Kelompok 7
Fakutas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2018
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida merupakan monomer dari polisakarida yang terdiri satu unit gula.
Monosakarida tidak berwarna, merupakan kristal padat yang bebas larut di dalam air
karena mengandung gugus -OH, tetapi tidak larut dalam pela
rut nonpolar, mempunyai rumus empiris (CH2O)n. Kerangka monosakarida adalah
rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu di antara atom karbon
berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus karbonil; masing-
masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil.
H H
H
C O H C OH
C O
H C OH C O
H C OH
H C H H C H
HO C H
H C H H C OH
H C OH
H C OH H C O H C OH
H C OH H C O H C OH
H H H
H C OH
C O
H C OH
H
Gambar 1.3 Dihidroksiaseton, tidak memiliki pusat khiral
Akan tetapi, karena banyak dari aldosa yang mempunyai dua atau lebih pusat
khiral, muncul awalan -D (dekstro) dan -L (levo), digunakan untuk menujukkan
konfigurasi dari karbon khiral yang paling jauh dari atom karbon karbonil (C=O).
Sementara untuk dihidroksiaseton tidak memiliki struktur D dan L karena tidak
terdapat atom C khiral.
D-Glukosa L-Glukosa
Gambar 1.4 D-Glukosa dan L-Glukosa diperlihatkan dengan rumus struktur
berantai lurus.
Triosa Treosa
Gambar 1.5 Triosa yang memiliki 3 atom karbon dan Treosa yang memiliki 4
atom karbon
Sedangkan monosakarida yang memiliki 5 atom karbon (pentosa) atau 6 atom
karbon (heksosa) pada kerangkanya, maka berbentuk siklik atau cincin.
Gambar 1.6 Glukosa dengan bentuk rantai lurus dan bentuk cincin
Pembentukan cincin piranosa pada D-Glukosa akibat reaksi antara aldehida dan
alkohol membentuk senyawa turunan yang disebut hemiasetal (Gambar 1.8), yang
mengandung suatu atom karbon asimetri, C-1 atom karbon pada aldehid glukosa
bentuk rantai terbuka bereaksi dengan gugus hidroksil pada C-5 yang membentuk
suatu ikatan kovalen. Senyawa cincin yang beranggotakan 6 karbon ini disebut
piranosa karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 6 anggota yang
disebut piran.
Gambar 1.7 Pembentukan kedua bentuk D-glukopiranosa. Jika gugus aldehida
pada C1 dan gugus hidroksil pada C5 menghasilkan α-D-Glukopiranosa dan β-
D-Glukopiranosa.
Pada monosakarida dengan gugus keton, atom karbon C-2 fruktosa bentuk
rantai terbuka dapat bereaksi dengan gugus hidroksil pada atom karbon C-5,
membentuk senyawa cincin yang beranggotakan 5 karbon, yang menyerupai senyawa
beranggotakan-lima furan, senyawa tersebut disebut furanosa. Pembentukan cincin
furanosa pada D-Fruktosa akibat reaksi antara keton dan alkohol membentuk senyawa
turunan yang disebut hemiketal (Gambar 2.1),
Gambar 2.0 Bentuk rantai lurus D-Fruktosa dan bentuk cincin α-D-
fruktofuranosa dan β-D-fruktofuranosa
Pada bentuk cincin furanosa dari fruktosa gugus hidroksilnya terikat dengan atom C-
2, sehingga terdapat pula bentuk alfa (α) dan beta (β).
R C H + CuO Cu2O + R C OH
+
Cu2+Cu
2. DISAKARIDA
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua monosakarida yang
berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida itu disebut ikatan glikosida (glikosidik).
Ikatan glikosida dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan
gugus hidroksil pada karbon anomer pada gula yang lain. Dengan kata lain terbentuk
dengan kondensasi gugus hidroksil atom karbon nomor 1 dari suatu monosakarida
dengan gugus hidroksil dari salah satu nomor karbon (2, 4, 6) monosakarida lainnya.
Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida di antara kedua residu
Ɒ-glukosa di atas adalah bentuk α, sehingga ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4).
Kedua residu glukosa pada maltosa berbentuk piranosa (segi enam). Residu glukosa
kedua pada maltosa dapat berada dalam bentuk α atau bentuk β. Bentuk yang paling
banyak dijumpai adalah bentuk β. Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur
(amilase) terhadap pati. Maltosa dihidrolisa oleh enzim usus maltosa yang spesifik
terhadap ikatan α(1→4). Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki
gugus karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.
b. Laktosa
Laktosa terdapat pada susu yang dihidrolisis menghasilkan Ɒ-glukosa dan Ɒ-
galaktosa. Keduanya berikatan melalui ikatan β(1→4). Disakarida jenis ini
merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas
pada residu glukosa.
c. Sukrosa
Gula ini biasa disebut gula tebu merupakan disakarida dari glukosa dan
fruktosa. Karbon anomer kedua unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu
dengan yang lain, sehingga sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas.
Jadi sukrosa bukanlah gula pereduksi. Sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan
α-D-Glukosa dan β-D-Fruktosa. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2-α-glikosidik.
3. POLISAKARIDA
Polisakarida merupakan salah satu golongan karbohidrat yang terdiri dari
rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Terdapat dua
jenis polisakarida yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
a. Homopolisakarida
Homopolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung satu jenis unit
monosakarida. Contoh suatu homopolisakarida yaitu pati yanghanya mengandung
unit-unit glukosa.
Ikatan α (14)
D-glukosa
Gambar 3.0 Struktur Pati (Amilosa) mengandung satu jenis monosakarida
b. Heteropolisakarida
Heteropolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung dua atau lebih
jenis unit monosakarida yang berbeda. Contoh suatu heteropolisakarida yaitu asam
hialuronat yang mengandung dua jenis unit gula. Asam hialuronat ini tersusun dari
asam D-glukoronat dan N-asetilglukosamina. Kedua turunan monosakarida yang
berbeda ini dihubungkan oleh ikatan glikosida β(1,3) membentuk satu unit disakarida
yang kemudian berhubungan dengan unit disakarida yang sama dengan ikatan
glikosida β(1,4) dan seterusnya.
D-glukoronat
Ikatan β (13) Ikatan β (14)
N-asetil
glukosamina
D-glukosa
Ikatan α (14)
Amilosa
Gambar 3.2 Struktur Pati (Amilosa) yang berbentuk rantai panjang, tidak
bercabang
2) Amilopektin
Amilopektin terdiri dari rantai-rantai bercabang yang dibentuk oleh 24-30 residu
glukosa yang disatukan dengan ikatan glikosidik oleh ikatan α(14) di rantai dan
oleh ikatan α(16) di titik percabangan.
Glukosa
b. Glikogen
Glikogen banyak ditemukan pada urat hati dan urat daging. Glikogen
merupakan polisakarida bercabang dari D-glukosa dalam ikatan α(14). Ikatan pada
percabangan adalah α(16). Dibandingkan dengan amilopektin, pada glikogen lebih
banyak terdapat percabangan dan strukturnya lebih kompak.
6
5
4 1
3 2 Ikatan α(16)
6
5 D-glukosa
4 1
3 2
6 6
5 5
4 1 4 1
3 2 3 2
Ikatan α(14)
Amilopektin Glikogen
c. Selulosa
Selulosa banyak dijumpai dalam dinding sel tumbuhan.
D-Glukosa
d. Kitin
Kitin merupakan polisakarida linear dan rantainya tak bercabang yang tersusun
atas polimer N-asetil D-glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β(1 4). Kitin juga
memiliki monomer berupa molekul glukosa dengan cabang yang mengandung
nitrogen. Kitin merupakan struktural ekstraseluler yang berfungsi penyusun kutikula
arthropoda.
D-glukosa
Ikatan β
1 4
gugus
Gugus
amino
asetil
e. Peptidoglikan
Dinding bakteri terdiri dari kompleks polimer polisakarida yang mengandung
rantai berbagai asam amino, tetapi rantai asam aminonya tidak sepanjang rantai asam
amino pada protein, sehingga disebut peptidoglikan bukan glikoprotein. Dinding sel
ini terdiri dari kerangka struktural berikatan kovalen yang mengelilingi sel secara
sempurna. Struktur ini tersusun dari rantai polisakarida panjang, paralel, dan saling
berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang tertentu oleh rantai polipeptida
pendek. Rantai polisakarida tersebut terdiri dari unit monosakarida N-asetil-D-
glukosamin dan asam N-asetilmuramat secara berganti-ganti dan dihubungkan oleh
ikatan β(14). Setiap unit N-asetilmuramat berlekatan dengan suatu rantai samping
tetrapeptida. Rantai samping tetrapeptida tersebut terdiri dari L-alanin, D-asam
glutamat, asam diaminopimeat, dan D-alanin.
N-asetil N-
glukosamin asetilmura
mat
β (1,4)
f. Pektin
Pektin merupakan polimer linear dari asam D-galakturonat yang berikatan dengan
α (1 4) glikosidik dengan beberapa gugus asam karboksilat yang termetilasi. Pektin
berbentuk serbuk kasar maupun halus, warna putih kekuningan dan hampir tidak
berbau. Pektin diperoleh dari buah-buahan seperti apel dan jenis jeruk. Pektin banyak
digunakan sebagai zat pembuat jel dalam jeli buah.
α (1,4)
g. Lignin
Kerangka dinding sel tumbuhan terdiri dari lapisan-lapisan serat selulosa yang
panjang, melebar dan saling bersimpangan yang lebih kuat dari pada baja dengan
diameter sama. Kerangka ini diliputi oleh matriks seperti semen yang terdiri dari
polisakarida struktural jenis lain dan bahan polimer lain yang disebut lignin. Pada
bagian berkayu dari dahan pohon, dinding sel bersifat tebal dan mampu bertahan
terhadap gaya tekanan tinggi.
Struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Lignin memiliki
gugus aromatik dan penyusunnya terdiri dari p-koumaril alkohol, koniferil alkohol,
dan sinapil alkohol.
Lignin dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok menurut unsur strukturalnya,
yaitu:
1. Lignin guaiasil: terdiri dari koniferil alkohol dan p-coumaryl alkohol,terdapat
pada kayu daun jarum.
2. Lignin guaiasil-siringil: terdiri darikoniferil alkohol dan sinapil alkohol
merupakan ciri kayu daun lebar dan pada kayu tropis.
Glikokonjugat
Glikokonjugat istilah setara digunakan untuk menamakan molekul yang mengandung 1
atau lebih rantai karbohidrat terikat secara kovalen pada protein (untuk membentuk
glikoprotein atau proteoglikan), atau lipid (untuk membentuk glikolipid).
1. Glikoprotein
Hampir semua protein plasma pada manusia kecuali albumin adalah glikoprotein. Protein
terdapat dalam jaringan dan membran sel. Radikal prostetiknya adalah karbohidrat, yaitu
oligosakarida rantai pendek atau rantai panjang. Monomer monosakarida oligosakarida ini
dapat berupa manosa, galaktosa, xilosa, arabinosa, N-asetilglukosamin, dan N-
asetilgalaktosamin. Hubungan antara oligosakarida dan protein sederhana penysunnya adalah
secara kovalen. Hal ini terjadi antara salah satu monosakarida dan salah satu residu asam
amino asparagin, treonin, serin, hidroksi prolin, hidroksi lisin dari rantai polipepetida protein
sederhana, penyusun glikoprotein tersebut.
Glikoprotein mempunyai banyak peranan dalam tubuh, antara lain sebagai :
Fungsi Glikoprotein
Molekul struktural Kolagen
Pelumas dan zat Musin
pelindung
Molekul pengangkut Transferin, seruloplasmin
Molekul imunologis Imunoglobulin, antigen histokompatibilitas
Hormon Chorionic gonadotropin, thyroid stimulating hormon
(TSH)
Enzim Beragam, misalnya fosfatase alkali
Tempat pengenalan- Berbagai protein yang terlibat dalam interaksi antarsel
perlekatan sel (mis: sperma-oosit), virus-sel, bakteri-sel, dan hormon-sel
Antibeku Protein plasma tertentu pada ikan air dingin
Berinteraksi dengan Lektin, selektin, (lektin perekat sel), antibodi
karbohidrat spesifik
Reseptor Berbagai protein yang berperan dalam kerja hormon dan
obat
Memengaruhi pelipatan Kolneksin, kalretikulin
protein tertentu
Regulasi perkembangan Notch dan analognya, protein kunci dalam perkembangan
Hemostasis (dan Glikoproteinspesifik di membran permukaan trombosit
trombosis)
3. Glikolipid (glikosfingolipid)
Glikolipid tersebar luar disetiap jaringan tubuh, terutama di jaringan saraf seperti
otak. Senyawa golongan ini terdapat terutama di lapisan luar membran plasma, tempat
senyawa iniikut memventuk karbohidrat permukaan sel.
Glikolipid utama yang terdapat di jaringan hewan adalah glikosfingolipid. Golongan ini
mengandung seramid dan satu atau lebih gula. Galaktosilseramid adalah glikosfingolipid
utama di otak dan jaringan saraf lain, dan jumlahnya relatif sedikit di jaringan lain. Senyawa
ini mengandung sejumlah asam lemak C14 khas, misalnya asam serebronar.
Galaktosilseramid diubah menjadi sulfgalktosilseramid (sulfatida) yang terdapat
dalam jumlah besar dalam mielin. Glukosilseramid adalah glikosfingolipid sederhana yang
paling menonjol di jaringan selain saraf serta juga terdapt di otak dalam jumlah sedikit.
Galsiosida adalah glikosfingolipid kompleks yang berasal dari glukosilseramid ang
mengandung satu atau lebih molekul asam sialat. Asam neuraminat adalah asam sialat utama
yang terdapat di jaringan manusia. Gangliosida juga terdapoat di jaringan saraf dalam
konsentrasi tinggi. Senyawa golongan ini mempunyai fungsi reseptor dan fungsi lain.
Gangliosida yang paling sederhana di jaringan adalah GM3 yang mengandung seramid, satu
molekul glukosa, dan satu molekul NeuAc. Dalam tata nama singkat yang digunakan, G
mewakili gangliosida; M adalah spesies yang mengandung monosialo; dan subscript 3 adalah
angka yang ditentukan berdasrkan migrasi kromatografik GM1, suatu gangliosida yang lebih
kompleks yang berasal dari GM3, menarik secara biologis karena diketahui merupakan
reseptor di usus manusia untuk toksin kolera. Gangliosida lain dapat mengandung satu
sampai lima molekul asam sialat, yang menghasilkan di-, trisialo-gangliosida, dst
Frukto-oligosakarida (FOS)
Frukto-oligosakarida Berasal dari sayur-sayuran. FOS banyak ditemukan pada bawang
merah, asparagus, artichoke, dan juga tomat. Struktur kimianya terdiri dari molekul glukosa
yang terikat pada dua, atau tiga, atau empat molekul fruktosa yang masing-masing
membentuk kestosa, nystosa, dan fruktosil-nistosa, inilah yang disebut frukto-oligosakarida.
Galakto-oligosakarida (GOS)
Merupakan komponen dari susu sapi. GOS didapat dari laktosa melalui proses
transgalaktosilasi dengan menggunakan enzim beta-D-galaktosidase. Struktur kimianya
terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa yang saling berikatan satu sama lain.
Inulin
Inulin adalah suatu polisakarida fruktosa (dan karenanya, merupakan fruktosan) yang
terdapat dalam ubi dan akar dahlia, artichoke, dan dandelion. Senyawa ini mudah larut dalam
air dan digunakan untuk menentukan laju filtrasi glomerulus, tetapi tidak dihidrolisis oleh
enzim usus.
Dekstrin
Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisa pati berwarna putih kuning (SII, 1985),
hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Pati akan mengalami proses pemutusan
rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul yang lebih kecil. Ada
beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah
menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut dekstrin.
Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi menjadi unit
terkecil glukosa (Somaatmadja, 1970).
Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula panas, asam
atau enzim (SNI, 1989). Nama lain dekstrin adalah artificial gum, starch gum, tapioca,
vegetable gum. Dekstrin mempunyai rumus kimia (C6H10O5)n dan memiliki struktur serta
karakteristik intermediate antara pati dan dextrosa.
Dekstrin merupakan hasil hidrolisis pati yang tidak sempurna. Proses ini juga melibatkan
alkali dan oksidator. Pengurangan panjang rantai tersebut akan menyebabkan perubahan sifat
dimana pati yang tidak mudah larut dalam air diubah menjadi dekstrin yang mudah larut.
Dekstrin bersifat sangat larut dalam air panas atau dingin, dengan viskositas yang relatif
rendah. Sifat tersebut mempermudah penggunaan dekstrin apabila digunakan dalam
konsentrasi yang cukup tinggi (Lineback dan Inlett,1982) dalam ebookpangan.
Dekstrin putih dihasilkan dengan pemanasan suhu sedang (79-121oC), mengguanakan katalis
asam seperti HCl atau asam asetat dengan karakteristik produk berwarna putih hingga krem.
Dekstrin kuning dihasilkan dengan pemanasan suhu tinggi (149-190o C) menggunakan
katalis asam dengan karakteristik produk berwarna krem hingga kuning kecoklatan. Dekstrin
kuning hasil pemanasan kering (tanpa air) seperti penyangraian dan pemanggangan akan
menyebabkan dekstrin terpolimerasi membentuk senyawa coklat yang disebut pirodekstrin
(Gaman dan Sherington, 1981) dalam ebookpangan.
Berdasarkan reaksi warnanya dengan yodium, dekstrin dapat diklasifikasikan atas
amilodekstrin, eritrodekstrin dan akrodekstrin. Pada tahap awal hidrolisa, akan dihasilkan
amilodekstrin yang masih memberikan warna biru bila direaksikan dengan yodium. Bila
hidrolisa dilanjutkan akan dihasilkan eritrodekstrin yang akan memberikan warna merah
kecoklatan bila direaksikan dengan yodium. Sedangkan pada tahap akhir hidrolisa, akan
dihasilkan akrodekstrin yang tidak memberikan warna bila direaksikan dengan yodium
(Ebookpangan, 2006).
Selulosa
Selulosa merupakan suatu polimer glukosil tidak bercabang, mengandung ikatan, dan unit
disakarida berulang adalah selobiosa.
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah selulosa, karena
selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak
dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim untuk memecah selulosa.
Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan, makin tinggi
kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang semakin buruk.
Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli sepakat bahwa serat merupakan komponen
penyusun diet manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya
konstipasi (susah buang air besar), haemorrhoid (ambeyen), divertikulosis, kanker pada usus
besar, appendicitis, diabetes penyakit jantung koroner dan obesitas.
Glikokaliks
Selubung sel = “Cell coat” = glikokalik
Glikokaliks merupakan pembungkus glikoprotein dan polisakarida yang mengelilingi
banyak sel. Pada sel, bakteri glikokaliks membentuk massa serabut yang menonjol keluar sel
dan dengan cara demikian sel melekat ke permukaan. Glikokaliks juga melindungi sel dari
jejas dan berfungsi dalam pengenalan sel-sel.
DAFTAR PUSTAKA
Arbianto, Purwo. 1994. Biokimia Konsep-konsep Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hart, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid Satu. Alih bahasa oleh Maggy
Thenawijaya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Murray, Robert K, dkk. 2012. Biokimia Harper Edisi 29. Alih Bahasa oleh Lilian Roma
Manurung dan Lydia I. Mandera. Jakarta: EGC.
Nofriadi, Edo, 2009, “Keragaman Nilai Lignin Terlarut Asam (acid soluble lignin) dalam
Kayu Reaksi Pinus merkusii Jungh et de vriese dan Gnetum gnemon linn”, Intitut
Pertanian Bogor Fakultas Kehutanan, Skripsi.