LP Ileus Ilman
LP Ileus Ilman
OBSTRUKSI
OLEH :
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan sinar x untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau
cairan dalam usus.
b. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah
darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.
c. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara
dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. Bila foto fokus tidak
memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi
9. TINDAKAN PENANGANAN
a. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan
didekompresi.
c. Memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada).
d. Menghilangkan obstruksi untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus
kembali normal.
e. Pembedahan :
1) Obstruksi Usus Halus
Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau
nasogastrik bermamfaat dalam mayoritas kasus obstruksi usus halus.
Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi
memerlukan tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi intra
vena diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
(natrium, klorida dan kalium).
Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus tergantung
penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi seperti
hernia dan perlengketan. Tindakan pembedahannya adalah
herniotomi.
2) Obstruksi Usus Besar
Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat
dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus. Sekostomi,
pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan
pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat
memerlukan pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa
dilakukan adalah reseksi bedah utntuk mengangkat lesi penyebab
obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin diperlukan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari
pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien.
a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku dan gaya hidup.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas,
abdomen tegang dan kaku.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul
atau terus-menerus
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala
numeric 1 s.d 10
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,
riwayat ketergantungan terhadap makanan/ minuman, zat dan obat-
obatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
dengan klien.
c. Pemeriksan fisik
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk
Tanda : Kesulitan ambulasi
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi (tanda syok)
3) Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
4) Makanan/ cairan
Gejala : Anoreksia, mual/ muntah dan haus terus menerus
Tanda : Muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah-
pecah, kulit buruk
5) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
6) Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan
Tanda : Napas pendek dan dangkal
d. Diagnostik Test
1) Pemeriksaan sinar X : akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas
dan cairan dalam usus.
2) Pemeriksaan simtologi
3) Hb dan PCV : meningkat akibat dehidrasi
4) Leukosit : normal atau sedikit meningkat
5) Ureum dan eletrolit : ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah
6) Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
7) Rontgen abdomen dalam posisi telentang : mencari penyebab (batu
empedu, volvulus, hernia)
8) Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis : kram
abdomen sekunder terhadap distensi dinding usus).
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan inevarsi
diafragma.
d. Retensi urinarius berhubungan dengan disfungsi neurologis
e. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
3. PERENCANAAN TINDAKAN
No Diagnosa Kep SLKI SIKI
1 Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri Manajemen nyeri
pencedera fisiologis Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi :
(mis : kram abdomen keperawatan selama 3x24 Identifikasi lokasi,
sekunder terhadap jam diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
distensi dinding usus) nyeri menurun dengan frekuensi, kalitas,
d.d kriteria hasil : intensitas nyeri
DS : mengeluh nyeri - Kemampuan Identifikasi skala nyeri
DO : menuntaskan aktivitas Identifikasi nyeri non
Tampak meringis meningkat verbal
Bersikap protektif - Keluhan nyeri menurun Identifikasi faktor yang
(misal : posisi - Meringis menurun memperberat dan
meghindari nyeri) - Sikap protektif menurun memperingan nyeri
Gelisah - Gelisah menurun Monitor keberhasilan
Frekuensi nadi - Kesulitasn tidur terapi komplementer
meningkat menurun yang sudah diberikan
Sulit tidur - Menarik diri menurun Monitor efek samping
- Anoreksia menurun
Tekanan darah penggunaan analgetik
- Uterus terasa membulat 2. Terapeutik
meningkat
menurun
Pola napas berubah Berikan teknik
- Ketegangan otot
Nafsu makan nonfarmakologi untuk
menurun
berubah mengurangi rasa nyeri
- Muntah menurun
Proses berpikir Kontrol lingkungan
- Mual menurun
terganggu yang memperberat rasa
- Frekuensi nadi membaik
Menarik diri nyeri
- Pola napas membaik
No Diagnosa Kep SLKI SIKI
- Tekanan darah membaik Fasilitasi istirahat dan
- Proses berpikir membaik tidur
- Fungsi berkemih 3. Edukasi
membaik Jelaskan penyebab,
- Nafsu makan membaik periode, dan pemicu
- Pola tidur membaik nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangir rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA