Anggapan yang pasti benar adalah bahwa keberhasilan atau kegagalan BUM
Desa salah satunya ditentukan oleh pengadministrasian keuangan yang baik, yaitu
menyangkut beberapa hal berikut:
o Bagaimana cara BUM Desa mengelola dan mengadministrasikan modal agar
kelancaran operasi dan keberlanjutan usaha tetap terjaga?
o Bagaimana pengelola BUM Desa mengatur dan mengadministrasikan harta/asset
yang dimiliki?
o Bagaimana menghitung dan mengadministrasikan laba/keuntungan yang
diperoleh BUM Desa?
Informasi keuangan yang lengkap dan benar dalam pengelolaan keuangan BUM Desa
dapat dipenuhi dengan membuat sistem akuntansi BUM Desa yang mengacu pada
standar akuntansi umum yang berlaku di Indonesia. Seluruh rangkaian pembuatan
akuntansi ini mensyaratkan pelaksana operasional BUM Desa, terutama petugas
keuangan harus belajar serius mengenai bagaimana mengelola dan
mengadministrasikan keuangan secara profesional dengan menjalankan sistem
73
akuntansi BUM Desa, mulai dari bentuk yang sederhana sampai bentuk aplikasi Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK) BUM Desa.
b. Sistem Akuntansi
1) Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi biasa diartikan sebagai metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan infomasi
mengenai keuangan dan operasi perusahaan. Secara praktis, sistem akuntansi dapat
diartikan sebagai, “cara pencatatan dan pelaporan keuangan atau metode
pencatatan transaksi keuangan sebagai unit rumah tangga usaha, dengan prinsip
imbang-berpasangan, menggolongkan, menjumlahkan dan menghitung agar dapat
menyajikan informasi keuangan yang rinci, bermakna, sistematis, lengkap, benar dan
tepat waktu.
Penggunaan sistem akuntansi yang standar dan dapat diperiksa kebenarannya
akan menjadi instrumen pembangun kepercayaan masyarakat dan bukti bahwa suatu
perusahaan telah mengelola keuangan secara tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan.
76
c. Keuangan BUM Desa
Pencatatan/P Laporan
Bukti
embukuan Keuangan
Transaksi
78
1. Single Entry atau Pencatatan Tunggal merupakan metode pencatatan transaksi
keuangan hanya dilakukan satu kali. Pencatatan dalam metode single
entry hanyalah daftar transaksi yang mempengaruhi akun kas. Artinya penerimaan
kas dicatat sebagai kas masuk, sedangkan pembayaran kas dicatat sebagai kas
keluar. Metode single entry biasanya digunakan oleh bisnis kecil dimana neraca
tidak diperlukan untuk kontrol keuangan dan keperluan pajak.
2. Double Entry atau Pencatatan Ganda merupakan metode pencatatan transaksi
keuangan yang dilakukan dua kali yakni pada sisi debit maupun kredit.
Metode double entry diperlukan untuk semua kegiatan usaha yang harus
menghasilkan akun laba rugi dan neraca.
Pada awalnya, single entry digunakan pada program-program berbasis
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemerintah dan pemerintah sebagai dasar
pembukuan/pencatatan, karena penggunaan single entry jauh lebih mudah dan praktis.
Perkembangan dan tingginya tuntutan adanya good public governance,
perubahan sistem pencatatan ke double entry perlu diterapkan karena dengan sistem
pencatatan ini dapat dihasilkan laporan keuangan yang lengkap dan auditable.
Pada kegiatan usaha yang dijalankan memiliki beberapa piutang atau hutang,
maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan sistem double entry. Dalam
metode double entry, tiap transaksi dicatat ke dalam dua akun, debit dan kredit. Setiap
transaksi harus saling menyeimbangkan.
79
BADAN USAHA MILIK DESA “XXXX”
BUKU KAS HARIAN
No
Tgl. Uraian Pemasukan Pengeluaran Saldo
bukti
15/1 Diterima 01 10.000.000 10.000.00
dana hibah 0
dari Pemkab
20/1 Dibeli lemari 15 2.000.000 8.000.000
arsip dari
toko Aditya
Modal 10.000.000
Kas 2000.0000
“Pada Metoda single entry pencatatan transaksi rutin (harian) umumnya dicatat
dalam Buku Kas Harian, sedangkan pada metode double entry pencatatan
dilakukan pada Jurnal Umum.”
80
Pencatatan dengan metode single entry dengan model Buku Kas sudah banyak
dipahami dan dimengerti, lebih lanjut akan dijelaskan pada aplikasi Pencatatan,
Pembukuan dan Pelaporan yang menggunakan Metoda Single entry dapat dilihat pada
link berikut : Keunggulan dan Kelemahan Metode Single Entery dan Double Entery
Untuk pembelajaran lebih lanjut, kami sediakan model aplikasi yang sudah
diterapkan di BUMDes Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis yang menerapkan
Metoda pencatatan single entry seperti Link berikut ini :
https://www.youtube.com/watch?v=ShaTjTNr0Kg&t=309s
(1)
Bukti Transaksi
(3) (4)
(2)
Buku Laporan
Buku
Rangkuman Keuangan
Catatan
Transaksi
Transaksi
Bukti Transaksi
82
Pembukuan sederhana BUM Desa hanya menggunakan 2 jenis buku sederhana
yaitu berupa “Buku Catatan Transaksi” dan “Buku Rangkuman Transaksi” untuk
selanjutnya dijadikan dasar dalam membuat laporan keuangan standar berupa;
laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan laporan perubahan modal.
Pencatatan/ pembukuan ini sebaiknya dilakukan pada setiap unit usaha yang
dibentuk oleh BUM Desa. BUM Desa induk nantinya akan merangkum menjadi
satu sebagai laporan keuangan BUM Desa.
Sebelum memulai tahapan pembukuan sederhana BUM Desa, terlebih dahulu
perlu dipersiapkan:
Bukti-bukti transaksi (berupa kuitansi, nota, memo, bukti kas/bank masuk,
faktur, bon, dll),
Daftar kode transaksi
Format Buku Catatan Transaksi
Format Buku Rangkuman Transaksi
Format Laporan Laba Rugi
Format Laporan Posisi Keuangan
Format Laporan Perubahan Modal
- Bukti Transaksi
83
- Daftar Kode Transaksi
Tabel 9. Daftar Kode Transaksi
Jumlah
84
- Format Buku Rangkuman Transaksi
Jumlah
Pendapatan
Laba Rp .............
Pendapatan
- Penjualan Barang Rp ................
+
Dagangan
- Pendapatan lain Rp ................
Jumlah Pendapatan Rp
............
- Persediaan Barang Rp ................
+
Dagangan (awal)
85
- Pembelian bersih Barang Rp ................ -
Dagangan
Barang tersedia utk Rp ...............
-
dijual
- Persediaan Barang Rp ..............
Dagangan (akhir)
Harga Pokok Rp
Penjualan (HPP) ............
Laba Kotor Rp
-
............
Beban Rp
.............
LABA Bersih Rp ................
Pendapatan
- Penjualan Barang Jadi Rp ................
+
- Pendapatan lain Rp ................
Jumlah Pendapatan Rp
-
............
Harga Pokok Penjualan Rp
(HPP)* ............
Laba Kotor Rp ............
-
Beban Rp .............
LABA Bersih Rp ................
86
- Format Laporan Posisi Keuangan
LAPORAN POSISI KEUANGAN
UTANG
HARTA/ASET
Kas Rp ………….. Utang Rp …………..
Bank Rp …………..
Piutang Rp ………….. MODAL
Peralatan Rp ………….. Modal Desa Rp …………..
Aset Lainnya Rp ………….. Laba Tidak Dibagi Rp …………..
Laba Tahun ini Rp …………..
Jumlah Rp ………… Jumlah Rp ………..
87
Ketentuan dalam melakukan pencatatan sebagai berikut:
1. Setiap 1 transaksi harus ditulis 2 kali pada “Buku Catatan Transaksi” secara
seimbang dengan nilai sama, yaitu I kali untuk kode yang nilainya dicatat pada sisi
Kiri, dan 1 kali untuk kode yang nilainya dicatat pada sisi Kanan.
2. Pada akhir bulan, setiap kode yang sama pada sisi Kiri dijumlahkan dan hasilnya
dicatat pada sisi Kiri “Buku Rangkuman Transaksi”.
3. Pada akhir bulan, setiap kode yang sama pada sisi Kanan dijumlahkan dan hasilnya
dicatat pada sisi Kanan “Buku Rangkuman Transaksi”.
4. Kolom Saldo (Kiri-Kanan) digunakan untuk mencatat selisih antara nilai pada sisi
Kiri dengan nilai pada sisi Kanan dari setiap kode. Bila nilai sisi Kiri lebih besar
daripada nilai sisi Kanan, maka selisihnya dicatat pada kolom sisi Kiri (demikian
sebaliknya).
5. Kode transaksi pada setiap unit usaha dapat disesuaikan dengan jenis transaksi
yang terjadi. Contoh pada unit usaha dagang kodenya sama dengan unit usaha
jasa ditambah dengan kode persediaan barang dagangan beserta kode ikhtisar laba
rugi, kode pembelian barang dagangan, dan kode penjualan barang dagangan.
Demikian juga pada unit usaha produksi/industry/manufaktur sama dengan unit
usaha jasa ditambah dengan kode persediaan bahan baku dan kode persediaan
barang belum jadi beserta kode ikhtisar harga pokok produksi, kode persediaan
barang jadi beserta kode ikhtisar laba rugi, kode biaya tenaga kerja langsung, kode
biaya produksi lain-lain, kode pembelian bahan baku, kode penjualan barang jadi.
Aplikasi Akuntasi metode Double Entry sesuai Akuntansi Standar seperti Link Berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=tl3oqtMoKKI
BUMDesa
Gambar 44. Contoh metode Double Entry BUMDesa sesuai Akuntansi Standar
88
BUMDesa Bersama
Gambar 45. Contoh metode Double Entry BUMDesa Bersama sesuai Akuntansi Standar
89
14 Penjualan Barang Dagangan (Barang - Kredit
Jadi)
15 Persediaan Barang Dagangan Debet -
(Barang Jadi)
16 Ikhtisar Laba Rugi - Kredit
17 Pembelian Bahan Baku Debet -
14 Persediaan Barang belum jadi Debet -
15 Persediaan Bahan Baku Debet -
16 Ikhtisar Harga Pokok Produksi - Kredit
17 Biaya TK Langsung Debet -
18 Biaya Prosuksi Lain-Lain Debet -
90
g. Menjual tunai Barang Kas bertambah 1 Rp
Penjualan Barang 14 Rp
berkurang
h. Membeli kredit barang Pembelian Barang 13 Rp
bertambah
Utang bertambah 6 Rp
i. Menjual kredit barang Piutang bertambah 3 Rp
Penjualan Barang 14 Rp
berkurang
h. Membayar utang Utang berkurang 6 Rp
kepada ….
Kas berkurang 1 Rp
i. Menerima pembayaran Kas bertambah 1 Rp
piutang dari …..
Piutang berkurang 3 Rp
j. Menerima pendapatan Kas bertambah 1 Rp
(jasa)
Pendapatan 9 Rp
bertambah
k. Membayar Biaya/Beban 10 Rp
biaya/beban …….. bertambah
Kas berkurang 1 Rp
Pembelajaran/Latihan:
Unit Usaha “Sewa Alat Tani” BUMDes X bergerak dibidang penyewaan alat-alat
pertanian mempunyai data keuangan bulan Juli 2019, dan transaksi keuangan selama
bulan Agustus 2019 dengan bukti transaksi sebagai berikut:
a. Data keuangan bulan Juli 2019;
- Uang di Bank sebesar Rp 10.000.000
- Modal yang diperoleh sebelum tahun 2019 sebesar Rp 20.000.000
- Laba tidak dibagi yang diperoleh sebelum tahun 2019 sebesar Rp 3.000.000
- Laba sampai dengan bulan Juli 2019 Rp 7.000.000
91
- Memiliki peralatan/traktor senilai Rp 20.000.000
b. Transaksi keuangan bulan Agustus 2019 dengan bukti-bukti fisik sebagai berikut;
Menerima penyertaan modal desa yang ditransfer ke
- 03/08/19 :
bank Rp 20.000.000
- 05/08/19 : Menarik uang dari bank Rp 10.000.000
- 07/08/19 : Membeli tunai mesin penggiling padi Rp 8.000.000
- 11/08/19 : Menerima pendapatan penyewaan traktor Rp
6.000.000
- 14/08/19 : Menyewakan traktor secara pinjaman/piutang Rp
2.000.000
- 15/08/19 : Berutang biaya pembelian perkakas traktor Rp
1.000.000
- 26/08/19 : Membayar gaji karyawan Rp 3.000.000
JAWABAN:
92
1 Kas berkurang untuk pembelian 8.000.000
peralatan/penggiling padi
11 1 Kas bertambah dari penerimaan pendapatan sewa 6.000.000
traktor
9 Pendapatan bertambah dari sewa traktor 6.000.000
14 3 Piutang bertambah dari sewa traktor yang dipinjam 2.000.000
9 Pendapatan bertambah dari sewa traktor yang 2.000.000
dipinjam/piutang
15 10 Biaya/beban bertambah dari berutang perkakas 1.000.000
traktor
6 Utang bertambah dari biaya pembelian perkakas 1.000.000
traktor
26 10 Biaya/beban bertambah dari pembayaran gaji 3.000.000
1 Kas berkurang dari pembayaran biaya/beban gaji 3.000.000
Jumlah 50.000.000 50.000.000
93
Saldo Awal 0
6 Utang 1.000.000 1.000.000
7 Modal Awal 20.000.000 20.000.000
8 Modal Tahun ini 20.000.000 20.000.000
9 Pendapatan 8.000.000 8.000.000
10 Biaya/Beban 4.000.000 4.000.000
11 Laba tidak dibagi 3.000.000 3.000.000
12 Laba Tahun ini (Januari-Juli) 7.000.000 7.000.000
Jumlah 78.000.000 78.000.000 59.000.000 59.000.000
Pendapatan
- Pendapatan sewa traktor Rp 8.000.000
- Pendapatan Lainnya Rp 0
Jumlah Rp 8.000.000
Biaya
- Biaya gaji Rp 4.000.000
- Biaya listrik, dll Rp 0
Jumlah Rp 4.000.000 (-)
Laba Rp 4.000.000
94
- Laporan Posisi Keuangan
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
PER 31 AGUSTUS 2019
UTANG
HARTA/ASET
Kas Rp 5.000.000 Utang Rp 1.000.000
Bank Rp 20.000.000
Piutang Rp 2.000.000 MODAL
Rp 28.000.000 Rp 40.000.000
Modal Desa
Peralatan/Kendaraan
Aset Lainnya 0 Modal Lainnya 0
Laba yg tidak Rp 3.000.000
dibagi
Laba tahun ini Rp 11.000.000
Jumlah Rp 55.000.000 Jumlah Rp 55.000.000
A. Modal Awal
1. Modal Desa Rp 20.000.000
2. Modal Lainnya Rp 0
3. Laba tidak dibagi Rp 3.000.000
Jumlah Rp 23.000.000
B. Modal Tambahan
1. Modal Desa Rp 20.000.000
2. Modal Desa Rp 0
P
3. Laba tahun ini Rp 11.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
C. Modal Akhir (A+B) Rp 54.000.000
95
Pengadministrasian keuangan BUM Desa sebagaimana diuraikan di atas
merupakan langkah dan metode sederhana yang dapat diterapkan pada BUM
Desa rintisan atau yang baru akan berkembang. Namun pada BUM Desa yang
sudah mulai berkembang, terutama yang sudah maju seharusnya melakukan
pengadiministrasian keuangan dengan menggunakan aplikasi sistem akuntansi,
baik yang tanpa internet (offline), ataupun yang online. Paling kurang
menggunakan sistem akuntansi BUM Desa yang masih sederhana seperti
pembahasan berikut.
96
Gambar 46. Siklus sistem akuntansi BUM Desa
1. Bukti Transaksi
Transaksi keuangan BUM Desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
atas nama BUM Desa yang menimbulkan perubahan terhadap posisi keuangan,
baik transaksi di dalam BUM Desa seperti pembayaran gaji, maupun transaksi
dengan pihak luar seperti pembelian barang. Bukti transaksi keuangan harus
disusun rapi dan diarsip dengan rapid an aman. Bukti transaksi keuangan dapat
berbentuk : Bukti Kas Masuk/keluar, Memo, Faktur, Kuitansi, Nota
Kontan/kredit, Bukti Setoran/penarikan Bank, Cek, dan Lainnya.
2. Jurnal
Jurnal adalah pencatatan transaksi keuangan secara sistematis. Jurnal
dibagi menjadi 2 jenis yaitu jurnal khusus dan jurnal umum. Jurnal khusus
merupakan jurnal yang dikelompokan secara khusus sesuai dengan jenis
transaksinya, seperti jurnal khusus pembelian yang hanya mencatat transaksi
pembelian barang. Jurnal umum adalah buku harian yang digunakan untuk
menjurnal atau melakukan pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi
97
keuangan secara kronologis (berdasarkan urutan waktu). Kolom jurnal memuat
tanggal transaksi, keterangan/nama akun, Ref (Referensi/kode akun), debet,
kredit. Terdapat 2pengolongan akun yaitu :
Akun Riil
Akun riil adalah akun-akun yang terdapat dalam neraca. Akun riil terdiri
dari :
1). Aktiva (Harta/Aset)
Aktiva adalah harta yang terdapat dan digunakan dalam kegiatan usaha
BUM Desa. Aktiva terdiri dari tiga jenis, yaitu :
- Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah harta yang biasanya habis dipakai kurang dari
satu tahun yang terdiri dari : Kas, Bank, Piutang, Persediaan, Aset tetap,
dan lain-lain.
- Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah harta yang biasanya habis dipakai lebih dari satu
tahun yang terdiri dari : Peralatan, Mesin, Kendaraan, Gedung, Tanah,
Laptop, dan lain-lain.
- Aktiva Lain-lain
Aktiva lain-lain adalah harta yang tidak dapat digolongkan ke dalam
aktiva lancar dan aktiva tetap yang terdiri dari: Mesin dalam proses
perbaikan, Gedung dalam proses pembangunan, dan lain-lain.
2) Utang
Utang adalah kewajiban yang harus dilunasi pada waktu tertentu. Utang
terdiri dari :
- Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari: hutang usaha, hutang
bunga, hutang gaji, dan lain-lain.
- Utang Jangka Panjang
98
Utang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun yang terdiri dari : hutang bank, hutang
obligasi, dan lain-lain.
3) Modal
Modal (ekuitas) adalah hak pemilik usaha yang dikurangi dengan
kewajiban. Modal juga dapat diartikan sebagai uang, tanah, gedung, dan
barang berharga lain yang diserahkan oleh pemerintah desa sebagai
penyertaan yang bersumber dari APBDesa atau masyarakat desa dan pihak
lain kepada BUM Desa.
Akun Nominal
Akun nominal adalah akun-akun yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Akun nominal terdiri dari :
a) Pendapatan
Pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha
yang terdiri dari ;
- Pendapatan Usaha (operasional)
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh melalui
kegiatan utama (kegiatan operasional), misalnya; penjualan barang
dagangan.
- Pendapatan di luar Usaha (non operasional)
Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh
melalui kegiatan non operasional atau bukan dari kegiatan utama,
misalnya; pendapatan sewa.
b) Beban
Dalam akuntansi, beban dibedakan dengan biaya. Biaya adalah
pengeluaran yang mempengaruhi nilai aktiva pada neraca, seperti biaya
pembelian kendaraan. Beban adalah pengeluaran yang mempengaruhi
nilai pendapatan pada laporan laba rugi, yang terdiri dari :
- Beban dalam usaha
Beban dalam usaha adalah beban yang muncul karena kegiatan
utama (kegiatan operasional), misalnya; beban gaji.
99
- Beban di luar usaha
Beban di luar usaha adalah beban yang muncul karena kegiatan
non operasional atau bukan dari kegiatan utama, misalnya; beban
administrasi bank.
100
panjang Operasional
511 Beban Gaji
Beban
12 Aset Tetap 3 MODAL
512 Penyusutan
121 Peralatan 31 Modal 513 Beban Lainnya
Akumulasi
Penyertaan Modal
122 Penyusutan 311
Desa
Peralatan
PENDAPATAN
123 Aset Lainnya
6 LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-
61 Lain
Pendapatan Non
611 Operasional
BEBAN LAIN-
7 LAIN
71 Beban Lain-Lain
Beban Non
711 Operasional
Cara menjurnal atau mencatat transaksi keuangan ke dalam buku jurnal adalah
dengan mencatat sesuai bukti transaksi setiap kolom yang ada pada jurnal, yaitu
tanggal, keterangan/akun, ref, debet, kredit. Cara pencatatan menggunakan sistem
‘double entry’, yaitu sistem pencatatan akuntansi, dimana setiap satu transaksi
keuangan selalu dicatat secara imbang berpasangan antara debet di sisi kiri dan kredit
di sisi kanan. Dalam sistem pencatatan ini jumlah debet harus selalu sama dengan
jumlah kredit. Setiap transaksi dicatat ke dalam dua akun yang berlawanan dengan nilai
yang juga sama, yaitu satu akun untuk debit dan satu lagi akun untuk kredit, dengan
mengikuti ketentuan berikut :
101
* Untuk transaksi harian berlaku
JURNAL UMUM
Tgl Keterangan/Akun Ref Debet Kredit
12/01/20 Peralatan 121 2.000.000
Kas 111 2.000.000
Jumlah 2.000.000 2.000.000
102
3. Buku Besar
Buku Besar adalah buku atau format yang digunakan untuk
memposting atau melakukan pencatatan data transaksi keuangan yang
dipindahkan dari Jurnal Umum. Buku Besar merupakan dasar pembuatan
laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi). Bentuk-bentuk Buku
Besar dalam sistem akuntansi seperti bentuk T, bentuk skontro, bentuk
staffle, dan lainnya. Dalam sistem akuntansi BUM Desa dapat dipilih
bentuk
Buku Besar yang sederhana, diantaranya seperti contoh di bawah ini:
JURNAL UMUM
Tgl Keterangan/Akun Re Debet Kredit
f
12/01/ Peralatan 12 2.000.0
20 1 00
Kas 11 2.000.0
1 00
BUKU BESAR
Nama Akun : Peralatan Kode : 121
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
12/01/20 Pembelian 2.000.000 2.000.000
etalase
kaca
Saldo 2.000.000
103
BUKU BESAR
Nama Akun : Kas Kode : 111
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
02/01/20 Saldo awal 7.000.000
12/01/20 Pembelian 2.000.000 5.000.000
etalase
kaca
Buku Besar yang dibuat secara terpisah menurut akun tersebut dapat dibuat lebih
praktis dengan menggabung beberapa Buku Besar dalam 1 format lembaran yang
disebut dengan Sistem Akuntansi Selembar (SAS). Cara pengisian atau penggunaan
SAS sama persis dengan cara pengisian atau penggunaan BUKU Besar biasa. Contoh
SAS seperti di bawah ini
111 112 113 114 121
TGL KETERANGAN KAS BANK PIUTANG PERSEDIAAN PERALATAN
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Saldo Awal
Saldo Akhir
105
Contoh perbedaan pencatatan transaksi keuangan pada metode perpetual dan metode
periodik seperti di bawah ini;
- 1 Mei 2019 membeli tunai barang dagangan Rp 1.000.000,-
Metode Perpetual
JURNAL UMUM
Tgl Keterangan/Akun Ref Debet Kredit
01/03/19 Persediaan 1.000.000
Barang
Dagangan
Kas 1.000.000
Metode Periodik
JURNAL UMUM
Tgl Keterangan/Akun Ref Debet Kredit
01/03/19 Pembelian 1.000.000
Barang
Dagangan
Kas 1.000.000
106
Metode periodik adalah cara pencatatan persediaan barang dagangan dengan
menggunakan buku besar pembelian dan pada akhir periode mengharuskan adanya
pencatatan fisik barang yang belum terjual melalui stock opname.
Contoh format buku bantu stock opname dapat dibuat seperti berikut:
BUKU BANTU STOCK OPNAME
Tanggal :
No Kode Nama Jumlah Harga Nilai
Barang Barang Satuan (Rp)
Jumlah - - -
BUKU BESAR
Nama Akun: Pembelian Barang Dagangan Kode: …..
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
10/01/20 Pembelian 1.000.000 1.000.000
gula pasir
Jumlah 1.000.000
107
BUKU BESAR
Nama Akun: Kas Kode: …..
Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
10/01/20 Pembelian 1.000.000 1.000.000
gula pasir
Jumlah 1.000.000
Jumlah - - - 300.000
Jumlah stok barang dagangan sebesar Rp 300.000 ini merupakan data yang akan
dicatat pada Laporan Neraca sebagai harta/asset (Persediaan Barang Dagangan).
PENCATATAN PENJUALAN BARANG DAGANGAN
Cara pencatatan penjualan barang dagangan hampir sama dengan pencatatan
pembelian. Pencatatan penjualan dengan metode periodik menggunakan “Buku Besar
Penjualan”.
Contoh pencatatan transaksi penjualan sebagai berikut :
- Tanggal 15 Januari 2020 menjual tunai barang dagangan/gula pasir 70 kg @ Rp 15.000
senilai Rp 1.500.000.
Cara pencatatannya adalah :
108
BUKU BESAR
Nama Akun: Penjualan Barang Dagangan Kode: ….
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
15/01/20 Penjualan 1.050.000 1.050.000
gula pasir
Jumlah 1.050.000
BUKU BESAR
Nama Akun: Kas Kode: ….
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
10/01/20 Penjualan 1.050.000 1.050.000
gula pasir
Jumlah 1.050.000
4. Laporan Keuangan
a. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah buku atau formulir yang berisi daftar saldo akhir setiap
buku besar. Contoh formulir neraca saldo dan penggunaannya :
109
NERACA SALDO
Kode Akun Debet Kredit
111 Kas 2.000.000
121 Peralatan 2.000.000
b. Jurnal Penyesuaian
JURNAL PENYESUAIAN
110
Tgl Keterangan/Akun Ref Debet Kredit
31/01/20 Beban penyusutan 514 150.000
(peralatan)
Akumulasi 122 150.000
penyusutan
peralatan
31/01/20 Beban 512 100.000
perlengkapan
Perlengkapan 115 100.000
31/01/20 Beban sewa (aset) 513 1.000.000
Beban dibayar 116 1.000.000
dimuka
31/01/20 Persediaan 114 2.000.000
Barang Dagangan
Ikhtisar Laba 313 2.000.000
Rugi
31/01/20 Persediaan Bahan 116 500.000
Baku
Ikhtisar Harga 314 500.000
Pokok Produksi
Saldo 150.000
111
BUKU BESAR
Nama Akun : Akumulasi Penyusutan Peralatan Kode : 122
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Penyusutan 150.000 150.000
peralatan
Saldo 150.000
BUKU BESAR
Nama Akun : Beban Perlengkapan Kode : 512
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Perlengkapan 100.000 100.000
yang terpakai
Saldo 100.000
BUKU BESAR
Nama Akun : Perlengkapan Kode : 115
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Perlengkapan 100.000 1.000.000
yang terpakai
Saldo 1.000.000
112
BUKU BESAR
Nama Akun : Beban Sewa Kode : 513
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Pemakaian 1.000.000 1.000.000
gedung
yang
disewa
Saldo 1.000.000
BUKU BESAR
Nama Akun : Beban Dibayar Dimuka Kode : 116
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Pemakaian 1.000.000 1.000.000
gedung
yang
disewa
Saldo 1.000.000
BUKU BESAR
Nama Akun : Persediaan Barang Dagangan Kode : 114
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Persediaan 2.000.000 2.000.000
barang
dagangan
akhir
Saldo 2.000.000
113
BUKU BESAR
Nama Akun : Ikhtisar Laba Rugi Kode : 323
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Persediaan 2.000.000 2.000.000
barang
dagangan
akhir
BUKU BESAR
Nama Akun : Persediaan Bahan Baku Kode : 117
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Persediaan 500.000 500.000
bahan
baku akhir
Saldo 500.000
BUKU BESAR
Nama Akun : Ikhtisar Harga Pokok Produksi Kode : 324
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Persediaan 500.000 500.000
bahan
baku akhir
114
c. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah buku atau formulir yang berisi daftar
saldo akhir setiap buku besar, termasuk yang telah dilakukan penyesuaian. data yang
berasal dari neraca saldo setelah penyesuaian menjadi dasar untuk membuat laporan
keuangan BUM Desa dalam satu periode.
Laporan Laba Rugi dalam sistem akuntansi BUM Desa adalah laporan
mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu unit usaha BUM Desa. Laba
diperoleh apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada beban yang
dibayarkan, sebaliknya rugi dialami apabila pendapatan yang diperoleh lebih kecil
daripada beban yang dibayarkan dalam suatu periode akuntansi.
115
Format laporan laba rugi dibuat berdasakan jenis unit usaha BUM Desa, yaitu
unit usaha jasa, unit usaha dagang, dan unit usaha produksi
(manufaktur/industri/pabrikan).
1) Unit Usaha Jasa
Perhitungan laba rugi unit usaha jasa cukup sederhana, yaitu hanya memerlukan
data pendapatan operasional dan non operasional serta data beban. Perhitungan laba
rugi unit usaha jasa menggunakan formulasi rumus sebagai berikut:
(jasa)
- Pendapatan Non Rp ................
Operasional
Jumlah Pendapatan Rp ............
Beban
- Beban Gaji Rp ................
- Beban Penyusutan Rp ................
+
116
2) Unit Usaha Dagang
Perhitungan laba rugi unit usaha dagang sedikit berbeda dengan unit usaha jasa.
Dalam perhitungan laba rugi unit usaha dagang harus ada penentuan Harga Pokok
Penjualan (HPP) dan memerlukan data tambahan yang diambil dari transaksi/akun;
- Penjualan bersih*
- Persediaan Barang Dagangan (awal)
- Pembelian bersih Barang Dagangan**
- Persediaan Barang Dagangan (akhir)
*) Penjualan bersih = penjualan–(retur + diskon)
**) Pembelian bersih = (pembelian + ongkos angkut) – (retur + diskon)
Perhitungan laba rugi unit usaha dagang menggunakan formulasi rumus sebagai
berikut
Dagangan
Barang tersedia utk Rp ...............
-
dijual
- Persediaan Barang Rp ..............
Dagangan (akhir)
Harga Pokok Rp
117
Penjualan (HPP) ............
Laba Kotor Rp
............
Beban
- Beban Gaji Rp ................
- Beban Perlengkapan Rp ................
-
+
- Beban Penyusutan Rp ................
- Beban Operasional lain Rp ................
- Beban Non Operasional Rp ................
Jumlah Beban Rp
............
Laba sebelum Pajak Rp -
................
Pajak Rp
................
LABA Bersih Rp ................
118
- Biaya tenaga kerja langsung Rp
………..
- Biaya Overhead pabrik* Rp
………..
Jumlah Biaya Produksi Rp
+
…………….
- Persediaan Barang Dalam Proses Rp
Produksi (awal) …………….
Rp -
………..
- Persediaan Barang Dalam Proses Rp
Produksi (akhir) ………..
Harga Pokok Produksi Rp
+
…………….
- Persediaan Barang Jadi (awal) Rp
…………….
Rp -
…………….
- Persediaan Barang Jadi (akhir) Rp
…………….
HARGA POKOK PENJUALAN (HPP) Rp …………….
119
Aktiva Passiva
HARTA/ASET KEWAJIBAN/UTANG
Kas Rp ............ Utang Usaha Rp ..............
Bank Rp ............ Utang Sewa Rp ..............
Rp ............ Utang jangka Rp ..............
Piutang
panjang
Persediaan Barang Rp ............
Dagangan
Perlengkapan Rp ............ MODAL
Beban dibayar Rp ............ Penyertaan Modal Rp ..............
dimuka Desa
Rp ............ Penyertaan Modal Rp ..............
Peralatan
Masyarakat
Akumulasi (Rp ..........) Rp ..............
Penyusutan Modal dari pihak lain
Peralatan
Kendaraan Rp ........... Laba Ditahan Rp ……………
Akumulasi (Rp ..........) Laba Berjalan Rp ……………
Penyusutan
Kendaraan
Aset Lainnya Rp ............
Jumlah Rp ............ Jumlah Rp .............
120
Unit Usaha……….BUM Desa X
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Per 31 Januari 2020
A. Modal Awal
1. Modal Desa Rp …………
2. Modal Masyarakat Rp …………
3. Modal Pihak lain Rp …………
4. Laba ditahan Rp …………
Jumlah Rp
…………
B. Modal Tahun Berjalan
1. Modal Desa Rp …………
2. Modal Masyarakat Rp …………
3. Modal Pihak lain Rp …………
4. Laba berjalan Rp …………
Jumlah Rp
…………
C. Modal Akhir (A+B) Rp
…………
121
Pembelajaran/Latihan
BUMDes X memiliki unit usaha jasa “Sewa Alat Tani” yang bergerak dibidang usaha
jasa penyewaan alat pertanian kepada petani.
Unit Usaha “Sewa Alat Tani” BUMDes X mempunyai transaksi keuangan
selama bulan Januari 2020 dengan bukti transaksi/pencatatan transaksi sebagai
berikut:
Tgl Transaksi
Menerima penyertaan modal desa yang ditransfer ke rekening
03/01/20
bank Rp 25.000.000
05/01/20 Menarik uang dari bank Rp 22.000.000
07/01/20 Membeli tunai mesin traktor Rp 20.000.000
Berdasarkan catatan transaksi di atas dan kode akun yang sudah disiapkan,
buatlah :
a. Jurnal Umum
b. Buku Besar
c. Neraca Saldo
d. Penyesuaian
e. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
f. Laporan Laba Rugi
g. Laporan Posisi Keuangan/Neraca
h. Laporan Perubahan Modal
122
DAFTAR KODE AKUN / REKENING
123
Bangunan
BEBAN LAIN-
127 Tanah
7 LAIN
13 Aset Lainnya 71 Beban Lain-Lain
Beban Non
131 Aset Lainnya
711 Operasional
Jawaban
1. Jurnal Umum, Buku Besar, Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian, Laporan Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan/ Neraca, Laporan
Perubahan Modal
a. Jurnal Umum
Unit Usaha “Sewa Alat Tani” BUMDes X
JURNAL UMUM
Hal 1
Tgl Keterangan/Akun Ref Debet Kredit
03/01/ Bank 112 25.000.00
20 0
Penyertaan Modal Desa 311 25.000.00
0
05/01/ Kas 111 22.000.00
20 0
Bank 112 22.000.00
0
07/01/ Peralatan 121 20.000.00
20 0
Kas 111 20.000.00
0
11/01/ Kas 111 5.000.000
20
124
Pendapatan Operasional 411 5.000.000
26/01/ Beban gaji 511 3.000.000
20
Kas 111 3.000.000
Jumlah 75.000.00 75.000.00
0 0
b. Buku Besar
BUKU BESAR
Nama Akun: Kas Kode: 111
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
02/01/20 Saldo awal 0
05/01/20 Penarikan 22.000.000 22.000.000
dari bank
07/01/20 Pembelian 20.000.000 2.000.000
mesin
traktor
11/01/20 Penerimaan 5.000.000 7.000.000
sewa traktor
26/01/20 Pembayaran 3.000.000 4.000.000
gaji
karyawan
125
modal desa
05/01/20 Penarikan 22.000.000 3.000.000
BUKU BESAR
Nama Akun: Peralatan Kode: 121
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
02/01/20 Saldo awal 0
07/01/20 Mesin traktor 20.000.000 20.000.000
Jumlah 20.000.0
00
BUKU BESAR
Nama Akun: Penyertaan Modal Desa Kode: 311
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
02/01/20 Saldo awal 0
03/01/20 Transfer bank 25.000.000 25.000.000
126
BUKU BESAR
Nama Akun: Pendapatan Operasional Kode: 411
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
11/01/20 Penyewaan traktor 5.000.000 5.000.000
BUKU BESAR
Nama Akun: Beban Gaji Kode: 521
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
26/01/20 Gaji karyawan 3.000.000 3.000.000
c. Neraca Saldo
127
411 Pendapatan Jasa 5.000.000
521 Beban Gaji 3.000.000
523 Beban Penyusutan
Jumlah 30.000.000 30.000.000
d. Jurnal Penyesuaian
BUKU BANTU INVENTARIS
No Tgl Jenis Peralatan Jml Harga Total
Satuan
1 07/01/2 Mesin Traktor 1 20.000. 20.000.0
0 000 00
2 31/01/ Penyusutan Mesin Traktor 1 (278.00 19.722.0
20 (ke-1 dari 72 Bln) 0) 00
Jumlah 19.722.0
00
Catatan penyesuaian
31/01/20 Penyusutan peralatan 278.000
JURNAL PENYESUAIAN
Per 31 Januari 2020
128
BUKU BESAR
Nama Akun: Beban Penyusutan Kode: 523
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Penyusutan peralatan 278.000 278.000
BUKU BESAR
Nama Akun: Akumulasi Penyusutan Peralatan Kode: 122
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
31/01/20 Penyusutan 278.000 278.000
peralatan
129
e. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Beban
- Beban Gaji Rp 3.000.000
- Beban Penyusutan Rp 278.000
Jumlah Beban Rp 3.278.000
Laba sebelum Pajak Rp 1.722.000
Pajak 0
Laba Bersih Rp 1.722.000
130
g. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Unit Usaha “Sewa Alat Tani” BUMDes X
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
Per 31 Januari 2020
Aktiva Passiva
HARTA/ASET KEWAJIBAN/UTANG
Rp 4.000.000
Kas Utang Usaha
0
Bank Rp 3.000.000
Peralatan Rp 20.000.000 MODAL
Akumulasi Rp Rp 25.000.000
Penyusutan (278.000) Penyertaan Modal Desa
Peralatan
Penyertaan Modal 0
Masyarakat
Modal dari pihak lain 0
Laba Ditahan 0
Rp
Laba Berjalan
1.722.000
Jumlah Rp 26.672.000 Jumlah Rp 26.722.000
131
4. Laba ditahan Rp 0
Jumlah Rp 0
B. Modal Tahun Berjalan
1. Modal Desa Rp 25.000.000
2. Modal Masyarakat Rp 0
3. Modal Pihak lain Rp 0
4. Laba berjalan Rp 1.722.000
Jumlah Rp 26.372.000
C. Modal Akhir (A+B) Rp 26.722.000
132
Bagan berikut menunjukkan fungsi pengawasan dan pengendalian internal
BUM Desa ditambah dengan pengawasan dari masyarakat desa.
Kepala Desa/
Penasihat Pengawas
Masyarakat Desa
Mekanisme pengendalian itu berupa adanya prosedur yang ditempuh untuk suatu
transaksi dan pencatatannya. Pada transaksi pembelian misalnya bendahara
mengeluarkan uang kas setelah ada persetujuan dari ketua, setelah dilakukan
pembelian maka barang dicek jumlah dan kesesuaiannya oleh ketua/sekretaris, bukti
pembeliannnya di paraf dan diserahkan kepada bendahara untuk dicatat/dibukukan.
Dalam proses pencatatan/pembukuan serta pembuatan laporan juga akan dikontrol oleh
ketua dan sekretaris, penasihat dan pengawas.
Dengan adanya pengendalian internal yang baik akan diperoleh laporan
pertanggungjawaban yang dapat dipercaya, sehingga penilaian kinerja keuangan
terhadap laporan keuangan yang dihasilkan BUM Desa dapat memperoleh hasil yang
juga terpercaya. Kinerja Keuangan sendiri merupkan suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan telah menjalankan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Analisis ini juga bertujuan menilai kinerja
manajemen, mengetahui keberhasilan manajemen dalam mengelola BUM Desa, dan
untuk mengevaluasi kekurangan dalam pengelolaan BUMDes agar dapat diperbaiki lagi
kedepannya.
133
Pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern
akuntansi dan pengendalian intern administratif. Proses kontrol akuntansi mencakup
semua aspek dari transaksi-transaksi keuangan seperti pembayaran kas, penerimaan
kas, arus dana, dan pengamanan dana dari pengguna yang tidak sah.
135
3. Persiapkan Rasio Keuangan
Setelah membuat laporan keuangan, maka sudah saatnya membuat rasio
keuangan yang bertujuan untuk membandingkan nilai seluruh utang dibandingkan
dengan keseluruhan aset atau modal yang dimiliki. Dari sisni bisa dilihat apakah
usaha memiliki terlalu banyak utang atau tidak.
4. Analisis Biaya Tetap
Laporan keuangan yang sudah tersusun merupakan alat untuk melakukan analisis
yang lebih mendalam lagi. Setiap usaha yang dijalankan perlu memahami biaya
apa saja yang muncul dalam kegiatan operasional. Disisi lain, perlu diketahui
apakah biaya yang telah keluarkan tersebut sebanding dengan manfaat yang
peroleh. Pertanyaan ini akan terjawab saat dilakukan analisis atas persentase
biaya tetap seperti gaji karyawan, pemakaian listrik, sewa gedung, penyusutan
aset tetap dan sebagainya.
5. Analisis SDM
Sumber daya manusia penting menjadi perhatian dalam suatu usaha. Apabila
tingkat turnover (keluar masuk) karyawan tinggi, maka mejadi pertanda usaha
tidak efisien, karena waktu terkuras untuk proses rekruitmen/seleksi dan
melatihnya menjadi setara dengan karyawan yang digantikan. Disisi lain harus
dapat dipastikan apakah komposisi karyawan yang dimiliki pada saat ini sudah
cukup, kurang, atau justru lebih dalam menunjang efektivitas operasional usaha.
136
No Tautan Isi / konten
https://dosenakuntansi.com
https://sinau.info
https://www.jurnal.id
http://www.materiakuntansi.com
https://www.akuntansilengkap.com
https://manajemenkeuangan.net
https://ukirama.com
https://bumdes.id
https://repository.usd.ac.id
https://updesa.com
Buku Referensi :
- V. Wiratna Sujarweni. 2019. Akuntansi BUMDes (Badan Uaha Milik Desa).PustakaBaru Press Yogyakarta
- Muslichah, dkk. 2018. Akuntansi Usaha Kecil Menengah (UKM). Indomedia Pustaka Malang
- Syaiful Bahri, 2016. Pengantar Akuntansi. CV. Andi Offset Yogyakarta
- Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
137
2. KINERJA KEUANGAN BUM DESA
1. Analisis Laporan Keuangan untuk Mengukur Kinerja BUM Desa
Laporan keuangan BUM Desa digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan kepada BUM Desa. Para pengelola menggunakan laporan
keuangan untuk meningkatkan kinerja usaha. Para pemberi pinjaman (kredit)
menggunakan laporan keuangan untuk mengevaluasi kelayakan pembayaran
pinjaman. Pemilik modal, dalam hal ini pemerintah desa, menggunakan laporan
keuangan untuk memperkirakan pendapatan dan bagi hasil usaha Pendapatan Asli
Desa. Jika pengelola BUM Desa bermaksud memaksimalkan nilai usaha maka
pengelola harus dapat mengambil manfaat dari kekuatan dan secara simultan
memperbaiki kelemahan BUM Desa.
Analisis laporan keuangan dapat membantu:
a) dengan membandingkan kinerja terhadap BUM Desa lain pada bidang usaha
yang sama,
b) dengan mengevaluasi kecenderungan (trend) operasi BUM Desa sepanjang
waktu.
Adanya analisis laporan keuangan akan membantu pengelola BUM Desa dalam
mengidentifikasikan kekurangan dan kemudian mengambil tindakan untuk
meningkatkan kinerja BUM Desa. Secara umum tujuan analisis laporan keuangan
yang dilakukan antara lain :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena dianggap berhasil atau gagal.
5. Dapat menjadi pembanding dengan BUM Desa atau perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Analisis laporan keuangan BUM Desa akan memberikan gambaran seberapa
baik kondisi usaha yang dijalankan oleh BUM Desa. Alat analisis yang dapat
138
membantu dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja BUM Desa adalah Analisis
Rasio Keuangan. Analisis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan BUM Desa antara lain:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabiltas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan
kemampuan untuk membayar kembali utang jangka pendek. Jenis rasio likuiditas
yang digunakan diantaranya adalah:
Rasio Lancar
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan BUM Desa
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus rasio lancar digunakan
sebagai berikut :
aktiva lancar
Rasio Lancar = utang lancar
Aktiva lancar (harta/aset) terdiri dari kas, bank, piutang, dan persediaan.
Sedangkan Utang lancar terdiri dari utang jangka pendek (di bawah 1 tahun)
atau utang usaha/dagang, utang jangka panjang yang akan jatuh tempo,
utang pajak, utang gaji atau lainnya. Misalnya BUM Desa memiliki kas Rp
850.000, piutang Rp3.000.000, dan persediaan Rp 6.150.000. Sedangkan
utang lancar sebesar Rp 3.100.000.
aktiva lancar
Rasio Lancar = utang lancar
Rp 10.000.000
= Rp 3.100.000
= 3,2 kali
Angka rasio sebesar 3,2 kali menunjukkan bahwa BUM Desa ini memiliki
aktiva lancar yang mampu menutup kewajiban/utang lancar sebesar 3,2 kali.
139
Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena semakin besar kemampuan
aktiva lancar untuk menutup kewajiban lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva (harta/aset) BUM Desa dibiayai dengan utang. Rasio solvabiltas
yang digunakan diantaranya adalah ;
Rasio Utang
Rasio utang terhadap total aktiva menggunakan rumus sebagai berikut :
total utang
x100%
Rasio Utang terhadap Total Aktiva = total aktiva
Misalnya BUM Desa dalam Laporan Neraca memiliki total asset sebesar Rp
20.000.000 dan total hutang sebesar Rp 10.640.000, maka rasio utang terhadap
total aktiva BUM Desa tersebut dapat dihitung, sebagai berikut :
total utang
x100%
Rasio Hutang terhadap Total Aktiva = total aktiva
Rp 10.640.000
x100%
= Rp 20.000.000
= 53,2%
Angka rasio itu menunjukkan bahwa harta/aset BUM Desa didanai dengan
utang/pinjaman sebesar 53,2%. Semakin tinggi rasio ini maka risiko keuangan
BUM Desa semakin besar.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya (penjualan, persediaan, penagihan utang dan
sebagianya) atau rasio untuk menilai kemampuan BUM Desa dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Rasio aktivitas yang digunakan diantara nya
adalah:
140
Rasio Perputaran Aktiva
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
semua aktiva BUM Desa dan berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap-
tiap rupiah aktiva yang digunakan.
penjualan
Rumus rasio perputaran aktiva = total aktiva
Misalnya sebuah BUM Desa memiliki data laporan Laba/Rugi di mana penjualan
setahun sebesar Rp 30.000.000 dan di Laporan Neraca tercatat total aktiva
sebesar Rp 20.000.000, maka rasio total asset dapat dihitung, sebagai berikut :
penjualan
Rasio Total Asset = total aktiva
= 30.000.000/20.000.000
= 1,5 kali
Angka rasio ini menunjukkan bahwa total aset tetap BUM Desa 1,5 kali lebih
efektif dimanfaatkan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai rasio
ini menunjukkan semakin efektifnya aset tetap dimanfaatkan untuk
menghasilkan penjualan.
4. Rasio Profitabilitas
Perhitungan rasio ini memberikan petunjuk bagaimana efektivitas operasi
BUM Desa. Rasio profitabilitas diantaranya adalah:
Keuntungan dari Modal (ROE/Return on Equity)
Hasil atau tingkat keuntungan dari modal menunjukkan kemampuan dari
modal yang dimiliki oleh BUM Desa untuk menghasilkan laba bersih. Rasio ini
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba setelah Bunga dan Pajak
x100%
ROE = Modal
Misalnya, sebuah BUM Desa dalam laporan laba/rugi membukukan laba bersih
sebesar Rp 1.135.000 dan dari Neraca perusahaan menggunkan modal sebesar
Rp 8.960.000, maka tingkat keuntungan dari modal BUM Desa adalah;
Rp 1.135.000
x100%
ROE = Rp 8.960.000
= 12,7 %
141
Angka rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan modal BUM Desa untuk
menghasilkan laba bersih sebesar 12,7%. Semakin besar nilai rasio ini semakin
baik kondisi BUM Desa. Pemerintah desa sangat berkepentingan terhadap rasio
ini karena dapat mengetahui bahwa modal yang telah diserahkan oleh
pemerintah desa mampu menghasilkan laba bersih yang cukup tinggi.
143
Rujukan belajar :
carilah Url dengan kata kunci; usaha sosial, usaha profit,
analisis laporan keuangan, indicator keberhasilan bumdes.
https://slideshare.net
https://www.cermati.com
https://zahiraccounting.com
Buku Referensi :
- Kasmir.2017.Analisis Laporan Keuangan.Rajagrafindo Persada Jakarta
- Suryanto, R. 2018. Peta Jalan BUMDES Sukses. Syncore Indonesia.
144