Diusulkan oleh :
2017
ABSTRAK
Banyak remaja saat ini yang melupakan sejarah bangsanya baik sejarah nasional maupun sejarah
daerah, terutama sejarah Banjar dikalangan remajanya. Minat membaca sejarah pun tidak ada
lagi. Hal tersebut dipicu oleh model pembelajaran sejarah yang monoton, sehingga remaja
merasa bosan dengan pengajaran sejarah. Dengan adanya permasalahan tersebut, kami berusaha
mengenalkan metode pengajaran yang unik dan diharapkan dapat menarik minat para remaja
untuk belajar sejarah. Metode yang digunakan yaitu menggabungkan pengajaran sejarah dengan
sebuah kesenian sejarah yang ada di Kalimantan Selatan, yaitu Madihin. Metode ini
menggunakan madihin sebagai media dalam mengajarkan sejarah. Kesenian madihin yang
biasanya sebuah syair yang biasanya berupa nasihat-nasihat maka dimodifikasi dengan cerita-
cerita sejarah Banjar. Namun, pengaplikasikan kesenian madihin masih seperti biasa saja, seperti
menggunakan tarbang. Membedakannya adalah isi materinya yang menjadi cerita sejarah
Banjar. Hal ini bertujuan agar para remaja tidak bosan dalam mempelajari sejarah, dan mereka
mulai tertarik lagi untuk mengetahui sejarah bangsa dan daerah mereka sendiri. Metode yang
digunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif. Data didapatkan dari wawancara beberapa
remaja di Banjarmasin tentang bagaimana tanggapan mereka tentang pengajaran sejarah
menggunakan madihin. Dengan ide ini beberapa remaja yang sudah kami wawancarai mengakui
bahwa metode pembelajaran sejarah menggunakan media madihin ini sangat menarik dan
mereka juga tidak sabar ingin melihat pengaplikasian metode tersebut. Kesimpulan, remaja
merasa pengajaran sejarah menggunakan media kesenian madihin sangat menarik dan unik bagi
mereka. Hal ini membuat mereka lebih ingin tahu lagi tentang sejarah.
Alhamdulillah. Puji dan syukur atas kehadirat Ilahi Rabbi karena berkat
penelitian serta membuat laporan akhir untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan Kesenian Madihin ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
1. Bapak Prof. DR. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc selaku Rektor Universitas
2. Bapak Prof. Dr. Wahyu, M.S selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Bapak Ali Rachman, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
i
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan
dan mutu pendidikan Indonesia. Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.3.2 Keefektifan Kesenian Madihin Sebagai Media Pengajaran
Sejarah Banjar ........................................................................... 16
4.3.3 Pengaplikasian Kesenian Madihin Sebagai Media Ajar
Sejarah Banjar......................................................................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kurang peminat. Itulah penyakit kronis anak muda negeri ini yang telah
melupakan budaya dan sejarahnya.
Salah satu kebudayaan di Kalimantan Selatan yang dapat digunakan
adalah kesenian madihin, madihin adalah sebuah jenis puisi dari suku Banjar.
Kesenian madihin selama ini cukup digemari dan diterima kehadirannya
sebagai salah satu bentuk seni sastra tradisi (tradisi lisan) oleh masyarakat di
Kalimantan Selatan, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak. Hal ini
mengingat isi syair atau pantun yang di nyanyikan dalam madihin sarat
dengan nasihat- nasihat yang bermanfaat dan diselingi dengan humor yang
segar, serta selalu dapat mengikuti perkembangan situasi dan kondisi pada
saat ditampilkan, termasuk selera penontonnya.
Isi materi dari madihin dapat dimodifikasi menjadi sebuah runtutan
sejarah sejarah. Jadi dengan madihin kita dapat memperkenalkan budaya
daerah dan sejarah bangsa ini tentunya. Madihin dapat berupa bahasa Banjar
maupun bahasa Indonesia. Sehingga madihin ini dapat menjadi sarana untuk
memperkenalkan sejarah sekaligus budaya kepada generasi kita.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang dirumuskan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sementara
pentingnya penerapan kajian seni budaya lokal juga sudah sesuai dengan
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 pasal 1 ayat 1 yang
menjelaskan: muatan local adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang
potensi dan keunikan lokal. Pada pasal 2 ayat 2 juga menerangkan mengenal
dan mencintai lingkungan alam, sosial,budaya, dan spiritual di daerahnya;
dan melestarikan serta mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang
berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
kerajaan purba yang dulunya mempersatukan etnis Maanyan didaerah ini dan
telah melakukan hubungan dengan pulau Madagaskar. Kerajaan mendapat
serangan dari Majapahit. Sehingga sebagian rakyatnya menyingkir
kepedalaman (wilayah suku Lawangan). Salah satu peninggalan akeologis
yang berasal dari zaman ini adalah Candi Agung yang terletak di Kota
Amuntai. Pada tahun 1996, telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel
arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaan 242 226
SM (Kusmartono dan Widianto, 1998: 19-20).
Kesultanan Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade pertama
abad ke-17 dengan lada sebagai komuditas dagang, secara praktis barat daya,
tenggara dan timur pulau Kalimantan membayar upeti pada Kerajaan
Banjarmasin sebelumnya Kesultanan Banjar membayar upeti kepada
kesultanan demak, tetapi pada masa kesultanan pajang penerus kesultanan
demak, kesultanan banjar tidak lagi mengirim upeti ke Jawa.
Sejak tahun 1631 Banjarmasin bersiap siap menghadapi serangan
Kesultanan Mataram, tetapi karena kekurangan logistik, maka rencana
serangan dari kesultanan mataram sudah tidak ada lagi. Sesudah tahun 1637
terjadi migrasi dari Pulau Jawa secara besar besaran sebagai akibat dari
korban agresi politik Sultan Agung. Kedatangan imigran dari Jawa mempunyai
pengaruh yang sangat besar sehingga pelabuhan pelabuhan di Pulau
Kalimantan menjadi pusat disfusi kebudayaan Jawa.
Wilayah Kesultanan Banjar Raya adalah negeri-negeri yang menjadi
wilayah pengaruh mandala Kesultanan Banjar khususnya sampai pertengahan
abad ke-17 dan abad sebelumnya. (Willem Adrian, 1852:2).
Kesultanan Banjar merupakan penerus dari kerajaaan Hindu di Kalimantan
Selatan dengan wilayah inti meliputi 5 distrik besar di Kalimantan Selatan
yaitu Kuripan (Amuntai), Daha (Nagara-Margasari), Gagelang (Alabio), Pudak
Sategal (Kalua) dan Pandan Arum (Tanjung) (Bondan,1953). Sejak awal abad
ke-16 berdirilah Kesultanan Banjar yang bertindak sebagai wakil Kesultanan
Demak di Kalimantan, sedangkan Demak adalah penerus Majapahit.
7
sebagai kata-kata pujian (Bahasa Arab), hal ini bisa dilihat dari kalimat-
kalimat dalam bait-bait madihin yang kadangkala berupa pujian-pujian.
Pendapat lain mengatakan kata madihin berasal dari bahasa banjar, yaitu
papadahan atau mamadahi (Bahasa Indonesia: memberi nasihat), pendapat ini
bisa juga dibenarkan, karena isi dari syair atau pantun yang dinyanyikan oleh
pemainnya adalah berupa nasihat-nasihat.
Pada waktu dulu fungsi utama kesenian madihin adalah untuk menghibur
raja atau pejabat istana, isi syair dan pantun yang dibawakan / dinyanyikan
berisi puji pujian kepada sang raja dan pejabat istana lainnya, hal ini selaras
dengan pendapat yang menyatakan bahwa asal kata madihin, yaitu dari kata
madah (kata kata pujian).
Selanjutnya, madihin berfungsi sebagai hiburan masyarakat di waktu
waktu tertentu, misalnya pengisi hiburan sehabis panen, kesenian dalam
rangka memeriahkan penganten, dan memeriahkan peringatan hari besar
Nasional. Dalam perkembangan selanjutnya kesenian berfungsi sebagai nadar
atau hajat misalnya bagi orang tua yang anaknya baru sembuh dari sakit,
upacara meayun anak (suatu upacara daur hidup etnik Banjar). Fungsi ini
pada tahun 1980-an masih terdapat di daerah Marabahan, Kabupaten Barito
Kuala Kalimantan Selatan.
Dalam masa sekarang kesenian madihin disamping berfungsi untuk
hiburan dapat juga berfungsi sebagai media penyampai pesan pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah. Misalnya keluarga berencana, pertanian,
pendidikan, kesehatan, dan lain lain. Dari kedua fungsi inilah madihin bisa
dikembangkan untuk berfungsi sebagai alat kontrol sosial, penerangan,
pendidikan, pemeliharaan nilai dan norma adat, serta penyaluran ketegangan
atau konflik sosial. Terakhir madihin bisa juga berfungsi sebagai wahana
memperkokoh persatuan dan kesatuan melalui isi pesan yang
disampaikannya.
Kesenian Madihin pada umumnya dipergelarkan pada malam hari, tetapi
sekaranmg ini sering juga dipergelarkan pada siang hari sesuai permintaan.
Lama pergelarannya biasanya lebih kurang 1 sampai 2 jam sesuai permintaan
10
METODE PENELITIAN
3.3 Instrumen
Karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka. Posedur kajian ini
dilakukan dengan cara mengambil dari referensi referensi yang ada di buku
12
13
buku, merangkum dan mengutip isi dari buku - buku tersebut. Selain itu,
penelitian ini juga menggunakan wawancara sebagai media mengumpulkan
data.
Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian.
Wawancara digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan-
permasalahan yang harus diteliti. Selain itu wawancara juga digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.
14
15
Pangeran Antasari saja tanpa tahu apa sejarah dari Pangeran tersebut.
Merekapun tahu dari pendidikan atau pengajaran yang diberikan oleh guru
mereka pada saat mereka duduk dibangku sekolah tepatnya pada
pembelajaran IPS.
Ada yang mengetahui sepenggal dari sejarah Banjar, tapi malah ada
juga yang sedikit pun tidak ingat dengan sejarah Banjar itu sendiri. Tetapi,
kebanyakan responden yang tidak ingat itu bukan lah masyarakat asli
Banjar tetapi masyarakat yang baru saja berdomisili di Banjarmasin yang
merupakan masyarakat luar Kalimantan.
Ada beberapa responden khususnya remaja perempuan tertarik dengan
sejarah banjar, karena menurut mereka kalau bukan dari kitanya selaku
orang Banjar asli siapa lagi yang melestarikan sejarah Banjar yang
merupakan asal usul dari Banjar tersebut. Bagaimana orang luar akan
tahu dengan sejarah banjar, budaya banjar ataupun kesenian banjar kalau
dari suku aslinya saja tidak tahu sejarah banjar tersebut. Selain itu juga
seharusnya pengenalan sejarah khususnya sejarah banjar itu sendiri dapat
ditanamakan sejak dini dari pendidikan sekolah dasar agar mereka dapat
menjaga dan juga melestarikan sejarah Banjar tersebut.
instagram atau youtube, karena dengan media sosial banyak remaja yang
tertarik untuk mengetahui bagaimana kesenian madihin tersebut.
Sejarah Banjar cukup banyak mengundang perhatian bagi kalangan
remaja, dengan menggunakan kesenian madihin akan lebih efektif
pengenalan sejarah Banjar tersebut, karena dengan tabuhan tarbang akan
menimbulkan alunan alunan lagu yang membuat masyarakat lebih
tertarik dan menyukainya, dan biasanya madihin dibawakan dengan
menggunakan bahasa yang dapat diterima masyarakat dan dengan madihin
cerita akan lebih hidup.
Dengan madihin yang merupakan kesenian daerah yang bersifat lokal
yang berakar dari masyarakat akan mampu menumbuhkan motivasi karena
menyenangkan untuk digunakan sebagai media penyampaian sejarah
Banjar dan juga menarik perhatian, selain itu isi dari madihin yang
dibawakan dapat disesuaikan dengan situasi masyarakat yang menjadi
objek sasaran untuk pengenalan sejarah Banjar, dan isinya dapat dikaitkan
langsung dengan sejarah Banjar.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sejarah Banjar dapat dikatakan sebagai asal-usul berdirinya Banjarmasin,
dengan perjuangan para pahlawan dalam perebutan kekuasaan dengan
penjajah. Tetapi faktanya banyak generasi muda yang kurang mengetahui
sejarah banjar, mereka hanya tahu sekedar melihat dimedia sosial seperti
Instagram dan Youtube saja, karena kurangnya minat baca generasi muda
dalam membaca buku-buku sejarah Banjar.
Kurangnya minat baca dan ketertarikan generasi muda dengan sejarah
Banjar berdampak pada kurangnya jiwa nasionalisme yang dimiliki generasi
muda sekarang ini. Dari kebanyakan responden yang kami wawancarai,
mereka cukup tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sejarah
Banjar, karena menurut mereka siapa lagi yang melestarikan sejarah Banjar
kalau tidak dari remaja-remajanya tersebut.
Dengan kesenian madihin yang merupakan kesenian khas Kalimantan
Selatan, dapat dijadikan media menyampaikan informasi tentang sejarah
Banjar, dengan merubah isi dari Madihin tersebut, kesenian Madihin pada
awalnya berupa nasihat yang dibuat seperti syair atau pantun, untuk
menjadikan kesenian Madihin sebagai media pengajaran sejarah Banjar dapat
dilakukan dengan memodifikasi isi Madihin dengan menyisipkan informasi
tentang sejarah Banjar dan tetap dengan menggunakan bahasa yang santai
agar mudah diterima oleh generasi muda dan masyarkata pada umunya.
5.2 Saran
Penyampaian informasi sejarah Banjar dengan menggunakan media
kesenian madihin dapat dilakukan dengan membagikannya di media media
20
21
sosial seperti Instagram, Youtube atau Facebook, karena pada saat ini bukan
hanya remaja saja yang menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi
dan informasi tetapi hampir seluruh kalangan masyarakat menggunakannya.
Jadi, dengan menggunakan media sosial dalam menyampaikan informasi
sejarah Banjar ini diharapkan dapat mampu memudahkan dalam
penyampaiannya.
Selain itu, dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan menyisipkan
kesenian madihin dengan isi tentang sejarah Banjar pada mata pelajaran
muatan lokal (mata pelajaran tambahan yang ada di Kalimantan Selatan) dan
juga dapat dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan mengajarkan dan
mengenalkan kesenian madihin pada peserta didik. Selain itu, dengan
diselenggarakannya ekstrakurikuler kesenian madihin pada peserta didik
maka dapat ditampilkan pada acara acara yang diadakan sekolah misalkan
pada acara perpisahan, kesenian madihin dapat disisipkan tentang sejarah
Banjar.
DAFTAR PUSTAKA
v
LAMPIRAN I
Pertanyaan Wawancara:
1. Apa anda pernah membaca sejarah banjar?
2. Seberapa sering anda membaca sejarah banjar?
3. Bagaimana sejarah banjar yang anda ketahui?
4. Menurut anda bagaimana minat remaja saat ini dalam mengetahui sejarah
banjar?
5. Bagaimana ketertarikan anda dengan sejarah banjar?
6. Apakah anda tahu dengan kesenian madihin ?
7. Apakah efektif pengajaran sejarah banjar dengan menggunakan kesenian
madihin ? Mengapa ?
vi
FORMULIR PENDAFTARAN
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI SEJARAH (APPS) DIY
2017
I.
Nama Ketua Tim : Desi Arianti
TTL : Handil Buluan, 23 Agustus 1996
Alamat / Kode Pos : Jalan Martapura Lama Km 11,5 RT 2 Desa
Gudang Hirang, Sungai Tabuk,
Kalimantan Selatan/70653
NIM / Angkatan : A1B214072 / 2014
Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas : FKIP
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Telepon / Hp : 081254443753
Email : desiariantiii@gmail.com
JudulArtikel / Naskah : Meningkatkan Nasionalisme dan Pengetahuan
Sejarah Banjar
dengan Kesenian Madihin
II.
Nama Anggota I : Noviyanti Amelinda
TTL : Banjar, 14 Nopember 1995
Alamat / Kode Pos : Jalan A. Yani KM 14,5 Gang Papadaan
RT 19 Kecamatan Gambut ,
Kalimantan Selatan/70652
NIM / Angkatan : A1E314698
Jurusan : PGSD
Fakultas : FKIP
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Telepon / Hp : 085249824567
Email : noviyantiamlnda@gmail.com
Desi Arianti
NIM. A1B214072