Critical Review Perencanaan Pembangunan
Critical Review Perencanaan Pembangunan
Perencanaan untuk periode tertentu adalah penting pada mulanya karena akan mendorong
masyarakat dan pemerintah bergerak pada jalur yang telah ditentukan di dalam rencana
perspektif. Adapun beberapa Kelemahan Perencanaan Perspektif adalah sebagai berikut,
1. Tidak luwes karena penyesuaian diri yang diinginkan dan diperlukan terhadap
perubahan yang tak terduga atau perbaikan atas kesalahan tidak dapat dilakukan, dan
adaptasi yang dilakukan akan cenderung terjadi mendadak di sela periode-periode
rencana.
2. Secara Psikologis, kewajiban merevisi rencana, bila tidak ada ketentuan formal untuk
itu, dapat mempunyai pengaruh yang melemahkan semangat.
Seringkali membuat perencanaan itu terkendala dengan waktu, biaya, gap rencana
dan pelaksanaan regulasi budaya serta data kondisi wilayah dan politik. Perencanaan
Perspektif (Perspective Planning) kurang efektif karena kurun waktu yang panjang tidak
mampu memproyeksi kondisi pembangunan perekonomian saat ini. Dimana keadaan
ekonomi akan terus mengalami perubahan setiap waktu. Sehingga jika hanya mengandalkan
perencanaan perspective sebagai acuan mengambil kebijakan maka sasaran-sasaran yang
hendak dicapai tidak akan bisa dicapai. Perencanaan pembangunan perspektif juga dalam
realisasinya dapat mengakibatkan pembangunan tidak merata di setiap daerah. Sehingga
perlu adanya perencanaan jangka pendek seperti perencanaan tahunan yang tidak hanya
mengacu pada perencanaan perspektif tetapi juga mengacu pada kenyataan yang terjadi di
lapangan. Indonesia merupakan Negara Berkembang sehingga untuk mencapai keberhasilan
pembangunan maka perlu adanya Perencanaan yang tepat. Indonesia memiliki beberapa
rencana pembanguanan yaitu: Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Perencanaan Keuangan
Kritik Terhadap Perencanaan Keuangan ini dimana dalam perencanaan keuangan masih
memiliki keterbatasan yang mana pandangannya tampak berlebihan karena di Negara
terbelakang tindakan memobilisasi sumber keuangan melalui perpajakan dapat berpengaruh
buruk pada kecenderungan menabung. Selanjutnya masih banyak sector nonuang di bidang
pangan dan sedikit sekali sector uang yang terorganisasi maka terjadi ketidakseimbangan.
Keterbatasan selanjutnya ada kemungkinan penawaran dapat ditingkatkan melalui impor,
tetapi hal demikian akan kian mempersulit neraca pembayaran. Agar perencanaan keuangan
berhasil maka harus bebas dari segala kemacetan, khususnya kenaikan inflasioner pada
harga. Perencanaan keuangan tidak sesuai untuk Negara terbelakang yang berarti tidak saja
akan kehilangan pendapatan potensial tetapi juga merupakan ancaman bagi sifat
pembangunan social yang berimbang karena perencanaan ini tidak dapat menyediakan
lapangan yang memadai pada tingkat upah rata-rata dibandingkan dengan kenaikan
penduduk dan dengan demikian meningkatkan ketimpangan anatara yang memperoleh
pekerjaan dan tidak memperoleh pekerjaan.