasaan umum;
(30) Memberi suap / menerima suap;
(31) Sumpah palsu / keterangan palsu;
(32) PKDRT.

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit IV Satintelkam


Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan dibidang
kejahatan konvensional yang dapat meresahkan
masyarakat melalui :

(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment


perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi dibidang kejahatan
konvensional, dalam upaya menemukan
hakekat ancaman dan antisipasinya;

(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian


biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;

(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan


intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengakapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit IV Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit IV disingkat Kanit IV Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan;

e) Kanit IV Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

5) Unit “ V “ Satintelkam Polres Bangkalan.

a) Unit V Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur


pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan;

b) Unit V Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi, identifikasi
dan assesment terhadap perkembangan lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang kejahatan transnasional diantaranya :

(1) Perdagangan illegal obat terlarang (narkotika /


prikotropika);
(2) Pencucian uang / Money Laundering;
(3) Terorisme;
(4) Perdagangan penyelundupan senjata;
(5) Perdagangan penyelundupan manusia;
(6) Kejahatan komputer (cyber crime );
(7) Kecelakaan laut;
(8) Perompak / bajak laut;
(9) Kejahatan ekonomi (economi crime);
(10) Minuman keras (miras);
(11) Senjata api;
(12) Bahan peledak;
(13) Haki;
(14) Pupuk.

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit V Satintelkam


Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan dibidang
kejahatan transnasional yang dapat meresahkan
masyarakat melalui :

(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment


perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi dibidang kejahatan
transnasional, dalam upaya menemukan
hakekat ancaman dan antisipasinya;

(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian


biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;

(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan


intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengakapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit V Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit V disingkat Kanit V Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan;

e) Kanit V Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

6) Unit “ VI “ Satintelkam Polres Bangkalan.

a) Unit VI Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur


pelaksana tugas pokok Satintelkam Polres Bangkalan
yang berada dibawah Kasatintelkam Polres
Bangkalan.;

b) Unit VI Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang
keamanan dengan melaksanakan deteksi, identifikasi
dan assesment terhadap perkembangan lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi hakekat
ancaman dan upaya penanggulangan permasalahan
dibidang kejahatan kontijensi dan kejahatan
kekayaan negara diantaranya :
(1) Kerusuhan massal;
(2) Konflik antar etnis / SARA;
(3) Perkelahian antar warga;
(4) Perkelahian pelajar;
(5) Kejahatan terhadap keamanan negara;
(6) Kejahatan terhadap ketertiban umum;
(7) Kejahatan terhadap Presiden / Wakil Presiden;
(8) Separatisme;
(9) Kejahatan terhadap politik / makar;
(10) Pengeroyokan (pasal 170 KUHP);
(11) Agraria (UU 5/1960);
(12) Kewajiban daftarkan perusahaan (UU 3/1984);
(13) Perindustrian (UU 5/1985);
(14) Pencurian listrik / pencurian kawat telepon (UU
15/1985);
(15) Usaha Asuransi (UU 7/1992);
(16) Kepabeanan (UU 10/1985);
(17) Illegal logging;
(18) Illegal Fishing;
(19) Illegal Mining;
(20) Migas / oplos BBM;
(21) Korupsi / penyalahgunaan jabatan.

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Unit VI Satintelkam


Polres Bangkalan menyelenggarakan kegiatan
operasional intelijen yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap bentuk-bentuk penyimpangan di bidang
kejahatan kontijensi dan kejahatan kekayaan negara
yang dapat meresahkan masyarakat melalui :

(1) Kegiatan deteksi, identifikasi dan assesment


perkembangan lingkungan strategis dalam
lingkup nasional dan regional yang
mempengaruhi

Dibidang……

dibidang kejahatan kontijensi dan kejahatan


kekayaan negara, dalam upaya menemukan
hakekat ancaman dan antisipasinya;

(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian


biodata tokoh formal / informal, organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta
obyek lain yang dipandang perlu;
(3) Penyelenggaraan pembentukan jaringan
intelijen sesuai dengan wilayah-wilayah yang
telah ditentukan;

(4) Menjabarkan dan melengakapi unsur-unsur


utama keterangan (UUK) dari Kapolres,
Kasatintelkam atau Satuan Atas dalam upaya
mempertajam target operasi (TO).

d) Unit VI Satintelkam Polres Bangkalan dipimpin oleh


Kepala Unit VI disingkat Kanit VI Satintelkam Polres
Bangkalan yang bertanggung jawab kepada
Kasatintelkam Polres Bangkalan dan dalam
pelaksanaan tugasnya sehari – hari dibawah kendali
Kaurbinops Satintelkam Polres Bangkalan.

e) Kanit VI Satintelkam Polres Bangkalan dalam


melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh 6
(enam) Bintara Unit ( Banit ).

5. Bintara Administrasi ( Bamin ) :

a. Bamin Satintelkam Polres Bangkalan adalah unsur pembantu


pimpinan dan pelaksana staf Satintelkam Polres Bangkalan yang
bertanggung jawab kepada Kasatintelkam Polres Bangkalan dan
dalam pelaksanaan tugasnya sehari – hari berada dibawah kendali
Kaurbinops dan atau Kaurmintu Satintelkam Polres Bangkalan;

b. Bamin Satintelkam Polres Bangkalan bertugas menyiapkan


rencana program kerja dan anggaran, termasuk rencana dan
administrasi operasional, pelatihan, serta urusan administrasi dan
ketatausahaan, termasuk pembinaan fungsi intelkam dalam
lingkungan Polres Bangkalan.

c. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam


huruf b, Bamin Satintelkam Polres Bangkalan adalah :

1) Penyusunan rencana / program kerja dan anggaran serta


analisis dan evaluasi atas pelaksanaannya;

2) Penyelenggaraan administrasi operasional;


3) Penyelenggaraan administrasi personil dan materiil / logistik
serta ketatausahaan dan urusan dalam.

d. Bamin Satintelkam Polres Bangkalan dalam melaksanakan tugas


kewajibannya dibantu oleh :

1) Bantuan Umum (Banum) urusan pembinaan operasional


disingkat Banum Urbinops;
2) Bantuan Umum (Banum) urusan administrasi dan
ketatausahaan disingkat Banum Urmintu.

6. Bintara Persandian ( Basandi ) :

a. Basandi adalah unsur pelaksana pada Satintelkam Polres


Bangkalan yang berada dibawah Kasat Intelkam Polres Bangkalan;

b. Basandi Satintelkam Polres Bangkalan bertugas


menyelenggarakan kegiatan persandian Polri baik melalui sarana
persandian dilingkungan Polres Bangkalan maupun dengan
instansi lainnya.

C. PENJABARAN SOP.

1. Standar Operasional Presedur ( SOP ) Satuan Intelkam Polres


Bangkalan.

a. Administrasi Intelijen.

1) Tahap Persiapan.

a) Petugas pembuat Administrasi Intelejen harus


mempersiapkan sarana dan prasarana
penyelenggaraan administrasi berupa ATK, komputer
dan meja kerja;

b) Petugas mempersiapkan piranti lunak dan peralatan;

c) Petugas merumuskan tehnik penyampaian


keterangan dan produk intel.

2) Tahap Pelaksanaan.

a) Pencatatan

Petugas merumuskan keterangan dalam bentuk


tulisan atau penggambaran / visualisasi lainnya dan
mempersatukan persoalan – persoalan yang ada
hubunganya antara satu dengan lainnya melalui :

(1) Buku Harian Informasi ( BHI );


(2) Lembaran kerja;
(3) Kartu TIK;
(4) File;
(5) Peta situasi.

b) Penilaian
Penilaian dilakukan oleh Kasat Intelkam dalam
menentukan hubungan, tingkat kepentingan dari
urgensi serta tingkat kepercayan dan kebenaran
bahan keterangan.

c) Penafsiran

Penafsiran dilakukan oleh Kasat Intelkam dalam


menentukan arti baket dalam hubungannya dengan
suatu persoalan yang diketahui sebelumnya dan
mengambil keputusan mengenai artinya.

3) Tahap Penyelesaian Produk.

a) Petugas pembuat Produk Intelejen harus


memperhatikan pedoman dan tata naskah produk
yang berlaku di lingkungan Intelijen, serta
memperhatikan sifat dan waktu pembuatan produk
Intelijen;

b) Petugas harus memperhatikan kecepatan dalam


penyebaran produk Intelijen dengan menggunakan
sarana-sarana penyebaran melalui Caraka, Perwira
penghubung, pesawat telepon, fak, email dll;

c) Produk – produk intelijen yang dihasilkan berupa :

(1) Intelejan Dasar;


(2) Perkiraan Intelejen keamaan;
(3) Telahaan Intelejen;
(4) Laporan Informasi;
(5) Infosus;
(6) Laporan Atensia;
(7) Perkiraan Intelejen Khusus ( Kirsus );
(8) Perkiraan Intelejen Cepat ( Kirpat );
(9) Perkiraan Intelejen Kontijensi;
(10) Memo Intelejen;
(11) Laporan Intelejen.

4) Dokumentasi Intelijen.

a) Anggota Intelijen menjadikan sasaran / obyek yang


bisa dijadikan pembuatan dokumentasi intelejen
adalah sebagai berikut :

(1) Surat-surat telegram, produk,gambar, buku,


film dll yang mengandung nilai intelijen;
(2) Penggolongan Informasi menjadi 3 (tiga)
golongan yaitu perorangan, organisasi dan
permasalahan.

b) Anggota Intelijen dalam membuat dokumentasi


melaksanakan metode sebagai berikut :

(1) Memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan


dengan menjamin keamanan dan kerahasiaan
serta menjamin kecepatan dan ketapatan dala
penyajian;

(2) Menyelenggarakan tahap pendokumentasian


meliputi pengumpulan, pencatatan,
pemberkasan, penyimpanan, dan
pemeliharaan serta pengamanannya,
penyajian, penyusutan dan pemusnahan;

(3) Mekanisme penyelenggaraan dokumentasi


secara urut-urutan.

c) Anggota Intelijen dalam membuat dokumentasi


menyediakan sarana dan prasarana
pendokumentasian dalam bentuk KDU ( Kode
Desimal Universal ).

b. Persandian.

Petugas sandi Polres Bangkalan melakukan kegiatan berupa :

1) Menyelenggarakan kegiatan persandian Polri melalui sarana


persandian dilingkungan Polres dan Instansi terkait;

2) Menerima dan menyusun konsep sandi;

3) Mendistribusikan surat-surat sandi yang diterima sesuai


alamat;

4) Membuat konsep sandi dan mengirim melalui sarana


persandian.

c. Unit Opsnal Satintelkam.

Petugas unit Opsnal Satuan Intelkam Polres Bangkalan melakukan


tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Anggota unit Opsnal Sat Intelkam melaksanakan deteksi dini


( early detection ) dan peringatan dini ( early warning )
termasuk pengumpulan biodata tokoh formal / informal
organisasi sosial / politik / masyarakat / pemerintah dan
pengawasan / pengamanan orang asing , senjata api dan
bahan peledak dan kegaitan sosial / politik masyarakat;

2) Satuan Opsnal Satintelkam Polres Bangkalan terdiri dari 6


Unit Operasional yaitu Unit I (Ideologi Politik), Unit II
(Ekonomi), Unit III (Sosial Budaya), Unit IV (Kejahatan
Konvensional), Unit V (Kejahatan Transnasional) dan Unit VI
(Kejahatan Kontijensi dan Kekayaan Negara);

3) Anggota unit Opsnal melaksanakan Deteksi, Identifikasi dan


Assesment terhadap perkembangan lingkungan strategis
yang dapat mempengaruhi hakekat ancaman dan upaya
penanggulangan;

4) Satuan Opsnal Sat Intelkam membentuk jaringan Intelijen


sesuai dengan wilayah-wilayah yang telah ditentukan;

5) Kasat Intelkam memberi pengarahan dan perumusan unsur-


unsur utama keterangan ( UUK ) kepada anggota Unit
opsnal Sat Intelkam dalam upaya mempertajam target
operasi;

6) Anggota Unit Opsnal melakukan pengumpulan, pengolahan


dan penyajian biodata tokoh formal / informal organisasi /
lembaga pemerintah / non pemerintah serta obyek lain
yang dipandang perlu;

7) Anggota Unit Opsnal melakukan kegiatan Kepolisian (STO)


maupun Operasi Kepoilisian (MTO) dan diawali dengan
pembuatan ren pendukung, menyiapkan sprin, menyiapkan
alut /alsus;

8) Petugas Unit Opsnal dalam tahap pengakhiran, diadakan


konsolidasi dan pembuatan produk intelijen seperti Lap info,
Insus, laporan Intelijen.

2. Standar Operasional Presedur ( SOP ) Kegiatan Penyelidikan,


Pengamanan dan Penggalangan Satuan Intelkam Polres Bangkalan.

a. Penyelidikan.

1) Umum :

a) Penyelidikan adalah salah satu fungsi Intelijen yang


melakukan usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk
memperoleh keterangan yang diperlukan guna
kepentingan penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan terutama mengenai :
(1) Keadaan, kemampuan kerawanan dan
maksud-maksud lawan yang di hadapi atau
bakal lawan yang mungkin akan di hadapi;

(2) Keadaan daerah / wilayah sasaran yang di


hadapai atau mungkin yang di hadapi;

(3) Keadaan iklim daerah / wilayah atau kawasan


yang di hadapi;

(4) Masalah-maslah yang menyangkut


IPOLEKSOSBUDKAM.

b) Penyelidikan di lakukan melalui 4 tahap yang berputar


terus menerus (Circle intelegent) yang terdiri dari :

(1) Tahap Perencanaan;


(2) Tahap pengumpulan;
(3) Tahap pengolahan;
(4) Tahap pelaporan / penyampaian / penggunaan.

2) Perencanaan.

a) Perencanaan di lakukan untuk memberikan


pengarahan kepada kegiatan-kegiatan penyelidikan,
bahan keterangan apa yang harus dikumpulkan
sesuai dengan kebutuhan, pengatahan tersebut di
tuangkan dalam bentuk perintah dan perrmintaan,
juga di tentukan sifat penyelidikan (terbuka/tertutup);

b) Pejabat yang bertanggung jawab atas penyusunan


rencana pengumpulan keterangan merusmuskan
keterangan-keterangan yang di butuhkan di tuangkan
dalam bentuk Unsur-unsur Utama Ketarangan
(UUK);

c) Rencana pengumpulan keterangan memuat :

(1) Rumusan UUK yang di dalamnya memuat


pertanyaan-pertanyaan yang di muat dalam
bentuk perintah dan permintaan-permintaan
dan disampaikan kepada badan-badan / agen
pelaksana;

(2) Penunjukan badan-badan / agen pelaksana


sesuai dengan kemampuan masing-masing
dengan mempertimbangkan waktu yang
terbatas;
(3) Pembatasan / jangka waktu kepada agen
pelaksana untuk menyampaikan keterangan-
keterangan yang telah di peroleh kepada pihak
yang memberikan perintah / User;

(4) Penentuan tempat untuk menyampaikan


keterangan-keterangan yang di peroleh.

d) Selanjutnya dikeluarkan perintah-perintah dan


permintaan-permintaan kepada badan/agen
pelaksana yang telah ditunjuk sesuai dengan
kemampuan masing-masing dan faktor waktu.

3) Pengumpulan.

a) Cara pengumpulan keterangan dilakukan :

(1) Penelitian (Research);


(2) Pengamatan (Observasi);
(3) Deteksi;
(4) Penyusupan (Penetrasi).

b) Sarana-sarana pengumpulan terdiri dari :

(1) Badan/agen pengumpulan bahan keterangan


yang berada di bawah komando langsung,
badan / agen ini mengumpulkan atas perintah;

(2) Badan / agen pengumpul keterangan yang non


organik pada eselon atas atau samping, badan
pengumpul ini berdasarkan permintaan /
koordinasi;

(3) Badan / agen pengumpul lainnya, badan /


agen ini berdasarkan permintaan.

4) Pengolahan.

a) Bahan Keterangan yang telah di terima / di peroleh di


olah dengan melalui proses, pencatatan, penelitian,
analisa, interogasi, kesimpulan dan penafsiran
sehingga bahan-bahan keterangan yang pada
mulanya masih merupakan bahan mentah di
transformasikan menjadi produk yang masak;

b) Pencatatan dilakukan dengan sistimatik


(Skep/448/IX/2007) untuk menyusun penyimpanan,
melakukan analisa dan integrasi keterangan-
keterangan yg di terima secara teratur;
c) Penyimpanan keterangan-keterangan yang diperoleh
mutlak disusun menurut urut-urutan pencatatan;

d) Lembaran-lembaran kerja di buat menurut susunan


rangkaian jenis-jenis keterangan;

e) Disamping penyimpanan yang tersusun ini perlu di


susun pula daftar penunjukan ( index ) berabjad yang
memuat nama – nama orang, badan dan masalah –
masalah.

f) Dengan memperbandingkan keterangan –


keterangan yang baru di terima dengan keterangan –
keterangan yang telah ada;

g) Penyimpanan bahan – bahan keterangan dan


penafsiran keterangan dilakukan secara induksi.

5) Penyampaian / Penggunaan.

a) Keterangan – keterangan yang dihasilkan digunakan


untuk menyusun perkiraan keadaan serta laporan;

b) Pertimbangan keadaan yang disusun oleh pemimpin


sendiri, yang terdiri dari penilaian keadaan yang
diperluas dengan penjelasan – penjelasan tentang
kemampuan sendiri;

c) Laporan – laporan penyelidikan menyampaikan


keterangan – keterangan kepada mereka yang
memerlukannya dan terdiri dari laporan kilat, berkala,
ringkas dan khusus;

d) Laporan kilat menyampaikan keterangan –


keterangan tentang hal – hal yang sangat mendesak
untuk diketahui oleh pihak yang bersangkutan;

e) Laporan berkala menyampaikan semua keterangan –


keterangan yang diperoleh secara harian, mingguan,
bulanan, tahunan;

f) Laporan ringkas menyampaikan keterangan –


keterangan yang diperoleh dalam bentuk yang
ringkas untuk disampaikan secara cepat melalui alat
– alat perhubungan;

g) Laporan Khusus menyampaikan keterangan –


keterangan mengenai sesuatu masalah tertentu;
h) Laporan Kilat, berkala dan laporan ringkas pada
umumnya melaporkan keterangan yang berhubungan
dengan perkembangan peristiwa – peristiwa.

b. Pengamanan.

1) Penyelenggaraan Pengamanan.

a) Pengamanan obyek vital Nasional, dan pengamanan


sarana – sarananya yang terdiri dari unsur personil
dan materiil dan pengamanan usaha – usaha dan
kegiatan – kegiatan militer dan masyarakat terhadap
usaha – usaha penyelidikan, sabotase dan
penggalangan pihak lawan. Pengamanan
diselenggarakan dengan jalan bertahap :

(1) Menyelenggarakan penyelidikan pengamanan


untuk memperoleh bahan-bahan keterangan
yang diperlukan guna mengetahui keadaan
(organisasi, tata cara kerja tehnis dan taktik
yang digunakan), kemampuan dan kelemahan
usaha-usaha penyelidikan, sabotage, spionase
dan penggalangan pihak lawan;

(2) Melakukan penilaian terhadap usaha-usaha


pengamanan sendiri untuk megnuji sampai
sejauh mana pengamanan yang dilakukan
dapat diandalkan guna menanggulangi
ancaman-ancaman, usaha penyelidikan,
sabutage, spionase dan penggalangan pihak
lawan;

(3) Menyusun rencana-rencana pengamanan


berdasarkan penyelidikan dan penilaian yang
di peroleh dalam melengkapi dan
menyempurnakan usaha-usaha pengamanan
yang telah dan sedang dilakukan;

(4) Menyempurnakan tindaka-tindakan


pengamanan guna mengatasi dan menutup
kelemahan-kelemahan dan kerawanan yang di
ketahui dan yang terdapat dalam sistim
pengamanan yang berlaku;

(5) Mengusut peristiwa-peristiwa yang


menyangkut kepentingan pengamanan
mengusut orang-orang yang di curigai,
mengusut kesetiaan oarng-orang yang
diangkat untuk memangku jabatan-jabatan
yang merupakan sasaran-sasaran rawan bagi
usaha penggalangan lawan.

b) Tindakan-tindakan pengamanan yang direncanakan


dan dilaksanakan atas dasar penyelidikan dan
penilaian pengamanan yang terdiri dari :

(1) Tindakan-tindakan pencegahan bertujuan


untuk menghalang-halangi lawan mencapai
sasarannya dan memaksakannya
meninggalkan bekas-bekas jika lawan berhasil
menerobos /melintasi halang-rintangan
tersebut. tindakan-tindakan pencegahan ini
meliputi :

(a) Tindakan aktif, yang merintangi usaha-


usaha lawan untuk melakukan
penyelidikan / memperoleh bahan-
bahan keterangan yang bersifat rahasia,
sabotage terhadap materiil dan
penggalangan terhadap personil pihak
sendiri.

(b) Tindakan desepsi yang bertujuan untuk


mengelabuhi dan menyesatkan usaha-
usaha penyelidikan lawan.

(c) Tindakan pasif yang berusaha untuk


menyembunyikan bahan-bahan
keterangan yang bersifat rahasia
terhadap lawan.

(2) Tindakan represif yang bertujuan untuk


menemukan kakitangan-kakitangan lawan
berdasarkan berkas-berkas yang ditinggalkan,
menggagalkan, melumpuhkan dan menumpas
kakitangan-kakitangan yang ditemukan;

(3) Tindakan pencegahan dan tindakan represif


harus disusun sedemikian rupa sehingga
tindakan-tindakan itu merupakan lingkaran
pengamanan yan berlapis.

2) Pengamanan Masyarakat.

Didalam penyelenggaraan Keamanan Dalam Negeri


(Kamdagri) terhadap ancaman pihak lawan, yang langsung
ditujukan untuk mencerai beraikan sarana-sarana
masyarakat, sasaran pengamanan adalah masyarakat yang
mendukung pemerintah, dengan menangkis ancaman
penggalangan pihak lawan.

Pengamanan masyarakat diselenggarakan dengan


jalan melakukan pengamanan lapisan-lapisan dan golongan-
golongan dalam masyarakat yang meliputi seluruh bidang
IPOLEKSOSBUDKAM. Pengamanan tersebut dilakukan
dalam bentuk usaha-usaha, pekerjaan-pekerjaan, kegiatan-
kegiatan dan tindakan-tindakan yang bersifat preventif
maupun represif yang ditujukan untuk menghilangkan
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam setiap lapisan
masyarakat dan golongan masyarakat dan yang mencakup
bidang-bidang IPOLEKSOSBUDKAM guna menutup
kesempatan dan mencegah berhasilnya pihak lawan
mengekploitasi kelemahan – kelemahan tersebut.

c. Penggalangan.

1) Penyelenggaraan Penggalangan.

a) Umum.

(1) Penggalangan dilakukan baik didalam maupun


diluar Negeri terhadap lawan atau hambatan-
hambatan, ditahap-tahap pergeseran
pemimpin secara terbuka tetapi terhadap
kawan, dilakukan secara terbuka.
Penggalangan tertutup dilakukan dengan
penyusunan kedalam sasaran untuk mencerai
beraikan keutuhan-keutuhan didalam
masyarakat lawan, sehingga menimbulkan
kekacauan-kekacauan, tahap demi tahap
memperluas jaringan-jaringan penggalangan
untuk membangkitkan, peningkatan, lambat
laun pimpinan lawan yang berpengaruh
menjadi semakin lemah;

(2) Penyesuaian kepentingan pihak sasaran


dengan pihak-pihak yang menggalang,
dilakukan dengan menggeser pimpinan lawan
yang berpengaruh atau pengaruhnya direbut,
karena pengggalangan – penggalangan
tertentu menjadi terbuka dan kemudian
menggabungkan sasaran sebagai suatu satelit
atau sekutu;

(3) Usaha penggalangan dimulai dengan


menyelidiki sasaran-sasaran kemudian
menanam agen-agen penggalangan
didalamnya yang akan melakukan kegiatan-
kegiatan tersebut;

(4) Agar kepentingan-kepentingan pihak sasaran


mengancam, merintangi dan menghambat
kepentingan-kepentingan pihak-pihak sasaran
diarahkan dengan perantaraan jaringan-
jaringan penggalang yang tertanam didalam
sasaran.

b) Penyusupan.

(1) Penyusupan dilakukan secara tertutup oleh


kakitangan penggalangan kedalam masyarakat
/ kelompok/ jaringan oraganisasi sasaran,
untuk kemudian mencerai-beraikan keutuhan
masyarakat/kelompok/jaringan/organisasi itu,
sambil menyusun jaringan-jaringan
penggalang yang makin meluas;

(2) Baik dirinya sendiri maupun kegiatan-kegiatan


kakitangan jaringan penggalangan disamar
sedemikian rupa sehingga identitas dan
kegiatan-kegiatan yang disamarkan itu tidak
menimbulkan kecurigaan. Bila timbul
keadaan-keadaan yang
memaksa kaki tangan - kaki tangan itu
meninggalkan tempatnya, maka mereka telah
berkesempatan untuk menyusun jaringan-
jaringan penggalang secara rahasia yang akan
meneruskan kegiatan-kegiatan penggalangan
selanjutnya;

(3) Penyusupan - penyusupan kedalam suatu


masyarakat dapat dilakukan dengan
perantaraan sarana-sarana yang ada didalam
masyarakat / kelompok / jaringan / organisasi,
disegala bidang aliran-aliran dan gerakan-
gerakan keagamaan, organisasi-organisasi
politik / massa / pemuda / perburuhan yang
bersedia bekerja sama, pedagang, dalam
negeri yang keluar negeri, pedagang asing
yang berdagang didalam negeri, siswa-
siswi/pegawai yang belajar keluar negeri,
pelancong luar dan dalam negeri, wartawan-
wartawan dan lain-lain yang lalu lintas antara
dalam dan luar negeri atau sebaliknya.

c) Pencerai-beraian.
(1) Keutuhan suatu masyarakat terpelihara bila
pimpinannya, baik yang didasarkan atas
kekuasaan musyawarah orang banyak,
maupun pengaruh mutlak seorang, selalu
dapat mengimbangi ketegangan-ketegangan
yang selalu timbul, karena persaingan-
persaingan untuk kekuasaan dan
berkedudukan diantara golongan politik,
lapisan masyarakat, rumpun-rumpun
kesukuan, aliran-aliran agama, kelompok-
kelompok minoritasdan lain-lain golongan;

(2) Sebaliknya persatuan suatu masyarakat dapat


dicerai-beraikan sehingga berantakan dan
pimpinannya diperlemah sedemikian rupa,
sehingga lumpuh untuk meneruskan
perlawanan terhadap penggalangan lawan
yang dihadapinya;

(3) Jaringan-jaringan yang tersamar, yang


merangkaikan kelompok-kelompok kakitangan-
kakitangan yang terbatas (3 sampai 5 orang)
yang disusun untuk membangkitkan
kepercayaan, didalam penggalangan
digunakan untuk menghancurkan secara
teratur keutuhan-keutuhan yang menjadi
landasan-landasan masyarakat sasaran dan
masyarakat itu sendiri sehingga tercipta rasa
putus asa pada setiap orang,kekacauan
umum, masyarakat yang sakit, yang tertekan,
yang kehilangan kepercayaan pada diri sendiri,
tak berkeyakinan, tetapi terpelihara harapan-
harapan akan munculnya suatu keadaan yang
akan membimbing dan melanjutkan kehidupan
masyarakat.

d) Pengingkaran.

(1) Mengingkarkan mencakup pengingkaran


terhadap kesatuan dan persatuan, patriotisme
dan loyalitas terhadap bangsa dan negara;

(2) Setelah persatuan sosial dan politik suatu


masyarakat dicerai-beraikan, kesetiaan-
kesetiaan umum dan cinta terhadap tanah air
dapat dilunturkan dan didalam kecintaan
terhadap ideologi, yang sealiran dengan pihak
yang melakukan penggalangan
(dimanifestasikan dalam kecintaan dan
kesetiaan terhadap tanah air dan bangsanya).

e) Pengarahan.

(1) Setelah keutuhan masyarakat dicerai-beraikan


dan berhasil diperoleh kakitangan-kakitangan,
dilingkungan orang-orang yang berpengaruh
dan berkuasa, tercapailah keadaan dimana
pengarahan yang biasanya masih dirahasiakan
dapat diselenggarakan;

(2) Walaupun pencerai-beraikan sesuatu


masyarakat telah dilakukan sedemikian rupa
jauhnya, sehingga mempermudah
pengarahan, pengarahan itu tidak pernah
dapat dilakukan secara mutlak, tetapi hanya
dapat dilakukan karena tak dapat dikendalikan
secara teliti.

f) Penggeseran.

(1) Setelah pengarahan berjalan beberapa waktu,


pada suatu saat keutuhan masyarakat akan
lekang dan rapuh dan bila pihak ang
menggalang menganggap momen
psikologisnya telah tiba pimpinan yang
berkuasa akan digeser;

(2) Penggeseran-penggeseran dipersiapkan


dengan menyelenggarakan langkah-langkah
sebagai berikut :

(a) Mempertimbangkan hasil pencerai-


beraian dan pengingkaran dengan jalan
memperkirakan besarnya dukungan dan
perlawanan yang dapat diharapkan dari
golongan-golongan politik, cendekia dan
sebagainya;

(b) Memilih suatu alasan atau peristiwa


untuk dijadikan alasan gerakan
penggeseran;

(c) Merencanakan waktu dan bantuan –


bantuan dari penggalangan yang
diperlukan untuk penggeseran;

(d) Setelah segala persipan telah selesai


baru dilakukan tindakan penggeseran
menurut rencana yang telah
dipersiapkan semula.

g) Penggabungan.

(1) Bila penggeseran berhasil masyarakat sasaran


dapat digabungkan / disatukan kedalam
masyarakat sendiri;

(2) Selanjutnya dilakukan pengawasan yang teliti


dan tindakan –tindakan keamanan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang menggnggu
dan menghambat tercapainya tujuan.

2) Penyampaian / penggunaan :

Setiap penyelenggaraan administrasi kegiatan Penyelidikan,


Pengamanan dan Penggalangan berpedoman pada Surat
Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol :
Skep /448/IX/2007 tanggal 14 September 2007 tentang
Naskah Sementara Pedoman Produk Intelijen di lingkungan
Kepolisian Republik Indonesia namun tergantung sifat
penugasannya, sifat penugasan Intelijen Keamanan
adalah :

a) Service Type Operation (STO)/ Kegiatan yang


bersifat rutin bentuk produknya adalah Laporan
Informasi, Informasi Khusus dan Laporan Intelijen;

b) Mission Type Operation (MTO) / kegiatan yang


bersifat khusus bentuk produknya adalah Laporan
Penugasan.

Penyelenggaraan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan


berdasarkan Standar Operasional Prosedure (SOP) yang telah disusun
tersebut diatas namun demikian dalam penyusunan administrasi tetap
berpedoman pada Skep Kapolri No. Pol. : Skep/448/IX/2007 tanggal 14
September 2007 tentang Naskah Sementara Pedoman Produk Intelijen di
lingkungan Kepolisian Republik Indonesia.

Dalam melaksanakan Operasii Unit Intelijen yang bersifat Mission


Type Operation (MTO) / Operasi tertutup (Full Clandestine) di laksanakan
oleh Unit Operasional Intelijen, Unit Opersional Intelijen terdiri dari 6
(enam) orang, untuk tingkat Polres / Ta dengan susunan 1 (satu) orang
Kanit yang berpangkat Pama / Bati dan 5 orang Bintara, kegiatan MTO
berpedoman pada MOTUL (menejemen Operasional Tujuh Langkah)
yang bertujuan untuk memudahkan pengendalian dan mengusahakan
optimaslisasi hasil yang di capai baik untuk penyusunan Administrasi
maupun Pelaksanaan tugas di lapangan, Menejemen Operasional tujuh
Langkah (MOTUL) tersebut adalah sebagai berikut :

A. Langkah I Penalaran Unsur-unsur Utama Keterangan (UUK);


B. Langkah II Penyusunan Rengas;
C. Langkah III Penyusunan Bargas;
D. Langkah IV Persiapan;
E. Langkah V Pelaksanaan di lapangan;
F. Langkah VI Debriefing;
F. Langkah VII Pelaporan.

3. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Pelayanan Perizinan Kegiatan


Masyarakat Satuan Intelkam Polres Bangkalan.

a. Sarana dan Prasarana.

Petugas Pelayanan Perizinan kegiatan masyarakat menyiapkan


sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada
Masyarakat sebagai berikut :

1) Ruang pelayanan yang nyaman;


2) Papan Mekanisme Pengurusan Perizinan;
3) Alat Tulis;
4) Meja untuk menulis;
5) Ruang tunggu;
6) Komputer dan Printer;
7) Blangko Surat Pernyataan Pemohon;
8) Blangko Surat Tanda Terima.

b. Petugas Pelaksana.

Dalam memberikan pelayanan perizinan kegiatan masyarakat di


Polres Bangkalan, Personil yang ditunjuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat terdiri dari :

1) Kaurmintu.
2) 1 Bamin.

c. Tahap Persiapan dan Penelitian :

1) Petugas melakukan Persiapan proses penerbitan perizinan


kegiatan masyarakat :

a) Petugas Menerima pemohon / masyarakat yang


mengajukan perizinan kegiatan dengan sikap ramah
dan sopan;
b) Petugas meminta perlengkapan administrasi
pemohon untuk di cek dan diteliti;

c) Petugas dapat menerima pengajuan perizinan


kegiatan dari Perorangan, Ormas, parpol dan Instansi
pemerintah dan swasta;

d) Petugas memberikan surat tanda terima setelah


berkas administrasi dinyatakan lengkap.

2) Petugas melakukan penelitian lampiran surat permohonan


izin yang berupa :

a) Jadwal acara;
b) Daftar susunan panitia penyelenggara;
c) Daftar susunan pengurus organisasi;
d) Nama-Nama peserta / undangan;
e) Nama-nama pembicara dan judul makalah ( bagi
peserta/undangan warga negara asing disertai
dengan nomor, tanggal paspor dan visa serta
kebangsaannya);
f) AD / ART Organisasi / Badan Hukum;
g) Akte pendirian organisasi / Badan Hukum;
h) Proposal;
i) Curriculum vitae ( riwayat hidup) bagi pembicara
Warga Negara Asing;
j) Surat Izin dari pemilik tempat kegiatan;
k) Rute yang dilalui bila kegiatannya berbentuk pawai
dan atau karnaval.

3) Petugas mengecek tanggal pelaksanaan kegiatan selambat


lambatnya 7 hari sebelum kegiatan dilaksanakan;

4) Petugas meminta kepada pemohon untuk melampirkan


Identitas diri berupa KTP / SIM sebagai pertanggung
jawaban dalam proses perijinan, apabila pemohon
merupakan wakil yang sah maka harus dilengkapi dengan
surat kuasa dari pemohon;

5) Petugas menjelaskan kepada pemohon untuk melengkapi


kekurangan persyaratan pemohon izin apabila berkas belum
memenuhi persyaratan dan berkas dikembalikan kepada
pemohon tanpa memberikan tanda bukti penerimaan
pengajuan surat permohonan izi;

6) Petugas berkoordinasi dengan instansi terkait untuk


meminta saran dan pendapat terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
d. Persyaratan Pengajuan Izin.

Petugas mengecek persyaratan pengajuan izin sebagai berikut :

1) Pengajuan permohonan perijinan secara tertulis;

2) Memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat, waktu


pertemuan, penanggung jawab,pembicara dan perkiraan
jumlah peserta / undangan yang hadir dalam pertemuan.

3) Ditandatangani oleh pucuk pimpinan Organisasi/Badan


Hukum yang berhak sesuai AD/ART organisasi yang
bersangkutan;

4) Bila permohonan dari suatu organisasi ditandatangani oleh


Ketua suatukepanitiaan, maka harus dilampiri dengan surat
keputusan pembentukan panitia yang ditanda tangani oleh
pucuk pimpinan organisasi dimaksud;

5) Surat permohonan izin tersebut ditujukan kepada pejabat


yang berwenang memberikan izin sesuai ketentuan.

6) Untuk tingkat Kapolres Up. Kasat Intelkam :

a) Pertemuan yang sebagian/seluruh pesertanya


berasal dari beberapa daerah Polsek/Polsekta
didalam satu wilayah Polres/Polresta/Poltabes;

b) Permohonan Surat izin tersebut dengan tembusan :

(1) Bupati Bangkalan;


(2) Dandim 0827 Bangkalan;
(3) Dinas / Instansi terkait;
(4) Muspika dimana pertemuan tersebut
dilaksanakan.

e. Prosedur Pelayanan.

1) Petugas mempersiapkan diri saat pemohon datang ke


Polres dengan membawa data pendukung sebagaimana
persyaratan tersebut diatas;

2) Petugas melakukan penelitian terhadap kelengkapan


persyaratan dan dinyatakan lengkap, maka surat
permohonan tersebut dicatat dan dimasukkan di regester
buku perijinan, STTP dan Rekomendasi untuk dilakukan
pemrosesan;

3) Petugas melakukan koordinasi dengan instansi terkait baik


di tingkat atas maupun tingkat bawah apabila dalam
kordinasi tersebut tidak ada kendala maka surat Ijin, STTP
dan Rekomendasi dapat diterbitkan dan diberikan kepada
pemohon;

4) Petugas memberikan pengertian kepada pemohon /


penyelenggara agar surat ijin, STTP dan Rekomendasi yang
sudah jadi diberikan kepada pemohon serta dalam kegiatan
dimaksud panitia ikut bertanggung jawab atas terlaksananya
kegiatan tersebut.

5) Petugas membuat Perkiraan Keadaan Kontijensi guna


diberikan kepada Pimpinan sebagai bahan menentukan
langkah-langkah dan kebijakan lebih lanjut sehubungan
dengan akan dilaksanakannya kegiatan tersebut;

6) Kasat Intelkam dan Petugas melaksanakan koordinasi


dengan Kabag Ops tentang pembuatan Rencana
Pengamanan Kegiatan masyarakat berdasarkan perkiraan
keadaan kontijensi intelejen yang telah dibuat;

7) Petugas memberikan Surat izin kepada pemohon paling


lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan kegiatan,
tembusan dikirim kepada Instansi terkait antara lain : Bupat
Bangkalan, Dandim 0827 Bangkalan, Dinas / Instansi terkait
setempat, dan kepada Kabagops dan para Kasat Polres
Bangkalan.

f. Waktu Pelayanan.

Pelayanan perizinan kegiatan masyarakat di Satuan Intelkam


Polres Bangkalan adalah sebagai berikut :

1) Pelayanan dilaksanakan setiap hari kerja dari jam 08.00 s/d


14.00 wib, kecuali hari Jumat dan Sabtu jam 08.00 s/d 11.00
wib;

2) Proses penerbitan surat Ijin/Surat pemberitahuan minimal 1


hari dan maksimal 3 hari.

g. Biaya Pelayanan.

Petugas tidak diperkenankan memungut biaya dan untuk


kebutuhan ATK diambilkan dari dana Dipa ATK Satuan Intelkam
Polres Bangkalan.

4. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Pelayanan Handak dan Senpi


Satuan Intelkam Polres Bangkalan.

a. Sarana dan Prasarana.


Petugas Pelayanan Perizinan senpi dan handak menyiapkan
sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada
Masyarakat sebagai berikut :

1) Ruang pelayanan yang nyaman;


2) Papan Mekanisme Pengurusan ijin Senpi dan Handak;
3) Alat Tulis;
4) Meja untuk menulis;
5) Ruang tunggu;
6) Komputer dan Printer.

b. Petugas Pelaksana.

Dalam memberikan pelayanan perizinan Senpi dan Handak di


Polres Bangkalan, Personil yang ditunjuk adalah :

1) Kaurmintu Satintelkam;

2) 1 Bamin.

c. Tahap Persiapan dan Penelitian.

1) Petugas melakukan Persiapan proses rekomendasi Senjata


Api dan Bahan Peledak sebagai berikut :

a) Petugas Menerima pemohon / masyarakat yang


mengajukan rekomendasi Senjata Api dan Bahan
Peledak dengan sikap ramah dan sopan;

b) Petugas meminta kelengkapan administrasi pemohon


untuk di cek dan diteliti;

c) Petugas dapat menerima pengajuan rekomendasi


Senjata Api dari Pejabat Pemerintah, Pejabat TNI-
Polri, Pejabat Instansi Swasta dan pemerintah;

d) Petugas memberikan surat tanda terima setelah


berkas administrasi dinyatakan lengkap.

2) Petugas melakukan penelitian pengajuan rekomendasi


Senjata Api dengan dilampiri sebagai berikut :

a) Foto Copy asal-usul senjata api yang dimiliki,


identitas pemilik dan senjata api yang dimiliki;

b) Foto Copy KTP ( syarat umur minimal 24 th dan


maksimal 65 th );

c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian ( SKCK );


d) Foto Copy SIUP MPWP bagi pengusaha Swasta;

e) Foto Copy SKEP Jabatan bagi Pejabat Pemerintah /


anggota TNI-Polri;

f) Pas Photo ukuran 2 x 3 sebanyak 6 lembar.

3) Petugas melakukan penelitian pengajuan rekomendasi


Bahan Peledak sebagai berikut :

a) Ijin gudang bahan peledak dengan dilengkapi :

(1) Alasan dan tujuan pendirian gudang;


(2) Data jumlah dan macam gudang;
(3) Perincian jumlah dan Kapasitas masing-
masing gudang;
(4) Denah / Peta lokasi gudang;
(5) Gambar konstruksi dan foto gudang;
(6) Foto Copy penunjukan sebagai produsen dan
distributor.

d. Persyaratan Pengajuan Izin.

Petugas mengecek persyaratan pengajuan permohonan


rekomendasi pemakai Senjata Api sebagai berikut :

1) Petugas menerima permohonan ijin rekomendasi


kepemilikan Senjata Api dengan dilampiri :

a) Daftar riwayat hidup;


b) Foto Copy SIUP dan MPWP khusunya bagi
pengusaha swasta;
c) Foto Copy SKEP jabatan bagi pejabat pemerintah /
TNI-Polri;
d) Foto Copy KTP / KTA;
e) Pas Foto berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 4 lembar
dan Hitam-Putih ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar
f) Foto Copy sertifikat menembak hasil Psiko tes dan
tes kesehatan.

2) Petugas mengecek persyaratan permohonan rekomendasi


pemakai bahan peledak sebagai berikut :

a) Alasan dan tujuan pendirian gudang;


b) Data, jumlah dan macam gudang;
c) Perincian jumlah dan kapasitas masing-masing
gudang;
d) Denah / peta lokasi gudang;
e) Gambar konstruksi dan foto gudang;
f) Hasil pengecekan di lapangan.
e. Prosedur Pelayanan.

1) Petugas mempersiapkan diri saat pemohon datang ke


Polres dengan membawa data pendukung sebagaimana
persyaratan tersebut diatas;

2) Petugas melakukan penelitian terhadap kelengkapan


persyaratan dan dinyatakan lengkap, maka surat
permohonan tersebut dicatat dan dimasukkan di buku
regester Senjata Api dan Bahan Peledak;

3) Petugas melakukan pengecekan gudang Bahan Peledak


untuk di dokumentasi sebagai bahan kelengkapan
rekomendasi tersebut;

4) Petugas memproses pengajuan rekomendasi untuk


ditandatangani oleh Kapolres Bangkalan, setelah
ditandangani Kapolres Bangkalan maka surat rekomendasi
diberikan kepada pemohon;

5) Petugas memberikan pengertian kepada pemohon agar


surat rekomendasi Senjata Api dan Bahan Peledak dibawa
ke Mapolda Jatim untuk pemrosesan lebih lanjut.

f. Waktu Pelayanan.

Pelayanan perizinan rekomendasi Senjata Api dan Bahan Peledak


di Sat Intelkam Polres Bangkalan adalah sbb :

1) Pelayanan dilaksanakan setiap hari kerja dari jam 08.00 s/d


14.00 wib, kecuali hari Jumat dan Sabtu jam 08.00 s/d 11.00
wib;

2) Proses penerbitan surat Ijin/Surat pemberitahuan minimal 3


hari dan maksimal 5 hari.

g. Biaya Pelayanan.

Petugas tidak diperkenankan memungut biaya dan untuk


kebutuhan ATK diambilkan dari dana Dipa ATK Satuan Intelkam
Polres Bangkalan.

5. Standar Operasional Presedur ( SOP ) Pelayanan Orang Asing


Satuan Intelkam Polres Bangkalan.

a. Sarana dan Prasarana.


Sarana dan prasarana yang harus disiapkan oleh Petugas
Pelayanan Orang Asing (Oras) adalah sebagai berikut :

1) Ruang pelayanan yang nyaman;


2) Papan Mekanisme Pelayanan Orang Asing;
3) Alat Tulis;
4) Meja untuk menulis;
5) Ruang tunggu;
6) Komputer dan Printer;
7) Blangko pengisian Kartu TIK bagi pemohon SKCK Untuk
Naturalisasi;
8) Blangko STM.

b. Petugas Pelayanan.

Dalam memberikan pelayanan Orang Asing (Oras) di Polres


Bangkalan, Personil yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan
adalah :

1) Kaurmintu.

2) 1 Bamin.

c. Pelayanan SKCK bagi Orang Asing Domestik / Penduduk.

1) Tahap Penelitian.

a) Petugas menerima Orang Asing yang akan mengurus


SKCK Orang Asing Domestik atau penduduk dengan
ramah dan sopan.

b) Petugas meminta perlengkapan administrasi


pemohon untuk di cek dan diteliti berupa :

(1) Surat keterangan dari desa/kelurahan tempat


Orang Asing berdomisili yang disahkan pejabat
Camat serta Kepolisian setempat;

(2) Foto Copy KTP WNA;

(3) Foto Copy KSK WNA;

(4) Foto Copy dokumen keimigrasian yang dimiliki;

(5) Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 6


lembar;

(6) Rumus Sidik Jari.


c) Setelah dinyatakan lengkap pemohon diberikan
Blangko pengisian SKCK dan Kartu TIK.

2) Tahap Pelaksanaan.

a) Petugas memasukkan data Pemohon SKCK Orang


Asing pada form yang telah tersedia di Komputer,
adapun data yang di isi adalah :

(1) Nama;

(2) Tempat Tanggal Lahir;

(3) Agama;

(4) Kebangsaan;

(5) Pekerjaan;

(6) Alamat;

(7) Rumus Sidik Jari;

(8) Keperluan Pemohon / Masyarakat mengajukan


SKCK.

b) Petugas selanjutnya mencetak isian tersebut


sebanyak 2 rangkap;

c) Petugas mengajukan berkas tersebut ke Kasat


Intelkam untuk ditanda tangani;

d) Petugas memberikan 1 exp kepada pemohon dan 1


exp disimpan sebagai arsip setelah SKCK
ditandatangani oleh Kasat Intelkam.

d. Pelayanan Surat Tanda Melapor ( STM ) Bagi Orang Asing


Pendatang.

1) Tahap Penelitian.

a) Petugas menerima pelapor / sponsor perorangan


atau berbadan Hukum dengan ramah dan sopan;

b) Petugas meminta dokumen pelapor / sponsor untuk di


cek dan diteliti berupa KTP;

c) Petugas meminta dokumen orang asing ( Oras )


berupa Paspor dan visa.
2) Tahap Pelaksanaan.

a) Petugas Memasukkan data Orang Asing kedalam


Buku register Orang asing yang selanjutnya membuat
Surat Tanda Lapor;

b) Petugas selanjutnya mencetak Surat Tanda Lapor


tersebut sebanyak 2 rangkap;

c) Petugas mengajukan STM tersebut ke Kasat Intelkam


untuk ditanda tangani;

d) Petugas memberikan 1 exp kepada pemohon dan 1


exp disimpan sebagai arsip setelah STM
ditandatangani oleh Kasat Intelkam.

e. Pelayanan Surat Keterangan Lapor Diri ( SKLD ).

1) Tahap Penelitian.

a) Petugas Menerima Orang Asing Domestik / Penduduk


dengan ramah dan sopan;

b) Petugas meminta dokumen orang asing berupa buku


merah;

c) Petugas mencatat di buku register Orang Asing


Domestik / Penduduk.

2) Tahap Pelaksanaan.

a) Petugas mengesahkan buku merah orang asing


tersebut dengan menggunakan cap Stempel;

b) Petugas mengembalikan buku merah kepada pemilik


buku setelah ditandatangani oleh Kasat Intelkam.

f. Rekomendasi SKCK Bagi Orang Asing yang mengajukan


Naturalisasi.

1) Tahap Penelitian.

a) Petugas menerima Orang asing yang akan mengurus


SKCK Naturisasi dengan ramah dan sopan;

b) Petugas meminta perlengkapan administrasi


pemohon untuk di cek dan diteliti berupa :

(1) Surat keterangan domisili Warga Negara Asing


dari sponsor;
(2) Surat keterangan dari sponsor.;

(3) Foto copy Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD);

(4) Foto copy Kitas;

(5) Foto copy passport / visa;

(6) Pas foto 4 x 6 sebanya 4 lembar dan rumus


sidik jari.

c) Setelah dinyatakan lengkap pemohon diberikan


Blangko pengisian SKCK dan Kartu TIK.

2) Tahap Pelaksanaan.

a) Petugas Memasukkan data Pemohon SKCK Orang


Asing pada form Rekomendasi SKCK yang telah
tersedia di Komputer, adapun data yang di isi adalah :

(1) Nama;

(2) Tempat Tanggal Lahir;

(3) Agama;

(4) Kebangsaan;

(5) Pekerjaan;

(6) Alamat;

(7) Rumus Sidik Jari;

(8) Keperluan Pemohon / Masyarakat mengajukan


SKCK.

b) Petugas selanjutnya mencetak Rekomendasi tersebut


sebanyak 2 rangkap;

c) Petugas mengajukan berkas tersebut ke Kasat


Intelkam untuk ditanda tangani;

d) Petugas memberikan 1 exp kepada pemohon untuk


dibawa ke Polda Jatim dan 1 exp disimpan sebagai
arsip setelah Rekomendasi SKCK Naturalisasi
ditandatangani oleh Kasat Intelkam.

g. Waktu Pelayanan.
1) Pelayanan pelaporan keberadaan / kedatangan Orang Asing
di Polres Bangkalan dilaksanakan setiap hari kerja dari jam
07.00 s/d 14.00 Wib.

2) Proses pelayanan Orang Asing baik penerbitan Surat Tanda


Melapor (STM) maupun SKCK Orang Asing dibutuhkan
waktu satu hari.

h. Biaya Pelayaan.

Petugas tidak diperkenankan memungut biaya apapun


dalam pengurusan Surat tanda Melapor (STM) maupun
perpanjangan SKLD / buku merah OA domestik, kecuali
pengurusan SKCK sejak diberlakukannya PP No 50 tahun 2010
tanggal 26 Juni 2010 tentang PNBP, untuk setiap penerbitan SKCK
dipungut biaya PNBP sebesar Rp. 10.000,-.

6. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Penerbitan SKCK Satuan


Intelkam Polres Bangkalan.

a. Sarana dan Prasarana.

Sarana dan prasarana yang harus disiapkan oleh Petugas


Pelayanan SKCK dalam memberikan pelayanan kepada
Masyarakat :

1) Ruang pelayanan yang nyaman;

2) Papan Mekanisme Pengurusan SKCK;

3) Alat Tulis;

4) Meja untuk menulis;

5) Ruang tunggu;

6) Komputer dan Printer;

7) Blangko pengisian pemohon dan Kartu TIK;

8) Blangko SKCK.

b. Petugas Pelaksana.

Dalam memberikan pelayanan SKCK di Polres Bangkalan, Personil


yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
terdiri dari :
1) Kaurmintu.

2) 2 Bamin.

c. Tahap Persiapan dan Penelitian.

1) Petugas melakukan Persiapan proses penerbitan SKCK :

a) Petugas Menerima pemohon / masyarakat yang


memerlukan SKCK dengan sikap ramah dan sopan;

b) Petugas meminta perlengkapan administrasi


pemohon untuk di cek dan diteliti;

c) Setelah dinyatakan lengkap pemohon diberikan


Blangko pengisian SKCK dan Kartu TIK.

2) Petugas Pulbaket / inventarisir data pemohon diwilayahnya


tentang tindak pidana dengan melakukan koordinasi dengan
Polsek setempat, pengadilan dan utamanya kepada
masyarakat;

3) Petugas Pulbaket dan inventarisir data keterlibatan terhadap


organisasi terlarang G.30.S/PKI atau lainnya.;

4) Petugas meneliti tiap-tiap lampiran persyaratan tentang


keabsahan dan keasliannya, Foto Copy KTP, KK dan Pas
Foto dicocokkan dengan aslinya;

5) Petugas mengembalikan Berkas pemohon apabila surat


lampiran tidak lengkap dan tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya untuk dilengkapi dan atau diperbaiki;

6) Petugas dapat mengkoordinasikan dengan kesatuan atas,


kesatuan samping dan instansi terkait apabila terdapat
keragu-raguan dalam melaksanakan penelitian tersebut.

d. Syarat – Syarat Pelayanan SKCK,

Untuk memperoleh Surat keterangan Catatan Kepolisian ( SKCK )


telah diatur sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat sbb :

1) Petugas mengecek apakah Pemohon sudah membawa


surat pengantar yang diketahui dan ditandatangani oleh
ketua RT yang menyatakan bahwa pemohon dalam masa
kewargaan di Rtnya sudah berapa lama dan apakah ada
catatan perilaku yang menyimpang/ tidak terhadap norma
sosial yang berlaku, disahkan oleh ketua RW dan Lurah/
Kepala Desa serta Camat Setempat;
2) Petugas mengecek kelengkapan Foto Copy KTP dan Kartu
Keluarga ( KK ) atau kartu identitas lain bagi yang belum
memenuhi syarat untuk mendapatkan KTP;

3) Petugas meminta pemohon menyerahkan foto diri warna


ukuran 4 X 6 = 6 lembar dengan ketentuan :

a) 1 lembar untuk SKCK asli;

b) 1 lembar untuk Regester/ buku agenda;

c) 1 Lembar untuk arsip;

d) 1 lembar untuk kartu Tik perorangan;

e) 2 lembar untuk formulir sidik jari.

e. Prosedur Pelayanan.

1) Petugas memasukkan data Pemohon SKCK pada form yang


telah tersedia di Komputer, adapun data yang di isi adalah :

a) Nama;

b) Tempat Tanggal Lahir;

c) Agama;

d) Kebangsaan;

e) Pekerjaan;

f) Alamat;

g) Rumus Sidik Jari;

h) Keperluan Pemohon / Masyarakat mengajukan SKCK


.

2) Petugas selanjutnya mencetak isian tersebut sebanyak 2


rangkap;

3) Petugas mengajukan berkas tersebut ke Kasat Intelkam


untuk ditanda tangani;

4) Petugas memberikan 1 exp kepada pemohon dan 1 exp


disimpan sebagai arsip setelah SKCK ditandatangani oleh
Kasat Intelkam.

f. Waktu Pelayanan.
Petugas memperhatikan peningkatan mutu pelayanan di Satuan
Tugas Intelkam ( SKCK ) Polres Bangkalan sesuai dengan harapan
masyarakat dibutuhkan waktu 5 -10 menit tergantung kecepatan
pemohon dalam mengisi daftar isian pertanyaan SKCK dan
blangko sidik jari.

Sedangkan jadwal waktu pelayanan di tetapkan sesuai dengan


ketentuan petunjuk Kesatuan atas sbb :

1) Senin s/d Kamis mulai jam 08.00 wib sampai jam 14.00 wib;

2) Jumat dan Sabtu mulai jam 08.00 wib s/d 11.00 wib.

g. Biaya Pelayanan.

Sejak diberlakukannya PP No 50 tahun 2010 tanggal 26 Juni


2010 tentang PNBP, untuk setiap penerbitan SKCK dipungut biaya
PNBP sebesar Rp. 10.000,-.

D. Dukungan anggaran
Dukungan anggaran Satintelkam Polres Bangkalan tahun 2011 sesuai DIPA
RKA-KL nomor : 0235/060-01.2.01/15/2011 perihal DIPA Polres Bangkalan tahun
anggaran 2011 dapat dirinci sebagai berikut :

1. Belanja keperluan ATK perkantoran 1 paket / tahun Rp. 17.480.000,-


2. Honorarium petugas PNBP SKCK
- Honor pembantu bendahara penerimaan SKCK Rp.
1.200.000/tahun (Rp. 100.000/ob)
- Honor pelaksana SKCK Polres Rp. 2.400.000/ tahun (Rp.
200.000/ob)
3. Deteksi giat masyarakat 1 paket / tahun Rp. 40.500.000,-

BAB III

PENUTUP

Demikian pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan


follow up dari PP No 60 Tahun 2008 Tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), untuk dapatnya dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas khususnya di
lingkungan Satuan Intelkam Polres Bangkalan.

Bangkalan, 17 Pebruari 2011


KEPALA KEPOLISIAN RESORT BANGKALAN
SUSANTO, S.I.K., S.H., M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71020290

Anda mungkin juga menyukai