Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Dosen : Dr. Tawardjono Us, Drs M.Pd


KOPLING PEGAS
Kelompok Kelas
DIAPHRAGM
A22

I. Kompetensi :
Memelihara / servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada
kendaraan ringan.

II. Sub Kompetensi :


1. Mengidentifikasi sistem kopling plat dan komponen – komponennya
2. Mahasiswa dapat melepas dan memasang sistem kopling plat dengan cara yang
benar
3. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja kopling plat dan komponen –
komponennya
4. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan, pengukuran, dan mengidentifikasi
gangguan dalam sistem serta cara mengatasinya

III. Alat dan Bahan :


1. Unit kopling pegas diaphragm terlepas dan atau pada stand engine
2. Alat alat tangan/ kunci yang diperlukan.
3. Alat ukur yang diperlukan.

IV. Keselamatan Kerja :


1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Saat melepas unit kopling dari flywheel menggunakan center clutch / obeng untuk
menahan plat kopling agar tidak jatuh.
3. Bekerja dengan hati – hati dan teliti.
4. Bertanya kepada dosen pembimbing jika menemui masalahn.

V. Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Melakukan pembongkaran unit kopling dengan langkah yang efektif, efisien, dan
sistematik
3. Melakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen –
komponen kopling yang sudah dilepas (plat penekan, fly wheel, plat kopling, pegas,
tuas penekan dan bantalan pembebas)
4. Mendiskusikan mengenai kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan,
kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan
dibiarkan
5. Melakukan pemasangan kembali terhadap komponen – komponen yang dibongkar
secara efektif dan efisien
6. Mendiskusikan inovasi usaha apa yang bisa dikembangkan setelah mengetahui
tentang sistem kopling plat dengan pegas coil
7. Mengembalikan alat dan bahan serta membersihkan tempat kerja

VI. Dasar Teori

1. Proses Kerja & Data Hasil Praktikum


a. Pembongkaran
 Lakukan pembongkaran diawali dengan membongkar transmisi pada
dudukannya dengan melepaskan baut menggunakan kunci T 14. Pelepasan
dilakukan dengan menyilang agar pemuaian dapat merata.
 Melepas unit kopling dari fly wheel menggunakan kunci T 14. Melepas baut
secara menyilang agar didapat pemuaian yang merata serta menghindari
pembengkokan komponen
b. Pengukuran
 Pemeriksaan kerataan plat penekan

- Pemeriksaan plat penekan menggunkan mistar dan feeler gauge. Mistar


diletakan di permukaan plat kmudian diukur celahnya menggunakan feeler
gauge. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan celah antar permukaan plat
penekan. Ini berarti kerataan permukaan plat masih dalam kategori baik.
 Pemeriksaan kedalaman paku keling

Pengukuran kedalaman paku keling menggunakan jangka sorong. Dengan


cara meletakkan plat kopling dalam tempat yang rata, kemudian mulai
mengukur menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran didapatkan dari
rata-rata kedalaman paku keling yang telah diukur.

Hasil Pengukuran 1,493 mm


Limit 0,3 mm
Dari hasil pengukuran diatas dapat kita simpulkan bahwa kampas kopling
sudah tipis dan harus diganti
 Pemeriksaan kedalaman pegas diafragma

Hasil Pengukuran 1,493 mm

 Pemeriksaan keolengan roda gila


- Fungsi fly wheel adalah meneruskan tenaga atau putaran mesin yang
selanjutnya diteruskan ke transmisi melalui kampas kopling.
- Pemeriksaan fly wheel meliputi mengukur run out permukaan fly wheel
menggunakan Dial Indicator.

Hasil pengukuran 0,25 mm


Limit Run Out 0,1 mm
Dari data diatas menunjukkan bahwa run out fly wheel memiliki
keolengan yang besar, untuk itu flywheel harus diganti.

 Pemeriksaan run-out plat

Hasil pengukuran : 0,21 mm

 Pemeriksaan release bearing


 Pemeriksaan release bearing
- Bantalan pembebas atau release bearing biasanya merupakan unit bantalan
tertutup dengan tipe pelumasan permanen, artinya tidak dapat dibuka,
dibersihkan dan bagian dalamnya tidak bisa diberi pelumas dari dalam.
- Salah satu gejalan release bearing ini rusak adalah adanya suara gemuruh
atau abnormal ketika pedal kopling diinjak. 
- Pemeriksaan pertama yang harus dilakukan adalah pemeriksaan secara
visual. Yaitu dengan cara melihat apakah pada release bearing itu rusak,
terbakar, tergores, retak atau aus. Jika hanya terdapat kotoran, tergores
sedikit mungkin masih bisa digunakan (baru pemeriksaan secara visual).
Tapi apabila kerusakannya parah, misalnya sudah terbakar, rusak, retaknya
banyak maka release bearing sudah harus diganti.

Berdasarkan praktik yang dilakukan, putaran bearing tidak normal


(terjadi kekocakan) dan bearing dalam kondisi berkarat, untuk itu bearing
harus diganti..
VII. Kesimpulan

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH SISTEM PEMINDAH TENAGA
Nama Anggota Kelompok :
Yoni Adi Candra 16504241036
Muhammad Arif Rokhman 16504241037
Rizaldi Isnadar 16504241038
Dhimas Setiaji 16504241039
Ahmat Prabowo 16504241040
Rizal Hakim 16504241041

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai