Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS

4.1 KEGIATAN YANG DILAKUKAN MAHASISWA


4.1.1. Pengenalan Lingkungan Kerja
Mahasiswa memberikan proposal dan dokumen-dokumen
yang bersangkutan dengan praktek kerja lapangan kepada pihak
HRD. Setelah itu dari pihak HRD memberikan prosedur dan
pengenalan terhadap lingkungan kerja, struktur organisasi, maupun
department. Mahasiswa di tempatkan di bagian service department.

4.1.2. Pengenalan terhadap mahasiswa dari pihak traning


Sebelum melaksanakan aktifitas Praktek Kerja Lapangan,
mahasiswa diberikan pengarahan oleh pihak traning tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan serta peraturan jam kerja sesuai
peraturan kebijakan yang berlaku selama Praktek Kerja Lapangan
seta penyerahan mahasiswa kepada supervisor pihak service
department.

4.1.3. Pengarahan oleh pihak Service Departement


Mahasiswa menerima pengarahan dari pihak service
department tentang wearpack, schedule, jobdesk, safety area, dan
K3. Yang akan di lakukan oleh mahasiswa magang selama di Pt.
Gaya Makmur Tracrors.

4.1.4. Breafing pagi


Sebelum melakukan pekerjaan seluruh mekanik magang
diberikan breafing dari pihak supervisor dan service manager untuk
pembagian jobdesk setiap harinya. Breafing pagi dilaksanakan
pada jam 08.30 WIB yang dilakukan selama 15-30 menit.
4.1.5. Kegiatan Observasi dan Wawancara

15
Observasi yang di lakukan dengan cara pengamatan
langsung dilapangan ketika melakukan kerja dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang di gunakan pembuatan Laporan.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung
dengan mekanik atau supervisior.

4.2 PENGERTIAN COMPACTOR UMUM


4.2.1. Gambaran Umum Compactor

Gambar 4.1 Compactor

Compactor adalah Alat berat yang di gunakan untuk memadatkan


jalan atau area konstruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang di
inginkan. Jenis roda compactor terbuat dari besi seluruhnya atau ditambah
berat berupa pasir atau air, bisa terbuat dari karet (berupa roda ban) dengan
bentuk kaki kambing (sheep foot), yang berukuran kecil bisa menggunakan
tangan dengan mengarahkan ke bagian yang akan dipadatkan.

Untuk pemadatan pengaspalan biasanya menggunakan road roller,


tire roller atau drum roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya
digunakan sheep foot roller atau drum roller.

16
4.2.2. Fungsi Compactor
Compactor memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Memadatkan tanah

Gambar 4.2 Pemadatan tanah


2) Memadatkan lapis perkerasan (lentur)
 Base course
 Sub base
3) Memadatkan Lapis Atas (Surface)

Gambar 4.3 Pemadatan lapisan atas (surface)

4.2.3. Jenis Compactor


Compactor memiliki beberapa macam jenis, yaitu:
 Three whell rollers (pengilas roda tiga)
 Tandem rollers (penggilas tandem)
 Pneumatic tired rollers (penggilas roda ban angin)
 Sheep foot type rollers (penggilas kaki kambing)

17
4.2.4. Komponen Compactor

Gambar 4.4 komponen compactor


4.2.5. Cara Kerja Compactor

Gambar 4.5 Cara kerja compactor

4.3 Troubleshooting unbalance


Untuk melakukan troubleshooting unbalanve pada unit compactor
hamm 3410 dilakukan dengan langkah-langkah:

18
Gambar 4.6 Diagram alir disassembly dan assembly unbalance

19
4.3.1. Persiapan Tools yang Digunakan
Sebelum melakukan langkat troubleshooting perlu
dilakukan beberapa persiapan berupa mengumpulkan alat dan
bahan yang menunjang proses perbaikan, berikut adalah alat dan
bahan yang digunakan:
a. Tool box set

Gambar 4.7 Toosl box set


Dimana di dalam 1 set tools box tersebut terdapat
berbagai macam tool set yang merupakan standard meknik
lapangan maupun workshop.

b. Special tools

Special tools
adalah sebuah alat yang
dipakai sebagai alat
bantu bagi seseorang
dalam mengerjakan atau
memperbaiki komponen Gambar 4.8 Kunci Gambar 4.9 Kunci yang
tidak dapat dilakukan spesial bearing Treker
dengan cara
normal/tools biasa.

20
c. Frequency & Amplitude Meter

Gambar 4.10 alat Frequency & Amplitude Meter


Frequency & Amplitude Meter adalah suatu alat
yang digunakan untuk menggukur besarnya frekuensi dan
amplitude.

d. Over head Crane

Gambar 4.11 Over head Crane


Hoist Crane adalah suatu alat bantu yang digunakan
untuk mengangkat barang/komponen yang berukuran besar
dan berat di berbagai industry.

4.3.2. Disassembly Unbalance


Dari laporan oprator vibration tidak berkerja maksimal
maka langkah selanjutnya melakukan proses disassembly
umbalance untuk pemeriksaan setiap komponen untuk mencari
penyebab trouble dengan langkah berikut:

a) Melepas frame

21
Gambar 4.12 Melepas hose Gambar 4.13 Melepas baut
pengikat motor

Gambar 4.14 Proses melepas Gambar 4.15 Proses melepas


frame frame
Pada proses pelepasan frame dimulai dari melepasa hose
dan baut pengikat motor vibro maupun motor trevel, lalu melepas
baut pengikat frame, kemudian untuk menggkat dan memindahkan
frame menggunakan alat bantu berupa crane untuk memudahkan
pekerjaan.

22
b) melepas unbalance dari drum

Gambar 4.16 Pemasangan Gambar 4.17 Proses


spesial tool melepas unbalance

Gambar 4.18 Proses Gambar 4.19 Proses


melepas unbalance melepas unbalance
Pada proses ini dimulai dengan melepas baut pengikat antara
housing unbalance dengan drum, lalu untuk menngeluarkan housing
dari drum diperlukan spesial tool dan crane untuk menggangkat dan
memindahkan agar mempermudah dalam menggeluarkan housing
unbalance dari drum.

c) Melepas unbalance dari housing

Gambar 4.20 Melepas lock Gambar 4.21 Melepas

23
bearing flange dari housing

Gambar 4.22 Melepas lid Gambar 4.23 Melepas


dari housing unbalance dari housing

Gambar 4.24 Komponen unbalance


Pada proses ini dimulai dengen melepas baut pengikat pada lid dan
flange lalu melepas lid dan flange, kemudian untuk melepas unbalance
dari housing di perlukan alat bantu berupa crane dalam penggangkatan
dan peminndahan unbalance agar mempermudahkan pekerjaan.

d) Melepas bearing

Gambar 4.25 prosesMelepas


Gambar 4.26 proses
cone bearing
Melepas bearing di housing

24
Gambar 4.27 Proses melepas bearing flange
Pada prose melepas bearing unbalance menggunakan spesial
tools berupa treker agar mempermudahkan dalam melepas. Lalu
untuk melepas bearing hosing dan flange menggunkana spesial
tools bearing dan hammer membantu proses melepas bearing.

4.3.3. Pengecekan komponen unbalance

Setelah proses disassembly, untuk memeriksa kondisi dan


fungsi setiap komponen unbalance dilakukan proses pemeriksaan
sebagai berikut:

a) Membersihkan setiap komponen

Gambar 4.28 Proses Gambar 4.29 Proses


membersihkan komponen membersihkan komponen
unbalance
Dari hasil pemeriksaan komponen didapatkan penyebab
trouble berupa kerusakan pada bearing dan pemasangan unbalance
yang tidak tepat (terbalik) sehingga putaran unbalance tidak
seimbang.

25
Gambar 4.30 Bearing yang rusak Gambar. 4.31 Floting seal
yang rusak
Setelah melakukan pemeriksaan kondisi dan fungsi setiap
komponen diketahui seal dan o-ring pada unbalance sudah
mengalami penurunan kinerja yang ditandai oleh penurunan tingkat
kelenturan atau elastisitas dari seal dan o-ring tersebut. Hal ini
harus dilakukan pengantian agar komponen yang lain tidak
menggalami kerusakan akibat masuknya kotoran dari o-ring atau
seal yang rusak.

4.3.4. pembuatan daftar rekomendasi spareparts

Gambar 4.32 Floting Gambar 4.33 Gambar 4.34 O-ring


seal bearing set
Komponen yang dinyatakan rusak dan tidak berfungsi
normal dibuat daftar rekomendasi spareparts agar unit dapat
berkerja dengan baik lagi. Proses dimulai dengan membuat daftar
spareparts dan mengajukan pada departemen part agar dilakukan
order spareparts. Parts yang diorder antara lain: o-ring seal,

26
grooved ball bearing, cylindrical roller bearing, floating seal,
screw, nut, washer, scraper, vibrator oil, drum gear box oil.

4.3.5. Langkah perbaikan dan assembly


a) Pemasangan floaing seal

Gambar 4.35 proses pemasangan floating seal

Pemasangan di lakukan dengan cara memberi sedikit grease


di sekitar floating seal, hal ini bertujuan agar mengurangi
kerusakan pada saat pemasangan.

b) Pemasangan bearing housing unbalance

Gambar 4.36 Proses Gambar 4.37 Proses


pemasangan bearing ke flange pemasangan bearing ke housing

Pada proses ini bearing bearing yang lama digunakan


sebagai tumpuan untuk proses memasukan bearing, agar bearing
yang baru tidak mengalami kerusakan saat proses pemasangan.

c) Pemasangan cone bearing unbalance

27
Gambar 4.38 Proses Gambar 4.39 Proses pemasangan
pemasangan cone bearing ke lid bearing
unbalance
Pada proses ini dilakukan sama seperti memasang bearing
house unbalance, akantetapi ditambahkan dengan pemasangan lock
cone bearing dan pemberian loctite pada baut penguncinya dan di
kencangkan sesuai dengen standard kekencangan baut tersebut.

d) Pemasangan unbalance ke housing

Gambar 4.40 Memasang Gambar 4.41 Memasang

unbalance ke housing flange ke housing

Gambar 4.42 Memasang baut Gambar 4.43 Memasang lid


pengikat flange flange

28
Pada proses ini menggunakan alat bantu berupa crane untuk
memudahkan dalam pengangkatan dan pemasangan, pasang
unbalance sesuai dengan posisi yang benar. Setelah pas, lalu lepas
pengait crane.

Pada pemasangan flange ini bisa ilakukan berdu atau sendiri


dengan bantuan crane agar lebih mudah, beri sedikit red silicone
agar tidak terjadi kebocoran.

Pada pemasangan lid ini terdapat o-ring, lalu setelah o-ring


terpasang pasangkah lid ke flange dan beri baut pengunci dengan
loctite. Kemudian kencangkan baut dengan kunci momen sesuai
dengan standard kekencangannya.

e) Pemasangan housing ke drum

Gambar 4.44 Memasang Gambar 4.45 Proses memasang


housing ke drum baut pengikat housing
Pada pemasangan housing unbalance menggunakan spesial
tool yang dibuat khusus untuk memasang/melepas housing
unbalance dari drum, dan menggunakan alat bantu berupa crane
agar mempermudah dalam pengangkatan dan peindahan housing
unbalance.

f) Pemasangan flange

29
Gambar 4.46 Memasang flange Gambar 4.47 Proses memasang
ke housing unbalance baut pengikat

Pada proses ini diperlukan rekan kerja untuk membantu


memasang flange ke housing unbalance, dikarenakan komponen
yang berat dan harus memastikan bahwa poros shaf lurus. Untuk
kekencangan baut di sesuaikan dengan ukuran standard
kekencangan baut tersebut.

g) Pemasangan star carrier dan gear assy

Gambar 4.48 Memasang gear Gambar 4.49 Memasang star


assy ke star carrier carrier ke drum
Pada proses ini dimulai dengan memasang gear assy ke star
carrier terlebih dahulu lalu memasang dan mengencangkan baut
pengikatnya. Kemudian memasang star carrier ke drum dengan
bantuan crane agar mempermudah dalam pemasangan.

h) Pemasangan motor trevel dan motor vibro

30
Gambar 4.50 Memasang motor Gambar 4.51 Memasang motor
trevel vibro
Pada proses pemasangan motor trevel maupun motor vibro
pastikan bahwa gear pada shaft motor lurus dengen gear pada
housing unbalance dan gear assy, lalu memasang hose-hose pada
motor sesuai dengan jalurnya, dan memastikan kembali bahwa
tidak ada yang keliru dalam pemasangan.

i) Pemasangan frame

Gambar 4.52 Proses pemasangan Gambar 4.53 Proses pemasangan


frame right freme left

Gambar 4.54 Proses pemasangan freme front

Pada proses pemasangan frame dimulai dari memasang


hose dan baut pengikat motor vibro maupun motor trevel, lalu
memasang baut pengikat frame, kemudian untuk mengangkat dan
memindahkan frame menggunakan alat bantu berupa crane untuk
memudahkan pekerjaan.

31
4.3.6. Performance test

Gambar 4.55 Pengecekan Gambar 4.56 Pengecekan


amplitudo frekuensi
Performance test unbalance dilakukan dengan cara
mengukur frekuensi dan amplitudo. Apabila frekuensi dan
amplitudo sesuai dengan standard ketentuan unit maka dipastikan
unit sudag berkrja dengan normal. Pengecekan unit kembali
dilakukan setelah performance test untuk mengetahui apakah ada
kebocoran pada hose-hose atau ada komponen yang terlewatkan.

32

Anda mungkin juga menyukai