Sebelum membahas lebih lanjut mengenai palapa ring, kita harus tau arti nama dari palapa ring tersebut. “Palapa” dalam palapa ring diambil dari patih gajah mada yang ingin menyatukan nusantara sedangkan “ring” artinya cincin yang akan terhubung satu sama lain. Jadi palapa ring adalah proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal atau yang kita biasa sebut daerah 3T. Proyek palapa ring ini menggunakan kabel serat fiber optic seluas kurang lebih 36.000 Kilometer yang nantinya akan menyediakan akses internet yang berkecepatan tinggi. Palapa ring terdiri dari 7 lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Adapun tujuan kabel serat optik dipilih karena transmisi datanya yang besar. Palapa ring juga disebut sebagai tol langit yang bisa menghubungkan sekolah, kantor pemerintah, kantor polisi, puskesmas, korem, koramil, termasuk wilayah pemukiman dengan internet. Adapun nantinya palapa ring ini bisa dimanfaatkan sebagai system pemerintahan (E-Government), Pendidikan (Tele-Education), dan kesehatan (Tele-Medicine). Untuk apa Palapa Ring dibangun?
Pasti muncul pertanyaan mengapa palapa ring perlu dibangun. Palapa
ring dibangun karena Operator selular belum membangun fasilitas jaringan yang merata di Indonesia. Untuk sebagian wilayah mungkin sudah tercover dengan adanya internet namun tidak dengan daerah pedalaman yang belum pernah merasakan adanya internet. Dengan dibangunnya palapa ring, negara kita perlahan bisa menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia bisa berkesempatan menjadi salah satu negara maju. Maka dari itu pembangunan palapa ring dirasa sangat tepat untuk menjagkau daerah yang belum tercover dengan internet.
Apa dampak dari pembangunan Palapa Ring?
Jika nantinya palapa ring sudah rampung, maka akan berdampak pada penurunan tarif internet yang ada di Indonesia. Perlu diketahui bahwa tarif internet di negara kita masih belum merata dengan sempurna. Seperti pada contoh yaitu pada wilayah timur Indonesia masih mematok tarif internet yang harganya selangit. Pada prinsipnya, palapa ring bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh operator selular untuk membagun infrastruktur internet. Dengan adanya palapa ring ini, operator selular tidak lagi mematok tarif internet dengan harga yang mahal ditambah lagi palapa ring ini memiliki kecepatan jelajah internet yang sangat cepat untuk memberi kemudahan penduduk dalam mengakses internet. Apa manfaat Palapa Ring bagi penduduk 3T? Secara umum, palapa ring mempunyai manfaat yang begitu besar bagi penduduk 3T dalam mengakses informasi dan pemanfaatan layanan internet untuk kehidupan sehari hari. Palapa ring ingin mengenalkan dunia internet kepada penduduk 3T untuk menambah pengetahuan mereka dalam bidang IT khususnya dalam mengakses internet. Sudah saatnya penduduk yang berada di daerah pedalaman untuk segera bisa mencicipi layanan internet yang sedang beredar saat ini. Mereka bisa memanfaatkan internet untuk berkomunikasi dengan saudara, melihat artikel , memudahkan bertransaksi jual beli secara online yang nantinya bisa membantu perekonomian menjadi lebih baik.
Mengapa proyek Palapa Ring sempat terhambat?
Pada tahun 2007 proyek palapa ring untuk pertama kali memenangkan proses tender yang pada tahun 2008 bisa dimulai untuk pembangunan yang pertama kali. Hingga pada tahun 2019 palapa ring sudah terealisasikan sehingga semua daerah yang ada di Indonesia menjadi tercover dengan adanya jaringan internet. Pada proses pembangungannya, palapa ring sempat mengalami beberapa kendala yang menyebabkan pembangunan palapa ring menjadi terlambat dikarenakan adanya masalah. Seperti di daerah papua, permasalahannya yaitu terletak pada akses jalan untuk memasang fiber optiknya. Di gunung para pekerja dihadapkan dengan situasi yang cukup sulit karenadi gunung para pekerja tidak bisa menarik fiber optik, sedangkan di laut dan darat bisa. Selain itu para pekerja juga mengalami kesulitan untuk membawa material dikarenakan akses jalan yang sulit juga. Karena tidak ada jalan untuk membawa material, maka satu satunya cara yaitu dengan mengunakan helicopter untuk membawa pekerja dan material untuk sampai naik keatas gunung. Meskipun pembangunan palapa ring mengalami keterhambatan, dengan semangat dan kerja keras yang dimiliki oleh pekerja maka proyek palapa ring bisa diselesaikan juga.
Berapa anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan Palapa Ring?
Pembangunan Palapa Ring membutuhkan anggaran yang sangat besar. Untuk pembangunan Palapa Ring Tengah bernilai Rp 1,7 triliun dengan masa konsesi 15 tahun. Jaringan kabel fiber optiknya sekitar 2.700 kilometer (km) dan menjangkau 17 kabupaten dan kota terpencil di wilayah Indonesia tengah. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) menjamin proyek ini supaya investor swasta tertarik berpartisipasi. Sementara itu, proyek Palapa Ring Barat lebih dulu diselesaikan Kominfo. Pembangunan infrastruktur senilai Rp 3,48 triliun ini kelar pada Maret tahun lalu. Jaringan kabel serat optik sepanjang 1.980 km ini melintasi kawasan barat Tanah Air. Untuk Palapa Ring Timur, Kominfo menargetkan pengerjaan selesai maksimal pertengahan 2019. Infrastruktur senilai Rp 5,1 triliun ini menjangkau Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua Barat hingga pedalaman Papua. Total panjang kabel serat optik mencapai 8.450 km.
Siapa saja pemenang tender proyek Palapa Ring?
Paket Barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel-Triasmitra: 1. PT. Moratelematika Indonesia → 90% 2. PT. Ketrosden Triasmitra → 10%
Paket Tengah dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima:
1. PT LEN (Ketua Konsorsium) → 51% 2. PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) → 34% 3. PT Sufia Technologies → 5% 4. PT Bina Nusantara Perkasa (BNP) → 5% 5. PT Multi Kontrol Nusantara → 5%
Paket Timur dimenangkan oleh konsorsium Moratelindo - IBS - Smart
Telecom → 85.98%
Mengapa proyek Palapa Ring bagian timur dibagi menajdi 2?
Pemerintah mengubah skema proyek Palapa Ring untuk Paket Timur (Papua, Papua Barat, NTT, Maluku). Jika sebelumnya terhitung dalam satu daerah, paket tersebut kini dibagi menjadi dua wilayah, yakni timur bagian atas dan timur bagian bawah. Hal ini bersumbu pada kondisi geografis Papua yang didominasi darat (inland), sehingga penerapan kabel optik di bawah laut menjadi sulit. Sementara itu, pengadaan di daerah Maluku dianggap lebih mudah. Maka, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, pembagian tersebut dilakukan untuk menjamin Paket Timur terus berjalan. Pemerintah tak ingin kompleksitas di Papua berpengaruh pada Maluku.