Anda di halaman 1dari 26

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL

TANIN#1 2019

LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) BERBAHAN LIMBAH CANGKANG


TELUR SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI SOSIAL KEARIFAN
LOKAL DAN DIVERSIFIKASI SOUVENIR WISATA NTB

Disususn Oleh :

Sultan Fakhrur Rassyi NIM: E20895198 2018

Zaenal Abidin NIM: A1B018166 2018

Muhammad Ari Kusumawadi NIM: E1Q016043 2016

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019
Halaman Pengesahan
1. Judul Karya Tulis : LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)
Berbahan Limbah Cangkang Telur Sebagai Media Penanaman Nilai Sosial Kearifan
Lokal Dan Diversifikasi Souvenir Wisata NTB
2. Instansi : Universitas Mataram
3. Sub Tema Karya : Ekonomi Pariwisata
4. Ketua
a. Nama Lengkap : Sultan Fakhrur Rasyi
b. NIM : E20895198
c. Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Kimia/ KIP
d. Asal Perguruan Tinggi : Universitas Mataram
e. Alamat Rumah : Lunyuk,Sumbawa
f. No. Telp/HP : 083189924183
g. Alamat Email : SultanFakhrur@gmail.com
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap :
b. NIDN :
c. Alamat dan No. Telp/ HP :
d. Alamat Email :
e.
Menyetujui, Mataram, 19 Oktober 2019
Dosen Pembimbing Ketua Tim,

Sultan Fakhrur Rasyi


NIM. E20895198
Mengetahui,
Rektor/ Wakil Rektor/Dekan/Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan

Prof. Dr. H. M. Natsir, SH, M.Hum

NIP. 195901261987031001
LEMBAR PERNYATAAN DAN ORISINALITAS KARYA LOMBA KARYA

TULIS ILMIAH HMPS-PETERNAKAN 2019

Judul Karya Tulis : LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) Berbahan Limbah


Cangkang Telur Sebagai Media Penanaman Nilai Sosial
Kearifan Lokal Dan Diversifikasi Souvenir Wisata NTB
Nama Ketua : Sultan Fakhrur Rasyi
Nama Anggota : 1. Zaenal Abidin
2. Muhammad Ari Kusumawadi

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul diatas benar merupakan karya orisinalitas yang dibuat oleh penulis dan
belum pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan diluar kegiatan “Lomba Karya
Tulis Ilmiah Nasional TANIN#1 2019” yang diselenggarakan oleh HMPS-
Peternakan Universitas Mataram. Demikian pernyataan ini kami buat dengan
sebenarnya,dan apabila terbukti terdapat pelanggaran didalamnya, maka kami siap
untuk didiskualifikasi dari komptisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Mataram, 19 Oktober 2019


Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Ketua Tim,

Sultan Fakhrur Rasyi


NIM. E20895198
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul“LUSA (Lukisan
Budaya SASAMBO) berbahan limbah cangkang telur sebagai media
penanaman nilai sosial kearifan lokal dan diversifikasi souvenir wisata NTB”
dalam rangka Lomba KaryacTulis Ilmiah Tanin2019.

Penulis menyampaikan banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, yaitu:

1. Dosen pembimbing yang telah membimbing dalam menyelesaikan karya


tulis ini hingga selesai.
2. pihak-pihak UKM prima yang selalu mensuport untuk berkarya. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu/Saudara.
Berbagai upaya telah penulis lakukan guna menyajikan karya tulis ini dengan
baik. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan di dalamnnya. Untuk itu
diharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga karya tulis
ini berguna bagi pembaca khususnya, bagi masyarakat dan sebagai bentuk
kontribusi untuk bangsa.

Mataram, 19 Oktober
2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA .................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

RINGKASAN ..................................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 5


2.2 Pengertian Seni Lukis ............................................................................. 7
2.3 Nilai Kearifan Lokal ............................................................................... 8

BAB 3 METODE PENULISAN

3.1 Jenis Tulisan ............................................................................................ 10


3.2 Jenis Data ................................................................................................ 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 10
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................... 11

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) ............................................................ 12


4.2 Tahapanan Implementasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) ................... 12
4.3 Analisis SWOT LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) .................................. 14
4.4 Implikasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) ............................................ 16

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 17


5.2 Saran ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................. 2


RINGKASAN

Potensi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada sektor pariwisata sangat besar.
Keindahan pantai, pegunungan, dan nilai sosial kearifan lokal yang ada
menjadikan NTB sebagai peraih tiga penghargaan pada International halal
tourism award, dengan total 3 juta wisatawan pada tahun 2017. Pariwisata tidak
bisa terlepas dari keberadaan kearifan lokal daerah yang disebabkan intraksi
wisatawan dan masyarakat lokal. NTB sendiri memiliki tiga suku terbesar yakni,
Sasak, Samawa, dan Mbojo (SASAMBO). Pada akhir-akhir ini dengan
perkembangan pariwisata yang pesat ditambah arus globalisasi dan modernisasi
yang cepat mengakibatkan para generasi muda NTB mengalami degradasi nilai-
nilai kearifan lokal dan sulitnya wisatawan mendapatkan souvenir etnik budaya
NTB. Oleh karena itu, LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) berbahan limbah
cangkang telur meruapakan salah satu media untuk mengkampanyekan budaya
lokal yang mulai terdegradasi baik genarai daerah dan wisatawan. Tujuan
penulisan karya ini untuk menjelaskan LUSA sebagai media kampanye dan
penguatan nilai kearifan lokal NTB. Metode penulisan karya ilmiah ini adalah
deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder, yang
diperoleh dari wawancara dan berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut. LUSA merupakan media kampanye kearifan lokal
berbentuk lukisan budaya terbuat dari limbah cangkang telur yang banyak
terbuang dan tidak termanfaatkan (useless) masyarakat. Lukisan ini diharapkan
juga menjadi souvenir pendukung dalam kegiatan ekonomi pariwisata di NTB.
Kata Kunci: LUSA, kearifan lokal, pariwisata.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah strategis yang diapit


oleh dua pulau ternama yang memiliki budaya, kearifan, dan nilai sosial
tersendiri. Pulau Bali dengan nilai kearifan lokal yang banyak dipengaruhi
agama Hindu dan Nusa Tenggara Timur dengan nilai kearifan yang banyak
dipengaruhi agama keristen, sedangkan NTB sendiri mempunyai nilai dan
kearifan lokal yang banyak diinternalisasi oleh Agama Islam. NTB memiliki
potensi pariwisata yang sangat menjanjikan, hal ini ditandai dengan berhasilnya
NTB menyabet penghargaan internasional pada ajang World Halal Tourism
Award 2016 di Abu Dhabi, Uni Arab Emirate (UEA), yaitu World’s Best Halal
Beach Resort dan World’s Best Halal Honeymoon Destination (Radar Lombok.
2016).
Pekembangan pariwisata NTB sangat didukung dengan banyaknya
budaya dan nilai-nilai kearifan lokal daerah, sehingga memberikan kesan
tersendiri kepada 3,5 juta wisatawan pada tahun 2017 (Tribun News, 2017)
yang berkunjung ke NTB. Berbicara mengenai potensi pariwisata tentunya
tidak terlepas dengan keberadaan kearifan lokal daerah yang ada (Nugraha dkk.
2017). Ada beberapa budaya NTB yang banyak dikenal wisatawan diantaranya;
Peresean, Gendang Beleq, Panan, Sakeco dan banyak budaya lainnya, namun
beberapa nilai kearifan yang mulai dilupakan generasi muda karena dampak
perkembangan industri pariwisata dan tidak diketahui oleh wisatawan ke NTB .

Gambar 1.1. Gendang Beleq, Peresena, dan Rebana Kode.

Pesatnya berkembangan industri pariwisata di NTB memberikan


tantangan tersendiri agar menjaga keaslian nilai kearifan lokal dan memberikan
internalisasi nilai-nilai budaya kepada semua pengunjung ke NTB. Hal ini
selaras dengan unggapan Hery Hermawan “tantangan yang muncul akibat
perkembangan industri pariwisata adalah menjaga keaslian nilai kearifan lokal
daerah dan memperkenalkan nilai kearifan kepada pengunjung” (Hermawan,
2016). Akibatnya tantangan tersebut berakibat juga pada terdegradasinya nilai
budaya dari kaum generasi muda NTB. Nilai-nilai budaya yang seharusnya
dipegang dan dihormati malah mulai dilupakan karena pengaruh budaya asing
yang tertanam di generasi muda NTB, sehingga tidak bisa mengkampanyekan
atau mentranformasikan nilai-nilai budaya NTB kepada wisatawan yang
berkunjung.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan media kampanye


sebagai alat untuk menanamkan nilai kearifan lokal NTB agar dikenal dan
dapat memberikan wawasan nilai kearifan lokal kepada semua wisatawan dan
generasi daerah. Hal tersebut melatarbelakangi penulis menggagas ide yang
diberi judul “LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) berbahan limbah
cangkang telur sebagai media penanaman nilai sosial kearifan lokal dan
diversifikasi souvenir wisata NTB” LUSA merupakan lukisan yang terbuat
dari limbang cangkah telur yang banyak terbuang dan tidak termanfaatkan oleh
masyarakat NTB. Sampai saat ini, limbah cangkang telur di NTB masih
menjadi limbah terbuang.

LUSA akan menjadi media kampanye yang dapat menamkan nilai-nilai


kearifan lokal daerah NTB. LUSA juga akan menjadi souvenir khas NTB yang
dapat diperjualbelikan kepada wisatawan. Media ini akan memberikan nilai
filosofi tersendiri kepada pengunjung dalam mengenali dan memahami nilai-
nilai kearifan lokal daerah, dan diharapkan akan menasionalkan budaya NTB.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)?
2. Bagaimana langkah implemantasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)?
3. Bagaimana analisis SWOT LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) terhadap
media penanaman nilai sosial kearifan lokal dan diversifikasi souvenir
wisata NTB?
4. Bagaimana implikasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) terhadap
penanaman nilai sosial kearifan lokal dan diversifikasi souvenir wisata
NTB?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memaparkan apa itu LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO).
2. Menjelaskan langkah implemantasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO).
3. Memaparkan analisis SWOT LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)
terhadap media penanaman nilai sosial kearifan lokal dan diversifikasi
souvenir wisata NTB.
4. Menjelaskan implikasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) terhadap
penanaman nilai sosial kearifan lokal dan diversifikasi souvenir wisata
NTB.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan wawasan terhadap pemanfaatan limbah cangkag
telur sebagai media penanaman kearifan lokal daerah NTB.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang dapat di peroleh dari dari penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah:
a. Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan mampu menimalisasi
limbah cangkang telur.
b. Penulisan ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran
terkait strategi penanaman nilai kearifan lokal daerah kepada generasi
daerah dan wisatawan.
c. Penulisan ini diharapkan mampu membantu berjalannya program
pemerintah daerah bagian Dinas Pariwisata NTB dalam
mempromosikan budaya NTB.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Safril Mubah yang berjudul “Strategi


Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus
Globalisasi”. Dalam penelitian ini mendapatkan tiga kesimpulan bahwa
dibutuhkan strategi yang tepat agar budaya lokal tidak semakin tergerus oleh
budaya asing dan secara perlahan berpotensi melenyapkan. Strategi yang bisa
dijalankan adalah pembangunan jati diri bangsa untuk memperkokoh identitas
kebangsaan, pemahaman falsafah budaya kepada seluruh kalangan masyarakat,
penerbitan peraturan daerah yang melindungi budaya lokal, dan memanfaatkan
teknologi informasi serta media lainnya untuk mengenalkan budaya lokal ke
masyarakat dunia. Berdasarkan penelitian dengan judul “Dampak
Pengembangan Desa Wisatanglanggeran Terhadap Sosial Budaya Masyarakat
Lokal” oleh Hary Hermawan. Pada penelitian ini kesimpulan yang dapat
dipetik bahwa harus adanya strategi media yang digunakan masyarakat daerah
wisata untuk mempertahankan nilai budaya kearifan lokal daerah yang ada.
Pada penelitian ini, dapat ditarik korelasi bahwa kearifan lokal daerah harus
dijaga dari degradasi akibat pengaruh globalisasi, dan menjaga kearifan lokal
daerah diperlukan inovasi media sebagai alat kampanye budaya yang bisa
menasionalkan bahkan menduniakan budaya lokal daerah Indonesia.
2.2 Pengertian Seni Lukisan
Seni merupakan kata yang sulit didefinisikan karena kompleksitas definisi
yang mungkin diungapkan. Sedangkan berbagai literatur seni adalah jiwa. Dalam
tiap diri manusia pastilah terdapat seni yang paling dasar, yaitu seni dalam
menjalani hidup. Pribadi tanpa seni bak sebatang pohon kering yang tak jua mati,
tanpa arah.
Seni memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah seni lukis. Seni lukis
adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar dalam pengertian yang
sama, untuk seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
gambaran. Melukis kegiatan mengolah medium dua dimensi atau juga permukaan
dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa
bentuk apasaja, seperti kanvas, kertas, papan, dan tubuh bisa di anggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam- macam, dengan syarat
bisa memberikan imajinasi tertentu kepada media yang di gunakan “Tubuh
Manusia”.
2.3 Nilai Kearifan Lokal
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan untuk pedoman bangsa Indonesia belajar. Sedangkan pendapat Ki Hajar
Dewantara mengenai kebudayaan adalah buah budi manusia, yakni alam dan
jaman (kodrat dan masyarakat) dalam perjuangan mana terbukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
akhirnya bersifat tertib dan damai. Kebudayaan berganti wujudnya karena
pergantian alam dan jaman. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa kebudayaan
sifatnya dinamis dan ber/kembang sesuai dengan perkembangan jaman
(Moertjipto, dkk, 1997).
Nilai dalam hubungan sosial-budaya berkenaan dengan “harga
kepantasan” atau “harga kebaikan”, yang dapat dikatakan “penting” dan “tidak
penting”, ataupun “mendalam” dan “dangkal”, tetapi kualifikasi tersebut tak
dapat diukur secara kuantitatif (Edy Sedyawati, 2007). Nilai budaya adalah hal-
hal yang dianggap baik, benar dan atau pantas, sebagaimana disepakati di dalam
masyarakat. Jadi, nilai budaya itu dirumuskan dalam kebudayaan dan
dilaksanakan di dalam masyarakat, dan terungkap di dalam pengarahan diri
ataupun di dalam interaksi, langsung maupun tidak langsung, antarwarga
masyarakat, dalam berbagai jenis kegiatannya. Pengarahan diri yang dipandu oleh
nilai-nilai budaya itu mengacu kepada keberterimaan di dalam masyarakat. Oleh
karena itu, nilai-nilai budaya dengan sendirinya bersifat sosial-budaya.
Kearifan berasal dari kata arif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
arif memiliki dua arti, yaitu tahu atau mengetahui. Arti kedua cerdik, pandai dan
bijaksana. Kata arif yang jika ditambah awalan “ke” dan akhiran “an” menjadi
kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang dibutuhkan
dalam berinteraksi. Melayani orang, adalah orang yang mempunyai sifat ilmu
yaitu netral, jujur dan tidak mempunyai kepentingan antara, melainkan semata-
mata didasarkan atas nilai-nilai budaya dan kebenaran sesuai ruang lingkupnya.
Kata lokal, yang berarti tempat atau pada suatu tempat atau pada suatu tempat
tumbuh, terdapat, hidup sesuatu yang mungkin berbeda dengan tempat lain atau
terdapat di suatu tempat yang bernilai yang mungkin berlaku setempat atau
mungkin juga berlaku universal (Muin Fahmal, 2006).
BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Jenis Tulisan


Penulisan ini merupakan jenis penulisan deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yaitu prosedur penulisan yang disusun dalam rangka memberikan
gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau
objek yang diamati (Sanusi. 2014).
3.2. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.Hal
ini dikarenakan data-data yang digunakan merupakan hasil dokumentasi dari
berbagai sumber yang dapat dipercaya baik berupa berita maupun laporan historis.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha mengumpulkan data yang valid sebagai bahan dan landasan
penulisan karya tulis ilmiah ini digunakan beberapa teknik yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan dan menelaah secara cermat berbagai referensi
kepustakaan yang terpercaya seperti jurnal, harian online hingga database yang
dirilis oleh berbagai lembaga.Setiap data yang diperoleh disaring dengan
berbagai indikator seperti relevansi dengan tema pokok tulisan, keaktualan,
kefaktualan serta rasionalitas.
2. Diskusi
Teknik diskusi dilakukan baik antar anggota kelompok maupun dengan
dosen pembimbing dalam memaksimalkan analisis masalah dan merasionalkan
solusi inovatif yang diajukan.
3. Konsultasi dan Revisi
Setiap bab hasil tulisan dikonsultasikan kepada pembimbing dan orang-
orang yang memiliki pengalaman di bidang ini. Hasil konsultasi selanjutnya
ditindaklanjuti dengan melakukan revisi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah
yang lugas, akurat dan mampu memberikan solusi efektif bagi permasalahan
yang diangkat.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah
analisis kualitatif noninteraktif atau disebut juga penelitian analitis.Tim peneliti
melakukan pengumpulan, identifikasi dan penelaahan dokumen dari berbagai
sumber untuk kemudian diinterpretasikan ke dalam sebuah konsep pokok
permasalahan yang lugas. Dari inti permasalahan yang akurat akan terlahir solusi
dan inovasi penyelesaian yang bukan hanya tepat dan efektif namun juga
rasional.

Pengumpulan Data Telaah Pustaka

Penulisan Analisis Kualitatif


Noninteraktif

Konsultasi Revisi

Gambar 3.1 Alur Penulisan.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)


LUSA singkatan dari Lukisan Budaya SASAMBO. LUSA merupakan
inovasi media sebagai alat kampanye guna menanamkan nilai kearifan lokal
kepada generasi daerah dan para wisatawan yang berkunjung ke NTB. Lukisan ini
terbuat dari limbah cangkah telur yang terbuang dan tidak pemanfaatan sama
sekali di Provinsi NTB. Keadaan limbah cangkang telur yang terbuang
dimanfaatkan sebagai bahan dasar lukisan sehingga lukisan memiliki nilai (value)
jual lebih, ditambah dengan gambar-gambar budaya SASAMBO khas NTB.
Lukisan ini dilengkapi selembaran penjelasan mengenai filospi atau nilai-nilai
kearifan yag terkandung pada LUSA.
Perkembangan media yang sangat banyak, tidak lantas menghilangkan
nilai seni yang terbuat dari olahan limbah. Media lukisan ini ditargetkan menjadi
souvenir khas NTB. Disamping menjadi souvenir, LUSA juga akan sangat
berkontribusi dalam proses kampanye atau pengenalan kearifan lokal NTB kepada
masyarakat luas (wisatawan ke NTB). Pengenalan kearifan lokal dan penanaman
nilai budaya sangat diperlukan pada daerah wisata guna menjawab tantangan dan
memperkenalkan kearifa lokal.

Gambar 4.1. Gambar LUSA.


4.2 Langkah implemantasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)
1. Tahap Produksi (production stage)
Pada tahap produksi, ada bebarapa sub tahapan yang
akan dilalui sehingga terbuatnya LUSA sebagai media pengenalan dan
penanaman budaya NTB kepada masyarakat luas (wisatawan). Tahapan-tahapan
yang dimaksud sebagai berikut;
a. Tahap Persiapan Bahan
Pada tahap ini, dilakukan persiapan bahan, dimana bahan baku yang
dipersiapkan, yaitu cangkah telur, media lukis/ gambar (tripleks atau kain), lem,
kliner, kanvas dll. Sebelum lanjut ke proses selanjutnya, cangkang telur terlebih
dahulu dilepaskan dari kulit arinya sehingga makin mudah dilakukan penempelan
pada bagian-bagian gambar.

Gambar 4.2. Persiapan Bahan dan Alat Utama

b. Tahap Penempelan Cangkang


Tahap penempelan cangkang telur dilakuakn setelah memalui tahapan
pembersihan kulit ari cangkang telur dan penempelan lem pada bagian dalam
cangkang. Pada tahap ini dilakukan penempelen cangkang dengan mengikuti pola
cangkang telur yang ada, sehingga terlihat rapi dan mempunyai kontur gambar
yang baik pula.
Gambar 4.3 Penempelan Bahan Utama.

c. Tahap Pelukisan atau Penggambaran


Pada tahap ini, pembuatan gambar dilakukan dengan kampas yang
disediakan sebelumnya. Penggambaran dilakukan dengan mencari refrensi
gambar budaya-budaya SASAMBO yang mempunyai sarat nilai akan kearifan
lokal NTB. pengambaran dilakukan dengan memberikan degradasi warna yang
berbeda pada media gambar.

Gambar 4.4. Penggambaran Desain Awal.


Lukisan

d. Tahap Fisnishing

Tahap persiapan bahan sampai penggambaran telah selesai, maka berlanjut


kepada tahap finishing dimana tahapan ini adalah tahapan eksekusi akhir dari
pembuatan LUSA sendiri. Tahapan ini dilakukan cleaner atau pembersihan dari
semua tahap yang ada menggunakan cairan cleaner.
e. Pembuatan Selembaran
Pembuatan slembaran ada bertujuan untuk menjelaskan akan niali-nilai
filosofi dari LUSA sendiri. Pembuatan slembaran ini menyusuaikan dari filosofi
dari gambar LUSA tersebut, sehingga akan lebih memberikan makna mendalam
kepada wisatawan yang membeli LUSA tentang nilai-nilai kearifan NTB.
2. Tahap Pengenalan dan penyebaran (introduction and propagation stage)
Tahap pengenalan dan penyebaran adalah tahap terakhir dalam tahapan
implemtasi LUSA. Pada tahapan ini dilakukannya promosi dan penyebar luasan
LUSA ke outlite-outlite yag menjual souvenir khas NTB. Pada tahapan
penyebaran akan dilakukan sekaligus pengenalan LUSA sebagai media
kampanye budaya lokal ke wisatawan melalui souvenir.
4.3 Analisis SWOT LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)

Untuk mengetahui kelayakan penerapan LUSA (Lukisan Budaya


SASAMBO) dan menguatkan strategi pengenalan budaya NTB, dibutuhkan
analisis SWOT sebagai parameter kelayakan penerapan. Adapun analisis yang
didapatkan sebagai berikut;
1. Strength (kekuatan)
Hal yang dapat menjadi kekuatan penuh (powerfull) LUSA untuk bisa
menjadi media pengenalan kearifan lokal NTB adalah kekuatan bahan da isi dari
LUSA itu sendiri. Gambar budaya dengan menggunakan bahan limbah
memberikan nilai jual dan ketertarikan tersendiri dari wisatawan untuk membeli
sebagai souvenir berbuadaya NTB ini. Sehingga alasan ini yang akan menjadi
saksi sukses LUSA memperkenalkan kearifan lokal ke generasi daerah dan
wisatawan.
2. Weakness (kelemahan)
Adapun kelemahan dari LUSA ini sebagai media penanaman kearifan
lokal kepada generasi daerah dan wisatawan yang berkunjung adalah kurangnya
kreasi dan keaslian yang dapat dilakukan karena menggunakan bahan limbah.
Akan tetapi kelemahan ini bisa menjadi kekuatan yang bisa meningkatkan nilai
dari LUSA itu sendiri.
3. Opportunity (peluang)
Perkembangan industri pariwisata yang pesat tentunya akan terjadi
kegiatan ekonomi yang pesat pula. Karenanya, kesempatan ini merupakan
peluang yang besar untuk LUSA menjadi souvenir yang mengedukasi wisatawan
berkunjung ke NTB. 3,7 Juta pengunjung ke NTB (Harian Nusa, 2017) tentunya
akan menjadi peluang pasar yang besar bagi LUSA untuk membawa dan
mengenalkan budaya SASAMBO ke daerah daerah wisatawan.
4. Treatment (ancaman)
Ancaman yang bisa saja muncul adalah munculnya produk atau media
lain berjenis souvenir dalam pengenalan budaya NTB. Ancaman selanjutnya
dapat berupa perkembangan modernisasi dan globalisasi yang mulai melupakan
kearifan lokal daerah.
4.4 Implikasi LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO)
Adapun implikasi atau dampak yang diakibtkan dalam penguatan dan
pengenalan budaya NTB kepada wisatawan melalui LUSA adalah:
1. Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya merupakan aspek yang sangat banyak mendapatkan
dampak dari adanya LUSA. Penerapan LUSA membrikan dampak terhadap
penguatan dan penyebaran nilai budaya daerah NTB. Nilai budaya yang mulai
terdegradasi dan tantangan strategi memperkenalkan budaya kepada semua
generasi, khususnya kepada wisatawan. Dengan begitu, adanya media lukisan
budaya SASAMBO yang menggambarkan semua nilai-nilai kearifan lokal di
NTB sehingga semua nilai-nilai tersebut dapat dikenalkan kepada khalayak
masyarakat.
2. Aspek Ekonomi
Perkembangan pariwisata tidak pernah terlepas dari kegaiatan ekonomi
(produksi, distribusi, dan konsumsi) dan budaya daerah. Pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi diakibatkan kegiatan ekonomi yang banyak. Salah satu
dampak besar LUSA, selain aspek sosial budaya adalah ekonomi. LUSA sebagai
souvenir NTB akan banyak mengakibatkan perputaran uang yang bisa menambah
dan mengutkan ekonomi NTB. Pertumbuhan ekonomi NTB di atas rata-rata
perteumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2016 pertumbuhan perekonomian
Provinsi NTB mencapai 5,28% dan meningkat pada tahun berikutnya 7,10%
(Global FM, 2016) karena pertumbuhan industri pariwisata.

3. Perkembangan Pariwisata
Perkembangan pariwisata sangat didukung dengan adanya budaya dan
kegaiatan ekonomi. Implikasi LUSA terhadap perkembangan pariwisata NTB
adalah dapat menyumbangkan peran dalam diversifikasi souvenir NTB. Kondisi
demikan akan sangat membantu mengembangkan industri pariwisata NTB dalam
hal kegiatan ekonomi dan penguatan kearifan lokal
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

LUSA (Lukisan Budaya SASAMBO) merupakan inovasi media sebagai


alat kampanye nilai kearifan lokal kepada generasi daerah dan para wisatawan
yang berkunjung ke NTB. LUSA terbuat dari limbah cangkang telur yang
termodifikasi menjadi bahan utama lukisn. Lukisan ini juga dilengkapi dengan
slembaran, dimana selembaran tersebut menjelaskan tentang nilai ataupun filosofi
dari gambar LUSA tersebut. adapun tahapan penerapan LUSA ini dibagi menjadi
dua, yakni tahap pembuatan dan pengenalan produk.

Dalam proses penerpan dibutuhkan alat analisis yang mampu mendukung


realisasi dari LUSA ini. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis SWOT.
Pada analisis ini LUSA sebagai media pengenalan budaya lokal kepada
masyarakat wisatawan pertama di NTB yang menggunakan limbah. Nilai filosofi
dari limbah yang digunakan dan gambar pada lukisan tentunya memberikan
keunikan dan ketertarikan tersendiri bagi masyarakat lokal dan wisatawan NTB.
Sehingga hal ini akan berdampak pada penguatan budaya daerah, ekonomi, dan
industri pariwisata NTB. Oleh karena itu, penulis yakin bahwa adanya LUSA
mampu menjadi media pengenalan budaya lokal NTB kepada masyarakat luas.

5.2 Saran

Untuk melengkapi dan menyempurnakan karya ini, penulis menyadari


pasti adanya kekuarangan dan kekeliruan dalam penulisan. Oleh karena itu
penulis berharap adanya kritikan dan revisi yang bersifat membangun guna
adanya penyempurnaan karya.
Daftar Pustaka

Radar Lombok. 2016. Pariwisata NTB Sabet Tiga Penghargaan Internasional.


Diakses http://www.radarlombok.co.id/pariwisata-ntb-sabet-tiga
penghargaan- internasional.html. pada 18 Agustus 2017.

Nugraha dkk. 2017. Model Komunikasi Pariwisata Yang Berbasiskan Kearifan


Lokal (Studi Deskriptif Kualitatif di Wilayah Lembang Kabupaten
Bandung Barat). Jurnal The Messenger. Volume 9 : 236.

Ridwan, N.A. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. P3M STAIN,


Purwokerto. Vol 5.

Tribun News. 2017. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara


Ke NTB Meningkat. Diakses
http://www.tribunnews.com/travel/2017/03/03/jumlah-kunjungan-
wisatawan-nusantara-ke-ntb-meningkat. Pada 18 Agustus 2017.

Mubah Safril. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam
Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Departemen Hubungan
Internasional. Volume 24.

Hermawan Hery. 2016.Dampak Pengembangan Wisata Langgeran Terhadap


Sosial Budaya Masyarakat Lokal. Jurnal SNIPTEK. Volume 1.

Moertjipto,dkk. 1997. Upacara Tradisional Mohon Hujan Di Desa Kepuharjo,


Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Propinsi Yogyakarta.
Jakarta: Depdikbud.

Edi Sedyawati. 2007. Keindonesiaan dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya


Sastra.

Fahmal. Muin. 2006. Peran Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam
Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih. Yogyakarta: UII Press.

Sanusi. 2014. Metode Penulisan dan Penelitian. Jakarta: Pustaka Jaya.

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dospem


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sultan Fakhrur Rassyi
2 Program Studi/NIM Pendidikan Kimia /E1M018076
3 E-mail SultanFakhrur@gmail.com
4 Nomor telepom/HP 083189924183

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Krida SMPN 2 SMAN 1
Lunyuk Lunyuk
Jurusan
Tahun masuk-
2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus

C. Karya Ilmiah yang pernah dibuat


No. Institusi Penyelenggara Judul Karya Ilmiah Tahun
1. Teknik Elektro UM Implementasi Teknologi 2017
Malang Dalam Optimalisasi Energi
Listrik Menggunkan Solar
Cell Di
Wilayah Pedesaan
2. KEMENRISTEKDIKTI KENYAMAN HAPPY : Keripik 2018
Nyamong Soan Harum dan
Krispy

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat di pertanggung jawabkan secara hukum, apabila kemudian hari ternyata
di jumpai ketidaksesuain dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Ketua Tim

( Sultan Fakhrur Rassyi)


Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Zaenal Abidin
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Manajemen
4 NIM/NIDN A1B 018 166
5 Tempat dan Tanggal Lahir Batuyang, 4 Juni 2000
6 Alamat E-mail -
7 Nomor Telepon/HP 087850137375
A. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
Waktu dan
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan
Tempat
1

B. Penghargaan dalam 5 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Lolos Pendanaan PKM-K Dikti 2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Mataram, 5 - 10 - 2019
Anggota 2,

Zaenal Abidin
NIM. A1B 018 166
Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Ari Kusumawadi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Fisika
4 NIM E1Q016043
5 Tempat dan Tanggal Lahir Dasan Erot, 15 Mei 1998
6 Alamat E-mail arikusuma1505@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


Status Dalam Waktu dan
No Jenis Kegiatan
Kegiatan Tempat
1 Pekan Riset Mahasiswa Koordinator 1 s.d 2
(PRISMA) Humas dan Desember
Perlengkapan 2017
Universitas
Mataram
2 Festival Mahasiswa Universitas Sekretaris Panitia 17 September
Mataram 2017 2017
Parkiran UPT
Perpustakaan
Universitas
Mataram
3 Gebyar PKM UKM PRIMA 2018 Ketua Panitia 23 September
2018
Aula Terbuka
Kampus 2
Universitas
Mataram
4 Seminar LPDP 2018 Ketua Panitia 15 Desember
2018
FKIP
Univeristas
Mataram
C. Penghargaan dalam 5 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Pihak Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Juara 2 Festival Hijau MAPALA FKIP 2017
Juara 3 Lomba Karya Tulis
2 UKM Argument 2017
Ilmiah Unram English Festival
Finalis Essay KRAKATAU
3 FORKOMMI UGM 2017
UGM

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Mataram, 5 - 10 - 2019
Anggota 2,

(Muhammad Ari Kusumawadi)

Anda mungkin juga menyukai