BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik mental dan
sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit
adalah keadaan tidak normal,secara sederhana dapat disebut penyakit yang
merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal.
Rematik atau yang biasa disebut dengan reumatoid artritis adalah penyakit
inflamasi sistem kronis yang tidak diketahui penyebabnya. Karakteristik
rematik adalah terjadinya kerusakan dan proliferasi pada membran synovial,
yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan deformitas.
Mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan
timbulnya penyakit ini (Lukman, 2010).
1 STIKes Faletehan
2
Salah satu intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat secara
mandiri dalam menurunkan skala nyeri rheumathoid arhtritis yaitu dengan
kompres jahe hangat. Hasil penelitian Henny Syapitri (2015) di Lingkungan
Kerja Puskesmas Tiga Balata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-
rata skala nyeri rheumathoid arthritis sebelum kompres jahe hangat dan
setelah kompres jahe hangat, yaitu sebelum dilakukan kompres jahe hangat
rata-rata nyeri sebesar 4,73 dan setelah dilakukan kompres jahe hangat rata-
rata nyeri menurun menjadi 2,13.
Jahe (Zinger Officinale (L) Rosc) mempunyai manfaat yang beragam, antara
lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat.
Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk mengobati rematik, asma,
stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual,
demam dan infeksi. Beberapa komponen kimia jahe, seperti gingerol, shogaol
dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,
anti inflamasi, analgesik, antikarsinogenik (Hernani & Winarti, 2010).
Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi sebagai
enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit
tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer. Senyawa
gingerol telah terbukti mempunyai aktivitas sebagai antipiretik, antitusif,
hipotensif anti inflamasi dan analgesik (Hernani & Winarti, 2010).
STIKes Faletehan
3
Hasil observasi data awal di Puskesmas Cipocok Jaya didapatkan data bahwa
penyakit artritis dan hipertensi adalah penyakit yang paling sering diderita
oleh masyarakat Cipocok Jaya, secara lengkap gambaran penyakit pada
masyarakat Cipocok Jaya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Cipocok Jaya
Penyakit Bulan
Sep 18 Okt 18 Nop 19 Des 18 Jan 19 Feb 19 Mar 19
Hipertensi 61 34 41 46 20 37 48
Diabetes 27 23 48 51 26 36 38
Stroke 1 2 0 0 0 1 1
Atritis 54 48 53 61 58 32 38
Kolesterol 36 41 38 42 34 24 29
TBC 2 3 2 3 3 2 4
Sumber : Puskesmas Cipocok Jaya, 2019
B. Rumusan Masalah
Memberikan gambaran bagaimana intervensi pemberian kompres jahe hangat
untuk memenuhi kebutuhan aman nyaman (nyeri akut) pada penderita rematik
di Wilayah Kerja Puskesmas Cipocok Jaya Kota Serang Tahun 2019.
STIKes Faletehan
4
STIKes Faletehan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan utama pada pasien rematik dengan masalah nyeri adalah klien
mengeluh sakit dan pegal-pegal pada persendian, hal tersebut akibat dari
proses degenerasi sendi, gangguan imunologi tidak stabil, tulang rawan
dan sendi menipis. Gejala rematik adalah sebagai berikut nyeri sendi,
sendi sulit digerakkan, bengkak pada sendi, sendi tidak stabil, sendi
berbunyi. Gejala lain seperti berat badan menurun, rasa lelah dan lesu.
Susah tidur, aktifitas suami istri terganggu, dan gerakan menjadi lambat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan tentang faktor- faktor yang
mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi
perubahan yang tidak diharapkan (Santun, 2010).
5 STIKes Faletehan
6
3. Intervensi
Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali
langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah teori
dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan
hasil yang diperkirakan ditetapkan dari intervensi keperawatan dipilih
untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas.
Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsul
dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang
berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan
tentang kebutuhan perawat kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik
(Poter & Perry, 2010).
Perencanaan Asuhan Keperawatan (Amin Huda, 2015)
Diagnosa Rencana Tindakan
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan
Gangguan rasa nyaman NOC NIC
nyeri berhubungan
Kontrol Nyei Manajemen Nyeri
dengan proses
degenerasi sendi 1. Mengetahui faktor penyebab 1. Lakukan pengkajian
nyeri nyeri secara
2. Mengetahui permulaan menyeluruh meliputi
terjadinya nyeri lokasi, durasi,
3. Menggunakan tindakan kualitas, keparahan
pencegahan nyeri dan faktor
4. Melaporkan gejala pencetus nyeri
5. Melaporkan kontrol nyeri 2. Observasi
ketidaknyamanan non
verbal.
3. Lakukan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
yaitu kompres jahe
hangat
4. Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
misal suhu,
lingkungan, cahaya,
kegaduhan.
5. Kolaborasi :
pemberian Analgetik
sesuai indikasi
STIKes Faletehan
7
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2011).
STIKes Faletehan
8
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan
(Asmadi, 2013).
1. Pengertian Rematik
Rematik merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris (Amin Huda, 2015)
STIKes Faletehan
9
2. Jenis-Jenis Rematik
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non
artikular. Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan
gangguan rematik yang berlokasi pada persendian, diantarannya meliputi
arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non
artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan
oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis, fibrositis dan sciatica
(Hembing, 2009).
STIKes Faletehan
10
STIKes Faletehan
11
Pada saat ini, rematik diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II dari tulang rawan
sendi penderita. Kelainan yang dapat terjadi pada suatu rematik yaitu :
a. Kelainan pada daerah artikuler
1) Stadium I (stadium sinovitis)
2) Stadium II (stadium destruksi)
3) Stadium III (stadium deformitas)
b. Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler
Perubahan patologis yang terjadi pada jaringan ekstra-artikuler
adalah:
1) Otot : terjadi miopati
2) Nodul subkutan
3) Pembuluh darah perifer: terjadi proleferasi tunika intima, lesi
pada pembuluh darah arteriol dan venosa
4) Kelenjar limfe : terjadi pembesaran limfe yang berasal dari
aloiran limfe sendi, hiperplasi folikuler, peningkatan aktivitas
system retikuloendotelial dan proleferasi yang mengakibatkan
splenomegaly
5) Saraf : terjadi nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi
leukosit
6) Visera
4. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli atritis
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tngan,
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu
serta sendi pangguldan biasanya bersifat bilateral/simetris. Tetapi
kadang-kadang hanya terjadi pada satu sendi disebut artritis rheumatoid
mono-artikular. (Amin Huda,2015)
1. Stadium awal
Malaise, penurunan BB, rasa capek, sedikit demam dan anemia.
STIKes Faletehan
12
5. Patofisiologi
Pada rematik reaksi terjadi dalam jaringan synovial, proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi, otot akanh turut
tertekan karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
(Smeltzer & Bare, 2012).
6. Penatalaksanaan
Menurut Muttaqin (2012 ), penatalaksanaan nyeri rematik adalah :
a. Analgesik untuk mengurangi nyeri
b. Antiinflamasi untuk menurunkan respon inflamasi
STIKes Faletehan
13
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu produksi mekanisme bagi tubuh, timbul ketika
jaringan rusak yang mengakibatkan individu bereaksi untuk
menghilangkan nyeri. Ada empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri
yaitu, bersifat subjektif, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan
yang mendominasi, bersifat tidak berkesudahan (Prastyo, 2010).
2. Fisiologi Nyeri
Rangsangan nyeri selalu berkaitan dengan adanya stimulus dan reseptor,
reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung syaraf bebas
pada kulit yang berespon secara kuat yang distimulusi oleh nyeri berupa
biologis, zat kimia, panas, listrik, dan mekanik (Prasetyo, 2010). Mediator
nyeri seperti bradikinin, histamin, prostaglandin, dan bermacam-macam
asam juga zat yang merangsang ujung syaraf. Spasme otot dapat
menimbulkan nyeri karena anoksia, pembengkakan jaringan dapat
menimbulkan nyerikarena tekanan pada nosiseptor yang menghubungkan
jaringan (Lusianah & Suratun, 2012).
3. Klasifikasi nyeri
a. Berdasarkan lama serangannya
1) Nyeri Akut
Nyeri akut awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cidera spesifik. Nyeri akut mengidentifikasikan kerusakan atau
cedera telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam
bulan. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang
berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan (Smelzer &
Bare, 2012). Adapun respon otonom yang muncul yaitu
frekuensi jantung yang meningkat, volume sekuncup meningkat,
tekanan darah meningkat, tegangan otot meningkat, dilatasi pupil
meningkat, motilitas gastrointestinal menurun, aliran saliva
menurun dan anxietas. Respon yang muncul mengerang,
STIKes Faletehan
14
b. Berdasarkan tempatnya
Berdasarkan tempatnya, menurut Prasetyo (2010) nyeri dibedakan
sebagai berikut:
1) Nyeri Kutaneus / superficial
Ada dua macam bentuk nyari superficial, yang pertama nyeri
dengan onset yang tiba-tiba kualitas yang tajam, kedua nyeri
dengan onset yang lambat disertai rasa terbakar. Superficial
dengan terjadi seluruh permukaan kulit pasien.
2) Nyeri Somatis
Nyeri somatis bersifat menyebar berasal dari tendon, fascia dalam,
ligamen, pembuluh darah, tulang periostium, dan nervus.
3) Nyeri Visceral
Cederung bersifat difusi (menyebar) sulit untuk dilokalisir, samar-
samar, bersifat tumpul berasal dari abdomen, thorak, pelvis, dan
iskemik jaringan.
4) Reffered Pain (nyeri alihan)
Diakibatkan gangguan dari visceral atau somatic dalam (otot,
ligament, dan vertebra), keduanya dirasakan menyebar sampai
kepermukaan kulit. Contoh pada iskemik miokard, klien tidak
STIKes Faletehan
15
4. Kompres
Kompres merupakan salah satu terapi fisik untuk meredakan nyeri dalam
bentuk stimulasi kulit (Price and Wilson, 2009). Kompres dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompres panas dan kompres dingin.
Kompres panas dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah,
menghilangkan nyeri, merangsang peristaltik usus, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres panas
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan
kedinginan. Terapi panas dapat diperoleh dari kompres dengan air hangat
atau panas (Aspiani R.Y., 2014). Terapi kompres hangat dapat dilakukan
STIKes Faletehan
16
5. Jahe
Jahe (Zingiber Officinale) merupakan tanaman yang bertubuh lunak tidak
berkayu yang tumbuh tegak. Tingginya dapat mencapai 0,4-1 m.
Batangnya merupakan batang tanaman jahe berbentuk pipih memanjang
dengan ujung melancip. Akarnya berbentuk tunggang (rimpang) yang
bisa bertahan lama di dalam tanah. Rimpang tanaman jahe yang memiliki
aroma khas dan sering digunakan sebagai rempah-rempah, bumbu, atau
obat-obatan. Rimpang jahe digunakan sebagai obat-obatan tradisional
yang berfungsi untuk mengatasi nyeri persendian, batuk, menyehatkan
perut, dan mengembalikan stamina (Supriyanti H, 2015).
STIKes Faletehan
17
Efek panas pada jahe ini yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah sehingga akan menyebabkan peningkatan pada sirkulasi
darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan menyingkirkan
produk-produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang
menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan
otak dapat dihambat (Price & Wilson, 2012).
D. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya ( Ali, 2010).
STIKes Faletehan
18
2. Tipe Keluarga
Terdapat beberapa tipe atau bentuk keluarga diantaranya ( Fatimah, 2010)
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
dengan anak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara,
sepupu, paman, bibi,dan sebagainya.
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone).
g. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
h. Keluarga Kabitas (Cohabitation) adalah dua orang atau lebih yang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
STIKes Faletehan
19
STIKes Faletehan
20
STIKes Faletehan
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
21 STIKes Faletehan
22
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang berdasarkan kenyataan atau
penjelasan di lapangan yang meliputi penjelasan tentang studi kasus yang
dilakukan. Intervensi kompres jahe hangat adalah intervensi berupa pemberian
kompres dengan air rebusan jahe dalam keadaan hangat yang dilakukan
selama 3 hari berturut-turut terhadap penderita rematik dengan masalah
gangguan rasa nyaman berupa nyeri.
STIKes Faletehan
23
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil wawancara dan hasil
pengukuran skala nyeri yang dirasakan subek penelitian.
4. Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat semua data hasil wawancara dengan
subyek penelitian.
G. Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara dengan subyek penelitian dan keluarga, dengan tujuan
mendapatkan data tentang identitas, keluhan utama, riwayat penyakit
sebelumnya, riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit keluarga.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik pada subyek penelitian, dalam studi kasus
ini selain inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, juga melakukan
pengukuran intensitas nyeri yang dirasakan subyek penelitian.
3. Studi dokumentasi, yaitu melihat hasil rekam medis terakhir subyek
penelitian.
STIKes Faletehan
24
STIKes Faletehan