Anda di halaman 1dari 4

Teori Perencanaan dan Pentingnya Perencanaan di Negara Sedang Berkembang

Perencanaan Ekonomi merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian


dengan sengaja oleh suatu penguasa pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu
di dalam jangka waktu tertentu pula. Di Negara Berkembang perlu adanya perencanaan untuk
pembangunan ekonomi untuk memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar. Mekanisme
pasar di Negara sedang berkembang biasanya belum sempurna karena ketidaktahuan dan
ketidakbiasaan Negara sedang berkembang dengan mekanisme seperti itu, sehingga
perekonomian didominasi oleh sektor non-uang. Pasar produk, factor produksi, modal, dan
uang tidak terorganisir dengan baik sehingga keseimbangan antara permintaan dan
penawaran agregat atas barang dan jasa tidak terjadi. Untuk menghapuskan
ketidaksempurnaan pasar tersebut, yakni agar mobilisasi dan pemanfaatan sumber-sumber
dapat lebih efisien, maka diperlukan suatu perencanaan.

Perencanaan Perspektif dan Perencanaan Tahunan


Dalam buku Jhingan Pembangunan Ekonomi ini terdapat sub bab mengenai
Perencanaan Perspektif dan Perencanaan Tahunan. Dimana perencanaan perspektif ini lebih
mengacu pada perencanaan jangka panjang (15,20 dan 25 tahun). Namun pada kenyataannya
tujuan dan sasaran yang luas tersebut harus dicapai dalam jangka waktu tertentu dengan
membagi rencana perspektif itu ke dalam beberapa rencana jangka pendek seperti empat,
lima atau enam tahun. Rencana perspektif selalu dipecah menjadi beberapa rencana jangka
pendek. Tidak hanya itu, rencana lima tahun selanjutnya dipecah menjadi rencana tahunan
sehingga masing-masing rencana tahunan sesuai dengan kerangka besar rencana lima tahun
tersebut. Tujuan pokok dari rencana perspektif adalah untuk meletakkan landasan bagi
rencana jangka pendek, sehingga masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu yang sangat panjang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan jangka pendek.
Namun ada beberapa kekuatan-kekuatan yang dampaknya dalam jangka panjang dapat
diperkirakan dengan agak pasti yang meliputi pertumbuhan penduduk, pengaruh pendidikan
yang hanya tampak dalam jangka panjang dan pertumbuhan factor teknologi umum yang
pada masa lalu digambarkan sebagai suatu langkah yang bersifat teratur. Perencanaan
perspektif memerlukan proses berkesinambungan dan mempunyai dua aspek pokok yaitu,
1. Perencanaan yang sedang berjalan diarahkan pada proyek-proyek yang dicantumkan
dalam rencana tahunan.
2. Perencanaan perspektif terutama akan menyangkut aspek ilmiah dan teknis
pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Perencanaan untuk periode tertentu adalah penting pada mulanya karena akan mendorong
masyarakat dan pemerintah bergerak pada jalur yang telah ditentukan di dalam rencana
perspektif. Adapun beberapa Kelemahan Perencanaan Perspektif adalah sebagai berikut,

1. Tidak luwes karena penyesuaian diri yang diinginkan dan diperlukan terhadap
perubahan yang tak terduga atau perbaikan atas kesalahan tidak dapat dilakukan, dan
adaptasi yang dilakukan akan cenderung terjadi mendadak di sela periode-periode
rencana.
2. Secara Psikologis, kewajiban merevisi rencana, bila tidak ada ketentuan formal untuk
itu, dapat mempunyai pengaruh yang melemahkan semangat.

Kritik Teori Perencanaan Perspektif dan Perencanaan Tahunan

Seringkali membuat perencanaan itu terkendala dengan waktu, biaya, gap rencana
dan pelaksanaan regulasi budaya serta data kondisi wilayah dan politik. Perencanaan
Perspektif (Perspective Planning) kurang efektif karena kurun waktu yang panjang tidak
mampu memproyeksi kondisi pembangunan perekonomian saat ini. Dimana keadaan
ekonomi akan terus mengalami perubahan setiap waktu. Sehingga jika hanya mengandalkan
perencanaan perspective sebagai acuan mengambil kebijakan maka sasaran-sasaran yang
hendak dicapai tidak akan bisa dicapai. Perencanaan pembangunan perspektif juga dalam
realisasinya dapat mengakibatkan pembangunan tidak merata di setiap daerah. Sehingga
perlu adanya perencanaan jangka pendek seperti perencanaan tahunan yang tidak hanya
mengacu pada perencanaan perspektif tetapi juga mengacu pada kenyataan yang terjadi di
lapangan. Indonesia merupakan Negara Berkembang sehingga untuk mencapai keberhasilan
pembangunan maka perlu adanya Perencanaan yang tepat. Indonesia memiliki beberapa
rencana pembanguanan yaitu: Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Perencanaan Keuangan

Perencanaan Keuangan adalah teknik perencanaan alokasi sumber-sumber dalam


bentuk uang sementara perencanaan fisik berkenaan dengan alokasi sumber yang dipandang
dari segi manusia, bahan dan peralatan. Keuangan merupakan kunci pokok perencanaan
ekonomi. Jika keuangan tersedia secara memadai, sasaran fisik gampang dicapai. Tetapi
apabila sumber keuangan tidak ada, jangan harap rencana dapat diselesaikan dengan baik.
Disamping itu, perencanaan keuangan penting dalam rangka menghapuskan kepincangan
antara penawaran dan permintaan dan untuk menghitung biaya dan hasil berbagai proyek.

Di dalam perencanaan keuangan, pembiayaan ditetapkan dalam bentuk uang dan


perkiraan dibuat atas dasar berbagai hipotesa yang menyangkut pertumbuhan pendapatan
nasional, konsumsi, impor dan sebagainya, untuk menutup pembiayaan. Keseimbangan harus
diciptakan antara dana keuangan yang disediakan bagi tujuan investasi dengan jumlah barang
investasi yang akan diproduksi atau diimpor. Perencanaan keuangan dengan demikian dapat
dianggap menjamin keseimbangan antara permintaan dan penawaran, menghindarkan inflasi
dan menghasilkan stabilitas ekonomi

Kritik Terhadap Perencanaan Keuangan ini dimana dalam perencanaan keuangan masih
memiliki keterbatasan yang mana pandangannya tampak berlebihan karena di Negara
terbelakang tindakan memobilisasi sumber keuangan melalui perpajakan dapat berpengaruh
buruk pada kecenderungan menabung. Selanjutnya masih banyak sector nonuang di bidang
pangan dan sedikit sekali sector uang yang terorganisasi maka terjadi ketidakseimbangan.
Keterbatasan selanjutnya ada kemungkinan penawaran dapat ditingkatkan melalui impor,
tetapi hal demikian akan kian mempersulit neraca pembayaran. Agar perencanaan keuangan
berhasil maka harus bebas dari segala kemacetan, khususnya kenaikan inflasioner pada
harga. Perencanaan keuangan tidak sesuai untuk Negara terbelakang yang berarti tidak saja
akan kehilangan pendapatan potensial tetapi juga merupakan ancaman bagi sifat
pembangunan social yang berimbang karena perencanaan ini tidak dapat menyediakan
lapangan yang memadai pada tingkat upah rata-rata dibandingkan dengan kenaikan
penduduk dan dengan demikian meningkatkan ketimpangan anatara yang memperoleh
pekerjaan dan tidak memperoleh pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai