Abstrak
Tingkilian merupakan salah satu musik tradisional masyarakat Kutai yang sejak lama berkontribusi
pada keragaman kesenian di Kalimantan Timur. Dalam perkembangannya, praktik hibridisasi sering
terjadi sehingga memunculkan varian baru, seperti congkil (keroncong tingkilan), tingkilan jazz,
tingkilan dangdut dsb. Namun, hibridisasi selalu dipaksakan pada budaya di mana praktiknya banyak
didikte oleh pasar, dengan membuang elemen “tradisional”, dan menggantinya dengan yang baru,
“global”. Tulisan ini mengeksplorasi bagaimana agenda pemerintah, strategi seniman dan pendidik
musik dalam mempertahankan keberlanjutan musik tingkilan. Terlepas dari kebutuhan masyarakat
untuk modernisasi dan minimnya dukungan pemerintah, dapat dikatakan musik tingkilan tetap hidup
karena relevansinya yang luar biasa dengan seniman dan grup / sanggar.
Kata kunci: Tingkilan, berkelanjutan, musik, tradisi
Abstract
Tingkilian is one of the traditional musics of Kutai society that has long contributed to the art diversity
in East Kalimantan. In its development, hybridisation practices often occur, giving rise to new
variants, such as congkil (keroncong tingkilan), tingkilan jazz, tingkilan dangdut etc. However,
hybridisation has always been imposed on cultures where its practices are much dictated by the
tourism industry, by removing the "traditional" elements, and replacing them with new, the "global"
ones. This paper explores how the government agenda, artist strategy and music educator in
maintaining the sustainability of music. Regardless of the community's need for modernization and the
lack of government support, it can be said that tingkilan remains alive due to its remarkable relevance
to the artist and group / sanggar.
Keywords:Tingkilan, sustainability ,music, tradition
201
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
202
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
(bagaimana dan melalui apa musik gambus dan dua ketipung (gendang);
dibuat dan didistribusikan). teknik bernyani falsetto. (cempreng);
struktur musik tanpa chorus (repetisi
Metode terus menerus); pantun yang
Penelitian ini mengeksplorasi dinyanyikan; dan adanya interaksi
pengalaman dan pandangan seniman, dengan penonton.
pendidik dan pemerintah yang terlibat
dalam upaya pelestarian musik Tabel 1. Perbandingan Musik
tingkilan. Pengumpulan data Tingkilan Tradisional dan Modern
dilaksanakan selama sebelas bulan dari Aspek yang Musik Musik
September 2017 - juli 2018. Data dibandingkan Tingkilan Tingkilan
Tradisional Modern
dikumpulkan dengan cara wawancara
Bentuk Berbalas Tidak ada
semi-terstrukur, dan observasi dengan Penyajian pantun, dan berbalas
cara melibatkan diri secara langsung menggunakan pantun,
dalam praktik musik maupun Bahasa Kutai. syair
mendatangi festival di kota Isi pantun menyatu
diutamakan dengan
Tenggarong. Wawancara berlangsung
dan musik lagu. Musik
kurang lebih selama 20 – 60 menit sebagai lebih
kepada 8 informan yang meliputi pengiring. diutamakan
seniman, pendidik, dan pemerintah. Karakter Cempreng Tebal,
Analisis tematik secara induktif Vokal (tipis), banyak sedikit
(Boyatzis, 1998) digunakan untuk ornamen. ornament
Alat Musik Gambus dan Gambus,
disesuaikan dengan tema seperti yang dua ketipung. cello, bass,
dipaparkan dalam teori. Sebagian ada ukulele,
yang keyboard
Isu Kepunahan dan Keberlanjutan menyebut
“Keberlanjutan musik” merujuk gendang
(babon).
kepada upaya dan program yang Durasi Tidak ada Durasi
dijalankan oleh seniman, pejabat batas, sebuah
pemerintah untuk mempertahankan berhenti lagu, 3 – 5
bentuk tradisonal dan kehidupan para sesuai menit
seniman di kota Tenggarong, kebutuhan.
Penonton Berinteraksi Hanya
Kalimantan Timur. Banyak pejabat dengan sebagai
dan intelektual mempertanyakan musik. penonton
apakah ada identitas orang Kutai yang Menyoraki
unik dalam kesenian tingkilan. Salah peningkil
satu intelektual berpengaruh Ibu Aji yang tidak
kehabisan ide
Qamara Hakim menyebutkan bahwa untuk
tingkilan adalah “sebagai penyalur membalas
aspirasi di masyarakat Kutai”. Bentuk pantun
tingkilan awal sebenarnya masih dapat Busana dan Pakaian Baju taqwo
diidentifikasi dengan baik: instrumen Rias melayu, laki- untuk
laki perempuan,
musik yang hanya menggunakan
203
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
204
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
tidak. Dari banyak pelaku dan pemain tidak sampai kepada mereka adalah
tingkilan yang berinteraksi dengan menciptakan dan melagukan pantun.
penulis dan pengamatan di lapangan “kalau dulu hiburan kurang ada,
selama setahun mengungkapkan yang ada cuma tingkilan, orang
bahwa praktik pengunaan teknologi bahari (tua) yang di tanah hulu
baru (internet, midi, sequencer dsb) (kampung) sering begamus
telah meningkatkan kekayaan lanskap (gambus) sambil bepantun,
musik ini untuk melakukan pertukaran pantunya pun diciptakan secara
budaya, penciptaan dan distribusi. spontan, bila melihat tanah jadi
Namun di sisi lain, Grant (2014: 22- pantun, lihat burung jadi pantun,
23) menyatakan bahwa kebangkitan lihat perempuan jadi pantun, lihat
yang tidak terduga-duga menyulitkan malam jadi pantun”.
upaya untuk melacak garis / lintasan (komunikasi personal dengan Ibu
sejarah suatu genre musik. Dalam Juwita, 29/05/2018)
istilah Seeger (2013), kita sedang
menghadapi resiko identitas budaya
yang samar (cultural grey-out).
Mayoritas pendidik dan pelaku seni
yang saya jumpai sangat prihatin
dengan tingkat perubahan yang
semakin jauh, terutama persoalan
mendapatkan penghasilan dari bermain
tingkilan.
205
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Mulawarman) dan ISBI (Institut Seni terpola, dan tanggapan seniman dan
Budaya Indonesia), bersama dengan komunitas untuk berubah tidak
kekuatan globalisasi, telah membawa seragam. Ada seniman tingkilan yang
proses transmisi ke domain yang baru, terus menampilkan versi-versi
seperti halnya memainkan lagu melalui tradisional, baik saat diundang di acara
notasi balok atau angka. Bagi sebagian pernikahan, sunatan, maupun festival
pelaku tradisi hal ini cukup atau acara di Keraton. Banyak juga
menggembirakan, dan menganggap diantaranya mencari nafkah tidak
sebagai suplemen untuk proses sepenuhnya dari bermain tingkilan,
pembelajaran informal. umumnya memiliki penghasilan di
Permintaan untuk seniman tempat lain atau tidak ada pekerjaan
tingkilan terampil di acara-acara lain sama sekali (misalnya, ibu rumah
Kesultanan dan festival lokal, nasional tangga). Kemudian ada seniman urban
maupun internasional setelah yang mendedikasikan hidup mereka
pertengahan abad ke-20 memicu untuk belajar musik tingkilan, dan
kebutuhan akan pendidikan musik mendapatkan penghasilan yang
tingkilan non formal dan formal. dianggap cukup dari bermain
Namun, untuk bersaing di tingkat tingkilan. Teman ngobrol penulis,
professional, seniman didorong untuk seorang yang belum lama menekuni
mengetahui teori musik, teknik praktik tingkilan menjelaskan bahwa ia
mengaransemen lagu, menyanyikan sudah tiga kali menjadi penata musik
repertoar yang luas dengan teknik untuk pembukaan festival
vokal yang akurat secara musikal dan Internasional (EIFAF) di kota
memiliki keterempilan berkualitas Tenggarong. Pihak penyelenggara
tinggi pada instrumen gambus dan (Pemerintah) memilihnya sebagai
gendang. penata musik karena melihat dan
Pemandangan yang berubah dari mendengar karya yang dipublikasikan
transmisi musik tingkilan telah di media Youtube. Lebih lanjut, ia
menawarkan kesempatan bagi pelajar menegaskan adanya represi ideologis
baru yang ingin menekuni tingkilan. jika bekerja sama dengan Pemerintah,
Dalam banyak kasus, seorang dapat yang banyak mendikte bentuk musik
belajar untuk mempertunjukan yang harus ia buat. Dengan demikian,
tingkilan di luar wilayah asalnya, mempelajari tingkilan lebih dari
umumnya di dominasi oleh generasi sekedar meningkatkan keterampilan
muda. Di pihak lain, variasi bentuk teknis, tapi juga mengetahui hal lain,
tradisional terancam keberadaannya terutama aspek sosial di seputar
karena jarang dilibatkan dalam acara kesenian ini.
berskala Internasional.
206
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
207
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Industri Media
Penggunaan internet merupakan
salah satu cara yang semakin penting Gambar 3. Penyerahan CD tingkilan Grup
untuk mempromosikan bisnis: Irama Bahari kepada staff Pemerintah.
beberapa grup atau sanggar aktif di Sumber:humas.kutaikartanegarakab.go.id
media sosial, kadang memiliki situs
Pada saat ini, tingkilan telah
pribadi. Jika mengetik ‘tingkilan’ di
dimuat dalam koran lokal dan majalah
YouTube juga akan ditemukan
budaya lokal. Televisi lokal juga
sejumlah video, beberapa dengan teks
menampilkan pertunjukan dengan
(subtitle) di mana pemirsa dapat
seniman tingkilan, meski belum secara
membaca pantun / syair lagu saat
teratur. Dalam waktu dekat, komunitas
sedang diputar. Selain itu, banyak
pemuda juga berencana menghadirkan
artikel berbasis internet menyoroti
film dokumenter tentang tingkilan.
tingkilan sebagai bagian penting dari
Namun, artikel atau program televisi
warisan budaya Kutai. Terutama, iklan
yang ada saat ini belum menunjukan
yang ditujukan untuk pariwisata
realitas ‘pahit’ bagi kelompok dan
domestik dan internasional.
pemain tradisional, lebih sering
Komputer dan kamera digital telah
diarahkan guna kepentingan komersil
meningkatkan kemungkinan pemain
dan memberikan pandangan yang
tingkilan utuk membuat rekaman audio
208
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
209
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
210