Anda di halaman 1dari 11

Bima Habib Nugraha

1715051033
Tugas Kuliah Lapangan

1. Metode Geolistrik (ARES)


Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat kelistrikan
tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity, dielectrical
constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta sifat
menyimpan potensial dan lain-lain.

SPEK Alat
Transmitter Daya 850 W
Arus 5A
Resolusi arus 24 bit
Volt 2000 V
Pelindung Full electronic protection
Receiver Volt masukan 5V
Resolusi volt 24 bits
Impedansi imputan 20 M.ohm
Filter frekuensi 50 atau 60 Hz

SOP Penggunaan
1. Besi elektroda ditancapkan setiap jarak x m sepanjang lintasan 1, begitu selanjutnya
untuk lintasi ke n.
2. Accu dihubungkan dengan alat ukut ARES.
3. Kabel elektroda dihubungkan dengan alat ARES dengan menggunakan T-piece.
4. Memilih metode pengukuran yang tersedia.
5. Alat mulai mengkalibrasi secara otomatis sebelum mengukur.
6. Pengukuran dinyatakan selesai ketika alarm berbunyi.

Equipment Safety Analysis


Equipment Komponen Potensi Resiko Tindakan
Bahaya pencegahan
Metode Elektroda - Kabel - Korsleting - Hindari dari
Geolistrik tidak daerah yang ada
(ARES) boleh - Tersambar air.
terkena petir - Disconnect kan
air dari main unit
- Tidak
boleh
terkena
hujan
Main Unit - Cuaca - Main unit - Jangan lakukan
panas rusak pengukuran saat
- Cuaca hujan.
hujan - Menggunakan
payung

Baterai - Baterai - Baterai - Hindari baterai


rusak rusak dari air karena
dapat
menyebabkan
arus listrik.
- Hindari
kesalahan
pemasangan
baterai antara
plus dan minus.

2. Metode Magnetik (GEM-19T)


Metode geomagnet (magnetik) dilakukan berdasarkan pengukuran anomali geomagnet
yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas magnetik tubuh
jebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh
perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic dan diamagnetic. Alat yang
digunakan untuk mengukur anomali geomagnet yaitu magnetometer. Metode geomagnet
ini sensitif terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh
intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur
geologi
Kekurangan: Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau
penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat
peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat bisa
berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya di bawah permukaan.

Spesifikasi Magnetometer
GEM-19T
Resolution 0.01nT (gamma), magnetic field and gradient
Accuracy +/- 0.1nT over operating range.
Range 15,000 to 120,000nT.
Gradient Tolerance Over 10, 000nT/m
3 seconds minimum, faster optional. Readings initiated
Operating Interval fromkeyboard, external trigger, or carriage return via RS-
232C.
6 pin weatherproof connector, RS-232C, and
Input / Output
(optional)analog output.
12V, 200mA peak (during polarization), 30mA
Power Requirements
standby.300mA peak in gradiometer mode.

Internal 12V, 2.6Ah sealed lead-acid battery standard,others


Power Source
optional.An External 12V power source can also beused.

Input: 110 VAC, 60Hz. Optional 110 / 220 VAC, 50 /


Battery Charger
60Hz.Output: dual level charging.
Operating Ranges Temperature: - 40oC to +50oC.
Battery Voltage 10.0V minimum to 15V maximum.
Humidity up to 90% relative, non condensing.
Storage Temperature -50oC to +50oC
LCD: 240 X 64 pixels, OR 8 X 30 characters. Built in
Display
heaterfor operation below -20oC.
Dimensions Console: 223 x 69 x 240mm
Sensor Staff 4 x 450mm sections
Sensor 170 x 71mm dia.
Weight console 2.1kg, Staff 0.9kg, Sensors 1.1kg each VLF
Frequency Range 15 - 30.0 kHz
Vertical in-phase and out-of-phase components aspercentage
Parameters Measured of total field. 2 relative components of horizontal field.
Absolute amplitude of total field.
Resolution 0.1%.
Number of Stations Up to 3 at a time
Automatic with: time, coordinates, magnetic field /
gradient,slope, EM field, frequency, in- and out-of-phase
Storage
vertical, andboth horizontal components for each selected
station.
Terrain Slope Range 0o - 90o (entered manually).
Sensor Dimensions 140 x 150 x 90 mm. (5.5 x 6 x 3 inches).
Sensor Weight 1.0 kg (2.2 lb.).

SOP Penggunaan:
1. Memasang battery pada Console
2. Memasang sensor di tiang penyangga
3. Menghubungkan seluruh kabel konektor
4. Memeriksa isi memori
5. Melakukan ‘Tuning’ dengan mengambil kuat sinyal (signal strength) yangpaling kuat
sesuai dengan harga medan di daerah survei.
6. Menyetel konfigurasi waktu : hari, tanggal, jam, dan menit saat pengambilandata.
7. Menyetel konfigurasi lintasan (modus survei dan gradiometer) dan intervalwaktu
pengambilan data otomatis. (modus auto).
8. Mengambil data
 Pengambilan data dilakukan dengan operasi
 Arah sensor sesuai dengan tanda anak panah (N)
 Pengambilan data dengan modus AUTO dilaksanakan di tempat yangtetap (fixed
station)
9. Mentransfer data di memori ke komputer untuk pemrosesan lebih lanjut.

Equipment Safety Analysis

Tindakan
Equipment Komponen Potensi Bahaya Resiko
pencegahan
GEMSys GEM Cuaca panas
Alat akan Alat dilindungi
GSM 19-T Proton (kenaikan mengalami dengan payung dan
Magnetome suhu) kerusakan dan mantel anti air
ter Console Hujan dapat
mengganggu
proses
pengambilan
data
GSM-19 Benturan yang Alat akan Dalam membawa alat
Case with terlalu keras mengalami ini menggunakan
sectional kerusakan case harus berhati-
staff rods karena tidak hati walaupun case
dilindungi berguna untuk
melindungi alat

Sensor dan Rentan Kerusakan Berhati-hati dalam


antena GPS terhadap pada sensor menggunakan alat ini
goncangan
yang

3. Metode Seismik (DMT Summit II Plus)

Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon gelombang elastik yang dikirimkan ke bawah permukaan dan kemudian
direleksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber dari
gelombang seismik yang umumnya digunakan di darat adalah ledakan dinamit, sedangkan
di laut menggunakan sumber getar berupa air gun. Respon yang tertangkap dari tanah
diukur dengan sensor yang disebut geopon (survei di darat) atau hidrofon (survei di laut).
Data yang terekam oleh receiver ini adalah waktu tempuh (travel time) gelombang pantul,
yang akan memberikan informasi kecepatan rambat gelombang pada lapisan batuan
tersebut. Selain hal tersebut variabel lain yang dapat dimanfaatkan adalah frekuensi,
amplitudo, dan fasa gelombang.
Kekurangan: Dalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset
yang lebih lebar, Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai
fungsi kedalaman. Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan.
Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset), dan Model yang
dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.

Spesifikasi
DMT Summit II Plus
Sample interval 1/48, 1/32, 1/16, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8 ms
Record length 0.5 K samples, ..., 120 K samples
Preamp gain 0 dB, 20 dB or 40 dB
A/D converter 24 bit delta sigma technology
2.0 Volt RMS
Maximum input signal
5.6 Volt peak to peak
Input impedance 20 kOhm
Instantaneous
≥ 120 dB @ 2 ms sampling interval
dynamic range
Less than 0.2 µV RMS @ 2 ms sampling interval and 40 dB
Equivalent input noise
preamp gain
Crosstalk rejection ≥112 dB (between all channel)
Total harmonic
≤0.0008%
distortion
Common mode
≥100 dB
rejection
Gain accuracy Typical 1% (between all channel)
Time accuracy Typical 5 ppm (between all channel)
Power supply +9-36 VDC central or local
Dimensions 19.0×16.6×8.0 cm
Weight 1.2 kg
Operation temperature -30ºC to +70ºC
Humidity range 0-95%
Solid waterproof metal housing deployable in any surface
case
environment
Analogue Anti-Alias
7.2 kHz 6 dB/octave
Filter
Analogue Low-Cut
1 Hz 6 dB/octave
Filter
Digital Anti-Alias
0.8 x Nyquist
Filter
Rejection at Nyquist
-120 dB
Frequencies
Pass Band Ripple +/- 0.05 dB
- Sine wave
- Pulse
- Instrument noise
Built-In Test
- Geophone step
Functions
- Sweep transfer
- Auto correlation
- Cross correlation
- Battery status
- Equivalent input noise
- Total harmonic distortion
System Check - Instantaneous dynamic range
- Common mode rejection
- Cross talk
- Time accuracy
- Impedance
- Damping
Geophone Check
- Natural frequency
- Noise

SOP Penggunaan :
1. Lakukan survey lapangan terlebih dahulu. Jika kondisi lapangan miring, maka
pengukuran dilakukan dari atas ke bawah. Hindari permukaan yang terlalu keras
karena bisa merusak geophone.
2. Pasang receiver atau geophone dengan cara menancapkan pada permukaan tanah,
sampai batang geophone tenggelam, agar data yang dihasilkan tidak bercampur dengan
noise. Gunakan linggis apabila ditemukan tanah yang keras, jangan memaksakan
geophone agar batang geophone tidak patah/rusak.
3. Antar geophone diberikan spasi 2 meter. Dalam pengukuran kali ini, receiver yang
digunakan sebanyak 24 geophone receiver seismograph dan 1 receiver trigger hammer.
4. Kabel geophone dibentangkan dan dipasang ke tiap-tiap geophone, Jika semua sudah
terpasang, selanjutnya kabel geophone dipasang ke digitizer.
5. Dalam pengukuran ini, pemukulan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu di dekat receiver
(geophone) awal, kemudian di dekat geophone akhir, selanjutnya dilakukan
pemukulan di antara geophone 18 dan 19, dan terakhir di antara geophone 6 dan 7.
6. Untuk pemukulan, pertama, pasang landasan besi untuk palu pemukul dibagian
samping titik awal pengukuran / di dekat geophone awal. hubungkan receiver
geophone dengan kabel hammer, setelah itu kabel hammer yang lainnya dihubungkan
ke digitizer.
7. Jika semua kabel sudah terpasang dengan baik, selanjutnya hubungkan sumber listrik
dari aki ke digitizer dan hubungkan juga laptop ke digitizer dengan menggunakan
kabel connector USB.
8. Setelah itu, nyalakan laptop, buka software USB Seismograph
9. Atur settingan akuisisi data dengan mengklik tab 'Acquisition', kemudian klik
'Setting'.
10. Atur recording time, sampling rate, dan gain yang diinginkan. Kemudian pilih 'with
hammer', karena sumber gangguannya adalah pukulan hammer. Pilih banyaknya
stacking yang dilakukan. stacking adalah banyaknya pukulan hammer yang dilakukan
pada satu titik pengukuran yang kemudian data dari setiap pukulan itu akan
digabungkan dalam satu kolom sinyal. Untuk memberi nama file data, pilih 'Add Note'
lalu beri nama data, kemudian klik 'Start".
11. Operator akan memberikan instruksi agar si eksekutor melakukan pukulan. Setelah
pemukulan dilakukan sesuai dengan jumlah stacking, maka kemudia klik 'Load' untuk
melihat sinyal nya.
12. Untuk melakukan pemukulan di titik selanjutnya, klik 'Acquisition' lalu klik 'Previous'.
13. Untuk pengukuran di titik selanjutnya, pindahkan landasan besi dan kabel hammer ke
titik selanjutnya. Demikian seterusnya hingga titik pengukuran terakhir.
14. Data akan tersimpan secara otomatis.

Equipment Safety Analysis

Tindakan
Equipment Komponen Potensi Bahaya Resiko
pencegahan
Alat akan
mengalami
Cuaca panas kerusakan dan
Alat dilindungi
(kenaikan dapat
Main unit dengan payung dan
suhu) mengganggu
mantel anti air
Hujan proses
pengambilan
data

Berhati- hati dalam


Rusaknya Tidak dapat
Geophone pemasangan
DMT geophone merekamdata
geophone
Summit II
Plus
Rusak dan
dapat
Melakukan
Power berpengaruh
Terlalu panas pengecekan kondisi
supply terhadap
power supply
komponen
lainnya
Dapat
menghambat
Berhati- hati dalam
Kabel Rentan rusak proses
penggunaannya
pengambilan
data
4. Metode Georadar (AKULA 900C)
Metode georadar merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
mendeteksi benda – benda yang terkubur di bawah tanah dengan tingkat kedalaman
tertentu, dengan menggunakan sumber gelombang elektromagnetik berupa radar.Fungsi
alat ini adalah untuk mengkonversi sinyal yang diterima menjadi nilai integer dari
pemantulan energi elektromagnetik dibawah permukaan.
SPEK Alat
Dimensions LxWxD (mm/inches) 305x240x55 / 12x9.44x2.16
Weight (kg/pounds) 2.45 / 5.4
Fastening points LxW (mm/inches) 197x186/ 7.75x7.32
Ingress Protection* IP54 (IP65 requires an upgrade)
Operating Temperature (°C / °F) from -20 to +50 /from -4 to +122
Relative Humidity (%) 96 (NC)
Power Consumption (Watts)** 5,5
Power Supply (Volts) +10.8 to 14
High Tension Output (Volts) 150
Survey Wheel Power Output (Volts/Amps) 5.01 / 0.2
Analogue Bandwidth (MHz) 5 to 4000
Pulse Repetition Frequency (kHz)*** User Adjustable 12.5 – 200 (395 Option)
Scan Rate (traces/second)**** 1 to 330 (420 Option)
Resolution (ps) 50
Survey Range (ns) 6.4 to 32768
Offset Range (ns) +/- 128
Amount of samples/trace) 128 - 8192
Software Gain (dB) -20 to +80
Hardware Gain (dB) 0 to +10 (+20 Option)

SOP Penggunaan
1. Tempatkan instrument pada tempat kering, hindari kelembaban yang berlebihan dan
hindari instrument yang terkena air.
2. Lindungi instrument dan kabel konektor dari debu
3. Hindari instrument dari goncangan atau benturan yang keras.
4. Baca dan pahami user manial/ handout terlebih dahulu sebelum menggunakan GPR
5. Temperatur pengoperasian -20oC sampai 50oC.
6. Selalu atur baterai laptop, GPS, dan aki agar penuh dan discharge dengan baik
sebelum pengambilan data
7. Power supply yang digunakan +10,8… +14 VDC
8. Selalu perhatikan dalam memasang kutub positip dan negatip pada baterai, jangan
sampai tertukar dalam pmasangannya.
9. Hubungkan konektor kabel secara berhati-hati sesuai dengan portnya masing-masing
dan tidak dipaksakan.
10. Angkat 1 set GPR jika posisi pengambilan data ingin diubah
11. Cek kembali kelengkapan setiap komponen pada setiap satu set unit GPR sebelum
dan sesudah digunakan.
12. Usahakan pengambilan data dilakukan dipermukaan yang realatif rata agar antena
terhindat dari gesekan dan benturan.
13. Bersihkan kembali instrument setelah pemakain.
14. Selalu berkoordinasi dengan perusahaan jika terdapat kesulitan atau permasalahan
terhadap alat.

Equipment Safety Analysis


Equipment Komponen Potensi Resiko Tindakan pencegahan
Bahaya
Metode Cuaca Cuaca Main unit - Saat melakukan
Georadar Hujan akan rusak pengukuran letakan alat
(AKULA 900C) pada tempat yang
teduh.
- Hindari pengukuran
Cuaca Main unit pada saat cuaca hujan.
panas akan rusak - Lindungi main unit
menggunakan payung
untuk menghindari
cuaca tiba-tiba

5. Metide Mikrozonasi (REFTEK 130-SMHR)


Mikrozonasi seismik didefinisikan sebagai proses pengelompokan area seismik potensial
atau rawan gempa ke dalam zona sehubungan dengan beberapa karakteristik geologi dan
geofisika dari lokasi seperti goncangan tanah, kerentanan likuifaksi, bahaya longsor dan
jatuh batu, bahaya gempa bumi, banjir terkait gempa bumi, sehingga bahaya seismik di
lokasi berbeda di dalam area dapat diidentifikasi dengan benar. Mikrozonasi memberikan
dasar untuk analisis risiko spesifik lokasi, yang dapat membantu dalam mitigasi kerusakan
gempa bumi.
SPEK Alat
1. Kabel Trace
2. Geophone
3. SU (Stasiun Unit)
4. PSU (Power Stasiun Unit)

SOP Penggunaan
1. Meletakan Reftek models 130-SMHR untuk merekam getaran tanah pada setiap titik
penelitian.
2. Memplot koordinat menggunakan Global Posittioning System (GPS) merk Garmin.
3. Menghubungkan Antena GPS dengan Digital Portable Seismograph.
4. Kompas digunakan untuk menentukan arah pada saat memasang reftek
5. menghubungkan Kabel untuk aki ke reftek
6. menghubungkan kabel antara reftek dan laptop
7. melakukan akuisisi dan analisis data mikrotremor.
8. Mengisi Lembar check list survey mikrotremor
Equipment Safety Analysis
Equipment Komponen Potensi Resiko Tindakan pencegahan
Bahaya
Metide Baterai Baterai Pengisian - Jangan isi penuh
Mikrozonasi daya baterai karena hal ini
(REFTEK akan menyebabkan
130-SMHR) kebocoran .
- Simpan baterai dalam
tempat yang aman.
Sensor Sensor Merusak - Bersihkan sensor setiap
Kotor sensor hendak mengukur dan
selesai mengukur

6. Topografi (Total Station)

Total Station (TS) adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi
bangunan.Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara
computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan komponen
pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.

SPEK Alat:
 Batu Baterai
 Skrup Gerak Vertikal
 Skrup Gerak Horizontal
 Display Window
 Tiga Sekrup Penyetel
 Teropong
 Alat Bantu Bidik
 Nivo Tabung
 Operation Key
 Prisma jalan dan diam
 Nico kotak

SOP Penggunaan :
1. Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau pengukur
2. Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
3. Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
4. Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki statif
yang diangkat tadi
5. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
6. Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup A,B,C
secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak tepat di tengah
lingkaran
7. Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di atas titik
patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci theodolit dan gerakkan
theodolit secara perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang centering
optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali
sekrup pengunci theodolite.

Equipment Safety Analysis


Equipment Komponen Potensi Resiko Tindakan pencegahan
Bahaya
Topcon Cuaca Merusak Alat akan - Tempatkan alat pada
alat rusak tempat yang teduh saat
pengukuran
- Gunakan payung untuk
melindungi alat pada saat
cuaca panas
- Hentikan pengukuran
saat terjadi hujan.

Anda mungkin juga menyukai