Anda di halaman 1dari 149

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan Komisi

do
gu Pengawas Persaingan Usaha pada tingkat kasasi memutus sebagai berikut
dalam perkara antara:
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU), yang

In
A
diwakili oleh Ketua Muhammad Syarkawi Rauf, berkedudukan di
Jalan Ir. H. Juanda Nomor 36 Jakarta Pusat 10120, dalam hal ini
ah

lik
memberi kuasa kepada Gopprera Panggabean, S.E., Ak., dan
kawan-kawan, Direktur Penindakan, dan Para Staf Direktorat
am

ub
Penindakan, Deputi Bidang Penegakan Hukum Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24
Oktober 2016;
ep
k

Pemohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan;


L a w a n:
ah

R
PT BANDUNG RAYA INDAH LESTARI, yang diwakili oleh

si
Direktur Utama Yoseph Soenaryo, berkedudukan di Jalan Surapati

ne
ng

Nomor 5, Kota Bandung, dalam hal ini memberi kuasa kepada


Kanta Cahya, S.H., Advokat, berkantor di Jalan Jenderal Sudirman
Nomor 217, Purwakarta, 41115, Jawa Barat, Indonesia,

do
gu

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 8 November 2016;


Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan/Terlapor III;
In
A

D a n:
1. PANITIA PENGADAAN BADAN USAHA SECARA
ah

PELELANGAN UMUM DALAM RANGKA PEMBANGUNAN


lik

INFRASTRUKTUR PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS


TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN MELALUI
m

ub

MEKANISME KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH


DENGAN BADAN USAHA, berkedudukan di Jalan Sadang
ka

ep

Tengah Nomor 4 & 6, Sadang Serang, Kota Bandung;


2. DADA ROSADA, S.H.,M.Si., (Walikota Bandung Periode
ah

2003-2013), bertempat tinggal di Jalan Tirtasari II Nomor 12,


R

RT 012, RW 09, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari,


es
M

Kota Bandung, dan sekarang beralamat di Lembaga


ng

Pemasyarakat Sukamiskin, Jalan Abdul Haris Nasution Nomor


on
gu

Halaman 1 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
114, Sukamiskin, Arcamanik, Kota Bandung;

si
3. PD KEBERSIHAN KOTA BANDUNG, berkedudukan di Jalan
Surapati Nomor 126, Kota Bandung;

ne
ng
Para Turut Termohon Kasasi dahulu Para Turut Termohon
Keberatan/Terlapor I, II, IV;
Mahkamah Agung tersebut;

do
gu Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

In
A
Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Keberatan/Terlapor III telah
mengajukan keberatan terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan
ah

lik
Usaha Nomor 12/KPPU-L/2015 tanggal 24 Juni 2016 yang amarnya sebagai
berikut:
1. Menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV,
am

ub
terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999;
ep
2. Menyatakan Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam
k

Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis


ah

Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


R

si
Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung batal demi hukum;
Bahwa terhadap amar Putusan Komisi Persaingan Usaha, Pemohon

ne
ng

Keberatan telah mengajukan keberatan di depan persidangan Pengadilan


Negeri Bandung yang pada pokoknya sebagai berikut:

do
gu

1. Bahwa Termohon Keberatan telah melakukan penyelidikan, pemeriksaan


pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan terhadap dugaan pelanggaran
Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
In
A

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di dalam Pengadaan Badan


Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan
ah

lik

Insfratuktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan


Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di
m

ub

Bandung, yang terdaftar dengan Nomor 12/KPPU–L/2015;


2. Bahwa Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang memeriksa
ka

Perkara Nomor 12/KPPU–L/2015, telah menjatuhkan Putusan Komisi


ep

Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni


ah

2016, yang amarnya sebagaimana tersebut di atas;


R

3. Bahwa petikan/salinan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha


es

Nomor 12KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni 2016, baru diterima oleh Pemohon


M

ng

Keberatan pada hari Jum’at tanggal 12 Agustus 2016;


on
gu

Halaman 2 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5

si
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat berbunyi:

ne
ng
“Pelaku Usaha dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah menerima
pemberitahuan putusan tersebut”;

do
gu Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 03 Tahun 2005, berbunyi:

In
A
“Keberatan diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung
sejak Pelaku usaha menerima pemberitahuan putusan KPPU dan atau
ah

lik
diumumkan melalui website KPPU”;
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor
03 Tahun 2005, berbunyi:
am

ub
“Dalam Peraturan Mahkamah Agung ini yang dimaksud dengan:
1. …
ep
2. …
k

3. …
ah

4. Hari adalah hari kerja”;


R

si
Bahwa Pemohon Keberatan baru menerima pemberitahuan petikan/salinan
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12KPPU–L/2015,

ne
ng

tanggal 24 Juni 2016, pada hari Jum’at tanggal 12 Agustus 2016. Sehingga
pengajuan keberatan ini diajukan oleh Pemohon Keberatan masih di dalam

do
gu

tenggang waktu yang diperkenankan menurut undang-undang;


5. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
In
A

Tidak Sehat berbunyi:


“Pengadilan Negeri adalah pengadilan, sebagaimana dimaksud dalam
ah

lik

peraturan perundang-undangan yang berlaku, di tempat kedudukan hukum


usaha pelaku usaha”;
m

ub

Dan selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Mahkamah


Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 berbunyi:
ka

1. Keberatan terhadap putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku Usaha


ep

terlapor kepada Pengadilan Negeri di tempat kedudukan hukum usaha


ah

Pelaku Usaha tersebut;


R

2. Dalam hal diajukan keberatan KPPU merupakan pihak;


es

Pemohon Keberatan selaku pelaku usaha berkedudukan hukum di wilayah


M

ng

Kota Bandung yang beralamat di Jalan Surapati Nomor 5, Kota Bandung;


on
gu

Halaman 3 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sehingga Pengadilan Negeri yang berwenang untuk memeriksa dan

si
mengadili upaya hukum Keberatan ini adalah Pengadilan Negeri Bandung.
Kedudukan hukum Pemohon Keberatan tersebut sesuai dengan Akta

ne
ng
Nomor 4, tanggal 1 September 2005 yang dibuat dihadapan Notaris Endang
Usman, S.H., menyatakan:
“Perseroan Terbatas ini bernama: “PT Bandung Raya Indah Lestari”

do
gu (selanjutnya cukup disingkat dengan “Perseroan”) berkedudukan di Kota
Bandung”;

In
A
Dengan demikian pengajuan upaya hukum Keberatan ini ke Pengadilan
Negeri Bandung sudah tepat dan benar. Oleh karena itu kami mohon agar
ah

lik
Majelis Hakim yang terhormat dapat menerima seluruh keberatan dari
Pemohon Keberatan;
Adapun keberatan-keberatan Pemohon Keberatan terhadap Putusan Komisi
am

ub
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nomor 12 KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni
2016;
ep
Tentang aspek hukum formil:
k

I. Keberatan terhadap proses penyelidikan yang dilakukan oleh Tim


ah

Investigator Komisi Pengawas Persaingan Usaha;


R

si
A. Tim Investigator Komisi Pengawas Persaingan Usaha tidak berwenang
untuk melakukan penyelidikan dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-

ne
ng

Undang Nomor 5 Tahun 1999 di dalam Pengadaan Badan Usaha Secara


Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Insfratuktur

do
gu

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di
Bandung;
In
A

1. Berdasarkan ketentuan Pasal 36 angka 3 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
ah

lik

Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:


“Wewenang Komisi:
m

ub

melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus


dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
ka

yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau


ep

menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang


ah

sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia


R

memenuhi panggilan Komisi”;


es

Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, Komisi yang berwenang


M

ng

untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kasus


on
gu

Halaman 4 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

si
yang dilaporkan oleh Masyarakat atau oleh pelaku usaha atau
menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap orang

ne
ng
sebagaimana dimaksud huruf e dan f yang tidak bersedia memenuhi
panggilan Komisi;
Sedangkan yang dimaksud dengan Komisi menurut Pasal 1 angka

do
gu 25 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun
2010 tentang Tata Cara Penanganan Perkara berbunyi:

In
A
“Komisi Pengawas Persaingan Usaha selanjutnya disebut Komisi
adalah Komisi yang dibentuk oleh Keputusan Presiden Nomor 75
ah

lik
Tahun 1999, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2008”;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka yang berwenang
am

ub
untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kasus
dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
ep
yang dilaporkan oleh Masyarakat atau oleh pelaku usaha atau
k

menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap orang


ah

sebagaimana dimaksud huruf e dan f yang tidak bersedia memenuhi


R

si
panggilan Komisi, adalah Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang
diwakili oleh Komisioner, bukan oleh Tim Investigator;

ne
ng

2. Berdasarkan ketentuan Pasal 36 angka 4 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

do
gu

Usaha Tidak Sehat;


“Wewenang Komisi:
meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya
In
A

dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha


yang melanggar ketentuan undang-undang ini”;
ah

lik

Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 10 Peraturan Komisi


Pengawas Persaingan Usaha Nomor 01 Tahun 2014, tentang
m

ub

Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha,


yang berbunyi:
ka

“Komisioner memiliki fungsi penanggung jawab yang memimpin dan


ep

mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang


ah

KPPU”;
R

Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, Komisioner yang memiliki


es

fungsi penanggung jawab yang memimpin dan mengkoordinasikan


M

ng

pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang KPPU;


on
gu

Halaman 5 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 11 huruf b Peraturan

si
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 01 Tahun 2014, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha;

ne
ng
“Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, Komisioner bertugas memimpin dan mengendalikan
penyelenggaraan kegiatan:

do
gu b. Penegakan hukum larangan praktik monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat”;

In
A
Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, oleh karena di dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
ah

lik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat tidak dikenal istilah Tim
Investigator dan tindakan penyelidikan yang dilakukan oleh Tim
Investigator sudah termasuk dalam ruang lingkup penegakan hukum
am

ub
larangan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat,
maka berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Komisioner yang
ep
berwenang untuk melakukan penyelidikan dan menerbitkan serta
k

menandatangani laporan hasil penyelidikan tersebut;


ah

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Laporan Dugaan


R

si
Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Di
Dalam Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam

ne
ng

Rangka Pembangunan Insfratuktur Pengolahan Sampah Berbasis


Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama

do
gu

Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Di Bandung, tanggal 25


November 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh Tim
Investigator harus dinyatakan batal demi hukum;
In
A

B. Tim Investigator melakukan penyelidikan melebihi tenggang waktu yang


diperkenankan menurut undang-undang;
ah

lik

1. Bahwa Pemohon Keberatan telah dipanggil oleh Termohon


Keberatan melalui Surat Panggilan Nomor 372/D.2/P/XI/2014 tanggal
m

ub

11 November 2014, untuk menghadap dan memberikan keterangan


kepada Tim Penyelidik Komisi Pengawas Persaingan Usaha
ka

(Goppera Panggabean, Aru Armando, Wahyu Bekti Anggoro, Danny


ep

Julian Risakotta), untuk didengar keterangannya sebagai Terlapor


ah

dalam Penyelidikan Nomor 38/Lid – I/IX/2014 tentang Pengadaan


R

Badan Usaha Pembangunan Infrastuktur Pengolahan Sampah


es

Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan di Bandung. Kemudian


M

ng

Pemohon Keberatan memenuhi Surat Panggilan tersebut pada


on
gu

Halaman 6 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 24 November 2014;

si
2. Bahwa berdasarkan surat Termohon Keberatan tanggal 26 Mei 2015,
Nomor 287/D.2/V/2015, Perihal: Permintaan Dokumen dan Informasi,

ne
ng
Termohon Keberatan yang sedang melakukan Penyelidikan Nomor
38/Lid – I/IX/2014 tentang Pengadaan Badan Usaha Pembangunan
Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah

do
gu Lingkungan di Bandung, telah meminta dokumen dan informasi
kepada Pemohon Keberatan, terkait keikutsertaan Pemohon

In
A
Keberatan dalam proses pengadaan Badan Usaha Pembangunan
Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah
ah

lik
Lingkungan, untuk diserahkan kepada Termohon Keberatan cq Tim
Penyelidik KPPU (Goppera Panggabean, Aru Armando, Wahyu Bekti
Anggoro, Danny Julian Risakotta);
am

ub
3. Bahwa berdasarkan Surat Panggilan tanggal 17 November 2015
Nomor 771/KPPU/MK – PP/XI/2015, Pemohon Keberatan telah
ep
dipanggil untuk menghadap kepada Termohon Keberatan cq Majelis
k

Komisi Pemeriksaan Pendahuluan KPPU, yang berlangsung pada


ah

tanggal 25 November 2015, untuk menerima salinan Laporan


R

si
Dugaan Pelanggaran yang dibacakan oleh Investigator Perkara
Nomor 12/KPPU–L/2015 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 22

ne
ng

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, terkait Pengadaan Badan


Usaha Secara Pelelangan Umum dalam rangka Pembangunan

do
gu

Infrastruktur Pengolahan Sampah berbasis Teknologi Ramah


Lingkungan melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha;
In
A

4. Bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Penyelidikan atas dugaan


pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 telah
ah

lik

dilakukan oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator selama lebih


dari 1 (satu) tahun. Hal ini mengakibatkan proses penyelidikan yang
m

ub

dilakukan oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator, menjadi


lewat waktu (kadaluarsa) sesuai dengan Pasal 38 ayat (1) Peraturan
ka

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2010 tentang


ep

Tata Cara Penanganan Perkara, yang berbunyi:


ah

“Unit kerja yang membidangi investigasi wajib menyampaikan


R

perkembangan hasil Penyelidikan kepada Komisi paling lama 60


es

(enam puluh) hari sejak dimulainya Penyelidikan”;


M

ng

Apabila ketentuan tersebut dikaitkan dengan ketentuan Pasal 3 huruf


on
gu

Halaman 7 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

si
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang
berbunyi:

ne
ng
“Tujuan pembentukan Undang-Undang ini adalah untuk:
a. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi
nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

do
gu kesejahteraan rakyat.
b. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan

In
A
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya
kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha
ah

lik
besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil”;
In casu: Pemohon Keberatan adalah sebagai Badan Usaha yang
telah ditetapkan sebagai pemenang lelang pengadaan Badan Usaha
am

ub
Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infratuktur
Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui
ep
Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Di
k

Bandung, sehingga dengan adanya proses penyelidikan yang tidak


ah

ada batas waktunya tersebut, mengakibatkan Pemohon Keberatan


R

si
tidak dapat melaksanakan kegiatan Pembangunan Infratuktur
Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan di Kota

ne
ng

Bandung. Hal ini jelas tidak memberikan jaminan kepastian


kesempatan berusaha kepada Pemohon Keberatan;

do
gu

5. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka proses


penyelidikan yang dilakukan oleh Termohon Keberatan cq Tim
Investigator, yang dilakukan tanpa ada batas waktu yang jelas,
In
A

menjadi batal demi hukum;


II. Keberatan terhadap laporan dugaan pelanggaran (LDP) yang dibuat dan
ah

lik

ditandatangani oleh Tim Investigator Komisi Pengawas Persaingan Usaha;


A. Penetapan Pemohon Keberatan (PT Bandung Raya Indah Lestari)
m

ub

sebagai Terlapor III, tanpa mengikutsertakan Hangzhou Boiler Co. Ltd,


sebagai Terlapor adalah batal demi hukum;
ka

1. Bahwa berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor


ep

658.1/Kep.763 – BPLH/2013, tanggal 14 Agustus 2013, tentang


ah

Penetapan Pemenang Lelang Pengadaan Badan Usaha Secara


R

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


es

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


M

ng

Mekanisme Kerja Sama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha,


on
gu

Halaman 8 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah diputuskan Konsorsium (PT Bandung Raya Indah Lestari) dan

si
Hangzhou Boiler Co. Ltd, sebagai Pemenang Lelang Pengadaan
Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka

ne
ng
Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerja Sama Pemerintah
Daerah Dengan Badan Usaha;

do
gu 2. Bahwa namun demikian berdasarkan Laporan Dugaan Pelanggaran
Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Terkait Pengadaan

In
A
Badan Usaha Secara Pelelangan Umum dalam Rangka
Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi
ah

lik
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah
Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015, yang
ditandatangani oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator, hanya
am

ub
menetapkan Pemohon Keberatan(PT Bandung Raya Indah Lestari)
sebagai Terlapor III, tanpa mengikutsertakanHangzhou Boiler Co.
ep
Ltd, sebagai pihak di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran yang
k

ditandatangani oleh Tim Investigator;


ah

3. Padahal berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang


R

si
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, Hangzhou Boiler Co. Ltd yang

ne
ng

melakukan kegiatan dalam wilayah Negara Republik Indonesia


berdasarkan perjanjian Joint Operation, memenuhi ketentuan

do
gu

sebagai Pelaku Usaha, yang selengkapnya berbunyi:


“Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
In
A

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah


hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
ah

lik

sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan


usaha dalam bidang ekonomi”;
m

ub

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Hangzhou Boiler Co. Ltd,


dapat dikategorikan sebagai Pelaku Usaha;
ka

4. Namun faktanya Hangzhou Boiler Co. Ltd, tidak ditetapkan sebagai


ep

pihak Terlapor, di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut,


ah

sehingga mengakibatkan pemeriksaan pendahuluan dan


R

pemeriksaan lanjutan tentang dugaan pelanggaran Pasal 22


es

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang dilakukan oleh


M

ng

Termohon Keberatan cq Majelis Komisi, menjadi tidak lengkap dan


on
gu

Halaman 9 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan hukum dari Pemohon Keberatan (PT Bandung Raya

si
Indah Lestari), sebagai Terlapor III menjadi sangat dirugikan;
5. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka dengan tidak

ne
ng
diikusertakannya Pelaku Usaha Hangzhou Boiler Co. Ltd, sebagai
pihak Terlapor di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran yang
ditandatangani oleh Tim Investigator pada Termohon Keberatan,

do
gu mengakibatkan Laporan Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 Terkait Pengadaan Badan Usaha

In
A
Secara Pelelangan Umum dalam Rangka Pembangunan
Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah
ah

lik
Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015 dan pemeriksaan
pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan pada Termohon Keberatan
am

ub
mengakibatkan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang dibuat
oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator menjadi batal demi
ep
hukum;
k

B. Penetapan Turut Termohon Keberatan II (Sdr. Dada Rosada, S.H, M.Si)


ah

selaku pribadi, sebagai Terlapor II di dalam laporan dugaan pelanggaran


R

si
adalah badal demi hukum;
1. Bahwa berdasarkan Laporan Dugaan Pelanggaran Pasal 22

ne
ng

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Terkait Pengadaan Badan


Usaha Secara Pelelangan Umum dalam Rangka Pembangunan

do
gu

Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah


Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015, yang
In
A

ditandatangani oleh Tim Investigator pada Termohon Keberatan, Sdr.


Dada Rosada, S.H., M.Si. ditetapkan selaku pribadi sebagai Terlapor
ah

lik

II;
2. Bahwa di dalam kegiatan Pengadaan Badan Usaha Secara
m

ub

Pelelangan Umum dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui
ka

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha di


ep

Kota Bandung, berdasarkan keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti


ah

tertulis, terungkap suatu fakta hukum bahwa seluruh kegiatan


R

tersebut dilakukan oleh Sdr. Dada Rosada, S.H.,M.Si. selaku


es

Walikota Bandung, bukan selaku pribadi;


M

ng

3. Bahwa namun demikian Tim Investigator pada Termohon Keberatan


on
gu

Halaman 10 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran telah menetapkan Sdr. Dada

si
Rosada, S.H.,M.Si., selaku pribadi sebagai Terlapor II. Hal ini jelas
melanggar hukum dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang

ne
ng
sebenarnya terungkap di dalam pemeriksaan pendahuluan maupun
pemeriksaan lanjutan oleh Termohon Keberatan. Hal ini jelas sangat
merugikan kepentingan hukum dari Pemohon Keberatan, yang telah

do
gu ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh Walikota Bandung, bukan
oleh Sdr. Dada Rasada, S.H.,M.Si., selaku pribadi;

In
A
4. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka penetapan Sdr.
Dada Rasada, S.H.,M.Si., selaku pribadi sebagai Terlapor II di dalam
ah

lik
Laporan Dugaan Pelanggaran yang ditandatangani oleh Tim
Investigator pada Termohon Keberatan, mengakibatkan Laporan
Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
am

ub
1999 Terkait Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum
dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah
ep
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
k

Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25


ah

November 2015 dan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan


R

si
lanjutan pada Termohon Keberatan menjadi batal demi hukum;
C. Penetapan Turut Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota Bandung)

ne
ng

sebagai Terlapor IV, adalah bertentangan dan bertolak belakang dengan


penetapan Sdr. Dada Rosada, S.H.,M.Si., selaku pribadi sebagai

do
gu

Terlapor II, sehingga batal demi hukum;


1. Bahwa Turut Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota
Bandung) telah ditetapkan sebagai Terlapor IV di dalam Laporan
In
A

Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1999 Terkait Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum
ah

lik

dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah


Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
m

ub

Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25


November 2015, yang ditandatangani oleh Tim Investigator pada
ka

Termohon Keberatan;
ep

2. Bahwa apabila berpedoman pada penetapan Sdr. Dada Rosada,


ah

S.H. MSi selaku pribadi sebagai Terlapor II, maka seharusnya Tim
R

Investigator pada Termohon Keberatan juga menetapkan Pejabat


es

yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Utama PD Kebersihan


M

ng

Kota Bandung, selaku pribadi sebagai pihak Terlapor IV. Namun


on
gu

Halaman 11 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
faktanya Tim Investigator pada Termohon Keberatan ternyata telah

si
tidak konsisten dan bersifat diskriminatifdengan menetapkan Turut
Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota Bandung), sebagai

ne
ng
Terlapor IV;
3. Bahwa tidak konsisten dan bersifat diskriminatif yang dilakukan oleh
Termohon Keberatan ini telah melanggar Asas Kepastian Hukum,

do
gu yang dianut di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, di

In
A
dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
ah

lik
Sehat, yang berbunyi:
“Undang-undang ini memberikan jaminan kepastian hukum untuk
lebih mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya
am

ub
meningkatkan kesejahteraan umum, serta sebagai implementasi dari
semangat dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945”;
ep
Perbuatan tidak konsisten dan bersifat diskriminatif dari Termohon
k

Keberatan ini telah melanggar asas kepastian hukum dan sangat


ah

merugikan kepentingan hukum dari Pemohon Keberatan, sebagai


R

si
pemenang lelang yang akan mengadakan kerjasama di dalam
pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.

ne
ng

4. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka penetapan PD


Kebersihan Kota Bandung sebagai Terlapor IV di dalam Laporan

do
gu

Dugaan Pelanggaran yang ditandangani oleh Tim Investigator adalah


melanggar Asas Kepastian Hukum yang dianut oleh Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
In
A

Persaingan Usaha Tidak Sehat. Sehingga pemeriksaan pendahuluan


dan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Termohon Keberatan
ah

lik

menjadi batal atau batal demi hukum;


D. Penetapan Turut Termohon Keberatan I, II & III sebagai Terlapor I,
m

ub

Terlapor II & Terlapor IV oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator


telah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang
ka

mengakibatkan laporan dugaan pelanggaran (LDP) tanggal 25 November


ep

2015 menjadi batal demi hukum;


ah

1. Bahwa berdasarkan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) terkait


R

Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka


es

Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi


M

ng

Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


on
gu

Halaman 12 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015 yang

si
dibuat dan disusun oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator
KPPU, telah ditetapkan pihak-pihak sebagai Para Terlapor di dalam

ne
ng
LDP tersebut adalah:
1. Panitia Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum
Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah

do
gu Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha sebagai

In
A
Terlapor I;
2. Dada Rosada, S.H.,M.Si., (Walikota Bandung periode 2003 –
ah

lik
2013) sebagai Terlapor II;
3. PT Bandung Raya Indah Lestari (Pemohon Keberatan); sebagai
Terlapor III;
am

ub
4. PD Kebersihan Kota Bandung, sebagai Terlapor IV;
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
ep
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
k

Usaha Tidak Sehat, yang dimaksud dengan alat-alat bukti


ah

pemeriksaan Komisi berupa:


R

si
“Alat-alat bukti pemeriksaan Komisi berupa:
a. Keterangan Saksi;

ne
ng

b. Keterangan Ahli;
c. Surat dan atau dokumen;

do
gu

d. Petunjuk;
e. Keterangan Pelaku Usaha”;
3. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung
In
A

Nomor 03 Tahun 2005, berbunyi:


“Keberatan terhadap putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku
ah

lik

Usaha Terlapor kepada Pengadilan Negeri di tempat kedudukan


hukum usaha Pelaku Usaha tersebut”;
m

ub

4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
ka

Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang dimaksud dengan Pelaku


ep

Usaha adalah:
ah

“Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,


R

baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
es

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah


M

ng

hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-


on
gu

Halaman 13 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan

si
usaha dalam bidang ekonomi”;
Berdasarkan definisi tentang pelaku usaha tersebut di atas, dan

ne
ng
dihubungkan dengan alat-alat bukti yang diatur dalam ketentuan
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, maka

do
gu keterangan dari Turut Termohon Keberatan I, II & III, bukan alat bukti
yang sah dan jugatidak memenuhi kriteria sebagai Pelaku Usaha.

In
A
Sehingga tidak tepat dan keliru ditetapkan sebagai Terlapor I, II dan
IV di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) tanggal 25
ah

lik
November 2015, yang dibuat oleh Termohon Keberatan cq Tim
Investigator;
5. Bahwa berdasarkan definisi tentang Pelaku Usaha tersebut di atas
am

ub
dan dihubungkan dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2005, maka Turut Termohon
ep
Keberatan I, II & III tidak mempunyai legal standing sebagai Pelaku
k

Usaha untuk mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri, sehingga


ah

tidak tepat ditetapkan sebagai Terlapor I, II dan IV di dalam Laporan


R

si
Dugaan Pelanggaran (LDP) tanggal 25 November 2015, yang dibuat
oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator;

ne
ng

6. Bahwa yang dimaksud dengan “ Persekongkolan atau konspirasi


usaha ”berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang

do
gu

Nomor 5 Tahun 1999 adalah:


“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama
yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
In
A

maksud untuk menguasai pasar hidup bersangkutan bagi


kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol”;
ah

lik

Berdasarkan Penjelasan resmi tentang “Persekongkolan” tersebut di


atas, maka yang dimaksud dengan persekongkolan atau konspirasi
m

ub

usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha


dengan pelaku usaha lain;
ka

7. Bahwa yang dimaksud dengan “Pelaku Usaha” berdasarkan


ep

ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


ah

adalah:
R

“Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,


es

baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
M

ng

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah


on
gu

Halaman 14 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-

si
sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan
usaha dalam bidang ekonomi”;

ne
ng
Berdasarkan Penjelasan tentang “Pelaku Usaha” menurut Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut di atas, maka Turut
Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV

do
gu adalah bukan Pelaku Usaha, karena tidak melakukan kegiatan usaha
dalam bidang ekonomi;

In
A
8. Bahwa oleh karena Turut Termohon Keberatan I, II & III telah
ditetapkan sebagai Terlapor I, II & IV, namun dilain pihak Turut
ah

lik
Termohon Keberatan I, II & III bukan Pelaku Usaha, maka penetapan
Turut Termohon Keberatan I, II & III sebagai Terlapor I, II & IV, di
dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) tanggal 25 November
am

ub
2015, yang dibuat oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator,
melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
ep
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang
k

mengakibatkan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) a quo menjadi


ah

batal demi hukum;


R

si
E. Laporan dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

ne
ng

Sehat, dibuat oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator berdasarkan


asumsi semata;

do
gu

1. Bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan Termohon Keberatan


terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 adalah Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) terkait
In
A

Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka


Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi
ah

lik

Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015 yang
m

ub

dibuat dan disusun oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator


KPPU, dengan pihak-pihak yang terkait dalam LDP tersebut adalah:
ka

- Panitia Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum


ep

Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah


ah

Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme


R

Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha sebagai


es

Terlapor I;
M

ng

- Dada Rosada, S.H.,M.Si., (Walikota Bandung periode 2003 –


on
gu

Halaman 15 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2013) sebagai Terlapor II;

si
- PT Bandung Raya Indah Lestari (Pemohon Keberatan); sebagai
Terlapor III;

ne
ng
- PD Kebersihan Kota Bandung, sebagai Terlapor IV;
2. Bahwa adapun menurut Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang
menjadi objek perkara adalah:

do
gu “Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka
Pembangunan Insfratuktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi

In
A
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah
Daerah Dengan Badan Usaha di Bandung”;
ah

lik
Nilai Total HPS : Rp622.484.000.000,00;
3. Bahwa selanjutnya menurut Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP)
dugaan persekongkonglan dilakukan oleh Pemohon Keberatan
am

ub
dengan cara melakukan:
a. Persekongkolan Horizontal, hal mana didasarkan pada:
ep
- Terlapor I memberikan kesempatan ekslusif kepada
k

Konsorsium Terlapor III –Hangzhou Boiler Group Co., Ltd,


ah

Konsorsium CTCI secara langsung dengan meluluskan ketiga


R

si
konsorsium tersebut dari proses prakualifikasi pelelangan;
- Bahwa dengan dinyatakannya ketiga konsorsium tersebut lulus

ne
ng

dari tahap proses prakualifikasi, proses pelelangan terus


dilaksanakan sampai kepada penentuan pemenang lelang,

do
gu

tetapi jika kurang dari tiga peserta lelang yang lulus tahap
prakualifikasi maka dilakukan pengulangan proses
prakualifikasi pelelangan dengan mengundang peserta yang
In
A

baru sebagaimana diatur dalam dokumen prakualifikasi poin


F.5. mengenai prakualifikasi ulang;
ah

lik

- Terlapor I memberikan kesempatan ekslusif kepada


Konsorsium Terlapor III –Hangzhou Boiler Group Co., Ltd
m

ub

untuk menyusulkan perubahan Joint Operation Agreement


Terlapor III –Hangzhou Boiler Group Co., Ltd disusulkan
ka

setelah jadwal pemasukan dokumen penawaran pelelangan;


ep

- Terlapor I memfasilitasi Konsorium Terlapor III –Hangzhou


ah

Boiler Group Co., Ltd untuk menjadi pemenang lelang;


R

b. Persekongkolan Vertikal, hal mana didasarkan pada:


es

- Terlapor IV telah melakukan persengkongkolan dengan


M

ng

Terlapor III dengan memfasilitasi Terlapor III untuk menjadi


on
gu

Halaman 16 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemrakarsa Proyek sehingga dengan menjadi Pemarakarsa

si
Proyek, Terlapor III mempunyai peluang lebih besar untuk
menjadi pemenang lelang karena mendapatkan kompensasi

ne
ng
dalam mengikuti pelelangan dan pada akhirnya akan
bekerjasama dengan Terlapor IV setelah proses PLTSA
berjalan;

do
gu 4. Bahwa Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang disusun oleh
Termohon Keberatan cq Tim Investigator, telah dibuat atas dasar

In
A
inisiatif dari Termohon Keberatan, tanpa adanya Laporan dari Pihak
yang merasa kepentingannya dirugikan atau Pihak yang mengetahui
ah

lik
adanya dugaan persekongkolan;
5. Bahwa menurut pendapat Ahli Dr. H.P. Panggabean, S.H.,M.S.,
Dosen Universitas Pelita Harapan dan Mantan Hakim Agung pada
am

ub
Mahkamah Agung Republik Indonesia, di dalam pemeriksaan
lanjutan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, pada tanggal 25
ep
Februari 2016, di bawah sumpah yang berpendapat:
k

“Bahwa menurut pendapat Ahli Hukum Acara Perdata yang terdapat


ah

di dalam HIR, berlaku di dalam pemeriksaan di KPPU;


R

si
Bahwa menurut pendapat Ahli apabila di dalam pemeriksaan yang
dilakukan oleh KPPU tidak didasarkan pada pengaduan yang

ne
ng

disampaikan oleh Pelapor, maka KPPU tidak berwenang untuk


melakukan pemeriksaan persekongkolan tender tersebut;

do
gu

Bahwa menurut prinsip yang berlaku di dalam Hukum Acara Perdata


sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 163 HIR, apabila
tidak ada Pelapor, maka tidak ada perkara, karena akan sulit di
In
A

dalam proses pembuktiannya;


Bahwa menurut pendapat ahli perkara persaingan usaha adalah
ah

lik

perkara perdata dan di dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh


KPPU berlaku ketentuan yang terdapat di dalam Hukum Acara
m

ub

Perdata yang diatur di dalam HIR”;


Bahwa berdasarkan pendapat ahli tersebut di atas, oleh karena di
ka

dalam pemeriksaan Majelis Komisi ini tidak ada pihak Pelapor yang
ep

merasa kepentingannya dirugikan atau pihak yang mengetahui


ah

dugaan persekongkolan tender, sehubungan dengan Pengadaan


R

Badan Usaha dengan pola kerjasama Pemerintah dengan Badan


es

Usaha Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur, bertujuan untuk


M

ng

pengadaan badan usaha, maka Termohon Keberatan tidak berwenang


on
gu

Halaman 17 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan

si
terhadap Tender atau Pengadaan Badan Usaha dalam rangka
pembangunan infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi

ne
ng
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha di Kota Bandung;
6. Bahwa di samping itu Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang

do
gu disusun dan ditandatangani oleh Termohon Keberatan cq Tim
Investigator KPPU juga tidak dapat menguraikan atau menjelaskan

In
A
adanya suatu tindakan/kegiatan yang nyata yang diduga dilakukan
oleh Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III dalam rangka
ah

lik
Persekongkolan sehingga terkait fakta-fakta tersebut di atas sangat
berdasar bagi Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III menyatakan
menolak seluruh Dugaan Pelanggaran yang terdapat di dalam
am

ub
Laporan Dugaan Pelanggaran yang dibuat dan ditandatangani oleh
Termohon Keberatan cq Tim Investigator;
ep
7. Bahwa Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang dibuat oleh Tim
k

Investigator KPPU, tidak didasarkan pada 2 (dua) alat bukti


ah

sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5


R

si
Tahun 1999, yaitu tidak memuat siapa saja yang telah memberikan
keterangan sebagai saksi dan siapa saja yang telah memberikan

ne
ng

keterangan sebagai ahli mengenai adanya dugaan persekongkolan


antara Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III dengan Turut

do
gu

Termohon Keberatan I, II, & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV;
8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Laporan Dugaan
Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait
In
A

Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka


Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi
ah

lik

Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


Daerah dengan Badan Usaha tanggal 25 November 2015 yang
m

ub

dibuat dan disusun oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator


KPPU, menjadi batal atau batal demi hukum;
ka

III. Keberatan terhadap proses pemeriksaan pendahuluan:


ep

A. Termohon Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak


ah

berwenang untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan


R

pemeriksaan lanjutan terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-


es

Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait Pengadaan Badan Usaha Secara


M

ng

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


on
gu

Halaman 18 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui

si
Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha,
karena tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor

ne
ng
5 Tahun 1999;
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

do
gu Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:
“Pelaku Usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

In
A
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”;
ah

lik
Selanjutnya berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:
am

ub
“Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
pekerjaann, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk
ep
menyediakan jasa”;
k

Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


ah

1999 tersebut di atas, yang dimaksud dengan Tender adalah


R

si
tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaann,
untuk mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa;

ne
ng

In casu: Beauty Contest, Nota Kesepahaman (Memorandum of


Understanding), Uji Kompetensi dan Penetapan Pemrakarsa adalah

do
gu

bukan tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu


pekerjaann, untuk mengadakan barang-barang atau untuk
menyediakan jasa;
In
A

2. Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 tentang Larangan


Persekongkolan Tender Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
ah

lik

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan


Usaha Tidak Sehat, pada Bab III Pasal Terkait dengan Larangan
m

ub

Persekongkolan dalam Tender, poin 3.1. Pengertian dan Ruang


Lingkup, pada alinea ke 3, telah memberikan pedoman sebagai
ka

berikut:
ep

“Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


ah

1999 tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong


R

suatu pekerjaann, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk


es

menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang


M

ng

mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha


on
gu

Halaman 19 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam hal penunjukkan/pemilihan langsung). Pengertian Tender

si
tersebut mencakup tawaran mengajukan harga untuk:
a. Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan;

ne
ng
b. Mengadakan barang dan atau jasa;
c. Membeli suatu barang dan atau jasa;
d. Menjual suatu barang dan atau jasa;

do
gu Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan Pasal
22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah tender atau

In
A
tawaran mengajukan harga yang dapat dilakukan melalui:
a. Tender Terbuka;
ah

lik
b. Tender Terbatas;
c. Pelelangan Umum dan;
d. Pelelangan Terbatas;
am

ub
Berdasarkan cakupan dasar penerapan ini, maka pemilihan langsung
dan penunjukkan langsung yang merupakan bagian dari proses
ep
tender/lelang juga tercakup dalam penerapan Pasal 22 Undang-
k

Undang Nomor 5 Tahun 1999”;


ah

Berdasarkan pedoman tersebut di atas, maka Tender untuk


R

si
pengadaan badan usaha sebagaimana diatur di dalam Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tidak termasuk dalam pengertian

ne
ng

dan ruang lingkup penerapan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1999, tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

do
gu

Usaha Tidak Sehat, karena tidak bertujuan untuk:


- Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan;
- Mengadakan barang dan atau jasa;
In
A

- Membeli suatu barang dan atau jasa;


- Menjual suatu barang dan atau jasa;
ah

lik

3. Hal ini terbukti dengan Termohon Keberatan (KPPU) belum pernah


menangani perkara persekongkolan tender di dalam Pengadaan
m

ub

Badan Usaha berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun


2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
ka

Penyediaan Infrastruktur, sebagaimana yang dipertimbangkan oleh


ep

Termohon Keberatan cq Majelis Komisi pada angka 8.3 halaman


ah

177, yang berbunyi:


R

“Majelis Komisi memahami bahwa pelelangan dalam perkara a quo


es

merupakan pelelangan investasi unsolicited (atas prakarsa badan


M

ng

usaha) yang pertama di Indonesia. Dalam melaksanakan lelang


on
gu

Halaman 20 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
investasi ini, Terlapor I belum memiliki pengalaman dan tidak bisa

si
melakukan studi banding karena belum ada daerah yang dapat
dijadikan sebagai referensi….”;;

ne
ng
4. Bahwa untuk pengadaan barang dan jasa Pemerintah telah diatur di
dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sedangkan untuk pengadaan

do
gu badan usaha dengan pola kerjasama telah dikecualikan, yang diatur
di dalam ketentuan Pasal 129 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang

In
A
berbunyi:
“Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan melalui pola
ah

lik
kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta dalam rangka
Pengadaan Barang/Jasa publik, diatur dengan Peraturan Pemerintah
tersendiri”;
am

ub
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka untuk pengadaan
barang/jasa yang dilakukan melalui pola kerja sama pemerintah dan
ep
badan usaha swasta dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa publik
k

tidak tunduk pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang


ah

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, melainkan diatur di dalam


R

si
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;

ne
ng

5. Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka


Tender atau Pengadaan Badan Usaha dengan pola kerjasama

do
gu

Pemerintah dengan Badan Usaha Swasta dalam Penyediaan


Infrastruktur tidak termasukdi dalam Tender Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana diatur di dalam Perpres Nomor 54 Tahun
In
A

2010, melainkan diatur di dalam Peraturan Presiden Nomor 67


Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
ah

lik

dalam Penyediaan Infrastruktur.


6. Bahwa berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
m

ub

Tahun 1999, yang dimaksud dengan Tender adalah tawaran


mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaann, untuk
ka

mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa.


ep

Sedangkan Tender atau Pengadaan Badan Usaha dengan pola


ah

kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Swasta dalam


R

Penyediaan Infrastruktur, bertujuan untuk pengadaan badan usaha,


es

maka Termohon Kebeatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha),


M

ng

tidak berwenang untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan


on
gu

Halaman 21 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemeriksaan lanjutan terhadap Tender atau Pengadaan Badan

si
Usaha dalam rangka pembangunan infrastruktur Pengolahan
Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme

ne
ng
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha di Kota
Bandung;
7. Bahwa keberatan tersebut di atas, sesuai dengan pendapat Ahli Prof.

do
gu Dr. I Gede Pantja Astawa, S.H.,M.H., Guru Besar Universitas
Padjajaran Bandung di dalam pemeriksaan lanjutan Komisi

In
A
Pengawas Persaingan Usaha, pada tanggal 25 Februari 2016, di
bawah sumpah yang berpendapat:
ah

lik
“Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 dikaitkan dengan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999, yang menurut pendapat ahli ketentuan Pasal
am

ub
tersebut harus dilihat dalam satu kesatuan dan terhadap peraturan
perUndang-Undangan yang telah jelas tidak boleh ditafsirkan lain,
ep
selain dari pada yang tercantum di dalam Undang-Undang tersebut,
k

maka Ahli berpendapat bahwa kewenangan Komisi Pengawas


ah

Persaingan Usaha berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang


R

si
Nomor 5 Tahun 1999, hanya terbatas pada Tender atau Pengadaan
barang-barang dan jasa Pemerintah. Sedangkan untuk Tender atau

ne
ng

Pengadaan Badan Usaha dalam rangka pembangunan infrastruktur


Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui

do
gu

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha,


sebagaimana diatur di dalam Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tidak
termasuk di dalam kewenangan Komisi Pengawas Persaingan
In
A

Usaha, berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1999”;
ah

lik

8. Bahwa berdasarkan penilaian Termohon Keberatan cq Majelis


Komisi pada angka 3.2.4 halaman 123, yang berpendapat ruang
m

ub

lingkup penerapan Pasal 22 tidak terbatas pada pengadaan barang


dan/atau jasa pemerintah sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor
ka

54 Tahun 2010 tetapi juga mencakup kegiatan pengadaan yang


ep

dilakukan oleh BUMN/BUMD maupun perusahaan swasta, termasuk


ah

pengadaan badan usaha dalam perkara a quo sebagaimana diatur


R

dalam Perpres Nomor 67 Tahun 2005 adalah pertimbangan dan


es

pendapat yang tidak ada dasar hukumnya, serta bertentangan


M

ng

dengan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


on
gu

Halaman 22 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Pedoman Pasal 22 yang diterbitkan oleh Termohon Keberatan

si
sendiri;
9. Bahwa Yurisprudensi Perkara sejenis yaitu: Perkara Nomor

ne
ng
07/KPPU–L/2012 tentang Pelelangan Umum Badan Hukum Mitra
Kerja Sama Pembangunan Pasar Tradisional Semi Modern Pola
Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer – BOT) di Kabupaten

do
gu Sukabumi Tahun 2011 yang telah dikuatkan oleh Putusan
Mahkamah Agung Nomor 658/Pdt.Sus – KPPU/2013 tanggal 23 Juli

In
A
2014, pada pertimbangan angka 3.2.6 tidak dapat diterapkan di
dalam perkara a quo, karena pelelangan tersebut tidak dilaksanakan
ah

lik
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005. Hal ini telah
diakui secara tegas oleh Termohon Keberatan cq Majelis Komisi di
dalam pertimbangan dan pendapatnya pada angka 8.3 halaman 177,
am

ub
yang berbunyi:
“Majelis Komisi memahami bahwa pelelangan dalam perkara a quo
ep
merupakan pelelangan investasi unsolicited (atas prakarsa badan
k

usaha) yang pertama di Indonesia. Dalam melaksanakan lelang


ah

investasi ini, Terlapor I belum memiliki pengalaman dan tidak bisa


R

si
melakukan studi banding karena belum ada daerah yang dapat
dijadikan sebagai referensi….”;

ne
ng

10. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Termohon


Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak berwenang

do
gu

untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan


lanjutan terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 terkait Pengadaan Badan Usaha Secara
In
A

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui
ah

lik

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha di


Kota Bandung. Sehingga pemeriksaan pendahuluan dan
m

ub

pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Termohon Keberatan


menjadi batal atau batal demi hukum
ka

B. Termohon Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak


ep

berwenang untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan


ah

pemeriksaan lanjutan, terhadap seleksi calon investor, nota


R

kesepahaman, penetapan pemrakarsa dan kompensasi bagi


es

pemrakarsa, karena tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 22 Undang-


M

ng

Undang Nomor 5 Tahun 1999;


on
gu

Halaman 23 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5

si
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:

ne
ng
“Pelaku Usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”;

do
gu Selanjutnya berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

In
A
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:
“Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
ah

lik
pekerjaann, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk
menyediakan jasa”;
Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
am

ub
1999 tersebut di atas, yang dimaksud dengan Tender adalah
tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaann,
ep
untuk mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa.
k

2. Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 tentang Larangan


ah

Persekongkolan Tender Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5


R

si
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat, pada Bab III Pasal Terkait dengan Larangan

ne
ng

Persekongkolan dalam Tender, poin 3.1. Pengertian dan Ruang


Lingkup, pada alinea ke 3, telah memberikan pedoman sebagai

do
gu

berikut:
“Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong
In
A

suatu pekerjaann, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk


menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
ah

lik

mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha


dalam hal penunjukkan/pemilihan langsung). Pengertian Tender
m

ub

tersebut mencakup tawaran mengajukan harga untuk:


a. Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan;
ka

b. Mengadakan barang dan atau jasa;


ep

c. Membeli suatu barang dan atau jasa;


ah

d. Menjual suatu barang dan atau jasa;


R

Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan Pasal


es

22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah tender atau


M

ng

tawaran mengajukan harga yang dapat dilakukan melalui:


on
gu

Halaman 24 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Tender Terbuka;

si
b. Tender Terbatas;
c. Pelelangan Umum dan;

ne
ng
d. Pelelangan Terbatas;
Berdasarkan cakupan dasar penerapan ini, maka pemilihan
langsung dan penunjukkan langsung yang merupakan bagian dari

do
gu proses tender/lelang juga tercakup dalam penerapan Pasal 22
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999”;

In
A
3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tersebut di atas, maka kewenangan Termohon
ah

lik
Keberatan hanya terbatas pada persekongkolan yang dilakukan
pada saat pelaksanaan lelang atau tender saja. Sedangkan tahapan
sebelum pelaksanaan lelang/pengadaan badan usaha dalam rangka
am

ub
pembangunan infrastruktur pengolahan sampah berbasis teknologi
ramah lingkungan melalui mekanisme kerjasama pemerintah daerah
ep
dengan badan usaha, yang terdiri dari:
k

- Seleksi Calon Investor (Beuaty Contest) yang dilaksanakan di


ah

Hotel Aquila Bandung;


R

si
- Nota Kesekapatan (Memorandum of Understanding).
- Penetapan Pemrakarsa;

ne
ng

- Kompensasi bagi Pemrakarsa Proyek;


yang tidak termasuktahapan pelelangan atau tender dalam rangka

do
gu

pembangunan infrastruktur pengolahan sampah berbasis teknologi


ramah lingkungan melalui mekanisme kerjasama pemerintah daerah
dengan badan usaha, tidak termasuk di dalam kewenangan dari
In
A

Termohon Keberatan cq Majelis Komisi, sebagaimana


pertimbangan dan pendapat Termohon Keberatan pada angka 5.1
ah

lik

sampai dengan angka 5.8.10.9 dari halaman 136 sampai halaman


155, harus ditolak dan dikesampingkan seluruhnya, karena berada
m

ub

diluar kewenangan dari Termohon Keberatan cq Majelis Komisi;


C. Temohon Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak
ka

berwenang untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan


ep

pemeriksaan lanjutan terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang


ah

Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait pengadaan badan usaha secara


R

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


es

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


M

ng

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha,


on
gu

Halaman 25 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena termasuk yang dikecualikan berdasarkan Pasal 50 huruf A

si
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 50 huruf a Undang-Undang

ne
ng
Nomor 5 Tahun 1999, Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan
Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan
Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme

do
gu Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha, untuk
melaksanakan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang

In
A
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur, dikecualikan dari ketentuan Pasal 50 huruf a Undang-
ah

lik
Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang selengkapnya berbunyi:
“Yang dikecualikan dari ketentuan Undang-Undang ini adalah:
a. Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan melaksanakan
am

ub
peraturan perUndang-Undangan yang berlakku”;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Pengadaan Badan
ep
Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan
k

Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah


ah

Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah


R

si
Dengan Badan Usaha untuk PLTSA Gede Bage Kota Bandung
termasuk yang dikecualikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5

ne
ng

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan


Usaha Tidak Sehat. Sehingga Termohon Keberatan (Komisi

do
gu

Pengawas Persaingan Usaha) tidak berwenang untuk melakukan


pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan terhadap
Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka
In
A

Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi


Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah
ah

lik

Daerah Dengan Badan Usaha untuk PLTSA Gede Bage Kota


Bandung;
m

ub

D. Temohon Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak


berwenang untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan
ka

pemeriksaan lanjutan terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang


ep

Undang Nomor 5 Tahun 1999 Terkait Pengadaan Badan Usaha Secara


ah

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


R

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


es

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha, tanpa


M

ng

adanya pelapor di dalam perkara ini atau setidak-tidaknya tidak dapat


on
gu

Halaman 26 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menghadirkan Pelapor;

si
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

ne
ng
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, telah mengatur
tentang setiap orang yang mengetahui telah terjadi pelanggaran
terhadap Undang-Undang ini dan atau pihak yang dirugikan sebagai

do
gu akibat terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang ini yang
selengkapnya berbunyi:

In
A
(1) Setiap orang yang mengetahui telah terjadi atau patut diduga
telah terjadi pelanggaran terhadap undang-undang ini dapat
ah

lik
melaporkan secara tertulis kepada Komisi dengan keterangan
yang jelas tentang telah terjadinya pelanggaran, dengan
menyertakan identitas pelapor;
am

ub
(2) Pihak yang dirugikan sebagai akibat terjadinya pelanggaran
terhadap Undang-undang ini dapat melaporkan secara tertulis
ep
kepada Komisi dengan keterangan yang lengkap dan jelas
k

tentang telah terjadinya pelanggaran serta kerugian yang


ah

ditimbulkan, dengan menyertakan identitas pelapor;


R

si
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, terhadap setiap orang
yang mengetahui telah terjadi atau patut diduga telah terjadi

ne
ng

pelanggaran terhadap Undang-Undang ini dan atau pihak yang


dirugikan sebagai akibat terjadinya pelanggaran terhadap

do
gu

undang ini dapat melaporkan secara tertulis kepada Komisi


Pengawas Persaingan Usaha;
2. Bahwa berdasarkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
In
A

Nomor 12/KPPU–L/2015 tanggal 24 Juni 2016, pada bagian Tentang


Duduk Perkara angka 1 dan angka 2 pada halaman 2, telah
ah

lik

dinyatakan secara tegas yaitu:


“Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah menerima laporan
m

ub

tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1999 terkait Pengadaan Badan Usaha Secara
ka

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


ep

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


ah

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha;


R

Menimbang bahwa setelah dilakukan penyelidikan, pemberkasan


es

dan Gelar Laporan maka Komisi menyatakan layak untuk masuk ke


M

ng

tahap pemeriksaan pendahuluan”;


on
gu

Halaman 27 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, telah dapat

si
dipastikan bahwa timbulnya perkara a quo karena adanya laporan
dari Pelapor yang merasa dirugikan;

ne
ng
3. Bahwa faktanya di dalam proses persidangan pendahuluan maupun
persidangan lanjutan, Termohon Keberatan tidak pernah dapat
menghadirkan pelapor yang membuat laporan tentang adanya

do
gu dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999, terkait Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum

In
A
Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
ah

lik
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha, melainkan
justru telah diwakili oleh Tim Investigator yang notabene tidak
memiliki legal standing dan tidak memiliki kepentingan hukum serta
am

ub
tidak berwenang di dalam perkara a quo;
4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat (2) Peraturan Komisi
ep
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penanganan Perkara, telah
k

mengatur di dalam hal Pelapor telah dipanggil ternyata tetap tidak


ah

hadir, maka Majelis Komisi dalam Rapat Komisi mengusulkan


R

si
Laporan Dugaan Pelanggaran tidak dapat diterima, yang
selengkapnya berbunyi:

ne
ng

“Dalam hal Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4)


kembali tidak hadir dalam sidang kedua, maka Majelis Komisi akan

do
gu

memanggil kembali untuk terakhir kalinya, dan apabila Pelapor tetap


tidak hadir, maka Majelis Komisi dalam Rapat Komisi mengusulkan
Laporan dugaan Pelanggaran tidak dapat diterima”;
In
A

5. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, oleh karena Pelapor


di dalam perkara ini tidak pernah dihadirkan baik di dalam
ah

lik

Pemeriksaan Pendahuluan maupun Pemeriksaan Lanjutan oleh


Termohon Keberatan, maka Laporan Dugaan Pelanggaran yang
m

ub

dibuat dan ditandatangani oleh Termohon Keberatan cq Tim


Investigator harus dinyatakan tidak dapat diterima, dan Termohon
ka

Keberatan (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tidak berwenang


ep

untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan


ah

lanjutan terhadap Tender atau Pengadaan Badan Usaha dalam


R

rangka pembangunan infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis


es

Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama


M

ng

Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha di Kota Bandung;


on
gu

Halaman 28 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa oleh karena itu Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan

si
Lanjutan yang telah dilakukan oleh Termohon Keberatan di dalam
perkara a quo harus dinyatakan batal atau batal demi hukum;

ne
ng
Tentang aspek materil:
I. Keberatan terhadap Amar Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 12/KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni 2016, yang menyatakan bahwa

do
gu Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV terbukti secara sah dan
meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;

In
A
A. Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12KPPU–L/2015,
tanggal 24 juni 2016, yang menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, dan
ah

lik
Terlapor IV terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, bertentangan dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
am

ub
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
1. Bahwa berdasarkan amar Putusan Komisi Pengawas Persaingan
ep
Usaha Nomor 12/KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni 2016, Turut
k

Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II & Terlapor IV telah


ah

dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22


R

si
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;
2. Bahwa ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

ne
ng

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak


Sehat berbunyi:

do
gu

“Pelaku Usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk


mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”;
In
A

3. Bahwa yang dimaksud dengan “ Persekongkolan atau konspirasi


usaha ” berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang
ah

lik

Nomor 5 Tahun 1999 adalah:


“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama
m

ub

yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
maksud untuk menguasai pasar hidup bersangkutan bagi
ka

kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol”;


ep

Berdasarkan Penjelasan resmi tentang “ Persekongkolan” tersebut di


ah

atas, maka yang dimaksud dengan persekongkolan atau konspirasi


R

usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha


es

dengan pelaku usaha lain. Sehingga “pihak lain” yang dimaksud


M

ng

pada Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang


on
gu

Halaman 29 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

si
adalah Pelaku Usaha Lain;
4. Bahwa yang dimaksud dengan “Pelaku Usaha” berdasarkan

ne
ng
ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
adalah:
“Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,

do
gu baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

In
A
hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan
ah

lik
usaha dalam bidang ekonomi”;
Berdasarkan Penjelasan tentang “Pelaku Usaha” menurut Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut di atas, maka Turut
am

ub
Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV
adalah bukan Pelaku Usaha, karena tidak melakukan kegiatan usaha
ep
dalam bidang ekonomi;
k

5. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5


ah

Tahun 1999, salah satu alat bukti yang sah adalah keterangan
R

si
Pelaku Usaha, dan Turut Termohon Keberatan I, II & IV adalah
bukan Pelaku Usaha, sehingga tidak tepat dan keliru ditetapkan

ne
ng

sebagai Terlapor I, II dan Terlapor IV, karena keterangan yang


diberikan oleh mereka tersebut Bukan Alat Bukti Yang Sah, menurut

do
gu

Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;


6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999, Putusan Komisi segera diberitahukan kepada
In
A

Pelaku Usaha, dan Turut Termohon Keberatan I, II & IV adalah


bukan Pelaku Usaha, sehingga tidak tepat ditetapkan sebagai
ah

lik

Terlapor I, II dan Terlapor IV karena mereka tersebut tidak memiliki


legal standing untuk menerima pemberitahuan putusan tersebut;
m

ub

7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (1) sampai dengan ayat


(4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pihak yang diatur hanya
ka

yang berstatus sebagai Pelaku Usaha, dan Turut Termohon


ep

Keberatan I, II & IV adalah bukan Pelaku Usaha, sehingga tidak tepat


ah

ditetapkan sebagai Terlapor I, II dan Terlapor IV;


R

8. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang


es

Nomor 5 Tahun 1999, pihak yang diatur hanya yang berstatus


M

ng

sebagai Pelaku Usaha, dan Turut Termohon Keberatan I, II & IV


on
gu

Halaman 30 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah bukan Pelaku Usaha, sehingga tidak tepat ditetapkan sebagai

si
Terlapor I, II dan Terlapor IV;
9. Bahwa berdasarkan ketentuan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan

ne
ng
Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2005, keberatan terhadap
putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku Usaha Terlapor kepada
Pengadilan Negeri, maka Turut Termohon Keberatan I, II & III tidak

do
gu mempunyai legal standing sebagai Pelaku Usaha untuk mengajukan
keberatan ke Pengadilan Negeri sehingga tidak tepat ditetapkan

In
A
sebagai Terlapor I, II dan IV di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran
(LDP) tanggal 25 November 2015, yang dibuat oleh Termohon
ah

lik
Keberatan cq Tim Investigator;
10. Bahwa berdasarkan penilaian dan pendapat dari Termohon
Keberatan sendiri di dalam putusannya pada angka 7.3. 7.3.2.1,
am

ub
7.3.2.2, dan 7.3.2.3 halaman 174, Turut Termohon Keberatan I, II &
III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV adalah “pihak lain” yang
ep
berbunyi:
k

“Terlapor I yaitu Panitia Pengadaan Badan Usaha secara Pelelangan


ah

Umum dalam rangka Pembangunan Infrastruktir Pengolahan


R

si
Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan melalui Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha sebagaimana

ne
ng

dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum angka 1.1;


Terlapor II yaitu Dada Risada, S.H., M.Si., (Walikota Bandung

do
gu

periode jabatan tahun 2003-2013) sebagaimana dimaksud dalam


Bagian Tentang Hukum angka 1.2;
Terlapor IV yaitu Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
In
A

sebagaimana dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum angka 1.4;


Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi”;
ah

lik

adalah penilaian dan pendapat atau kesimpulan yang tidak tepat;


11. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, telah terbukti
m

ub

menurut hukum bahwa Turut Termohon Keberatan I, II & III dahulu


Terlapor I, II dan Terlapor III adalah bukan Pelaku Usaha. Oleh
ka

karena itu dengan berpegang pada Penjelasan resmi dari


ep

“Persekongkolan atau Konspirasi Usaha” menurut ketentuan Pasal 1


ah

angka 8 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka amar Putusan


R

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU–L/2015


es

tanggal 24 Juni 2016 yang menyatakan Turut Termohon Keberatan I,


M

ng

II & III dahulu Terlapor I, II & Terlapor IV terbukti secara sah dan
on
gu

Halaman 31 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

si
1999 adalah bertentangan dengan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

ne
ng
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
12. Bahwa oleh karena Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 12/KPPU–L/2015 tanggal 24 Juni 2016, telah terbukti

do
gu bertentangan dengan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

In
A
Usaha Tidak Sehat, maka putusan a quo patut untuk dibatalkan atau
batal demi hukum;
ah

lik
B. Keterangan Turut Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan
Terlapor IV, di dalam pemeriksaan lanjutan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, bukan alat bukti yang sah dan tidak berharga serta tidak
am

ub
termasuk di dalam alat-alat bukti pemeriksaan Komisi, sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
ep
1999;
k

1. Bahwa berdasarkan penjelasan pada huruf a keberatan Pemohon


ah

Keberatan tersebut di atas, telah diuraikan bahwa secara jelas


R

si
bahwa Turut Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II & IV
adalah bukan Pelaku Usaha;

ne
ng

2. Bahwa berdasarkan ketentuan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1999 telah ditentukan secara limitatif alat-alat bukti

do
gu

dalam pemeriksaan Komisi, yang selengkapnya berbunyi:


“Alat-alat bukti pemeriksaan Komisi berupa:
a. Keterangan saksi;
In
A

b. Keterangan ahli;
c. Surat dan atau dokumen;
ah

lik

d. Petunjuk;
e. Keterangan Pelaku usaha;
m

ub

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka alat-alat bukti di dalam


pemeriksaan Komisi telah ditentukan secara limitatif dan tidak dapat
ka

ditafsirkan secara berbeda;


ep

3. Bahwa di dalam pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh


ah

Termohon Keberatan cq Majelis Komisi Turut Termohon Keberatan I,


R

II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV telah dimintai keterangan


es

oleh Termohon Keberatan cq Majelis Komisi dan keterangan Turut


M

ng

Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV,


on
gu

Halaman 32 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut telah dijadikan sebagai dasar di dalam memutus oleh

si
Termohon Keberatan, sebagaimana pertimbangan Termohon
Keberatan di dalam putusannya pada angka 6.11.2.4 halaman 163 –

ne
ng
164, yang berbunyi:
“Berdasarkan fakta persidangan, Terlapor I mengakui kesalahan
dalam penghitungan share modal yang diinvestasikan Konsorsium

do
gu Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Group Co. Ltd, sehingga
seharusnya pemenuhan modal adalah sebesar Rp45.000.000.000,00

In
A
(empat puluh lima miliar rupiah) yang artinya tidak memenuhi
persyaratan”
ah

lik
4. Bahwa oleh karena berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999, Turut Termohon Keberatan I, II & III
dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV, adalah bukan Pelaku Usaha,
am

ub
maka keterangan yang disampaikan oleh Turut Termohon Keberatan
I, II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV, berdasarkan ketentuan
ep
Pasal 42 huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, bukan alat
k

bukti yang sah karenatidak termasuk sebagai alat-alat bukti di dalam


ah

pemeriksaan Komisi;
R

si
5. Bahwa oleh karena keterangan Turut Termohon Keberatan I, II & III
dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV, bukan alat bukti yang sah

ne
ng

karenatidak termasuk sebagai alat-alat bukti di dalam pemeriksaan


komisi, maka keterangan yang telah disampaikan oleh Turut

do
gu

Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV, di


dalam pemeriksaan lanjutan oleh Termohon Keberatan harus
dinyatakan sebagai alat bukti yang tidak sah dan tidak berharga serta
In
A

tidak mempunyai kekuatan hukum;


C. Termohon Keberatan telah melanggar prinsip hukum acara dengan
ah

lik

mengalihkan beban pembuktian kepada Pelaku Usaha;


1. Bahwa Termohon Keberatan telah melanggar prinsip hukum acara
m

ub

dengan jalan berusaha mengalihkan beban pembuktian kepada


pelaku usaha dalam hal ini Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III;
ka

2. Bahwa Termohon Keberatan menggunakan indikasi (asumsi) dalam


ep

pertimbangannya. Sehingga penggunaan indikasi (asumsi) tersebut


ah

membuktikan bahwa Termohon Keberatan dahulu KPPU tidak


R

menerapkan hukum acara pembuktian sesuai dengan peraturan


es

perundang-undangan;
M

ng

3. Bahwa hal ini dapat terlihat dari tuduhan Termohon Keberatan baik
on
gu

Halaman 33 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) maupun dalam

si
persidangan-persidangan Majelis Komisi dimana hanya dilandasi
dengan asumsi tanpa disertai dengan bukti-bukti yang lainnya;

ne
ng
4. Bahwa menurut Pasal 163 Het Herzien Inlands Reglement (HIR),
disebutkan: “Barangsiapa yang mengatakan ia mempunyai hak atau
ia menyebutkn suatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau

do
gu untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan
adanya hak itu atau adanya kejadian itu”;

In
A
5. Bahwa selain itu menurut Pasal 1865 KUHPerdata disebutkan bahwa
“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak
ah

lik
atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu
hak orang lain menunjuk pada suatu peristiwa diwajibkan
membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”;
am

ub
6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas jelas bahwa beban
pembuktian dalam pemeriksaan perkara a quo berada pada
ep
Termohon Keberatan dan bukan berada pada Pemohon Keberatan
k

dahulu Terlapor III;


ah

7. Bahwa dengan demikian apabila Termohon Keberatan mengalihkan


R

si
beban pembuktian atas tuduhan yang disampaikannya kepada
Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III hal tersebut merupakan

ne
ng

beban pembuktian terbalik sehingga adalah juga pelanggaran


terhadap kaidah-kaidah hukum yang dianut dan berlaku di Indonesia

do
gu

untuk itu Putusan Nomor 12/KPPU-L/2015 tanggal 24 Juni 2016


harus dibatalkan;
D. Putusan Termohon Keberatan dahulu KPPU Nomor 12/KPPU-L/2015
In
A

tanggal 24 Juni 2016, patut untuk di batalkan karena melanggar prinsip


minimum pembuktian dan tidak di dasarkan atas pembuktian yang cukup
ah

lik

(onvoldoende gemotiveerd);
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
m

ub

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan


Usaha Tidak Sehat berbunyi:
ka

“Alat-alat bukti pemeriksaan Komisi berupa:


ep

a. Keterangan saksi;
ah

b. Keterangan ahli;
R

c. Surat dan atau dokumen;


es

d. Petunjuk;
M

ng

e. Keterangan Pelaku usaha;


on
gu

Halaman 34 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sedangkan menurut ketentuan Pasal 72 Peraturan Komisi (Perkom)

si
Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penanganan Perkara,
berbunyi:

ne
ng
“Dalam menilai terjadi atau tidaknya pelanggaran, Majelis Komisi
menggunakan alat-alat bukti berupa:
a. Keterangan Saksi;

do
gu b. Pendapat Ahli;
c. Surat dan/atau dokumen;

In
A
d. Petunjuk;
e. Keterangan Terlapor”;
ah

lik
In casu: Bahwa Termohon Keberatan dengan sewenang-wenang
mengubah ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
menjadi bermakna lain dalam Peraturan Komisi Nomor 1 Tahun 2010
am

ub
tentang Tata Cara Penanganan Perkara. Fakta di atas membuktikan
bahwa alat bukti “ Keterangan Pelaku Usaha” yang diatur dalam
ep
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjadi
k

“Keterangan Terlapor” dalam Pasal 72 Peraturan Komisi tersebut,


ah

menimbulkan makna yang meluas dan melebar. Sehingga dengan


R

si
“Pasal Karet” versi Peraturan Komisi ini Turut Termohon Keberatan I,
II & III dahulu Terlapor I, II dan IV menjadi korban penghukuman oleh

ne
ng

Termohon Keberatan tanpa mempunyai legal standing untuk


melakukan upaya keberatan. Apabila Termohon Keberatan patuh

do
gu

dan taat terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka


Turut Termohon Keberatan I, II & III tidak akan ditetapkan sebagai
Terlapor I, II & IV;
In
A

2. Bahwa alat-alat bukti menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


tersebut di atas sama persis dengan alat-alat bukti yan dianut dalam
ah

lik

Hukum Acara Pidana dimana dalam Pasal 184 KUHAP alat bukti
yang sah adalah:
m

ub

a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
ka

c. Surat;
ep

d. Petunjuk;
ah

e. Keterangan Terdakwa;
R

3. Bahwa jelas sekali alat bukti yang dianut oleh Termohon Keberatan
es

(KPPU) mengambil contoh alat dan sistem pembuktian dari Hukum


M

ng

Acara Pidana di Indonesia;


on
gu

Halaman 35 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa sistem pembuktian yang dianut dalam Hukum Acara Pidana

si
Indonesia adalah system pembuktian “negatief wetelijk stelsel” atau
sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif yang

ne
ng
harus dibuktikan tentang:
a. Kesalahan terbukti dengan sekurang-kurangnya “dua alat bukti
yang sah.

do
gu b. Dengan alat bukti minimum yang sah tersebut hakim memperoleh
keyakinan bahwa telah terjadi tindak pidana dan terdakwalah

In
A
pelakunya;
5. Bahwa menurut ketentuan Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum
ah

lik
Acara Pidana (KUHAP) disebutkan:
“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali
apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah tersebut
am

ub
hakim memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”;
ep
6. Bahwa menurut ketentuan Pasal 185 KUHAP disebutkan bahwa
k

pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja


ah

bukan merupakan keterangan saksi;


R

si
7. Bahwa menurut ketentuan Pasal 37 ayat (3) butir C Perkom No 01
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penanganan Perkara disebutkan

ne
ng

bahwa:
“Laporan Hasil Penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

do
gu

paling sedikit memuat:


a. …
b. …
In
A

c. Telah memenuhi persyaratan minimal 2 (dua) alat bukti”;


8. Bahwa Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
ah

lik

12/KPPU–L/2015 tanggal 24 Juni 2016, semata-mata hanya


didasarkan pada Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang dibuat
m

ub

oleh Tim Investigator KPPU, yang tidak didasarkan pada 2 (dua) alat
bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
ka

Tahun 1999, yaitu tidak memuat siapa saja yang telah memberikan
ep

keterangan sebagai saksi dan siapa saja yang telah memberikan


ah

keterangan sebagai ahli mengenai adanya dugaan persekongkolan


R

antara Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III dengan Turut


es

Termohon Keberatan I, II, & III dahulu Terlapor I, II dan Terlapor IV;
M

ng

9. Bahwa dengan demikian berdasarkan ketentuan tersebut di atas,


on
gu

Halaman 36 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maka dapat disimpulkan bahwa Termohon Keberatan dalam

si
menduga adanya pelanggaran harus didukung sekurang-kurangnya
2 (dua) alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam ketentuan

ne
ng
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Dengan demikian
karena Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
12/KPPU-L/2015 tanggal 24 Juni 2016, tidak didukung oleh

do
gu sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) alat bukti yang sah maka Putusan
Nomor 12/KPPU-L/2015 TANGGAL 24 Juni 2016menjadi tidak sah

In
A
dan tidak berdasarkan hukum serta bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga
ah

lik
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU-
L/2015 tanggal 24 Juni 2016, harus dibatalkan;
10. Bahwa selama pemeriksaan Lanjutan Majelis Komisi Perkara a quo
am

ub
tidak ada satupun keterangan saksi maupun keterangan ahli yang
dihadirkan oleh Termohon Keberatan cq Tim Investigator, yang
ep
memberikan keterangan adanya dugaan persekongkolan yang terjadi
k

antara Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III dengan Turut


ah

Termohon Keberatan I (Panitia Pengadaan/Terlapor I), Turut


R

si
Termohon Keberatan II (Sdr. Dada Rosada, S.H., M.Si/Terlapor II),
Turut Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota Bandung/

ne
ng

Terlapor IV);
11. Bahwa semua saksi yang dihadirkan dalam persidangan

do
gu

pemeriksaan lanjutan perkara Nomor 12/KPPU-L/2015 seluruhnya


tidak ada yang memberi keterangan mengenai pengetahuannya
perihal adanya pertemuan-pertemuan yang terjadi antara Pemohon
In
A

Keberatan dahulu Terlapor III dengan Turut Termohon Keberatan I


(Panitia Pengadaan/Terlapor I), Turut Termohon Keberatan II (Sdr.
ah

lik

Dada Rosada, S.H. MSi/Terlapor II), Turut Termohon Keberatan III


(PD Kebersihan Kota Bandung/Terlapor IV), yang bertujuan untuk
m

ub

berkoordinasi dan memenangkan salah satu pihak sehingga dengan


demikian alat bukti keterangan saksi tidak terbukti;
ka

12. Bahwa Termohon Keberatan hanya mendasarkan dugaannya


ep

terhadap Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III, karena Pemohon


ah

Keberatan telah ditetapkan sebagai pemrakarsa proyek dan


R

diberikan kompensasi tambahan nilai berdasarkan Peraturan


es

Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah


M

ng

dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Namun di


on
gu

Halaman 37 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam pemeriksaan lanjutan, Majelis Komisi dan Tim Investigator

si
tidak dapat menghadirkan satu alat buktipun baik itu surat, dokumen,
perjanjian, keterangan ahli yang dapat membuktikan adanya

ne
ng
persekongkolan yang dimaksud;
13. Bahwa dengan demikian Termohon Keberatan telah secara
sewenang-wenang dalam menyimpulkan dan memutuskan adanya

do
gu pelanggaran persekongkolan antara Pemohon Keberatan dengan
pihak lainnya, yang didasarkan semata-mata hanya adanya asumsi

In
A
tanpa disertai 2 (dua) alat bukti lainnya yang sah. Untuk itu Putusan
Nomor 12/KPPU-L/2015 telah melanggar ketentuan peraturan
ah

lik
perundang-undangan yang berlaku sehingga patut untuk dibatalkan
atau batal demi hukum.
14. Bahwa alat bukti petunjuk hanya dapat digunakan jika didukung alat-
am

ub
alat bukti lainnya yang sah, alat bukti petunjuktidak dapat berdiri
sendiri sebaliknya harus didukung oleh alat-alat bukti lain yang
ep
substansialnya sama dengan petunjuk tersebut. Bahwa sekalipun
k

tuduhan Termohon Keberatan didasarkan suatu indikasi/asumsi hal


ah

itu bukanlah merupakan suatu bukti petunjuk dan tidak dapat menjadi
R

si
alat bukti yang sah dan sempurna karena tidak didukung 2 (dua) alat
bukti lainnya;

ne
ng

15. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No 429 K/Sip/1970


tanggal 16 Desember 1970 menyatakan:

do
gu

“Mahkamah Agung dalam putusannya ditingkat kasasi menilai bahwa


putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
kurang sempurna/kurang cukup/tidak memberikan dasar
In
A

pertimbangan hukumnya (onvoldoende gemotieerd) dalam


memberikan putusannya terhadap putusan tersebut…”;
ah

lik

16. Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan Putusan Komisi


Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU-L/2015 tanggal 24
m

ub

Juni 2016, sudah sepatutnya dibatalkan menurut hukum atau batal


demi hukum, karena melanggar prinsip minimum pembuktian dan
ka

tidak berdasarkan alat-alat bukti yang cukup;


ep

II. Tidak ada persekongkolan vertikal di dalam tahap pra (perencanaan)


ah

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan


R

Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerja


es

Sama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha;


M

ng

1. Pendirian PT Bandung Raya Indah Lestari (Pemohon Keberatan) telah


on
gu

Halaman 38 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak

si
terkait dengan tidak adanya kelanjutan terhadap hasil seleksi calon
investor pengelolaan sampah Kota Bandung;

ne
ng
1.1. Bahwa berdasarkan keterangan Pemohon Keberatan dahulu
Terlapor III, di dalam pemeriksaan lanjutan Termohon Keberatan
telah disampaikan bahwa PT Bandung Raya Indah Lestari bukan

do
gu gabungan dari PTHexa Pilar dan PT International Bio Recovery,
melainkan gabungan orang perseorangan yang sama-sama

In
A
mengikuti Beauty Contest., yang menerangkan:
“PT Bandung Raya Indah Lestari bukan gabungan dari PTHexa
ah

lik
Pilar dan PT International Bio Recover, melainkan gabungan
pemegang saham yang sama-sama mengikuti Beauty Contest;
Inisiator bergabung/pembentukan PT BRIL adalah kita semua, kami
am

ub
saling membutuhkan, kalau Hexa Pilar membawa teknologi
incenerator, Hexa Pilar tidak punya financial yang cukup, yang
ep
mampu Internasional Bio Recovery”; (Gabungan pemegang saham
k

dimaksud adalah gabungan 7 (tujuh) orang pengusaha dan bukan


ah

gabungan badan hukum);


R

si
1.2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, memberikan

ne
ng

definisi tentang Penggabungan, yang berbunyi:


“Penggabungan adalah: perbuatan hukum yang dilakukan oleh

do
gu

satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan


Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan
pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih karena
In
A

hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan


selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan
ah

lik

diri berakhir karena hukum”;


1.3. Bahwa berdasarkan Akta Pendirian dan Anggaran Dasar PT
m

ub

Bandung Raya Indah Lestari Nomor 4 tanggal 1-09-2005 yang


dibuat oleh dan dihadapan Endang Usman, S.H., Notaris di
ka

Kabupaten Bandung, tidak ada PT Hexa Pilar dan PT Internasitonal


ep

Bio Energi selaku pemegang saham di PT Bandung Raya Indah


ah

Lestari. Sehingga terbukti bahwa Pemohon Keberatan (PT


R

Bandung Raya Indah Lestari) didirikan oleh orang perseorangan


es

selaku pribadi dan bukan oleh suatu Badan Hukum;


M

ng

1.4. Bahwa berdasarkan fakta hukum dari Termohon Keberatan pada


on
gu

Halaman 39 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
angka 5.1.9 halaman 137 putusan a quo, di mana TPA Leuwigajah

si
berdasarkan hasil investigasi dari Pemerintah Pusat dinyatakan
tidak layak dan harus ditutup. Sehingga Termohon Keberatan

ne
ng
menilai pada angka 5.1.10 halaman 138 putusan a quo, dengan
ditutupnya TPA Leuwigajah, maka hasil seleksi calon investor
pengelolaan sampah Kota Bandung untuk lokasi longsor tpa

do
gu leuwigajah tidak dapat ditindaklanjuti;
1.5. Bahwa oleh karena seleksi Calon Investor Pengelolaan Sampah di

In
A
Kota Bandung (Beauty Contest) tidak dapat ditindaklanjuti, maka
pendirian PT Bandung Raya Indah Lestari (Pemohon Keberatan)
ah

lik
oleh orang perorangan yang semata-mata memiliki kepedulian
untuk mengatasi darurat sampah secara cepat di Kota Bandung,
sama sekali tidak terkait dengan Seleksi Calon Investor
am

ub
Pengelolaan Sampah (Beauty Contest) yang tidak ada tindak
lanjutnya;
ep
1.6. Berdasarkan penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 5.2.9
k

halaman 139, putusan a quo yang menilai pendiri dan pemegang


ah

saham Pemohon Keberatan yang memiliki hubungan kepemilikan


R

si
saham dengan perusahaan-perusahaan yang pernah mengikuti
Seleksi Calon Investasii Pengelolaan Sampah Kota Bandung

ne
ng

adalah tidak bertentangan dan tidak melanggar Undang-Undang


Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

do
gu

2. Penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding)


antara Pemohon Keberatan (PT Bandung Raya Indah Lestari) dengan
Turut Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota Bandung), dalam
In
A

rangka perjanjian kerja sama, untuk mengatasi solusi masalah darurat


sampah di Kota Bandung;
ah

lik

2.1. Bahwa dengan kondisi darurat sampah yang terjadi di Kota


Bandung dan sekitarnya, dan di lain pihak TPA Leuwigajah sudah
m

ub

tidak layak digunakan sebagai Tempat Pembuangan Akhir


Sampah, maka sebagai Warga Kota Bandung yang memiliki
ka

kepedulian untuk mengatasi keadaan force majeur berupa banjir


ep

sampah di Kota Bandung, sehingga Pemohon Keberatan


ah

mengirimkan Proposal untuk mengadakan kerja sama dengan


R

Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV (PD Kebersihan)


es

untuk pengelolaan sampah Kota Bandung, pada tahun 2005 dalam


M

ng

kerangka Bussiness To Bussiness (B to B), sebagaimana


on
gu

Halaman 40 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keterangan Pemohon Keberatan yang menyatakan:

si
“Setelah beauty contest dianggap tidak ada kelanjutannya, maka
Kami berinisiatif datang ke PD kebersihan menyampaikan maksud

ne
ng
baik kami untuk berinvestasi dalam penanganan sampah kota;
Setelah PT BRIL terbentuk, maka PT BRIL berinisiatif untuk
mendatangi PD Kebersihan, yang dilakukan setelah Beauty

do
gu Contest, dan kami melihat tidak ada solusi apa - apa, waktu itu ada
musibah leuwigajah, mau ada KAA, lalu ada musibah lagi sampah

In
A
runtuh, lalu kami datang ke PD Kebersihan”;
2.2. Bahwa penilaian Termohon Keberatan, pada angka 5.3.6 halaman
ah

lik
140 putusan a quo, bahwa Turut Termohon Keberatan III dahulu
Terlapor IV dan Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II
bersikap responsif terhadap usulan Pemohon Keberatan untuk
am

ub
mengadakan Nota Kesepahaman (MoU) adalah penilaian yang
sangat subyektif dan bersifat asumsi yang tidak didukung oleh alat-
ep
alat bukti yang sah menurut Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
k

Tahun 1999;
ah

2.3. Bahwa apabila Termohon Keberatan mengetahui situasi darurat


R

si
sampah yang terjadi di Kota Bandung saat itu di Kota Bandung dan
akan diselenggarannya event internasional berupa Konferensi Asia

ne
ng

Afrika (KAA) di Bandung, maka Termohon Keberatan tidak akan


sampai pada penilaian tersebut, sebagaimana gambaran yang

do
gu

disampaikan oleh Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II


Sdr. Dada Rosada, S.H. MSi, yang menerangkan:
“Terlapor II menerangkan sekitar pada awal bulan Februari 2005
In
A

Terlapor II dipanggil oleh Menteri Luar Negeri, untuk


mempersiapkan Konferensi Asia Afrika yang akan dilaksanakan di
ah

lik

Kota Bandung pada tanggal 24 April 2005;


“Terlapor II menerangkan inisiatif untuk mengadakan MoU adalah
m

ub

dari PD Kebersihan untuk mengatasi darurat sampah di Kota


Bandung, dan PD Kebersihan harus dapat menyampaikan solusi
ka

untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut”;


ep

2.4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 Nota Kesepahaman,


ah

penandatanganan Nota Kesepahaman ini untuk melakukan


R

persiapan terlebih dahulu agar masing-masing pihak memiliki


es

keyakinan akan memperoleh kemanfaatan dan keuntungan dan


M

ng

berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal ditanda


on
gu

Halaman 41 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan Kedua Belah

si
Pihak dan Nota Kesepahaman berakhir dengan sendirinya apabila
setelah 6 (enam) bulan sejak ditanda tangani, Pihak Kedua belum

ne
ng
melaksanakan kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 3 ayat (2) atau setelah habis masa berlakunya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini;

do
gu Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Nota Kesepahaman tersebut di
atas, maka Nota Kesepahaman (MoU) ini tidak menutup

In
A
kesempatan pelaku usaha potensial lainnya untuk mengajukan
penawaran kerja sama terkait pengelolaan sampah Kota Bandung.
ah

lik
Hal ini sesuai dengan keterangan Turut Termohon Keberatan II
Sdr. Dada Rosada, S.H, M.Si. yang menerangkan:
“Terlapor II menerangkan PD Kebersihan yang bertanggung jawab
am

ub
permasalahan sampah di Kota Bandung dan PD.Kebersihan dapat
saja mengadakan MoU dengan pihak lain di luar Bandung, tetapi
ep
PD Kebersihan lebih mendahulukan pengusaha pribumi dari
k

Bandung, agar apabila ada resiko dapat lebih mudah”;


ah

Dan keterangan saksi Prof. Dr. Ir. Ari Dermawan Pasek, Msc yang
R

si
menerangkan:
“Saksi menerangkan saksi sejak tahun 2005 s/d 2007 melakukan

ne
ng

Studi Kelayakan atas permintaan dari PT BRIL dan sepengetahuan


saksi tidak ada pihak lain, selain PT BRIL yang meminta untuk

do
gu

dilakukan Studi Kelayakan di Kota Bandung”;


Berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, penandatangan Nota
Kesepahaman (MoU) antara Pemohon Keberatan (PT BRIL)
In
A

dengan Turut Termohon Keberatan III (PD Kebersihan Kota


Bandung) tidak menutup kesempatan pelaku usaha potensial
ah

lik

lainnya untuk mengajukan penawaran kerjasama terkait


pengelolaan sampah Kota Bandung;
m

ub

2.5. Bahwa penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 5.3.8


halaman 140 putusan a quo yang menilai penandatanganan MoU
ka

(Gentlement Agreement) antara Turut Termohon Keberatan III


ep

dahulu Terlapor IV dengan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III


ah

telah menutup kesempatan pelaku usaha potensial lainnya untuk


R

mengajukan penawaran kerjasama terkait pengelolaan sampah


es

Kota Bandung adalah pendapat subyektif dan asumsi yang tidak


M

ng

didukung oleh keterangan saksi atau bukti surat yang membuktikan


on
gu

Halaman 42 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya Pelaku Usaha potensial yang tertutup kesempatannya

si
sebagai akibat dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU)
antara Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV dengan

ne
ng
Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III;
2.6. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka penilaian dan
pendapat dari Termohon Keberatan tersebut di atas, patut untuk

do
gu ditolak dan dikesampingkan;
3. Perpanjangan nota kesepahaman (MoU) antara Pemohon Keberatan

In
A
dengan Turut Termohon Keberatan III, sebanyak 4 (empat) kali;
3.1. Bahwa Nota Kesepahaman (Memorandung of Understanding)
ah

lik
antara PD Kebersihan Kota Bandung dengan PT Bandung Raya
Indah Lestari tentang Rencana Pengolahan Sampah Kota Bandung
Menjadi Energi Listrik, tanggal 21 September 2005 dilakukan
am

ub
perpanjangan dari Addendum I s/d Addendum IV disebabkan:
a. Addendum Pertama: Tanggal 18 – 9 – 2006 s/d 21 – 9 – 2007;
ep
Pihak Kedua (PT Bandung Raya Indah Lestari) belum
k

menyelesaikan studi kelayakan dan studi Amdal, sebagaimana


ah

dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Nota Kesepahaman


R

si
sehubungan dengan adanya kendala dalam proses pemilihan
dan penetapan lokasi rencana kegiatan terkait masalah

ne
ng

perizinan;
b. Addendum Kedua: Tanggal 20 – 9 – 2007 s/d 21 – 3 – 2008;

do
gu

Bahwa Pihak Kedua sampai berakhirnya jangka waktu


Addendum Nota Kesepahaman sebagaimana dimaksud pada
huruf b di atas, belum dapat menyelesaikan studi Amdal,
In
A

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 ayat (2) Nota


Kesepahaman, dikarenakan masih dalam tahap konsultasi
ah

lik

publik dan masih memerlukan waktu untuk sampai pada tahap


laporan akhir;
m

ub

c. Addendum Ketiga: Tanggal 19 – 3 – 2008 s/d 19 – 9 – 2008;


AMDAL masih dalam proses dan masih memerlukan waktu
ka

untuk sampai pada tahap akhir (vide Surat PTBril tanggal 11


ep

Maret 2008, Nomor 037/BRIL – PLTSA/III/2008). Sebelum


ah

Addendum Ketiga berakhir PT BRIL telah mengirimkan surat


R

Nomor 041/BRIL – PLTSA/VIII/2008, tanggal 22 Agustus 2008,


es

perihal: FS dan Amdal PLTSA, yang ditujukan kepada PD


M

ng

Kebersihan, yang pada pokoknya, memohon agar dapat


on
gu

Halaman 43 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilanjutkan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama

si
(Memorandum of Agreement) sesuai dengan isi MoU yang
sudah ditandangani. Tetapi Perjanjian Kerjasama (MoA)

ne
ng
tersebut belum selesai dan sedang dipersiapkan;
d. Addendum Keempat: Tanggal 19 – 9 – 2008 s/d 19 – 9 – 2009
Bahwa MoU terakhir akan berakhir jangka waktunya pada

do
gu tanggal 19 September 2008 dan mengingat proses untuk
penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) belum

In
A
selesai, maka perlu dilakukan perubahan dan perpanjangan
terhadap jangka waktu MoU terakhir sebagaimana hasil Risalah
ah

lik
Rapat tanggal 23 Agustus 2008 antara PD Kebersihan dengan
PT BRIL perihal: Pembahasan Perpanjangan MoU Rencana
Pengelolaan Sampah Kota Bandung Menjadi Energi Listrik
am

ub
disepakati untuk memperpanjang MoU sehubungan dengan ada
beberapa hal yang dipandang perlu dipersiapkan untuk
ep
melaksanakan Perjanjian Kerjasama;
k

3.2. Bahwa berdasarkan penilaian dan pendapat dari Termohon


ah

Keberatan pada angka 5.5.4, 5.5.4.1 dan 5.5.4.2 pada halaman


R

si
143 dan 144 di dalam putusannya berbunyi:
“Berdasarkan surat dari Bappenas, saran dari BPKP dan dengan

ne
ng

mengacu pada ketentuan dalam peraturan Presiden Nomor 67


Tahun 2005, maka MoU antara Terlapor IV dengan Terlapor III

do
gu

tidak dapat dilanjutkan menjadi Perjanjian Kerjasama atau


Memorandum of Agreement (MoA) karena:
i. Terlapor IV bukan merupakan Kepala daerah melainkan Badan
In
A

Usaha Milik Daerah sehingga tidak berwenang untuk melakukan


kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan
ah

lik

Insfratuktur;
ii. Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
m

ub

Penyediaan Insfratuktur harus dilakukan melalui mekanisme


pelelangan”;
ka

Berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, terbukti menurut hukum


ep

Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Pemohon


ah

Keberatan dahulu Terlapor III dengan Turut Termohon Keberatan


R

III dahulu Terlapor IV tidak dapat ditindaklanjuti, karena kerja sama


es

pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur


M

ng

harus dilaksanakan melalui mekanisme pelelangan berdasarkan


on
gu

Halaman 44 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005;

si
3.3. Bahwa oleh karena Nota Kesepahaman (MoU) tersebut tidak dapat
ditindaklanjuti, maka penilaian dan pendapat dari Termohon

ne
ng
Keberatan terhadap Nota Kesepahaman sebagai menutup opsi dan
kesempatan untuk bekerja sama dengan pelaku usaha lain yang
potensial melakukan pengelolaan sampah di Kota Bandung adalah

do
gu asumsi sepihak yang tidak didukung oleh alat-alat bukti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5

In
A
Tahun 1999, sehingga patut untuk ditolak dan dikesampingkan;
3.4. Bahwa penilaian dan pendapat dari Termohon Keberatan pada
ah

lik
angka 5.5.7 halaman 144 yang menilai bahwa perpanjangan
Addendum IV MoU pada tanggal 19 September 2008 merupakan
bentuk preferensi Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV
am

ub
kepada Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III untuk menjadi
Pemrakarsa Proyek karena berdasarkan hasil rapat tanggal 23
ep
Agustus 2008 seharusnya MoU tersebut sudah berakhir, adalah
k

penilaian yang tidak benar dan keliru, karena jangka waktunya


ah

akan berakhir pada tanggal 19 September 2008 dan Turut


R

si
Termohon Keberatan III dahuluTerlapor IV belum siap untuk
menandatangani Perjanjian Kerjasama (Memorandum of

ne
ng

Agreement), karena masih menunggu terbitnya Peraturan Presiden


Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan

do
gu

Presiden Nomor 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan


Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas
In
A

Nomor 04 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Pelaksanaan


Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
ah

lik

Infrastruktur, maka Addendum IV harus ditandatangani agar ada


pegangan bagi kedua belah pihak;
m

ub

3.5. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, penilaian Termohon


Keberatan perpanjangan Addendum IV sebagai bentuk preferensi
ka

Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV kepada Pemohon


ep

Keberatan dahulu Terlapor III untuk menjadi Pemrakarsa Proyek,


ah

adalah bersifat asumsi dari Termohon Keberatan yang tidak


R

didukung oleh alat-alat bukti sebagaimana Pasal 42 Undang-


es

Undang Nomor 5 Tahun 1999;


M

ng

4. Penentuan lokasi pembangkit listrik tenaga sampah di daerah Gede


on
gu

Halaman 45 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bage telah dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang Wilayah Kota

si
Bandung;
4.1. Bahwa penentuan lokasi pembangkit listrik tenaga sampah di

ne
ng
daerah Gede Bage dan perizinan-perizinan yang diterbitkan telah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung,
sebagaimana keterangan Ahli Sdr. Anton Sunarwibowo, yang

do
gu berpendapat:
“Saksi menerangkan penentuan lokasi PLTSA di Gede Bage pada

In
A
awalnya berdasarkan Study Kelayakan dan AMDAL yang diajukan
oleh Pemrakarsa PT BRIL. Namun lokasi tersebut bukan satu –
ah

lik
satunya karena diusulkan juga lokasi di daerah Ujungberung, tetapi
karena berdasarkan skor penilaian resikonya lebih kecil di lokasi
Gede Bage, maka akhirnya Tim Pokja RTRW memilih lokasi di
am

ub
Wilayah Gede Bage”;
Berdasarkan keterangan Ahli tersebut di atas, penentuan lokasi
ep
PLTSA di Gede Bage berdasarkan Study Kelayakan dan AMDAL
k

yang diajukan oleh Pemohon Keberatan dan telah sesuai dengan


ah

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung;


R

si
4.2. Bahwa penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 5.6.4
halaman 146 putusan a quo yang menilai Turut Termohon

ne
ng

Keberatan III dahulu Terlapor IV dan Turut Termohon Keberatan II


memberi dukungan dan memfasilitasi Pemohon Keberatan untuk

do
gu

dapat memenuhi kewajiban -kebajibannya dalam MoU agar dapat


MoU tersebut segera ditindaklanjuti menjadi MoA, adalah penilaian
yang subyektif dan dilakukan berdasarkan asumsi tanpa didukung
In
A

oleh alat-alat bukti menurut Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1999, karena:
ah

lik

4.2.1 Tidak ada satupun keterangan saksi maupun bukti tertulis


yang membuktikan adanya dukungan dan fasilitas yang
m

ub

diberikan oleh Turut Termohon Keberatan II dan III kepada


Pemohon Keberatan;
ka

4.2.2 Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV sebagai


ep

pihak yang akan melakukan kerjasama dengan Pemohon


ah

Keberatan melakukan pengelolaan sampah di Kota Bandung


R

memiliki kepentingan di dalam penentuan lokasi pembangkit


es

listrik tenaga sampah, berkaitan dengan sampah-sampah


M

ng

yang akan dikirim ke lokasi PLTSA;


on
gu

Halaman 46 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.2.3 Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II sebagai

si
regulator wilayah memiliki kepentingan untuk mengatur
setiap pembangunan yang menyangkut kepentingan umum,

ne
ng
termasuk pembangunan PLTSA agar tidak mencemari
penduduk sekitar dan dapat membawa manfaat bagi
masyarakat kota Bandung pada khususnya. Sehingga Turut

do
gu Termohon Keberatan II berwenang untuk menerbitkan
perizinan yang diperlukan untuk penentuan lokasi

In
A
pembangunan PLTSA Kota Bandung;
4.3. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas penilaian
ah

lik
dari Termohon Keberatan tentang adanya dukungan dan
fasilitas yang diberikan kepada Pemohon Keberatan dari
Turut Termohon Keberatan II dan III adalah tidak benar dan
am

ub
patut untuk ditolak dan dikesampingkan;
5. Penetapan Pemohon Keberatan sebagai pemrakarsa proyek telah
ep
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005;
k

5.1. Bahwa penetapan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III


ah

sebagai Pemrakarsa Proyek telah dilaksanakan sesuai dengan


R

si
ketentuan Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005
tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

ne
ng

Penyediaan Infrastruktur yang selengkapnya berbunyi:


“Badan usaha dapat mengajukan prakarsa Proyek Penyediaan

do
gu

Infrastruktur yang tidak termasuk dalam daftar prioritas proyek,


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah”;
In
A

5.2. Bawa persyaratan untuk dapat ditetapkan Proyek atas Prakarsa


Badan Usaha, wajib dilengkapi dengan Study Kelayakan,
ah

lik

sebagaimana diatur di dalam Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor


67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
m

ub

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, yang selengkapnya


berbunyi:
ka

“Pryek atas Prakarsa Badan Usaha wajib dilengkapi dengan:


ep

a. Studi Kelayakan;
ah

b. Rencana bentuk Kerjasama;


R

c. Rencana Pembiayaan Proyek dan sumber dananya;


es

d. Rencana penawaran kerjasama yang mencakup jadwal, proses


M

ng

dan cara penilaian”;


on
gu

Halaman 47 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 Peraturan Presiden

si
Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, Pemohon

ne
ng
Keberatan dahulu Terlapor III telah menyampaikan permohonan
sebagai pemrakarsa Proyek PLTSA melalui surat Pemohon
Keberatan dahulu Terlapor III Nomor 043/BRIL – PLTSA/XI/2008

do
gu tanggal 21 November 2008, Perihal: Rencana Pelaksanaan
Pembangunan PLTSA Gedebage kepada Turut Termohon

In
A
Keberatan III dahulu Terlapor IV, yang pada pokoknya
menyatakan:
ah

lik
- Pemohon Keberatan menyerahkan keputusan akhir rencana
pembangunan proyek PLTSA kepada Pemkot Bandung dan
akan mengikuti prosedur dan peraturan yang berlaku dan telah
am

ub
ditetapkan oleh Pemerintah;
- Pemohon Keberatan telah melaksanakan ketentuan yang
ep
diamanatkan di dalam MoU yaitu: menyelesaikan Feasibility
k

Study dan AMDAL;


ah

- Pemohon Keberatan menyampaikan permohonan agar


R

si
ditetapkan sebagai pemrakarsa apabila keputusan Pemkot
Bandung harus melalui prosedur pelelangan;

ne
ng

Bahwa surat Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III tersebut


tidak pernah mendapatkan tanggapan dari Turut Termohon

do
gu

Keberatan III dahulu Terlapor IV sebagaimana keterangan


Pemohon Keberatan yang menyatakan:
“Terlapor III menerangkan dokumen tender adalah hasil FS
In
A

terakhir, kami berpendapat PLTSA yang terbaik. Tahun 2008 kami


sudah membuat surat dengan tembusan ke walikota dan sekda.
ah

lik

(Terlapor membacakan surat 21 November 2008), dari surat


tersebut tidak ada jawaban, dan kami mengirimkan surat yang
m

ub

sama tahun 2009, No 48, permohonan sebagai pemrakarsa Tahun


2010 kami mengajukan surat ke walikota”;
ka

5.4. Bahwa selanjutnya Pemohon Keberatan telah menyampaikan


ep

surat Nomor 048/BRIL – PLTSA/YS/IX/2009, tanggal 15


ah

September 2009, yang ditujukan kepada Direktur Utama PD


R

Kebersihan, yang pada pokoknya menyampaikan permohonan


es

sebagai Pemrakarsa pada rencana pembangunan Pembangkit


M

ng

Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Kota Bandung, karena PT


on
gu

Halaman 48 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BRIL telah menyelesaikan kegiatan Study Kelayakan dan AMDAL;

si
5.5. Bahwa surat permohonan Pemrakarsa diajukan oleh Pemohon
Keberatan dahulu Terlapor III kepada Turut Termohon Keberatan

ne
ng
III dahulu Terlapor IV, bukan kepada Walikota Bandung, karena
Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV, yang
bertanggung jawab atas permasalahan sampah di Kota Bandung,

do
gu sebagaimana keterangan Turut Termohon Keberatan II dahulu
Terlapor II Sdr.Dada Rosada, S.H., M.Si yang menyatakan:

In
A
“Terlapor II menerangkan PD Kebersihan yang bertanggung jawab
permasalahan sampah di Kota Bandung dan PD.Kebersihan dapat
ah

lik
saja mengadakan MoU dengan pihak lain di luar Bandung, tetapi
PD Kebersihan lebih mendahulukan pengusaha pribumi dari
Bandung, agar apabila ada resiko dapat lebih mudah”;
am

ub
5.6. Bahwa Walikota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota
Bandung Nomor 640/Kep.997 – Bappeda/2009, tanggal 4
ep
Desember 2009 tentang Tim Pendamping Daerah (Local Counter
k

Part) Penyiapan Program/Kegiatan Pengembangan/Pembangunan


ah

Infrastruktur Pola Kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan


R

si
Badan Usaha di Kota Bandung, telah membentuk Tim
Pendamping Daerah (Local Counter Part), yang akan melakukan

ne
ng

Uji Kompetensi untuk Penetapan Pemrakarsa, bersama-sama


dengan Tim Pendamping dari BPKP Provinsi Jawa Barat dan Tim

do
gu

Pendamping dari BAPPENAS R.I. Hal ini sesuai dengan


keterangan Sdr.Ariawan Prasodjo, dari perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat yang menyatakan:
In
A

“Saksi menerangkan kita proses kajian mulai awalnya hingga


proses pelelangan infrastruktur Public Partnership dengan badan
ah

lik

usaha.Yang kami dampingi jauh sebelum pelelangan, saat


pelelangan kami tidak ikut. Acuan yang digunakan dalam proses
m

ub

pengadaan tersebut adalah Perpres 67/2005 tentang KPS


(Kerjasama Pemerintah dan Swasta) dengan best practice yang
ka

ada. Kita cari referensi yang ada, kita kaji dan akhirnya kami
ep

berikan saran-saran kepada Pemkot Bandung. Ada Tim KPS nya


ah

atau counterpartnya. Kita sampaikan proses yang baik seperti apa


R

sesuai Perpres dan best practice tersebut”;


es

Berdasarkan fakta tersebut di atas, terbukti yang melakukan Uji


M

ng

kompetensi untuk penetapan Pemrakasa adalah Tim Pendamping


on
gu

Halaman 49 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Daerah (Local Counter Part), bersama-sama dengan Tim

si
Pendamping Dari BPKP Provinsi Jawa Barat dan Tim Pendamping
dari BAPPENAS R.I., bukan oleh Turut Termohon Keberatan III

ne
ng
dahulu Terlapor IV/PD Kebersihan Kota Bandung;
5.7. Bahwa Walikota Bandung baru menanggapi permohonan
Pemrakarsa yang diajukan oleh Terlapor III, PT Bandung Raya

do
gu Indah Lestari dengan menyampaikan Surat Walikota Bandung
Nomor 658.11/1989 – PD.KBR tanggal 16 Agustus 2010 perihal:

In
A
Tanggapan atas Permohonan sebagai Pemrakarsa Pembangunan
PLTSA, (setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun
ah

lik
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 67/2005
tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur dan Peraturan Menteri Perencanaan
am

ub
Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas Nomor 04 Tahun 2010
tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
ep
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur) yang pada
k

pokoknya meminta Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III untuk


ah

melengkapi permohonan Pemrakarsa sesuai dengan


R

si
persyaratakan yang ditetapkan di dalam Perpres Nomor 67/2005,
sebagai berikut:

ne
ng

- Penyempurnaan Studi Kelayakan (sesuai dengan Panduan


umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

do
gu

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur);


- Rencana bentuk Kerjasama;
- Rencana Pembiayaan Proyek dan sumber dananya;
In
A

- Rencana penawaran kerjasama yang mencakup jadwal, proses


dan cara penilaian;
ah

lik

5.8. Bahwa Pemohon Keberatan melalui suratnya tanggal 8 Oktober


2010, yang ditujukan kepada Walikota Bandung, telah
m

ub

menyampaikan Study Kelayakan Proyek Pengelolaan Sampah


Bandung, yang telah disempurnakan sesuai dengan Perpres
ka

Nomor 67 Tahun 2005.


ep

5.9. Bahwa berdasarkan Surat Walikota Bandung Nomor 658.1/666 –


ah

Bappeda tanggal 22 Maret 2011, tentang Bentuk Kompensasi


R

Pemrakarsa Proyek Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi


es

Ramah Lingkungan, Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III telah


M

ng

memilih bentuk kompensasi berupa Pemberian Tambahan Nilai


on
gu

Halaman 50 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebesar 10% (sepuluh persen) melalui surat Pemohon Keberatan

si
dahulu Terlapor III No.058/BRIL – YS/III/2011, tanggal 28 Maret
2011, perihal: Permohonan Kompensasi Pemrakarsa Proyek

ne
ng
Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
5.10. Bahwa berdasarkan Surat Walikota Bandung Nomor 658.1/2463 –
Bappeda tanggal 5 Juli 2011 Perihal: Persyaratan Untuk Uji

do
gu Kompetensi Dalam Rangka Pemberian Bentuk Kompensasi
Proyek KPS, yang pada pokoknya menyatakan bahwa apabila

In
A
Badan Usaha Pemrakarsa menyampaikan Pernyataan Minat
(Expression of Interest) dan memenuhi persyaratan kualifikasi
ah

lik
sebagai peserta pelelangan, maka dapat diberikan kompensasi
berupa tambahan nilai atau right to match dan kepada Pemohon
Keberatan dahulu Terlapor III, diminta untuk menyiapkan
am

ub
persyaratakn uji kompetensi sesuai dengan format isian dan
dokumen-dokumen lainnya sebagaimana terlampir, dengan unsur
ep
penilaian: aspek administrasi, teknis dan kemampuan keuangan,
k

yang diterbitkan berdasarkan memo dari Tim Kajian Kerjasama


ah

Pemerintah dengan Swasta Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat


R

si
tanggal 14 Juni 2011;
Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Sdr. Ariawan Prasodjo,

ne
ng

perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, yang menyatakan:


“Saksi menerangkan Perpres dan Permen saat itu tidak mengatur

do
gu

jelas bagaimana Pemda memilih 3 kompensasi tersebut kami


akhirnya mengkaji sendiri. Untuk 2 kompensasi pertama
pemrakarsa harus ikut lelang.Sedangkan yang ketiga tidak ikut
In
A

lelang. Jika ikut lelang di Perpres harus ada expression of interest


dan harus lulus prakualifikasi. Dari ketiga pilihan tersebut BPKP
ah

lik

menyarankan ke Tim KPS apakah mereka pemrakarsa mau ikut


lelang atau tidak.Saat pemrakarsa ikut lelang mereka kita kaji dan
m

ub

mendapat kompensasi penambahan nilai atau right to match;


Saksi menerangkan Bappenas studi tentang pengelolaan sampah,
ka

teknologi ada thermal dan non thermal variasinya banyak. Proyek


ep

pengelolaan sampah ini belum ditentukan lelang ini mau teknologi


ah

apa. Pada saat itu pilihan kompensasi akan kesulitan


R

menerapkannya, kecuali teknologinya sudah ditentukan. BPKP


es

sarankan dilakukan penambahan nilai 10%, setelah dilakukan


M

ng

prosedur penilaian. Cara menentukan nilainya tidak ada di


on
gu

Halaman 51 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perpres.BPKP menyarakan pemrakarsa di prakualifikasi dulu,

si
artinya apakah dia mampu atau tidak, dengan mengacu kepada
PP Jalan tol disebutkan pemrakarsa diprakualifikasi dahulu

ne
ng
sebelum ditetapkan sebagai pemrakarsa. Prosedur dijalankan
dahulu baru disarankan tambahan nilai”;
5.11. Bahwa berdasarkan surat Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III

do
gu Nomor 060/BRIL – YS/VII/2011 tanggal 14 Juli 2011, perihal:
Persyaratan untuk Uji Kompetensi Dalam Rangka Pemberian

In
A
Bentuk Kompensasi Proyek KPS, telah disampaikan Formulir Isian
Uji Kompetensi, sebagai persyaratan untuk Uji Kompetensi dalam
ah

lik
rangka pemberian Bentuk Kompensasi Proyek KPS;
5.12. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
658.1/Kep.010 – Bappeda/2012 tentang Penetapan Badan Usaha
am

ub
Pemrakarsa Dan Pemberian Kompensasi Dalam Rangka Rencana
Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah
ep
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
k

Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha, tanggal 3


ah

Januari 2012, telah menetapkan Pemohon Keberatan/(PT


R

si
Bandung Raya Indah Lestari) sebagai Pemrakarsa Proyek
Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis

ne
ng

Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama


Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha, dengan pemberian

do
gu

kompensasi tambahan nilai sebesar 9,6 % dan diwajibkan untuk


mengikuti pelelangan;
5.13. Bahwa berdasarkan keterangan saksi Sdr.Ariawan Prasodjo dari
In
A

perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, yang menerangkan bahwa


Uji Kompetensi untuk penetapan Pemrakarsa telah dilaksanakan
ah

lik

sesuai dengan peraturan yang berlaku;


“Saksi menerangkan secara formal penetapan Pemrakarsa telah
m

ub

dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku”;


Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Sdr. Lukas Hutagalung
ka

yang pada menerangkan bahwa PT BRIL sudah memenuhi syarat


ep

untuk ditetapkan sebagai Pemrakarsa dan diberikan tambahan


ah

nilai sebesar 9,6%, yang pada pokoknya menerangkan:


R

“Bahwa menurut Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005, agar


es

seorang badan usaha dapat ditetapkan sebagai Pemrakarsa


M

ng

Proyek, maka Badan usaha tersebut harus sudah memiliki Studi


on
gu

Halaman 52 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kelayakan dan Amdal;

si
Bahwa pada saat itu PT BRIL telah mengajukan permohonan
untuk ditetapkan sebagai Pemrakarsa Proyek PLTSA Kota

ne
ng
Bandung di Gede bage;
Bahwa setelah dilakukan review atas Studi Kelayakan yang
disampaikan oleh PT BRIL, maka ada beberapa perbaikan yang

do
gu harus dilakukan terhadap Studi Kelayakan disesuaikan dengan
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005;

In
A
Bahwa setelah Studi Kelayakan tersebut memenuhi syarat, maka
ada kompensasi yang akan diberikan kepada Pemrakarsa tersebut
ah

lik
dan PT BRIL untuk kompensasi memilih Tambahan Nilai sebesar
10%;
Bahwa setelah dilakukan Uji Kompetensi terhadap PT BRIL, maka
am

ub
Tim KPS memutuskan untuk memberikan Tambahan Nilai sebesar
9,6%, karena salah satu syarat berupa jaminan bank belum dapat
ep
dipenuhi oleh PT BRIL dan Bank pada saat itu belum bersedia
k

untuk memberikan jaminan bank sebelum proyeknya jelas;


ah

Bahwa berdasarkan Keputusan Walikotamadya Bandung , PT


R

si
BRIL ditetapkan sebagai Pemrakarsa dan diberikan tambahan
Nilai sebesar 9,6% dan PT BRIL diwajibkan untuk mengikuti

ne
ng

pelelangan;
Bahwa sebagai konsekuensi dari ditetapkannya PT BRIL selaku

do
gu

Pemrakarsa, maka Studi Kelayakan dan Amdal milik PT BRIL


beralih menjadi milik dari Pemkot Bandung dan Studi Kelayakan
dan Amdal tersebut menjadi syarat agar dapat dilakukan proses
In
A

Prakualifikasi dan Lelang untuk pengadaan badan usaha


pembangunan PLTSA yang ramah lingkungan di Kota Bandung”;
ah

lik

5.14. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, telah terbukti hal-


hal sebagai berikut:
m

ub

5.14.1. Pelaksanaan Uji kompetensi (prakualifikasi), bukan


dilakukan oleh Turut Termohon Keberatan III dahulu
ka

Terlapor IV PD Kebersihan Kota Bandung, melainkan oleh


ep

Tim Pendamping Daerah (Local Counter Part), bersama-


ah

sama dengan Tim Pendamping dari BPKP Provinsi Jawa


R

Barat dan Tim Pendamping Dari BAPPENAS R.I.;


es

5.14.2. Surat Permohonan Pemrakarsa diajukan oleh Pemohon


M

ng

Keberatan/PT Bandung Raya Indah Lestari ditujukan


on
gu

Halaman 53 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV

si
PD Kebersihan, karena Turut Termohon Keberatan III
dahulu Terlapor IV PD Kebersihan yang bertanggung

ne
ng
jawab terhadap permasalahan sampah di Kota Bandung;
5.14.3. Penetapan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III (PT
Bandung Raya Indah Lestari) sebagai Pemrakarsa Proyek

do
gu Pembangunan PLTSA di Gede Bage, Kota Bandung,
telah memenuhi persyratan – persyaratan yang ditentukan

In
A
oleh Tim Pendamping Daerah untuk ditetapkan sebagai
Pemrakarsa dengan Tambahan Nilai sebesar 9,6% dan
ah

lik
wajib untuk mengikuti pelaksanaan pelelangan;
5.15. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Penetapan
Pemohon Keberatan sebagai Pemrakarsa Proyek Pembangunan
am

ub
PLTSA di Gede Bage, Kota Bandung, telah dilaksanakan sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005;
ep
6. Tambahan waktu yang diberikan untuk menyerahkan studi kelayakan
k

bukan merupakan bukti keberpihakan Turut Termohon Keberatan II


ah

dahulu Terlapor II kepada Pemohon Keberatan;


R

si
6.1. Bahwa penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 5.7.3 dan
5.7.4, halaman 149 putusan a quo yang menilai pemberian

ne
ng

tambahan waktu kepada Pemohon Keberatan untuk menyerahkan


Study Kelayakan dan AMDAL, paling lambat pada akhir minggu ke

do
gu

– 3 bulan September 2010 menjadi tanggal 8 Oktober 2010,


sebagai keberpihakan Turut Termohon Keberatan II dan
ketergantungan Turut Termohon Keberatan II dan Turut Termohon
In
A

Keberatan III terhadap Pemohon Keberatan, adalah penilaian


yang tidak benar dan keliru, karena penyerahan Study Kelayakan
ah

lik

dan AMDAL ini bukanpenyerahan dokumen lelang di dalam proses


prakualifikasi maupun pelelangan, melainkan sebagai persyaratan
m

ub

untuk dilakukan uji kompetensi sebagai pemrakarsa proyek;


6.2. Bahwa Turut Termohon Keberatan II dan III tidak memiliki
ka

ketergantungan kepada Pemohon Keberatan, hanya pada saat itu


ep

Pemohon Keberatan yang sudah dapat memenuhi persyaratan


ah

sebagai Pemrakarsa Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah


R

(PLTSA), karena telah memiliki Study Kelayakan dan AMDAL,


es

sebagaimana yang dipersyratkan berdasarkan ketentuan Pasal 10


M

ng

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama


on
gu

Halaman 54 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;

si
6.3. Bahwa penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 5.7.5.
halaman 149 sampai halaman 150 yang menilai preferensi,

ne
ng
keberpihakan dan ketergantungan terhadap Pemohon Keberatan
dalam kurun waktu bertahun-tahun tersebut membatasi opsi Turut
Termohon Keberatan II untuk memperoleh solusi pengelolaan

do
gu sampah Kota Bandung dari pelaku usaha yang lain. Turut
Termohon Keberatan II dan III menutup kesempatan pelaku

In
A
usaha lain untuk mengajukan diri sebagai pemrakarsa Proyek
karena hanya fokus pada proposal yang diajukan oleh Pemohon
ah

lik
Keberatan adalah penilaian yang tidak benar dan keliru, yang
semata-mata didasarkan pada pendapat subyektif dan asumsi
Termohon Keberatan yang tidak didasarkan kepada alat-alat bukti
am

ub
sebagaimana diatur pada Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999, karena tidak pernah dapat dibuktikan dengan
ep
keterangan saksi atau alat bukti surat, tentang adanya pelaku
k

usaha yang pernah mengajukan sebagai Pemrakarsa Proyek dan


ah

ditolak atau merasa dirugikan oleh Turut Termohon Keberatan II


R

si
dan III. Sehingga penilaian dari Termohon Keberatan tersebut di
atas patut ditolak dan dikesampingkan seluruhnya;

ne
ng

7. Pemberian kompensasi kepada Pemohon Keberatan sebagai


pemrakarsa proyek, telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67

do
gu

Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha


Dalam Penyediaan Infrastruktur;
7.1. Bahwa penilaian Termohon Keberatan pada angka 5.8.7 halaman
In
A

151 putusannya yang menilai bahwa pemberian kompensasi


merupakan kewenangan Kelapa Daerah yaitu Turut Termohon
ah

lik

Keberatan II dahulu Terlapor II, sehingga penawaran pilihan


kompensasi oleh Turut Terlapor II dan pemilihan bentuk
m

ub

kompensasi oleh Pemohon Keberatan tidak sesuai dengan


peraturan perUndang-Undangan tersebut adalah penilaian yang
ka

subyektif dan tidak ada dasar hukumnya, melainkan hanya


ep

didasarkan pada asumsi Termohon Keberatan sendiri tanpa


ah

didasarkan pada alat-alat bukti sebagaimana diatur pada Pasal 42


R

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;


es

7.2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan


M

ng

Presiden Nomor 67 Tahun 2005, yang berbunyi:


on
gu

Halaman 55 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Badan usaha yang prakarsa proyek kerjasamanya diterima oleh

si
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah diberikan kompensasi”;
Pasal 13 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005

ne
ng
berbunyi:
“Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk:

do
gu a. Pemberian tambahan nilai; atau
b. Pembelian Prakarsa proyek kerjasama termasuk Hak

In
A
Kekayaan Intelektual yang menyertainya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atau oleh pemenang tender”;
ah

lik
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, tidak ada ketentuan yang
mengatur tentang cara pemberian kompensasi kepada
Pemrakarsa Proyek Kerjasama;
am

ub
7.3. Bahwa ketentuan Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun
2005 tersebut telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13
ep
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
k

67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan


ah

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, yang selengkapnya


R

si
berbunyi:
“Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 berbunyi:

ne
ng

(1) Badan Usaha yang bertindak sebagai pemrakarsa Proyek


Kerjasama dan telah disetujuioleh Menteri/Kepala Lembaga/

do
gu

Kepala Daerah, akan diberikan kompensasi;


(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk:
In
A

a. Pemberian tambahan nilai atau;


b. Pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh Badan
ah

lik

Usaha pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to


match) sesuai dengan hasil penilaian dalam proses
m

ub

pelelangan; atau
c. Pembelian Prakarsa Proyek Kerjasama termasuk hak
ka

kekayaan intelektual yang menyertainya oleh Menteri/


ep

Kepala Lembaga/Kepala Daerah atau oleh pemenang


ah

lelang;
R

(3) Pemberian bentuk kompensasi sebagaimana dimaksud pada


es

ayat (2) akan dicantumkan dalam persetujuan Menteri/Kepala


M

ng

Lembaga/Kepala Daerah;
on
gu

Halaman 56 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(4) Pemrakarsa Proyek kerjasama yang telah mendapatkan

si
persetujuan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b

ne
ng
tetap wajib mengikuti penawaran sebagaimana disyaratkan
dalam dokumen pelelangan umum;
(5) Pemrakarsa Proyek Kerjasama yang telah mendapatkan

do
gu persetujuan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c tidak

In
A
diperkenankan mengikuti penawaran sebagaimana
disyaratkan dalam dokumen pelelangan umum”;
ah

lik
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, tidak ada ketentuan yang
mengatur tentang tata cara pemberian kompensasi kepada
Pemrakarsa Proyek Kerjasama;
am

ub
7.4. Bahwa berdasarkan keterangan Saksi Sdr. Ariawan Prasodjo
selaku perwakilan dari BPKP Jawa Barat menerangkan di dalam
ep
Pemeriksaan Lanjutan yang berbunyi:
k

“Saksi menerangkan Perpres dan Permen saat itu tidak mengatur


ah

jelas bagaimana Pemda memilih 3 kompensasi tersebut kami


R

si
akhirnya mengkaji sendiri.Untuk 2 kompensasi pertama
pemrakarsa harus ikut lelang.Sedangkan yang ketiga tidak ikut

ne
ng

lelang. Jika ikut lelang di Perpres harus ada expression of interest


dan harus lulus prakualifikasi. Dari ketiga pilihan tersebut BPKP

do
gu

menyarankan ke Tim KPS apakah mereka pemrakarsa mau ikut


lelang atau tidak.Saat pemrakarsa ikut lelang mereka kita kaji dan
mendapat kompensasi penambahan nilai atau right to match”;
In
A

Saksi menerangkan Bappenas studi tentang pengelolaan sampah,


teknologi ada thermal dan non thermal variasinya banyak. Proyek
ah

lik

pengelolaan sampah ini belum ditentukan lelang ini mau teknologi


apa. Pada saat itu pilihan kompensasi akan kesulitan
m

ub

menerapkannya, kecuali teknologinya sudah ditentukan. BPKP


sarankan dilakukan penambahan nilai 10%, setelah dilakukan
ka

prosedur penilaian.Cara menentukan nilainya tidak ada di


ep

Perpres.BPKP menyarakan pemrakarsa di prakualifikasi dulu,


ah

artinya apakah dia mampu atau tidak, dengan mengacu kepada


R

PP Jalan tol disebutkan pemrakarsa diprakualifikasi dahulu


es

sebelum ditetapkan sebagai pemrakarsa.Prosedur dijalankan


M

ng

dahulu baru disarankan tambahan nilai”;


on
gu

Halaman 57 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan keterangan saksi dari perwakilan BPKP Jawa Barat

si
tersebut di atas, telah diakui secara tegas bahwa Peraturan
Presiden dan Peraturan Menteri tidak mengatur secara jelas

ne
ng
bagaimana Kepala Daerah memilih 3 kompensasi tersebut;
7.5. Bahwa oleh karena tidak diatur secara jelas tentang bentuk –
bentuk kompensasi yang dapat diberikan kepada Pemrakarsa

do
gu Proyek, maka penawaran pilihan kompensasi oleh Turut
Termohon Keberatan II dan pemilihan bentuk kompensasi oleh

In
A
Pemohon Keberatan tidak bertentangan dengan Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005. Sehingga penilaian yang
ah

lik
dilakukan oleh Termohon Keberatan pada angka 5.8.7 halaman
151, tersebut di atas, adalah tidak benar dan patut untuk ditolak
dan dikesampingkan seluruhnya, karena tidak memiliki dasar
am

ub
hukum;
7.6. Bahwa penawaran dan pemilihan bentuk kompensasi yang
ep
dilakukan oleh Pemohon Keberatan bukan merupakan bentuk
k

fasilitasi yang dilakukan oleh Turut Termohon Keberatan II, karena


ah

pilihan bentuk kompensasi tambahan nilai tersebut tidak


R

si
memberikan kepastian yang paling menguntungkan bagi Pemohon
Keberatan, sebab mungkin saja di dalam pelaksanakan

ne
ng

pelelangan tersebut, ada peserta lelang yang lebih baik dari


Pemohon Keberatan dan mengajukan penawaran yang lebih

do
gu

rendah dari pada Pemohon Keberatan. Sehingga tidak menutup


kemungkinan bagi Pemohon Keberatan untuk kalah di dalam
proses pelelangan;
In
A

8. Pendekatan teori pengambilan keputusan secara rasional yang


digunakan oleh Termohon Keberatan melanggar Pasal 42 Undang-
ah

lik

Undang Nomor 5 Tahun 1999;


8.1. Bahwa Termohon Keberatan di dalam menganalisa pengambilan
m

ub

keputusan yang dilakukan oleh Pemohon Keberatan di dalam


memilih bentuk kompensasi tambahan nilai, sesuai dengan
ka

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 telah mempergunakan


ep

Teori Pengambilan Keputusan secara Rasional, sebagaimana


ah

terdapat di dalam angka 5.8.10.1 sampai dengan angka 5.8.10.3


R

halaman 152 sampai halaman 154 putusan a quo;


es

8.2. Bahwa Teori Pengambilan Keputusan secara Rasional yang


M

ng

dikutip oleh Termohon Keberatan tersebut tidak mencantumkan


on
gu

Halaman 58 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sumber dari Teori – Teori tersebut diperoleh dari mana dan

si
berdasarkan pemeriksaan Lanjutan yang dilakukan oleh Termohon
Keberatan, tidak ada seorangpun Ahli yang dihadirkan oleh

ne
ng
Termohon Keberatan, yang menerangkan tentang Teori
Pengambilan Keputusan secara Rasional yang digunakan oleh
Termohon Keberatan tersebut di atas;

do
gu 8.3. Bahwa oleh karena tidak ada seorangpun ahli yang dihadirkan
oleh Termohon Keberatan yang menerangkan tentang Teori

In
A
Pengambilan Keputusan secara Rasional tersebut di atas, maka
pencantuman Teori tersebut di dalam putusan a quo telah
ah

lik
melanggar Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang alat-alat bukti di dalam Pemeriksaan Lanjutan oleh
Termohon Keberatan. Sehingga Teori Pengambilan Keputusan
am

ub
secara Rasional tersebut harus ditolak dan dikesampingkan serta
tidak dapat digunakan di dalam putusan a quo;
ep
8.4. Bahwa selanjutnya Termohon Keberatan berdasarkan Teori
k

Pengambilan Keputusan secara Rasional tersebut telah


ah

berpendapat tindakan Pemohon Keberatan yang memilih


R

si
kompensasi tambahan nilai merupakan tindakan yang rasional,
karena tindakan Pemohon Keberatan tersebut bergerak dari

ne
ng

situasi yang pasti ke situasi tidak pasti, sebagaimana tercantum


pada angka 5.8.10.5 halaman 155 putusan a quo dan Termohon

do
gu

Keberatan menilai tindakan Pemohon Keberatan itu tidak rasional


karena bertentangan dengan prinsip-prinsip teori utilitas,
sebagaimana tercantum pada angka 5.8.10.7 halaman 155
In
A

putusan a quo;
8.5. Bahwa selanjutnya Termohon Keberatan berpendapat dan menilai
ah

lik

pada angka 5.8.10.8 halaman 155 putusan a quo, yang keliru dan
tidak masuk akal karena didasarkan pada imajinasi dari Termohon
m

ub

Keberatan menyatakan tindakan Pemohon Keberatan menjadi


rasional pada saat terdapat informasi lengkap dan adanya jaminan
ka

kepastian dari Turut Termohon Keberatan I, & II, bahwa Pemohon


ep

Keberatan sudah pasti akan ditunjuk sebagai Pemenang Lelang


ah

sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan dalam


R

keadaan terdapat kepastian (certainty), karena pada saat itu Turut


es

Termohon Keberatan I dahulu Terlapor I belum ada dan belum


M

ng

terbentuk, bagaimana mungkin Turut Termohon Keberatan I dapat


on
gu

Halaman 59 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan informasi lengkap dan adanya jaminan kepastian

si
kepada Pemohon Keberatan? Faktanya Turut Termohon
Keberatan I dibentuk pada tanggal 6 Maret 2012 berdasarkan

ne
ng
Surat Keputusan Walikotamadya Bandung Nomor 658.1/Kep.164-
BPLH/2012 tentang Panitia Pengadaan Badan Usaha secara
Pelelangan Umum dalam rangka Pembangunan Insfratuktur

do
gu Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan

In
A
Usaha. Sedangkan Pemohon Keberatan ditetapkan sebagai
Pemrakarsa Proyek berdasarkan Surat Keputusan Walikota
ah

lik
Bandung Nomor 658.1/Kep.010–Bappeda/2012 tentang
Penetapan Badan Usaha Pemrakarsa Dan Pemberian
Kompensasi Dalam Rangka Rencana Kerjasama Pembangunan
am

ub
Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
ep
Dengan Badan Usaha, tanggal 3 Januari 2012;
k

8.6. Bahwa selanjutnya yang lebih keliru dan ngawur analisa dari
ah

Termohon Keberatan pada angka 5.8.10.9 halaman 155 putusan a


R

si
quo, yang menilai sejak tahap pra lelang sudah ada upaya
pengaturan oleh Turut Termohon Keberatan I & II agar Pemohon

ne
ng

Keberatan selaku Pemrakarsa Proyek ditetapkan sebagai


pemenang lelang, karena bagaimana Turut Termohon Keberatan I

do
gu

dapat melakukan upaya pengaturan agar Pemohon Keberatan


selaku Pemrakarsa Proyek ditetapkan sebagai pemenang
lelang?????? Padahal Turut Termohon Keberatan I baru dibentuk
In
A

pada tanggal 6 Maret 2012 berdasarkan Surat Keputusan


Walikotamadya Bandu7ng Nomor 658.1/Kep.164-BPLH/2012
ah

lik

tentang Panitia Pengadaan Badan Usaha secara Pelelangan


Umum dalam rangka Pembangunan Insfratuktur Pengolahan
m

ub

Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan melalui


Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha.
ka

Sedangkan Pemohon Keberatan ditetapkan sebagai Pemrakarsa


ep

Proyek berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor


ah

658.1/Kep.010 – Bappeda/2012 tentang Penetapan Badan Usaha


R

Pemrakarsa Dan Pemberian Kompensasi Dalam Rangka Rencana


es

Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah


M

ng

Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme


on
gu

Halaman 60 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha, tanggal 3

si
Januari 2012;
8.7. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, telah terbukti

ne
ng
pendapat dan penilaian yang dilakukan oleh Termohon Keberatan
di dalam putusannya telah didasarkan pada pendapat subyektif
dan asumsi sepihak dari Termohon Keberatan yang bertentangan

do
gu dan melanggar Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.
Sehingga putusan a quo patut untuk dibatalkan atau dinyatakan

In
A
batal demi hukum;
III. Tidak ada persekongkolan horizontal dan persekongkolan vertikal di dalam
ah

lik
tahap prakualifikasi lelang dan tahap pelelangan Dalam Rangka
Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerja Sama Pemerintah Daerah
am

ub
Dengan Badan Usaha di Kota Bandung;
1. Pemohon Keberatan telah memenuhi persyaratan prakualifikasi lelang
ep
dengan melampirkan surat pernyataan tidak dalam pengampuan/pailit
k

atau tidak dalam proses beracara pidana di Pengadilan;


ah

1.1. Bahwa Pemohon Keberatan di dalam dokumen prakualifikasi


R

si
pelelangan telah melampirkan Surat Pernyataan tidak dalam
pengampuan/pailit atau tidak dalam proses beracara pidana di

ne
ng

Pengadilan, yang diterbitkan oleh Pengadilan Niaga pada


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

do
gu

1.2. Bahwa untuk Konsorsium Pemohon Keberatan Hangzhou Boiler


Group Co. Ltd, telah melampirkan Surat Pernyataan tidak dalam
pengampuan/pailit atau tidak dalam proses beracara pidana di
In
A

Pengadilan yang diterbitkan oleh Law Firm, karena sesuai dengan


Sistem Hukum yang berlaku di Republik Rakyat Tiongkok, tidak
ah

lik

dikenal Pengadilan Niaga dan telah dikonsularisasi di Kedutaan


Besar Indonesia setempat;
m

ub

1.3. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, penilaian


Termohon Keberatan pada angka 6.6.11, 6.6.1.2 dan 6.6.1.3
ka

halaman 159 s/d halaman 160 putusan a quo adalah tidak benar
ep

dan keliru, sehingga patut ditolak dan dikesampingkan seluruhnya,


ah

sebab Pemohon Keberatan dan anggota konsorsium Hangzhou


R

Boiler Group Co. Ltd, telah memenuhi peryaratan prakualifikasi


es

pelelangan;
M

ng

2. Pemohon Keberatan telah memenuhi kriteria administrasi dalam


on
gu

Halaman 61 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
prakualifikasi pelelangan, dengan melampirkan Perjanjian Joint

si
Operation dengan Hangzhou Boiler Group Co. Ltd;
a. Bahwa Pemohon Keberatan telah melampirkan Perjanjian Joint

ne
ng
Operation dengan Hangzhou Boiler Group Co. Ltd yang dibuat
dihadapan Notaris dan berisi maksud dan tujuan, pembagian peran
(pimpinan dan anggota), tugas dan kewajiban masing-masing dalam

do
gu konsorsium (operator atau kontraktor atau lain-lain);
b. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, maka penilaian

In
A
Termohon Keberatan pada angka 6.8.1.3 dan 6.8.2.3. halaman 161
putusan a quo, adalah penilaian yang keliru dan tidak benar,
ah

lik
sehingga sudah sepatutnya Pemohon Keberatan dan anggota
Konsorsium Hangzhou Boiler Group Co. Ltd dinyatakan memenuhi
persyaratan prakualifikasi pelelangan;
am

ub
3. Pemohon Keberatan telah memenuhi persyaratan kriteria bisnis tentang
rincian setidaknya 1 (satu) proyek sejenis yang telah mencapai
ep
pemenuhan pembiayaan 10 (sepuluh) tahun di mana setidaknya 1 (satu)
k

dari anggota konsorsium telah menginvestasikan modalnya minimal


ah

Rp63.000.000.000,00 dan berhasil mendapatkan pinjaman minimal


R

si
Rp189.000.000.000,00 (seratus delapan puluh sembilan miliar rupiah;
3.1. Bahwa Pemohon Keberatan di dalam dokumen prakualifikasi

ne
ng

pelelangan telah melampirkan data tentang persyaratan Kriteria


Bisnis anggota Konsorsium Hangzhou Boiler Group Co. Ltd dalam

do
gu

tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir telah mencapai


pemenuhan pembiayaan dengan menginvestasikan modalnya
sebesar Rp76.380.000.000,00 (tujuh puluh enam miliar tiga ratus
In
A

delapan puluh juta rupiah lebih besar dari minimal


Rp63.000.000.000,00 (enam puluh tiga miliar rupiah);
ah

lik

3.2. Bahwa Pemohon Keberatan di dalam dokumen prakualifikasi


pelelangan telah melampirkan data tentang Kriteria Bisnis anggota
m

ub

Konsorsium Hangzhou Boiler Group Co. Ltd dalam tenggang waktu


10 (sepuluh) tahun terakhir telah mendapatkan pinjaman sebesar
ka

Rp224.557.200.000,00 (dua ratus dua puluh empat miliar lima ratus


ep

lima puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah) lebih besar dari minimal
ah

Rp189.000.000.000,00 (seratus delapan puluh Sembilan miliar


R

rupiah);
es

3.3. Bahwa tidak benar penilaian dari Termohon Keberatan pada angka
M

ng

6.11.2.1, 6.11.2.3 dan angka 6.11.2.4 halaman 163 putusan a quo


on
gu

Halaman 62 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang pada pokoknya menilai Hangzhou Boiler Group Co. Ltd hanya

si
menginvestasikan modalnya sebesar kurang lebih
Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima miliar rupiah). Sehingga

ne
ng
penilaian dan pendapat dari Termohon Keberatan tersebut di atas
patut untuk ditolan dan dikesampingkan seluruhnya;
4. Pemohon Keberatan telah memenuhi kriteria teknis tentang kriteria

do
gu pengalaman operasional dan pemeliharaan (O & M) dan kriteria
pengalaman Engineering Procurement Construction (EPC);

In
A
4.1. Bahwa Pemohon Keberatan di dalam dokumen prakualifikasi telah
melampirkan dokumen tentang pengalaman operasional dan
ah

lik
pemeliharaan Proyek Sejenis, yang telah berjalan paling tidak
selama 3 (tiga) tahun dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, yang
dimulai sejak tahun 2002 – 2003, sehingga memenuhi kriteria
am

ub
teknis pengalaman operasional dan pemeliharaan minimal 10
(sepuluh) tahun terakhir;
ep
4.2. Bahwa Pemohon Keberatan di dalam dokumen prakualifikasi telah
k

melampirkan dokumen tentang pengalaman Engineering


ah

Procurement Construction (EPC), Proyek Sejenis yang telah


R

si
berjalan paling tidak 3 (tiga) tahun dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir, yang dimulai sejak tahun 2002 – 2003, sehingga

ne
ng

memenuhi kriteria teknis EPC minimal 10 (sepuluh) tahun terakhir;


4.3. Bahwa tidak benar dan keliru penilaian dari Termohon Keberatan

do
gu

pada angka 6.15.3.3 dan 6.16.5.3, yang pada pokoknya menilai


tidak memenuhi kriteria teknis dan tidak konsisten di dalam
melakukan evaluasi kriteria teknis. Sehingga penilaian dan
In
A

pendapat dari Termohon Keberatan tersebut patut untuk ditolak


dan dikesampingkan seluruhnya;
ah

lik

5. Pemohon Keberatan pada tahap pelelangan tidak pernah melakukan


menyusulkan perubahan Joint Operation Agreement setelah penutupan
m

ub

jadwal pemasukan dokumen (post bidding);


5.1. Bahwa Pemohon Keberatan pada tahap pelelangan tidak pernah
ka

menyusulkan dokumen perubahan Joint Operation Agreement


ep

antara Pemohon Keberatan dengan Hangzhou Boiler Group Co.


ah

Ltd, setelah jadwal pemasukan dokumen penawaran pelelangan


R

ditutup oleh Turut Termohon Keberatan I;


es

5.2. Bahwa Joint Operation Agreement tersebut memuat perubahan


M

ng

komposisi saham Pemohon Keberatan dari yang semula 90 %


on
gu

Halaman 63 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berubah menjadi 60%. Sedangkan Hangzhou Boiler Group Co. Ltd

si
yang semula memiliki saham sebesar 10% berubah menjadi 40%;
5.3. Bahwa faktanya Pemohon Keberatan tidak pernah menyusulkan

ne
ng
perubahan Joint Operation Agreement di dalam dokumen
penawaran pelelangan dan yang terdapat di dalam dokumen
penawaran pelelangan pada Turut Termohon Keberatan I adalah

do
gu Joint Operation Agreement dengan komposisi pemegang saham 90
% untuk Pemohon Keberatan dan 10% untuk Hangzhou Boiler Co.

In
A
Ltd;
5.4. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, tidak benar dan
ah

lik
keliru penilaian dari Termohon Keberatan pada angka 6.22 yang
menilai Turut Termohon Keberatan I bertindak diskriminatif dan
tidak konsisten dengan mengijinkan Pemohon Keberatan
am

ub
menyusulkan dokumen perubahan Joint Operation Agreement,
karena faktanya Pemohon Keberatan tidak pernah melakukan Post
ep
Bidding;
k

IV. Keberatan terhadap Amar Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha


ah

Nomor 12KPPU–L/2015, tanggal 24 Juni 2016, yang menyatakan


R

si
Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam Rangka
Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah

ne
ng

Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan


Badan Usaha di Kota Bandung batal demi hukum;

do
gu

A. Termohon Keberatan telah melampaui kewenangannya dan melanggar


Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, dengan menyatakan
batal demi hukum Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum
In
A

Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah


Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama
ah

lik

Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung;


1. Bahwa berdasarkan amar Putusan Komisi Pengawas Persaingan
m

ub

Usaha Nomor 12/KPPU–L/2015 tanggal 24 Juni 2016, telah


menyatakan batal demi hukum Pengadaan Badan Usaha Secara
ka

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur


ep

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui


ah

Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di


R

Kota Bandung, yang selengkapnya berbunyi:


es

“Menyatakan Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum


M

ng

Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah


on
gu

Halaman 64 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme

si
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota
Bandung batal demi hukum”;

ne
ng
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Komisi berwenang

do
gu menjatuhkan sanksi berupa Tindakan Administratif terhadap pelaku
usaha yang melanggar ketentuan Undang-Undang ini. Selanjutnya

In
A
yang dimaksud dengan Tindakan Administratif, sebagaimana dirinci
di dalam ketentuan Pasal 47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
ah

lik
Tahun 1999, yang selengkapnya berbunyi:
“Tindakan administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
berupa:
am

ub
a. Penetapan pembatalan Perjanjian sebagaimana dimaksud Pasal
4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16 dan atau
ep
b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi
k

vertical sebagaimana dimaksud Pasal 14; dan atau


ah

c. Perintah kepada Pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan


R

si
yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau
menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan

ne
ng

masyarakat; dan atau


d. Perintah kepada pelakusa usaha untuk menghentikan

do
gu

penyalahgunaan posisi dominan; dan atau


e. Penetapan pembatalan atau penggabungan atau peleburan
badan usaha dan pengambilalihan saham sebagaimana
In
A

dimaksud dalam Pasal 28; dan atau


f. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00
ah

lik

(satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp25.000.000.000,00


(dua puluh lima miliar rupiah)”;
m

ub

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas pada huruf a, maka yang


dapat ditetapkan pembatalannya adalah Perjanjian sebagaimana
ka

dimaksud Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15 dan Pasal


ep

16;
ah

Hal ini sesuai dengan Keputusan Komisi Pengawas Persaingan


R

Usaha Nomor 252/KPPU/Kep/VII/2008 tentang Pedoman


es

Pelaksanaan Ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5


M

ng

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan


on
gu

Halaman 65 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Usaha Tidak Sehat, memberikan pedoman tentang ketentuan

si
Pasal 47 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,
yang berbunyi:

ne
ng
“Pembatalan perjanjian dalam Pasal 47 ayat (2) huruf a dapat
dibatalkan atau masuk ke dalam kategori batal demi
hukum.Apabila terbukti perjanjian yang dibuat telah melanggar

do
gu ketentuan Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal
16 UU Nomor 5 Tahun 1999”;

In
A
In casu: Pemohon Keberatan berdasarkan Putusan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU–L/2015 tanggal
ah

lik
24 Juni 2016, dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggarPasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
am

ub
Sehat, di mana ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tidak termasuk di dalam Perjanjian yang dapat
ep
dibatalkan oleh Komisi berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat (2)
k

huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Sehingga


ah

Termohon Keberatan telah melampaui kewenangannya dengan


R

si
menyatakan batal demi hukum Pengadaan Badan Usaha Secara
Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur

ne
ng

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan


Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan

do
gu

Badan Usaha di Kota Bandung;


3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf a Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
In
A

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi:


“Tindakan administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
ah

lik

berupa:
Penetapan pembatalan Perjanjian sebagaimana dimaksud Pasal 4
m

ub

sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16 dan atau;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, hanya perjanjian yang dapat
ka

ditetapkan pembatalannya, oleh Komisi sebagai sanksi Tindakan


ep

Administratif. Itu pun terbatas pada perjanjian terlarang antara


ah

Pelaku usaha dengan Pelaku usaha lain (vide Pasal 4 ayat (1) juncto
R

Pasal 8 juncto Pasal 12 juncto Pasal 13 ayat (1) juncto Pasal 15 ayat
es

(1) juncto Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999) dan


M

ng

perjanjian terlarang antara pelaku usaha dengan pelaku usaha


on
gu

Halaman 66 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pesaingnya (vide Pasal 5 ayat (1) juncto Pasal 7 juncto Pasal 9

si
juncto Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) juncto Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999);

ne
ng
4. Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 252/KPPU/Kep/VII/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

do
gu Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
memberikan pedoman tentang ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf a

In
A
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, sebagai berikut:
“Huruf a. Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud
ah

lik
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16;
Pengertian penetapan ialah tindakan hukum (rechtnandeling)
pemerintahan dalam suatu hal yang konkrit berdasarkan
am

ub
kewenangan khusus jabatan.Penetapan merupakan instruksi,
perintah, pengesahan, penolakan, perizinan, pengaturan, dan
ep
lainnya.Penetapan dikeluarkan berdasarkan permohonan, Hal ini
k

berbeda dengan keputusan atau putusan.Keputusan mengandung


ah

ketetapan yang sifatnya peraturan atau suatu penetapan, sedangkan


R

si
putusan dikeluarkan oleh pejabat apabila terdapat sengketa;
Dalam ilmu hukum konteks pembatalan perjanjian mencakup 2 (dua)

ne
ng

hal:
1. Batal demi hukum

do
gu

Dai awal perjanjian itu telah batal, atau dianggap tidak pernah
ada.Perjanjian itu batal demi hukum, dari semula tidak pernah
ada dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu
In
A

perikatan;
2. Dapat dibatalkan
ah

lik

Perjanjiannya bukan batal demi hukum, tetapi dapat dibatalkan


itu.Perjanjiannya sendiri tetap mengikat para pihak, selama tidak
m

ub

dibatalkan oleh pihak yang berwenang atau atas permintaan


pihak yang berhak meminta pembatalan;
ka

Perjanjian batal demi hukum, berarti perjanjian dianggap tidak


ep

pernah terjadi sehingga segala konsekuensi hukum harus


ah

dianggap tidak pernah ada sejak awal perjanjian.Hal ini berbeda


R

dengan perjanjian dapat dibatalkan, berarti perjanjian tidak efektif


es

sejak adanya putusan KPPU, dalam hal ini segala konsekuensi


M

ng

hukum yang terjadi pada jangka waktu efektif perjanjian tetap


on
gu

Halaman 67 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlaku sedangkan sisa waktu jangka perjanjian tidak ada karena

si
dibatalkan;
Pembatalan perjanjian dalam Pasal 47 ayat (2) huruf a dapat

ne
ng
dibatalkan atau masuk ke dalam kategori batal demi
hukum.Apabila terbukti perjanjian yang dibuat telah melanggar
ketentuan Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal

do
gu 16 UU Nomor 5 Tahun 1999, KPPU berwenang untuk
menetapkan pembatalan perjanjian dalam hal ini kategori tersebut

In
A
masuk kedalam pengertian dapat dibatalkan;
Lebih lanjut, perjanjian tersebut dapat dikategorikan batal demi
ah

lik
hukum apabila proses berlanjut sampai tahap pengadilan.
Berbeda dengan KPPU yang hanya berwenang memutus
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, putusan
am

ub
peradilan dapat menggunakan dasar Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPer) khususnya konsisten dengan
ep
ketentuan tidak memenuhi syarat objektif dari sahnya suatu
k

perjanjian berdasar Pasal 1320 KUHPerdata;


ah

Pada Pasal 1320 KUHPerdata disebutkan supaya terjadi


R

si
persetujuan yang sah, perlu dipenuhiempat syarat:
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

ne
ng

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;


3. suatu pokok persoalan tertentu;

do
gu

4. suatu sebab yang tidak terlarang;


Syarat 1 (pertama) dan 2 (kedua) dalam ilmu hukum disebut
sebagai syarat subjektif dimana apabila syarat tersebut tidak
In
A

terpenuhi maka perjanjian tersebut ”dapat ibatalkan”, selanjutnya


syarat 3 (ketiga) dan 4 (keempat) disebut sebagai syarat objektif
ah

lik

dimana apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka perjanjian


tersebut secara otomatis ”batal demi hukum”. Syarat 4 (keempat)
m

ub

sahnya suatu perjanjian yaitu ”suatu sebab yang tidak terlarang”


atau sering disebut ”causa yang halal”. Lebih lanjut mengenai hal
ka

tersebut diatur dalam Pasal 1337 KUHPer yang menyebutkan:


ep

Suatu sebab adalah terlarang, jika sebab itu dilarang oleh


ah

undang-undang atau bila sebab itu bertentangan dengan


R

kesusilaan atau dengan ketertiban umum;


es

Seperti diuraikan di atas yang dimaksud perjanjian yang dapat


M

ng

dikenakan sanksi Pasal 47 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1999


on
gu

Halaman 68 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ialah bentuk perikatan antar pelaku usaha baik tertulis maupun

si
tidak tertulis yang melanggar ketentuan Pasal 4 sampai dengan
Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16 UU Nomor 5 Tahun 1999;

ne
ng
Sehingga perjanjian-perjanjian tersebut tidak memenuhi syarat 4
(keempat) sahnya suatu perjanjian yaitu ”suatu sebab yang tidak
terlarang”;

do
gu Perjanjian yang dibuat yang bertentangan dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut dinyatakan tidak mengikat

In
A
“karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang”;
Hal ini didasarnya pada ketentuan Pasal 1338 KUHPer yang
ah

lik
menyebutkan:
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
am

ub
membuatnya.Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain
dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-
ep
alasan yang ditentukan oleh undang-undang;
k

Dalam menentukan suatu putusan batal demi hukum dikarenakan


ah

melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 atau dapat


R

si
dibatalkan dipertimbangkan aspek kepatutan putusan tersebut
pada para pihakpembuat perjanjian dan juga mempertimbangkan

ne
ng

akibatnya terhadap pihak ketiga (pelaku usaha lain dan


masyarakat)”;

do
gu

5. Bahwa Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam


Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama
In
A

Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung, adalah


bukan perjanjian, melainkan proses pelelangan untuk menentukan
ah

lik

Badan Usaha yang akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota


Bandung dalam rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan
m

ub

Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, yang dilaksanakan


berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
ka

658.1/Kep.164 – BPLH/2012 tanggal 6 Maret 2012 tentang Panitia


ep

Pelelangan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum dalam Rangka


ah

Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi


R

Ramah Lingkungan melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


es

Daerah dengan Badan Usaha;


M

ng

6. Bahwa Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 658.1/Kep.164 –


on
gu

Halaman 69 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BPLH/2012 tanggal 6 Maret 2012 tentang Panitia Pelelangan Badan

si
Usaha Secara Pelelangan Umum dalam Rangka Pembangunan
Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah

ne
ng
Lingkungan melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha, adalah merupakan Keputusan Tata Usaha
Negara (Beschikking) yang menjadi kewenangan absolut dari

do
gu Pengadilan Tata Usaha Negara untuk membatalkannya berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

In
A
Negara;
7. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka amar
ah

lik
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU–
L/2015 tanggal 24 Juni 2016, yang telah menyatakan batal demi
hukum Pengadaan Badan Usaha Secara Pelelangan Umum Dalam
am

ub
Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama
ep
Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung, adalah
k

telah melampaui kewenangan dan melanggar ketentuan Pasal 47


ah

ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang


R

si
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
V. Tentang uraian unsur-unsur Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

ne
ng

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;


1. Unsur Pelaku Usaha:

do
gu

Pelaku usaha menurut Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1999;
“Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik
In
A

yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
ah

lik

Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui


perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
m

ub

ekonomi”;
Bahwa Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III adalah badan hukum
ka

yang didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan


ep

berkedudukan di Indonesia dan melakukan kegiatan dalam Wilayah


ah

Hukum Negara Republik Indonesia. Namun sejak proses pra pelelangan


R

dan proses pelelangan Terlapor III PT Bandung Raya Indah Lestari telah
es

mengadakan Joint Operation dengan Hangzhou Boiler Co.Ltd, badan


M

ng

hukum yang didirikan menurut hukum yang berlaku di Republik Rakyat


on
gu

Halaman 70 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tiongkok dan berkedudukan serta melakukan kegiatan usaha di Wilayah

si
Hukum Republik Rakyat Tiongkok, yang membentuk sebuah
Konsorsium;

ne
ng
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1639 ayat (1) KUHPerdata
berbunyi:
“Para sekutu dianggap secara bertimbal balik telah memberikan kuasa

do
gu supaya yang satu melakukan pengurusan bagi yang lainnya. Apa yang
dilakukan oleh masing-masing sekutu juga mengikat untuk bagian

In
A
sekutu-sekutu yang lainnya, meskipun ia tidak telah memperoleh
perizinan mereka; dengan tidak mengurangi hak mereka ini atau salah
ah

lik
seorang untuk melawan perbuatan tersebut selama perbuatan itu belum
ditutup”;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, di antara para sekutu dianggap
am

ub
secara bertimbal balik telah memberikan kuasa supaya yang satu
melakukan pengurusan bagi yang lainnya. Sehingga apa yang sudah
ep
dilakukan oleh PT Bandung Raya Indah Lestari secara otomatis
k

mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi anggota konsorsium yang


ah

lainnya yaitu: Hangzhou Boiler Co.Ltd.;


R

si
Sehingga apabila terhadap perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh
PT Bandung Raya Indah Lestari di duga telah melanggar ketentuan

ne
ng

Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka secara otomatis


tuduhan tersebut juga diberlakukan terhadap anggota konsorsium

do
gu

Hangzhou Boiler Co.Ltd.;


Oleh karena itu penempatan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III (PT
Bandung Raya Indah Lestari) sendiri dengan tidak menarik dan
In
A

mengikutsertakan Hangzhou Boiler Co.Ltd, maka mengakibatkan unsur


pelaku usaha, tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan;
ah

lik

2. Unsur Pihak Lain:


- Pihak Lain menurut Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
m

ub

Tahun 1999, yang diterbitkan oleh Komisi Pengawas Persaingan


Usaha adalah:
ka

“Para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalam proses tender
ep

yang melakukan persengkongkolan tender baik pelaku usaha sebagai


ah

peserta tender dan atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan
R

tender tersebut”;
es

- Bahwa yang dimaksud dengan “Persekongkolan atau konspirasi


M

ng

usaha” berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang


on
gu

Halaman 71 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 5 Tahun 1999 adalah:

si
“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan

ne
ng
maksud untuk menguasai pasar hidup bersangkutan bagi kepentingan
pelaku usaha yang bersekongkol”;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka persekongkolan atau

do
gu konspirasi usaha berdasarkan ketentuan tersebut di atas, hanya dapat
terjadi antara Pelaku Usaha dengan Pelaku Usaha Lain atau Pelaku

In
A
Usaha dengan Pihak Lain yang berstatus sebagai Pelaku Usaha;
- Bahwa Turut Termohon Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II dan
ah

lik
Terlapor IV adalah Pihak Lain yang bukan Pelaku Usaha;
- Bahwa Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II pada saat itu
menjabat sebagai Walikota Bandung, tetapi sejak tahun 2013 telah
am

ub
tidak menjabat lagi sebagai Walikota Bandung. Namun atas segala
perbuatan hukum yang telah dilakukan dalam kapasitasnya selaku
ep
Walikota Bandung, telah dimintakan pertanggungjawaban secara
k

pribadi. Sehingga Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II tidak


ah

dapat dimintakan pertanggungjawaban secara pribadi atas segala


R

si
perbuatan hukum yang telah dilakukan pada saat yang bersangkutan
menjabat sebagai Walikota Bandung;

ne
ng

Berdasarkan fakta tersebut di atas, maka Turut Termohon Keberatan I


dahulu Terlapor I, Turut Termohon Keberatan III dahulu Terlapor IV

do
gu

tidak dapat dikategorikan memenuhi unsur pihak lain berdasarkan


ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Sehingga
terhadap Turut Termohon Keberatan II dahulu Terlapor II secara
In
A

pribadi tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya atas segala


perbuatan hukum yang telah dilakukan pada saat Turut Termohon
ah

lik

Keberatan II dahulu Terlapor II menjabat sebagai Walikota Bandung,


melainkan seharusnya dilanjutkan oleh Walikota Bandung yang
m

ub

menjabat saat ini, Sehingga terhadap Turut Termohon Keberatan II


dahulu Terlapor II tidak terbukti secara sah dan meyakinkan memenuhi
ka

unsur pihak lain;


ep

3. Unsur bersekongkol untuk mengatur dan/atau menentukan pemenang


ah

tender:
R

- Bahwa yang dimaksud dengan “ Persekongkolan atau konspirasi


es

usaha ” berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang


M

ng

Nomor 5 Tahun 1999 adalah:


on
gu

Halaman 72 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang

si
dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
maksud untuk menguasai pasar hidup bersangkutan bagi kepentingan

ne
ng
pelaku usaha yang bersekongkol”;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka persekongkolan atau
konspirasi usaha berdasarkan ketentuan tersebut di atas, hanya dapat

do
gu terjadi antara Pelaku Usaha dengan Pelaku Usaha Lain;
- Menurut Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

In
A
yang diterbitkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha , Unsur
bersengkongkol antara lain dapat berupa:
ah

lik
a. Kerjasama antara dua pihak atau lebih;
b. Secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan
penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya;
am

ub
c. Membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan;
d. Menciptakan persaingan semu;
ep
e. Menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persengkongkolan;
k

f. Tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui


ah

atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan


R

si
untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender
tertentu;

ne
ng

g. Gambaran kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau


pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada

do
gu

pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum.


- Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan fakta-fakta yang
terungkap di dalam pemeriksaan Lanjutan Komisi Pengawas
In
A

Persaingan Usaha, tidak ada satupun keterangan saksi atau


keterangan ahli yang dapat membuktikan adanya persekongkolan di
ah

lik

dalam pelaksanaan Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan


Infrastruktur Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah
m

ub

Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah


dengan Badan Usaha;
ka

- Bahwa terlebih lagi Turut Termohon Keberatan I, II & III dahulu


ep

Terlapor I, II & IV, adalah Pihak Lain yang bukan Pelaku Usaha.
ah

Sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang


R

Nomor 5 Tahun 1999, tidak mungkin terjadi persekongkolan atau


es

konspirasi usaha;
M

ng

- Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka unsur mengatur dan


on
gu

Halaman 73 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau menentukan pemenang tender, menjadi tidak terpenuhi secara

si
sah dan meyakinkan.
4. Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat:

ne
ng
Bahwa menurut ketentuan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 berbunyi:
“Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha

do
gu dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan
atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum

In
A
atau menghambat persaingan usaha”;
- Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di dalam
ah

lik
pemeriksaan lanjutan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, hingga
saat ini belum/tidak ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara
Pemerintah Kota Bandung dengan Pemohon Keberatan dahulu
am

ub
Terlapor III, (PT Bandung Raya Indah Lestari). Sehingga proyek
pembangunan PLTSA di Kota Bandung belum/tidak dapat
ep
dilaksanakan, artinya masih terbuka kesempatan bagi pihak lain
k

untuk melakukan pembangunan proyek PLTSA Gede Bage oleh


ah

siapapun, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang


R

si
berlaku;
- Bahwa oleh karena hingga saat ini Perjanjian Kerjasama antara

ne
ng

Pemerintah Kota Bandung dengan Pemohon Keberatan sebagai


Pemenang Lelang belum ditandatangani, maka Termohon Keberatan

do
gu

telah memberikan Rekomendasi berupa Saran dan Pertimbangan


kepada Walikota Bandung, yang selengkapnya berbunyi:
“Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk
In
A

menyampaikan Saran dan Pertimbangan kepada Walikota Bandung


untuk melaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
ah

lik

Sampah (PLTSA) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang


berlaku dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip persaingan usaha
m

ub

yang sehat dan adil”;


- Bahwa pertimbangan dari Termohon Keberatan di dalam memberikan
ka

Rekomendasi berupa Saran dan Pertimbangan kepada Walikota


ep

Bandung adalah:
ah

- Bahwa berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 4 Perpres Nomor 18 Tahun


R

2016, dalam rangka percepatan pembangunan PLTSA, Pemerintah


es

Daerah dapat menugaskan badan usaha milik daerah atau


M

ng

menunjuk badan usaha swasta untuk melakukan pembangunan


on
gu

Halaman 74 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLSTa). Badan usaha milik

si
daerah yang ditugaskan atau badan usaha swasta yang ditunjuk
dapat bekerjasama dengan badan usaha lainnya dan/atau

ne
ng
pemerintah kabupaten/kota yang bersebelahan dengan
pembangunan PLTSA. Selanjutnya badan usaha milik daerah yang
ditugaskan atau badan usaha swasta yang ditunjuk tersebut akan

do
gu bertindak selaku Pengelola Sampah Kota dan Pengembang PLTSA;
- Bahda berdasarkan ketentuan pasal 5 Perpres Nomor 18 Tahun

In
A
2016, Pemerintah Daerah antara lain harus memastikan
ketersediaan sampah dengan kapasitas minimal 1000 (seribu) ton
ah

lik
per hari;
- Bahwa Majelis Komisi menilai solusi penyelesaian permasalahan
sampah di Kota Bandung dengan mekanisme pembangunan PLTSA
am

ub
berdasarkan Perpres 18 tahun 2016 akan lebih komprehensif, efektif
dan efisien mengingat kapasitas sampah kota Bandung mencapai
ep
1500 (seribu lima ratus) ton per hari yang melebihi persyaratan
k

minimum sejumlah 1000 (seribu) ton per hari;


ah

- Bahwa berdasarkan Rekomendasi dan pertimbangan dari Termohon


R

si
Keberatan tersebut di atas, membuktikan secara sempurna bahwa
unsur mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat tidak

ne
ng

terpenuhi dan masih dimungkinkan untuk dilakukan penunjukkan


Badan Usaha berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016;

do
gu

- Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka unsur


sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat, menjadi tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan;
In
A

Bahwa berdasarkan dan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon


Keberatan/Terlapor III mohon Pengadilan Negeri Bandung agar memberikan
ah

lik

putusan sebagai berikut:


1. Menerima dan mengabulkan keberatan dari Pemohon Keberatan dahulu
m

ub

Terlapor III untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III, Turut Termohon
ka

Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II & IV tidak terbukti secara sah dan
ep

meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


ah

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak


R

Sehat;
es

3. Menyatakan sah menurut hukum Pengadaan Badan Usaha Secara


M

ng

Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan


on
gu

Halaman 75 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme

si
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung;
4. Menyatakan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 12/KPPU-

ne
ng
L/2015 tanggal 24 Juni 2016, batal atau batal demi hukum;
5. Menghukum Turut Termohon Keberatan I, II & III untuk tunduk dan taat
terhadap putusan di dalam perkara ini;

do
gu 6. Menghukum Termohon Keberatan dahulu KPPU untuk membayar biaya
perkara;

In
A
Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon agar perkara ini diputus
ah

lik
dengan seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Bahwa, terhadap keberatan tersebut, Pengadilan Negeri Bandung telah
memberikan putusan Nomor 02/Pdt.Sus/KPPU/2016/PN.Bdg. tanggal 17
am

ub
Oktober 2016 yang amarnya sebagai berikut:
1. Megabulkan permohonan keberatan Pemohon Keberatan untuk seluruhnya;
ep
2. Menyatakan Pemohon Keberatan dahulu Terlapor III, Turut Termohon
k

Keberatan I, II & III dahulu Terlapor I, II & IV tidak terbukti secara sah dan
ah

meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


R

si
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak
Sehat;

ne
ng

3. Menyatakan sah menurut hukum Pengadaan Badan Usaha Secara


Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur Pengolahan

do
gu

Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme


Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha di Kota Bandung;
4. Membatalkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
In
A

12/KPPU-L/2015 tanggal 24 Juni 2016;


5. Menghukum Turut Termohon Keberatan I, Turut Termohon Keberatan II &
ah

lik

Turut Termohon Keberatan III untuk tunduk dan taat terhadap putusan
permohonan keberatan ini;
m

ub

6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara sebesar


Rp971.000,00 (sembilan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah);
ka

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Bandung tersebut telah


ep

diucapkan dengan hadirnya Termohon Keberatan pada tanggal 17 Oktober


ah

2016, terhadap putusan tersebut Termohon Keberatan melalui kuasanya


R

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2016 mengajukan


es

permohonan kasasi pada tanggal 27 Oktober 2016 sebagaimana ternyata dari


M

ng

Akta Permohonan Kasasi Nomor 111/Pdt/KS/2016/PN.Bdg. yang dibuat oleh


on
gu

Halaman 76 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengadilan Negeri Bandung, permohonan tersebut diikuti dengan

si
memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada
tanggal 7 November 2016;

ne
ng
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan
pada tanggal 9 November 2016, kemudian Pemohon Keberatan mengajukan
kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

do
gu Bandung pada tanggal 22 November 2016;
Menimbang, bahwa permohonan a quo beserta keberatan-keberatannya

In
A
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
ah

lik
oleh karena itu permohonan tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:
am

ub
A. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena telah keliru dan salah dalam
menerapkan hukum terkait dengan pertimbangan hukum terhadap unsur
ep
bersekongkol;
k

B. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena telah keliru dan salah
ah

menerapkan hukum atau melanggar hukum terkait pertimbangan hukum


R

si
terhadap Memorandum of Understanding (MoU) dalam perkara a quo;
C. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena salah dan keliru menerapkan

ne
ng

hukum dalam pertimbangan hukumnya terkait tambahan waktu terkait


pemenuhan syarat sebagai pemrakarsa;

do
gu

D. Putusan Judex Facti patut untuk dibatalkan karena salah menerapkan


hukum dalam pertimbangan hukumnya terkait dengan kompensasi kepada
Termohon Kasasi
In
A

E. Putusan Judex Facti telah salah dan keliru dalam penerapan hukumya
terkait pertimbangan hukumnya terkait persekongkolan pada tahap
ah

lik

prakualifikasi dan tahap pelelangan;


Bahwa Pokok-pokok kasasi tersebut, dapat Termohon Kasasi jelaskan dalam
m

ub

uraian di bawah ini:


A. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena telah keliru dan salah dalam
ka

menerapkan hukum terkait dengan pertimbangan hukum terhadap unsur


ep

bersekongkol;
ah

1. Bahwa Judex Facti telah salah dan keliru dalam penerapan hukumnya
R

terkait dengan pertimbangan hukum persekongkolan dalam lelang a quo


es

yang dimuat pada halaman 162 alenia ke-5 (kelima) yang menyatakan
M

ng

dalam hal adanya dugaan persekongkolan untuk menentukan tender


on
gu

Halaman 77 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau pemenang lelang maka harus dibuktikan dengan adanya perjanjian

si
secara tertulis atau secara lisan. Bahwa Judex Facti dalam
pertimbangan hukumnya pada halaman 163 alenia pertama menyatakan

ne
ng
bahwa perjanjian yang dilarang adalah sebagaimana ketentuan Pasal 1
angka 7 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang dapat Pemohon
kasasi kutip sebagai berikut:

do
gu Putusan Judex Facti halaman 162 alenia ke-5 (kelima)
Menimbang dalam hal adanya dugaan persekongkolan untuk

In
A
menentukan tender atau pemenang lelang maka harus dibuktikan
dengan adanya perjanjian secara tertulis atau secara lisan;
ah

lik
Putusan Judex Facti halaman 163 alenia pertama
“Menimbang, bahwa perjanjian yang dilarang adalah sesuai dengan
perjanjian yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 7, kesepakatan pelaku
am

ub
usaha yang satu dengan pelaku usaha lain dalam bentuk tertulis
maupun tidak tertulis”;
ep
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dalam
k

pertimbangan hukumnya terkait persekongkolan vertikal pada tahap pra


ah

perencanaan pelelangan yang menyatakan bahwa pembuktian terkait


R

si
adanya persekongkolan pada tahap pra prencanaan tidak didasarkan
pada fakta-fakta sebenarnya karena pendirian PT bandung Raya Indah

ne
ng

Lestari didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007


dengan pertimbangan Judex Facti yang dimuat pada halaman 163

do
gu

alenia ke-2 (kedua) sampai dengan alenia ke-4 (keempat) sebagai


berikut:
2.1. Bahwa dalam akta pendirian PT BRIL Nomor 4 tanggal 1
In
A

september 2005 tidak menyebutkan bahwa PT BRIL merupakan


gabungan dari PT Hexa Pilar dan PT International Bio Recovery.
ah

lik

PT Hexa pilar didirikan secara pribadi bukan badan hukum dan PT


International Bio Recovery adalah gabungan pemegang Saham
m

ub

yang sama-sama mengikuti beauty contest dan saling


membutuhkan;
ka

2.2. Bahwa berdasarkan fakta TPA leuwi gajah tidak layak dan harus
ep

ditutup sehingga beuaty contest tidak dilanjutkan. Bahwa PT BRIL


ah

didirikan oleh orang perorangan yang memiliki kepedulian untuk


R

mengatasi darurat sampah secara cepat dan tepat di Kota


es

Bandung;
M

ng

3. Bahwa Perimbangan Judex Facti tersebut adalah telah keliru dan salah
on
gu

Halaman 78 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menerapkan hukum serta tidak memeriksa secara cermat bukti yang

si
terdapat dalam perkara a quo yang dapat Pemohon kasasi jelaskan
dalam uraian sebagai berikut:

ne
ng
3.1. Bahwa terkait pertimbangan Judex Facti yang menyatakan dalam
hal adanya dugaan persekongkolan untuk menentukan tender
atau pemenang lelang maka harus dibuktikan dengan adanya

do
gu perjanjian secara tertulis atau secara lisan sebagaimana ketentuan
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah

In
A
keliru dan salah menerapakan hukum;
3.2. Bahwa Ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
ah

lik
adalah sebagai berikut:
Pasal 22
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
am

ub
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat;
ep
3.3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 35 huruf f Undang-Undang Nomor
k

5 Tahun 1999 Pemohon Kasasi berwenang untuk menyusun


ah

pedoman sebagai pentuk pelaksanaan tugas Pemohon kasasi.


R

si
Salah satu pedoman yang disusun Termohon Kasasi yaitu
Pedoman Pasal 22 tentang Persekongkolan tender yang

ne
ng

diterbitkan melalui Peraturan KPPU Nomor 02 Tahun 2010 tentang


Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persengkongkolan dalam

do
gu

Tender;
3.4. Bahwa unsur bersekongkol dalam Peraturan KPPU Nomor 02
Tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22 tentang Larangan
In
A

Persengkongkolan dalam Tender adalah sebagai berikut:


Bersekongkol adalah kerjasama yang dilakukam oleh pelaku
ah

lik

usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dengan cara


apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu.
m

ub

Bahwa Unsur bersekongkol dapat berupa:


a. kerjasama antara dua pihak atau lebih;
ka

b. secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan


ep

tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya;


ah

c. membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan;


R

d. menciptakan persaingan semu;


es

e. menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan;


M

ng

f. tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui


on
gu

Halaman 79 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut

si
dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan
peserta tender tertentu;

ne
ng
g. pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender
atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung
kepada pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara

do
gu melawan hukum;
bahwa unsur bersekongkol dalam Peraturan KPPU Nomor 02

In
A
Tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22 tentang Larangan
Persengkongkolan dalam Tender tidak mengatur mengenai
ah

lik
adanya pembuktian perjanjian;
3.5. Bahwa persekongkolan tender dapat melalui kerjasama antara
pelaku usaha dengan pihak lain secara terang-terangan maupun
am

ub
diam-diam. Namun sebagaimana diketahui hampir tidak ada pihak
yang mau melakukan persekongkolan tender atau perbuatan
ep
melawan hukum lainnya yang dilakukan melalui perjanjian tertulis.
k

Namun dapat juga terjadi kondisi dimana persekongkolan tender


ah

yang dilakukan secara terang-terangan melalui perjanjian/


R

si
kesepakatan tertulis. Bahwa persekongkolan yang dilakukan
secara diam-diam terjadi karena adanya ”meeting of mind” yang

ne
ng

dilakukan tanpa adanya kesepakatan diantara para pelaku usaha.


Bahwa tindakan persekongkolan secara diam-diam oleh lembaga

do
gu

persaingan dibeberapa negara disebut sebagai ” tacit collusion”


yang dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagaimana diuraikan
dalam unsur bersekongkol dalam Peraturan KPPU Nomor 02
In
A

Tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22 tentang Larangan


Persengkongkolan dalam Tender;
ah

lik

3.6. Bahwa Pertimbangan majelis yang menyatakan bahwa perjanjian


yang dilarang adalah sesuai dengan Pasal 1 angka 7
m

ub

pertimbangan hukum yang salah dan keliru dalam penerapan


hukumnya. Bahwa Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 5
ka

Tahun 1999 mengatur mengenai definisi perjanjian bukan


ep

mengenai perjanjian yang dilarang. Bahwa ketentuan Pasal 1


ah

angka 7 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dapat Pemohon


R

kasasi kutip sebagai berikut:


es

7. Perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku


M

ng

usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih


on
gu

Halaman 80 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis

si
maupun tidak tertulis;
3.7. Bahwa berdasarkan hal tersebut maka pertimbangan Judex Facti

ne
ng
terkait pembuktian persekongkolan harus dibuktikan adanya
perjanjian yang dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 7 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah pertimbangan hukum yang

do
gu salah dan keliru dalam menerapkan hukum, oleh karenanya sudah
seharusnya untuk dibatalkan;

In
A
4. Bahwa Pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dalam
penerapan hukumnya dengan menyatakan bahwa persekongkolan pra
ah

lik
kualifikasi yang dilakukan persekongkolan pada tahap pra prencanaan
tidak didasarkan pada fakta-fakta sebenarnya sebagaimana dimuat
dalam pertimbangan Judex Facti pada halaman 163 alenia ke-2 (kedua)
am

ub
sampai dengan alenia ke-4 (keempat) dengan uraian penjelasan
sebagai berikut:
ep
4.1. Bahwa Pertimbangan Judex Facti pada halaman 163 alenia ke-3
k

(ketiga) yang menyatakan bahwa akta pendirian Termohon


ah

Kasasi Nomor 4 tanggal 1 september 2005 tidak menyebutkan


R

si
bahwa Termohon Kasasi merupakan gabungan dari PT Hexa
Pilar dan PT International Bio Recovery, melainkan gabungan

ne
ng

pemegang saham yang sama-sama mengikuti beauty contest dan


saling membutuhkan adalah telah salah dan keliru dalam

do
gu

penerapan hukum dengan uraian sebagai berikut:


4.1.1. Bahwa dalam mengungkap sebuah tindakan pelanggaran
terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 atau
In
A

pelanggaran hukum lainnya maka perlu mengetahui dan


mengungkap siapa (WHO) yang melanggar, bagaimana
ah

lik

sebuah tindakan pelanggaran hukum dan fakta serta fakta


dan bukti yang terkait sehingga terangkai sebuah gambaran
m

ub

yang jelas dalam utuh terkait dengan suatu pelanggaran


hukum;
ka

4.1.2. Bahwa Pemohon Kasasi dalam Putusan Nomor 12/KPPU-


ep

L/2015 tidak pernah menyebutkan bahwa Termohon Kasasi


ah

adalah gabungan dari PT Hexa Pilar dan PT International


R

Bio Recovery. Bahwa pertimbangan Pemohon kasasi terkait


es

pendirian Termohon Kasasi pada halaman 138-139 yang


M

ng

dapat Pemohon Kasasi kutip adalah sebagai berikut:


on
gu

Halaman 81 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.2. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan

si
tentang pembentukan Terlapor III yaitu PT Bandung
Raya Indah Lestari (PT BRIL) adalah sebagai berikut:

ne
ng
5.2.1. Terlapor III didirikan berdasarkan hukum
Indonesia berdasarkan Akta Nomor 4 tanggal 1
September 2005 yang dibuat di hadapan

do
gu Notaris Endang Usman, S.H.;
5.2.2. Terlapor III didirikan dalam kurun waktu kurang

In
A
lebih 3 (tiga) bulan setelah tidak adanya
kelanjutan terhadap Hasil Seleksi Calon
ah

lik
Investor Pengelolaan Sampah Kota Bandung
setelah dilaporkan oleh Tim Seleksi pada
tanggal 9 Mei 2005;
am

ub
5.2.3. Majelis Komisi menilai bahwa pendirian
Terlapor III berkaitan erat dengan kondisi tidak
ep
dilanjutkannya Hasil Seleksi Calon Investor
k

Pengelolaan Sampah Kota Bandung tersebut;


ah

5.2.4. Terdapat 7 (tujuh) orang pendiri dan pemegang


R

si
saham Terlapor III yaitu Sdr. Yosef Sunaryo,
Sdr. Kusnadi, Sdr. Kurniadi, Sdr. FX

ne
ng

Darmawan, Sdr. Jahja Tear Tjahjana, Sdr. Edi


Sukamto dan Sdr. Ginawan Chondro;

do
gu

5.2.5. Pemegang saham Terlapor III yaitu


Sdr.Kurniadi, Sdr. FX Darmawan dan Sdr.
Jahja Tear Tjahjana adalah pemegang saham
In
A

PT Hexa Pilar Utama yang merupakan salah


satu peserta Seleksi Calon Investor
ah

lik

Pengelolaan Sampah Kota Bandung;


5.2.6. Pemegang saham Terlapor III yaitu Sdr. Edi
m

ub

Sukamto dan Sdr. Ginawan Chondro


merupakan pendiri dan pemegang saham
ka

Istana Group yang merupakan induk


ep

perusahaan PT Hexa Pilar Utama;


ah

5.2.7. Pemegang saham Terlapor III yaitu Sdr. Yosef


R

Sunaryo merupakan pemegang saham PT


es

Internasional Bio Recovery yang merupakan


M

ng

salah satu peserta Seleksi Calon Investor


on
gu

Halaman 82 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengelolaan Sampah Kota Bandung;

si
5.2.8. Berdasarkan Hasil Seleksi Calon Investor
Pengelolaan Sampah Kota Bandung

ne
ng
sebagaimana telah diuraikan pada butir 5.1.7.
dan 5.1.8. PT Hexa Pilar Utama dan PT
Internasional Bio Recovery tidak lulus Seleksi

do
gu Calon Investor Pengelolaan Sampah Kota
Bandung;

In
A
5.2.9. Majelis Komisi menilai pendiri dan pemegang
saham Terlapor III yang memiliki hubungan
ah

lik
kepemilikan saham dengan perusahaan-
perusahaan yang pernah mengikuti Seleksi
Calon Investor Pengelolaan Sampah Kota
am

ub
Bandung tersebut;
4.1.3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman
ep
163 pada alinea ketiga yang dapat Pemohon Kasasi kutip
k

sebagai berikut:
ah

Menimbang bahwa dalam akta pendirian PT Bandung Raya


R

si
Indah Lestari Nomor 4 tanggal 1-9-2005 dengan jelas tidak
menyebutkan PT Bandung Raya Indah Lestari merupakan

ne
ng

gabungan dari PT Hexa Pilar dan PT International Bio


Recovery, karena PT Hexa pilar didirikan oleh

do
gu

perseorangan selaku pribadi bukan badan hukum dan PT


International Bio Recovery adalah gabungan pemegang
Saham yang sama-sama mengikuti beauty contest dan
In
A

saling membutuhkan;
4.1.4. Bahwa Termohon Kasasi dalam Kesimpulannya Pada
ah

lik

Proses Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 12/KPPU-


L/2015 yang telah dimuat dalam Putusan Pemohon Kasasi
m

ub

Nomor 12/KPPU-L/2015 pada halaman 84 pada angka


27.37 sampai dengan angka 27.38, dapat Termohon Kasasi
ka

kutip sebagai berikut:


ep

27.37 Bahwa berdasarkan keterangan Terlapor III PT


ah

Bandung Raya Indah Lestari yang menerangkan


R

bahwa PT Bandung Raya Indah Lestari bukan


es

gabungan dari PT Hexa Pilar dan PT International


M

ng

Bio Recovery, melainkan gabungan pemegang


on
gu

Halaman 83 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saham yang sama-sama mengikuti Beauty Contest.,

si
yang menerangkan:
“PT Bandung Raya Indah Lestari bukan gabungan

ne
ng
dari PT Hexa Pilar dan PT International Bio
Recovery, melainkan gabungan pemegang saham
yang sama-sama mengikuti Beauty Contest;

do
gu 27.38 Bahwa Inisiator bergabung/pembentukan PT BRIL
adalah kita semua, kami saling membutuhkan, kalau

In
A
Hexa Pilar membawa teknologi incenerator, Hexa
Pilar tidak punya financial yang cukup, yang mampu
ah

lik
Internasional Bio Recovery”; (Gabungan pemegang
saham dimaksud adalah gabungan 7 (tujuh) orang
pengusaha dan bukan gabungan badan hukum);
am

ub
4.1.5. Bahwa berdasarkan hal tersebut telah jelas dinyatakan
bahwa Pemohon Kasasi dalam Putusan KPPU tidak pernah
ep
menilai dalam pertimbangan hukumnya bahwa Termohon
k

Kasasi merupakan gabungan dari PT Hexa Pilar dan PT


ah

International Bio Recovery, karena PT Hexa pilar didirikan


R

si
oleh perseorangan selaku pribadi bukan badan hukum dan
PT International Bio Recovery adalah gabungan pemegang

ne
ng

Saham yang sama-sama mengikuti beauty contest dan


saling membutuhkan;

do
gu

4.1.6. Bahwa berdasarkan uraian di atas maka Judex Facti telah


keliru dalam memahami dan menerapkan hukum dalam
perkara a quo terkait dengan Penilaian Pemohon kasasi
In
A

dalam Putusan KPPU sehingga sampai pada kesalahan


dalam pertimbangan hukumnya, sehingga pertimbangan
ah

lik

Judex Facti tersebut sudah seharusnya untuk dibatalkan;


4.2. Bahwa Putusan Judex Facti telah salah dan keliru dalam
m

ub

pertimbangan hukumnya yang menyatakan bahwa


persekongkolan vertikal pada tahap (pra) perencanaan pelelangan
ka

a quo, tidak didasarkan pada fakta yang sebenarnya dengan


ep

alasan beauty contest tidak ditindak lanjuti, sehingga didirikan


ah

Termohon Kasasi oleh orang-perorangan yang memiliki


R

kepedulian mengatasi darurat sampah secara cepat dan tepat


es

dibandung, adalah telah salah dan keliru dalam penerapan hukum


M

ng

dengan uraian sebagai berikut:


on
gu

Halaman 84 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.2.1. Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 163 alenia

si
ke-4 (keempat) yang dapat dikutip sebagai berikut:
“Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum disebutkan

ne
ng
TPA leuwigajah berdasarkan hasil invetsigasi dari
pemerintah pusat dinyatakan tidak layak dan harus ditutup
sehingga seleksi calon investor pengelolaan sampah di

do
gu Kota Bandung (beauty contest) tidak dapat ditindak lanjuti,
maka PT Bandung Raya Indah Lestari didirikan oleh orang

In
A
perorangan yang memiliki kepedulian untuk mengatasi
darurat sampah secara cepat dan tepat di Kota Bandung”;
ah

lik
4.2.2. Bahwa berdasarkan pertimbangan Judex Facti yang
menyatakan bahwa Termohon kasasi didirikan oleh orang
perorangan yang memiliki kepedulian untuk mengatasi
am

ub
darurat sampah secara cepat dan tepat di Kota Bandung
adalah bertentangan dengan fakta dan bukti, hal tersebut
ep
mengakibkan pertimbangan Judex Facti menjadi salah dan
k

keliru dalam menerapkan hukum. Bahwa fakta dan bukti


ah

bahwa Termohon Kasasi nyata-nyata tidak dapat mengatasi


R

si
darurat sampah secara cepat dan telah, justru sebaliknya
menghambat proses pengelolaan sampah dan kesempatan

ne
ng

bagi pihak lain untuk mengelola sampah terkait kondisi


darurat sampah yang dihadapi Kota Bandung adalah

do
gu

sebagai berikut:
4.2.2.1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
In
A

Pengadaan Barang/Jasa pemerintah (selanjutnya


disebut Perpres 54 Tahun 2010), definisi
ah

lik

PengadaanBarang/Jasa Pemerintah sebagai


berikut:
m

ub

Pasal 1 Angka 1 Perpres Nomor 54 Tahun 2010;


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
ka

selanjutnya disebut dengan Pengadaan


ep

Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh


ah

Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan


R

Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang


es

prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan


M

ng

sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk


on
gu

Halaman 85 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memperoleh Barang/Jasa;

si
4.2.2.2. Bahwa berdasarkan Pasal 20 Perpres 67 Tahun
2010 tata cara pengadaan meliputi hal-hal sebagai

ne
ng
berikut:
Pasal 20
Tata cara pengadaan sebagaimana dimaksud

do
gu dalam Pasal 18, meliputi:
a. persiapan pengadaan;

In
A
b. pelaksanaan pengadaan;
c. penetapan pemenang; dan
ah

lik
d. penyusunan perjanjian kerjasama;
4.2.2.3. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 Perpres 54
tahun 2010 dan Pasal 20 Perpres 67 Tahun 2005,
am

ub
maka Kegiatan pengadaan Barang/jasa
Pemerintah khususnya Pengadaan Barang dan
ep
Jasa antara Pemerintah dan badan usaha adalah
k

dimulai sejak perencanaan hingga


ah

penandatanganan perjanjian;
R

si
4.2.2.4. Bahwa berdasarkan Memorandum of
Understading (MoU) antara Turut Termohon

ne
ng

Kasasi III dan Termohon Kasasi yang


ditandatangani pada Tanggal 21 September 2005

do
gu

(jangka waktu MoU 21 September 2005-21


September 2006) Termohon Kasasi wajib
memenuhi kewajibannya dalam MoU untuk
In
A

menyelesaikan Feasibility Study (FS) dan Studi


Amdal dalam jangka waktu 6 (enam) bulan.
ah

lik

Bahwa apabila setelah 6 (enam) bulan Termohon


Kasasi tidak memenuhi maka MoU tidak berlaku/
m

ub

berakhir. Bahwa pada faktanya Termohon Kasasi


setelah 6 (enam) bulan Pasca MoU, tidak dapat
ka

memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan


ep

Feasibility Study (FS) dan Studi Amdal;


ah

4.2.2.5. Bahwa terhadap pelaksanaan kewajiban dalam


R

MoU faktanya Termohon Kasasi tetap tidak dapat


es

memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan


M

ng

Feasibility Study (FS) dan Studi Amdal secara


on
gu

Halaman 86 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
cepat dan tepat untuk mengatasi darurat sampah.

si
Bahwa penyelesaian kewajiban tersebut
memakan waktu hingga hampir 6 (enam) tahun

ne
ng
berdasarkan fakta adanya 4 (empat) kali
addendum dan Perpanjangan dan
Penyempurnaan Studi kelayakan sebagai berikut:

do
gu 1. Addendum I: 18 September 2006 sampai
dengan 21 September 2007 dengan alasan

In
A
Terlapor III belum menyelesaikan studi
kelayakan dan studi Amdal karena adanya
ah

lik
kendala dalam proses pemilihan dan
penetapan lokasi rencana kegiatan terkait
masalah perizinan;
am

ub
2. Addendum II: 20 September 2007 sampai
dengan 20 September 2008 dengan alasan
ep
Terlapor III belum dapat menyelesaikan studi
k

Amdal, dikarenakan masih dalam tahap


ah

konsultasi publik dan masih memerlukan waktu


R

si
untuk sampai pada tahap Laporan Akhir;
3. Addendum III: 19 Maret 2008 sampai dengan

ne
ng

19 September 2008 dengan alasan AMDAL


masih dalam proses dan masih memerlukan

do
gu

waktu untuk sampai pada tahap akhir


4. Addendum IV: 19 September 2008 sampai
dengan 19 September 2009 dengan
In
A

mempertimbangkan hasil Risalah Rapat


tanggal 23 Agustus 2008 antara Terlapor IV
ah

lik

dengan Terlapor III perihal Pembahasan


Perpanjangan MoU Rencana Pengelolaan
m

ub

Sampah Kota Bandung Menjadi Energi Listrik


disepakati untuk memperpanjang MoU
ka

sehubungan dengan ada beberapa hal yang


ep

dipandang perlu dipersiapkan untuk


ah

melaksanakan Perjanjian Kerjasama;


R

5. Bahwa berdaasarkan surat Walikota (Turut


es

Termohon Kasasi II) Nomor 658.11/1989-PD


M

ng

KBR tanggal 16 Agustus 2010 yang


on
gu

Halaman 87 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyatakan bahwa usulan tersebut dapat

si
dipandang sebagai proyek atas prakarsa
badan usaha dan oleh karena itu Termohon

ne
ng
Kasasi diminta segera melengkapi
permohonan sebagaimana dipersyaratkan di
dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun

do
gu 2005 sebagai berikut paling lambat pada akhir
minggu ke-3 bulan September 2010

In
A
memberikan. Bahwa Termohon Kasasi baru
melengkapi penyempurnaan Studi Kelayakan
ah

lik
Pembangkit Listrik dengan Bahan Bakar
Sampah kota Bandung pada tanggal 8
Oktober 2010, (terlambat 2 (dua) minggu);
am

ub
6. Bahwa Studi Kelayakan yang telah
disampaikan oleh Termohon kasasi telah
ep
direview oleh Tim Kerjasama Pemerintah
k

dengan Swasta (KPS) dan Bappenas RI.


ah

Secara umum, hasil review Studi Kelayakan


R

si
tersebut telah memenuhi ketentuan akan
tetapi perlu ada perbaikan kembali dan

ne
ng

perbaikan tersebut harus diselesaikan paling


lambat 23 Februari 2011 sebagaimana

do
gu

disampaikan oleh Terlapor II melalui Surat


Nomor 658.1/370 – BPLH tanggal 17 Februari
2011. Bahwa Perbaikan kembali Studi
In
A

Kelayakan disampaikan oleh Termohon


Kasasi pada tanggal 22 Februari 2011;
ah

lik

4.2.2.6. Bahwa berdasarkan uraian di atas maka


Termohon Kasasi yang tiba-tiba 20 (dua puluh) hari
m

ub

pasca Termohon Kasasi didirikan, pada tanggal 21


September 2005 Turut Termohon Kasasi III dan
ka

Termohon Kasasi menandatangani MoU Nomor


ep

658.1/2743-PDKBR dan Nomor 001/IX/BRIL-


ah

KS/2005.mengajukan MoU sebenarnya tidak


R

memiliki kemampuan serta kapasitas untuk


es

menjadi pengelola sampah di Kota Bandung,


M

ng

apalagi dikatakan sebagai badan usaha yang


on
gu

Halaman 88 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didirikan oleh orang-perorangan yang memiliki

si
kepedulian mengatasi darurat sampah secara
cepat dan tepat di Bandung, karena sejak MoU

ne
ng
tanggal 21 September 2005, kelengkapan untuk
menjadi pengelola sampah baru benar-benar
selesai dipenuhi 22 Februari 2011;

do
gu 4.2.2.7. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang
menyatakan bahwa Termohon Kasasi didirikan

In
A
oleh orang-perorangan yang memiliki kepedulian
mengatasi darurat sampah secara cepat dan tepat
ah

lik
di Bandung, adalah melanggar fakta materiil dan
pertimbangan yang mengada-ada tanpa didukung
bukti yang ada dalam perkara a quo;
am

ub
4.2.2.8. Bahwa apabila Termohon Kasasi benar-benar
badan usaha yang memiliki kepedulian untuk
ep
mengatasi darurat sampah secara cepat dan tepat
k

maka, dengan tidak dapat dipenuhinya kewajiban


ah

pada MoU awal untuk memenuhi study kelayakan


R

si
dan Amdal, aka seharusnya Termohon kasasi
mengundurkan diri dan menjalankan isi MoU yang

ne
ng

telah memiliki secara hukum yaitu MoU tersebut


tidak berlaku sehingga dapat memberikan

do
gu

kesempatan bagi Pemerintah Kota Bandung


dalam mencari alternatif darurat sampah.
Faktanya Termohon Kasasi dan Turut Termohon
In
A

Kasasi II berdasarkan Persetujuan Turut


Termohon II justru melakukan tindakan
ah

lik

perpanjangan MoU yang merupakan bentuk


pelanggaran Perpres 67 tahun 2005;
m

ub

4.2.2.9. Bahwa dengan demikian pertimbangan Judex


Facti yang menyatakan bahwa Termohon Kasasi
ka

didirikan oleh orang-perorangan yang memiliki


ep

kepedulian mengatasi darurat sampah secara


ah

cepat dan tepat di Bandung atalah telah sangat


R

salah dan keliru, sehingga sudah seharusnya


es

untuk dibatalkan;
M

ng

4.3. Bahwa berdasarkan uraian fakta di atas dapat disimpulkan


on
gu

Halaman 89 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan Judex Facti yang terkait persekongkolan vertikal

si
pada tahap (pra) perencanaan pelelangan dengan pertimbangan
bahwa Termohon Kasasi bukan didirikan oleh gabungan PT Hexa

ne
ng
Pilar dan PT International Bio Recovery serta Termohon Kasasi
didirikan oleh orang perorangan yang memiliki kepedulian untuk
mengatasi sampah secara cepat dan tepat adalah tidak tepat dan

do
gu salah dalam penerapan hukum dan bertentangan dengan fakta
yang bukti sehingga mohon kepada yang Terhormat Majelis

In
A
Hakim Mahkamah Agung Republiki Indonesia untuk
membatalkan;
ah

lik
B. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena telah keliru dan salah
menerapkan hukum atau melanggar hukum terkait pertimbangan hukum
terhadap Memorandum of Understanding (MoU) dalam perkara a quo;
am

ub
1. Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 163 alenia kelima dan
halaman 164 alinea ke-2 dan alinea ke-4 telah keliru dan salah dalam
ep
menerapkan hukum atau melanggar Perppres Nomor 67 Tahun 2005
k

dan perubahannya yang menyatakan terkait perpanjangan MoU yang


ah

dilakukan sebanyak 4 (empat ) kali Oleh Termohon Kasasi dan Turut


R

si
Termohon Kasasi III adalah dalam rangka perjanjian, terkait adendum IV
MoU tanggal 19 September 2008 merupakan bentuk preferensi

ne
ng

Terlapor IV kepada Terlapor III untuk menjadi pemrakarsa proyek yang


seharusnya berdasarkan hasil rapat tanggal 23 agustus 2008 Mou

do
gu

tersebut berakhir menurut Majelis hakim adalah tidak tepat berdasarkan


pertimbangan/alasan sebagai berikut:
1.1. Bahwa Putusan Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya telah
In
A

melanggar hukum sebagai ketentuan dalam Perppres 67 Tahun


2005 dan perubahannya yang menyatakan bahwa Penilaian
ah

lik

Pemohon Kasasi terkait Preferensi yang diterima Termohon


Kasasi tidak pernah dibuktikan oleh Termohon Kebertan karena
m

ub

jangka waktunya akan berakhirnya pada tanggal 19 September


2008, Termohon Kasasi III belum siap menandatangani
ka

Perjanjian Kerjasama karena masih menunggu terbitnya


ep

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 sehingga addendum


ah

tersebut harus ditandatangani agar ada pegangan bagi kedua


R

belah pihak, dan merupakan implementasi prinsip dasar hukum


es

Pasal 1338 KUHPerdata dapat Pemohon kasasi uraian sebagai


M

ng

berikut:
on
gu

Halaman 90 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.1.1. Bahwa Pada tanggal 14 September 2005, 13 (tiga belas)

si
hari setelah Termohon Kasasi didirikan berdasarkan akta
notaris nomor 4 tanggal 1 September 2005, Turut

ne
ng
Termohon Kasasi III tiba-tiba meminta persetujuan kepada
Turut Termohon Kasasi II untuk melakukan MoU dengan
Termohon Kasasi untuk rencana pengolahan sampah kota

do
gu menjadi energi listrik. Bahwa Turut Termohon Kasasi II
pada tanggal 20 September 2005 menyetujui MoU Turut

In
A
Termohon Kasasi III dengan Termohon Kasasi sebagai
langkah persiapan dalam menuju terlaksananya perjanjian
ah

lik
kerjasama;
1.1.2. Bahwa 20 (dua puluh) hari pasca Termohon Kasasi
didirikan, pada tanggal 21 September 2005 Turut Termohon
am

ub
Kasasi III dan Termohon Kasasi menandatangani MoU
Nomor 658.1/2743-PDKBR dan Nomor 001/IX/BRIL-
ep
KS/2005. Bahwa MoU tersebut berlaku sejak 21 September
k

2005 sampai dengan 21 September 2006. Bahwa dalam


ah

MoU tersebut Termohon Kasasi berkewajiban melakukan


R

si
persiapan feasibility Study (FS) dan Studi Amdal apabila
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak ditandatangani,

ne
ng

Termohon Kasasi tidak memenuhi kewajiban tersebut maka


MoU berakhir.

do
gu

1.1.3. Bahwa Pada tanggal 9 November 2005 diterbitkan


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
In
A

Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur (selanjutnya disebut


Perpres Nomor 67 Tahun 2005) . Bahwa tujuan kerjasama
ah

lik

antara pemerintah dan Badan usaha dalam penyediaan


ifrastruktur seebagaimana ketentuan Pasal 3 huruf a dan b
m

ub

Perpres Nomor 67 Tahun adalah untuk mencukupi


kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
ka

penyediaan infrastruktur melalui pengerahan dana swasta,


ep

meningkatkan kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan


ah

melalui persaingan sehat. bahwa dengan diterbitkan


R

Perpres Nomor 67 Tahun 2005 maka seluruh jenis atau


es

obyek penyediaan infrastruktur antara pemerintah dan


M

ng

badan usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Perpres


on
gu

Halaman 91 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 67 Tahun 2005 adalah tunduk dengan ketentuan ini;

si
1.1.4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 Nota Kesepahaman,
penandatanganan Nota Kesepahaman ini untuk melakukan

ne
ng
persiapan terlebih dahulu agar masing-masing pihak
memiliki keyakinan akan memperoleh kemanfaatan dan
keuntungan dan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

do
gu sejak tanggal ditanda tangani dan dapat diperpanjang atas
kesepakatan Kedua Belah Pihak dan Nota Kesepahaman

In
A
berakhir dengan sendirinya apabila setelah 6 (enam) bulan
sejak ditanda tangani, Pihak Kedua belum melaksanakan
ah

lik
kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3
ayat (2) atau setelah habis masa berlakunya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini;
am

ub
1.1.5. Bahwa pada faktanya MoU pada Tanggal 21 September
2005 sampai dengan 21 September 2006 dilakukan 4
ep
(empat) kali addendum dan Perpanjangan sebagai
k

berikut:
ah

a. Addendum I: 18 September 2006 sampai dengan 21


R

si
September 2007 dengan alasan Terlapor III belum
menyelesaikan studi kelayakan dan studi Amdal

ne
ng

karena adanya kendala dalam proses pemilihan dan


penetapan lokasi rencana kegiatan terkait masalah

do
gu

perizinan;
b. Addendum II: 20 September 2007 sampai dengan 20
September 2008 dengan alasan Terlapor III belum
In
A

dapat menyelesaikan studi Amdal, dikarenakan masih


dalam tahap konsultasi publik dan masih memerlukan
ah

lik

waktu untuk sampai pada tahap Laporan Akhir;


c. Addendum III: 19 Maret 2008 sampai dengan 19
m

ub

September 2008 dengan alasan AMDAL masih dalam


proses dan masih memerlukan waktu untuk sampai
ka

pada tahap akhir;


ep

d. Addendum IV: 19 September 2008 sampai dengan 19


ah

September 2009 dengan mempertimbangkan hasil


R

Risalah Rapat tanggal 23 Agustus 2008 antara


es

Terlapor IV dengan Terlapor III perihal Pembahasan


M

ng

Perpanjangan MoU Rencana Pengelolaan Sampah


on
gu

Halaman 92 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kota Bandung Menjadi Energi Listrik disepakati untuk

si
memperpanjang MoU sehubungan dengan ada
beberapa hal yang dipandang perlu dipersiapkan

ne
ng
untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama;
1.1.6. Bahwa berdasarkan fakta di atas 2 (dua) hari sebelum
berakhirnya MoU tanggal 21 September 2005 sampai

do
gu dengan 21 September 2006 dan pasca terbitnya Perpres
Nomor 67 Tahun 2005 Turut Termohon Kasasi III dan

In
A
Termohon Kasasi melakukan adendum dan perpanjangan
MoU I pada tanggal18 September 2006 sampai dengan
ah

lik
21 September 2007. Bahwa berdasarkan ketentuan
dalam MoU tersebut, MoU dapat berakhir jika Termohon
Kasasi tidak melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu
am

ub
6 (enam) bulan, namun Turut Termohon Kasasi III tetap
memfasilitasi Termohon Kasasi untuk menyelesaikan FS
ep
dan AMDAL melalui beberapa kali perpanjangan MoU
k

hingga 3 (tiga) tahun;


ah

1.1.7. Bahwa bahwa dari fakta dan bukti di atas maka


R

si
seharusnya apabila Turut Termohon Kasasi III tidak
memiliki preferensi terhadap Termohon Kasasi dengan

ne
ng

terbitnya Perpres Nomor 67 Tahun 2005, dan fakta


Termohon Kasasi setelah 6 (enam) bulan gagal

do
gu

menyelesaikan FS dan AMDAL maka berdasarkan MoU


dan Perpres 67 Tahun 2005 tersebut Turut Termohon
Kasasi III sejak awal tidak perlu melakukan perpanjangan
In
A

MoU dengan Addendum I;


1.1.8. Bahwa Tindakan Turut Termohon Kasasi III dan
ah

lik

Termohon Kasasi yang melakukan perpanjangan 2 (dua)


hari sebelum berakhirnya MoU tanggal 21 September
m

ub

2005 sampai dengan 21 September 2006 dan


perpanjangan MoU dalam Addendum II, addendum III
ka

dan addendum IV pasca terbitnya Perpres Nomor 67


ep

Tahun 2005 menunjukkan bahwa para pihak beritikad


ah

tidak baik karena tidak tunduk dan patuh, serta melanggar


R

ketentuan Perpres Nomor 67 Tahun 2005, walaupun


es

berdasarkan fakta Termohon Kasasi tidak dapat


M

ng

memenuhi kewajiban dalam MoU untuk menyelesaikan


on
gu

Halaman 93 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
studi kelayakan dan studi Amdal sejak tahun 2005 sampai

si
2009;
1.1.9. Bahwa Turut Termohon Kasasi III memiliki Preferensi

ne
ng
yang sangat kuat terhadap Termohon Kasasi yang
dibuktikan dengan adanya tindakan melanggar ketentuan
Perpres Nomor 67 Tahun 2005 terkait perpanjangan MoU

do
gu dan addendumnya yang seharusnya dapat
dipertimbangkan akan berdampak hukum dikemudian hari

In
A
serta pelanggaran keberlakuan ketentuan MoU terkait
ketidak mampuan Termohon Kasasi memenuhi
ah

lik
kewajiban Studi kelayakan dan Amdal.
1.1.10. Bahwa Turut Termohon Kasasi II membentuk Tim
Perumus Memorandum of Agreement (MoA) antara Turut
am

ub
Termohon Kasasi III dan Termohon Kasasi pada tanggal
1 september 2006 dengan pendampingan dari BPKP.
ep
Bahwa BPKP menyampaikan saran kepada Turut
k

Termohon Kasasi II bahwa proyek pengolahan sampah


ah

kota Bandung menjadi Energi yang dikerjasamakan


R

si
dengan swasta harus didasarkan kepada Perpres Nomor
67 Tahun 2005 yaitu melalui proses pelelangan dan

ne
ng

Termohon Kasasi sebagai inisiator.


1.1.11. Bahwa berdasarkan surat dari Bappenas Nomor

do
gu

1060/P.03/02/2008 tanggal 26 Februari 2008 yang


ditujukan kepada Walikota Bandung, melalui SEKDA,
menyampaikan bahwa proyek pengolahan sampah
In
A

menjadi energi listrik yang dikerjasamakan dengan pihak


swasta wajib dilakukan melalui metode pelelangan umum
ah

lik

sebagaimana dimaksud dalam Perpres Nomor 67 Tahun


2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
m

ub

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Bahwa surat


Bappenas ini keluar sebelum Addendum III MoU antara
ka

Turut Termohon Kasasi III dengan Termohon Kasasi pada


ep

tanggal 19 Maret 2008.


ah

1.1.12. Bahwa faktanya Turut Termohon Kasasi III dengan


R

Termohon Kasasi walaupun telah ada Surat BAPPENAS


es

dan saran dari BPKP yang menyampaikan bahwa proyek


M

ng

pengolahan sampah menjadi energi listrik yang


on
gu

Halaman 94 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikerjasamakan dengan pihak swasta wajib dilakukan

si
melalui metode pelelangan umum, Turut Termohon
Kasasi III dan Termohon Kasasi tetap menandatangani

ne
ng
Addendum III dan IV MoU. Bahwa perpanjangan MoU
tersebut merupakan bentuk preferensi Turut Termohon
Kasasi III terhadap Termohon Kasasi.

do
gu 1.1.13. Bahwa berdasarkan hasil rapat pembahasan 23 Agustus
2008, Memorandum of Agreement (MoA) kerjasama

In
A
pengelolaan sampah kota Bandung antara Turut
Termohon Kasasi III dengan Termohon Kasasi tidak dapat
ah

lik
dilaksanakan karena kerjasama badan usaha dengan
pemerintah dalam pembangunan infrastruktur sampah
harus dilakukan melalui proses pelelangan.
am

ub
1.1.14. Bahwa Pertimbangan Judex Facti telah salah dan jelas
keliru serta melanggar Perppres 67 tahun 2010 dengan
ep
menyatakan pertimbangan hukumnya Bahwa Turut
k

Termohon Kasasi III belum siap menandatangani


ah

perjanjian kerjasama karena masih menunggu terbitnya


R

si
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 sehingga
addendum tersebut harus ditandatangani agar ada

ne
ng

pegangan bagi kedua belah pihak sebelum berakhirnya


MoU pada tanggal 19 September 2008. Bahwa

do
gu

pertimbangan Judex Facti menyatakan bahwa Turut


Termohon Kasasi III belum siap menandatangani
Kerjasama karena menunggu Perpres Nomor 13 tahun
In
A

2010 adalah bentuk memanipulasi fakta dan bukti dan


melanggar hukum. Karena dengan terbitnya Perpres 67
ah

lik

tahun 2010, hasil Tim Perumus Memorandum of


Agreement (MoA) antara Turut Termohon Kasasi III dan
m

ub

Termohon Kasasi pada tanggal 1 september 2006 serta


Surat Bappenas secara jelas menerangkan bahwa proyek
ka

pengolahan sampah kota Bandung menjadi Energi yang


ep

dikerjasamakan dengan swasta wajib didasarkan kepada


ah

Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yaitu melalui proses


R

pelelangan yang telah disampaikan sejak addendum ke-


es

3 MoU;
M

ng

1.1.15. Bahwa dengan demikian Pertimbangan Judex Facti


on
gu

Halaman 95 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terkait Turut Termohon Kasasi III dan Termohon Kasasi

si
tidak dapat menandatangani kerjasama karena menunggu
terbitnya Perpres 13 tahun 2010 adalah bertentangan

ne
ng
dengan fakta dan pearturan perundang-undangan, karena
yang menjadi objek kerjasama adalah merupakan jenis
infrastruktur yang diatur dalam Perpres 67 tahun 2005

do
gu yang wajib dilakukan melalui pelelangan Umum dan
bukan menunjuk langsung tanpa melalui mekanisme

In
A
persaingan, sehingga tentu saja tidak akan mungkin ada
perjanjian kerjasama antara Turut Termohon Kasasi III
ah

lik
dan Termohon Kasasi karena mengacu perpres 67 Tahun
2005 dan perubahannya Perpres 13 Tahun 2010,
pengelolaan sampah di Kota Bandung antara pemerintah
am

ub
dan badan Usaha wajib dilakukan melalui Pelelangan,
selanjutnya Pihak yang mewakili Pemerintah untuk
ep
menandatangani bekerjasama dengan Badan usaha
k

sebagaimana ketentuan Perpres 67 Tahun 2005 juga


ah

bukan Turut Termohon Kasasi III sehingga tidak ada


R

si
urgensinya dilakukan perpanjangan MoU untuk
dilaksanakan Perjanjian Kerjasama;

ne
ng

1.1.16. Bahwa Pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru


menerapkan hukum terkait pertimbangan hukumnya pada

do
gu

halaman 164 alinea kedua yang menyatakan bahwa


penandatanganan addendum IV adalah implementasi
prinsip hukum dari pelaksanaan perjanjian mengacu
In
A

Pasal 1338 KUHPerdata;


1.1.17. Bahwa untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi
ah

lik

suatu syarat yang dinamakan dengan sebab atau alasan


yang diperbolehkan/halal. Bahwa yang dimaksud dengan
m

ub

sebab (causa) yang diperbolehkan/halal dalam Pasal


1320 KUHPerdata bukanlah dalam arti yang
ka

menyebabkan atau yang mendorong orang membuat


ep

perjanjian, melainkan sebab dalam arti ”isi perjanjian” itu


ah

sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai


R

oleh para pihak”. Bahwa Undang-undang memperhatikan


es

“isi perjanjian” yang menggambarkan tujuan yang akan


M

ng

dicapai, apakah isi perjanjian dilarang dan atau


on
gu

Halaman 96 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum

si
dan kesusilaan;
1.1.18. Bahwa pada faktanya obyek MoU dalam rangka

ne
ng
pengelolaan sampah Antara turut termohon kasasi III dan
Termohon kasasi adalah melanggar ketentuan Perpres
67 tahun 2005, Bahwa pengelolaan sampah harus

do
gu dilaksanakan melalui Pelelangan unum. Bahwa yang
mewakili pemerintah untuk bekerjasama dengan badan

In
A
Usaha adalah bukan Turut Termohon Kasasi III (PD
kebersihan Kota bandung) sebagaimana ketentuan
ah

lik
Perpres 67 tahun 2005, sehingga tidak memenuhi syarat
formil perjanjian sebagaimana ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata;
am

ub
1.1.19. bahwa berdasarkan hal tersebut maka MoU dalam
rangka Pengelolaan samapah Kota Bandung antara Turut
ep
Termohon Kasasii III dan Termohon Kasasi tidak
k

memenuhi syarat formil dan materiil untuk sahnya


ah

perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320


R

si
KUHPerdata;
1.1.20. Bahwa dengan demikian Pertimbangan Judex Facti yang

ne
ng

menyatakan bahwa Termohon Kasasi III belum siap


menandatangani Perjanjian Kerjasama karena masih

do
gu

menunggu terbitnya Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun


2010 sehingga addendum tersebut harus ditandatangani
agar ada pegangan bagi kedua belah pihak, dan
In
A

merupakan implementasi prinsip dasar hukum Pasal 1338


KUHPerdata, telah salah menerapkan hukum atau
ah

lik

melanggar hukum, sehingga pertimbangan tersebut


seharusnya dibatalkan;
m

ub

1.2. Bahwa Pertimbangan Judex Facti pada halaman 164 alinea ke-3
(ketiga) dan alinea ke-4 (keempat) telah salah dan keliru dalam
ka

penerapan hukumnya terkait pertimbangan putusan Judex Facti


ep

yang menyatakan terkait perpanjangan MoU sebanyak 4 (empat)


ah

kali bukan bentuk preferensi Turut Termohon Kasasi III kepada


R

Termohon Kasasi untuk menjadi pemrakarsa. Bahwa


es

pertimbangan Judex Facti pada halaman 164 alinea ke-3 (ketiga)


M

ng

dan alinea ke-4 (keempat) dapat Pemohon Kasasi kutip sebagai


on
gu

Halaman 97 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berikut:

si
Putusan Judex Facti halaman 164 alinea ketiga yang dapat
Pemohon kasasi kutip sebagai berikut:

ne
ng
“Menimbang bahwa penyerahan study kelayakan dan amdal oleh
Pemohon bukan penyerahan dokumen lelang prakualifikasi
melainkan persyaratan untuk dilakukan uji kompetensi sebagai

do
gu pemrakarsa proyek”;
Putusan Judex Facti halaman 164 alinea keempat;

In
A
“Menimbang, Bahwa sebagai konsekuensi dari ditetapkannya PT
Bandung Raya Indal Lestari (Pemohon) selaku pemrakarsa, maka
ah

lik
Studi kelayakan dan Amdal milik PT Bandung Raya Indal Lestari
(Pemohon) beralih menjadi milik Pemerintah Kota Bandung
sehingga studi kelayakan dan Amdal tersebut menjadi syarat agar
am

ub
dapat dilakukan proses prakualifikasi dan lelang untuk pengadaan
badan usaha pembangunan PLTSA yang ramah lingkungan di
ep
Kota Bandung”;
k

1.3. Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 164 alinea ketiga
ah

tidak tepat dan keliru dengan uraian penjelasan sebagai berikut:


R

si
1.3.1. Bahwa Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding) Turut Termohon kasasi III dengan

ne
ng

Termohon Kasasi tentang Rencana Pengolahan Sampah


Kota Bandung Menjadi Energi Listrik Nomor 658.1/2743 –

do
gu

PDKBR dan Nomor 001/IX/BRIL – KS/2005, ditandatangani


tanggal 21 September 2005;
1.3.2. Nota Kesepahaman tersebut adalah untuk melakukan
In
A

persiapan kerjasama pengelolaan sampah Kota Bandung


menjadi energi listrik agar masing-masing memiliki
ah

lik

keyakinan terhadap rencana kegiatan dimaksud. Persiapan


tersebut berupa Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan
m

ub

AMDAL yang harus dilakukan oleh Termohon Kasasi;


1.3.3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 Nota Kesepahaman,
ka

penandatanganan Nota Kesepahaman ini untuk melakukan


ep

persiapan terlebih dahulu agar masing-masing pihak


ah

memiliki keyakinan akan memperoleh kemanfaatan dan


R

keuntungan dan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun


es

sejak tanggal ditanda tangani dan dapat diperpanjang atas


M

ng

kesepakatan Kedua Belah Pihak. Bahwa Nota


on
gu

Halaman 98 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kesepahaman berakhir dengan sendirinya apabila setelah 6

si
(enam) bulan sejak ditanda tangani, Pihak Kedua belum
melaksanakan kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud

ne
ng
pada Pasal 3 ayat (2) atau setelah habis masa berlakunya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini;
1.3.4. Bahwa dengan demikian penyerahan studi kelayakan dan

do
gu AMDAL oleh Termohon Kasasi kepada Turut Termohon
Kasasi III dalam lingkup MoU adalah memenuhi kewajiban

In
A
untuk rencana kerjasama mengelola sampah di Kota
Bandung menjadi energi listrik, bukan sebagai pemrakarsa
ah

lik
proyek.
1.3.5. Bahwa terkait pertimbangan Judex Facti bahwa penyerahan
studi kelayakan dan amdal sebagai pemprakarsa proyek
am

ub
adalah bukan dalam bukan penyerahan dokumen lelang
prakualifikasi melainkan persyaratan untuk dilakukan uji
ep
kompetensi sebagai pemrakarsa proyek. Bahwa
k

berdasarkan fakta studi kelayakan dan amdal tidak


ah

merupakan kriteria yang masuk dalam evaluasi


R

si
prakualifikasi;
1.3.6. Bahwa studi kelayakan dan AMDAL adalah kewajiban yang

ne
ng

harus dipenuhi Termohon Kasasi karena mengajukan diri


permohonan sebagai sebagai pemrakarsa Pembangunan

do
gu

PLTSA melalui Turut Termohon kasasi III, yang selanjutnya


ditanggapi oleh Turut termohon kasasi I, melalui Surat Turut
Termohon Kasasi II Nomor 658.11/1989-PD KBR tanggal
In
A

16 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa usulan tersebut


dapat dipandang sebagai proyek atas prakarsa badan
ah

lik

usaha dan oleh karena itu diminta segera melengkapi


permohonan sebagaimana dipersyaratkan di dalam
m

ub

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 sebagai berikut


paling lambat pada akhir minggu ke-3 bulan September
ka

2010;
ep

1.3.7. Bahwa berdasarkan surat tersebut maka memiliki


ah

konsekuensi hukum bahwa usulan Termohon Kasasi


R

sebagai pemrakarsa disetujui dengan syarat melengkapi


es

permohonan sebagaimana dipersyaratkan di dalam


M

ng

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 sebagai berikut


on
gu

Halaman 99 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
paling lambat pada akhir minggu ke-3 bulan September

si
2010. Bahwa Terlapor III faktanya baru melengkapi
penyempurnaan Studi Kelayakan Pembangkit Listrik

ne
ng
dengan Bahan Bakar Sampah kota Bandung tanggal 8
Oktober 2010 melalui Surat dari Direktur Utama Termohon
Kasasi. Bahwa seharusnya dengan kewajiban dan

do
gu persyaratan yang dimuat dalam Surat Turut Termohon
Kasasi II Nomor 658.11/1989-PD KBR tanggal 16 Agustus

In
A
2010, keterlambatan Termohon Kasasi memenuhi
persyaratan untuk melengkapi dokumen pada akhir minggu
ah

lik
ke-3 bulan September 2010 seharusnya dapat
mengugurkan Termohon Kasasi sebagai pemrakarsa;
1.3.8. Bahwa dapat disimpulkan pertimbangan hukum Judex Facti
am

ub
adalah telah salah dan keliru, penyerahan studi kelayakan
dan AMDAL oleh Termohon Kasasi kepada Turut
ep
Termohon Kasasi III dalam lingkup MoU adalah memenuhi
k

kewajiban untuk rencana kerjasama mengelola sampah di


ah

Kota Bandung menjadi energi listrik. Bahwa studi kelayakan


R

si
dan amdal adalah kewajiban yang harus dipenuhi
Termohon Kasasi pada tahap mengajukan diri permohonan

ne
ng

sebagai sebagai pemrakarsa pembangunan PLTSA.


Dengan demikian penyerahan studi kelayakan dan amdal

do
gu

dalam lingkup MoU bukan sebagai pemrakarsa proyek,


sehingga pertimbangan Judex Facti sudah seharusnya
dibatalkan;
In
A

1.4. Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 164 alinea


keempat tersebut adalah tidak tepat dan keliru dengan uraian
ah

lik

penjelasan sebagai berikut:


1.4.1. Bahwa Pertimbangan Judex Facti adalah telah salah dan
m

ub

keliru dalam penerapan hukumnya terkait pertimbangan


hukum yang menyatakan sebagai konsekuensi dari
ka

ditetapkannya PT Bandung Raya Indal Lestari (Pemohon)


ep

selaku pemrakarsa, maka studi kelayakan dan AMDAL


ah

milik PT Bandung Raya Indal Lestari (Pemohon) beralih


R

menjadi milik Pemerintah Kota Bandung sehingga studi


es

kelayakan dan Amdal tersebut menjadi syarat agar dapat


M

ng

dilakukan proses prakualifikasi dan lelang untuk pengadaan


on
gu

Halaman 100 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
badan usaha pembangunan PLTSA yang ramah lingkungan

si
di Kota Bandung;
1.4.2. Bahwa ketentuan Pasal 13 (1), ayat (2), ayat (4) dan Pasal

ne
ng
14 ayat (3) Perpres 13 tahun 2010 yang merupakan
perubahan Perpres 67 tahun 2005 yang dapat Pemohon
Kasasi kutip sebagai berikut:

do
gu Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
(1) Badan Usaha yang bertindak sebagai pemrakarsa

In
A
Proyek Kerjasama dan telah disetujui oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, akan
ah

lik
diberikan kompensasi;
(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat berbentuk:
am

ub
a. pemberian tambahan nilai; atau
b. pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
ep
Badan Usaha pemrakarsa terhadap penawar
k

terbaik (right to match) sesuai dengan hasil


ah

penilaian dalam proses pelelangan; atau


R

si
c. pembelian prakarsa Proyek Kerjasama termasuk
hak kekayaan intelektual yang menyertainya oleh

ne
ng

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah atau


oleh pemenang lelang;

do
gu

Pasal 13 ayat (5)


(5) Pemrakarsa Proyek Kerjasama yang telah
mendapatkan persetujuan Menteri/Kepala Lembaga/
In
A

Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) huruf c tidak diperkenankan mengikuti
ah

lik

penawaran sebagaimana disyaratkan dalam dokumen


pelelangan umum;
m

ub

Pasal 14 ayat (3)


(3) Pembelian prakarsa Proyek Kerjasama sebagaimana
ka

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c,


ep

merupakan penggantian oleh Menteri/Kepala


ah

Lembaga/Kepala Daerah atau oleh pemenang tender


R

atas sejumlah biaya langsung yang berkaitan dengan


es

penyiapan Proyek Kerjasama yang telah dikeluarkan


M

ng

oleh Badan Usaha pemrakarsa;


on
gu

Halaman 101 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.4.3. Bahwa konsekuensi terhadap pihak yang menjadi

si
pemrakarsa dalam ketentuan Pasal 13 ayat (1) Perpres 13
tahun 2010 yang merupakan perubahan Perpres 67 tahun

ne
ng
2005 adalah pemberian kompensasi. Bahwa beralihnya
sebuah prakarsa proyek kepada Pemerintah adalah
konsekuensi yang dipilih pemrakarsa apabila memilih

do
gu konsekuensi yang di muat pada Pasal 13 ayat (2) huruf c
yaitu kompensasi pembelian;

In
A
1.4.4. Bahwa pembelian prakarsa Proyek Kerjasama termasuk
hak kekayaan intelektual yang menyertainya merupakan
ah

lik
penggantian oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
atau oleh pemenang tender atas sejumlah biaya langsung
yang berkaitan dengan penyiapan Proyek Kerjasama yang
am

ub
telah dikeluarkan oleh Badan Usaha pemrakarsa;
1.4.5. Bahwa konsekuensi adanya pembelian makan seluruh
ep
prakarsa proyek kerjasama yang telah dibeli melalui
k

penggantian sejumlah biaya mengakibatkan beralihnya


ah

praarsa proyek kerjasama kepada Pemerintah.Bahwa


R

si
terhadap pemrakarsa yang memilih kompensasi Pasal 13
ayat (2) huruf c yaitu prakarsa proyeknya dibeli oleh

ne
ng

pemerintah maka mengakibatkan pemrakarsa tidak


diperkenankan mengikuti penawaran sebagaimana

do
gu

disyaratkan dalam dokumen pelelangan umum


sebagaimana ketentuan Pasal 13 ayat (5) Perpres 13 tahun
2010 yang merupakan perubahan Perpres 67 tahun 2005;
In
A

1.4.6. Bahwa dalam perkara a quo Termohon kasasi memilih


kompensasi pada Pasal 13 ayat (2) huruf a yaitu pemberian
ah

lik

tambahan nilai. Sehingga konsekuansi studi kelayakan dan


AMDAL tetap milik Termohon Kasasi sehingga termohon
m

ub

kasasi tetap dapat mengikuti penawaran dalam pelelangan


umum;
ka

1.4.7. Bahwa dapat disimpulkan berdasarkan uraian yang telah


ep

Pemohon Kasasi jelaskan di atas maka pertimbangan


ah

Judex Facti adalah telah nyata salah dan keliru dalam


R

penerapan hukumnya dengan menyatakan bahwa


es

konsekuensi dari ditetapkannya Termohon Kasasi sebagai


M

ng

pemrakarsa maka studi kelayakan dan Amdal milik


on
gu

Halaman 102 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi beralih menjadi milik Pemerintah Kota

si
Bandung adalah bertentangan dengan ketentuan Perpres
13 Tahun 2010;

ne
ng
1.4.8. Bahwa dengan demikian pertimbangan Judex Facti pada
halaman halaman 164 alinea keempat adalah telah salah
dan keliru dalam penerapan hukum dan bertentangan

do
gu dengan ketentuan Perpres 13 Tahun 2010, sehingga
mohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Agung Republiki

In
A
Indonesia untuk dapat dibatalkan;
2. Bahwa dengan demikian pertimbangan Judex Facti terkait Preferensi
ah

lik
Turut Termohon kasasi III dan perpanjangan addendum IV bertentangan
dengan fakta dan bukti sehingga telah salah dan keliru dalam penerapan
hukum serta melanggar ketentuan Perpres Nomor 67 Tahun 2005 jo
am

ub
Perpres Nomor 13 tahun 2010, sehingga sudah seharusnya untuk
dibatalkan;
ep
C. Putusan Judex Facti Patut dibatalkan karena salah dan keliru menerapkan
k

hukum dalam pertimbangan hukumnya terkait tambahan waktu terkait


ah

pemenuhan syarat sebagai pemrakarsa;


R

si
1. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 165 alinea
kesatu sampai dengan alinea ketiga telah salah dan keliru dalam

ne
ng

penerapan hukumnya terkait dengan keberpihakan Turut Termohon


Kasasi II yang memberikan tambahan waktu selama kurang lebih 2

do
gu

(dua) minggu kepada Termohon Kasasi dalam menyelesaikan


keterlambatan dalam memenuhi kewajibannya adalah tidak tepat
dengan pertimbangan sebagai berikut:
In
A

1.1. Bahwa pemberian tambahan waktu kepada Termohon kasasi


dalam rangka untuk menyerahkan study kelayakan dan AMDAl
ah

lik

tidak dalam rangka menyerahkan dokumen lelang didalam proses


prakualifikasi maupun pelelangan melaikan sebagai persyaratan
m

ub

uji kompetesi sebagai pemrakarsa sebgaaimana dipersyaratkan


dalam Pasal 10 PP Nomor 67 Tahun 2005;
ka

1.2. Bahwa Pertimbangan Judex Facti menyatakan bahwa Pemohon


ep

Kasasi tidak dapat membuktikan dengan penilaian saksi atau alat


ah

bukti surat sebagaimana ditentukan Pasal 42 Undang-Undang


R

Nomor 5 Tahun 1999 terkait dengan opsi bagi Turut Termohon


es

Kasasi II untuk mendapatkan solusi sampah. Bahwa dalam kurun


M

ng

waktu bertahun-tahun Termohon Kasasi melaksanakan


on
gu

Halaman 103 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerjaann yang dipermasalahkan. Bahwa Turut Termohon Kasasi

si
II tidak dibatasi untuk opsi dalam mendapatkan solusi pengelolaan
sampah di Kota Bandung dari pelaku usaha lain serta Termohon

ne
ng
Kasasi tidak dapat membuktikan tentang adanya pelaku usaha
yang pernah mengajukan sebagai pemrakarsa proyek dan ditolak
sehingga dirugikan;

do
gu 1.3. Bahwa penjelasan Pemohon Kasasi terkait kekeliruan dan
kesalahan Judex Facti dalam pertimbangan hukum tersebut dapat

In
A
diuraikan sebagai berikut:
1.3.1. Bahwa terkait studi kelayakan dan amdal adalah kewajiban
ah

lik
yang harus dipenuhi Termohon Kasasi karena mengajukan
diri permohonan sebagai sebagai Pemrakarsa
Pembangunan PLTSA melalui Turut Termohon kasasi III,
am

ub
yang selanjutnya ditanggapi oleh Turut termohon kasasi I,
melalui Surat Turut Termohon Kasasi II Nomor
ep
658.11/1989-PD KBR tanggal 16 Agustus 2010 yang
k

menyatakan bahwa usulan tersebut dapat dipandang


ah

sebagai proyek atas prakarsa badan usaha dan oleh karena


R

si
itu diminta segera melengkapi permohonan sebagaimana
dipersyaratkan di dalam Peraturan Presiden Nomor 67

ne
ng

Tahun 2005 sebagai berikut paling lambat pada akhir


minggu ke-3 bulan September 2010;

do
gu

1.3.2. Bahwa berdasarkan surat tersebut maka memiliki


konsekuensi hukum bahwa usulan Termohon Kasasi
sebagai pemrakarsa disetujui dengan syarat melengkapi
In
A

permohonan sebagaimana dipersyaratkan di dalam


Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 sebagai berikut
ah

lik

paling lambat pada akhir minggu ke-3 bulan September


2010. Bahwa Terlapor III faktanya baru melengkapi
m

ub

penyempurnaan Studi Kelayakan Pembangkit Listrik


dengan Bahan Bakar Sampah kota Bandung tanggal 8
ka

Oktober 2010 melalui Surat dari Direktur Utama Termohon


ep

Kasasi. Bahwa seharusnya dengan kewajiban dan


ah

persyaratan yang dimuat dalam Surat Turut Termohon


R

Kasasi II Nomor 658.11/1989-PD KBR tanggal 16 Agustus


es

2010, keterlambatan Termohon Kasasi memeuhi


M

ng

persyaratan untuk melengkapi dokumen pada akhir minggu


on
gu

Halaman 104 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ke-3 bulan September 2010 seharusnya dapat

si
mengugurkan Termohon Kasasi sebagai Pemrakarsa,
namun pada faktanya tidak digugurkan hal tersebut

ne
ng
merupakan bentuk keberpihakan Turut Termohon kasasi II
yang tidak melaksanakan konsekuensi isi surat Nomor
658.11/1989-PD KBR tanggal 16 Agustus 2010.

do
gu 1.3.3. bahwa terkait pertimabangan hukum Judex Facti yang
menyatakan bahwa Pemohon Kasasi tidak dapat

In
A
membuktikan dengan penilaian saksi atau alat bukti surat
sebagaimana ditentukan Pasal 42 Undang-Undang Nomor
ah

lik
5 Tahun 1999 terkait dengan opsi bagi Turut Termohon
Kasasi II untuk mendapatkan solusi sampah. Bahwa Turut
Termohon Kasasi II tidak dibatasi untuk opsi dalam
am

ub
mendapatkan solusi pengelolaan sampah di Kota Bandung
dari pelaku usaha lain serta Termohon Kasasi tidak dapat
ep
membuktikan tentang adanya pelaku usaha yang pernah
k

mengajukan sebagai pemrakarsa proyek dan ditolak


ah

sehingga dirugikan adalah sebagaimana fakta dibawah ini:


R

si
1.3.3.1. Bahwa terdapat fakta bahwa ada beberapa pelaku
usaha yang mengajukan MoU dengan Terlapor IV

ne
ng

untuk mengelola sampah di kota Bandung.


Dengan tidak dilakukan proses pemilihan terhadap

do
gu

permohonan MoU yang datang dan Terlapor IV


lebih memilih untuk langsung hanya menerima
permohonan MoU Terlapor III membuktikan
In
A

bahwa Terlapor IV memfasilitasi Terlapor III untuk


melakukan MoU Pembangunan PLTSA;
ah

lik

1.3.3.2. Bahwa PD Kebersihan sendiri dalam persidangan


tidak dapat menjawab kenapa harus MoU dengan
m

ub

Terlapor III dan tidak dengan Pihak Swasta


lainnya. hal tersebut berkesesuaian dengan
ka

keterangan Direktur Utama PD Kebersihan (BAP


ep

Terlapor IV);
ah

1.3.3.3. Bahwa fakta tersebut di atas (33), semakin tidak


R

beralasan karena Terlapor III dalam proses


es

pemilihan (beauty contest) calon pemilihan kota


M

ng

Bandung tidak terpilih sebagai calon investor


on
gu

Halaman 105 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk mengelola sektor hulu maupun sektor hilir.

si
Padahal pemenang proses beauty contest
tersebut merupakan pihak swasta yang

ne
ng
direncanakan akan bekerjasama dengan PD
Kebersihan dalam mengelola sampah kota
Bandung meskipun pada akhirnya hasil pemilihan

do
gu (beauty contest) tidak dilaksanakan;
1.3.3.4. Bahwa berikut merupakan fakta yang menunjukan

In
A
terdapat beberapa penawaran swasta untuk MoU
dengan PD Kebersihan dalam mengelola sampah
ah

lik
kota Bandung sebagaimana yang disampaikan
oleh keterangan Dada Rosada S.H., M.Si (BAP
Terlapor II);
am

ub
1.3.3.5. Bahwa fakta selama kurun waktu 3 (tiga) tahun
MoU dan perpanjangannya tersebut, Turut
ep
Termohon Kasasi III dan Termohon Kasasi
k

menutup opsi dan kesempatan untuk bekerjasama


ah

dengan pelaku usaha lain yang potensial


R

si
melakukan pengelolaan sampah kota Bandung
karena progress penanganan sampah yang cepat

ne
ng

terhadap darurat sampah tidak terlaksana hanya


berkutat pada proses study kelayakan san amdal

do
gu

selama bertahun-tahun, bahkan sampai proses


pemenuhan sebagai pemrakarsa study kelayakan
baru selesai setelah pross Perbaikan kembali
In
A

Studi Kelayakan disampaikan oleh pada tanggal


22 Februari 2011 sehingga hamper 8 (delapan)
ah

lik

tahun sejak penandatangan MoU;


2. Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Facti telah salah dan
m

ub

keliru dalam penerapan hukumnya terkait dengan keberpihakan Turut


Termohon Kasasi II yang memberikan tambahan waktu selama kurang
ka

lebih 2 (dua) minggu kepada Termohon Kasasi dalam menyelesaikan


ep

keterlambatan dalam memenuhi kewajibannya, dan tidak menerapkan


ah

hukum dengan benar dengan tidak mempertimbangkan fakta dan bukti


R

bahwa terkait dengan terbatasnya opsi bagi Turut Termohon Kasasi II


es

untuk mendapatkan solusi sampah, dengan demikian Pertimbangan


M

ng

Judex Facti pada halaman 165 alinea kesatu sampai dengan alinea
on
gu

Halaman 106 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketiga, sudah seharusnya untuk dibatalkan;

si
D. Putusan Judex Facti patut untuk dibatalkan karena salah menerapkan
hukum dalam pertimbangan hukumnya terkait dengan kompensasi kepada

ne
ng
Termohon Kasasi;
1. Bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dalam
menerapkan hukum yang dimuat pada halaman 165 alinea keempat

do
gu menyatakan penilaian Pemohon Kasasi terkait pemberian pemilihan
bentuk kompensasi kepada Termohon Kasasi adalah tidak beralasan

In
A
hukum karena tanpa didasarkan pada bukti-bukti sebagaimana
ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;
ah

lik
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dalam
menerapkan hukum dengan mengesampingkan keterangan saksi Sdr.
Ariawan Prasodjo selaku perwakilan dari BPKP dengan pertimbangan
am

ub
bahwa penawaran dan pemilihan bentuk kompensasi yang dilakukan
oleh Termohon Kasasi bukan merupakan fasilitasi yang dilakukan oleh
ep
Turut Termohon Kasasi karena bentuk kompensasi tambahan nilai
k

tersebut tidak memberikan kepastian yang paling menguntungkan bagi


ah

Pemohon, sebab bisa saja dalam pelaksanaan lelang tersebut ada


R

si
peserta lelang yang lebih baik dari Pemohon dan mengajukan
penawaran yang lebih rendah dari Pemohon sehingga tidak menutup

ne
ng

kemungkinan bagi Pemohon untuk kalah dalam poses pelelangan;


3. Bahwa Pertimbangan Judex Facti adalah telah salah dan keliru yang

do
gu

menyatakan terhadap kompensasi adalah bahwa tidak adanya


ketentuan yang mengatur tentang tata cara pemberian kompensasi
kepada pemrakarsa proyek kerjasama, Majelis berpendapat pemberian
In
A

kompensasi kepada Pemohon telah sesuai dengan PP Nomor 67 Tahun


2005;
ah

lik

4. Bahwa pertimbangan Judex Facti adalah telah salah dan keliru terkait
dengan teori pengambilan keputusan tidak dapat diterapkan dalam
m

ub

permohonan keberatan a quo karena implementasi teori tersebut tidak


didasarkan pada bukti-bukti yang ada yaitu melalui hasil investigasi yang
ka

dilakukan Termohon;
ep

5. Bahwa Pertimbangan Judex Facti adalah salah dan keliru terkait


ah

penilaian Pemohon kasasi (vide halaman 155 putusan a quo angka


R

5.8.10.8) yang mnyebutkan bahwa Pemohon keberatan sudah pasti


es

akan ditunjuk sebagai pemenang lelang sehingga putusan yang diambil


M

ng

adalah keputusan dalam keadaan terdapat certainty, bahwa Penilaian


on
gu

Halaman 107 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi tersebut tidak sesuai fakta kerana Turut Termohon

si
Kasasi I dibentuk pada tanggal 6 maret 2012 berdasarkan surat
Keputusan Walikotamadya Bandung Nomor 658.1/Kep.164-BPLH/2012 ,

ne
ng
sedangkan Termohon Kasasi ditetapkan sebagai pemrakarsa proyek
sudah lebih dahulu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Walikota
Bandung Nomor 658.1/Kep.010-Bappeda/2012 pada tanggal 3 Januari

do
gu 2012 tentang penetapan Badan Usaha Pemrakarsa dan pemberian
Kompensasi dalam rencanakerjasama pembangunan infrastruktur

In
A
pengolahan sampa berbasis teknologi ramah lingkungan melalui
mekanisme kerjasama pemerintah daerah dengan badan usaha;
ah

lik
6. Bahwa pertimbangan Judex Facti adalah telah nyata salah dan keliru
terkait dengan Turut Termohon Kasasi I dibentuk pada tanggal 6 maret
2012 berdasarkan surat Keputusan Walikotamadya Bandung Nomor
am

ub
658.1/Kep.164-BPLH/2012 , sedangkan Termohon Kasasi ditetapkan
sebagai pemrakarsa proyek sudah lebih dahulu ditetapkan berdasarkan
ep
Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 658.1/Kep.010-
k

Bappeda/2012 pada tanggal 3 Januari 2012, maka Majelis Hakim


ah

berpendirian terkait penilaian Termohon Kasasi terkait upaya


R

si
pengaturan oleh Turut Termohon Kasasi I dan Turut Termohon Kasasi II
agar Termohon Kasasi selaku Pemrakarsa Proyek ditetapkan sebagai

ne
ng

Pemenang lelang adalah tidak beralasan hukum karena tidak


didasarkan pada bukti-bukti yang ada;

do
gu

7. Bahwa uraian penjelasan terkait dengan dengan putusan Judex Facti


yang memuat pertimbangan hukum yang salah dan keliru adalah
sebagai berikut:
In
A

7.1. Terkait Kompensasi


7.1.1. Bahwa putusan Judex Facti terkait kompensasi dimuat
ah

lik

pada halaman 165 alinea keempat dapat Pemohon Kasasi


kutip sebagai berikut:
m

ub

Putusan Judex Facti halaman 165 alinea keempat;


Menimbang, bahwa penilaian Termohon dalam putusannya
ka

yang menilai bahwa pemberian pemilihan bentuk


ep

kompensasi kepada Pemohon oleh Turut Termohon Kasasi


ah

II tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan


R

tersebut adalah penilaian yang tidak beralasan hukum


es

karena tanpa didasarkan pada bukti-bukti yang disyaratkan


M

ng

menurut Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999


on
gu

Halaman 108 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

si
Tidak Sehat;
Putusan Judex Facti pada halaman 166 alinea pertama

ne
ng
sampai dengan ketiga mengesampingkan keterangan saksi
Sdr. Ariawan Prasodjo selaku perwakilan BPKP yang
mnerangkan pada pokoknya sebagai berikut:

do
gu Putusan Judex Facti halaman 166 alinea kedua sebagai
berikut:

In
A
Saksi menerangkan Perpres dan permen saat itu tidak
mengatur jelas bagaimana pemda memilih 3 kompensasi
ah

lik
tersebut, kami akhirnya mengkaji sendiri. Untuk 2
kompensasi pemrakarsa harus ikut lelang. Sedangkan yang
ketiga tidak ikut lelang. Jika ikut lelang di Perpres harus ada
am

ub
expression of interest dan harus lulus prakualiifikasi. Dari
ketiga pilihan tersebut BPKP menyarankan ke Tim KPS
ep
apakah mereka pemrakarsa mau ikut lelang atau tidak.
k

Saat pemrakarsa ikut lelang mereka kita kaji dan mendapat


ah

kompensasi penambahan nilai atau right to match”;


R

si
Putusan Judex Facti halaman 166 alinea ketiga sebagai
berikut:

ne
ng

“Saksi menerangkan Bappenas studi tentang pengelolaan


sampah teknologi ada thermal dan non thermal variasinya

do
gu

banyak. Proyek pengelolaan sampah ini belum ditentukan


lelang ini mau teknologi apa. Pada saat itu pilihan
kompensasi akan kesulitan menerapkannya kecuali
In
A

teknologinya sudah ditentukan. BPKP sarankan dilakukan


penambahan nilai 10 %, setelai dilakukan penilaian. Cara
ah

lik

penentuan nilainya tidak ada di Perpres. BPKP menyarakan


pemrakarsa prakualifikasi dulu, artinya apakah dia mampu
m

ub

atau tidak, dengan mengacu pada PP jalan tol disebutkan


pemrakarsa diprakualifikasi dahulu sebelum ditetapkan
ka

sebgai pemrakarsa. Prosedur dijalankan dahulu baru


ep

disarankan tambahan nilai;


ah

Putusan Judex Facti halaman 166 alinea keempat;


R

Menimbang bahwa penawaran dan pemilihan bentuk


es

kompensasi yang dilakukan oleh Pemohon bukan


M

ng

merupakan bentuk fasilitas yang dilakukan oleh Turut


on
gu

Halaman 109 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kebertaan II, karena pilihan bentuk kompensasi

si
tambahan nilai tersebut tidak memberikan kepastian yang
paling menguntungkan bagi Pemohon, sebab bisa saja

ne
ng
didalam pelaksanaan pelelangan tersebut, ada peserta
lelang yang lebih baik dari Pemohon dan mengajukan
penawaran yang lebih rendah dari Pemohon sehingga tidak

do
gu menutup kemungkinan bagi Pemohon untuk kalah dalam
proses pelelangan;

In
A
Putusan Judex Facti halaman 166-167;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas
ah

lik
tidak ada ketentuan yang mengatur tentang cara pemberian
kompensasi kepada pemrakarsa pekerjaann proyek
kerjasama, majelis berpendapat pemberian kompensasi
am

ub
kepada Pemohon sebagai pemrakarsa proyek telah sesuai
dengan Peraturan Nomor 67 tahun 2005 tentang kerjasama
ep
pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan
k

infrastrukturt dan tidak bertentangan dengan Undang-


ah

Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah dirubah dengan


R

si
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terakhir dirubah
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

ne
ng

Pemerintah Daerah;
7.1.2. Bahwa terkait pertimbangan hukum Judex Facti pada

do
gu

halaman 165 alinea keempat yang menyatakan bahwa


pemberian pemilihan bentuk kompensasi kepada Pemohon
oleh Turut Termohon Kasasi II tidak sesuai dengan
In
A

peraturan perundang-undangan tersebut adalah penilaian


yang tidak beralasan hukum karena tanpa didasarkan pada
ah

lik

bukti-bukti yang disyaratkan menurut Pasal 42 Undang-


Undang Nomor 5 Tahun 1999, adalah merupakan
m

ub

pertimbangan hukum yang keliru dan salah serta


mengabaikan fakta-fakta dan ketentuan perundang-
ka

undangan sebagai berikut:


ep

7.1.2.1. Bahwa berdasarkan bukti surat sebagaimana


ah

ketentuan Pasal 42 huruf c, Terlapor II


R

menawarkan bentuk kompensasi terhadap


es

Terlapor III melalui surat Nomor 658.1/666 –


M

ng

Bappeda tanggal 22 Maret 2011; (vide C72)


on
gu

Halaman 110 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7.1.2.2. Bahwa berdasarkan Bukti Surat Sebagaimana

si
ketentuan Pasal 42 huruf c, Terlapor III memilih
bentuk kompensasi Pemrakarsa Proyek

ne
ng
Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan yaitu pemberian tambahan nilai,
dengan permohonan tambahan nilai sebesar 10%

do
gu yang disampaikan oleh Direktur Terlapor III
melalui Surat No. 058/BRIL-YS/III/2011 tanggal 28

In
A
Maret 2011 (vide C72);
7.1.2.3. Bahwa penawaran bentuk kompensasi oleh Turut
ah

lik
termohon kasasi III kepada Termohon Kasasi
adalah tidak tepat karena pemberian kompensasi
baru dapat diberikan apabila calon pemprakarsa
am

ub
dikualifikasi untuk dinilai kemampuannya.
Berdasarakan hasil penilaian kemampuan tersebut
ep
baru kemuadian pemrakarsa dapat diberikan
k

kompensasi. Haltersebut sesuai dengan Bahwa


ah

berdasarkan Bukti keterangan saksi sebagaimana


R

si
ketentuan Pasal 42 huruf a, keterangan saksi
Dorland Purba dan Ariawan Prasodjo (BPKP);

ne
ng

Pertanyaan Kajian saat itu dari kacamata BPKP


Investigator apakah ada konsekuensi tertentu?

do
gu

Jawaban ----- Kami sarankan si pemrakarsa di pra


kualifikasi dulu, artinya apakah dia mampu
In
atau tidak. Bahwa di PP jalan tol
A

disebutkan pemrakarsa di prakualifikasi


dahulu sebelum ditetapkan sebagai
ah

lik

pemrakarsa. Prosedur dijalankan dulu


baru kita sarankan tambahan nilai. Mau
m

ub

jalankan kompensasi lain bisa saja


asalkan prosedurnya sudah dijalankan;
ka

7.1.2.4. Bahwa berkaitan dengan hal tersebut,


ep

berdasarkan bukti surat, sebagaimana ketentuan


ah

Pasal 42 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun


R

1999 Turut Termohon Kasasi II, selanjutnya


es

melakukan uji kompetensi terhadap Terlapor III


M

ng

sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan


on
gu

Halaman 111 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bentuk dan besaran kompensasi yang

si
disampaikan melalui Surat Nomor 658.1/2463 –
Bappeda tanggal 5 Juli 2011; (vide C72)

ne
ng
7.1.2.5. Bahwa hal tersebut berkesesuaian dengan, bukti
keterangan saksi sebagaimana ketentuan Pasal
42 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,

do
gu keterangan Dorland Purba dan Ariawan Prasodjo
(BPKP);

In
A
Pertanyaan Kajian terkait kompensasi terhadap
Investigator pemrakarsa proyek bagaimana hasilnya?
ah

lik
Jawaban Di Perpres diatur ada 3 bentuk
kompensasi, pemberian tambahan nilai,
pemberian hak untuk penawaran ulang,
am

ub
dan dibeli prakarsanya;
Pertanyaan Dari saran BPKP apakah dijalankan oleh
ep
Investigator Pemkot?
k

Jawaban Secara formal dijalankan, kita tahu dari


ah

dokumen yang kita terima. Substansinya


R

si
kita tidak nilai;

ne
7.1.2.6. Berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (1)
ng

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 dan


perubahannya, pemberian kompensasi

do
gu

merupakan kewenangan Kepala Daerah yaitu


Turut Termohon Kasasi II, sehingga penawaran
In
pilihan kompensasi oleh Turut Termohon Kasasi II
A

dan pemilihan bentuk kompensasi oleh Termohon


kasasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
ah

lik

perundang-undangan tersebut;
7.1.2.7. Bahwa berdasarkan uraian di atas terkait
m

ub

pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman


165 alinea keempat adalah telah salah dan keliru
ka

dalam menerapkan hukum dengan


ep

mengesampingkan semua bukti sebagaimana


ah

ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5


R

Tahun 1999 yang terdapat dalam perkara a quo,


es

7.1.2.8. Bahwa Keputusan Walikota Nomor


M

ng

658.1/Kep.010-BAPPEDA/2012 tanggal 3 Januari


on
gu

Halaman 112 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2012 tentang Penetapan Badan Usaha

si
Pemrakarsa dan Pemberian Kompensasi Dalam
Rangka Rencana Kerjasama Pembangunan

ne
ng
Infastruktur Pengolahan Sampah Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan

do
gu Usaha yang menetapkan Terlapor III joint
operation dengan Hangzhou Boiler Group Co.,

In
A
Ltd. tidak tepat karena:
1. Dalam permohonan sebagai pemrakarsa
ah

lik
Proyek Pengelolaan Sampah Berbasis
Teknologi Incenerasi menjadi Energi Listrik,
Terlapor III tidak menyebutkan Joint Operation
am

ub
dengan Hangzhou Boiler Group Co., Ltd dalam
mengajukan diri sebagai Pemrakarsa;
ep
7.1.2.9. Dalam melakukan pengisian Formulir Isian Uji
k

Kompetensi, Direktur Utama Terlapor III,


ah

disebutkan bertindak untuk dan atas nama


R

si
Terlapor III tanpa melibatkan Hangzhou Boiler
Group Co., Ltd dan terkait data data yang disikan

ne
ng

dalam Formulir Isian Uji Kompetensi, hanya data


data Terlapor III yang dimasukkan;

do
gu

7.1.2.10. Dalam rekomendasi Tim Pendamping Daerah


(Local Counter Part) yang dibentuk, hanya
menyebutkan Termohon Kasasi dapat ditetapkan
In
A

sebagai pemrakarsa proyek dan diberikan


kompensasi; (surat Nomor 658.1/3720-TR&SP
ah

lik

Bappeda tanggal 11 November 2011);


7.1.2.11. Kajian Kerjasama Pemerintah dengan Swasta
m

ub

Perwakilan BPKP tanggal 14 Juni 2011yang


merekomendasikan pemilihan kompensasi berupa
ka

pemberian tambah tambahan nilai maksimal 10%


ep

(sepuluh persen) dengan syarat kualifikasi baru


ah

keluar setelah Terlapor III menentukan pilihan


R

kompensasinya pada tanggal 28 Maret 2011;


es

7.1.2.12. Bahwa pemberian kesempatan pemilihan


M

ng

kompensasi yang merupakan kewenangan Turut


on
gu

Halaman 113 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi

si
merupakan bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh
Turut Termohon Kasasi II agar Termohon Kasasi

ne
ng
dapat menentukan pilihan kompensasi yang paling
menguntungkan bagi investasi yang dilakukannya
yang dijustifikasi berdasarkan rekomendasi dari

do
gu BPKP;
7.1.2.13. Bahwa berdasarkan apa yang telah Pemohon

In
A
kasasi uraikan di atas terkait pertimbangan hukum
Judex Facti pada halaman 165 alinea keempat
ah

lik
adalah telah salah dan keliru dalam menerapkan
hukum dengan mengesampingkan semua bukti
sebagaimana ketentuan Pasal 42 Undang-Undang
am

ub
Nomor 5 Tahun 1999 yang terdapat dalam perkara
a quo, sehingga mohon kepada Yang Terhormat
ep
Majelis Hakim Mahkamah Agung Republiki
k

Indonesia untuk dapat dibatalkan;


ah

7.1.3. Putusan Judex Facti pada halaman 166 alinea pertama


R

si
sampai dengan ketiga mengesampingkan keterangan saksi
Sdr. Ariawan Prasodjo selaku saksi yang terlibat dalam

ne
ng

proses pemberian kompensasi. Bahwa pengesampingan


keterangan saksi Sdr. Ariawan Prasodjo tidak menjelaskan

do
gu

alasan pengesampingan dan penggunaan keterangan saksi


lain yang berkontradiksi atau melemahkan keterangan Sdr.
Ariawan Prasodjo selaku saksi. Bahwa berdasarkan hal
In
A

tersebut pertimbangan Judex Facti pada pada halaman 166


alinea pertama sampai dengan ketiga telah keliru dan salah
ah

lik

dalam menerapkan hukum, sehingga mohon kepada Yang


Terhormat Majelis Hakim Mahkamah Agung Republiki
m

ub

Indonesia untuk dapat dibatalkan;


7.2. Terkait Teori Pengambilan Keputusan
ka

7.2.1. Bahwa berdasarkan Judex Facti telah salah dan keliru


ep

dalam penerapan hukumnya terkait pertimbangan hukum


ah

pada halaman 167 alenia pertama dan kedua yang pada


R

pokoknya menyatakan bahwa teori pengambilan keputusan


es

tidak dapat diterapkan dalam permohonan keberatan a quo.


M

ng

7.2.2. Bahwa berdasarkan Putusan Judex Facti telah salah dan


on
gu

Halaman 114 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keliru dalam penrapan hukumnya pada halaman 168 alinea

si
pertama pada pokoknya menyatakan sejak pra lelang
sudah ada upaya pengaturan oleh Turut Termohon Kasasi I

ne
ng
dan Turut Termohon Kasasi II agar Termohon kasasi selaku
pemrakarsa Proyek ditetapkan sebagai pemenang lelang, (
vide halaman 155 Putusan a quo angka 5.8.10.9) adalah

do
gu tidak didasarkan bukti-buktio yang ada alah merupakan
pertimbangan hukum yang bertentangan dengan fakta

In
A
sebagai berikut:
7.2.3. Bahwa penjelasan terkait pertimbangan hukum Judex Facti
ah

lik
pada halaman 167 alenia pertama dan kedua serta
halaman168 alinea pertama telah dimuat dalam Putusan
Pemohon Kasasi Nomor 12/KPPU-L/2015 pada halaman
am

ub
150 sampai dengan 155 yang dapat dikutip sebagai berikut:
5.8. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan
ep
tentang penentuan kompensasi kepada Pemrakarsa
k

Proyek sebagai berikut:


ah

5.8.1. Bahwa Berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat


R

si
(1) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005,
Badan Usaha yang prakarsa Proyek

ne
ng

Kerjasamanya diterima oleh Menteri/Kepala


Lembaga/Kepala Daerah, diberikan kompensasi;

do
gu

5.8.2. Bahwa bentuk kompensasi sebagaimana diatur


dalam Pasal 13 ayat (2) Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2005, dapat berupa:
In
A

5.8.2.1. Pemberian tambahan nilai; atau


5.8.2.2. Pemberian hak untuk melakukan
ah

lik

penawaran oleh Badan Usaha


Pemrakarsa terhadap penawar terbaik
m

ub

(right to match) sesuai dengan hasil


penilaian dalam proses pelelangan;
ka

atau
ep

5.8.2.3. Pembelian prakarsa proyek kerjasama


ah

termasuk hak kekayaan intelektual


R

yang menyertainya oleh Menteri/Kepala


es

Lembaga/Kepala Daerah;
M

ng

5.8.3. Konsekuensi pilihan bentuk kompensasi


on
gu

Halaman 115 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemberian tambahan nilai sebagaimana

si
dimaksud pada butir 5.8.2.1. atau right to match
sebagaimana dimaksud pada butir 5.8.2.2.

ne
ng
adalah harus dilakukan pelelangan umum.
Sedangkan pilihan pembelian prakarsa proyek
sebagaimana dimaksud pada butir 5.8.2.3. tidak

do
gu perlu dilakukan pelelangan umum;
5.8.4. Setelah menyetujui permohonan

In
A
pembangunan PLTSA Gedebage, Terlapor II
menawarkan bentuk kompensasi terhadap
ah

lik
Terlapor III melalui surat Nomor 658.1/666 –
Bappeda tanggal 22 Maret 2011;
5.8.5. Terlapor III memilih bentuk kompensasi
am

ub
Pemrakarsa Proyek Pengolahan Sampah
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan yaitu
ep
pemberian tambahan nilai, dengan
k

permohonan tambahan nilai sebesar 10% yang


ah

disampaikan oleh Direktur Terlapor III melalui


R

si
Surat No. 058/BRIL-YS/III/2011 tanggal 28
Maret 2011;

ne
ng

5.8.6. Tim Kajian Kerjasama Pemerintah dengan


Swasta Perwakilan BPKP menyampaikan

do
gu

bahwa mengenai penetapan kompensasi bagi


Badan Usaha Pemrakarsa Proyek, apabila
Badan Usaha tersebut menyampaikan minat
In
A

(Expression of Interest) dan memenuhi


persyaratan kualifikasi sebagai peserta
ah

lik

pelelangan, maka dapat diberikan kompensasi


berupa pemberian tambahan nilai maksimal
m

ub

10% (sepuluh persen). Hal tersebut


disampaikan oleh Tim Kajian Kerjasama
ka

Perwakilan BPKP melalui Memo tanggal 14


ep

Juni 2011;
ah

5.8.7. Majelis Komisi menilai berdasarkan ketentuan


R

Pasal 13 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor


es

67 Tahun 2005, pemberian kompensasi


M

ng

merupakan kewenangan Kepala Daerah yaitu


on
gu

Halaman 116 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terlapor II, sehingga penawaran pilihan

si
kompensasi oleh Terlapor II dan pemilihan
bentuk kompensasi oleh Terlapor III tidak

ne
ng
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tersebut;
5.8.8. Majelis Komisi menilai Hasil Kajian Kerjasama

do
gu Pemerintah dengan Swasta Perwakilan BPKP
tanggal 14 Juni 2011yang merekomendasikan

In
A
pemilihan kompensasi berupa pemberian
tambah tambahan nilai maksimal 10% (sepuluh
ah

lik
persen) dengan syarat kualifikasi baru keluar
setelah Terlapor III menentukan pilihan
kompensasinya pada tanggal 28 Maret 2011;
am

ub
5.8.9. Majelis Komisi menilai pemberian kesempatan
pemilihan kompensasi yang merupakan
ep
kewenangan Terlapor II kepada Terlapor III
k

merupakan bentuk fasilitasi yang dilakukan


ah

oleh Terlapor II agar Terlapor III dapat


R

si
menentukan pilihan kompensasi yang paling
menguntungkan bagi investasi yang

ne
ng

dilakukannya yang dijustifikasi berdasarkan


rekomendasi dari BPKP;

do
gu

5.8.10. Bahwa dalam menganalisa perilaku Terlapor III


dalam memilih bentuk kompensasi terhadap
Pemrakarsa Proyek, Majelis Komisi
In
A

menggunakan sebagai pendekatan teori


pengambilan keputusan secara rasional
ah

lik

sebagaimana diuraikan sebagai berikut:


5.8.10.1. Teori keputusan adalah konsep
m

ub

mengenai pengambilan keputusan


berdasarkan alternatif terbaik dari
ka

beberapa alternatif yang ada pada


ep

saat keaadaan yang tidak pasti.


ah

Kegunaan teori keputusan adalah


R

untuk membantu memecahkan


es

masalah dengan menentukan


M

ng

tindakan yang akan dipilih melalui


on
gu

Halaman 117 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemilihan berbagai alternatif yang

si
tersedia. Dalam memilih suatu
keputusan minimal terdapat dua

ne
ng
alternatif yang diberikan, dan
pengambil keputusan harus memilih
satu alternatif berdasarkan kriteria

do
gu tertentu diantara alternatif lainnya;
5.8.10.2. Terdapat empat kategori dalam

In
A
proses pengambilan keputusan,
yaitu:
ah

lik
(1) Keputusan dalam keadaan
terdapat kepastian (certainty).
Keputusan pada kategori ini
am

ub
adalah keputusan yang
sebelumnya sudah terdapat
ep
informasi lengkap. Metode yang
k

digunakan untuk memecahkan


ah

permasalahan tersebut adalah


R

si
dengan linear programming;
(2) Keputusan dalam keadaan

ne
ng

ketidakpastian (uncertainty).
Keputusan pada kategori ini,

do
gu

berkebalikan dengan jenis


sebelumnya. Keputusan ini
terjadi jika terdapat informasi
In
A

tambahan dan terdapat nilai


probability yang dibuat sendiri.
ah

lik

Metode yang digunakan untuk


memecahkan permasalahan
m

ub

tersebut adalah dengan analisis


keputusan dalam keadaan
ka

ketidakpastian;
ep

(3) Keputusan dalam keadaan


ah

terdapat risiko (risk). Keputusan


R

yang terdapat risiko jika


es

informasi yang diperoleh tidak


M

ng

lengkap dengan diketahui nilai


on
gu

Halaman 118 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
probabilitas. Metode yang

si
digunakan untuk memecahkan
masalah yang digunakan adalah

ne
ng
dengan model keputusan
probabilistic;
(4) Keputusan dalam keadaan

do
gu terdapat konflik (conflict).
Keputusan dalam keadaan

In
A
terdapat konflik adalah adanya
situasi kompetitif (persaingan)
ah

lik
yang terjadi diantara dua
pengambil keputusan atau lebih.
Metode yang digunakan untuk
am

ub
memecahkan permasalahan
tersebut adalah game theory
ep
(teori permainan);
k

5.8.10.3. Nicolas Bernaoulli (1713) pertama


ah

kali memperkenalkan permasalahan


R

si
yang dikenal dengan St. Petersburg
Paradox dimana tidak banyak orang

ne
ng

yang mau mengeluarkan uang untuk


melakukan sebuah permainan

do
gu

dengan return yang tidak pasti.


Kemudian saudara sepupu Bernoulli,
Daniel Bernoulli (1738)
In
A

mengemukakan Teori Keputusan


Kontemporer (Contemporary Decision
ah

lik

Theory) dimana nilai atau utilitas dari


uang menurun sesuai dengan uang
m

ub

yang telah dimenangkan;


5.8.10.4. Perkembangan selanjutnya adalah
ka

Teori Utilitas Yang Diharapkan


ep

(Expected Utility Theory) yang


ah

dikemukakan oleh John von


R

Neumann dan Oskar Morgenstern


es

(1947). Von Neumann dan


M

ng

Morgenstern mengusulkan Teori


on
gu

Halaman 119 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Utilitas Yang Diharapkan sebagai

si
teori perilaku yang normatif. Salah
satu tujuan dari teori tersebut adalah

ne
ng
untuk menyediakan asumsi-asumsi
eksplisit atau aksiom yang melandasi
pembuatan keputusan rasional.

do
gu Apakah aksiom dari pembuatan
keputusan yang rasional? Formulasi

In
A
atas teori utilitas yang diharapkan
didasarkan pada enam prinsip yaitu:
ah

lik
(1) Prinsip Permintaan Alternatif
dimana pembuat keputusan
harus mampu membandingkan
am

ub
dua alternatif dan harus memilih
salah satu alternatif;
ep
(2) Prinsip Dominasi pelaku yang
k

rasional seharusnya tidak


ah

pernah mengadopsikan strategi


R

si
yang lebih dominan dari strategi-
stategi lain. Sebuah strategi

ne
ng

dominan lebih lemah jika saat


dibandingkan dengan strategi

do
gu

lain mendapatkan hasil yang


lebih bagus;
(3) Prinsip Pembatalan yang
In
A

mengabaikan utilitas hasil pada


saat kedua resiko alternatif berisi
ah

lik

suatu kemungkinan hasil yang


identik dan sama di antara
m

ub

konsekuensi yang mungkin ada;


(4) Prinsip Transitivitas yang terjadi
ka

pada saat pembuat keputusan


ep

rasional lebih cenderung pada


ah

hasil A dibanding hasil B, dan


R

hasil B dibanding hasil C,


es

kemudian seseorang tersebut


M

ng

lebih memilih hasil A dibanding


on
gu

Halaman 120 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hasil C;

si
(5) Prinsip Kelanjutan yang
diterapkan pada beberapa set

ne
ng
hasil, pembuat keputusan
seharusnya selalu lebih
cenderung melakukan spekulasi/

do
gu judi di antara hasil yang terbaik
dan yang terburuk dibanding a

In
A
sure intermediate outcome jika
peluang dari hasil yang terbaik
ah

lik
cukup baik.;
(6) Prinsip ketidakberagaman
menetapkan bahwa pembuat
am

ub
keputusan seharusnya tidak
terpengaruh terhadap jalan
ep
alternatif yang telah ada;
k

Von Neumann dan Morgenstren


ah

(1947) membuktikan secara


R

si
matematika bahwa saat
pembuat keputusan melanggar

ne
ng

prinsip-prinsip tersebut, utilitas


yang diharapkan tidak maksimal;

do
gu

5.8.10.5. Majelis Komisi berpendapat, secara


teori tindakan Terlapor III yang
berani mengambil resiko yang lebih
In
A

besar dengan memilih kompensasi


berupa tambahan nilai 10% (sepuluh
ah

lik

persen) dibandingkan dengan pilihan


kompensasi yang lebih pasti yaitu
m

ub

right to match merupakan tindakan


yang tidak rasional karena tindakan
ka

Terlapor III tersebut bergerak dari


ep

situasi yang pasti (certain) ke situasi


ah

tidak pasti (uncertain);


R

5.8.10.6. Majelis Komisi menilai tindakan


es

Terlapor III tersebut dapat dijelaskan


M

ng

berdasarkan teori pengambilan


on
gu

Halaman 121 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusan dalam keadaan terdapat

si
kepastian (certainty). Keputusan
pada kategori ini diambil pada saat

ne
ng
sudah terdapat informasi lengkap.
Sementara kondisi pelelangan umum
merupakan kondisi dalam keadaan

do
gu ketidakpastian (uncertainty) sehingga
pengambil keputusan secara rasional

In
A
akan menerapkan prinsip-prinsip
dalam teori utilitas pada saat
ah

lik
menghadapi ketidakpastian
(uncertainty) tersebut;
5.8.10.7. Majelis Komisi menilai tindakan
am

ub
Terlapor III itu tidak rasional karena
bertentangan dengan prinsip-prinsip
ep
teori utilitas;
k

5.8.10.8. Majelis Komisi berpendapat tindakan


ah

Terlapor III tersebut menjadi rasional


R

si
pada saat terdapat informasi lengkap
dan adanya jaminan kepastian dari

ne
ng

Terlapor I dan Terlapor II bahwa


Terlapor III sebagai Pemrakarsa

do
gu

Proyek sudah pasti akan ditunjuk


sebagai Pemenang Lelang sehingga
keputusan yang diambil adalah
In
A

keputusan dalam keadaan terdapat


kepastian (certainty);
ah

lik

5.8.10.9. Berdasarkan analisis teori tersebut,


Majelis Komisi menilai sejak tahap
m

ub

pra lelang sudah ada upaya


pengaturan oleh Terlapor I dan
ka

Terlapor II agar Terlapor III selaku


ep

Pemrakarsa Proyek ditetapkan


ah

sebagai Pemenang Lelang;


R

7.2.3.1. Bahwa berdasarkan apa yang telah Pemohon


es

kasasi uraikan di atas terkait pertimbangan hukum


M

ng

Judex Facti pertimbangan hukum Judex Facti pada


on
gu

Halaman 122 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
halaman 167 alenia pertama dan kedua serta

si
halaman168 alinea pertama adalah telah salah dan
keliru dalam menerapkan hukum dengan

ne
ng
mengesampingkan semua bukti sebagaimana
ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 yang terdapat dalam perkara a quo,

do
gu sehingga mohon kepada Yang Terhormat Majelis
Hakim Mahkamah Agung Republiki Indonesia

In
A
untuk dapat dibatalkan;
8. Bahwa berdasarkan apa yang telah Pemohon kasasi uraikan di atas
ah

lik
terkait pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 165 alinea
keempat sampai dengan 169 alenia pertama adalah telah salah dan
keliru dalam menerapkan hukum terkait kompensasi dengan
am

ub
mengesampingkan semua bukti sebagaimana ketentuan Pasal 42
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang terdapat dalam perkara a
ep
quo, sehingga mohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim
k

Mahkamah Agung Republiki Indonesia untuk dapat dibatalkan;


ah

E. Putusan Judex Facti telah salah dan keliru dalam penerapan hukumya
R

si
terkait pertimbangan hukumnya terkait persekongkolan pada tahap
prakualifikasi dan tahap pelelangan;

ne
ng

1. Bahwa Pertimbangan Judex Facti pada halaman 169 alinea pertama


dan kedua Majelis Hakim berpendirian terkait dengan persekongkolan

do
gu

Horizontal dan Persekongkolan Vertikal dalam tahap Prakualifikasi


lelang dan Tahap pelelangan tidak beralasan hukum karena Termohon
Kasasi telah melampirkan dan memenuhi syarat prakualifikasi lelang,
In
A

sehingga Termohon Kasasi tidak pernah melakukan post bidding dan


perubahan Joint Operation Agreement, sehingga Pemohon Kasasi
ah

lik

dalam Putusannya tidak dapat membuktikan adanya perjanjian tertulis


atau secara lisan antara Termohon Kasasi dengan pelaku Usaha lain
m

ub

demikian juga dengan Turut Termohon Kasasi I, Turut Termohon Kasasi


II dan Turut Termohon Kasasi III, sehingga tender dalam perkara a quo
ka

telah sesuai dengan prinsip umum tender;


ep

2. Bahwa Pertimbangan Judex Facti pada halaman 169 alinea pertama a


ah

dan kedua dalah telah salah dan keliru dalam menerapkan hukum
R

dengan mengesampingkan seluruh fakta adnya prinsip umum tender


es

yang tidak dipenuhi yang telah dimuat dan diuraikan Pemohon Kasasi
M

ng

dalam Putusan Nomor 12/KPPU-L/2016 pada halaman 156-173 yang


on
gu

Halaman 123 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat dikutip sebagai berikut:

si
6. Tentang pada Tahap Prakualifikasi dan Tahap Lelang;
9.1. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang tahapan

ne
ng
Prakualifikasi Lelang sebagai berikut:
9.1.1. Terlapor II menerbitkan Surat Keputusan Walikota Bandung
Nomor 658.1/Kep.164-BPLH/2012 tanggal 6 Maret 2012

do
gu tentang Panitia Pengadaan Badan Usaha Secara
Pelelangan Umum Dalam Rangka Pembangunan

In
A
Infrastruktur Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan Melalui Mekanisme Kerjasama
ah

lik
Pemerintah Dengan Badan Usaha;
9.1.2. Pada tanggal 20 Juni 2012, Terlapor I mengadakan rapat
yang dihadiri seluruh anggota Terlapor I untuk menyusun
am

ub
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Dokumen Prakualifikasi.
Terlapor I menyusun HPS berdasarkan pada Laporan Studi
ep
Kelayakan Proyek Kerjasama (Feasibility Study) yang
k

dibuat oleh Terlapor III;


ah

9.1.3. Terlapor I menyusun HPS dengan rincian sebagai berikut:


R

si
9.1.3.1. Capex (nilai investasi) sebesar
Rp622.484.000.000,00 (enam ratus dua puluh dua

ne
ng

miliar empat ratus delapan puluh empat juta


rupiah) yang terdiri dari biaya perencanaan, biaya

do
gu

konstruksi dan biaya pengawasan, biaya operasi


dan pemeliharaan, juga termasuk provisi bunga,
asumsi bunga dan eskalasi;
In
A

9.1.3.2. Jumlah sampah yang diolah minimal 700 ton/hari;


9.1.3.3. Harga maksimum tipping fee saat mulai
ah

lik

operasional (tahun 2014) adalah Rp375.000,00


(tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per ton
m

ub

sampah;
9.1.4. Pada tanggal 21 Juni 2012, Terlapor II menerbitkan SK
ka

Nomor 660/Kep.433-BPLH/2012 tentang Dokumen


ep

Prakualifikasi Pengadaan Badan Usaha secara Pelelangan


ah

Umum dalam rangka Pembangunan Infrastruktur


R

Pengolahan Sampah berbasis Teknologi Ramah


es

Lingkungan melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah


M

ng

Daerah dengan Badan Usaha;


on
gu

Halaman 124 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.1.5. Berikut kronologis singkat proses prakualifikasi:

si
9.1.5.1. Terlapor I mengumumkan Prakualifikasi melalui
media massa yaitu di website LPSE Kota Bandung

ne
ng
dan Pikiran Rakyat tanggal 11 Juli 2012, Harian
Jakarta Post tanggal 13 Juli 2012 dan Harian
Kompas tanggal 16 Juli 2012 dan pada papan

do
gu pengumuman Sekretariat Terlapor I;
9.1.5.2. Pengambilan dokumen prakualifikasi dilakukan

In
A
dari tanggal 18 sampai dengan 31 Juli 2012
dimana terdapat 26 (duapuluh enam) perusahaan
ah

lik
yang mendaftar dan mengambil Dokumen
Prakualifikasi;
9.1.5.3. Terlapor I mengadakan penjelasan/Aanwijzing
am

ub
Dokumen Prakualifikasi pada tanggal 7 Agustus
2012 yang dihadiri oleh 18 (delapan belas)
ep
perusahaan;
k

9.1.5.4. Pemasukan dokumen prakualifikasi dilakukan


ah

pada tanggal 28 September 2012. Terdapat 7


R

si
(tujuh) perusahaan yang memasukan dokumen
prakualifikasi, yaitu:

ne
ng

1. Konsorsium CTCI Corporation;


2. PT Godang Tua Jaya;

do
gu

3. Konsorsium GS Engineering & Construction


Corp. – PT Wijaya Karya (Persero);
4. JFE Engineering Coorporation;
In
A

5. Konsorsium PT Navigat Organic Energy


Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &
ah

lik

Environment Co., Ltd.;


6. Konsorsium Sound Environmental Resources
m

ub

Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama Sakti;


7. Konsorsium Terlapor III – Hangzhou Boiler
ka

Group Co., Ltd.;


ep

9.1.5.5. Hasil rapat evaluasi prakualifikasi pada tanggal 31


ah

Oktober 2012 diumumkan oleh Terlapor I pada


R

tanggal 2 November 2012 yang menetapkan 3


es

(tiga) perusahaan lulus prakualifikasi dan berhak


M

ng

mengikuti seleksi tahap selanjutnya yaitu:


on
gu

Halaman 125 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Konsorsium Sound Environmental Resources

si
Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama Sakti;
(2) Konsorsium Terlapor III - Hangzhou Boiler

ne
ng
Group Co., Ltd;
(3) Konsorsium CTCI Corporation;
9.2. Bahwa dalam dokumen prakualifikasi G.7. mengenai kriteria

do
gu menggugurkan diatur bahwa peserta dinyatakan gugur dari proses
prakualifikasi jika tidak memenuhi kriteria evaluasi dan/atau

In
A
persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen prakualifikasi ini atau
kegagalan peserta menyediakan informasi atau dokumen yang
ah

lik
dibutuhkan dalam pernyataan kualifikasi. Evaluasi prakualifikasi
terdiri dari evaluasi untuk kriteria administrasi, bisnis dan teknis;
9.3. Bahwa persyaratan-persyaratan yang menyebabkan peserta
am

ub
lelang digugurkan oleh Terlapor I adalah karena tidak memenuhi
persyaratan kriteria administrasi dan/atau kriteria bisnis dan/atau
ep
kriteria teknis adalah sebagaimana tercantum dalam Berita Acara
k

Evaluasi Prakualifikasi No. 28/PL-TPSBTRL/X/2012 tanggal 31


ah

Oktober 2012;
R

si
9.4. Bahwa persyaratan-persyaratan yang menyebabkan peserta
lelang digugurkan oleh Terlapor I karena tidak memenuhi

ne
ng

persyaratan kriteria administrasi meliputi:


9.4.1. Profil Perusahaan (Poin G.1.3.);

do
gu

9.4.2. Surat Pernyataan tidak dalam Pengampuan/ Pailit atau


tidak dalam proses beracara pidana di pengadilan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran A. surat
In
A

pernyataan ini harus dilengkapi dengan surat keterangan


dari badan peradilan. Sedangkan jika peserta lelang
ah

lik

merupakan badan hukum asing, surat itu harus dilegalisasi


notaris dan dikonsularisasikan oleh kedutaan Indonesia di
m

ub

Negara dimana pernyataan ini ditandatangani (Poin G.1.4.);


9.4.3. NPWP dan bukti setoran pajak 1 tahun terakhir kecuali
ka

badan hukum asing (Poin G.1.6.);


ep

9.4.4. Peserta konsorsium wajib melampirkan bukti perjanjian


ah

kerjasama/konsorsium dihadapan notaris dan berisi maksud


R

dan tujuan, pembagian peran (pimpinan dan anggota),


es

tugas dan kewajiban masing-masing dalam konsorsium


M

ng

(operator atau kontraktor atau lain lain) (Poin G.1.7.);


on
gu

Halaman 126 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.5. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi

si
kriteria administrasi dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan
oleh Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.4.1 di atas

ne
ng
adalah sebagai berikut:
9.5.1. Dalam dokumen penawaran, PT Godang Tua Jaya tidak
melampirkan Profil Perusahaan (Company Profile);

do
gu 9.5.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, PT Godang Tua Jaya
dinilai tidak memenuhi persyaratan administrasi karena

In
A
tidak melampirkan Profil Perusahaan (Company Profile);
9.5.3. Menurut Investigator, seharusnya Terlapor I melakukan
ah

lik
klarifikasi ke PT Godang Tua Jaya sebelum menyatakan
tidak memenuhi persyaratan tersebut;
9.6. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi
am

ub
kriteria administrasi dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan
oleh Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.4.2 di atas
ep
adalah sebagai berikut:
k

9.6.1. Konsorsium Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Group Co.


ah

Ltd.;
R

si
9.6.1.1. Dalam dokumen penawaran, surat pernyataan
tidak dalam pengampuan/pailit atau tidak dalam

ne
ng

proses beracara pidana di pengadilan tidak


dikonsulariasikan dan tidak dibuat secara notaril

do
gu

untuk oleh Terlapor III;


9.6.1.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, Konsorsium
Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Group Co.
In
A

Ltd. dinilai memenuhi persyaratan karena


persyaratan tersebut tidak dikenal di negara asal
ah

lik

perusahaan tersebut;
9.6.1.3. Menurut Investigator, seharusnya Terlapor III dinilai
m

ub

tidak memenuhi persyaratan;


9.6.2. Konsorsium Sound Environmental Resources Co. Ltd. dan
ka

PT Manggala Purnama Sakti;


ep

9.6.2.1. Dalam dokumen penawaran, PT Manggala


ah

Purnama Sakti tidak mencantumkan surat


R

keterangan tidak dalam pengampuan/pailit atau


es

tidak dalam proses beracara pidana di pengadilan


M

ng

dari Badan Peradilan yang bersangkutan;


on
gu

Halaman 127 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.6.2.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, PT Manggala

si
Purnama Sakti dinilai memenuhi persyaratan
karena Terlapor I telah mengkonfirmasi

ne
ng
persyaratan tersebut ke pengadilan;
9.6.2.3. Menurut Investigator, seharusnya PT Manggala
Purnama Sakti dinilai tidak memenuhi persyaratan;

do
gu 9.7. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi
kriteria administrasi dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan

In
A
oleh Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.4.3 di atas
adalah sebagai berikut:
ah

lik
9.7.1. Dalam dokumen penawaran, Konsorsium Sound
Environmental Resources Co. Ltd. dan PT Manggala
Purnama Sakti tidak melampirkan bukti setor pajak satu
am

ub
tahun terakhir;
9.7.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, Konsorsium Sound
ep
Environment Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama Sakti
k

dinilai memenuhi persyaratan karena persyaratan tersebut


ah

dinilai tidak substantif;


R

si
9.7.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium Sound
Environmental Resources Co. Ltd. dan PT Manggala

ne
ng

Purnama Sakti dinilai tidak memenuhi persyaratan karena


tidak melampirkan bukti setor pajak satu tahun terakhir;

do
gu

9.8. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi


kriteria administrasi dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan
oleh Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.4.4 di atas
In
A

adalah sebagai berikut:


9.8.1. Konsorsium Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Co. Ltd.;
ah

lik

9.8.1.1. Dalam dokumen penawaran, Terlapor III


mencantumkan Perjanjian Joint Operation dengan
m

ub

komposisi Terlapor III memegang 90% investasi


sebagai Leader, tetapi kewajiban masing masing
ka

dalam konsorsium tidak dijabarkan siapa yang


ep

berperan sebagai operator atau kontraktor;


ah

9.8.1.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, Terlapor III dinilai


R

memenuhi persyaratan karena terdapat perjanjian


es

kerjasama/konsorsium dihadapan notaris dan berisi


M

ng

maksud dan tujuan, pembagian peran (pimpinan


on
gu

Halaman 128 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan anggota), tugas dan kewajiban masing masing

si
dalam konsorsium (operator atau kontraktor atau
lain lain);

ne
ng
9.8.1.3. Menurut Investigator, seharusnya Terlapor III dinilai
tidak memenuhi persyaratan;
9.8.2. Konsorsium CTCI Corporation;

do
gu 9.8.2.1. Dalam dokumen penawaran, terdapat perjanjian
konsorsium CTCI yang memuat pembagian

In
A
tugas/kewajiban dari masing-masing anggota
konsorsium, tetapi tidak terdapat leader
ah

lik
konsorsium;
9.8.2.2. Berdasarkan evaluasi Terlapor I, terdapat
perjanjian kerjasama/konsorsium di hadapan
am

ub
notaris yang berisi maksud dan tujuan, pembagian
peran (pimpinan dan anggota), tugas dan
ep
kewajiban masing masing dalam konsorsium
k

(operator atau kontraktor atau lain lain);


ah

9.8.2.3. Menurut Investigator, seharusnya seharusnya


R

si
Terlapor III dinilai tidak memenuhi persyaratan;
9.9. Berdasarkan evaluasi kriteria administrasi sebagaimana diuraikan

ne
ng

pada butir 6.5. sampai dengan butir 6.8. di atas, Majelis Komisi
menilai Terlapor I tidak konsisten dalam melakukan evaluasi

do
gu

berdasarkan persyaratan prakualifikasi yang telah ditentukan.


Inkonsistensi Terlapor I tersebut menyebabkan terdapat pelaku
usaha yang seharusnya dinilai memenuhi kriteria administrasi,
In
A

namun dinilai tidak memenuhi. Sebaliknya, terdapat pelaku usaha


yang seharusnya dinilai tidak memenuhi kriteria administrasi,
ah

lik

namun dinilai memenuhi. Tindakan Terlapor I ini mengakibatkan


terjadinya persaingan usaha tidak sehat pada tahap evaluasi
m

ub

kriteria administrasi;
9.10. Bahwa persyaratan persyaratan yang menyebabkan peserta
ka

lelang digugurkan oleh Terlapor I karena tidak memenuhi


ep

persyaratan kriteria bisnis dalam meliputi:


ah

9.10.1. Rincian setidaknya 1 (satu) proyek sejenis yang telah


R

mencapai pemenuhan pembiayaan 10 (sepuluh) tahun


es

dimana setidaknya 1 (satu) dari anggota konsorsium telah


M

ng

menginvestasikan modalnya minimal Rp63.000.000.000,00


on
gu

Halaman 129 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(enam puluh tiga miliar rupiah) (Poin G.3.1);

si
9.10.2. Rincian setidaknya 1 (satu) proyek sejenis dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir dimana setidaknya 1 (satu)

ne
ng
anggota konsorsium berhasil mendapatkan pinjaman
minimal Rp189.000.000.000,00 (seratus delapan puluh
sembilan miliar rupiah) (Poin G.3.2.);

do
gu 9.11. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi
kriteria bisnis dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan oleh

In
A
Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.10.1. di atas
adalah sebagai berikut:
ah

lik
9.11.1. Konsorsium PT Navigat Organic Energy Indonesia dan
Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.;
9.11.1.1. Dalam dokumen penawaran, proyek sejenis
am

ub
yang disampaikan Jiangxi Jianlian Energy &
Environment Co., Ltd. yaitu proyek 2 x 600T/D
ep
Garbage Incenerator + WHRS Boiler yang
k

merupakan proyek incenerasi dengan


ah

pembiayaan Rp63.766.080.000,00 (enam puluh


R

si
tiga miliar tujuh ratus enam puluh enam juta
delapan puluh ribu rupiah);

ne
ng

9.11.1.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,


Konsorsium PT Navigat Organic Energy

do
gu

Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &


Environment Co., Ltd. tidak memenuhi kriteria
bisnis karena nilai investasi pengalaman proyek
In
A

sejenis yang disampaikan adalah sanitary


bukan incenerasi sebagaimana dipersyaratkan
ah

lik

dalam dokumen prakualifikasi sehingga


diberikan nilai investasi Rp0;
m

ub

9.11.1.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


PT Navigat Organic Energy Indonesia dan
ka

Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.


ep

dinilai memenuhi kriteria bisnis karena


ah

pengalaman proyek tersebut merupakan proyek


R

incenerasi;
es

9.11.2. Konsorsium Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Group


M

ng

Co. Ltd.;
on
gu

Halaman 130 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.11.2.1. Dalam dokumen penawaran, pengalaman

si
pemenuhan pembiayaan proyek sejenis yang
disampaikan oleh konsorsium Terlapor III-

ne
ng
Hangzhou Boiler Group Co., Ltd. hanya
menginvestasikan modalnya sebesar kurang
lebih Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima

do
gu miliar rupiah), tidak 100% (seratus persen);
9.11.2.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,

In
A
Konsorsium Terlapor III memenuhi kriteria bisnis
karena nilai investasi pengalaman proyek sejenis
ah

lik
sebesar Rp76.380.000.000,00 (tujuh puluh enam
miliar tiga ratus delapan puluh juta rupiah) lebih
besar dari batas minimum Rp63.000.000.000,00
am

ub
(enam puluh tiga miliar rupiah) dan komposisi
modal peserta 100% lebih besar dari batas
ep
minimum nilai >50% (lebih besar dari lima puluh
k

persen);
ah

9.11.2.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


R

si
Terlapor III dengan Hangzhou Boiler Group Co.
Ltd. dinilai tidak memenuhi kriteria bisnis ini

ne
ng

karena nilai investasinya kurang dari


Rp63.000.000.000,00 (enam puluh tiga miliar

do
gu

rupiah);
9.11.2.4. Berdasarkan fakta persidangan, Terlapor I
mengakui kesalahan dalam penghitungan share
In
A

modal yang diinvestasikan konsorsium Terlapor


III dengan Hangzhou Boiler Group Co. Ltd.,
ah

lik

sehingga seharusnya pemenuhan modal adalah


sebesar Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima
m

ub

miliar rupiah) yang artinya tidak memenuhi


persyaratan;
ka

9.12. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi


ep

kriteria bisnis dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan oleh


ah

Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.10.2. di atas


R

adalah sebagai berikut:


es

9.12.1. Dalam dokumen penawaran, Konsorsium PT Navigat


M

ng

Organic Energy Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &


on
gu

Halaman 131 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Environment Co., Ltd. menyampaikan pengalaman proyek

si
2x600T/D Garbage incinerator + WHRS Boiler sebesar
RMB 133.000.000 (seratus tiga puluh tiga juta Renminbi)

ne
ng
yang jika dikonversi nilainya lebih besar dari
Rp189.000.000.000,00 (seratus delapan puluh sembilan
miliar rupiah);

do
gu 9.12.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I, Konsorsium PT
Navigat Organic Energy Indonesia dan Jiangxi Jianlian

In
A
Energy & Environment Co., Ltd. memenuhi kriteria;
9.12.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium PT Navigat
ah

lik
Organic Energy Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &
Environment Co., Ltd. tidak memenuhi kriteria jika
Terlapor I konsisten dengan evaluasi sebelumnya
am

ub
sebagaimana dimaksud pada butir 6.11.1 di atas. Hal ini
dikarenakan kriteria pengalaman pada proyek sejenis
ep
yang dievaluasi untuk kriteria bisnis Poin G.3.1 (nilai
k

investasi) dan Poin G.3.2 (nilai pinjaman) adalah untuk


ah

proyek yang sama yaitu proyek 2 x 600T/D Garbage


R

si
Incenerator + WHRS Boiler;
9.13. Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor I tidak konsisten dalam

ne
ng

melakukan evaluasi kriteria bisnis sebagaimana diuraikan pada


butir 6.11. dan 6.12 di atas. inkonsistensi Terlapor I tersebut

do
gu

menyebabkan terdapat Pelaku Usaha yang seharusnya dinilai


memenuhi kriteria bisnis, namun dinilai tidak memenuhi.
sebaliknya, terdapat Pelaku Usaha yang seharusnya dinilai tidak
In
A

memenuhi kriteria bisnis, namun dinilai memenuhi. Tindakan


Terlapor I ini mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
ah

lik

sehat pada tahap evaluasi kriteria bisnis;


9.14. Bahwa persyaratan persyaratan yang menyebabkan peserta
m

ub

lelang digugurkan oleh Terlapor I karena tidak memenuhi


persyaratan kriteria teknis meliputi:
ka

9.14.1. Kriteria Pengalaman Operasional dan Pemeliharaan


ep

(Operation and Maintenance – O&M) (Poin G.5.1.)


ah

dengan rincian sebagai berikut:


R

9.14.1.1. Pengalaman sukses operasional dan


es

pemeliharaan minimal 1 (satu) proyek sejenis


M

ng

yang telah berjalan paling tidak selama 3 (tiga)


on
gu

Halaman 132 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tahun dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;

si
9.14.1.2. Peserta telah menandatangai 1 (satu) kontrak
O&M yang memenuhi syarat dan nama

ne
ng
kontraktor O&M dan rincian proyek yang
memenuhi kriteria harus dicantumkan;
9.14.1.3. Proyek dimana peserta memiliki kendali

do
gu terhadap kepemilikan ketika kegiatan O&M
berlangsung, atau ketika jasa O&M diadakan

In
A
berdasarkan kontrak O&M;
9.14.1.4. Panitia menilai untuk pengalaman O&M proyek
ah

lik
harus dimulai tahun 2003 paling lama dan yang
paling cepat adalah tahun 2008 dan yang
dimaksud dalam persyaratan tersebut adalah
am

ub
pengalaman mulai membangun berdasarkan
apa yang tertulis dalam berita acara hasil
ep
evaluasi prakualifikasi;
k

9.14.2. Kriteria Pengalaman EPC (Poin G.5.2.);


ah

9.14.2.1. Pengalaman sukses EPC setidaknya 1 (satu)


R

si
proyek sejenis yang telah berjalan paling tidak
selama 3 (tiga) tahun dalam 10 (sepuluh) tahun

ne
ng

terakhir;
9.14.2.2. Peserta telah menandatangai 1 (satu) kontrak

do
gu

EPC yang memenuhi syarat dan nama


kontraktor EPC dan rincian proyek yang
memenuhi kriteria harus dicantumkan;
In
A

9.14.2.3. Proyek dimana peserta memiliki kendali


terhadap kepemilikan ketika proyek mencapai
ah

lik

tahap operasi komersial;


9.14.2.4. Panitia menilai untuk pengalaman EPC proyek
m

ub

harus dimulai tahun 2003 paling lama dan yang


paling cepat adalah tahun 2008 dan yang
ka

dimaksud dalam persyaratan tersebut adalah


ep

pengalaman mulai membangun berdasarkan


ah

apa yang tertulis dalam berita acara hasil


R

evaluasi prakualifikasi;
es

9.15. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi


M

ng

kriteria teknis dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan oleh


on
gu

Halaman 133 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.14.1. sebagai

si
berikut:
9.15.1. Konsorsium PT Navigat Organic Energy Indonesia dan

ne
ng
Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.;
9.15.1.1. Dalam dokumen penawaran, disampaikan
pengalaman proyek 2x600T/D Garbage

do
gu Incinerator + WHRS Boiler dengan Jiangxi
Jianglian Energy & Environment Co., Ltd.

In
A
sebagai kontraktor O&M;
9.15.1.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
ah

lik
Konsorsium PT Navigat Organic Energy
Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &
Environment Co., Ltd. tidak memenuhi
am

ub
persyaratan teknis dalam lampiran berita acara
evaluasi prakualifikasi Nomor 28/PL-
ep
TPSBTRL/X/2012 tanggal 31 Oktober 2012
k

karena kriteria pengalaman O&M tidak dirinci


ah

mengenai peran peserta konsorsium;


R

si
9.15.1.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium
PT Navigat Organic Energy Indonesia dan

ne
ng

Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.


memenuhi kriteria pengalaman O&M ini;

do
gu

9.15.2. Konsorsium Sound Environmental Resources Co. Ltd.


dan PT Manggala Purnama Sakti;
9.15.2.1. Dalam dokumen penawaran, tahun mulai
In
A

beroperasi dari pengalaman O&M adalah tahun


2009 yang melebihi batas paling cepat
ah

lik

seharusnya 2008 meskipun Konsorsium Sound


Environmental Resources Co. Ltd. dan PT
m

ub

Manggala Purnama Sakti memiliki peran 100%


(seratus persen) dalam proyek;
ka

9.15.2.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,


ep

Konsorsium Sound Environmental Resources


ah

Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama Sakti


R

memenuhi kriteria teknis;


es

9.15.2.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


M

ng

Sound Environmental Resources Co. Ltd. dan


on
gu

Halaman 134 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PT Manggala Purnama Sakti tidak memenuhi

si
kriteria karena tahun mulai beroperasi dari
pengalaman O&M adalah tahun 2009 yang

ne
ng
melebihi batas paling cepat seharusnya 2008;
9.15.3. Konsorsium Terlapor III - Hangzhou Boiler Group Co., Ltd;
9.15.3.1. Dalam dokumen penawaran Konsorsium

do
gu Terlapor III - Hangzhou Boiler Group Co., Ltd.,
tahun mulai pembangunan adalah tahun 2002-

In
A
2003;
9.15.3.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
ah

lik
Konsorsium Terlapor III - Hangzhou Boiler
Group Co., Ltd. memenuhi persyaratan kriteria
teknis;
am

ub
9.15.3.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium
Terlapor III - Hangzhou Boiler Group Co., Ltd.
ep
tidak memenuhi kriteria karena tahun mulai
k

pembangunan melebihi batas paling lama yaitu


ah

seharusnya 2003 dan berdasarkan dokumen


R

si
penawaran prakualifikasi Konsorsium Terlapor
III, tidak terdapat dokumen pendukung yang

ne
ng

menjelaskan pengalaman O&M dari konsorsium


tetapi hanya ditemukan dokumen terkait EPC;

do
gu

9.15.4. Konsorsium CTCI Corporation;


9.15.4.1. Dalam dokumen Penawaran Konsorsium CTCI
Corporation, tahun mulai pembangunan adalah
In
A

tahun 2001-2004;
9.15.4.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
ah

lik

Konsorsium CTCI Corporation memenuhi


kriteria teknis;
m

ub

9.15.4.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


CTCI Corporation dinilai tidak memenuhi kriteria
ka

teknis karena tahun mulai pembangunan


ep

melebihi batas paling lama yaitu seharusnya


ah

tahun 2003;
R

9.16. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang evaluasi


es

kriteria teknis dalam Prakualifikasi Lelang yang dilakukan oleh


M

ng

Terlapor I sebagaimana dimaksud pada butir 6.14.2. sebagai


on
gu

Halaman 135 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berikut:

si
9.16.1. Konsorsium PT Navigat Organic Energy Indonesia dan
Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.;

ne
ng
9.16.1.1. Dalam dokumen penawaran prakualifikasinya
disampaikan pengalaman proyek 2x600T/D
Garbage Incinerator + WHRS Boiler dengan

do
gu Jiangxi Jianglian Energy & Environment Co.,
Ltd. sebagai kontraktor EPC;

In
A
9.16.1.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
Konsorsium PT Navigat Organic Energy
ah

lik
Indonesia dan Jiangxi Jianlian Energy &
Environment Co., Ltd. tidak memenuhi
persyaratan teknik pengalaman EPC karena
am

ub
tidak dapat memberikan peran EPC dari
anggota konsorsium dalam proyek tersebut;
ep
9.16.1.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium
k

PT Navigat Organic Energy Indonesia dan


ah

Jiangxi Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.


R

si
dinilai memenuhi kriteria karena memiliki
pengalaman EPC sebagai kontraktor;

ne
ng

9.16.2. JFE Engineering Corporation;


9.16.2.1. Dalam dokumen Penawaran, pengalaman EPC

do
gu

yang dicantumkan adalah tahun 2003 dalam


dokumen penawaran prakualifikasi JFE
Engineering Corporation;
In
A

9.16.2.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I, JFE


Engineering Corporation tidak memenuhi
ah

lik

persyaratan teknik pengalaman EPC karena


kriteria pengalaman EPC yang dicantumkan
m

ub

adalah tahun 1999;


9.16.2.3. Menurut Investigator, seharusnya JFE
ka

Engineering Corporation dinilai memenuhi


ep

kriteria karena memiliki pengalaman EPC mulai


ah

tahun 2003;
R

9.16.3. Konsorsium GS Engineering & Construction Corp. – PT


es

Wijaya Karya (Persero);


M

ng

9.16.3.1. Dalam dokumen Penawaran Konsorsium GS


on
gu

Halaman 136 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Engineering & Construction Corp. – PT Wijaya

si
Karya (Persero), tahun mulai pembangunan
tidak dirinci;

ne
ng
9.16.3.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
Konsorsium GS Engineering & Construction
Corp. – PT Wijaya Karya (Persero) dinilai

do
gu memenuhi kriteria teknik pengalaman EPC;
9.16.3.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium

In
A
GS Engineering & Construction Corp. – PT
Wijaya Karya (Persero) dinyatakan tidak
ah

lik
memenuhi kriteria karena tidak merinci tahun
mulai pembangunan;
9.16.4. Konsorsium Sound Environmental Resources Co. Ltd.
am

ub
dan PT Manggala Purnama Sakti;
9.16.4.1. Dalam dokumen penawaran, tahun mulai
ep
beroperasi adalah tahun 2009;
k

9.16.4.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,


ah

Konsorsium Sound Environmental Resources


R

si
Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama Sakti
memenuhi kriteria teknik pengalaman EPC;

ne
ng

9.16.4.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


Sound Environmental Resources Co. Ltd. dan

do
gu

PT Manggala Purnama Sakti dinyatakan tidak


memenuhi kriteria karena tahun mulai
beroperasi EPC adalah tahun 2009 yang
In
A

melebihi batas paling cepat seharusnya 2008;


9.16.5. Konsorsium Terlapor III – Hangzhou Boiler Group Co.,
ah

lik

Ltd.;
9.16.5.1. Dalam dokumen penawaran, tahun mulai
m

ub

pembangunan adalah tahun 2002-2003;


9.16.5.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,
ka

Konsorsium Terlapor III – Hangzhou Boiler


ep

Group Co., Ltd. memenuhi persyaratan teknik


ah

pengalaman EPC;
R

9.16.5.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium


es

Terlapor III – Hangzhou Boiler Group Co., Ltd.


M

ng

tidak memenuhi kriteria karena tahun mulai


on
gu

Halaman 137 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembangunan adalah tahun 2002-2003 yang

si
melebihi batas paling lama seharusnya 2003;
9.16.6. Konsorsium CTCI Corporation;

ne
ng
9.16.6.1. Dalam dokumen penawaran, tahun mulai
pembangunan adalah tahun 2001-2004;
9.16.6.2. Berdasarkan hasil evaluasi Terlapor I,

do
gu Konsorsium CTCI Corporation memenuhi
persyaratan teknik pengalaman EPC;

In
A
9.16.6.3. Menurut Investigator, seharusnya Konsorsium
CTCI Corporation tidak memenuhi kriteria
ah

lik
karena tahun mulai pembangunan adalah tahun
2001-2004 yang melebihi batas paling lama
seharusnya 2003;
am

ub
9.17. Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor I tidak konsisten dalam
melakukan evaluasi kriteria teknis sebagaimana diuraikan pada
ep
butir 6.15. dan butir 6.16. di atas. Inkonsistensi Terlapor I tersebut
k

menyebabkan terdapat pelaku usaha yang seharusnya dinilai


ah

memenuhi kriteria teknis, namun dinilai tidak memenuhi.


R

si
sebaliknya, terdapat Pelaku Usaha yang seharusnya dinilai tidak
memenuhi kriteria teknis, namun dinilai memenuhi. Tindakan

ne
ng

Terlapor I ini mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak


sehat pada tahap evaluasi kriteria teknis;

do
gu

9.18. Berdasarkan penilaian Majelis Komisi sebagaimana dimaksud


pada butir 6.9., butir 6.13. dan butir 6.17., Majelis Komisi
menyimpulkan Terlapor I tidak konsisten dalam melakukan
In
A

evaluasi administrasi, evaluasi bisnis maupun evaluasi teknis


berdasarkan dokumen prakualifikasi yang mengakibatkan hasil
ah

lik

evaluasi pada tahap prakualifiasi menjadi tidak valid dan tidak sah;
9.19. Majelis Komisi berpendapat bahwa seharusnya tidak ada peserta
m

ub

seleksi yang lulus pada tahap prakualifikasi pelelangan. Terlapor I


meluluskan 3 (tiga) peserta seleksi yaitu (1) Konsorsium Sound
ka

Environmental Resources Co. Ltd. dan PT Manggala Purnama


ep

Sakti, (2) Konsorsium Terlapor III - Hangzhou Boiler Group Co.,


ah

ltd; dan (3) Konsorsium CTCI Corporation untuk menghindari


R

ketentuan harus dilakukannya pengulangan proses prakualifikasi


es

pelelangan dengan mengundang peserta yang baru;


M

ng

9.20. Majelis Komisi menilai inkonsistensi Terlapor I dalam melakukan


on
gu

Halaman 138 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
evaluasi prakualifikasi adalah dalam rangka pengaturan proses

si
lelang selanjutnya untuk menentukan Terlapor III sebagai
Pemenang Lelang;

ne
ng
9.21. Bahwa Majelis Komisi menilai fakta persidangan tentang tahap
proses Lelang sebagai berikut:
9.21.1. Bahwa dalam proses pelelangan ditemukan fakta bahwa

do
gu Terlapor I memberikan kesempatan eksklusif terhadap
Terlapor III dengan mengijinkan perubahan Joint

In
A
Operation Agreement Terlapor III - Hangzhou Boiler
Group Co., Ltd. disusulkan setelah jadwal pemasukan
ah

lik
dokumen penawaran pelelangan dalam tahap pelelangan
karena proses konsularisasi dan proses notaril dokumen
tersebut masih dalam proses pengerjaan;
am

ub
9.21.2. Bahwa perubahan Joint Operation Agreement Terlapor III
-Hangzhou Boiler Group Co., Ltd. pada tahap pelelangan
ep
terjadi karena perubahan komposisi share modal sebagai
k

berikut:
ah

9.21.2.1. Terlapor III yang semula pada tahap


R

si
prakualifikasi memiliki saham sebesar 90%
(sembilan puluh persen), berubah menjadi 60%

ne
ng

(enam puluh persen);


9.21.2.2. Hangzhou Boiler Group Co., Ltd yang semula

do
gu

pada tahap prakualifikasi memiliki saham


sebesar sebesar 10% (sepuluh persen),
berubah menjadi 40% (empat puluh persen);
In
A

9.21.3. Bahwa pemberian kesempatan Konsorsium Terlapor III-


Hangzhou Boiler Group Co., Ltd untuk menyusulkan
ah

lik

dokumen perubahan Joint Operation Agreement Terlapor


III-Hangzhou Boiler Group Co., Ltd tidak sesuai dengan
m

ub

dokumen lelang Pelelangan a quo, huruf B Instruksi


Kepada Peserta Lelang, poin 7 tentang Perubahan
ka

Konsorsium yang menyatakan:


ep

“Peserta Lelang harus menyusun perjanjian konsorsium


ah

yang dibuat dalam akta notaris yang secara jelas


R

mencantumkan komposisi kepentingan ekuitas masing


es

masing anggota dalam konsorsium. Perjanjian


M

ng

konsorsium ini, atau salinan sesuai asli dari perjanjian


on
gu

Halaman 139 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsorsium yang dilegalisasi notaris, bersama sama

si
dengan formulir pembentukan konsorsium Peserta Lelang
harus disampaikan sebagai bagian dari dokumen

ne
ng
penawaran administratif dan teknis pada tanggal
penyampaian dokumen penawaran dan disusun sesuai
dengan lampiran D.11 Dokumen Lelang ini”;

do
gu 9.21.4. Bahwa pemberian kesempatan eksklusif kepada
Konsorsium Terlapor III-Hangzhou Boiler Group Co., Ltd.

In
A
sebagaimana diuraikan di atas merupakan tindakan post
bidding;
ah

lik
9.22. Bahwa Majelis Komisi menilai tindakan Terlapor I yang
mengijinkan dan menerima disusulkannya tambahan dokumen
perubahan Joint Operation Agreement Terlapor III-Hangzhou
am

ub
Boiler Group Co., Ltd. bersifat diskriminatif dan tidak konsisten
dengan pernyataan Terlapor I dalam Berita Acara Pembahasan
ep
Sanggahan No. 32/PL-TPSBTRL/XI/2012 tanggal 13 November
k

2012 yang menyatakan bahwa penyampaian tambahan data oleh


ah

JFE Engineering Corporation setelah batas akhir pemasukan


R

si
dokumen tidak dapat diterima karena merupakan Post Bidding;
(vide C20);

ne
ng

9.23. Bahwa Majelis Komisi menilai tindakan diskriminatif dan tidak


konsisten yang dilakukan oleh Terlapor I adalah dalam rangka

do
gu

pengaturan Terlapor III sebagai Pemenang Lelang;


9.24. Bahwa berdasarkan uraian terhadap fakta dan alat bukti di atas,
Majelis Komisi menilai terjadinya persekongkolan pada saat tahap
In
A

prakualifikasi pelelangan dan tahap proses pelelangan untuk


mengatur dan menentukan Terlapor III sebagai pemenang lelang.
ah

lik

Hal ini terbukti pada saat Terlapor I melaporkan Hasil Lelang


kepada Terlapor II pada tanggal dan Terlapor II menetapkan
m

ub

Terlapor III sebagai pemenang lelang melalui Keputusan Walikota


Bandung Nomor 658.1/Kep.763-BPLH/2013 tanggal 14 Agustus
ka

2013;
ep

10. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


ah

1999;
R

10.1. Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya


es

pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,


M

ng

maka Majelis Komisi mempertimbangkan unsur-unsur Pasal 22


on
gu

Halaman 140 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 140
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai berikut:

si
10.1.1. Unsur pelaku usaha;
10.1.2. Unsur pihak lain;

ne
ng
10.1.3. Unsur bersekongkol untuk mengatur dan/atau
menentukan pemenang tender;
10.1.4. Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha

do
gu tidak sehat;
10.2. Unsur pelaku usaha;

In
A
10.2.1. Bahwa menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999, yang dimaksud “Pelaku Usaha adalah
ah

lik
orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
am

ub
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian,
ep
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam
k

bidang ekonomi”;
ah

10.2.2. Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini


R

si
adalah Terlapor III yaitu PT Bandung Raya Indah Lestari
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum

ne
ng

angka 1.3 di atas;


10.2.3. Bahwa Terlapor III adalah pelaku usaha adalah badan

do
gu

usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan dan


berkedudukan dan melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia yang baik sendiri
In
A

maupun bersama-sama melalui perjanjian


menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam
ah

lik

bidang ekonomi;
10.2.4. Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi;
m

ub

10.3. Unsur pihak lain;


10.3.1. Bahwa Majelis Komisi berpendapat, yang dimaksud
ka

dengan pihak lain dalam perkara a quo adalah para pihak


ep

yang merupakan subjek hukum lainnya yang terlibat dalam


ah

proses pra lelang, tahap prakualifikasi lelang dan pada


R

saat lelang berlangsung;


es

10.3.2. Bahwa Majelis Komisi berpendapat subjek hukum lainnya


M

ng

yang merupakan pihak lain yang terlibat persekongkolan


on
gu

Halaman 141 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 141
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam pelelangan a quo adalah:

si
10.3.2.1. Terlapor I yaitu Panitia Pengadaan Badan Usaha
secara Pelelangan Umum dalam rangka

ne
ng
Pembangunan Infrastruktur Pengolahan Sampah
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan melalui
Mekanisme Kerjasama Pemerintah Daerah

do
gu dengan Badan Usaha sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Tentang Hukum angka 1.1.;

In
A
10.3.2.2. Terlapor II yaitu Dada Rosada S.H., M.Si.
(Walikota Bandung periode jabatan tahun 2003 –
ah

lik
2013) sebagaimana dimaksud dalam Bagian
Tentang Hukum angka 1.2.;
10.3.2.3. Terlapor IV yaitu Perusahaan Daerah
am

ub
Kebersihan Kota Bandung sebagaimana
dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum angka
ep
1.4.;
k

10.3.3. Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi;


ah

10.4. Unsur bersekongkol untuk mengatur dan/atau menentukan


R

si
pemenang tender;
10.4.1. Bahwa yang dimaksud dengan “bersekongkol adalah

ne
ng

kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak


lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam

do
gu

upaya memenangkan peserta tender tertentu”;


10.4.2. Bahwa unsur bersekongkol tersebut dapat berupa:
10.4.2.1. kerjasama antara dua pihak atau lebih;
In
A

10.4.2.2. menyetujui dan/atau memfasilitasi terjadinya


persekongkolan;
ah

lik

10.4.2.3. tidak menolak melakukan suatu tindakan


meskipun mengetahui atau sepatutnya
m

ub

mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan


untuk mengatur dalam rangka memenangkan
ka

peserta tender tertentu;


ep

10.4.2.4. pemberian kesempatan eksklusif oleh


ah

penyelenggara tender atau pihak terkait secara


R

langsung maupun tidak langsung kepada pelaku


es

usaha yang mengikuti tender, dengan cara


M

ng

melawan hukum;
on
gu

Halaman 142 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 142
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10.4.3. Bahwa mengatur dan/atau menentukan pemenang tender

si
adalah “suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam
proses tender secara bersekongkol yang bertujuan untuk

ne
ng
menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya
dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu
dengan berbagai cara. Pengaturan dan/atau penentuan

do
gu pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam hal
penetapan kriteria pemenang, persyarataan teknik,

In
A
keuangan, spesifikasi, proses tender dan sebagainya”;
10.4.4. Bahwa Majelis Komisi menilai persekongkolan untuk
ah

lik
mengatur dan/atau menentukan pemenang dalam lelang
perkara a quo merupakan tindakan yang berkaitan erat
yang bermula dari sebelum tahap lelang, pada tahap
am

ub
prakualifikasi dan pada tahap lelang;
10.4.5. Bahwa Majelis Komisi menilai telah persekongkolan untuk
ep
mengatur dan/atau menentukan pemenang dalam lelang
k

perkara a quo yang dilakukan oleh Terlapor III dengan


ah

Terlapor II dan Terlapor IV pada tahap sebelum lelang, dan


R

si
persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor III dengan
Terlapor I pada tahap prakualifikasi dan tahap lelang

ne
ng

sebagaimana diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir


5 dan butir 6 Putusan ini;

do
gu

10.4.6. Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol untuk


mengatur dan/atau menentukan pemenang tender
terpenuhi;
In
A

10.5. Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak


sehat;
ah

lik

10.5.1. Bahwa persekongkolan untuk mengatur dan/atau


menentukan pemenang dalam lelang perkara a quo dapat
m

ub

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat


yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
ka

hukum atau menghambat persaingan usaha;


ep

10.5.2. Bahwa persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor III


ah

dengan Terlapor II dan Terlapor IV pada tahap sebelum


R

lelang telah menghambat persaingan usaha. Hambatan


es

persaingan usaha terjadi pada saat Terlapor III dan


M

ng

Terlapor IV terikat dengan MoU dan perpanjangannya dan


on
gu

Halaman 143 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 143
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada saat Terlapor II hanya fokus pada proposal yang

si
diajukan oleh Terlapor III sebagai Pemrakarsa Proyek. Hal
tersebut telah membatasi pelaku usaha potensial lain

ne
ng
untuk dapat mengajukan penawaran kerjasama melakukan
pengelolaan sampah di kota Bandung;
10.5.3. Bahwa persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor III

do
gu dengan Terlapor I pada tahap prakualifikasi dan tahap
lelang telah dilakukan dengan cara tidak jujur atau

In
A
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. Hal
ini terjadi pada saat Terlapor I inkonsisten dan diskriminatif
ah

lik
dalam melakukan evaluasi prakualifikasi untuk kriteria
administrasi, kriteria bisnis dan kriteria teknis. Hasil
evaluasi tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan
am

ub
usaha tidak sehat karena terdapat pelaku usaha yang
seharusnya dinilai memenuhi kriteria, namun dinilai tidak
ep
memenuhi. Sebaliknya, terdapat pelaku usaha yang
k

seharusnya dinilai tidak memenuhi kriteria, namun dinilai


ah

memenuhi. Hal ini mengakibatkan hasil evaluasi pada


R

si
tahap prakualifiasi tersebut menjadi tidak valid dan tidak
sah;

ne
ng

10.5.4. Bahwa dengan demikian, unsur dapat mengakibatkan


terjadinya persaingan usaha tidak sehat terpenuhi;

do
gu

3. Bahwa Pertimbangan Judex Facti halaman 170 alenia pertama telah


salah dan keliru dalam penerapan hukumnya dengan
mengesampingkan semua fakta dan bukti terkait terkait Post Bidding
In
A

yang dilakukan oleh Termohon kasasi berdasarkan Fakta dan bukti


yang akan diuraikan oleh Pemohon kasasi sebagai berikut:
ah

lik

3.1. Pemasukan dokumen prakualifikasi dilakukan pada tanggal 28


September 2012 Terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang memasukan
m

ub

dokumen prakualifikasi, yaitu:


1. Konsorsium CTCI Corporation;
ka

2. PT Godang Tua Jaya;


ep

3. Konsorsium GS Engineering & Construction Corp. – PT Wijaya


ah

Karya (Persero);
R

4. JFE Engineering Coorporation;


es

5. Konsorsium PT Navigat Organic Energy Indonesia dan Jiangxi


M

ng

Jianlian Energy & Environment Co., Ltd.;


on
gu

Halaman 144 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 144
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Konsorsium Sound Environmental Resources Co. Ltd. dan PT

si
Manggala Purnama Sakti;
7. Konsorsium Terlapor III – Hangzhou Boiler Group Co., Ltd.

ne
ng
3.2. Bahwa persyaratan-persyaratan yang menyebabkan peserta
lelang digugurkan oleh Terlapor I karena tidak memenuhi
persyaratan kriteria administrasi meliputi:

do
gu 1. Profil Perusahaan (Poin G.1.3.);
2. Surat Pernyataan tidak dalam Pengampuan/ Pailit atau tidak

In
A
dalam proses beracara pidana di pengadilan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran A. surat pernyataan ini harus
ah

lik
dilengkapi dengan surat keterangan dari badan peradilan.
Sedangkan jika peserta lelang merupakan badan hukum asing,
surat itu harus dilegalisasi notaris dan dikonsularisasikan oleh
am

ub
kedutaan Indonesia di Negara dimana pernyataan ini
ditandatangani (Poin G.1.4.);
ep
3. NPWP dan bukti setoran pajak 1 tahun terakhir kecuali badan
k

hukum asing (Poin G.1.6.);


ah

4. Peserta konsorsium wajib melampirkan bukti perjanjian


R

si
kerjasama/konsorsium dihadapan notaris dan berisi maksud
dan tujuan, pembagian peran (pimpinan dan anggota), tugas

ne
ng

dan kewajiban masing-masing dalam konsorsium (operator


atau kontraktor atau lain lain) (Poin G.1.7.);

do
gu

3.3. Bahwa berdasarkan Surat penawran Prakualifikasi Termohon


Kasasi melampirkan dokumen perjanjian yang dibuat tanggal 7
oktober 2012 (vide 13);
In
A

3.4. Berdasarkan BAP penyelidikan Termohon Kasasi pada tanggal 8


april 2015 diperoleh keteranagan sebagai berikut (vide B18
ah

lik

penyelidikan):
18 Pertanyaan Apakah perjanjian joint operation antara PT
m

ub

BRIL dengan Hangzhou dalam proses


prakualifikasi menggunakan perjanjian joint
ka

operation yang berbeda dengan perjanjian joint


ep

operation yang digunakan pada proses


ah

prakualifikasi pemrakarsa
R

Jawaban PT BRIL telah membuat perjanjian Joint


es

Operation yang baru pada proses


M

ng

on
gu

Halaman 145 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 145
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
prakualifikasi

si
19 Pertanyaan (Investigator menunjukkan dokumen JO yang
dilampirkan dalam dokumen prakualifikasi PT

ne
ng
BRIL) apakah dokumen perjanjian JO yang
saudara lampirkan dalam dokumen
prakualifikasi merupakan perjanjian JO antara

do
gu PT BRIL dengan Hangzhou Boiler yang
saudara sampaikan pada saat prakualifiksi

In
A
pemprakarsa karena perjanjian tersebut dibuat
tanggal 7 Oktober 2011 sebelum adanya
ah

lik
pengumuman prakualifikasi
Jawaban Sepertinya kami tetap ada membuat perjanjian
JO yang baru, kami akan cek kembali
am

ub
20 Pertanyaan Dalam Surat penawaran prakualifikasi
disebutkan perjanjian JO antara PT Bril dan
ep
Hangzhou tanggal 7 Oktober 2012 apakah
k

perjanjian tersebut dalam surat penawaran


ah

dibuat pada saat prakualifikasi yang saudara


R

si
maksudkan

ne
Jawaban Tidak sepertinya ini salah penegtikan, Panitia
ng

tidak pernah melakukan klarifikasi terkait hal


tersebut

do
gu

21 Pertanyaan Berdasarkan dokumen joint operation PT BRIl-


Hangzhou dalam penawaran apakah dibuat
In
secara notariil dan sudah dikonsultasikan
A

dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di


China?
ah

lik

Jawaban Konsorsium Joint Operation agreement yang


kami lampirkan dalam dokumen penawaran
m

ub

sudah dinotariilkan tetapi memang sedang


dalam proses konsularisasi kepada Kedutaan
ka

Besar Indonesia di China. Dalam hal tersebut


ep

diperbolehkan untuk disusulkan setelah proses


ah

pemasukan dokumen dan selanjutnya kami


R

sampaikan kepada panitia tanda terima nanti


es
M

akan kami susulkan;


ng

3.5. Bahwa dalam proses pelelangan ditemukan fakta bahwa Terlapor I


on
gu

Halaman 146 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 146
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan kesempatan eksklusif terhadap Terlapor III dengan

si
mengijinkan perubahan Joint Operation Agreement Terlapor III -
Hangzhou Boiler Group Co., Ltd. disusulkan setelah jadwal

ne
ng
pemasukan dokumen penawaran pelelangan dalam tahap
pelelangan karena proses konsularisasi dan proses notaril
dokumen tersebut masih dalam proses pengerjaan;

do
gu 3.6. Bahwa Pertimbangan Judex Facti halaman 170 alenia pertama
telah salah dan keliru dalam penerapan hukumnya dengan

In
A
mengesampingkan semua fakta dan bukti terkait terkait Post
Bidding yang dilakukan oleh Termohon kasasi, olehkarenanya
ah

lik
Mohon kepada yang Terhormat majelis hakim MARI untuk dapat
dibatalkan;
4. Bahwa dengan demikian berdasarkan apa yang telah Pemohon kasasi
am

ub
uraikan di atas terkait pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman
169 alinea pertama dan kedua halaman 170 alenia pertama adalah
ep
telah salah dan keliru dalam menerapkan hukum dengan
k

mengesampingkan semua bukti sebagaimana ketentuan Pasal 42


ah

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang terdapat dalam perkara


R

si
a quo,
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah

ne
ng

Agung berpendapat:
Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

do
gu

meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 7 November 2016 dan kontra
memori kasasi tanggal 21 November 2016 dihubungkan dengan pertimbangan
Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Negeri Bandung tidak salah menerapkan
In
A

hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:


- Bahwa alasan kasasi hanya berupa pengulangan dalil-dalil pada
ah

lik

pemeriksaan keberatan oleh Judex Facti yang oleh Judex Facti telah
dipertimbangkan dengan tepat dan benar;
m

ub

- Bahwa kesimpulan pertimbangan Judex Facti (Pengadilan Negeri Bandung)


setelah menimbang dan menilai alat-alat bukti kedua belah pihak yaitu
ka

Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan dengan menyatakan tidak


ep

terjadi pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999


ah

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak


R

Sehat, ternyata bukan kesimpulan yang salah berdasarkan hukum;


es

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata


M

ng

Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 02/Pdt.Sus/KPPU/2016/PN.Bdg.


on
gu

Halaman 147 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 147
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 17 Oktober 2016 dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum

si
dan/atau undang-undang, oleh karena itu permohon kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) tersebut

ne
ng
harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi/Termohon Keberatan ditolak, maka Pemohon Kasasi/Termohon

do
gu Keberatan harus dihukum untuk membayar biaya perkara;
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

In
A
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang Undang Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14
ah

lik
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang
Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang
am

ub
bersangkutan;
M E N G A D I L I:
ep
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KOMISI PENGAWAS
k

PERSAINGAN USAHA (KPPU) tersebut;


ah

2. Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan untuk membayar biaya


R

si
perkara pada tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah);

ne
ng

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


hari Rabu tanggal 29 Maret 2017 oleh Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H.,LL.M.,

do
gu

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Dr. Nurul Elmiyah, S.H.,M.H., dan I Gusti Agung Sumanatha, S.H.,M.H.,
Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut
In
A

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan Retno Kusrini,
ah

lik

S.H.,M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak.


m

ub

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,

ttd/. ttd/.
ka

ep

Dr. Nurul Elmiyah, S.H.,M.H. Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H.,LL.M.


ah

ttd/.
R

I Gusti Agung Sumanatha, S.H.,M.H.


es
M

ng

on
gu

Halaman 148 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 148
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

R
ttd/.

si
Retno Kusrini, S.H., M.H.
Biaya-biaya Kasasi:

ne
ng
1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00
2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00

do
gu 3. Administrasi kasasi………..
Jumlah ………………
Rp489.000,00
Rp500.000,00

In
A
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I.
a.n. Panitera
ah

Panitera Muda Perdata Khusus

lik
am

ub
RAHMI MULYATI, SH.,MH.
NIP. 19591207 1985 12 2 002
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 149 dari 149 hal. Put. Nomor 158 K/Pdt.Sus-KPPU/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 149

Anda mungkin juga menyukai