Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Barotrauma merupakan salah satu dari penyakit dan kecelakaan yang


terjadi pada berbagai pekerjaan diantaranya penyelam, pekerja konstruksi
bangunan bawah tanah, pilot, dan beberapa pekerjaan yang menimbulkan
perubaan tekanan pada prosesnya. Menurut data pada tahun 2006 kasus
barotrauma (41,37%) dengan persentase kedua terbesar setelah nyeri persendian
(57,5%)1.
Barotrauma telinga tengah merupakan masalah medis yang paling sering
kita jumpai dalam dunia penerbangan. Masalah tersebut terjadi sebagai akibat
kegagalan tuba Eustachius menyamakan perbedaan tekanan yang ada2.
Barotrauma dapat terjadi misalkan pada telinga tengah dapat terjadi saat
menyelam ataupun saat terbang. Perubahan tekanan pada kedalaman 17 kaki
pertama di bawah air setara dengan perubahan tekanan pada ketinggian 18.000
kaki pertama di atas bumi. Dengan demikian, perubahan tekanan lingkungan
terjadi lebih cepat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat terbang. Hal ini
dapat menjelaskan relative tingginya insiden barotrauma pada telinga tengah saat
menyelam. Barotrauma telinga tengah dapat terjadi pada penyelaman kompresi
udara yaitu dengan menggunakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing
Apparatus) atau penyelaman dengan menahan napas. Seringkali terjadi pada
kedalaman 10-20 kaki. Sekalipun insidens relative lebih tinggi pada saat
menyelam, masih lebih banyak orang yang bepergian dengan pesawat
dibandingkan orang menyelam. Pesawat komersial telah diberi tekanan udara
namun hanya sampai 8000 kaki. Maka barotrauma masih mungkin terjadi, namun
insidensnya tidak setinggi yang diakibatkan menyelam. Hal ini disebabkan karena
pada saat menyelam, untuk mengatasi tekanan yang meningkat, harus dilakukan
usaha untuk menyeimbangkan tekanan misalnya melalui Manuver valsalva,
sedangkan pada saat naik pesawat komersial, tekanan yang menurun biasanya
dapat diseimbangkan secara pasif3,4.

1
Semua pekerjaan yang dijalani oleh setiap orang mengandung risiko
penyakit, tak terkecuali nelayan, pilot, pekerja konstruksi bangunan bawah tanah.
Barotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti pada
penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat
menyebabkan kelainan pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli
udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara
tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan
tuba eustakius gagal untuk membuka. Maka dalam hal ini diperlukan suatu sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di setiap instansi terkait untuk
mengurangi insidensi terjadinya barotrauma5,6,7,8.

Anda mungkin juga menyukai