PENDAHULUAN
1
Semua pekerjaan yang dijalani oleh setiap orang mengandung risiko
penyakit, tak terkecuali nelayan, pilot, pekerja konstruksi bangunan bawah tanah.
Barotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti pada
penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat
menyebabkan kelainan pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli
udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara
tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan
tuba eustakius gagal untuk membuka. Maka dalam hal ini diperlukan suatu sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di setiap instansi terkait untuk
mengurangi insidensi terjadinya barotrauma5,6,7,8.