Anda di halaman 1dari 123

PROFIL

SEKOLAH DASAR NEGERI AIR BUNGIN


Kabupaten Musi Rawas

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MUSI RAWAS


SD NEGERI AIR BUNGIN
JALAN VETERAN NO.29 KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN MUSI RAWAS
2019
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI AIR BUNGIN
KECAMATAN JAYALOKA
Alamat : Jl. Veteran no.29 Desa Ngestikarya Kecamatan Jayaloka Kode Pos 31665

A Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SD Negeri Air Bungin


2. Alamat :
1-
a. Jalan : Jalan Veteran No 29 Kec, Jayaloka Kab Musi Rawas

b. Desa/ Kelurahan : Ngestikarya


c. Kecamatan : Jayaloka
d. Kabupaten/ Kota : Musi Rawas
e. Provinsi : Sumatera Selatan
f. Kode Pos : 31665
g. No. Telepon/HP : 082186120844
h. Mulai operasional : Tahun 1987
i. Luas Tanah : 10.000 m2
j. Luas Bangunan : 504 m2
k. Status Tanah : Milik Sendiri
l. Status Bangunan : Milik Sendiri
m. Terakreditasi :B

B Diskripsi Singkat Sekolah Dasar Negeri Air Bungin


SD Negeri Air Bungin beralamat di Desa Ngestikarya kecamatan Jayaloka Kaupaten Musi
Rawas Provinsi Sumatera Selatan
SD Negeri Air Bungin memiliki akreditasi B. Tahun pelajaran 2019/2020 ini SD Negeri Air
Bungin Memiliki siswa 61 orang dengan 6 rombongan belajar. Setiap ruang kelas menampung rata-
rata sebanyak 10 sd 11 siswa. Sistem penerimaan siswa baru di sekolah tersebut dilakukan berdasarkan
Zonasi yang ditetapkan Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas .
SD Negeri Air Bungin memiliki guru sebagai tenaga pendidik dan tenaga Pendidikan yang cukup memadai.
Jumlah guru dan tendik sebanyak 10 orang dengan rincian 6 guru PNS dan 4 orang non PNS . Guru yang sudah
berkualifikasi S1 sebanyak 7 orang, sedangkan yang belum berkualifikasi pendidikan D II sebanyak 1 orang guru kelas
berupa tenaga honor , SMA 2 orang yaitu guru olahraga dan operator sekolah berupa tenaga honor
Sekolah juga memiliki 5 ruang belajar kekurangan 1 ruang belajar . Ruang kepala sekolah berukuran (34) m2 ,
1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 kamar
WC guru, 1 kamar WC siswa kondisinya baik. Sekolah belum memiliki lapangan olah raga, seperti lapangan bola Volly.
SD Negeri Air Bungin telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan
yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia
peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran Baca Tulis Alqur’an adalah mata pelajaran muatan lokal
sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat.
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dan dilakukan secara mandiri
ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang
dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebagian masih mencontoh
silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan.
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip
perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya

2-
dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam
pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran.
Tingkat kelulusan siswa SD Negeri Air Bungin tahun pelajaran 2018/2019 adalah 100%. Perolehan rata-rata
nilai ujian UASBN tahun pelajaran 2018/2019 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia
60.81, Matematika 71,07 dan IPA 60,5 Ketiga mata pelajaran tersebut menggambarkan adanya peningkatan pencapaian
kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan
SKL.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana
APBK. Sekolah belum mampu mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling
menguntungkan dengan dunia usaha.
Sebagian guru Kelas dan guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran, namun belum
seluruhnya diinformasikan oleh guru kepada siswa, dan belum diadakan analisis setiap tahun dilakukan analisis untuk
meninjau kembali KKM yang sudah disusun.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan penilaian harian , ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui penilaian harian dilaksanakan sesuai dengan
materi yang sudah disajikan. Biasanya dilaksanakan setiap setiap selesainya sebuah kompetensi dasar. Hasil penilaian
sebahagian guru pada pelaksanaan penilaian harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa
komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada
kepala sekolah melalui urusan kurikulum.

C. Letak Geografis
Letak SD Negeri Air Bungin sangat strategis yaitu tepat di pinggir jalan jalur kecamatan Jayaloka -
Sukakarya. SD Negeri Air Bungin beralamat di Jalan Veteran nomor 29 Desa Ngestikarya Kecamatan
Jayaloka, Di sebelah depan berhadapan dengan Jalan jalur Jayaloka-Sukakarya, sebelah kanan Kebun
karet warga.belakang perkampungan warga sebelah kiri sebelah Pekampungan warga. SD Negeri Air
Bungin Juga tidak jauh dengan PUSKESMAS,POLSEK,KANTOR CAMAT,KUA dan Pasar
Kecamatan Jayaloka.

D Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri Air Bungin

1) Visi Sekolah
” Terwujudnya Lulusan SD Negeri Air Bungin Sebagai siswa yang Berprestasi berdasarkan
iman dan taqwa”

Misi Sekolah
”Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, bagi siswa sesuai potensi masing-
masing”
Indikator Misi :
a. Melaksanakan belajar tambahan di sore hari
b. Menerapkan pembelajaran PAKEM
c. Meninngkatkan Keprofesionalan guru melalui berbagai pelatihan/ pendidikan
d. Mengaktipkan kegiatan KKG
3-
e. Meningkatkan latihan olahraga disegala cabang olahraga
f. Melaksanakan Ekstrakurikuler di bidang olahraga dan seni
g. Meningkatkan disiplin warga sekolah
h. Menanamkan sikap taat dan patuh terhadap ajaran agama

2) Tujuan Pendidikan di SD Negeri Air Bungin


a. Tujuan Umum
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan perilaku peserta didik yang berakhlak mulia, beriman menuju ketaqwaan
terhadap Allah Swt.
b) Meningkatkan prestasi lulusan peserta didik yang siap mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c) Meraih prestasi dalam berbagai ajang lomba/seleksi pada tingkat kecamatan, kabupaten dan
propinsi.
d) Meningkatkan keterampilan karya peserta didik.
e) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.

E. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum yang digunakan SD Negeri Air Bungin adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 digunakan
sejak tahun 2013 pada tahun pembelajaran 2019/2020 kurikulum 2013 sudah diterapkan untuk
pembelajaran kelas I, sampai kelas VI.

F. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


SD Negeri Air Bungin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal di kecamatan Jayaloka yang
berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Rawas .Mayoritas
pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri Air Bungin sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yaitu mereka yang diangkat oleh pemerintah. Guru sebagai pendidik profesional bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran. Sedangkan tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan.

1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik atau guru di SD Negeri Air Bungin berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 orang kepala
sekolah 8 orang guru kelas 1 orang Guru Penjas Orkes, 1 Guru Pendidikan Agama Islam dengan Tenaga
Kependidikan berjumlah 1 orang seperti pada tabel.

a. Jumlah Pendidik atau guru di SD Negeri Air Bungin


Tingkat Pendidikan Terakhir
No Status/ Jabatan <
SLTA D2 D3 S1*) S2 S3
SLTP
1. Kepala Sekolah - - - - 1 - -
2. Guru Kelas - - - - 6 - -
4-
3. Guru Pendidikan Agama - - - - 1 - -
4 Guru PJOK - 1 - - - - -
5. Guru Honor - - - - 2 - -
6. TAS - 1 - - - - -
Jumlah 0 2 - - 10 - -

2. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang bertugas menunjang proses pendidikan di SD Negeri Air Bunginterdiri dari
1 orang Satpam 1orang petugas Kebersihan 1orang Oprator sekolah dan I orang penjaga Sekolah
No Status/ Jabatan Pendidikan Jumlah
1. Satpam SMA 1
2. Petugas Kebersian SMA 1
3. Operator Sekolah SMA 1
4. Penjaga Sekolah - 0

G. Data Peserta Didik


Berikut ini adalah data peserta didik di SD Negeri Air Bunginberdasarkan rombongan belajar (rombel) dan asal
sekolah:
Jumlah Siswa dan Rombel Dua Tahun Terakhir
TAHUN PELAJARAN
No Kelas 2018-2019 2019-2020
Jumlah Rombel Jumlah Rombel
1. I 10 1 8 1
2. II 11 1 11 1
3. III 13 1 11 1
4. IV 7 1 13 1
5. V 11 1 7 1
6. VI 6 1 11 1
JUMLAH 57 6 61 6

H. Sarana dan Prasarana


Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus terpenuhi
dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Sarana pembelajaran yang terdapat di SD Negeri Air
Bungincukup memadai. Di antaranya, sekolah menyediakan LCD dan layar proyektor sebagai media
pembelajaran yang dipasang di beberapa kelas. Di perpustakan tersedia al-Qur’an, dan guru PAI juga
memberikan kitab Iqro’ maupun Qira’ati untuk peserta didik yang belum bisa membaca al-Qur’an.
Berikut ini adalah prasarana yang terdapat di SD Negeri Air Bungin:

1 Jumlah Ketersediaan Buku dan Sarana Pendukung


a. Koleksi Perpustakaan

5-
No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan

1. Buku Teks Utama 2640 Examplar

2. Buku Bacaan 1082 Examplar

3. Buku Referensi 510 Examplar

b. Peralatan Pendidikan
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi
1. Alat Peraga IPA (Torso) 1 Unit Baik
2. IPS 3 Set Cukup
3. Matematika 2 Unit Baik
4. Bahasa Indonesia 5 Unit Baik = 75%
5. Bahasa Inggris 3 Unit Baik
6. IPBA 2 Unit Baik
7. KIT IPA 5 Unit Baik = 50%

c. Media Pendidikan
No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi
1. Perangkat Komputer 1 Unit Rusak
2. Printer 1 Unit 1 = Rusak

3. LCD 0 Unit -
4. Projector (OHP) 0 Unit -
5. Layar OHP 0 Unit -
6. Infokus 0 Unit -
7. Layar Infokus 0 Unit -
8. Notebook AXIO100 (P.III) 0 Unit -
9. Keeyboard Portable 1 Unit Rusak
10 CD Keping-Interaktif 6 Keping Cukup

d. Perabot Sekolah
No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi
1. Meja/kursi Kepala Sekolah 1 Set Baik
2. Meja/kursi Guru 3 Set Baik
3. Kursi Chitos 1 Set Baik
3. Meja Siswa 61 Buah Cukup
4. Kursi Siswa 61 Buah Cukup
5. Meja Komputer 1 Buah Rusak
6. Lemari Kelas 3 Buah Cukup
7. Rak Buku Perpustakaan 2 buah Rusak

6-
8. Papan Tulis/ White Board 6 buah Baik
9. Papan Tulis/ Blackboard 0 buah -
10. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup

2 Jumlah Ketersedian Ruangan


a. Ruangan Pokok
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1. Ruang Kelas/ Belajar 5.ruang M2 Cukup Baik
(8 x 7m)
2. Kantor (Kepsek/Guru/Komite) 2x3 M2 Baik

b. Ruangan Penunjang
No Nama Ruangan Ukuran Satuan Kondisi
1. Ruang Perpustakaan 8x7m M2 Baik

2. UKS - M2 -

3. WC GURU 2x2m M2 Cukup

4. WC MURID ( 2 x 2m) M2 Cukup

F Kegiatan dan Prestasi yang pernah dicapai


a. Prestasi Akademik
1) Jumlah Peserta UAS/UASBN Tahun 2019= 6 orang
2) Rata-rata hasil UASBN Tahun 2019 = 7,62
3) Rata-rata nilai tertinggi UASBN Tahun 2019 = 7,84
4) Jumlah yang diterima di SMP/ Sederajat Tahun 2019 = 6 orang

b. Prestasi non Akademik


1. Juara 3 PBB Putra Kecamatan
2. Juara 1 Tahfiz Qur’an Tingkat Kecamatan
3. Juara 2 Tahfiz Qur’an Tingkat Kabupaten

Ngestikarya, 12 November 2019


Kepala Sekolah,

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

7-
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI AIR BUNGIN
KECAMATAN JAYALOKA
Alamat : Jl. Veteran no.29 Desa Ngestikarya Kecamatan Kabupaten Musi Rawas Kode Pos 31665

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut telah diterbitkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu
ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu
satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk

8-
setiap mata pelajaran. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan
kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan
sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki
melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya
mempengaruhi Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria
tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Selain itu, Pemerintah juga sudah menetapkan Kompetensi Inti dan Kopetensi Dasar.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Sedangkan
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
Dalam implementasi kurikulum 2013, sekolah berkewajiban mengembangan kurikulum
operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam
bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal ini sesuai dengan yang diamanatkan di
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasa 1 ayat
20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.”
Berdasarkan hal di atas, Satuan Pendidikan harus menerjemahkan peraturan-peraturan tersebut
ke dalam sebuah kurikulum yang bisa menjadi pedoman bagi satuan pendidikan dalam kegiatan
penyelengaraan pendidikan.
Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

9-
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta dididk. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan mempertimbangkan berbagai hal
dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sebagai satu kesatuan entitas bangsa yang menginginkan
peningkatan kualitas peserta didik di masa depan. Dalam perjalanan pengembangannya disertai dengan
evaluasi formatif yang memungkinan perbaikan pada tataran dokumen dan implementasi. Perbaikan
ini melibatkan seluruh komponen masyarakat sehingga kurikulum hasil perbaikan menjadi milik
semua komponen bangsa. Perbaikan kurikulum dapat dilakukan secara holistik komprehensif mulai
dari ide, desain, dokumen sampai dengan implementasi. Namun perbaikan kurikulum juga dapat
dilakukan pada sebagian dimensi kurikulum dan aspek tertentu dari kurikulum. Perbaikan kurikulum
2013 pada saat ini lebih bersifat evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI-KD,
silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku teks pelajaran.
Untuk memenuhi amanat undang-undang serta peraturan pemerintah seperti tersebut di atas dan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah
khususnya, maka SD Negeri Air Bungin memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum SD
Negeri Air Bungin pada setiap pergantian tahun pelajaran. Melalui kurikulum ini sekolah dapat
melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi
kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.
Penyusunan kurikulum ini telah melalui beberapa tahap, mulai dari membentuk tim pengembang
kurikulum sekolah, menyiapkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku,
melakukan analisis konteks, melaksanakan rapat koordinasi penyusunan KTSP, melakukan penelaahan
dan penyempurnaan KTSP kurikulum 2013, menetapkan dan mengesahkan pemberlakuan KTSP.

B. Landasan Kurikulum 2013


1 Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum
dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

10 -
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan
generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum
2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,

11 -
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2 Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan
proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan
di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara
terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan
sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society).

3 Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang
bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai
dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan dasar khususnya SD. Oleh karena itu pendidikan di SD yang selama ini sangat
menonjolkan kurikulum dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu mencerminkan
pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler
yang sesuai dengan perkembangannya.

4 Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan
berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

12 -
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5 Landasan Yuridis
Kurikulum Pendidikan Negeri SD Negeri Air Bungin dikembangkan, berlandaskan pada
Landasan yuridis:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
10. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan
Kurikulum 2013.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;

13 -
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repu;blk Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2018.Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

C. Kompetensi lulusan
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

. 2. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar


1) Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2) Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
5) Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
6) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan
guru/pendidik
7) Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8) Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
9) Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia
12) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
13) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang
14) Berkomunikasi secara jelas dan santun
15) Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya

14 -
16) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

3 Standar Kompetensi Kelulusan


a. Pengertian

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

b. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

c Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dengan ruang lingkup kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di SD Negeri Air Bungin pada jenjang SMP

d Kompetensi lulusan SD Negeri SD Negeri Air Bungin


1 Sikap
Lulusan SD Negeri Air Bungin Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggung jawab, pembelajar
sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani

2 Pengetahuan
Lulusan SD Negeri Air Bungin Memiliki pengetahuan faktual berupa Pengetahuan dasar
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara , konseptual
berupa klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara klasifikasi kategori, prinsip, dan generalisasi
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan procedural ,berupa Pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu atau kegiatan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa dan negara.
dan metakognitif berupa Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakanny a dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan
negara.pada tingkat dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Dan
15 -
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.

3 Keterampilan
Lulusan SD Negeri Air Bungin Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan

e Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar (SD) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD pada setiap
tingkat kelas/usia tertentu.
Rumusan Kompetensi Inti di Sekolah Dasar Negeri Air Bungin Sesuai Dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar Dan Menengah menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan
negara.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba Berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah, dan tempat bermain
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

D Tujuan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Air Bungin dikembangkan dengan tujuan:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan pendidikan agama.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermaysrakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya
sebagai manusia. Yang dimaksud kesadaran dan wawasan adalah termasuk wawasan

16 -
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Mengenal, menyikapi, dan megapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan perilaku ilmiah yang kritis, kreatif, mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengngekspresikan keindahan dan harmoni mencakup
aprsiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
6. Mengenal, memahami dan mencintai budaya lokal khususnya dalam budaya dan bahasa
Bandung
7. Mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta potensi yang
dimilikinya.
8. Memberi bekal dasar dalam memasuki dunia global

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik terpadu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
b. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes. Guru dapat mengaitkan materi dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan keadaan lingkungan di
mana sekolah dan peserta didik berada.
c. Pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
d. Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan
Suasana dalam pembelajaran diupayakan berlangsung secara menyenangkan. Menyenangkan
bisa dibangun dengan berbagai kegiatan yang bisa mengakomodasi kegemaran peserta didik,
misal bermain teka-teki, tebak kata, bernyanyi lagu anak-anak, menari atau kegiatan lain yang
disepakati bersama dengan peserta didik. Menyenangkan tidak dimaksudkan banyak tertawa
atau banyak bernyanyi. Menyenangkan lebih dimaksudkan ‘mengasyikan’.
e. Pembelajaran peserta didik aktif
Peserta didik terlibat baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran sejak perencanaan
hingga evaluasi pembelajaran.
17 -
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI DAN INDIKATOR VISI


1. Visi :
Terwujudnya Lulusan SD Negeri Air Bungin Sebagai siswa yang Berprestasi
berdasarkan iman dan taqwa
2. Indikator Visi
 Unggul dalam perolehan UAS
 Unggul dalam persaingan melanjutkan ke SMP Negeri
 Unggul dalam lomba olaraga dan seni
 Unggul dalam disiplin
 Unggul dalam aktivitas keagamaan

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan Pada tahun 2021
 Rata-rata nilai UAS mencapai minimal 7,5
 Jumlah lulusan yang melanjutkan ke SD 45 %
 Memiliki tim olaraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat
kabupaten
 Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat kabupaten/kota
 Pelanggaran Disiplin siswa paling tinggi 0,5 persen
 Menjadi juara Musa baqoh Alquran /Saritilawah
2.Sasaran
Sasaran pada tahun 2018/2019
 Rata-rata nilai UAS minimal mencapai 6,0
 Jumlah lulusan yang melanjutkan ke SLTP Negeri minimal 25%
 Memiliki tim olaraga yang mampu menjadi finalis lomba setingkat kecamatan
 Memiliki tim kesenian yang secara teratur mengadakan latihan dan pentas di
sekolah
 Pelanggaran disiplin siswa disekolah maksimal 2 persen
18 -
 Memiliki kelompok kegiatan ekstra kurikuler bacatulis alquran yang secara teratur
mengadakan latihan baca tulis Alquran
C. Misi
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, bagi siswa sesuai potensi masing-
masing
 Melaksanakan belajar tambahan di sore hari
 Menerapkan pembelajaran PAKEM
 Meninngkatkan Keprofesionalan guru melalui berbagai pelatihan/ pendidikan
 Mengaktipkan kegiatan KKG
 Meningkatkan latihan olahraga disegala cabang olahraga
 Melaksanakan Ekstrakurikuler di bidang olahraga dan seni
 Meningkatkan disiplin warga sekolah
 Menanamkan sikap taat dan patuh terhadap ajaran agama

D. Upaya mencapai tujuan


1. Peningkatan Iman dan Takwa
Kegiatan untuk meningkatkan iman dan takwa dilaksanakan secara terprogram dengan
melibatkan seluruh siswa dan guru. Kegiatan memerlukan persiapan yang matang, dan dana yang
memadai. Kegiatan ini bukan hanya kegiatan ceremonial atau rutin saja, melainkan dilaksanakan
secara benar, bertanggung jawab dan monitoring yang tepat.
Usaha yang dilakukan antara lain :
1. Meningkatkan kualitas pengembangan diri, belajar Iqro’, Seni Baca Al Qur’an
2. Belajar membaca Al Qur’an berupa ayat pendek
3. Mengadakan pembacaan Surat Yasin Bersama setiap jum’at pagi
4. Mengikuti berbagai lomba keagamaan, misalnya MTQ, Kaligrafi, Ceramah Agama, Nasyid
dan Busana Muslim yang diadakan berbagai Instansi
5. Mengadakan shalat Zuhur berjemaah

2. Peningkatan Mutu Akademik


Usaha peningkatan mutu akademik merupakan usaha yang harus dilaksanakan secara simultan.
Kegiatan ini hendaknya mendapat dukungan dari semua komponen sekolah. Usaha peningkatan
mutu ini bukan hanya untuk meningkatkan nilai ujian nasional juga meningkatkan nilai ujian
sekolah, karena keduanya saling mendukung dan saling mempengaruhi.
Usaha yang dilaksanakan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Meningkatkan disiplin, efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran
3. Melaksnakan kegiatan jam tambahan di sore hari.
4. Melaksnakan uji coba ujian nasional
5. Melaksanakan lomba mata pelajaran tertentu, seperti Olimpiade Sain, lomba pidato dalam
Bahasa Inggris.
19 -
6. Melaksanakan simulasi Ujian Nasional
7. Memasukkan pelajaran tertentu kedalam kegiatan Pengembangan Diri, seperti Matematika,
Sain
8. Membentuk kelompok-kelompok belajar sesuai dengan tempat tinggal siswa

3. Peningkatan dibidang Non Akademik / Ektrakurikuler


3.1 Peningkatan Kemampuan di bidang Seni
a. Memasukkan pelajaran seni tertentu kedalam pengembangan diri
b. Mengikuti berbagai lomba seni baik di tingkat kecamatan maupun
tingkat kabupaten
3.2 Peningkatan Kemampuan di bidang olah raga
a. Menyelenggarakan latihan olahraga terprogram bola voli, bola kaki, bulu tangkis, tenis
meja, catur dll
b. Membuat sarana olahraga seperti lapangan bola kaki
c. Mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain
d. Mengadakan kegiatan pertandingan antar kelas (class meeting)
e. Mengikuti kegiatan pertandingan baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi

4. Peningkatan di Bidang Kebersihan dan di Bidang Penghijauan


Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan penghijauan lingkungan sekolah
adalah
a. Menyusun daftar piket guru dan siswa baik piket kelas maupun piket umum
b. Melaksanakan program penghijauan
c. Pengadaan/ penambahan pot bunga
d. Mengangkat petugas kebersihan sekolah
e. Menyediakan alat-alat kebersihan
f. Menyediakan kotak sampah
g. Membuat lobang pembuangan sampah
h. Menyediakan alat-alat P3K
i. Sebelum pulang siswa diwajibkan membersihkan kelas dan lingkungannya

5. Peningkatan di Bidang Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha yang dilakukan dalam untuk meningkatkan usaha kesehatan sekolah adalah :
a. Bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan dalam upaya pelayanan kesehatan
b. Penyediaan obat-obatan untuk UKS
c. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melatih beberapa orang siswa sebagai petugas
kesehatan
d. Penyediaan Ruang Khusus sebagai Ruang UKS

20 -
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum SD Kartika II-10, sesuai dengan Permendikbud nomor 57 tahun 2014
terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata
pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai
dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut
Tabel 3: Struktur Kurikulum SD/MI
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4 4 4 4 4 4
dan Kesehatan
3 Muatan Lokal

21 -
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36
Keterangan:
 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti
salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti
setiap semesternya.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan
sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan
potensi masing-masing satuan pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

B Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


1 Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
22 -
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Kompetensi Ini Kelas I,II,III
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II KELAS III
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
teman, dan guru tetangga, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
cara mengamati [mendengar, melihat, mengamati [mendengar, melihat, membaca]
membaca] dan menanya berdasarkan rasa dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
ingin tahu tentang dirinya, makhluk tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- kegiatannya, dan benda-benda yang
benda yang dijumpainya di rumah dan di dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
sekolah bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,
yang estetis, dalam gerakan yang dalam karya yang estetis dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, dan dalam yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku tindakan yang mencerminkan perilaku anak
anak beriman dan berakhlak mulia. beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya . ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta
dalam berinteraksi dengan keluarga, tanah air dalam berinteraksi dengan
teman, tetangga, dan guru. keluarga, teman, tetangga, dan guru.

23 -
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dan
cara mengamati [mendengar, melihat, konseptual dengan cara mengamati dan
membaca] dan menanya berdasarkan rasa mencoba [mendengar, melihat, membaca]
ingin tahu tentang dirinya, makhluk serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan secara kritis tentang dirinya, makhluk
benda-benda yang dijumpainya di rumah, ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
sekolah, dan tempat bermain. benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, konseptual dalam bahasa yang jelas, logis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan dan sistematis, dalam karya yang estetis
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam dalam gerakan yang mencerminkan anak
tindakan yang mencerminkan perilaku sehat, dan dalam tindakan yang
anak beriman dan berakhlak mulia. mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

24 -
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari
konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan
disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata
pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non
disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun
humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di
bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang
akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

C Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar sebagai bahan
yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam pengertian yang lain dikatakan bahwa muatan pembelajaran adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
Muatan pembelajaran pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. kecuali untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti ,Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
dan Matematika , kelas IV, V, dan VI sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Kurikulum 2013 Di SD Negeri SD
Negeri Air Bungin Menggunakan Tema dan Sub Tema seperti pada table :

1 Kelas I
Semester TEMA Sub Tema
1 Diriku 1 Aku Dan Teman Baru
2 Tubuhku
I/1 3 Aku Merawat Tubuhku
4 Aku Istimewa
2 Kegemaran ku 1 Gemar Berolahraga
2 Gemar Bernyanyi dan Menari
3 Gemar Menggambar
4 Gemar Membaca
3 Kegiatanku 1 Kegiatan Pagi Hari
2 Kegiatan Siang Hari
25 -
3 Kegiatan Sore Hari
4 Kegiatan Malam Hari
4 Keluargaku 1 Anggota Keluargaku
2 Kegiatan Keluargaku
3 Keluarga Besarku
4 Kebersamaan dalam Keluarga
5 Pengalamanku 1 Pengalaman Masa Kecil
2 Pengalaman Bersama Teman
3 Pengalaman Di Sekolah
4 Pengalaman yang berkesan
6 Lingkungan 1 Lingkungan Rumahku
I/2
Bersih dan Sehat 2 Lingkungan Sekitar Rumahku
3 Lingkungan Sekolahku
4 Bekerjasama menjaga kebersihan dan kesehatan
Lingkungan
7 Benda Binatang 1 Benda Hidup dan benda tak hidup di sekitarku
dan Tanaman 2 Hewan disekitarku
disekitar kita 3 Tanaman disekitarku
4 Bentuk, Warna , Ukuran dan Permukaan Benda
8 Peristiwa Alam 1 Cuaca
2 Musim Kemarau
3 Musim Penghujan
4 Bencana Alam

2 Kelas II
Semester TEMA Sub tema
1 HIDUP RUKUN 1 Hidup Rukun Dirumah
2 Hidup Rukun dengan teman bermain
II/1 3 Hidup Rukun disekolah
4 Hidup Rukun di Masyarakat
2 BERMAIN 1 Bermain dilingkungan Rumah
DILINGKUNGANK 2 Bermain dirumah teman
U 3 Bermain dilingkungan Sekolah
4 Bermain ditempat Wisata
3 TUGASKU SEHARI 1 Tugasku Sehari-hari dirumah
HARI 2 Tugasku Sehari-hari disekolah
3 Tugasku sebagai umat beragama
4 Tugasku dalam kehidupan social
4 HIDUP BERSIH 1 Hidup bersih dan sehat dirumah
DAN SEHAT 2 Hidup bersih dan sehat disekolah
3 Hidup bersih dan sehat ditempat
bermain
4 Hidup bersih dan sehat di Wisata
5 PENGALAMANKU 1 Pengalamanku dirumah
2 Pengalamanku disekolah
3 Pengalamanku ditempat bermain

26 -
4 Pengalamanku di wisata
II/2 6 MERAWAT HEWAN 1 Hewan disekitarku
DAN TUMBUHAN 2 Merawat Hewan
3 Tumbuh Disekitarku
4 Merawat tumbuhan
7 KEBERSAMAAN 1 Kebersamaan dirumah
2 Kebersamaan disekolah
3 Kebersamaan ditempat bermain
4 Kebersamaan di wisata
8 KESELAMATAN 1 Aturan Keselamatan dirumah
DIRUMAH DAN 2 Menjaga Keselamatan dirumah
DIJALAN 3 Aturan Keselamatan dijalan
4 Menjaga keselamatan diperjalanan

3 Kelas III
Semester TEMA Sub tema
1 Pertumbuhan 1 Ciri-ciri Makhluk Hidup
dan 2 Pertumbuhan dan Perkembangan
III/1 Perkembangan Manusia
Makhluk Hidup
3 Pertumbuhan Hewan
4 Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia
2 Menyayangi 1 Manfaat Tumbuhan bagi kehidupan
Tumbuhan dan manusia
Hewan 2 Manfaat hewan bagi kehidupan manusia
3 Menyayangi tumbuhan
4 Menyayangi hewan
3 Benda di 1 Aneka benda disekitarku
sekitarku 2 Wujud Benda
3 Perubahan wujud benda
4 Keajaiban perubahan wujud di sekitarku
4 Kewajiban dan 1 Kewajiban dan Hakku di rumah
Hakku 2 Kewajiban dan Hakku di sekolah
3 Kewajiban dan Hakku dalam bertetangga
4 Kewajiban dan Hakku sebagai warga
Negara
5 Perubahan 1 Keadaan Cuaca
Cuaca 2 Perubahan Cuaca
3 Pengaruh Perubahan cuaca bagi
kehidupan manusia
4 Cuaca musim dan iklim
III/2 6 Energi dan 1 Sumber Energi
Perubahannya 2 Perubahan Energi
3 Energi Alternatif
4 Penghermat Energi

27 -
7 Perkembangan 1 Perkembangan teknologi produksi
Teknologi pangan
2 Perkembangan teknologi produksi
sandang
3 Perkembangan teknologi Informasi
4 Perkembangan teknologi Transportasi
8 Praja Muda 1 Aku Anggota Pramuka
Karana 2 Aku Anak Mandiri
3 Aku Suka Bertualang
4 Aku Suka Berkarya

4 Kelas IV
Semester TEMA Sub tema
1 Indahnya 1 Organ Gerak Hewan
Kebersamaan 2 Manusia dan Lingkungan
IV/1 3 Lingkungan dan Manfaatnya
4 Kegiatan Berbasis Proyek
2 Selalu berhemat Macam-macam sumber energy
energi Pemanfaat energy
Gaya dan gerak
Proyek Kelas
3 Peduli Terhadap Hewan dan tumbuhan dilingkungan
Mahluk Hidup rumahku
Keberagaman makhluk hidup
dilingkunganku
Ayo cintai lingkungan
Proyek Kelas
4 berbagai Jenis-jenis pekerjaan
pekerjaan Barang dan jasa
Pekerjaan orang tua
Proyek kelas
5 Pahlawanku Perjuangan para pahlawan
Pahlawanku kebanggaanku
Sikap kepahlawanan
Proyek Kelas
IV/2 6 Indahnya Keanekaragaman hewan dan tumbuhan
Negeriku Keindahan alam negeriku
Indahnya peninggalan negeriku
Proyek kelas
7 1 peristiwa kebangsaan masa penjajahan
2 peristiwa kebangsaan seputar proklamasi
3 peristiwa mengisi kemerdekaan
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi
8 Lingkungan 1 Manusia dan lingkunganya
sahabat kita 2perubahan lingkungan
3usaha pelestarian lingkungan
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi
28 -
9 Benda-benda 1 Benda tunggal dan campuran
disekitar kita 2 Benda dalam kegiatan ekonomi
3 manusia dan benda dilingkunganya
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi

5 Kelas V
Semester TEMA Sub tema
1 Organ gerak 1 Organ Gerak Hewan
hewan dan 2 Manusia dan Lingkungan
V/1 tumbuhan 3 Lingkungan dan Manfaatnya
4 Kegiatan Berbasis Proyek
2 Udara bersih dan 1 Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
sehat 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
3 Memelihara Kesehatan Organ Pernapasan
Manusia
4 Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi
3 Makanan sehat 1 Bagaimana tubuh mengolah makanan?
2 Pentingnya makanan sehat bagi tubuh
3 Pentingnya menjaga asupan makanan sehat
4 Karyaku prestasiku
4 Sehat itu penting 1 Peredaran darah itu sehat
2 Gangguan Kesehatan pada organ peredaran
darah.
3 Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran
Darah Manusia
4 kegiatan proyek dan literasi
5 Ekosistem 1 komponen ekosistem
2 hubungan antar mahluk hidup dalamekosistem
3 Keseimbangan Ekosistem
4 kegiatan proyek dan literasi
V/2 6 Panas dan 1 suhu dan kalor
perpindahanya 2 perpindahan kalor disekitar kita
3 pengaruh kalor terhadap kehidupan
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi
7 peristiwa dalam 1 peristiwa kebangsaan masa penjajahan
kehidupan 2 peristiwa kebangsaan seputar proklamasi
3 peristiwa mengisi kemerdekaan
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi
8 Lingkungan 1 Manusia dan lingkunganya
sahabat kita 2 Perubahan lingkungan
3 Usaha pelestarian lingkungan
4 Kegiatan berbasis proyek dan literasi
9 Benda-benda 1 Benda tunggal dan campuran
disekitar kita 2 Benda dalam kegiatan ekonomi
3 Manusia dan benda dilingkunganya
4 kegiatan berbasis proyek dan literasi

6 Kelas VI
29 -
Semester TEMA Sub Tema.
1. Selamatkan 1 Tumbuhan Sumber Kehidupan
Mahluk Hidup 2 Hewan Sahabatku
VI/1 3 Lestarikan dan Hewan Tumbuhan
4 Kegiatan Pembiasaan literasi
2 Persatuan Dalam 1 Rukun dalam Perbedaan
Perbedaan 2 Bekerja Sama Mencapai Tujuan
3 Bersatu Kita Teguh
4 Kegiatan Pembiasaan Literasi
3 Tokoh dan 1 Penemu yang Mengubah Dunia
Penemuan 2 Penemu dan Manfaatnya
3 Ayo, Menjadi Penemu
4 Kegiatan Pembiasaan literasi
4 Globalisasi 1 Globalisasi di Sekitarku
2 Globalisasi dan Manfaatnya
3 Globalisasi dan Cinta Tanah Air
4 Kegiatan Pembiasaan Literasi
5 Wirausaha 1 Kerja Keras Berbuah Kesuksesan
2 Usaha Di Sekitarku
3 Ayo, Belajar Berwirausaha
4 Kegiatan Pembiasaan Literasi

VI/2 6 Menuju 1 Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat


Masyarakat 2 Masyarakat sehat Negara kuat
Sehat 3 Membangun masyarakat sehat
4 Kegiatan Pembiasaan Literasi
7 Cita-Citaku 1 Aku dan cita-citaku
2 Hebatnya cita-citaku
3 Giat berusaha meraih cita-cita
4 Proyek kelas
8 Tempat 1 Lingkungan tempat tinggalku
Tinggalku 2 Keunikan daerah tempat tinggalku
3 Aku bangga dengan daerah tempat tinggalku
4 Proyek Kelas
9 Makananku 1 Makananku sehat dan bergizi
Sehat Dan 2 Manfaat makanan sehat dan bergizi
Bergizi 3 Kebiasaan makanku
4 Proyek kelas

D Karakteristik Mata Pelajaran di SD/MI


1. PPKN
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terdiri atas: (1) Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang
menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan
pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang

30 -
berkarakter Pancasila. Di SD mata pelajaran PPKn tidak diajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan
dengan mata pelajaran yang lain melalui pembelajaran tematik terpadu.

2. Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
sekaligus mengembangkan kemampuan beripikir kritis dan kreatif. Peserta didik dimungkinkan
untuk memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya, menjawab, menyanggah, dan beradu
argumen dengan orang lain.Sebagai alat ekspresi diri, bahasa Indonesia merupakan sarana untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran,
gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan
memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
Kegiatan berbahasa Indonesia mencakup kegiatan produktif dan reseptif di dalam empat aspek
berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa yang
bersifat reseptif pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk memahami bahasa yang
dituturkan oleh pihak lain. Pemahaman terhadap bahasa yang dituturkan oleh pihak lain tersebut
dapat melalui sarana bunyi atau sarana tulisan. Pemahaman terhadap bahasa melalui sarana bunyi
merupakan kegiatan menyimak dan pemahaman terhadap bahasa penggunaan sarana tulisan
merupakan kegiatan membaca.
Kegiatan reseptif membaca dan menyimak memiliki persamaan yaitu sama-sama kegiatan dalam
memahami informasi. Perbedaan dua kemampuan tersebut yaitu terletak pada sarana yang
digunakan yaitu sarana bunyi dan sarana tulisan. Mendengarkan adalah keterampilan memahami
bahasa lisan yang bersifat reseptif. Berbicara adalah keterampilan bahasa lisan yang bersifat
produktif, baik yang interaktif, semi interaktif, dan noninteraktif. Adapun menulis adalah
keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis merupakan keterampilan berbahasa
yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya, karena menulis bukanlah
sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif peserta didik perlu secara
sengaja dibina dan dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata pelajaran bahasa Indonesia
menjadi wadah strategis. Melalui membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tersebut secara terus-menerus yang akan diteruskan
juga melalui mata pelajaran yang lain. Hal itu harus benar-benar disadari semua guru BI agar
dalam menjalankan tugasnya dapat mewujudkan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai wadah
pembinaan/ pengembangan kemampuan berpikir.

3. Matematika
Matematika dapat didefinisikan sebagai studi dengan logika yang ketat dari topik seperti
kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika merupakan tubuh pengetahuan yang

31 -
dibenarkan (justified) dengan argumentasi deduktif, dimulai dari aksioma-aksioma dan definisi-
definisi".
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus
dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam
segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai,
merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran
keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang,
mengembangkan kreaktivitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya
Pada struktur kurikulum SD/MI, mata pelajaran matematika dialokasikan setara 5 jam pelajaran (
1 jam pelajaran = 35 menit) di kelas I dan 6 jam pelajaran kelas II – VI per minggu, yang sifatnya
relatif karena di SD menerapkan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tersebut.
Untuk Matematika Kelas IV ,V dan VI diajarkan 6 jam perminggu diluar tema (diajarkan
sebagai Mata Pembelajaran) Cakupan materi matematika di SD meliputi bilangan asli, bulat,
dan pecahan, geometri dan pengukuran sederhana, dan statistika sederhana serta kompetensi
matematika dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan SD ditekankan pada:
a. Menunjukkan sikap positif bermatematika: logis, kritis, cermat dan teliti, jujur, bertanggung
jawab, dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah, sebagai wujud
implementasi kebiasaan dalam inkuiri dan eksplorasi matematika
b. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar
c. Menghargai perbedaan dan dapat mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan berbagai sudut
pandang
d. Mengklasifikasi berbagai benda berdasar bentuk, warna, serta alasan pengelompokannya
e. Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi dari komponen, unsur dari benda, gambar atau
foto dalam kehidupan sehari-hari
f. Menjelaskan pola bangun dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan dugaan
kelanjutannya berdasarkan pola berulang
g. Memahami efek penambahan dan pengambilan benda dari kumpulan objek, serta memahami
penjumlahan dan pengurangan bilangan asli, bulat dan pecahan
h. Menggunakan diagram, gambar, ilustrasi, model konkret atau simbolik dari suatu masalah
dalam penyelesaian masalah
i. Memberikan interpretasi dari sebuah sajian informasi/data

4. IPA

32 -
Materi IPA di SD kelas I sd III terintegrasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pembelajaran dilakukan secara terpadu dalam tema
dengan mata pelajaran lain. Untuk SD kelas IV sd VI, IPA menjadi mata pelajaran tersendiri
namun pembelajaran dilakukan secara tematik terpadu.
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD mencakup Tubuh dan panca indra, Tumbuhan dan
hewan, Sifat dan wujud benda- benda sekitar, Alam semesta dan kenampakannya, Bentuk luar
tubuh hewan dan tumbuhan, Daur hidup makhluk hidup, Perkembangbiakan tanaman, Wujud
benda, Gaya dan gerak, Bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, Rupa bumi dan
perubahannya, Lingkungan, alam semesta, dan sumber daya alam, Iklim dan cuaca, Rangka dan
organ tubuh manusia dan hewan, Makanan, rantai makanan, dan keseimbangan ekosistem,
Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri makhluk hidup pada lingkungan, Kesehatan
dan sistem pernafasan manusia, Perubahan dan sifat benda, Hantaran panas, listrik dan magnet,
Tata surya, Campuran dan larutan.

5. IPS
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi
ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk
menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca,
memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik,
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara
produktif.
Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan
dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses
belajar yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan. Secara rinci, materi
IPS dirumuskan sebagai berikut:
a. Pengetahuan: tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam
berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya
b. Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills, inquiry),
memecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-
berbangsa.
c. Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai, dan
kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut.
d. Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan
bertanggungjawab

Materi IPS mencakup kehidupan manusia dalam:


a. Tempat dan Lingkungan
b. Waktu Perubahan dan Keberlanjutan
c. Organisasi dan Sistem Sosial

33 -
d. Organisasi dan Nilai Budaya
e. Kehidupan dan Sistem Ekonomi
f. Komunikasi dan Teknologi
Pengemasan materi IPS disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Pada kelas I – III (SD/MI) IPS
sebagai bagian integral dari mata pelajaran lain yaitu bahasa Indonesia, dan PPKn yang diajarkan
secara tematik terpadu.

6. Seni Budaya dan Prakarya


Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis,
artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa.
Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memahami seni
dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta berperan dalam perkembangan sejarah
peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan mengembangkan
kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi,
penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta
didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih menitik beratkan pada
sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis . Mata pelajaran Seni Budaya di tingkat pendidikan
dasar sangat kontekstual dan diajarkan secara konkret, utuh, serta menyeluruh mencakup semua
aspek (seni rupa, seni musik, seni tari dan prakarya), melalui pendekatan tematik. Untuk itu para
pendidik seni harus memiliki wawasan yang baik tentang eksistensi seni budaya yang hidup
dalam konteks lingkungan sehari-hari di mana ia tinggal, maupun pengenalan budaya lokal, agar
peserta didik mengenal, menyenangi dan akhirnya mempelajari. Dengan demikian pembelajaran
seni budaya dan prakarya di SD harus dapat; “Memanfaatkan lingkungan sebagai kegiatan
apresiasi dan kreasi seni”.
Ruang lingkup materi untuk seni budaya dan prakaraya di SD/MI mencakup: gambar ekspresif,
mozaik, karya relief, lagu dan elemen musik , musik ritmis, gerak anggota tubuh, meniru gerak,
kerajinan dari bahan alam, produk rekayasa, pengolahan makanan, cerita warisan budaya, gambar
dekoratif, montase, kolase, karya tiga dimensi, lagu wajib, lagu permainan, lagu daerah, alat
musik ritmis dan melodis, gerak tari bertema, penyajian tari daerah, kerajinan dari bahan alam
dan buatan (anyaman, teknik meronce, fungsi pakai, teknik ikat celup, dan asesoris), tanaman
sayuran, karya rekayasa sederhana bergerak dengan angin dan tali, cerita rakyat, bahasa daerah,
gambar ilustrasi, topeng, patung, lagu anak-anak, lagu daerah, lagu wajib, musik ansambel, gerak
tari bertema , Penyajian tari bertema, kerajinan dari bahan tali temali, bahan keras, batik, dan
teknik jahit, apotik hidup dan merawat hewan peliharaan, olahan pangan bahan makanan umbi-
umbian dan olahan non pangan sampah organik atau anorganik , cerita secara lisan dan tulisan
unsur-unsur budaya daerah, bahasa daerah, pameran dan pertunjukan karya seni.

7. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

34 -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan membantu peserta didik
mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat komitmen
seumur hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan mengembangkan kapasitas untuk
menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif. Sehingga berdampak pada meningkatkan
produktivitas dan kesiapan untuk belajar, meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran,
mengurangi biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial seperti bullying dan
kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan kepuasan pribadi.
Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Usia SD, pada usia antara 7- 8 tahun, anak sedang
memasuki perkembangan gerak dasar dan memasuki tahap awal perkembangan gerak spesifik.
Karakteristik awal perkembangan gerak spesifik dapat diidentifikasi dengan makin sempurnanya
kemampuan melakukan berbagai kemampuan gerak dasar yang menuntut kemampuan koordinasi
dan keseimbangan agak kompleks. Oleh karenanya, keterampilan gerak yang dimiliki anak telah
dapat diorientasikan pada berbagai bentuk, jenis dan tingkat permainan yang lebih kompleks.
Pada anak berusia antara 9 s.d 10 tahun, anak telah dapat mengunjukkerjakan rangkaian gerak
yang mutipleks-kompleks dengan tingkat koordinasi yang makin baik. Kualitas kemampuan pada
tahap ini dipengaruhi oleh ketepatan rekayasa dan stimulasi lingkungan yang diberikan kepada
anak pada usia sebelumnya. Pada tahap ini, anak laki-laki dan perempuan telah memasuki masa
awal masa adolense. Dengan pengaruh perkembangan hormonal pada usia ini, mereka akan
mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi motorik yang sangat cepat.
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah sebagai
berikut:
a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a). pola gerak dasar lokomotor atau gerakan berpindah tempat,
misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, mencongklak, b) pola gerak non-lokomotor
atau bergerak di tempat, misalnya; membungkuk, meregang, berputar, mengayun, mengelak,
berhenti, c). Pola gerak manipulatif atau mengendalikan/ mengontrol objek, misalnya;
melempar bola, menangkap bola, memukul bola menggunakan tongkat, menendang bola.
b. Aktivitas Permainan dan Olahraga termasuk tradisional, misalnya; rounders, kasti, softball,
atletik sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan, sepak takraw, tenis meja, bulutangkis,
silat, karate. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kecenderungan alami anak untuk
bermain melalui kegiatan bermain informal dan meningkatkan pengembangan keterampilan
dasar, kesempatan untuk interaksi sosial. Menerapkannya dalam kegiatan informal dalam
kompetisi dengan orang. Juga untuk mengembangkan keterampilan dan memahami dari
konsep-konsep kerja sama tim, serangan, pertahanan dan penggunaan ruang dalam bentuk
eksperimen/eksplorasi untukmengembangkan keterampilan dan pemahaman.

35 -
c. Aktivitas Kebugaran, meliputi pengembangan komponen keburan berkaitan dengan
kesehatan, terdiri dari; daya tahan (aerobik dan anaerobik), kekuatan, kelenturan, komposisi
tubuh, dan pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan keterampilan, terdiri dari;
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi.
d. Aktivitas Senam dan Gerak Ritmik, meliputi senam lantai, senam alat, apresiasi terhadap
kualitas estetika dan artistik dari gerakan, tarian kreatif dan rakyat. Konsep gerak berkaitan
eksplorasi gerak dengan tubuh dalam ruang, dinamika perubahan gerakan dan implikasi dari
bergerak di kaitannya dengan apakah orang lain dan /nya lingkungannya sendiri.
e. Aktivitas Air, memuat kompetensi dan kepercayaan diri saat peserta didik berada di dekat, di
bawah dan di atas air. Memberikan kesempatan unik untuk pengajaran gaya-gaya renang
(punggung, bebas, dada, dan kupu-kupu) dan juga penyediaan peluang untuk kesenangan
bermain di air dan aspek lain dari olahraga air termasuk pertolongan dalam olahraga air.
f. Kesehatan, meliputi; kebersihan diri sendiri dan lingkungan, makanan dan minuman sehat,
penanggulangan cidera ringan, kebersihan alat reproduksi, penyakit menular, menghidari diri
dari bahaya narkoba, psikotropika, seks bebas, P3K, dan bahaya HIV/AIDS.
g. Pola penerapan pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dalam satu minggu yang di menggunakan Jika di sekolah terdapat guru mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, maka pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan 2
kali dalam seminggu dengan alokasi waktu 70 menit setiap pertemuan, atau 4 kali pertemuan
dalam satu minggu, dengan alokasi waktunya adalah 35 menit.
h. Pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dari kelas 1
sampai kelas VI diajarkan diluar tema (diajarkan sebagai Mata Pembelajaran)

8 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan
lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat
pendekatan ilmiah (scientific), dan tematik internal (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya (project based
learning), dan berbasis pemecahan masalah (problem based learning).
Adapun karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah:

36 -
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari
materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur’an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah
peradaban Islam).
2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran pokok
yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang
bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Maka, semua mata pelajaran
yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
3. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya peserta didik
yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia),
dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi
Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
ilmu dan mata pelajaran tersebut.
4. PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat
menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik
mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan
psikomotornya.
5. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada
pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw., juga
melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan
mendetail dalam kajian fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
6. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya peserta didik yang
memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan
pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa
pendidikan Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.

9 Muatan lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman
peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
1 Ruang lingkup muatan lokal.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu
yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan
sosial konomi, dan lingkungan sosial budaya.
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh
masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan

37 -
peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensidaerah yang
bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan
untuk:
a. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b. meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah;
c. meningkatkan penguasaan Bahasa Indonesia untuk keperluan peserta
didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti
potensi pariwisata; dan Kemampuan berwirausaha.

2 Jenis muatan Lokal


Muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan. Muatan
Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum.
Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal,
dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan
tim.
2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan.
Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara
budaya lokal (dimensi sosio-budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi),
pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).
a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-
artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang
tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.
c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang
bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap
lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan.
d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan hidup, dan
kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup

3 Muatan local yang dipilih


a. Perkebunan sebagai muatan lokal
Tujuan :
1. Dapat memilih jenis bibit yang unggul
2. Dapat menyemai bibit karet
3. Dapat melakukan okulasi bibit

38 -
4. Dapat membuat bibit karet
5. Dapat menyiapkan lahan perkebunan
6. Dapat menanam karet
7. Dapat melakukan perawatan karet
8. Dapat menyadap karet
9. Dapat memasarkan hasil karet

b. Bahasa Indonesia sebagai muatan lokal


Tujuan :
1. Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang disampaikan secara lisan
dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar
2. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional sangat
sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan
sekitar
3. Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks fungsional pendek,
dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks
kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar
4. Menulis
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan
tanda baca yang tepat

10 Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian
1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.

39 -
b. Bentuk Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan
lainnya;
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya;
4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau
c. Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilih
1 Ekstrakurikuler Wajib
a. Pramuka
2.Ekstrakurikuler Pilihan sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas :
a. Kesenian Daerah (Tari daerah, lagu daerah )
b. Olah Raga Prestasi
c.Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
3. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan
bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD SD Negeri
Air BunginAir Bungin..adalah sebagai berikut:
 Shalat dhuha dn sholat wajib secara berjamaah
 Upacara bendera setiap hari senin
 Berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan
 Santun dalam berbicara dan prilaku
 Berpakaian rapi, bersih dan sopan sesuai aturan sekolah
 Berbaris dengan rapi dan menyalami guru sebelum masuk kelas
 Membaca dzikir pagi secara bersama-sama
 Berinfaq setiap pagi
 Menyangikan lagu nasional sebelum memulai pembelajaran
 Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al Qur’an
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
 Membaca buku di perpustakaan
 Membiasakan antri

b. Terprogram
40 -
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
 Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
 Kegiatan Pengajian bulan wali murid
 Pekan Kreatifitas dan olahraga
 Peringatan Hari Besar Nasional
 Karyawisata, darmawisata, study tour
 Pekan Olahraga antar kelas
 Bina Olimpiade MIPA

c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
 Membiasakan memberi salam
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Menghormati perbedaan
 Membiasakan membantu teman yang kena musibah
 Menjenguk dan mendoakan teman yang sedang sakit
 Mengakui dan meminta maaf atas kelasalahan
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Operasi Semut

1. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada
siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik

2. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
 Seminar Pendidikan
41 -
 Bedah Buku

3. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri


Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SD SD Negeri Air
BunginAir Bungin..adalah keterampilan dalam mengoprasikan komputer dalam kehidupan sehari-hari
dengan mengunakan sofware-sofware yang disesuaikan dengan kemampuan potensi sumber daya
sekolah seperti :
a. Program Permainan Edukatif
b. Program Mengambar
c. Program Microsoft Office.

E Pendekatan pembelajaran yang dipilih


Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari berbagai mata
pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.
Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata pelajaran.
Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar beberapa mata
pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari
terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran
sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi Dasarnya sendiri.
Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan
permasalahan permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara
parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik
seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan
proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.
Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan
Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok
bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran
lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui penggabungan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih
menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua mata pelajaran yang
diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

42 -
Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan
ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial masing masing berdiri sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah
multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.
Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan
lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan bahasa
daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan
lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Pendekatan Pembelajaran yang digunakan di SD Negeri Air Bungin menggunakan
Pendekatan Pembelajaran tematik terpadu,
Dalam menerapkan Pendekatan Pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan
pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada pendidik
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran
induktif (Sanjaya, 2008:127). Strategi suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk
mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling
menguntungkan. Model pembelajaran adalah rencana ( pola ) yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran. Sedangkan
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai
metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Di dalam Kurikulum 2013 Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu
dan pendekatan saintifik. Strategi pada pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran peserta
didik aktif. Model pembelajaran tematik terpadu menggunakan model jaring laba-laba. Metode berupa
metode proyek yang pembelajarannya dilakukan di dalam atau di luar ruang kelas yang melibatkan
peserta didik untuk melakukan kegiatan yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan mata
pelajaran. Kegiatan tersebut harus melibatkan berbagai keterampilan seperti keterampilan fisik,
intelektual dan juga mata pelajaran dan kompetensinya yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Implementasi pembelajaran terpadu dilaksanakan dalam tahapan pembukaan, inti dan
penutup. Pada kegiatan inti seluruh aktivitas pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

43 -
Dalam kegiatan mengamati (observing) peserta didik menangkap fenomena dan/atau
informasi tentang benda, manusia, alam, kegiatan, dan gagasan melalui proses pengindraan seketika
dan/atau pengindraan bertujuan. Misalnya: melihat, mendengar, menyimak, meraba, membaca,
memanipulasi.
Kegiatan menanya mendorong Peserta didik mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual
sampai ke yang bersifat hipotesis, diawali dengan bimbingan guru sampai bersifat mandiri ( menjadi
suatu kebasaan ) untuk menggali informasi dan/atau makna sesuatu melalui proses bertanya dialektis
(dialectical questioning) dengan mengajukan sejumlah pertanyaan pelacak (probing question),
misalnya mengajukan pertanyaan: Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana, Berapa, dan
seterusnya.
Kegiatan mengasosiasi/menalar menekankan aktivitas belajar bagi Peserta didik untuk
melakukan proses pemahaman (comprehension) untuk memperoleh/ mendapatkan makna/
pengertian tentang fakta, gejala, kegiatan, gagasan, nilai dll (acquiring and integrating knowledge)
melalui kegiatan: membedakan, membandingkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
menentukan hubungan data/ kategori,menyimpulkan dari hasil analisis data dll dimulai dari
unstructured – unistructure – multi structure – complicated structure.
Kegiatan mengomunikasikan menekankan aktivitas belajar Peserta didik untuk menyajikan
gagasan, model/produk kreatif dan memberikan penjelasan/mendemonstrasikan hasil pemecahan
masalah, pengembangan, gagasan baru, kesimpulan dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan,
gambar atau media lainnya di kelas/di luar kelas.
Dalam melaksanakan kegiatan dengan pendekatan saintifik tersebut, pendidik perlu
menyiapkan berbagai kegiatan yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD. Gambaran
perkembangan anak usia SD untuk perkembangan kemampuan motorik pada umumnya:
1. Ketangkasan anak meningkat,
2. Dapat bermain sepeda,
3. Sudah mengetahui kanan dan kiri,
4. Mulai membaca dengan lancar
5. Peningkatan minat pada bidang spiritual.
6. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
7. Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
Perkembangan kognitif anak usia awal antara lain:
1. Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri
2. Mulai mengenal dunia yang lebih luas
3. Sedikit berimajinasi,
4. Rasa ingin tahu meningkat
5. Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi yang dihadapi
6. Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan ruang
Karakteristik yang dimiliki anak-anak usia SD pada umumnya adalah
1. Senang bergerak

44 -
Berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak usia SD lebih senang
bergerak. Anak-anak usia ini dapat duduk dengan tenang maksimal sekitar 30 menit.
2. Senang bermain
Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan anak-anak
usia sekolah dasar, mereka masih sangat senang bermain. Apalagi anak-anak SD kelas rendah.
3. Senang melakukan sesuatu secara langsung
Anak-anak usia SD akan lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan guru jika ia dapat
mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
4. Senang bekerja dalam kelompok
Pada usia SD, anak-anak mulai intens bersosialisi. Pergaulan dengan kelompok sebaya, akan
membuat anak usia SD bisa belajar banyak hal, misalnya setia kawan, bekerja sama, dan bersaing
secara sehat.
Berdasarkan karakteristik anak kelas awal tersebut, maka pendidik perlu menyiapkan berbagai
aktivitas/ kegiatan yang cocok dan sesuai. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan
tahapan perkembangan anak kelas awal (kelas I-III ) adalah:
a. Anak mengenali sesuatu berdasarkan apa yang didengarnya karena itu guru dapat membacakan
teks atau cerita.
b. Anak usia 7 tahun adalah pendengar yang baik, sehingga guru memberi kesempatan kepada anak
untuk mendengarkan.
c. Anak usia 8 tahun “suka bekerjasama”, guru dapat memberikan tugas untuk melakukan kegiatan
berkelompok.
d. Anak usia 9 tahun mempunyai ciri “sedikit berimajinasi” oleh karena itu dalam kegiatan
mengamati, guru perlu mendorong anak untuk mampu berimajinasi.
e. Guru memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan anak di luar
ruang bersama teman dan sendiri di dalam ruang.
f. Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak secara terarah untuk mengasah
keterampilannya.
g. Anak perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan fisiknya sehingga dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasarnya misalnya melalui berbagai kegiatan berjalan, berlari, melompat,
melempar dan untuk motorik halusnya dengan memberi kesempatan anak untuk menulis,
menggambar, menggunting.
h. Guru memberi kesempatan anak untuk melakukan kegiatan sendiri secara aktif tanpa diberi
contoh.
i. Untuk anak usia 8 tahun guru dapat menyiapkan berbagai kegiatan yang mendorong anak untuk
berbicara secara aktif karena mereka suka melebih-lebihkan dalam bicara.
j. Memberi kesempatan kepada anak untuk menjadi pembicara misalnya menyampaikan hasil
kegiatannya, memberi komentar terhadap sesuatu dan sebagainya.
k. Memberi kesempatan anak untuk melakukan diskusi atau kegiatan tanya jawab berpasangan
karena pada umumnya mereka juga suka berdialog atau melakukan percakapan berpasangan.
l. Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk berkata-kata yang sifatnya deskriptif

45 -
misalnya menceritakan pengalaman yang dialaminya.
m. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong anak unuk berbicara secara aktif bahkan saat
bicara anak usia ini dapat melebih-lebihkan dalam bicaranya dan perkembangan kosakatanya
sangat cepat.
n. Mendorong anak untuk melaporkan hasil kerjanya secara lisan karena pada umumnya mereka
adalah pembicara yang baik dam mempunyai perkembangan kosakata yang cepat.
o. Untuk anak kelas awal guru dapat mendorong anak mengkomunikasikannya dalam berbagai
bentuk gambar lengkap (misal gambar manusia sudah dapat lengkap), mewarnai gambar dengan
warna natural/alami menyerupai warna aslinya.
p. Guru perlu sering memperingatkan anak usia awal untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas
karena pada umumnya mereka bergerak cepat dan bekerja dengan tergesa-gesa, karena mereka
penuh dengan energi.
q. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tidak hanya di dalam ruang tetapi juga
di luar ruang karena anak usia ini perlu pelepasan energi secara fisik (kegiatan di luar ruangan).
r. Guru perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi yang lama karena anak usia
ini konsentrasinya masih terbatas.
s. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan karena pada usia ini perkembangan
sosialnya masih sangat baik dan penuh dengan humor.
t. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan anak untuk bekerjasama khususnya
dengan teman yang sejenis.
u. Batasan atau aturan perlu ditata sedemikian rupa karena anak masih bermasalah dengan aturan
dan batasan-batasan.
v. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang menghasilkan sesuatu karena pada usia ini
mereka senang menghasilkan karya.
w. Guru juga menyiapkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk operasional konkret karena pada masa
ini mereka masih bermasalah dengan kondisi abstrak.
x. Anak usia ini bukanlah pendengar yang baik karena pada saat mendengarkan ia akan dipenuhi
pula dengan gagasan sehingga terkadang tidak ingat apa yang telah dikatakannya.
y. Mendorong anak mengungkapkan secara deskriptif, misalnya menceritakan pengalaman yang
dialaminya.
z. Menyiapkan berbagai kegiatan yang sifatnya eksplorasi misalnya mencari fakta dalam kamus,
menyelidiki lingkungan, untuk dapat mengenal dunia yang lebih luas bukan hanya yang dekat
dengan dirinya.

F Pendekatan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran yang tematik terpadu adalah Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema.
Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh. Dalam
pelaksanaannya pelajaran yang diajarkan oleh guru di Sekolah Dasar diintegrasikan melalui tema-
tema yang telah ditetapkan.

46 -
G Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk
melakukan Keterampilan - keterampilan ilmiah berikut:
1. mengamati;
2. menanya;
3. mengumpulkan informasi;
4. mengasosiasi; dan
5. mengkomunikasikan.
Anaklah yang harus aktif melakukan keterampilan ilmiah di atas (bukan gurunya)
1. Mengamati-
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Menanya-
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau
pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru,
masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan
tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang
ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber
yang beragam.

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen–
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari
kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-
hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan. Anak perlu
dihadapkan dengan sekumpulan fakta yang memiliki unsur kesamaan agar ditemukan polanya.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi–

47 -
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.

5. Mengkomunikasikan –
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas
dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Anak perlu dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide, pengalaman, dan
hasil belajarnya kepada orang lain ( teman atau guru bahkan orang luar )’ Pendekatan saintifik ini
biasanya tampak jelas ketika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu (1) Project
Based Learning, (2) Problem
Based Learning, dan (3) Discovery Learning.

H Model Pembelajaran Project Based Learning


Project Based Learning atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis
Proyek. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek biasanya adalah sebagai berikut: Sesuai
dengan namanya. Project Based Learning, maka siswa belajar dari melakukan proyek. Karena itu,
kalau ingin menyelenggarakan Project Based Learning, harus ada proyek dulu yang ingin dikerjakan.
Misalnya ada proyek penghijauan atau Pembuatan Kebun Tanaman Obat Keluarga, atau Renovasi
Ruang Kelas dll.
Ketika melakukan proyek penghijauan, misalnya siswa belajar tentang IPA, Matematika, Bahasa
Indonesia, IPS dan mata pelajaran lain. Dengan mencatat perkembangan perkembangan tumbuhan
yang ditanam dalam proyek penghijauan tersebut, anak belajar matematika. Dengan mencatat
ukuranan bentuk dari daun dan aspek lain dari tanaman yang ditanam, anak belajar IPA dan sekaligus
matematika. Dengan menganalisis pertumbuhan serta mencatat dan melaporkan hasilnya kepada
teman, guru atau pihak lain, anak belajar bahasa Inonesia. Demikianlah seterusnya.
Karena itu pembelajaran berbasis proyek tidak dimaksudkan untuk menggantikan kegiatan kegiatan
pembelajaran yang sudah ada di dalam Buku Siswa dan Buku Pedoman Guru. Pembelajaran Berbasis
Proyek tersebut disarankan untuk diterapkan di kelas tinggi dan pada setiap minggu keempat dari satu
tema.

I Model Pembelajaran Problem Based Learning


Problem Based Learning atau dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis
Masalah. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah biasanya adalah sebagai berikutSesuai
dengan namanya, Problem Based Learning adalah pembelajaran yang diperoleh dari usaha untuk
48 -
pemecahan masalah. Karena itu, kalau ingin menggunakan Problem Based Learning maka pertama
kali yang harus ada adalah masalah. Masalah adalah sesuatu yang ingin kita selesaikan tetapi tidak
ada rumus atau cara yang serta merta dapat digunakan untuk menyelesaikannya. Masalah misalnya
adalah “Cat apa yang harus kita gunakan agar ruang yang kita rehab ini
tampak kelihatan bagus, awet, tetapi harganya harus semurah mungkin?”
Dengan menyelidiki harga cat yang tersedia di lapangan, daya tahan dan kekuatannya, komposisi
bahan cat, kesesuaian dengan kondidsi geografis ruangan yang akan dicat, dan lain-lain, anak-anak
belajar Matematika. IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan lain-lain.
Pembelajaran Berbasis Masalah disarankan untuk diterapkan di kelas tinggi pada setiap minggu ke
empat dari suatu tema.

J Model Pembelajaran Discovery Learning


Discovery Learning atau dalam bahasa Indonesia disebut Metode Penemuan Langkah-
Langkah pembelajaran dengan metode penemuan ini adalah sebagai beikut Sesuai dengan namanya,
maka di dalam pembelajran dengan metode penemuan, peserta didik dituntut untuk menemukan
sesuatu. Biasanya sesuatu yang ditemukan itu adalah konsep. Artinya dengan belajar penemuan anak-
anak tidak diberi tahu terlebih dahulu konsepnya, dan setelah mereka mengamati, menanya menalar,
dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukan konsep itu.
Sebagai contoh, ketika kita mengajarkan bilangan prima dengan metode penemuan, maka yang akan
diberikan mula-mula kepada peserta didik peserta didik adalah beberapa contoh dan bukan contoh
dari prima. Setelah dipandang cukup memadai, peserta didik diminta untuk mengumpulkan contoh-
contoh dari bilangan prima itu, dan menemukan polanya serta menyimpulkan apa yang dimaksud
dengan bilangan prima. Jadi definisi bilangan prima, kalau dengan metode penemuan ini, ditemukan
oleh peserta didik, bukan hasil dari diberi tahu
guru atau membaca definisi di buku.
Pembelajaran dengan Metode Penemuan merupakan metode yang tidak menuntut waktu yang
lama. Ia bisa digunakan dalam satu kali tatap muka. Berdasarkan uraian di atas Pendekatan Saintifik
seharusnya tampak jelas di dalam buku siswa dan buku pedoman guru. Karena itu, kalau di dalam
buku siswa dan buku pegangan guru tersebut pendekatan saintifiknya masih belum terlihat dengan
jelas, tugas guru adalah bagaimana menyesuaikan buku siswa dan buku guru tersebut sehingga
pendekatan saintifik itu terlihat jelas.
Dari model-model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, model pembelajaran dengan
metode penemuan bisa diterapkan untuk kegiatan seharihari. Sedangkan Project Based Learning dan
Problem Based Learning lebih cocok digunakan untuk kelas tinggi , dalam minggu ke-4 dalam
temanya.

K. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan Beban Belajar Untuk Kelas Rendah dalam hal ini Kelas I, II, dan III Pada
semester 1 ataupun semester 2 terdapat 4 tema. Tiap tema terdiri atas 4 subtema. Setiap subtema
diuraikan ke dalam 6 pembelajaran. Satu pembelajaran dialokasikan untuk 1 hari.

49 -
Pengaturan Beban Belajar Untuk Kelas Tinggi dalam hal ini Kelas IV, V dan VI Pada
semester I terdapat 5 tema. Setiap tema terdiri atas 3 subtema. Masing-masing subtema diuraikan
menjadi 6 pembelajaran. Setiap pembelajaran diharapkan selesai dalam 1 hari. Pada semester 2
terdapat 4 tema. Setiap tema terdiri atas 3 subtema. Masing-masingsubtema diuraikan menjadi 6
pembelajaran. Setiap pembelajaran diharapkan selesai dalam 1 hari.Tiga subtema yang ada
direncanakan selesai dalam jangka waktu 3 minggu. Aktivitas minggu ke-4 berupa berbagai kegiatan
yang dirancang sebagai aplikasi dari keterpaduan gagasan pada subtema 1–3. Berbeda dengan subtema
1–3, kegiatan minggu ke-4 diarahkan untuk mengasah daya nalar dan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan
dirancang untuk membuka kesempatan bertanya dan menggali informasi yang dekat dengan
keseharian siswa.
Perkiraan alokasi waktu yang digunakan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi dapat
merujuk pada struktur kurikulum yang disesuaikan dengan pemetaan KD program tahunan dan
Program Semester.
Struktur Kurikulum SD/MI
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4 4 4 4 4 4
dan Kesehatan
3 Muatan Lokal
Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36

Meskipun demikian, alokasi waktu menurut mata pelajaran hanyalah sebagai petunjuk umum. Guru
diharapkan menentukan sendiri alokasi waktu berdasarkan situasi dan kondisi di sekolah dan
pendekatan tematik terpadu.
Pengaturan Beban belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester.
di SD Negeri Air Bungin sesuai struktur kurikulum untuk kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32,
34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD Negeri
Air Bungin adalah 35 menit.
Untuk Lebih Jelasnya Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri Air Bungin
Dapat Dilihat Pada Tabel SD Negeri Air Bungin

50 -
Satu jam
Jumlah jam Minggu
pembelajaran
Kelas pembelajaran Efektif per Waktu pembelajaran per tahun
tatap
Per Minggu tahun ajaran
muka/menit
1 35 30 38 1140 Jam Pembelajaran (39900 Menit)
2 35 32 38 1216 Jam Pembelajaran (41230 Menit)
3 35 34 38 1292 Jam Pembelajaran (42560 Menit)
4 35 36 38 1368 Jam Pembelajaran (47880 Menit)
5 35 36 38 1368 Jam Pembelajaran (47880 Menit)
6 35 36 38 1368 Jam Pembelajaran (47880 Menit)

beban belajar penugasan disekolah dan kegiatan dan diluar sekolsh maksimum 40% dari jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran
Untuk tatap muka 60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk
pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan satu jam tatap
muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis pengembangan
yang di pilih.

L .Penilaian hasil belajar (Panduan Penilain SD 2018)


1 Pengertian Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik Untuk memperoleh pemahaman yang sama dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik perlu dijelaskan pengertian yang terkait dengan
penilaian di SD Negeri Air Bungin sebagai berikut.
1.Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber beljaar pada suatu lingkungan belajar.
3.Penilaian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
4.Penilaian Harian (PH) adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau
lebih.
5.Penilaian Tengah Semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan

51 -
penilaian tengah semester meliput seluruh indikator yang merepresantasikan seluruh KD pada
periode tersebut.
6.Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan akhir semester meliput seluruh indikator
yang merepresantasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
8. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. memperoleh informasi mengenai perilaku peserta didik. di dalam dan di luar pembelajaran.
Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik.
10. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan
pengetahuan peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,
dan Pemerintah.
11. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan menerapkan pengetahuan untuk dalam melakukan tugas tertentu. di
dalam konteks tertentu sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian pengetahuan
dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.
12. Prinsip penilaian adalah azas yang mendasari penilaian dalam pembelajaran.
13. Mekanisme penilaian adalah prosedur dan metode penilaian yang dilakukan oleh pendidik.
14. Prosedur penilaian adalah langkah-langkah penilaian yang dilakukan oleh pendidik.
15. Metode atau teknik penilaian adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk melakukan
penilaian dengan menggunakan berbagai bentuk instrumen penilaian.
16. Instrumen penilaian adalah alat yang disusun oleh pendidik untuk mendapatkan informasi
pencapaian hasil belajar peserta didik, meliputi instrumen tes, lisan, penugasan, kinerja, proyek,
portofolio.
17. Penilaian otentik adalah pendekatan penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan
sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
situasi yang sesungguhnya (dunia nyata).
18. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
dengan mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
satuan pendidikan.

2 Prinsip-prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip Penilaian yang diacu SD Negeri Air Bungin dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.

52 -
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

3 Karakteristik Penilaian Hasil Belajar di SD Negeri Air Bungin


Sesuai dengan Panduan penilaian SD tahun 2018 Penilaian hasil belajar di SD Negeri Air Bungin.
memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas
Ketuntasan Belajar merupakan capaian minimal dari kompetensi setiap muatan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu belajar tertentu. Ketuntasan aspek sikap (KI-
1 dan KI-2) ditunjukkan dengan perilaku baik peserta didik. Jika perilaku peserta didik belum
menunjukkan kriteria baik maka dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap secara
langsung dan terus-menerus sehingga peserta didik menunjukkan perilaku baik.
Ketuntasan belajar aspek pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan oleh
satuan pendidikan. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi kesempatan untuk
perbaikan (remedial teaching), dan peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran
kompetensi selanjutnya sebelum kompetensi tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan dijadikan acuan
oleh pendidik untuk mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik.
Melalui cara tersebut, pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.

2. Otentik
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara holistik. Aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi nyata. Penilaian
dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang dikaitkan dengan situasi
nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian digunakan berbagai

53 -
bentuk dan teknik penilaian. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus
menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan berbagai bentuk
penilaian.

4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi


Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai metode atau
teknik penilaian dapat digunakan, seperti tes tertulis, tes lisan, penugasan, penilaian kinerja
(praktik dan produk), penilaian proyek, portofolio, dan pengamatan atau observasi.

5. Berdasarkan acuan kriteria


Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan kriteria. Kemampuan
peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap ketuntasan
yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
dengan mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
satuan pendidikan.

4 Kompetensi dan Teknik Penilaian yang digunakan di SD Negeri Air Bungin


Penilaian di SD untuk semua kompetensi dasar yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan,
sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih
ditujukan untuk membina perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta
didik sesuai dengan proses pembelajaran.
a. Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku syukur; (3)
berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi
dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan
pendidikan.
b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik

54 -
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat
pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri
yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

c. Teknik penilaian Sikap


Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran agama, PJOK,
dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi, wawancara,
catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent (incidental record) sebagai unsur
penilaian utama. Sedangkan teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Dalam penilaian sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki karakter dan perilaku yang
baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang menonjol maka nilai sikap peserta didik tersebut
adalah baik, dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku menonjol (sangat baik/kurang
baik) yang dijumpai selama proses pembelajaran dimasukkan ke dalam catatan pendidik.
Selanjutnya, untuk menambah informasi, guru kelas mengumpulkan data dari hasil penilaian
sikap yang dilakukan oleh guru muatan pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi
deskripsi (bukan angka atau skala). Penilaian yang utama dilakukan oleh guru kelas melalui
observasi selama periode tertentu dan penilaian sikap tidak dilaksanakan pada setiap kompetensi
dasar (KD). Penilaian sikap dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, penilaian diri,
dan penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam
kelas. Hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. Hasil
akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor peserta didik.
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua dan pelaku kepentingan sekurang-
kurangnya dua kali dalam satu semester. Laporan berdasarkan catatan pendidik hasil musyawarah
guru kelas, guru muatan pelajaran, dan pembina ekstrakurikuler. Pelaksanaan penilaian sikap
spiritual dan sosial dilakukan setiap hari pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran dengan
menggunakan stimulus yang disiapkan guru. Respon atau jawaban yang diberikan peserta didik
dicatat dalam lembar observasi disiapkan oleh guru. Penilaian sikap spiritual dan sosial juga
dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian diri dan penilaian antarteman. Hasil penilaian
diri dan penilaian antarteman digunakan guru sebagai penguat atau konfirmasi hasil catatan
observasi yang dilakukan oleh guru.
Stimulus atau lontaran kasus yang diberikan guru hendaknya dalam rangka pembentukan sikap
dan perilaku baik sesuai agama peserta didik, hubungan dengan Tuhan (akhlak mulia),
hubungan dengan sesama serta hubungan dengan lingkungan. Melalui aspek tersebut diharapkan
peserta didik memiliki sikap budipekerti luhur, sikap sosial yang baik, toleransi beragama, dan
peduli lingkungan.

55 -
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik
yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses
berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan
belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning),
dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment
of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi
yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan
kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur penilaian
pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian,
pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Hasil tes diagnostic,
ditindaklanjuti dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil
penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan
deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik
dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya belum optimal.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan.

1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
a) Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD dilakukan pada Tema,
Subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar semua kompetensi yang ingin dicapai
dalam KD dapat terwakili dalam instrumen yang akan disusun.
b) Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam penulisan soal. Kisi-kisi yang
lengkap memiliki KD, materi, indikator soal, bentuk soal, jumlah soal, dan semua kriteria
lain yang diperlukan dalam penyusunan soalnya. Kisi-kisi ini berbentuk format yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Kisi-kisi untuk penilaian harian bisa lebih sederhana daripada
kisi-kisi untuk penilaian tengah semester atau penilaian akhir semester.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan soal. Soal-soal
yang telah disusun kemudian dirakit untuk menjadi perangkat tes. Soal dapat dikelompokkan
sesuai muatan pelajaran dalam satu perangkat tes dapat juga disajikan secara terintegrasi
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
d) Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran, hasil penskoran dianalisis guru
dipergunakan sesuai dengan bentuk penilaian. Misalnya, hasil analisis penilaian harian
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik. Melalui analisis ini
pendidik akan mendapatkan informasi yang digunakan untuk menentukan perlu tidaknya
remedial atau pengayaan.

56 -
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik secara lisan dan
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Jawaban tes lisan dapat berupa kata,
frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat,
menegecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat ketertarikan
siswa terhadap materi yang diajarkan dan motivasi siswa dalam belajar. Langkah-langkah
pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
a) Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD dilakukan pada Tema,
Subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar semua kompetensi yang ingin dicapai
dalam KD dapat terwakili dalam instrumen yang akan disusun.
b) Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam pembuatan pertanyaan, perintah yang
harus dijawab siswa secara lisan.
c) Menyiapkan pertanyaan, perintah yang akan disampaikan secara lisan.
d) Melakukan tes dan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik. Melalui
analisis ini guru akan mendapatkan informasi yang digunakan untuk menentukan perlu
tidaknya remedial atau pengayaan.
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau memfasilitasi siswa
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang berfungsi untuk penilaian
dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan sebagai
metode penugasan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang diberikan sebelum dan/atau
selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara
individu maupun kelompok sesuai karakteristik tugas yang diberikan, yang dilakukan di
sekolah, di rumah, dan di luar sekolah.

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek
keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat
diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian
didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian
keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat
digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (dunia
nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentangskor 0 sampai dengan 100 dan
deskripsi.Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut.
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat
dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut
penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian

57 -
praktik (praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan
suatu obyek dengan menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan
sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya.
Langkah penilaian kinerja mencakup tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengolahan. Dalam perencanaan perlu diperhatikan keterampilan yang akan diukur, kesesuaian
dengan kemampuan siswa, kegiatan yang dilakukan, dan dapat dikerjakan peserta didik. Dalam
pelaksanaan kinerja perlu menyiapkan rubrik yang dituangkan dalam format observasi.

b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan
data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta kemampuan
menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek
setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu
pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara kelompok.
2) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil penilaian proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya

c. Portofolio
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian. Portofolio sebagai
dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar,
penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam
kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru pada kelas
berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik.
Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik dan
mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu periode
hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama-sama dengan peserta didik.
Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus memiliki suatu
nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta
didik harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke

58 -
koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas karya yang
dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat oleh guru
bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus.
Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta
didik melalui karyanya. Adapun karya peserta didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio,
antara lain: karangan, puisi, surat, gambar/lukisan, dan komposisi musik.
Di dalam Kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai salah satu
bahan penilaian untuk kompetensi keterampilan. Hasil penilaian portofolio bersama dengan
penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian rapor peserta didik/laporan penilaian
kompetensi peserta didik. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian otentik, yang langsung dapat menyentuh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Hal ini berkaitan pula dengan rasa bangga yang
mendorong peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan
portofolio untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun harga dirinya.
Secara tak langsung, hal ini mengakibatkan peserta didik dapat membuat kemajuan lebih cepat
untuk mencapai tujuan individualnya. Dengan demikian guru akan merasa lebih puas dalam
mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai
dan dikumpulkan para peserta didiknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Karya asli peserta didik
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian
portofolio agar diketahui bahwa karya tersebut merupakan hasil karya yang benar-benar
dibuat oleh peserta didik.
2) Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian, guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan, dan saling membantu sehingga berlangsung proses pendidikan dengan baik.
3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan
baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan agar tidak
berdampak negatif terhadap proses pendidikan.
4) Milik bersama antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio
sehingga peserta didik akan berusaha menjaga dan merawat karya yang dikumpulkannya
dan akhirnya berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
5) Kepuasan
Dokumen portofolio merupakan bukti kumpulan perkembangan hasil karya peserta didik
sampai mencapai hasil yang terbaik. Dengan demikian dapat memberikan kepuasan pada
59 -
diri peserta didik, dan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sehingga memberikan
dorongan kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang
tercantum dalam kurikulum.
7) Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai,
misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
8) Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat
utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat
kelebihan dan kekurangan peserta didik. Agar penilaian portofolio berjalan efektif, guru
beserta peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio sebagai berikut:
(a) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar peserta didik pada setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
(b) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
(c) sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
(d) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
(e) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
9) Bentuk Portofolio
(a) Buku ukuran besar yang bisa dilihat peserta didik sebagai lapbook. Lapbook ini bisa
dimasukkan berbagai hasil karya terkait dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan,
dan sebagainya).
(b) Album berisi foto, video, audio.
(c) Stopmap/bantex berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan) dan
sebagainya.
(d) Buku Peserta didik Kelas I – Kelas VI yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga
merupakan portofolio peserta didik SD.

5 Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Pengolahan Penilaian


Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait sikap,
pengetahuan, dan keterampilan perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan penilaian hasil belajar di SD.
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui perilaku peserta didik pada saat pembelajaran
dan di luar pembelajaran, yang dilakukan untuk pembinaan perilaku sesuai budipekerti dalam
rangka pembentukan karakter peserta didik. Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap
yang diharapkan sesuai dengan KI-1 dan KI-2 guru harus memberikan pembiasaan dan pembinaan
secara terus menerus baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Untuk mengetahui
perkembangannya guru harus melakukan penilaian
60 -
Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Jika
tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik, maka nilai sikap peserta didik tersebut
adalah baik dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik
yang dijumpai selama proses pembelajaran dimasukkan ke dalam jurnal atau catatan guru.
Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap memiliki
karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik
penilaian yang digunakan juga berbeda.
Penilaian sikap dapat dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran misalnya, saat berdiskusi dalam
kelompok dapat dinilai sikap santun, saat bekerja kelompok dapat dinilai sikap tanggungjawab,
saat presentasi dapat dinilai sikap percaya diri. Selain itu, penilaian sikap dapat juga dilakukan di
luar kegiatan pembelajaran, misalnya sikap disiplin dapat dinilai dengan mengamati kehadiran
peserta didik, sikap jujur, santun dan peduli, dapat diamati pada saat peserta didik bermain bersama
teman.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas (termasuk guru muatan pelajaran) menggunakan
teknik observasi yang ditulis dalam bentuk jurnal. Penilaian diri dan penilaian antarteman
dilakukan oleh peserta didik sesuai kebutuhan guru sebagai alat konfirmasi.

1. Perencanaan Penilaian Sikap


Perencanaan penilaian sikap dilakukan berdasarkan KI-1 dan KI-2. Guru merencanakan dan
menetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Pada penilaian sikap di luar pembelajaran guru dapat mengamati sikap lain yang muncul secara
natural.
Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sikap yang akan dikembangkan di sekolah mengacu pada KI-1 dan KI-2.
2. Menentukan indikator sesuai dengan kompetensi sikap yang akan dikembangkan. Sebagai
contoh, sikap pada KI-1 beserta indikator-indikatornya yang dapat dikembangkan oleh
sekolah sebagai berikut.
a. Ketaatan beribadah.
perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
mau mengajak teman seagamanya untuk melakukan ibadah bersama,
mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sekolah,
 melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama, misalnya: sholat, puasa.
 merayakan hari besar agama,
 melaksanakan ibadah tepat waktu.
b. Berperilaku syukur.
 perilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah Tuhan,
 selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka,
 bersyukur atas pemberian orang lain,
 mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta,
 menjaga kelestarian alam, tidak merusak tanaman,
 tidak mengeluh,
 selalu merasa gembira dalam segala hal,
 tidak berkecil hati dengan keadaannya,
 suka memberi atau menolong sesama,
 selalu berterima kasih bila menerima pertolongan,

61 -
c. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
 perilaku yang menunjukkan selalu berdoa sebelum atau sesudah
melakukan tugas atau pekerjaan,

berdoa sebelum makan,

berdoa ketika pelajaran selesai,

mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan,

mengingatkan teman untuk selalu berdoa,
d. Toleransi dalam beribadah.
 tindakan yang menghargai perbedaan dalam beribadah,
 menghormati teman yang berbeda agama,
 berteman tanpa membedakan agama,
 tidak mengganggu teman yang sedang beribadah,
 menghormati hari besar keagamaan lain,
 tidak menjelekkan ajaran agama lain.

Sebagai contoh, sikap pada KI-2 beserta indikator-indikatornya yang dapat dikembangkan oleh
sekolah sebagai berikut.
a. Jujur.
• tidak mau berbohong atau tidak mencontek,
• mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain,
• mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek,
• mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan
sehari-hari,
• mau mengakui kesalahan atau kekeliruan,
• mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan,
• mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya, walaupun berbeda dengan
pendapat teman,
• mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah, membuat
laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan),
b. Disiplin.
• mengikuti peraturan yang ada di sekolah,
• tertib dalam melakspeserta didikan tugas,
• hadir di sekolah tepat waktu,
• masuk kelas tepat waktu,
• memakai pakaian seragam lengkap dan rapi,
• tertib mentaati peraturan sekolah,
• melaksanakan piket kebersihan kelas,
• mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu,
• mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik,
• membagi waktu belajar dan bermain dengan baik,
• mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya, tidak pernah
terlambat masuk kelas.
c. Tanggung jawab.
• menyelesaikan tugas yang diberikan ,
• mengakui kesalahan,
• melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan,
• melaksanakan peraturan sekolah dengan baik,
62 -
• mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik,
• mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu,
• mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman,
• berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah,
• menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/sekolah,
• membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan.
d. Santun.
• menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat,
• menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang yang lebih tua,
• berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar,
• berpakaian rapi dan pantas,
• dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marah-marah
• mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah,
• menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut,
• mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk jasa atau barang dari orang
lain.
e. Peduli.
• ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, perhatian kepada
orang lain,
• berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, misal: mengumpulkan sumbangan untuk
membantu yang sakit atau kemalangan,
• meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki,
• menolong teman yang mengalami kesulitan,
• menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah,
• melerai teman yang berselisih (bertengkar),
• menjenguk teman atau guru yang sakit,
• menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.
f. Percaya diri.
• berani tampil di depan kelas,
• berani mengemukakan pendapat,
• berani mencoba hal baru,
• mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah,
• mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya,
• mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis,
• mencoba hal-hal baru yang bermanfaat,
• mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain,
• memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat.

3. Merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap yang telah ditentukan.

Karena KI-1 dan KI-2 bukan merupakan hasil pembelajaran langsung, maka perlu merancang
pembelajaran sesuai dengan tema dan Sub Tema. serta KD dari KI-3 dan KI-4. Dalam
pembelajaran, memungkinkan munculnya sikap yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran.

63 -
Hal ini dimaksudkan bahwa penilaian sikap merupakan pembinaan perilaku sesuai budipekerti
dalam rangka pembentukan karakter siswa.
Setelah menentukan langkah-langkah perencanaan, guru menyiapkan format pengamatan
yang akan digunakan berupa lembar observasi atau jurnal. Indikator yang telah dirumuskan
digunakan sebagai acuan guru dalam membuat lembar observasi atau jurnal.
a. Observasi
Instrumen yang digunakan adalah format observasi yang berupa matriks yang harus diisi
oleh guru berdasarkan hasil pengamatan dari perilaku peserta didik dalam satu semester.
Pelaksanaan pengamatan diisi kegiatan saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Hasil
observasi dirangkum dalam format jurnal perkembangan
Selain observasi, penilaian sikap dapat dikonfirmasi melalui penilaian diri dan penilaian
antarteman.
b. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Penilaian persepsi diri digunakan untuk mencocokkan persepsi diri peserta didik dengan
kenyataan yang ada. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri akan
diperlukan hanya sebatas konfirmasi jika diperlukan guru.
c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman. Penilaian antarteman
digunakan untuk mencocokkan persepsi diri peserta didik dengan persepsi temannya serta
kenyataan yang ada dan berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan
oleh guru.
Hasil penilaian antarteman digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan dan
motivasi lebih lanjut. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman. Penilaian
antarteman paling baik dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan berkelompok.
Penilaian antarteman akan diperlukan hanya sebatas konfirmasi jika diperlukan guru.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi “butir-butir
pernyataan sikap positif” yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan skala
likert.

2. Pelaksanaan Penilaian Sikap


Penilaian sikap disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat
pembelajaran dan di luar pembelajaran.
a. Prosedur Pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran
Pada saat pembelajaran berlangsung siswa melaksanakan diskusi, kerja kelompok, tanya
jawab, guru dapat melakukan penilaian aspek sikap sesuai dengan sikap yang muncul dari
pembelajaran tersebut. Instrumen yang digunakan lembar pengamatan disesuaikan dengan
pendekatan pembelajaran dan sikap yang dinilai. Di luar pembelajaran, penilaian sikap

64 -
dilakukan melalui observasi siswa saat istirahat, di perpustakaan, kantin, dan sebagainya
selama masih dalam jam belajar di sekolah.
2) Mencatat perilaku-perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi.
Peserta didik yang menunjukkan sikap menonjol baik positif maupun negatif dirangkum di
dalam jurnal oleh guru dalam satu semester. Guru kelas menggunakan satu lembar observasi
untuk satu kelas yang menjadi tanggung-jawabnya, sedangkan guru muatan pelajaran
menggunakan satu lembar observasi untuk setiap kelas yang diajarnya. Pembina kegiatan
ekstrakurikuler menyerahkan hasil penilaiannya. Minimal pada pertengahan dan akhir semester
guru muatan pelajaran dan pembina ekstrakurikuler menyerahkan perkembangan sikap spiritual
dan sikap sosial setiap peserta didik kepada gurukelas untuk diolah lebih lanjut. Hasil penilaian
dirapatkan melalui dewan guru untuk menentukan nilai pada rapor peserta didik.
3) Menindaklanjuti hasil pengamatan
Hasil pengamatan dan catatan guru tentang aspek sikap peserta didik dibahas oleh seluruh
guru minimal dua kali dalam satu semester. Pembahasan tersebut untuk menindaklanjuti hasil
penilaian sikap peserta didik. Pada dasarnya setiap peserta didik diasumsikan berperilaku baik,
namun hasil penilaian lebih ditekankan pada peningkatan dan ada pula yang mengalami
penurunan terhadap sikap peserta didik. Sebagai tindak lanjut bagi peserta didik yang
mengalami peningkatan, perlu diberikan suatu penghargaan baik secara verbal maupun non-
verbal, sedangkan untuk peserta didik yang mengalami penurunan sikap maka perlu diberikan
program pembinaan atau motivasi.
3. Pengolahan Penilaian Sikap
Hasil penilaian sikap direkap setiap selesai satu tema oleh guru. Data hasil penilaian tersebut
dibahas minimal dua kali dalam satu semester. Pembahasan hasil penilaian akan menghasilkan
deskripsi nilai sikap peserta didik.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Guru kelas dan guru muatan pelajaran mengelompokkan atau menandai catatan-catatan
sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester (jangka waktu
bisa disesuaikan sesuai pertimbangan satuan pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru muatan pelajaran (PJOK dan
Agama) dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru muatan pelajaran,
guru kelas menyimpulkan atau merumuskan deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial setiap
peserta didik.
Berikut adalah rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu semester:
A. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa
yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih
perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
B. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didikyang sangat baik danatau
baik dan yang mulai atau sedang berkembang.

65 -
C. Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut
diasumsikan BAIK.
D. Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilaisikap
peserta didikberdasarkan sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu,
sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, guru muatan pelajaran dan guru kelas
harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah
telah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi
sangat baik, baik, atau mulai berkembang.
E. Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal dan peserta
didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta
didik tersebut dirapatkan dalam forum dewan guru pada akhir semester.

b. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun terpadu. Pada
dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuanpun
dapat dilakukan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada pemetaan
kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu.
Berikut ini merupakan tahapan dalam melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan.
1 Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak hanya dengan tes tulis tetapi dapat juga dilakukan
dengan tes lisan, dan penugasan. Penilaian tes dilakukan seperti penilaian harian, penilaian
tengah semester, dan penilaian akhir semester.
Penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam satu semester dapat digambarkan dalam skema
berikut:
a. Penilaian Harian (PH)
Penilaian harian di SD Negeri Air Bungin dilaksanakan setelah menyelesaikan
pembelajaran satu sub-tema. penilaian harian di SD Negeri Air Bungin dilaksanakan
dalam bentuk tes tulis,tes lisan, penugasan di sekolah dan penugasan di luar sekolah
sesuai dengan kebutuhan guru. Fungsi penilaian harian yaitu untuk perbaikan
pembelajaran dan juga sebagai salah satu bahan pengisian Rapor Peserta Didik. Nilai
pengetahuan yang diperoleh dari penilaian harian ditulis NPH, penulisannya menggunakan
angka pada rentangan 0-100.
b Penilaian Tengah Semester ( PTS )
Penilaian tengah semester di SD Negeri Air Bungin dilaksanakan setelah
penyelesaikan separuh dari jumlah tema dalam satu semester atau setelah 8 -9 minggu belajar
efektif
Penilaian tengah semester PTS dalam bentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan
pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan pengisian Rapor
Peserta Didik. Soal atau instrumen PTS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan
KD yang dirakit secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PTS ditulis NPTS

66 -
yang merupakan nilai tengah semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentangan
0-100.

c Penilaian Akhir Semester (PAS)


Penilaian akhir semester dilaksanakan setelah menyelesaikan seluruh tema atau dalam
satu semester belajar efektif. PAS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan
pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian Rapor Peserta
Didik.
Soal atau instrumen PAS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD yang
dirakit secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PAS ditulis NPAS yang
merupakan nilai akhir semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentangan 0-100.

2. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan bertujuan untuk memperoleh informasi ketercapaian KD
pada muatan pelajaran keterampilan. Hasil penilaian digunakan untuk perbaikan pembelajaran
dan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengisian Rapor Peserta Didik. Teknik yang
digunakan untuk penilaian keterampilan yaitu; kinerja, proyek, dan portofolio. Instrumen yang
digunakan meliputi lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Nilai keterampilan
diperoleh dari hasil penilaian proses dan produk yang dituangkan dalam bentuk angka dalam
skala 0-100.

a.Kinerja (Praktik)
Penilaian keterampilan dengan teknik kinerja (praktik) yang mengutamakan penilaian proses
dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu seperti: menyanyi, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, membaca, dan sebagainya. Contoh
pelaksanaan penilaian keterampilan dengan teknik kinerja (praktik)
b. Kinerja (Produk)
Penilaian keterampilan dengan teknik kinerja (produk) disebut penilaian produk. Penilaian
kinerja (produk) meliputi penilaian kemampuan peserta didik menghasilkan produk-
produk, teknologi, dan seni. Contoh pelaksanaan penilaian keterampilan dengan teknik
kinerja (produk)
c. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu
tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu
atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.

67 -
6 Kriteria ketuntasan belajar minimum dan Kriteria Kenaikan Kelas di SD Negeri Air Bungin
(Panduan Penilain SD 2016)

1 KKM di SD Negeri Air Bungin


Penilaian peserta didik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
yaitu Kriteria ketuntasan belajar minimum ( KKM ) Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
yaitu ketuntasan belajar minimal (KKM) KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi
yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta
didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila
kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan
motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang
berharga dalam proses pembelajarannya.
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri Air Bungin dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta
kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana yang ada di
SD Negeri Air Bungin. dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-
masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD
maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
4. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD!
5. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
6. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berdasarkan prtimbangan hal hal tersebut diatas maka Kriteria ketuntasan belajar
minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan KI-4 di SD NegeriSD Negeri Air
Bungin
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, di SD Negeri Air Bungin seorang peserta didik dinyatakan
belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
< 70 dari hasil tes formatif. Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai
KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 70 dari hasil tes formatif. Bagi
peserta didik yang belum tuntas untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial,
sedangkan bagi yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.
68 -
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu
kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berdasarkan tabel nilai berikut.
Tabel konversi nilai
Nilai Siswa untuk Pengetahuan dan Keterampilan Keterangan
Nilai Prediket Katagori
90-100 A Amat Baik
80-89 B Baik KKM =70
70-79 C Cukup Predikat C
00-69 D Perlu ditingkatkan

Apabila peserta didik memperoleh nilai Prediket C dengan nilai 70,atau lebih siswa dinyatakan
tuntas dan sebaliknya Apabila peserta didik memperoleh nilai Prediket D dengan nilai 0 sd. 69,
siswa dinyatakan belum tuntas.
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas pada kopetensi sikap
Sedangkan di SD Negeri Air Bungin siswa dinyatakan tuntas pada penilaian sikap bila memiliki
sikap dengan katagori Baik ( KKM dengan predikat B) Seperti pada table:
Nilai Siswa untuk Sikap Keterangan
Prediket Katagori
A Sangat Baik
B Baik KKM
C Mulai Berkembang Predikat B
D Perlu Bimbingan

2 Kriteria Kenaikan Kelas


Siswa SD Negeri Bungin. dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang
diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK
3. Nilai Ekstra Kurikuler Wajib (Pramuka) Minimal Baik
4. Tidak memiliki Lebih Dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah KBM/KKM.
5. Kehadiran ……………………………………..………………………..
6. …………………………………………………………………………..
7. ……………………………………………………………………………
8. ……………………………………………………………………………
9. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru dengan
mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan
peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH

69 -
Kalender pendidikan Sekolah adalah pengaturan waktu yang digunakan sebagai acuan untuk
segala kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Beberapa aspek
penting kalender pendidikan sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah
yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu, meliputi jumlah
jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal.
Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah
Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SD Negeri Air Bungin.


Tahun 2018/2019
JUMLAH
BULAN KEGIATAN
HARI

Juli 2018 2 2 2 2 2 2 12 Tanggal 1 sd Tanggal 15 libur akhir


tahun
Tanggal 15 sd 17 Awal Tahun Ajaran
Baru
Agustus 3 4 3 4 4 4 22 Tanggal 14 sd 19 HUT RI
2018
September 5 4 4 4 4 4 25 Tanggal 7 sd 11 September UTS
2018
70 -
Oktober I 3 4 4 4 3 4 22
2018
Nopember 4 4 4 4 5 4 25 Tanggal 9 Maulid Nabi SAW
2018
Desember 0 0 0 0 0 0 0 Tanggal 2 -7 Ujian Ahir Semester
2018 Tanggal 9-21 Pasca Ujian akhir
semester
Tanggal 23 pembagian raport
Tanggal 25 Hari natal
Tanggal 24 -31 Libur Semester 1
Jumlah 106
Jumlah 17 18 17 18 18 18 106/6 = 18 minggu

Bulan HARI KEGIATAN

Januari 4 5 4 4 4 3 24 Tanggal 2 Cuti bersama tahun baru


2019 Tanggal 28 tahun baru imlek
Februari 4 4 3 4 4 4 23 Tanggal 15 libur pilkada
2019
Maret 3 2 4 4 4 3 20 Tanggal 6 sd 11 maret UTS
2019 Tanggal 28 Hari Raya Nyepi
April II 3 4 4 4 3 5 23 Tanggal 14 wapat isa almasi
2019 Tanggal 24 isra mikraj
Mei 3 4 4 2 4 4 21 Tanggal 1 Hari buru Nasional
2019 Tanggal 8 sd 10 UASBN
Tanggal 11 Hari raya waisyak
Tanggal 25 kenaikan Isa Almasih
Juni 0 0 0 0 1 1 2 Tanggal 1 hari lahir pancasila
2019 Tanggal 5 sd 10 US
Tanggal 12 sd 17 pasca US
Tanggal 19 sd 30 libur hari raya
Jumlah 103/6 = 17 Minggu

Uraian Kegiatan kalender pendidikan SD Negeri Air Bungin periode 2018/2019.

No Bulan, Tahun Tanggal Uraian Kalender Pendidikan


Semester 1
Tanggal 1 sd Tanggal 15 libur akhir tahun
1 Juli 2018
Tanggal 15 sd 17 Awal Tahun Ajaran Baru
Agustus 2018 Tanggal 14 sd 19 HUT RI
2

3 September 2018 Tanggal 7 sd 11 September UTS


4 Oktober 2018
5 Nopember 2018 Tanggal 9 Maulid Nabi SAW
Tanggal 2 -7 Ujian Ahir Semester
Tanggal 9-21 Pasca Ujian akhir semester
6 Desember 2018 Tanggal 23 pembagian raport
Tanggal 25 Hari natal
Tanggal 24 -31 Libur Semester 1
Semester 2
Januari 2019 Tanggal 2 Cuti bersama tahun baru
7
Tanggal 28 tahun baru imlek
8 Februari 2019 Tanggal 15 libur pilkada
71 -
Maret 2019 Tanggal 6 sd 11 maret UTS
9
Tanggal 28 Hari Raya Nyepi
April 2019 Tanggal 14 wapat isa almasi
10
Tanggal 24 isra mikraj
Mei 2019 Tanggal 1 Hari buru Nasional
Tanggal 8 sd 10 UASBN
11
Tanggal 11 Hari raya waisyak
Tanggal 25 kenaikan Isa Almasih
Juni 2019 Tanggal 1 hari lahir pancasila
Tanggal 5 sd 10 US
12
Tanggal 12 sd 17 pasca US
Tanggal 19 sd 30 libur hari raya

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kurikulum Air Bungin merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan SD Negeri Air Bungin . Tujuan ini meliputi tujuan
sekolah serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini disusun, selain mengacu
kepada peraturan pemerintah pusat, juga disusun berdasarkan peraturan daerah dan
kondisi sekolah.
2. Kurikulum SD Negeri Air Bungin tahun 2019/2020 bersifat penyempurnaan dari
kurikulum tahun sebelumnya. Berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku) menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana
visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
3. Kurikulum Air Bungin tahun 2019/2020 disusun dengan mengacu pada panduan
penyusunan KTSP tahun 2013 revisi 2018, kalender pendidikan sekolah tahun
2019/2020, dan kekhasan sekolah.

B. SARAN – SARAN

1.Semua warga sekolah mempelajari dan memahami kurikulum ini agar dalam pelaksanaan
tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan senantiasa melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum ini untuk perbaikan di tahun mendatang.

Lampiran-lampiran
1. SK Tim Pengembang Kurikulum Sekolah

72 -
2. Propil sekolah
3. Program Kerja kepala sekolah

RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF

Sekolah : SD Negeri Air Bungin


Kelas/Semester :V/1
Tahun Pembelajaran : 2018 / 2019

1. Jumlah Minggu dalam Satu Semester


a. Juli : 5 minggu
b. Agustus : 5 minggu
c. September : 4 minggu
d. Oktober : 5 minggu
e. November : 4 minggu
f. Desember : 4 minggu
Jumlah : 27 minggu (a)

2. Jumlah Minggu tidak Efektif dalam Satu Semester


a. Libur akhir tahun dan PSB :3 Minggu
b. HUT RI :1 Minggu
c. Mid Semester :1 Minggu
d. Ujian semester :1 Minggu
e. Pasca ujian semester :1 Minggu
f. Libur semester ganjil :2 Minggu
g. Cadangan waktu :1 Minggu

Jumlah Minggu : 10 minggu (b)

3. Jumlah Minggu Efektif


(a) – (b) : 17 minggu (c)

Kepala Sekolah

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

73 -
Program Tahunan Pembelajaran Tematik
Sekolah : SD Negeri Air Bungin
Kelas :V
Tahun : 2018/2019

TEMA Alokasi Keterangan


Semester waktu
1 Organ gerak Hewan dan Manusia 4
I 2 Udara Bersih bagi Kesehatan 3
3 Makanan Sehat 3
4 Sehat itu Penting 3
5 Eko Sistim 3
16 minggu
II 1 Panas dan Perpindahannya 4
2 Pristiwa dalam Kehidupan 5
3 Lingkungan sahabat kita 4
4 Benda benda disekitar kita 5
18 minggu
Jumlah 33 Minggu

Kepala Sekolah

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

74 -
75 -
PROGRAM SEMESTER PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Air Bungin
Kelas/Semester :V /1
Tahun Pembelajaran : 2018/2019

Bulan dan Minggu


Alokasi
No Tema Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Organ gerak 4 a a A x x x b x c g d e f f
1 Hewan dan
Manusia
Udara Bersih bagi 3 a a A b x x x c g d e f f
2 Kesehatan
3 Makanan Sehat 3 a a A b X c X x g d e f f
4 Sehat itu Penting 3 a a A b c x x x g d e f f
5 Eko Sistim 3 a a A b c x x x g d e f f

Catatan
a. Libur akhir tahun dan PSB : 3 minggu e. Pasca ujian semester : 1 minggu
b. HUT RI : 1 minggu f.Libur semester : 2 minggu
c. Mid Semester : 1 minggu g.Cadangan waktu : 1 minggu
d. Ujian semester : 1 minggu

Kepala Sekolah

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

0
1 JADWAL PEMBELAJARAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI AIR BUNGIN
SEMESTER 1 TAHUN PEMBELAJARAN 2019 /2020 DENGAN TEMA ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA
Subtema Organ gerak hewan

No Waktu SENIN SELASA RABU KAMIS JUM AT SABTU


1 07,00-07,35 UPACARA Matematika PJOK Agama Senam Agama
2 07,35-0810 PJOK Matematika PJOK Agama Matematika Agama
3 08,10-08,45 PJOK Organ gerak Organ gerak Organ gerak Matematika Organ gerak
hewan dan hewan hewan hewan
Manusia Manusia Manusia Manusia
08,45,09,00 I S TI RA H A T
4 09,00-0935 Matematika Organ gerak Organ gerak Organ gerak Organ gerak Organ gerak
hewan hewan hewan hewan hewan
5 09,35-10,10 Matematika Organ gerak Organ gerak Organ gerak Organ gerak Organ gerak
hewan hewan hewan hewan hewan
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
6 10,10-1045 Organ gerak Muatan Organ gerak Organ gerak Organ gerak Organ gerak
hewan Lokal hewan hewan hewan hewan
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
10,45-11.00 IS TI RA HA T
7 11.00-11,35 Organ gerak Muatan Organ gerak Organ gerak Pulang Organ gerak
hewan Lokal hewan hewan hewan
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
8 11,35-12.10 Remidial Remidial Remidial Remidial Remidial
dan dan dan dan dan
Pegemban Pegemban Pegemban Pegemban Pegemban
gan diri gan diri gan diri gan diri gan diri

1
ANALISIS BUKU GURU DAN SISWA
NAMA SEKOLAH : SD Negeri Air Bungin
KELAS / SEMESTER : V/1
TEMA : 1 Organ gerak hewan dan manusia
SUB / TEMA : 2 Manusia dan lingkungan
PEMBELAJARAN KE : Tiga
AlOKASI WAKTU : 4 jam pembelajaran

A. STANDAR KELULUSAN
B.
1 SIKAP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ,beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
sehat jasmani dan rohani , sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan
negara.

2 PENGETAHUAN
. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
2. masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.

3 KETERAMPILAN
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan

C. KOMPETENSI INTI= Permendikbud no 24 tahun 2016

1 Kompetensi Inti 1
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2 Kompetensi Inti 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

3 Kompetensi Inti 3

2
memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan disekol

4 Kompetensi Inti 4

menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

MUPEL / KD Materi Pokok MATERI AJAR 4 Evaluasi


1 2 3 Soal Aspek
Teknik
I PPKN I PPKN PPKN PPKN I PPKN
Mengamalkan nilia nlia pancasila
1.1.1 pada kehidupan sehari hari. 1 Pengetahuan
1.1 Bersyukur Mengamalka 1 Tuliskan bunyi pancasila sila ke 3 ! Tertulis
kepada Tuhan nilai-nilai
Yang Maha pancasila 2 Tuliskan manfat dari mengamalkan 2 Pengetahuan
Esa atas nilai- pada sila pancasila Tertulis
kehidupan
nilai Pancasila
sehari hari.
dalam 3 Pengetahuan
kehidupan 2 IPA Tertulis
sehari-hari
1 Tuliskan kekayaan yang dimiliki 4 Pengetahuan
2.1 Bersikap Ayo Mengamati Negara Indonesia Tertulis
tanggung Amatilah gambar di atas. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan
jawab, cinta 2 tuliskan 5 jenis suku yang ada di 5 Pengetahuan
berikut. indonesia
tanah air, dan Tertulis
rela berkorban
sesuai nilai- 1. Kegiatan yang nampak pada gambar di atas adalah .... 6 Pengetahuan
nilai sila 2. Kegiatan di atas termasuk permainan yang menggunakan .... Bahasa Indonesia Tertulis

3
Pancasila 3. Tempat yang aman untuk melakukan kegiatan tersebut adalah ....
4. Apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan tersebut? 1. tuliskan pengertian pikiran pokok 7 Pengetahuan
Tertulis
2.carilah sebuah naskah dan Tuliskan
pokok pikiran teks yang terdapat 8 Pengetahuan
dalam naskah tersebut Tertulis

3.1 Selesai membantu mengemas selada, Beni membantu Pak Anto memanen 9 Keteram
Mengidentifika kol. Hasil panen kali ini sangat bagus, bentuknya bulat dan besar. pilan
si nilai-nilai “Alhamdulillah, Beni. Hasil panen kali ini sangat bagus,” sahut pak Anto. Produk
Pancasila “Benar sekali, Pak. Bentuknya sudah seperti bola saja. Saya seperti ingin
dalam menendangnya saja... he... he.... ” canda Beni.
kehidupan 2 IPA “Ah, bisa saja kamu ini, Ben,” sahut Pak Anto. 2 IPA
sehari-hari. Organ “Kamu senang bermain bola, ya?” tanya pak Anto.
pernapasan “Ya, tentu senang, Pak. Saya jago menendang, menggiring, dan menerima
dan fungsinya umpan lho, Pak”, sahut Beni.
pada hewan 64 Buku Siswa SD/MI Kelas V
dan manusia, Permainan bola memerlukan banyak gerakan, seperti berjalan, berlari,
serta cara menendang, dan melempar. Hampir semua bagian tubuh aktif. Tentunya hal 1 Pengetahuan
memelihara ini mengharuskan semua organ gerak dalam tubuh, baik itu otot ataupun Tertulis
4.1 kesehatan tulang, bekerja dengan baik.
Menyajikan organ Coba kamu amati aktivitasmu sehari-hari. Saat kita berjalan, mengapa kaki 2 Pengetahuan
hasil pernapasan kita bisa bergerak? Mengapa juga tangan kita bisa berayun, memegang, dan Tertulis
identifikasi manusia menggenggam? Ya, kaki dan tangan kita bisa bergerak karena pada kaki
nilai-nilai dan tangan kita terdapat tulang dan otot. Tulang dan otot inilah yang bisa
Pancasila mengerakkan tangan dan kaki kita. Tangan dan otot merupakan alat gerak. 3 Keteram
dalam Organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan. Alat-alat gerak pilan
kehidupan yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam yaitu alat gerak Proses
sehari-hari pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini
akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu
sistem yang disebut sistem gerak.

4
Ayo Mengamati

4 Pengetahuan
Tertulis

5 Pengetahuan
Tertulis

6 Keteram
pilan
Produk
Ayo
A. Ayo Mengamati
• Siswa mengamati gambar peta tentang kepadatan penduduk di Indonesia.

7 Pengetahuan
Tertulis

5
8 Pengetahuan
Tertulis

9 Pengetahuan
Tertulis

10 Keteram
pilan
Produk

IPS
• Setelah siswa selesai mengamati peta, secara demonstrasi dan interaktif, guru
memberikan penjelasan mengenai kepadatan penduduk di Indonesia.
3.1
• Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya
Mengidentifi
kasi dan memberikan tanggapan terhadap penjelasan guru.
karakteristi
k geografis B. Ayo Mencoba
Indonesia • Selesai mengamati peta, siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa yang
sebagai berkaitan dengan peta yang sudah diamatinya.
negara
kepulauan/
maritim dan
agraris serta
pengaruhny
a terhadap
kehidupan
ekonomi, 11 Pengetahuan

6
sosial, Tertulis
budaya,
komunikasi
serta Alternatif jawaban 12 Pengetahuan
transportasi. Tertulis

4.1
Menyajikan
hasil
identifikasi
karakteristi
k geografis
Indonesia
sebagai
negara
kepulauan/
maritim dan
agraris serta
pengaruhny
a terhadap
kehidupan
ekonomi, Hasil yang diharapkan
sosial, • Siswa mampu menunjukkan kepadatan penduduk di Indonesia.
budaya, • Siswa mampu mengenali asal suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.
komunikasi • Mandiri, cermat, dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
serta
transportasi C. Ayo Berdiskusi
• Setelah siswa diminta menunjukkan pada peta daerah-daerah persebaran
13 Pengetahuan
Tertulis
agama di Indonesia.
14 Pengetahuan
Tertulis

7
15 Keteram
pilan
Produk

16 Pengetahuan
Tertulis

Alternatif Pelaksanaan Diskusi 17 Pengetahuan


1. Guru menciptakan suasana interaktif dan atraktif dengan mengajak siswa Tertulis
melaksanakan diskusi secara klasikal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih para petugas 18 Keteram
diskusi seperti pembawa acara, sekretaris/notulis, dan lain-lain. Sementara pilan
anak-anak yang lain bertindak sebagai peserta diskusi. Produk
3. Pembawa acara bertanggung jawab atas jalannya diskusi. Pembawa acara
juga bertugas untuk membacakan materi diskusi.
4. Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi saat diskusi
berlangsung, seperti pendapat-pendapat yang disampaikan oleh peserta
diskusi. Notulis juga bertugas untuk membuat laporan dan kesimpulan hasil
diskusi.
1. Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan pendapatnya berkaitan

8
dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara.
2. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru mengonfirmasi pendapat-
pendapat siswa. Kemudian guru memandu siswa untuk menarik kesimpulan.

Bahasa
Indonesia
3.1
Menentukan
pokok
pikiran Hasil yang diharapkan
dalam teks • Siswa mampu menunjukan pada peta daerah-daerah persebaran agama di
lisan dan Indonesia.
tulis • Siswa mampu bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan berani
mengemukakan pendapatnya.

D. Ayo Mengamati
• Siswa melakukan wawancara terhadap orang tua, perangkat RT dan RW,
Kepala desa, atau tokoh masyarakat untuk menggali informasi tentang
keberagaman penduduk di lingkungan tempat tinggalnya.
• Sebelum memulai wawancara lakukan dulu berbagai persiapan diantaranya:
1. Tentukan tempat dan waktu wawancara.
2. Tentukan korespondenya.
3. Tentukan tugas masing-masing anggota.
4. Siapkan peralatan.
5. Susunlah pertanyaan-pertanyaan dengan baik.
• Siswa bisa memperhatikan perilaku orang-orang di sekitarnya, baik di sekolah,
rumah, maupun masyarakat.

4.1

9
Menyajikan
hasil
identifikasi
pokok
pikiran
dalam teks Hasil yang diharapkan
tulis dan • Siswa mengenali kondisi keberagaman penduduk di tempat tinggalnya.
lisan secara • Siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tulis.
lisan, tulis, • Siswa peka dalam mengamati perilaku orang-orang di sekitarnya.
dan visual. • Percaya diri, mandiri dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

E. Ayo Membaca
• Siswa membaca bacaan berjudul Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.

Alternatif kegiatan membaca:

10
1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama 5 menit dan siswa diminta
membaca dalam hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk membacakan bacaan tersebut
dan meminta siswa lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara bergantian dan bersambung oleh
seluruh siswa.
• Selesai membaca, siswa mencari dan menentukan ide pokok tiap paragraf dari
bacaan yang telah dibacanya.
Alternatif jawaban:
1. Paragraf 1: Kerukunan umat beragama merupakan bentuk hubungan antar
manusia yang damai berkat adanya toleransi beragama.
2. Paragraf 2: Kerukunan umat beragama sangat penting bagi bangsa
Indonesia untuk mencapai kesejahteraan hidup.
2. Paragraf 3: Tri Kerukunan Umat Beragama merupakan program yang
dicanangkan pemerintah untuk menciptakan kehidupan beragama damai
dan rukun.
3. Paragraf 4: Tri Kerukunan Umat Beragama bertujuan agar masyarakat
Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan, meskipun banyak perbedaan.
4. Paragraf 5: Tri Kerukunan Umat Beragama dimulai dengan kerukunan
antarumat beragama dalam satu agama (intern umat baragama).
5. Paragraf 6: Tri Kerukunan Umat Beragama selanjutnya adalah kerukunan
antarumat beragama yang memiliki pengertian kehidupan yang rukun
antarmasyarakat meskipun berbeda agama dan keyakinan.
6. Paragraf 7: Tri Kerukunan Umat Beragama yang terakhir adalah kerukunan
antar umat beragama dengan pemerintah mengandung pengertian bahwa
tiap-tiap umat beragama dapat bekerja sama dan bermitra secara baik
dengan pemerintah dalam menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Hasil yang diharapkan
• Siswa memiliki keterampilan berbahasaIndonesia dengan baik dan benar
khususnya dalam memahami bacaan dan menentukan ide pokok bacaan.
• Siswa mampu menentukan ide pokok bacaan.

11
F. Ayo Mencoba
• Siswa bersama kelompoknya berdiskusi membandingkan nikai-nilai luhur setiap
sila dalam Pancasila.

• Guru berkeliling dan memandu siswa yang mengalami kesulitan.


• Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi setiap jawaban siswa.
Alternatif Jawaban

12
Hasil yang diharapkan
• Siswa dapat mengidentifikasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
• Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam mengerjakan tugas.

G. Ayo Renungkan
Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa
• Secara mandiri siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sudah didapatkannya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.

13
• Siswa mengemukakan pendapatnya sesuai dengan perilaku kesehariannya
berkaitan dengan kompetensi-kompetensi yang sudah dipelajari.

14
Indikator Pencapaian Kompetensi Metoda Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Waktu Sumber Alat bahan
5 6 7 8 9 10
PPKN 1 Diskusi 1. . Dengan mengamati peta, siswa I PPKN 4JP SUMBER
1.1.1 Mengamalkan nilia nlia mampu mengidentifikasi potensi
pancasila 2 Tanya kekayaan alam bangsa Indonesia A Kegiatan Awal 1 Buku siswa
pada kehidupan sehari hari. Jawab 1 Berdoa kelas V tema 2
secara seksama.
2. Dengan mengamati peta, siswa 2 Menuliskan Judul Pelajaran
3 Tugas mampu mengidentifikasi 3 Menyampaikan tujuan
2.1.1 Menunjukan sikap yang sesuai
dengan nilai- nilai pancasila. kepadatan penduduk tiap-tiap pembelajaran 2 Buku Guru
4 Obser provinsi secara kritis.
4.Motivasi/apersepsi kelas V tema 2
vasi
3. Dengan mengamati peta, siswa
3.1.1 identifikasi nili- nilai pancasila di B Kegiatan Inti
mampu menunjukkan asal suku-
tempat tinggal masing masing 5 cerama
suku bangsa yang ada di
1 Mengamati
2.1.1 identifikasi perilaku yang tidak Indonesia secara tepat. Membaca buku, Mendengar
sesuai dengan nilai pancasila. 4. Dengan diskusi, siswa mampu penjelasan guru dan melihat
menunjukkan daerah-daerah
gambar tentang nilai-nilai
IPS persebaran agama di Indonesia
pancasila
pada peta secara benar.
3.1.1 Idetifikasi kekayaan yang
5. Dengan wawancara, siswa
dimiliki Negara Indonesia. 2Menanya
mengidentifikasi keberagaman
Tanya nawab tentang Nilai-nilai
penduduk di daerah tempat
3.1.2 Mengetahui kepadatan
tinggalnya secara bertanggung
pancasila
penduduk, persebaran agama, dan
jawab.
daerah asal suku-suku bangsa yang
6. Dengan membaca dan menulis,
ada di Indonesia. siswa menentukan ide pokok dari
3 Mencoba
4.1.1 Menunjukkan peta kepadatan bacaan secara tepat Mencari impormasi dari buku
penduduk, daerah asal suku- dan mengerjakan tugastentang
suku bangsa yang ada di Indoensia, Nilai-nilai pancasila
dan daerah persebaran agama 4 Menalar
Membuat kesimpulan tentang
Nilai-nilai pancasila

15
Bahasa Indonesia
3.1.1 Identifikasi pokok pikiran pada 5 Mengkomunukasikan
 Melaporkan/Memp
sebuah teks
4.1.1 Menujukan laporan pokok
pikiran pada sebuah teks.
resentasikan
kesimpulan yang
telah dibuat tentang
Nilai-nilai pancasila
IPS

B Kegiatan inti
Mengamati
Membacabuku mendengar
penjelasan guru mengamati
gambar tentang kekayaan yang
dimiliki Negara Indonesia

Menanya
Tanya jawab tentang kekayaan
yang dimiliki Negara Indonesia

Mencoba
1 Mencari inpormasi dari berbagai
buku mengerjakan tugas kekayaan
yang dimiliki Negara Indonesia

Menalar
Membuat kesimpulan tentang
kekayaan yang dimiliki Negara
Indonesia

16
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan kesimpulan
tentang kekayaan yang dimiliki
Negara Indonesia

C Kegiatan Ahir
1 Siswa dan guru mereview hasil
kegiatan pembelajaran
2` Guru memberikan penghargaan
(misalnya pujian atau bentuk
peng hargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang
berkinerja baik
3 Pemberian tugas untuk
mempelajari materi Ajar
Pertemuan yang akan datang

17
NAMA SEKOLAH : SD Negeri Air Bungin
KELAS / SEMESTER : V/1
TEMA 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
SUB / TEMA 2 : Manusia dan Lingkungan

D. KOMPETENSI INTI= B

1 Kompetensi Inti 1
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2 Kompetensi Inti 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air.

3 Kompetensi Inti 3
Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan disekola

4 Kompetensi Inti 4
menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

18
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pendidkann Alok
Materi
Mata Kegiatan penguatan asi Sumber
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajara Penilaian
Pelajaran Pembelajaran karakter Wakt Belajar
n
u
Pendidikan 1.1 Bersyukur 1.1.1  Nilai- •  Religius Sikap: 24  Buku
Pancasila kepada Tuhan Mengamalk nilai Mengidenti  Nasionali • Jujur JP Guru
dan Yang Maha Esa an nilai nilai yang fikasi perilaku s • Disiplin  Buku
Kewarganeg atas nilai-nilai pancasila terkandu yang sesuai  Mandiri • Siswa
araan Pancasila dalam pada ng dalam dan tidak  Gotong Tanggun  Aplik
kehidupan kehidupam sila sesuai dengan Royong g Jawab asi
sehari-hari sehari-hari. Pancasila nilai-nilai Integritas • Santun Media
2.1 Bersikap 2.1.1 Pancasila • Peduli SCI
tanggung jawab, Menerapka • Percaya  Intern
cinta tanah air, n sikap yang diri et
dan rela sesuai • Kerja  Lingk
berkorban dengan nilai- Sama unga
sesuai nilai-nilai nilai n
sila Pancasila pancasila. Jurnal:
3.1 Mengidentifikasi 3.1.1 Mengetahui • Catatan
nilai-nilai nilai-nilai pendidik
Pancasila dalam pancasila tentang
kehidupan yang sikap
sehari-hari terdapat peserta
4.1 Menyajikan hasil pada didik
identifikasi nilai- kehidupam saat di
nilai Pancasila sehari- hari. sekolah
dalam 4.1.1 maupun
kehidupan Mengidentif informasi
sehari-hari ikasi dari
perilaku orang

19
yang tidak lain
sesuai Penilaian
dengan nilai- Diri:
nilai • Peserta
pancasila. didik
Bahasa 3.1.1  Teks • Menentukan mengisi
Indonesia Menunjuka tentang ide pokok daftar
n ide pokok organ setiap cek
pada gerak paragraph tentang
pargaraf. hewan dalam bacaan. sikap
dan
4.1.1 Menuliskan • Menulis dan peserta
3.1 Menentukan manusia
ide pokok mengembangk didik
pokok pikiran  Ide pokok
masing- dari an ide pokok saat di
dalam teks lisan
masing paragraf menjadi rumah,
dan tulis
paragaf pada  Cerita sebuah dan di
4.1 Menyajikan hasil
bacaan. berdasark paragraf sekolah
identifikasi
an gambar • Mengolah
pokok pikiran
informasi dari Pengetahu
dalam teks tulis
bacaan dan an
dan lisan secara
menentukan Tes
lisan, tulis, dan
ide pokok dari tertulis
visual.
setiap paragraf •
• Membaca dan Mengam
menulis untuk ati
menentukan gambar
ide pokok dari yang
bacaan berkaita
Ilmu 3.1 Menjelaskan alat 3.1.1 identifikasi Rangka • Mengamati n dengan
Pengetahua gerak dan organ gerak organ gerak gambar yang aktivitas
n Alam fungsinya pada pada hewan berkaitan yang
hewan dan Manusia (kelinci, dengan memanfa
burung, atkan
manusia serta 3.1.2 Mengetahui aktivitas yang
katak, ikan,
cara memelihara otot-otot memanfaatkan kerja

20
kesehatan alat pada dan kadal) kerja organ organ
gerak manusia manusia. gerak manusia gerak
4.1 Membuat model 4.1.1 • Membaca manusia.
sederhana alat Menggamba Organ gerak bacaan tentang •
hewan
gerak manusia r organ organ gerak Mengam
vertebrata
atau hewan gerak hewan dan ati
dan hewan
avertebrata manusia gambar
• Mengamati tulang
Organ gerak gambar tulang sebagai
manusia: sebagai salah salah
 Gambar satu organ satu
tulang gerak manusia organ
 Jenis • Menyebutkan gerak
Tulang dan manusia.
 Fungsi menunjukkan •
Tulang berbagai jenis Mendisk
 Manfaat tulang sebagai usikan
organ organ gerak untuk
gerak
pada manusia memaha
manusia
• mi fungsi
Otot Mengidenti masing-
manusia: fikasi manfaat masing
 Bentuk keragaman tulang
dan letak flora dan fauna pada
otot sebagai sumber manusia.
manusia makanan bagi •
 Macam- kesehatan Mengola
macam organ gerak h
gerak otot • Diskusi untuk informasi
 Kelainan/ memahami dari
gangguan fungsi masing- bacaan
otot pada
masing tulang dan
manusia
pada manusia menentu

21
• Mengamati kan ide
gambar pokok
kenampakan dari
alam dan setiap
buatan paragraf.
• •
Mengidenti Mengide
fikasi manfaat ntifikasi
organ gerak potensi
manusia kekayaa
• Menggambar n alam
bentuk dan bangsa
letak otot-otot Indonesi
pada manusia a.
• Menyebutkan •
macam-macam Mengam
gerak otot ati peta
• Menggambar kepadata
organ gerak n
manusia pendudu
Ilmu 3.1 Mengidentifikasi 3.1.1 Mengetahui  Kondisi • k tiap-
Pengetahua karakteristik kenampakan geografis Mengidenti tiap
n Sosial geografis alam buatan Indonesia fikasi potensi provinsi.
Indonesia dan bukan  Potensi kekayaan alam •
sebagai negara buatan. kekayaan bangsa Mengam
kepulauan/ 3.1.2 alam Indonesia ati peta
Indonesia
maritim dan Menyebutk • Mengamati asal
 Kepadatan
agraris serta an pulau peta kepadatan suku-
penduduk
pengaruhnya besar di tiap penduduk tiap- suku
terhadap Indonesia, provinsi tiap provinsi bangsa
kehidupan kondisi iklim  Keberagam • Mencari data yang ada
ekonomi, sosial, di Indonesia. an tentang jumlah di
budaya, 3.1.3 penduduk penduduk di Indonesi

22
komunikasi Mengidentif di daerah daerah tempat a.
serta ikasi tempat tinggalnya •
transportasi keragaman tinggalnya • Menyebutkan Berdisku
4.1 Menyajikan hasil flora dan  Kenampaka kondisi si
identifikasi fauna di n alam dan geografis tentang
buatan
karakteristik Indonesia masing-masing daerah-
 Keragaman
geografis 4.1.1 Mencari pulau besar di daerah
flora dan
Indonesia informasi fauna di Indonesia persebar
sebagai negara mengenai Indonesia • Memahami an
kepulauan/ kondisi  Kebudayaa kondisi iklim di agama di
maritim dan geografis n daerah Indonesia Indonesi
agraris serta Indonesia a pada
pengaruhnya peta.
terhadap •
kehidupan Mengam
ekonomi, sosial, ati
budaya, gambar
komunikasi kenampa
serta kan alam
transportasi buatan
Seni 3.1 Memahami 3.1.1 Menjelaskan  Gambar • Melakukan dan
Budaya dan gambar cerita cerita yang cerita/komi gerakan kenampa
Prakarya 4.1 Membuat terdapat k tentang menendang, kan
gambar cerita dalam organ gerak menerima, dan alam.
sebuah manusia menggiring •
gambar. bola Memaha
4.1.1 Membuat • Menentukan mi
cerita yang ide pokok dari kondisi
berbentuk masing-masing iklim di
gambar. paragraph Indonesi
a.

Mengide

23
ntifikasi
keragam
an flora
dan
fauna di
Indonesi
a.

Mengide
ntifikasi
perilaku
yang
sesuai
dan
tidak
sesuai
dengan
nilai-
nilai
Pancasil
a.

Memaha
mi dan
menemu
kan ide
pokok
bacaan.

Mengide
ntifikasi
manfaat
fungsi

24
dan
macam-
macam
otot
manusia.

Keterampil
an
Praktik/Ki
nerja

Membac
a bacaan
tentang
kegiatan
berseped
a dan
manfaat
nya.

Menentu
kan ide
pokok
setiap
paragraf
dalam
bacaan.
• Menulis
dan
mengem
bangkan
ide
pokok

25
menjadi
sebuah
paragraf.

Menyebu
tkan dan
menunju
kkan
berbagai
jenis
tulang
sebagai
organ
gerak
pada
manusia.

Berkreas
i
membua
t sampul
buku.

Membac
a dan
menulis
untuk
menentu
kan ide
pokok
dari
bacaan.

26
Wawanc
ara
keberaga
man
pendudu
k di
daerah
tempat
tinggalny
a.

Menyebu
tkan
bentang
alam
masing-
masing
pulau
besar di
Indonesi
a.

Menentu
kan ide
pokok
dari
masing-
masing
paragraf.

Membua
t model
sederhan

27
a dengan
bahan
styrofoa
m.

Menyebu
tkan
macam-
macam
gerak
otot.

Menemu
kan ide
pokok
masing-
masing
paragraf.

Membua
t karya
cover
sesuai
bacaan.

Kepala Sekolah

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

28
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SD Negeri Air Bungin


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
3. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
4. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
5. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
6. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn
No Kompetensi Indikator
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 1.1.2 Mengamalkan nilia nlia pancasila
Esa atas nilai-nilai Pancasila dalam pada kehidupan sehari hari.
kehidupan sehari-hari.

2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah 2.1.1 Menunjukan sikap yang sesuai
air, dan rela berkorban sesuai nilai-nilai dengan nilai- nilai pancasila.
sila Pancasila.

3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai 3.1.1 identifikasi nili- nilai pancasila di


Pancasila dalam kehidupan sehari- hari. tempat tinggal masing masing

Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai 6.1.1 identifikasi perilaku yang tidak


4.1 Pancasila dalam kehidupan sesuai dengan nilai pancasila.
sehari-hari.

Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis 3.1.1 Idetifikasi kekayaan yang di miliki

30
Indonesia sebagai negara kepulauan/ Negara Indonesia.
maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial, 3.1.2 Mengetahui kepadatan penduduk,
budaya, komunikasi serta transportasi. persebaran agama, dan daerah asal
suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik 4.1.1 Menunjukkan peta kepadatan


geografis Indonesia penduduk, daerah asal suku-suku
sebagai negara kepulauan/ maritim dan bangsa yang ada di Indoensia, dan
agraris serta pengaruhnya terhadap daerah persebaran agama.
kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi.

Muatan : Bahasa Indonesia


No Kompetensi Indikator

3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks 3.1.1 Identifikasi pokok pikiran pada
lisan dan tulis. sebuah teks.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Menujukan laporan pokok pikiran
pikiran dalam teks tulis dan lisan pada sebuah teks.
secara lisan, tulis, dan visual

C. TUJUAN
6. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi potensi kekayaan alam bangsa
Indonesia secara seksama.
7. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi kepadatan penduduk tiap-tiap
provinsi secara kritis.
8. Dengan mengamati peta, siswa mampu menunjukkan asal suku-suku bangsa yang ada
di Indonesia secara tepat.
9. Dengan diskusi, siswa mampu menunjukkan daerah-daerah persebaran agama di
Indonesia pada peta secara benar.
10. Dengan wawancara, siswa mengidentifikasi keberagaman penduduk di daerah tempat
tinggalnya secara bertanggung jawab.
11. Dengan membaca dan menulis, siswa menentukan ide pokok dari bacaan secara tepat.

D. MATERI
1. Bacaan yang berjudul kerukunan umat beragama di indonesia.
2. Peta indonesia
3. Bacaan tentang suku-suku bangsa indonesia

31
4. bacaan tentang bacaan persebaran agama yang ada di indonesia.
5. Teks wawancara.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan motivasi .
Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi dan mengajak siswa mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut:

 Apa yang tergambar pada sampul buku.

 Apa judul buku

 Kira-kira ini menceritakan tentang apa

 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini

Inti Langkah-Langkah Pembelajaran 140 me


• Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide, gagasan, nit
dan motivasi siswa dengan menunjukan gambar dan

32
memberikan narasi tentang kekayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia.
• Secara interaktif, guru memberikan penjelasan mengenai
kekayaan sumber daya alam dan manusia yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia.
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan memberikan pendapat.

H. Ayo Mengamati
• Siswa mengamati gambar peta tentang kepadatan
penduduk di Indonesia.

• Setelah siswa selesai mengamati peta, secara


demonstrasi dan interaktif, guru memberikan penjelasan
mengenai kepadatan penduduk di Indonesia.
• Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan
terhadap penjelasan guru.

I. Ayo Mencoba
• Selesai mengamati peta, siswa menjawab pertanyaan pada
buku siswa yang berkaitan dengan peta yang sudah
diamatinya.

33
Alternatif jawaban

Hasil yang diharapkan


• Siswa mampu menunjukkan kepadatan penduduk di
Indonesia.
• Siswa mampu mengenali asal suku-suku bangsa yang
ada di Indonesia.
• Mandiri, cermat, dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas.

J. Ayo Berdiskusi
• Setelah siswa diminta menunjukkan pada peta daerah-
daerah persebaran agama di Indonesia.

34
Alternatif Pelaksanaan Diskusi
5. Guru menciptakan suasana interaktif dan atraktif
dengan mengajak siswa melaksanakan diskusi
secara klasikal.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih para petugas diskusi seperti pembawa
acara, sekretaris/notulis, dan lain-lain. Sementara
anak-anak yang lain bertindak sebagai peserta
diskusi.
7. Pembawa acara bertanggung jawab atas jalannya
diskusi. Pembawa acara juga bertugas untuk
membacakan materi diskusi.
8. Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian
yang terjadi saat diskusi berlangsung, seperti
pendapat-pendapat yang disampaikan oleh peserta
diskusi. Notulis juga bertugas untuk membuat
laporan dan kesimpulan hasil diskusi.
7. Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan
pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara.
8. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru
mengonfirmasi pendapat-pendapat siswa. Kemudian
guru memandu siswa untuk menarik kesimpulan.

35
Hasil yang diharapkan
• Siswa mampu menunjukan pada peta daerah-
daerah persebaran agama di Indonesia.
• Siswa mampu bekerja sama, menghargai pendapat
orang lain, dan berani mengemukakan pendapatnya.

K. Ayo Mengamati
• Siswa melakukan wawancara terhadap orang tua,
perangkat RT dan RW, Kepala desa, atau tokoh
masyarakat untuk menggali informasi tentang
keberagaman penduduk di lingkungan tempat
tinggalnya.
• Sebelum memulai wawancara lakukan dulu berbagai
persiapan diantaranya:
6. Tentukan tempat dan waktu wawancara.
7. Tentukan korespondenya.
8. Tentukan tugas masing-masing anggota.
9. Siapkan peralatan.
10. Susunlah pertanyaan-pertanyaan dengan baik.
• Siswa bisa memperhatikan perilaku orang-orang di
sekitarnya, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat.

Hasil yang diharapkan


• Siswa mengenali kondisi keberagaman penduduk di
tempat tinggalnya.
• Siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik
secara lisan maupun tulis.
• Siswa peka dalam mengamati perilaku orang-orang di
sekitarnya.
• Percaya diri, mandiri dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas.

L. Ayo Membaca
• Siswa membaca bacaan berjudul Kerukunan Umat
Beragama di Indonesia.

36
Alternatif kegiatan membaca:
4. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama 5 menit
dan siswa diminta membaca dalam hati.
5. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan meminta siswa
lain menyimak.
6. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh siswa.
• Selesai membaca, siswa mencari dan menentukan ide
pokok tiap paragraf dari bacaan yang telah dibacanya.
Alternatif jawaban:
1. Paragraf 1: Kerukunan umat beragama merupakan
bentuk hubungan antar manusia yang damai berkat
adanya toleransi beragama.
2. Paragraf 2: Kerukunan umat beragama sangat
penting bagi bangsa Indonesia untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
7. Paragraf 3: Tri Kerukunan Umat Beragama
merupakan program yang dicanangkan pemerintah
untuk menciptakan kehidupan beragama damai dan
rukun.
8. Paragraf 4: Tri Kerukunan Umat Beragama
bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa hidup
dalam kebersamaan, meskipun banyak perbedaan.
9. Paragraf 5: Tri Kerukunan Umat Beragama dimulai
dengan kerukunan antarumat beragama dalam satu

37
agama (intern umat baragama).
10. Paragraf 6: Tri Kerukunan Umat Beragama
selanjutnya adalah kerukunan antarumat beragama
yang memiliki pengertian kehidupan yang rukun
antarmasyarakat meskipun berbeda agama dan
keyakinan.
11. Paragraf 7: Tri Kerukunan Umat Beragama yang
terakhir adalah kerukunan antar umat beragama
dengan pemerintah mengandung pengertian bahwa
tiap-tiap umat beragama dapat bekerja sama dan
bermitra secara baik dengan pemerintah dalam
menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Hasil yang diharapkan
• Siswa memiliki keterampilan berbahasaIndonesia
dengan baik dan benar khususnya dalam
memahami bacaan dan menentukan ide pokok
bacaan.
• Siswa mampu menentukan ide pokok bacaan.

M. Ayo Mencoba
• Siswa bersama kelompoknya berdiskusi
membandingkan nikai-nilai luhur setiap sila dalam
Pancasila.

• Guru berkeliling dan memandu siswa yang mengalami


kesulitan.

38
• Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi setiap jawaban
siswa.
Alternatif Jawaban

Hasil yang diharapkan


• Siswa dapat mengidentifikasikan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila.
• Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam
mengerjakan tugas.

N. Ayo Renungkan
Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa
• Secara mandiri siswa diminta untuk mengemukakan
pendapatnya berdasarkan pemahaman yang sudah
didapatkannya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.

39
• Siswa mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
perilaku kesehariannya berkaitan dengan kompetensi-
kompetensi yang sudah dipelajari.

Hasil yang diharapkan


• Siswa menindaklanjuti semua kompetensi yang sudah
dipelajari dengan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-harinya.

O. Kerja Sama dengan Orang Tua


• Bersama dengan orang tua, siswa mengamati dan
mengidentifikasi kondisi perilaku orang-orang di sekitar
tempat tinggalnya berkaitan dengan perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

40
• Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa dapat
berbagai peran dan tugas dengan orang tuanya.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah
 Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengidentifikasi
kondisi perilaku orang-orang di sekitar tempat tinggalnya
berkaitan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai dalam Pancasila.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan
budaya sekitar.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis

41
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja

2. Bentuk Instrumen Penilaian


a. Sikap
b. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada buku
siswa.

Format Penilaian

42
c. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
1) Rubrik Wawancara

43
2) Mencari Ide Pokok Bacaan

44
3) Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

45
H. REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a) Remedial
Tuliskan kembali perilaku-perilaku yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila

b) Pengayaan
1) Mengapa Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia?
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
2) Apa dampak positif dari luas dan letak wilayah Indonesia terhadap perilaku
masyarakat Indonesia?
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..

46
I. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Revisi
2017).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Software Pengajaran SD MASAFIDHAN untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCi Media.
4. Video/slide/gambar kepulauan indonesia.
5. Video tentang suku-suku indonesia.
6. Buku, gambar, teks.

Refleksi Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Kepala Sekolah

Sannaria Sirait, S.Pd.SD


NIP. 19620418 198907 2 001

47

Anda mungkin juga menyukai