PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya
kesejahteraan masyarakat., Bumdes diharapkan mampu menjadi lembaga yang
memberikan harapan kepada masyarakat ditingkat desa untuk mengembangkan
kegiatan usaha, partisipasi dan peran aktif dalam pengelolaan dan pengawasan.
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pengurus Bumdesa dalam
mengelola operasionalnya maka setiap akhir periode akuntansi disusun laporan yang
biasa di sebut LAPORAN KEUANGAN yang minimal terdiri dari Neraca, Laporan Rugi
Laba, Laporan Perubahan Modal serta perencanaan operasional dan keuangan tahun
selanjutnya.
B. Tujuan
Memberikan acuan dan panduan kepada TA PED Kabupaten se Provinsi
Sulawesi Tenggara, untuk ditindaklanjuti kepada Pendamping Desa dan Pengurus
Bumdes.
C. Sasaran
1. Memberikan pengetahuan kepada Pengurus Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa)
tentang konsepsi tutup buku
2. Menjadi pedoman dasar dalam kegiatan tutup buku
3. Petunjuk teknis tentang pertanggungjawaban keuangan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdesa)
4. Memberikan pedoman tentang standart pembukuan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdesa)
5. Administrasi pembukuan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) sesuai kaidah yang
benar
1
BAB II
PENGERTIAN & KONSEPSI DASAR
A. Pengertian
1. Administrasi
Administrasi dalam pengertian sederhana adalah penyelenggaraan kegiatan
kantor dan tata usaha. Administrasi suatu organisasi atau lembaga meliputi:
pertama, administrasi umum, dan kedua, administrasi khusus pembukuan.
Administrasi pembukuan, memiliki dua metode, yaitu metode tunggal (single
entry) atau metode berpasangan (double entry). Sistem administrasi pembukuan
Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) menggunakan metode single entry (tunggal)
dan ke depannya harus dapat beradaptasi dengan methode doble entry.
b. Pembukuan
1) Buku yang dimaksud di sini adalah kertas-kertas yang berisi tulisan
2) Membukukan adalah mencatat atau menulis dalam buku dan komputer
3) Pembukuan adalah pencatatan semua transaksi di dalam buku
c. Sederhana
Sederhana dalam pembukuan, bermakna:
1) pembukuan yang mudah dimengerti, dipahami dan dikerjakan serta mudah
dalam pertanggungjawaban.
2) Perangkat keras yang dipakai mudah didapat dan dengan harga yang
terjangkau atau relatif murah
2
3) Memiliki nilai akuntabilitas yang murni
4) Pencatatan semua transaksi harus berdasarkan bukti-bukti yang sah
5) Pencatatan transaksi dalam buku kas harus tepat pada rekening (pos)
buku kas yang bersangkutan.
4. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh satu Bumdesa dari
aktivitasnya, yaitu dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
5. Pengeluaran
Pengeluaran adalah pembayaran yang dilakukan oleh Pengurus Bumdes dalam
rangka menjalankan operasionalnya
6. Tutup Buku
a. Tutup buku
Tutup Buku adalah kegiatan akhir tahun siklus akuntansi yang harus dilakukan
oleh Bumdes agar dapat diketahui hasil usaha secara riil pada periode
tersebut.
b. enutupan buku adalah perkiraan-perkiraan Nominal
3
BAB III
KETENTUAN UMUM
Laporan Keuangan (neraca dan laporan laba-rugi finance) dapat memberikan informasi
tentang posisi keuangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa), baik yang ada di aktiva
(kekayaan), pasiva (sumber dana), pendapatan maupun biaya pada bulan laporan.
Informasi keuangan dikelola melalui sistem akuntansi Badan Usaha Milik Desa
(Bumdesa) yang meliputi berbagai tahapan yang sistematik dan saling terkait. Pada akhir
tahun, informasi keuangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) dikemas dalam kegiatan
Tutup Buku.
4
6. Ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan surplus
a. Pengelolaan terhadap pemanfaatan surplus dilakukan melalui transfer rekening
dengan slip transfer menjadi pertanggung jawaban penggunaan surplus.
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH TUTUP BUKU
A. Tahap Pertama
1. Menyusun Laporan Operasional Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) per-31
Desember.
a. menghitung surplus/defisit (diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya
operasional & non-operasional);
b. jika ternyata hasilnya defisit, maka tidak ada pemanfaatan surplus;
c. jika surplus, dapat dilakukan pemanfaatan surplus dengan ketentuan ( lihat
Bab III Kentuan Umum huruf D prasyarat dan ketentuan poin 6.)
2. Memastikan adanya aturan/kesepakatan pengalokasian pemanfatan surplus
yang disetujui dan ditetapkan melalui musyawarah desa yang dituangkan dalam
AD/ART Bumdesa. Apabila dalam AD/ART Bumdesa belum memutuskan
pengalokasian Surplus maka wajib dibahas dalam Musyawarah Desa
Pertanggungjawaban pemaparan program kerja Badan Usaha Milik Desa
(Bumdesa)
3. Memastikan nilai resiko usaha sesuai dengan yang tercantum pada laporan
laba-rugi pada akhir tahun.
4. Realisasi alokasi pemanfaatan surplus bisa dilakukan secara sekaligus atau
secara bertahap sesuai dengan perencanaan.
5. Realisasi alokasi pemanfaatan surplus, bukan merupakan Biaya Operasional
Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) walaupun pengeluarannya dicatat di Buku
Kas Operasionl. Pada KOLOM lain-lain di Buku Kas Operasional dibagi dua kolom
(kolom pertama operasional lain-lain, kolom kedua lain-lain non operasional) dan
dicatat dalam buku bantu hutang.
B. Tahap Kedua
1. Membuat/menyusun Neraca Awal, ( Perubahan Surplus ditahan dan Perubahan
Modal ) per 01 Januari 2020 (lihat contoh); berdasarkan Laporan Perubahan
Surplus ditahan. Neraca ini pada posisi AKTIVA, akan berubah sesuai dengan
transaksi pengeluaran kas (karena ada pengeluaran sesuai alokasi pemanfaatan
surplus), yang akan berpengaruh kepada saldo Kas atau Bank rekening.
2. Pada PASIVA pos-pos yang akan berubah adalah :
a. Hutang (akan terisi jika alokasi yang seharusnya dikeluarkan tetapi belum
dikeluarkan dan atau dikeluarkan secara bertahap). Pada kasus dikeluarkan
secara bertahap maka Pos Hutang akan terisi sesuai dengan alokasi yang
belum direalisasikan, misalnya alokasi untuk Kelembagaan.
b. Modal yang berupa penyertaan modal dari pemerintah desa dan/atau bantuan
dari pihak lainnya terisi sesuai dengan transfer yang diterima sampai dengan
bulan laporan;
5
c. Surplus ditahan
1) Penambahan modal merupakan perubahan dari hasil penjumlahan
Surplus Ditahan (tahun sebelumnya) dalam hal ini s/d akhir tahun
Ditambah dengan alokasi Tambahan Modal tahun ini Ditambah alokasi
Resiko Usaha, Ditambah Donasi Gedung (bila ada);
2) Cadangan Resiko merupakan Alokasi yang digunakan jika ada kegagalan
usaha atau rencana pendapatan yang belum dterima;
3) Surplus Ditahan Periode Lalu merupakan pos sementara apabila
pembagian surplus belum dilakukan (belum ada MD Pertanggung
Jawaban)
d. Pada Neraca Awal, surplus berjalan masih nol (0).
3. Membuat/ Menyusun Laporan bulanan pertanggal 25 bulan berjalan
C. Konsekwensi Pembukuan
Konsekuensi pada Laporan Keuangan dan Pencatatan Pembukuan Bulan Januari
1. Laporan Keuangan (buku kas umum) tidak mengalami perubahan laporan pada
Bulan Januari semua pendapatan maupun pengeluaran tahun sebelumnya tetap
dicantumkan. Saldo awal transaksi bulan di bulan Januari tetap menggunakan
alokasi saldo akhir dibulan desember;
2. Neraca Januari : merupakan angka komulatif sesuai dengan transaksi yang terjadi
ditambah atau dikurangi dengan transaksi yang terjadi selama bulan Januari.
3. Laporan Operasional Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) (Surplus/Defisit) mulai
dari awal lagi.
4. Buku Kas umum dan Buku Bank (Bumdes) dimulai dari saldo awal (selanjutnya
ditambah atau dikurangi transaksi khusus yang terjadi pada Bulan Januari)
5. Untuk bulan-bulan selanjutnya bisa tata cara dan proses pembukuan normal
kembali.