Anda di halaman 1dari 5

APRESIASI SENI

DAMPAK MASS - CULTURE TERHADAP MUSIK KITA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi yang diampu oleh :
Dr. Sri Rustiyanti, M.Sn
Dr.Nia Dewi Maya kania, M.Hum
Iip Sarip, M.Sn

Oleh :
Devi Sari A (193233061)

S1 ANTROPOLOGI BUDAYA
FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA
BANDUNG
2020
Judul Jurnal : Dampak Mass-Culture Terhadap Musik Kita

Penulis : Cecep Kusnaedi

Tanggal Terbit : Vol. 1 Juli-Desember 2014

Dipublikasi di : Jurnal Paraguna, Jurnal Ilmiah, Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian


Tentang Seni Karawitan yang dikelola oleh Program Studi Seni Karawitan ISBI Bandung

Resume & Elaborasi

Budaya massa adalah produk kebudayaan yang terus menerus direproduksi sekaligus
dikonsumsi secara massal, sehingga industri yang tercipta dari budaya massa ini berorientasi
pada penciptaan keuntungan sebesar-besarnya. Budaya massa ini adalah sebagai akibat dari
kritik atas budaya tradisional, dimana budaya tradisional ini muncul dan berasal dari masyarakat
itu sendiri dan tidak terikat atau tergantung pada media massa. Budaya tradisional itu sendiri
terbangun dari proses adaptasi dari interaksi kelas elit masyarakat dalam hal estetika, sangat
mengagungkan kesusatraan dan tradisi keilmuan. Sedangkan pada budaya massa, sebagai kritik
atas budaya tradisional, merujuk kepada proses pluralisme dan demokrasi yang kental, berusaha
untuk menghilangkan kelas-kelas yang mendasarkan dirinya pada budaya modal, borjuasi dan
elitisme, dengan mengedepankan kebersamaan dan egalitarianisme.

Budaya massa adalah budaya popular yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial
produk massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak konsumen massa.
Dan budaya massa ini bisa mempengaruhi kedalam berbagai bentuk aspek kehidupan salah
satunya kedalam musik. Musik merupakan salah satu unsur kebudayaan yang selalu memberikan
warna pada roda kehidupan sehari – hari, sebagai salah satu unsur budyaa, kehadiran musik telah
memberi kontribusi yang tidak sedikit bagi kehidupan dan perkembangan kebudayaan.
Ketidakpedulian mengenai eksistensinya, telah menyebabkan kehidupan music semakin jauh
darin konteks yang sesungguhnya. Oleh karenanya tidak mengherankan jika ‘ wajah musik kita
saat ini lebih menampakkan sosoknya sebagai musik produk budaya massa. Eksistensi music
saat ini memang menggejala di masyarakat luas, ketiadaan kritikus musik telah mempeparah

ii
kondisi tersebut, karena para seniman menghadapi suatu dilematika yang tidak pernah
terpecahkan. Jikan komponis kukuh pada nilai – nilai musical yang ensial, dapat dipastikan karya
seninya tidak akan laku di masyarakat.

Pandangan – pandangan tersebut merupakan prediksi – prediksi yang cenderung


merupakan pendapat yang pada dasarnya berlandaskan pada fakata empiris sebuah fenomena
budaya. Menurunya eksistensi seni karawitan, kiranya perlu ditelusuri memalui berbagai gejala
terjadi. Salah satu upaya meninggkatkan daya tarik karawitan adalah dengan meninggkatkan
nilai – nilai yang ada didalam tubuh karawitan itu sendiri.

Fenomena globalisasi yang tengah mengejala di dunia music ini nampaknya mendapat
sorotan dan perhatian dari beragam tokoh musik di dalam maupun luar negri. Pengaruh budaya
asing telah memperparah kondisi kehidupan musik kita, ini merupakan dampak dari adanya
akulturasi kebudayaan. Masyarakat sebagai korban akulturasi di dalam kehidupanya akan
mengalami disorientasi nilai, dalam arti mereka telah tercabut dari akar yang menghubungkan
dengan tata nilai etnik atau suku, dan karena sesuatu hal dan lainnya mereka tidak dapat
membina tata nilai baru unutu menghadapi zaman.

figure kitsch juga terlihat dari adanya lagu – lagu yang laku keras di pasaran. jika dilihat
mekanisme penciptaan kitsch, tampak perbedaanya dengan mekanisme penciptaan kesenian
etnik. Kitsch diciptakan oleh tukang atas pesanan industry, itu sebabnya penciptaan dapat
dikatakan sebagai bagian besar terhadap dinamisasi budaya. Tak ayal lagi jika kondisi seperti ini
di biarkan terus menerus ungkapan “ seni untuk memanusiakan manusia “ akan hilang ditelan
massa.

Dalam segi penyajinya, kerapkali kita disuguhi dengan sajian lagu yang dibarengi
dengan gerakan – gerakan yang mencuatkan seksualitas seperti gaya – gaya yang seronok,
sensual, erotis, bahkan sangat vulgar.

Dewasa ini pengaruh budaya massa terhadap musik kita telah membawa dampak besar
dalam segi kualitasnya, atau bisa dibilang dalam keadaan “ Semu Menggembirakan “, dan ini
benar-benar merupakan sebuah realitas yang tak terhindarkan adanya, karena secara kuantitas ia
berkembang, namun secara kualitas kehadirannya diasingkan.

ii
Elaborasi

Musik memiliki dampak yang besar kepada manusia dalam kehidupan setiap harinya
,dalam era globalisasi ini perkembangan musik bisa dibilang berkembang secara pesat dan telah
banyak mengalami perubahan, kurang kepedulian terhadap musik membuat kehidupan musik
jauh dari pada awalnya. Tidak mengherankan kini musik kita menampilkan produk budaya masa
yang memang lebih mudah untuk dikonsumsi massa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti kurangnya minat
masyarakat dalam mengapresiasi musik. Pendapat para pakar mengatakan perubahan bidang
musik di tanah air dilatari oleh budaya asing yang mempengaruhi musik di tanah air. Mass
culture yang terjadi terhadap musik di tanah air bisa di bilang membuat eksistensi musik tanah
air naik sedangkan secara kualitas menurun, perkembangan mass culture ini yang membuat
perubahan signifikan terhadap musik di tanah air yang berdampak pada eksistensi yang kurang
proposional yakni di pandang hanya sebagai hiburan saja yang di dalamnya menampilkan hal
yang vulgar dan erotis yang justru dinikmati oleh masyarakat tanah air sendiri.

Berikut adalah dampak positif dan dampak negatif budaya massa terhadap Musik Kita :

Dampak positif:

1.Adanya pencampuran antara music asing dan musik tradisonal Indonesia seperti music pop
daerah, keroncong dan sebagainya

2.Mengetahui bahasa asing lewat lagu

Dampak negatif:
1.Musik tradisonal Indonesia terlupakan
2.Lebih menggemari musik asing dibandingkan musik tradisional
3.Jiwa Nasionalisme pudar
Makin marakanya kitsch, lebih diperparah lagi dengan kondisi di berbagai sector seperti
langkanya kritikus musik, rendahnya daya apresiasi masyarakat terhapat musik, kurangya sarana

ii
– prasana untuk mengajak masyarakat melek akan musik tanah air. Hal ini menyebakan para
komponis atau seniman dihadapkan pada suatu problematikan dan dilematika yang sulit
dipecahkan, mungkin pada akhirnyta terseret arus selera massa, yang notabene tidak memiliki
apresiasi seni yang baik terhadap eksisitensi musik. Khusunya untuk musik ditanah air. Yang di
khawatirkan dari ini adalah hilangnya ciri khas atau jati diri musik Indonesia dan hilangnya nilai
- nilai yang terkandumg dalam musik di Tanah air

ii

Anda mungkin juga menyukai