Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
Yutricha Salsabila Fauzi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TERHADAP KEPATUHAN
MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS RAWAT
INAP PANJANG
Oleh
Yutricha Salsabila Fauzi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Rustam Fauzi, SE, M.Akt
SMPN 1 Bandar Lampung pada tahun 2012 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
diselesaikan di SMAN 9 Bandar Lampung pada tahun 2015. Pada tahun 2015,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat
yang masih bisa membawa saya sampai pada titik ini sehingga penulis dapat
RAWAT INAP PANJANG” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
1. Allah SWT yang selalu menuntun saya ke jalan yang mungkin terasa sulit
namun memberikan hasil yang teramat indah atas semuanya, sehingga
2. Prof. DR. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Selaku rektor Universitas
Lampung;
Universitas Lampung;
4. Sutarto, S.K.M., M.Epid, selaku Pembimbing Utama di Fakultas
5. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, S.K.M., M.Kes selaku Pembimbing Kedua
saran serta masukan dan nasihat saat penulisan skripsi sehingga skripsi ini
6. dr. Tri Umiana Soleha S.ked, M.Kes, selaku Pembahas dalam skripsi ini.
bimbingan, memberikan ilmu dan arahan pada setiap hal yang belum saya
ketahui;
9. Kepada Papa, Mama serta Adik - adik yang selalu memberi dukungan baik
moral maupun materi pada setiap langkah saya terimakasih Mama atas doa
pada malam hari yang menjadi pelancar segala urusan saya di dunia,
dalam perkuliahan ini. Terimaksih Adik - adik atas semangat dan motivasi
yang diberikan;
10. Para responden yang telah bersukarela menjadi responden pada penelitian
11. Kepada para sahabat terimakasih sudah selalu hadir dalam setiap langkah
12. Kepada teman satu bimbingan, Eka. Terimakasih karena sudah sering
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini berguna dan bermanfaat bagi setiap
Penulis,
Oleh
Oleh
Latar Belakang: Tuberkulosis adalah salah satu penyakit kronis dengan waktu
pengobatan selama 6 bulan atau lebih, maka diperlukan adanya efikasi diri dalam
diri pasien bahwa dengan rutin minum obat akan mencapai kesembuhan sehingga
dapat mencegah penularan penyakit. Penderita harus memiliki efikasi diri, yaitu
keyakinan individu dalam mengelola perilaku-perilaku tertentu untuk mencapai
kesembuhan. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh dokternya atau orang lain. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan minum
obat anti TB di Puskesmas Rawat Inap Panjang.
Metode: Penelitian dilakukan pada September-November 2018 dengan
menggunakan metode Cross Sectional. Terdapat 78 responden di Puskesmas
Rawat Inap Panjang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung. Kuesioner yang
digunakan adalah Kuisioner Efikasi Diri untuk menilai tingkat efikasi diri dan
Morinsky Medication Adherence Scales untuk menilai kepatuhan minum obat
responden.
Hasil : Melalui analisis Chi-Square diperoleh nilai p=0,000 terhadap efikasi diri
dengan kepatuhan minum obat pasien TB di Puskesmas Rawat Inap Panjang
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan
kepatuhan minum obat terhadap pasien TB di Puskesmas Rawat Inap Panjang
Kata Kunci: Efikasi Diri, Kepatuhan Minum Obat, Obat Anti Tuberkulosis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.4.1 Bagi Petugas Kesehatan ...................................................................... 5
1.4.2 Bagi Peneliti ........................................................................................ 5
1.4.3 Bagi Masyarakat .................................................................................. 5
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
terutama paru – paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak
lainnya secara sosial, yaitu akan diasingkan dan dikucilkan oleh masyarakat
2014).
2
berada di posisi ke-3 setelah India dan China, yaitu sebanyak 360.565 kasus.
minimal 4 obat/hari pada tahap awal pengobatan atau fase intensif dan 2
Penderita TB yang tidak menjalani pengobatan atau tidak rutin minum obat
terjadi penularan kepada orang lain. Tingkat kepatuhan obat yang rendah
Penderita harus memiliki efikasi diri, yaitu kepercayaan terhadap diri sendiri
yang tinggi untuk bisa menerapkan kepatuhan minum obat sehingga tercapai
kesembuhan. Peran Pengawas Minum Obat (PMO) saja tidak cukup apabila
yang diderita. Oleh karena itu, efikasi diri yang rendah pada penderita akan
3
Efikasi diri biasa digunakan sebagai tolak ukur terhadap penyakit yang
penyakit kronis dengan waktu pengobatan yang lama yaitu selama 6 bulan
atau lebih sehingga dibutuhkan adanya pengendalian diri baik dari dalam
maupun dari luar pasien itu sendiri. Sehingga salah satunya diperlukan
adanya efikasi diri atau keyakinan dari dalam diri pasien bahwa dengan rutin
penyakit TB.
penelitian yang dimuat dalam South African Family Practice pada penderita
HIV oleh Adefolalu dkk pada tahun 2013 kedua penelitian tersebut
tahun 2017 berjumlah 200 kasus. Sejak bulan Januari sampai dengan bulan
4
Juli tahun 2018 prevalensi penderita TB Paru sebanyak 122 kasus. Adapun
mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara efikasi diri dan kepatuhan
penelitian ini apakah terdapat hubungan antara efikasi diri dan kepatuhan
efikasi diri dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis (OAT) pada
Inap Panjang.
tuberkulosis (OAT).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 µm
a. Pasien dengan Basil Tahan Asam (BTA) positif melalui percik renik
c. Pada waktu batuk atau bersin, pasien dapat menghasilkan sekitar 3000
2.1.4 Patogenesis
a. Tuberkulosis Primer
sebagai berikut :
ad integrum)
8
dimulai dengan sarang dini. Sarang dini ini awalnya hanya suatu
meninggalkan cacat.
2.1.5 Klasifikasi
yaitu :
pengobatan yaitu :
- Kasus baru adalah pasien yang belum pernah mendapat Obat Anti
pengobatan.
- Kasus setelah putus obat adalah pasien yang pernah menelan OAT
2.1.7 Pengobatan
dengan maksud :
2. Tahap Lanjut
rifampisin (R), pyrazinamid (Z), ethambutol (E) yang tiap hari dan 4
untuk pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah
RI, 2016).
2.3.1 Pengertian
Hal tersebut dapat disebabkan akibat pengaturan diri pasien yang tidak
terkait satu sama lain. Lima dimensi tersebut yaitu faktor pasien, faktor
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Lestari dan Chairil pada tahun
2. Dukungan Keluarga
yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
biasanya adalah orang yang dekat dengan pasien dan lebih baik
apabila tinggal satu rumah bersama dengan pasien. Tugas dari seorang
obat secara rutin hingga masa pengobatan selesai, selain itu PMO juga
minum obat karena pasien sering lupa minum obat pada tahap awal
resiko yang terjadi apabila pasien tidak minum obat secara teratur dan
tertawa atau menyanyi akan melepaskan droplet yang jika dihirup oleh
1. Socioeconomic-related Factors
3. Condition-related Factors
4. Treatment-related Factors
5. Patient-related Factors
Saat ini tidak ada ukuran standar atau gold standard dalam kepatuhan
cairan tubuh lainnya. Namun metode seperti itu jarang dilakukan karena
berbiaya tinggi dan dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti interaksi
obat dan waktu paruh obat. Metode tidak langsung dapat dilakukan
dengan cara laporan diri, dan dokumen farmasi (Cuevas dan Penate,
2014).
2.4.1 Pengertian
atau mencapi tujuan tertentu. Efikasi diri merupakan salah satu faktor
untuk mencapai tujuan. Efikasi diri juga berkaitan dengan keyakinan inti
efikasi diri adalah penilaian tentang apa yang dipikirkan seseorang yang
dapat dia lakukan, bukan apa yang dia miliki. Efikasi diri akan
di capai. Hal ini akan menentukan sikap dan perilaku atau tindakan yang
jauh usaha yang akan di tempuh dan seberapa kuat individu dapat
18
2005).
memiliki tekad yang kuat maka individu tersebut akan tetap berusaha
kinerja yang di hasilkan jauh lebih baik dari apa yang diharapkan
memiliki rasa percaya terhadap hal yang akan mereka lakukan, maka
tersebut.
3. Banyaknya Usaha
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliyani dan Astuti efikasi
1. Pendidikan
menerima informasi.
2. Pekerjaan
3. Pendapatan
4. Tingkat Pengobatan
Pasien TB yang berada dalam fase pengobatan intensif tiga kali lebih
2017).
22
kesulitan yang ada. Individu dengan rasa efikasi diri yang kuat akan
(Bandura, 1994)
yang baik akan fokus pada peluang – peluang yang ada dalam hidup
Tuberkulosis
Health System-
related Factors
Kepatuhan Minum
Efikasi Diri Condition related
Obat Factors
Pengawas Minum
Obat
Kesembuhan
Keterangan
: Variabel yang diteliti
Peneliti akan mengkaji hubungan variable bebas yaitu efikasi diri dengan
variable terikat yaitu kepatuhan minum obat anti tuberculosis (OAT) pada
penderita TB paru.
2.6 Hipotesis
hipotesis dua arah. Hipotesis ini terdiri dari hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan minum obat
Ha : Ada hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan minum obat anti
Lokasi ini dipilih peneliti karena memiliki jumlah penderita Tb Paru yang
maksimal.
26
sebanyak 81 orang.
N
n=
N (e2) + 1
N : Ukuran populasi
Sehingga rentang sampel yang dapat di ambil dari teknik Slovin adalah
berikut :
81
n=
81 (0,052) + 1
81
n=
0,2025 + 1
81
n=
1,2025
n= 67,35
penelitian
Terdapat dua buah kuesioner yang menyatakan efikasi diri dan kepatuhan
minum obat :
atau Generality.
Baik jika total nilai jawaban ≥ 75 % (nilai total ≥ 56) dan efikasi diri
Kurang Baik jika total nilai jawaban <75% (nilai total <56). Batasan
Uji validitas dan uji reliabilitas telah dilakukan pada kuisioner ini oleh
total lebih besar dari r tabel (0,444) maka dinyatakan valid. Hasil uji
gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Realibilitas suatu
dari 0,70 maka dinyatakan baik. Hasil uji reliabilitas pada kuisioner
Uji validitas dan uji reliabilitas telah dilakukan pada kuisioner ini
gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Realibilitas suatu
dari 0,70 maka dinyatakan baik. Hasil uji reliabilitas pada kuisioner
31
sebelumnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa satu variabel independen
dan satu variabel dependet. Variabel independen berupa kepatuhan minum obat
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan dimasukan
program komputer.
kemudian dicetak.
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bifariat
dan kolom. Bila p-value >0,05 maka, hasil perhitungan statistik tidak
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
responden (74,4%).
Paru di Puskesmas Rawat Inap Panjang dengan nilai p-value sebesar 0,00
< 0,05 .
5.2 Saran
mudah.
60
2. Petugas kesehatan dan keluarga pasien harus dapat mencegah pasien yang
masa pengobatan.
obat dan melibatkan responden anak – anak agar hasil yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Amin Z, Bahar A. 2009. Ilmu penyakit dalam jilid II edisi V. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Alie Y, Rodiyah. 2013. Pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada
pasien tuberkulosis di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal
Mrtabolime. 2(3):15-21.
Dahlan SM. 2013. Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta: Salemba
Medika.
Handuto, AF. 2016. Efikasi diri pasien TB paru di wilayah kecamatan Semarang
Utara Kota Semarang [skripsi]. Semarang: Univeritas Diponegoro.
Novitasari R. 2017. Hubungan efikasi diri dengan kepatuhan minum obat pada
pasien TB paru di Puskesmas Petrang Kabupaten Jember [skripsi]. Program
Studi Ilmu Keperwatan Fakultas Jember.
Sedjati F. 2015. Hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan
kebermaknaan hidup pada penderita tuberkulosis paru di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Yogyakarta. EMPHATY Jurnal Fakultas
Psikologi. 2(1):80-84.
Sugiono. 2010. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
Tan X, Patel I, Chang J. 2014. Review of the four item morisky medication
adherence scale (MMAS-4) and eight item morisky medication adherence
scale (MMAS-8). Innov Pharm. 5(165):1-8.
Van der Bijl JJ. 2001. Self efficacy theory and measurement. Sch Ing Nurs Pract.
15(3):189-207.
Yuliyani, Nursasi AY. 2017. Characteristics treatment stages and self efficacy in
pulmonary TB clients. Universitas Indonesia Conferences: The 6th Biennial
International Nursing Conference.
Zlatanovic L. 2015. Self – efficacy and health behaviour : some implications for
medical anthropology. Journal of the Anthropology Society of Serbia Nis.
51:17-25.