Meita Satyawati
Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
E-mail: meita_satya@yahoo.co.id
Abstrak
Tingkilan merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional di Tenggarong, Kalimantan
Timur. Seiring dengan perkembangannya, Tingkilan menjadi dua jenis yaitu tradisional dan
modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keberlangsungan dan fungsi seni pertunjukan
Tingkilan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnomusikologi, dan
dibantu dengan ilmu antropologi musik dan sejarah. Data penelitian dianalisis secara tekstual dan
kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perubahan yang terjadi dalam musik Tingkilan
dapat dilihat pada bentuk penyajiannya dari bentuk sederhana menjadi lebih variatif. Dalam
masyarakat musik Tingkilan memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai hiburan, pemelihara
solidaritas serta sebagai iringan tari. Campur tangan pemerintah daerah serta peran masyarakat
membuat musik Tingkilan dapat bertahan sampai sekarang.
Abstract
120
Tingkilan: Ekspresi Masyarakat Kutai di Tenggarong, ... (Meita Setyawati) 121
dengan menggunakan ciri-ciri seni wisata yang nasehat. Pada mulanya musik Tingkilan
dikemukakan oleh R.M. Soedarsono, yang dimainkan untuk mengisi suasana sepi. Baru
disebutkan memiliki ciri-ciri: (1) tiruan dari kemudian menjadi tontonan yang kadang kala
aslinya; (2) singkat dan padat; (3) penuh variasi; dipertunjukkan untuk mendapat hiburan dalam
(4) ditanggalkan nilai-nilai sakral, magis, serta segala kesumpekan yang terjadi pada para
simbolnya; (5) murah harganya/terjangkau individu dan masyarakat.
kantong wisatawan (Soedarsono, 1999:3). Bagi masyarakat Kutai musik Tingkilan
merupakan penggambaran hidup mereka dan
METODE merupakan kesenian yang harus dilestarikan.
Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian Dalam setiap kesempatan mereka memainkan
kualitatif dengan mengunakan metode penulisan musik Tingkilan sebagai hiburan. Lagu yang
secara deskriftif analitis dan menggunakan biasa dibawakan berupa pantun yang biasanya
pendekatan etnomusikologi. Oleh karena secara spontan atau berdasarkan kondisi dan
itu untuk mewujudkan obyek yang dipilih sifat acara tersebut. Musik ini pun masih ada
ke dalam bentuk tulisan deksriftif analisis. sampai sekarang dan masih sering dimainkan
Lokasi penelitian yaitu di kota Tenggarong disetiap ada kesempatan. Bagi masyarakat
kutai Kertanegara. Informan yang dipilih Kutai musik Tingkilan begitu dikagumi oleh
dalam penelitian ini adalah tokoh seniman di masyarakat hingga ketika ada pentas musik
tenggarong, pemusik, penari, pegawai dinas Tingkilan, orang-orang tua akan datang untuk
pariwisata dan masyarakat tenggarong. menontonnya. Disitulah pentas musik Tingkilan
Metode pengumpulan data yang digunakan kemudian menjadi sebuah media komunikasi
dalam penelitian ini bermacam-macam masyarakat yang bisa mempertemukan antara
bentuknya, mulai dari pengumpulan materi personal dengan personal lainnya. Masyarakat
yang berwujud tulisan tentang Tingkilan, bahasa tentu saja bisa menjadikan manusia yang
atau kata-kata dan tidakan merupakan sumber berintegrasi dengan manusia yang lain, sehingga
data yang utama yang bersifat pengamatan bisa terhindar dari konflik sosial yang tidak
dan wawancara. Sumber data ini dapat dicatat diinginkan.
melalui catatan tulisan, pengambilan foto, Musik Tingkilan dalam fungsi sosial
pengambilan video, dan pengambilan audio misalnya, daya tarik seni tradisi terletak pada
pada saat latihan dan pementasan. Dan beberapa kemampuannya sebagai pembangun dan
sumber data kualitatif yang digunakan yaitu: pemelihara solidaritas kelompok. Dari berbagai
penelitian lapangan, wawancara, studi pustaka pertunjukannya, masyarakat dapat memahami
dan dokumentasi. kembali nilai-nilai dan pola perilaku yang
berlaku dalam lingkungan sosialnya. Dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN kiprahnya, musik Tingkilan pun memiliki peran
Tingkilan menurut masyarakat pemiliknya tersebut. Hal itu terlihat dalam setiap penyajian
memiliki beberapa pengertian salah satunya lagu-lagu yang dibawakan, selalu menggunakan
adalah Tingkilan berasal dari kata Tingkil yang kata-kata sindiran atau kritik atas fenomena
berarti saling meningkah atau bersahut-sahutan. yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Musik Tingkilan biasanya dapat dibawakan Musik Tingkilan juga berfungsi sebagai iringan
sendiri maupun berkelompok. (wawancara tari, suatu pertunjukan tari tanpa musik maka
Muhammad Arifin, Tenggarong pada tanggal 30 pertunjukan tidak akan berjalan. musik tingkilan
Maret 2014). Dan ada pula yang menyebutkan sebagai iringan tari jepen berperan sebagai
bahwa Tingkilan berasal dari dua kata Tingkil pengiring gerak tari yang ditampilkan. Saat ini
yang berarti sindir. Penggunaan akhiran bentuk pertunjukan musik Tingkilan mengalami
–an berarti sindiran. Musik Tingkilan yang sebuah perkembangan. Perkembangan tersebut
dibawakan sendiri biasanya hanya membawakan pada perubahan bentuk pertunjukannya:
cerita tentang legenda, keindahan alam, dan
Tingkilan: Ekspresi Masyarakat Kutai di Tenggarong, ... (Meita Setyawati) 123
pergaulan masyarakat remaja Kalimantan Timur, pertunjukan itu dapat dilihat oleh siapa saja,
tetapi dinikmati sebagai wahana atau sajian seni dalam arti pertunjukan kesenian Tingkilan
yang mengandung nilai estetis tinggi. sebagai hiburan dapat dijangkau oleh kocek
semua orang, sehingga nantinya kesenian ini
Variatif tidak saja dapat dinikmati sebagai hiburan
Penyajian musik Tingkilan tidak seperti dulu seni wisata oleh wisatawan, tetapi juga oleh
lagi yang bersifat monoton, sekarang dalam masyarakat pendukungnya sendiri.
penyajiannya sudah ditambahkan dengan alat
musik Barat dan jenis lagu yang kaan sudah KESIMPULAN
bernuansa pop, dangdut, dan keoncong. Akan Bagi masyarakat Kutai musik Tingkilan
tetapi tetap kemasan ini tidak meninggalkan merupakan penggambaran hidup mereka dan
tradisi aslinya, yaitu dengan memainkan merupakan kesenian yang harus dilestarikan.
pantun-pantun yang sudah diaransemen menjadi Dalam setiap kesempatan mereka memainkan
sebuah lagu. Disamping itu bentuknya yang musik Tingkilan sebagai hiburan. Lagu yang
variatif dapat dilihat dari bentuk garap lagu biasa dibawakan berupa pantun yang biasanya
yang ditampilkan. Bentuk musik yang baru secara spontan atau berdasarkan kondisi dan sifat
lebih bernuansa modern dengan menonjolkan acara tersebut. Musik ini pun masih ada sampai
efektifitas pengembangan permainan instrument sekarang dan masih sering dimainkan disetiap
secara tunggal seperti gambus, meskipun ada kesempatan. Fungsi Tingkilan dalam
permainan instrument lain turut diperhatikan masyarakat sebagai hiburan , media komunikasi
dalam pembentukan harmoni yang ditampilkan. masyarakat yang bisa mempertemukan antara
Bersama bentuknya yang baru musik ini lebih personal dengan personal lainnya., kepuasan
terlihat kretif dan hidup. estetis, fungsi sosial dan sebagai iringan tari
Saat ini bentuk pertunjukan musik
Unsur Ritual Sudah Hilang Tingkilan mengalami sebuah perkembangan.
Musik Tingkilan ini pada awalnya hanya Perkembangan tersebut pada perubahan bentuk
sebagai musik hiburan, sehingga walau pertunjukannya. Perubahan bentuk pertunjukan
dapat pengembangan musik tersebut hanya terjadi dalam musik Tingkilan. Dalam penyajian
dipertunjukan untuk tujuan menghibur karena musik Tingkilan tradisional saling berinteraksi
dari awal musik Tingkilan produk lama dan dengan Dalam penyajian musik Tingkilan
baru bersifat hiburan semata. Berbeda dengan modern sudah tidak lagi mengenal berbalas
kesenian yang dimiliki suku pedalaman yang pantun yang ada hanya menampilkan sebuah
masih mengandung unsur ritual masih sangat pertujukan untuk penonton. Bentuknya sudah
kuat dan kental. berubah, dengan penambahan alat, seperti
cello, bass, cak cuk. Rebana tidak digunakan
Murah Harganya lagi digantikan dengan alat musik yang lebih
Pengemasan musik sebagai seni wisata modern untuk mengisi warna suara. Variasi
tidak hanya memperhitungkan perkembangan musik menjadi salah satu daya tarik musik
dari dalam, melainkan juga perkembangan dari Tingkilan modern. Genre musik yang dibawakan
luar, seperti perhitungan dana penggarapan bertambah lagu khas Kutai tapi juga dangdut,
dan dana pementasan bagi setiap penonton. barat, pop tetapi dengan gaya khas Tingkilan.
Perhitungan dana penggarapan akan dipermurah, Upaya pemeliharaan musik tradisi yang
karena tidak menggunakan waktu yang terlalu merupakan warisan leluhur dari nenek moyang
lama. Kemasan kesenian Tingkilan produk merupakan kewajiban generasi penerus yang
lama memerlukan banyak orang, sehingga perlu mendapat prioritas. Jika tidak, maka pada
memerlukan pembiayaan yang mahal. Sedangkan suatu saat akan punah. Dalam mengupayakan
penekanan pembiayaan tiket pertunjukan untuk pemeliharaan tersebut selain peran masyarakat
penonton, memang perlu sekali dilakukan agar pemilik, peran pemerintah juga dibutuhkan.
Tingkilan: Ekspresi Masyarakat Kutai di Tenggarong, ... (Meita Setyawati) 125
Peran pemerintah kota Tenggarong dalam Idris, Zaelani. 1976. Kumpulan Naskah Kesenian
melestarikan budaya yang ada sangat besar. Tradisional Kalimantan Timur. Samarinda:
Salah satu program dinas pariwisata adalah Taman Budaya Propinsi Kaltim.
memperkenalkan musik Tingkilan kepada Merriam, Alan P. 1964. The Anthropolgy of
masyarakat luas di hotel-hotel sebagai musik Music. Chicago: Nort Westren University
penyambut selamat datang. Dinas pariwisata Press.
membuat jadwal untuk grup-grup yang ada di Prier, Karl Edmund. 2004. Ilmu Bentuk Analisis.
Tenggarong.Setiap minggu grup yang tampil Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
berbeda-beda, setiap kesempatan mereka Rosyadi, Imron M. 2001. Sekilas Adat Budaya
bermain pagi dan sore hari secara bergantian. Kalimantan Timur. Samarinda: Humas
Mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengirim Pemprov Kaltim.
kontingen seni kebeberapa even-even nasional Rosyadi, Imron M. 2002. Seni Pertunjukan
maupun internasional untuk dapat lebih Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta:
mengenalkan musik Tingkilan.ini merupakan Gajah Mada University Press.
salah satu dari cara dinas Pariwisata Tenggarong Soedarsono, R. M. 1999. Seni Pertunjukan
untuk memajukan budaya dan pariwisata. Indonesia dan Pariwisata. Bandung: MSPI
dan Arti.
DAFTAR PUSTAKA Soedarsono, R. M. 2002. Seni Pertunjukan
Aini, Mohd dkk. 1979. Naskah Seni Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta:
dan Latar Belakang Sejarahnya daerah Gajah Mada University Press.
Kabupaten Kutai. Samarinda: Departemen Syahbandi dkk. 1992. Dampak Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan. Pariwisata terhadap Kehidupan Budaya
Asrani. 1993. Tingkilan Musik Tradisional daerah di Kalimantan Timur. Samarinda:
Kaltim. Samarinda: Taman Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kalimanatan Timur. Kaltim.
Azmidi. 2010. “Erau” Tradisi dan Ritual
Kesultanan Kutai Kertanegara. Tenggarong:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Idris, Zaelani. 1999. Obyek Perkembangan
Kesenian Tradisional di Kalimantan
Timur. Tenggarong: Humas Setwilda Tk.
II Kutai.