Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESA

KELOMPOK 1

1. Az Zahwa Nuur Auliawati (02)


2. Devita Nurul Khotimah (06)
3. Guntari Dewi Puji Rahayu (15)
4. Media Renata Nurhidayah (20)
5. Ulfah Qoirun Nabila (33)
6. Vaisha Adhim Nazalia (34)

KELAS XI AKL 1

SMK N 1 KLATEN
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Pemerintahan Desa
tanpa ada halangan yang berarti.

Dengan tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada yang


terhormat :

1. Ibu Tri Muryani selaku guru mapel Akuntansi Pemerintahan/Lembaga yang senantiasa
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

2. Aggota Kelompok 1 yang telah bekerja sama dengan baik dalam pembuatan makalah ini.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam penyusunan kata ataupun yang lainnya, karena terbatasnya
pengetahuan, kemampuan serta pengalaman kami. Untuk kritik dan saran kami harapkan
sebagai sebagai acuan untuk membangun semangat. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................II


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ III
BAB 1 ...................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG ......................................................................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................................................... 1
TUJUAN .............................................................................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................... 2
DEFINISI PEMERINTAHAN DESA ................................................................................................................. 2
PRINSIP DALAM AKUNTANSI PEMERINTAH DESA ................................................................................. 2
UNSUR LAPORAN KEUANGAN DESA ......................................................................................................... 3
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH DESA .................................................................................................. 4
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ............................................................................................................. 4
TAHAPAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN DESA .......................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................................................................... 7
KESIMPULAN.................................................................................................................................................... 7
SARAN ................................................................................................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makalah ini dibuat atas alasan perlunya kita untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan pemerintahan desa, terkhusus pada tata kelola, akuntansi dan akuntabilitas
keuangannya.
Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa
dan UU Nomor32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dijelaskan bahwa Desa
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang berwenang untuk mengurus kepentingan
masyarakatnya sendiri.
Dalam pelaksanaan pemerintahan, pemerintah desa wajib mengelola keuangan
desa secara transparan, akuntabel, dan partisipatif. Transparan berarti dikelola secara
terbuka, akuntabel berarti dipertanggungjawabkan secara hukum, dan partisipatif
bermakna melibatkan masyarakat dalam prosesnya. Disamping itu, keuangan desa harus
dibukukan dan dilaporkan sesuai dengan kaidah system Akuntansi keuangan
pemerintahan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pemerintahan desa?
2. Apa saja prinsip dalam akuntansi pemerintah desa?
3. Apa saja unsur laporan keuangan desa
4. Bagaimana siklus akuntansi pemerintah desa?
5. Bagaimana pengelolaan keuangan desa?
6. Bagaimana tahapan pembuatan laporan keuangan desa?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang akuntansi pemerintahan desa
2. Mengetahui prinsip akuntansi pemerintah desa
3. Mengetahui unsur laporan keuangan desa
4. Mengetahui siklus akuntansi pemerintah desa
5. Mengetahui pengelolaan keuangan desa
6. Mengetahui tahapan pembuatan laporan keuangan desa

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMERINTAHAN DESA


Akuntansi pemerintahan desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di desa
dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan
sehingga akan dihasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan
pihak-pihak yang berhubungan dengan desa (Sujarweni, 2015: 17).

B. PRINSIP DALAM AKUNTANSI PEMERINTAH DESA


a. Prinsip Harga Perolehan
Prinsip ini mempunyai aturan bahwa harga perolehan dari harta (aset). kewajiban/utang,
dan pendapatan dihitung dari harga perolehan sesuai dengan kesepakatan oleh kedua
belah pihak yang bertransaksi. Harga perolehan ini bernilai objektif sesuai dengan nilai
uang yang dikeluarkan/dibayarkan dari kas/bank.
b. Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini merupakan pembahasan mengenai bagaimana mengukur dan menentukan
nilai dari pendapatan yang diperoleh.Pengukuran pendapatan dapat diukur dengan
penambahan harta (aset) dan berkurangnya utang atau bertambahnya jumlah
kas.Pencatatan pendapatan pada pemerintah Desa pada dasarnya dilakukan pada saat
terjadinya transaksi dan dapat dilihat berdasarkan jumlah kas yang diterima.
c. Prinsip Objektif
Prinsip ini merujuk pada laporan keuangan yang didukung oleh bukti-bukti transaksi
yang ada.Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak ada pencatatan transaksi.Prinsip ini
memerlukan pengawasan dan pengendalian pihak intern untuk menghindari terjadinya
kecurangan- kecurangan untuk memanipulasi bukti transaksi dan pencatatannya.
d. Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan sebuah informasi
penuh yang tersaji dengan baik secara kualitatif dan kualitatif yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.

2
C. UNSUR LAPORAN KEUANGAN DESA
a. Aset
Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dikelola untuk mendaptkan keuntungan. Aset dapat
dikelompokkan dalam :
1) Aset Lancar, yaitu aset yang dalam periode waktu tertentu (tidak lebih dari satu
tahun) dapat dicairkan menjadi uang kas atau menjadi bentuk aset lainnya. Misalnya
Kas, Piutang, Persediaan.
2) Aset Tidak Lancar, yaitu aset yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.
Misalnya Investasi Permanen. Aset Tetap, Dana Cadangan,
3) Aset Tidak Lancar Lainnya.
b. Kewajiban
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaian-
nya mengakibatkan aliran keluar sumber dayackonomi yang dimiliki.Kewajiban ini
bisa berupa Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Misalnya Utang
Kepada Pihak Ketiga, Utang Pemotongan Pajak. Utang Cicilan Pinjaman, Pinjaman
Jangka Panjang.
c. Kekayaan Bersih
Kekayaan bersih merupakan selisih antara aset yang dimiliki desa dengan kewajiban
yang harus dipenuhi desa sampai dengan tanggal 31 Desember suatu tahun.
d. Pendapatan
Pendapatan merupakan penerimaaan yang akan menambah Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah Desa,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah Desa
e. Belanja
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah Desa.
f. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.

3
D. SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH DESA
a. Tahap Pencatatan
Tahap ini merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Berawal dari bukti-bukti
transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan ke dalam buku yang sesuai.
b. Tahap Penggolongan
Tahap selanjutnya setelah dilakukan pencatatan berdasarkan bukti transaksi adalah
tahap penggolongan. Tahap penggolongan merupakan tahap mengelompokkan catatan
bukti transaksi ke dalam kelompok buku besar sesuai dengan nama akun dan saldo-
saldo yang telah dicatat dan dinilai ke dalam kelompok debit dan kredit.
c. Tahap Pengikhtisaran
Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas kerja Laporan Kekayaan
Milik Desa berisi saldo akhir akun-akun yang telah dicatat di buku besar utama dan
buku besar pembantu. Laporan Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi untuk mengecek
keakuratan dalam memposting akun ke dalam debit dan kredit. Di dalam Laporan
Kekayaan Milik Desa jumlah kolom debit dan kredit harus sama atau seimbang.
Sehingga perlunya pemeriksaan saldo debit dan saldo kreditnya.

E. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014, pengelolaan keuangan desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi :
1. Perencanaan
1). Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa dibuat, disampaikan dan dibahas
dengan BPD untuk disepakati paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
2). Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati disampaikan
kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 hari sejak
disepakati.
3). Bupati/Walikota melakukan evaluasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
4). Jika ada pengkoreksian Kepala Desa harus melakukan penyempurnaan paling lama
7 hari kerja sejak diterimanya hasil evaluasi.
5). Apabila hasil evaluasi tidak ditindak lanjuti oleh Kepala Desa dan tetap menetapkan
Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, maka
Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.

4
6). Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa paling lama 7 hari
kerjasetelah pembatalan
7). Dalam hal Bupati/Walikota mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa kepada Camat atau sebutan lain.

2. Pelaksanaan
1) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam pelaksanaan kewenangan desa
dilaksanakan melalui rekening kas desa.
2) Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap
dansah.
3) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang
ditetapkan dalam peraturan desa.
4) Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa dalam ragka memenuhi
kebutuhan operasional pemerintah desa.
5) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan
sebelum rancangan peraturan desa menjadi peraturan desa.
6) Pengeluaran desa untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional
perkantoran tetap dapat dikeluarkan walaupun rancangan peraturan desa belum
ditetapkan.
7) Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus
disertai dengan dokumen diantaranya RAB yang diverifikasi dan disahkan sebelumnya.
8) Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran atas beban
anggaran belanja dengan mempergunakan Buku Pembantu Kas Kegiatan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.

3. Penatausahaan Bendahara desa wajib:


1). Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup
buku setiap akhir bulan secara tertib. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran
dilakukan menggunakan Buku Kas Umum. Buku Kas Pembantu Pajak, dan BukuBank.
2). Mempertanggungjawabkan uang melalui laporanpertanggungjawaban.

4. Pelaporan
Kepala desa menyampaikan laporanrealisasi pelaksanaan APBDesakepada
Bupati/Walikota yang meliputi:

5
1). Laporan semester pertama, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan
APBDesa.SemesterPertama.
2). Laporan semester akhir tahun, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa
SemesterAkhir.

5. Pertanggungjawaban
Kepala desa menyampaikan kepada Bupati Walikota setiap akhir tahun anggaran
laporan yang meliputi :
a. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran
berkenaan.
b. Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan
c. Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

6. Pembinaan dan Pengawasan


1). Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari
Kabupaten/Kota kepada Desa.
2). Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa.

F. TAHAPAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN DESA


Menurut Sujarweni 2015, tahapan pembuatan laporan keuangan desa yaitu :
1. Membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam penyusunan anggaran.
2. Anggaran yang dibuat terdiri atas akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Setelah
disahkan, anggaran perlu dilaksanakan.
3. Dalam pelaksanaan anggaran, timbul transaksi yang harus dicatat secara lengkap
berupa pembuatan buku kas umum, buku kas pembantu, buku bank, buku pajak. buku
inventaris dengan disertai pengumpulan bukti bukti transaksi.
4. Untuk memperoleh informasi posisi keuangan, dapat dihasilkan sebuah neraca
berdasarkan transaksi yang terjadi. Neraca ini berfungsi untuk mengetahui
kekayaan/posisi keuangan desa.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi didesa
dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan
sehingga akan menghasilakan informasi dalam bentuk laporan keungan yang digunakan
pihak-pihak yang berhubungan dengan desa. Pihak-pihak yang menggunakan informasi
keuangan desa diantaranya adalah: masyarakat desa, perangkat desa, pemerintah daerah
dan pemerintah pusat.
Desa perlu membuat pedoman sistem akuntansi desa, agar sukses akuntansi dan
berlaporan keuangan lebih terjamin sistem berorientasi pada hal-hal penting saja. masalah
akuntansi saja, agar pelaksana akuntansi selau mengawas diri.
Pengelolaan keuangan desa merupakan hal yang sangat penting untuk
digalakkan. Karena hal ini berkaitan dengan proses pembangunan yang ada di desa.
Akuntabilitas lembaga desa perlu ditingkatkan, desa sebagai institusi yang paling
bersentuhan dengan rakyat.
Pemerintah desa secara umum harus melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik dan berwawasan publik. Akuntabilitas, profesionalitas, akomodatif dan prinsip-
prinsip lainnya. Pemerintah desa selain melakukan fungsi strukturnya, juga diharapkan
mampu menjalankan fungsi sosialnya.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai