Namun, pada tahun 2009 wacana ini gagal dan konsorsiumnya dibubarkan. Tidak
ada perkembangan berarti terkait Palapa Ring selama bertahun-tahun setelahnya.
Baru ketika Rudiantara ditunjuk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, proyek
ini akhirnya benar-benar mulai digarap dan berjalan pada tahun 2015.
Palapa Ring termasuk ke dalam salah satu proyek strategis nasional yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksana Proyek
Strategis Nasional. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dari
Kominfo menjadi pihak yang menggarap proyek ini.
Nama Palapa Ring sendiri diambil dari dua istilah, yakni Palapa dan Ring. Palapa di
sini merujuk pada Sumpah Palapa dari Gajah Mada yang ingin menyatukan
Nusantara, sedangkan Ring maksudnya adalah secara teknis jaringan ini akan
berbentuk seperti cincin yang saling terhubung satu sama lain.
Menurut Feriandi Mirza, model bisnis yang digunakan untuk Palapa Ring dinamakan
KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). Anang mengungkapkan, Palapa
Ring menjadi proyek pertama yang menggunakan skema KPBU pada 2015.
Kemudian, ada istilah unik yang ditujukan untuk Palapa Ring ini. Kominfo
menamakannyai ‘tol langit’ yang merupakan perumpamaan dari sinyal yang
digambarkan berada di langit dan Palapa Ring ini menjadi lalu lintas sinyal internet
tanpa hambatan di Indonesia.
Saat itu tercatat ada 514 kabupaten (dan kota) pada 2015, ternyata baru 400
(kabupaten) yang terjangkau dengan jaringan serat optik. Jadi pada intinya jalan tol
langit itu fisiknya jaringan serat optik. Untuk tol langit itu perumpamaan yang dipakai
karena sinyal yang seolah di langit.
Dari 114 kota/kabupaten yang belum terjangkau, Kominfo pun menggandeng
operator telekomunikasi di Indonesia untuk ‘bagi-bagi tugas’. Keduanya bekerja
sama untuk menyediakan internet di seluruh daerah yang belum terjangkau.
Namun, tugas Kominfo untuk menjangkau lebih dari 12 ribu kilometer dengan
jaringan internet itu dirasa sulit jika sendirian. Oleh karena itu, Kominfo akhirnya
memecahnya menjadi tiga paket, yang masing-masing digarap oleh mitra usaha
yang berbeda-beda.
Ketiga paket itu dinamakan Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur. Sesuai
namanya, masing-masing berfokus pada tiga wilayah yang berbeda. Palapa Ring
Barat untuk Indonesia bagian barat, Palapa Ring Tengah untuk Indonesia bagian
tengah, sedangkan Palapa Ring Timur untuk Indonesia bagian timur.
Saat ini, Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah telah rampung dibangun dan
sudah mulai dioperasikan. Kabel optik Palapa Ring Barat sendiri memiliki panjang
2.275 kilometer yang digarap oleh PT Palapa Ring Barat, Badan Usaha Pelaksana
(BUP) bentukan Konsorsium Mora Telematika indonesia-Ketrosden Triasmitra
selaku pemenang lelang proyek paket Barat.
Palapa Ring Barat sendiri telah mulai beroperasi sejak Maret 2018 lalu.
Sementara itu Palapa Ring Tengah dibangun sepanjang 2.995 kilometer dan telah
beroperasi sejak Desember 2018. Pihak yang mengerjakan Palapa Ring Tengah
adalah PT LEN Telekomunikasi Indonesia yang merupakan gabungan usaha dari PT
LEN, PT Teknologi Riset Global Investama, PT Sufia Technologies, PT Bina
Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara.
Palapa Ring Timur bisa mulai dioperasikan pada tahun 2019 ini.
Lebih lanjut menurur Feriandi,Palapa Ring Timur memiliki panjang 6.876 kilometer
yang dikerjakan oleh PT Palapa Timur Telematika yang merupakan usaha bentukan
Konsorsium Moratelindo-IBS Smart Telecom.
Total, kabel serat optik yang dibangun untuk Palapa Ring ini mencapai sekitar
12.200 kilometer, yang 8.500 kilometer di antaranya melintasi laut.
” Jadi harapannya pengguna di ujung sana mendapatkan tarif yang tidak terlalu jauh
dengan kita yang ada di Jawa.,” kata dia..
Dari skema bisnisnya, BAKTI memang menyiapkan tarif untuk pihak-pihak yang
ingin memanfaatkan Palapa Ring. Meski begitu, BAKTI memastikan untuk Palapa
Ring ini ada tarif subsidi yang membuat harganya tidak akan semahal yang
diperkirakan.
Hal ini dilakukan oleh BAKTI dan Kominfo untuk mendorong agar daerah-daerah
terjauh dan terpencil dapat meningkatkan perekonomiannya.
Kapasitas jaringan Palapa Ring sendiri di awal ini adalah sebesar 100 Gbps. Apabila
dirasa kurang, BAKTI mengatakan bisa menyiapkan kapasitas yang lebih besar
karena isi dari kabel optiknya sendiri ada 24 core dan untuk saat ini yang dipakai
baru 1 core.
Oleh karena itu, BAKTI yakin konsep jaringan serat optik akan bertahan 10 sampai
25 tahun ke depan.
Satelit
Jaringan serat optik atau biasa juga disebut sebagai fiber optik bukanlah satu-
satunya tulang punggung (backbone) telekomunikasi di Indonesia. Selain serat optik,
ada satelit yang berfungsi menyebar internet ke daerah terpencil yang tidak terjamah
jaringan serat optik.
Proyek satelit ini sebenarnya untuk menjangkau yang tidak terjangkau oleh jaringan
palapa ring. Saking jauhnya. Hasil studi Bakti, ternyata ada 150 ribu titik, bisa itu
sekolah, bisa itu puskesmas, kantor desa, pos TNI di perbatasan, pos polisi, itu tidak
bisa dijangkau oleh jaringan serat optik.
Direktur Utama BAKTI Anang Latif menambahkan dengan selesainya Palapa Ring
inni maka keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur, akan segera
dirasakan oleh seluruh masyarakat.
” Pemerintah pastikan, di Indonesia tidak akan ada lagi internet lemot. Ini barangkali
yang disebut Tol Langit, kombinasi antara Palapa Ring dengan Satelit. Semua
kabupaten dan kota (di seluruh Indonesia) sudah terhubung dengan internet
kecepatan tinggi atau broadband,” ucap dia.
Nantinya,tambah dia dipastikan sekolah SD, SMP dan SMA terhubung dengan
broadband. Bukan hanya dengan internet yang sekarang dipakai UNBK, tapi harus
dipakai untuk proses belajar mengajar..
Selain fasilitas pendidikan, lanjut dia, pemerintah juga memastikan 83 ribu kantor
desa, lebih dari lima ribu puskesmas, fasilitas Rumah Sakit, kantor Polsek dan
Koramil, bakal terhubung dengan internet kecepatan tinggi.
Menurut Anang, proyek infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring juga upaya untuk
mewujudkan konektivitas nasional. “Secara paralel, Bakti Kemenkominfo bekerja
sama dengan mitra penyedia VSAT sebagai bagian dari ground segment. Melalui
skema itu, kami harapkan dapat efisiensi biaya untuk memberikan layanan
telekomunikasi yang lebih masif,” ujar dia..
Ia mengatakan uji akhir telah dilakukan pada 31 Agustus melalui uji coba panggilan
video yang dilakukan Bupati Asmat dengan Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati
Nunukan.
Kecepatan Maksimal
Dibandingkan 4G, 5G menawarkan bandwidth dan kapasitas yang jauh lebih besar
dan tinggi. Secara teori kecepatan maksimal 4G adalah di kisaran 300 Mbs. Angka ini
tentu jauh berbeda dengan kenyataan yang ada, karena realitanya kecepatan 4G rata-
rata berada di kisaran 40 – 60 Mbps saja.
Bandingkan dengan 5G yang umumnya memiliki kecepatan yang bisa mencapai 1
Gbps, atau sepuluh kali lipat dari kecepatan 4G. Bahkan perusahaan teknologi seperti
Huawei mengklaim telah menciptakan sebuah modem 5G dengan kecepatan
maksimum mencapai 6,5 Gbps.
Kecepatan Upload
Kekuatan Sinyal
Kecerdasan Perangkat
Kecerdasan perangkat juga menjadi perbedaan 4G dan 5G. Dengan teknik radio
kognitif yang dapat mengidentifikasi tiap perangkat, jaringan 5G mampu
membedakan perangkat tetap/fixed dan mobile. Hal ini tentu saja tidak dapat
dilakukan oleh 4G.
Latency
Latency adalah lama waktu yang dibutuhkan data untuk sampai ke tujuan yang diukur
dalam satuan mili detik. Dimana semakin kecil latency maka jaringan tersebut semakin
baik. Berbeda dengan 4G yang memiliki latency lebih lama, jaringan 5G justru
menawarkan latency yang jauh lebih singkat. Standar latency rendah milik 5G biasa
disebut sebagai URLLC: ultra-reliable, low-latency connections.
Sebagaimana disebutkan di awal, jaringan 5G mempunyai kontribusi cukup besar
terhadap kemajuan komunikasi manusia. Berkat 5G pula kegiatan sehari-hari manusia
di bidang komunikasi dan pertukaran data menjadi lebih mudah dan cepat.
Koneksi Lebih Luas
Meski sama-sama mengusung OFDM, teknologi 5G menawarkan kelebihan dibanding
LTE yang hanya mempunyai subcarrier spacing mencapai 15 kHz. Sementara 5G bisa
lebih dari itu. Dengan kapasitas yang besar, yakni hingga 100 kali, teknologi 5G juga
mampu beradaptasi dengan berbagai perangkat. Ini artinya, semakin banyak
perangkat perangkat berbasis smart yang dapat terhubung dan beradaptasi dengan
jaringan 5G.
Selain koneksi yang luas dan kecepatan transmisi yang lebih baik dari generasi
sebelumnya, teknologi 5G juga hampir tidak memiliki delay. Diketahui jaringan 5G
memiliki waktu delay sekitar 4 hingga 5 milidetik saja. Bahkan, bisa dikurangi sampai 1
milidetik. Waktu delay yang begitu singkat ini memungkinkan pengguna teknologi 5G
bisa menonton video beresolusi tinggi tanpa buffering.
Hemat Energi
Kekurangan Teknologi 5G
Sebagaimana kita ketahui jika saat ini Spektrum radio sudah penuh dengan 3G dan 4G
yang telah lebih dulu hadir. Bukan tidak mungkin jika hadirnya jaringan 5G sebesar 6
GHz akan menimbulkan masalah karena susunan pita frekuensi radio sudah padat.
Hasil riset menyebut jika 5G memiliki masalah dari segi privacy dan keamanan.
Kemudahan dalam mentransfer data berkualitas tinggi disinyalir menjadi penyebab
rentannya tingkat keamanan pada teknologi 5G.
Dengan kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di berbagai sektor. Dimana yang
pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk menjalankan operasionalnya,
sekarang digantikan dengan penggunaan mesin teknologi.
Menurut Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 yang menyatakan arti
dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi komprehensif dari segala aspek
produksi yang terjadi di dunia industri melalui penggabungan antara teknologi digital
serta internet dengan industri konvensional.
Selain itu, menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan revolusi industri yang
menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu sebuah
lingkungan industri dimana seluruh entitasnya dapat selalu terhubung serta mampu
berbagai informasi dengan mudah antara satu sama lain.
Adanya revolusi industri membuat adanya perubahan dalam cara hidup, bekerja, serta
berhubungan manusia yang dibahas secara lengkap pada buku Revolusi Industri
Keempat dibawah ini.
Salah satu contoh produk dari teknologi IoT ini adalah jarvis yang dapat mematikan
lampu ketika sudah pagi hari. Selain itu beberapa aplikasi lain yang memanfaatkan IoT
adalah Gowes yang menggunakan IoT untuk bike sharing, eFishery yang menggunakan
IoT untuk memberi pakan ikan secara otomatis, Qlue yang menggunakan IoT untuk
smart city, serta Hara yang menggunakan IoT untuk pangan serta pertanian.
2. Big Data
Teknologi yang kedua dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Big Data. Big Data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan volume
data dalam jumlah yang besar, baik data yang terstruktur maupun tidak terstruktur.
Big Data sendiri telah digunakan pada banyak bisnis dan dapat membantu sebuah
perusahaan menentukan arah bisnisnya. Berikut beberapa penyedia layanan yang
termasuk ke dalam penggunaan teknologi Big Data di Indonesia, sebagai berikut.
o Sonar Platform
o Paques Platform
o Warung Data
o Dattabot
3. Augmented Reality
Teknologi yang ketiga dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Augmented Reality atau yang dikenal dengan AR.
AR merupakan sebuah teknologi dimana menggabungkan antara benda dunia maya dua
dimensi dengan benda tiga dimensi yang ada ke dalam sebuah lingkungan nyata
tersebut, kemudian memproyeksikan benda maya yang ada tersebut ke dalam waktu
nyata.
Beberapa aplikasi yang menggunakan teknologi AR atau Augmented Reality ini adalah
aplikasi chatbot serta pengenalan wajah atau yang lebih dikenal face recognition.
4. Cyber Security
Teknologi yang keempat dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah Cyber Security yang merupakan sebuah bentuk upaya untuk melindungi segala
informasi yang dimiliki dari adanya cyber attack. Cyber attack sendiri merupakan segala
jenis tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan atau
confidentiality, integritas atau integrity, serta ketersediaan atau availability sebuah
informasi.
Fungsi utama dari adanya Artificial Intelligence adalah kemampuannya yang dapat
digunakan untuk mempelajari data yang diterima secara berkesinambungan. Dengan
semakin banyaknya data yang diterima maupun dianalisis, maka akan semakin baik pula
dalam melakukan sebuah prediksi.
6. Additive Manufacturing
Teknologi yang keenam dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah Additive Manufacturing yang merupakan sebuah terobosan baru yang ada di
bidang industri manufaktur dan sering dikenal menggunakan printer 3D.
Dengan kemajuan era teknologi saat ini dan berkembangnya era digital saat ini, gambar
atau desain digital yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai barang nyata dengan
ukuran maupun bentuk yang dapat disesuaikan seperti halnya yang dapat Grameds
baca pada buku Revolusi Industri 4.0 dibawah ini.
7. Simulation
Teknologi yang ketujuh dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Simulation yang merupakan bentuk perwakilan dari operasi waktu ke waktu. Simulasi
seringkali digunakan untuk berbagai konteks, seperti dalam simulasi teknologi yang
digunakan untuk optimalisasi kinerja, teknik keselamatan, pengujian, serta pelatihan.
8. System Integration
Teknologi yang kedelapan dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah system integration atau sistem integrasi yang merupakan sebuah rangkaian
penghubung antara beberapa sistem baik secara fisik maupun fungsional. SIstem
tersebut juga yang akan menggabungkan antara komponen sub sistem yang ada dalam
satu sistem sehingga dapat menjamin setiap fungsi yang ada dapat bekerja dengan baik
sebagai satu kesatuan dari sistem yang ada.
9. Cloud computing
Teknologi yang kesembilan dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah cloud computing yang merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet
saat ini sebagai pusat pengelolaan data maupun aplikasi. Dengan adanya cloud
computing ini, para pengguna komputer diberikan hak akses untuk dapat masuk ke
dalam server virtual yang dapat digunakan sebagai konfigurasi server melalui internet.
Terdapat tiga jenis model layanan dari cloud computing atau komputasi awan ini sendiri,
yang terdiri sebagai berikut.
Pembahasan revolusi industri yang terjadi di Indonesia juga secara lengkap dibahas
didalam buku Tafsir Di Era Revolusi Industri 4.0 yang dilengkapi dengan komentar ulama
tafsir,baik klasik maupun temporer.
2. Transparansi informasi
Prinsip rancangan yang kedua adalah transparansi informasi yang merupakan bentuk
dari kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik dan
membuatnya ke bentuk virtual yang dilakukan dengan cara memperkaya model pabrik
digital yang ada menggunakan data sensor. Prinsip ini sendiri membutuhkan
pengumpulan data sensor dalam bentuk mentah agar dapat menghasilkan sebuah
informasi konteks yang memiliki nilai yang tinggi.
3. Bantuan teknis
Prinsip rancangan yang ketiga adalah bantuan teknis yang terbagi menjadi dua, yaitu:
1. E-commerce
Contoh yang pertama adalah e-commerce yang merupakan transformasi dari industri
retail yang tersentuh pengaruh teknologi yang kemudian berubah menjadi hal tersebut.
Pada awalnya, e-commerce merupakan sebuah platform yang digunakan untuk
transaksi jual beli antar pengguna yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan
pengusaha besar.
Salah satu platform e-commerce terlama yang ada di Indonesia seperti Tokobagus,
Kaskus FJB, serta Berniaga. Namun, dengan seiring berjalannya waktu serta
perkembangan teknologi dan infrastruktur logistik, industri e-commerce ini menjadi
sangat menjanjikan dan berkembang hingga masuk ke industri retail konvensional.
2. Aggregator Layanan
Contoh kedua adalah aggregator layanan, yang dimulai dari aggregator properti,
transportasi, layanan kesehatan, hingga reksa dana. Semua hal tersebut sekarang dapat
diakses melalui sentuhan jari dan gadget yang kamu miliki.
Jika sebelumnya, seseorang harus mencari berbagai informasi serta sebagai sebuah
perusahaan yang harus menunggu datangnya klien, dengan perkembangan yang ada
menjadi kebalikan. Dengan adanya aggregator layanan terdapat keuntungan lain yaitu
adanya transparansi data.
Hal ini dikarenakan aggregator mengumpulkan berbagai data dari berbagai vendor
layanan menjadi satu, sehingga bagi para konsumen dapat dengan mudah menentukan
pilihan yang mereka inginkan. Selain itu, melalui aggregator seseorang dapat dengan
mudah mengakses serta penggunaannya yang lebih praktis.
4. Pembayaran Digital
Contoh keempat adalah pembayaran digital. Hal ini dapat kita lihat melalui industri
pembayaran digital yang saat ini terus menerus bertumbuh. Hingga saat ini, terdapat
lebih dari 10 vendor pembayaran digital yang beroperasi di Indonesia dengan fitur dan
keunggulannya yang berbeda masing-masing.
Pembayaran digital ini tumbuh dengan pesat karena memberikan kemudahan serta
keamanan bagi penggunanya dalam melakukan transaksi. Dengan menggunakan
layanan ini, pengguna dapat dengan mudah membayar tanpa memerlukan membawa
barang lain saat keluar rumah dan hanya memerlukan gadget yang dibawanya setiap
hari.
5. Kursus Online
Contoh kelima adalah kursus online. Hal ini juga didukung dengan adanya pandemi saat
ini yang sudah terjadi sejak awal 2020. Oleh sebab itu, industri di bidang ini semakin
tumbuh dengan pesat, karena masyarakat yang tidak memiliki pilihan lain untuk
menuntut ilmu dan menerima informasi ditengah keadaan ini.
Namun, perkembangan kursus online yang pesat ini juga bisa dikarenakan memberikan
pengalaman belajar yang berbeda jika kita bandingkan dengan pendidikan pada
umumnya. Hal ini dikarenakan, kursus online dapat dilaksanakan kapan dan dimanapun.