Anda di halaman 1dari 5

GISHEILA NABILA NUR ANNISA

03411740000045
INTERPRETASI SEISMIK
FLOWCHART INTERPRETASI RESERVOIR DENGAN DOFTWARE HRS

Mulai

1.Membuat Database

Data Sumur, Data


2.Input data Seismik

3.Analisa Log

4.Well Seismik Tie

5.Inversi Seismik

Selesai
PENJELASAN :
Membuat database
Siapkan dua folder olahan, yakni folder Well dan Seismik. Hal ini dilakukan untuk
memisahkan hasil processing data sumur dan data seismic.
Buka software geoview pada HRS  buat project baru  beri nama file yang akan disimpan
Input Data
Terdapat beberapa data yang perlu diinput kan ke dalam software, yakni data sumur dan data
seismic.
Input Data sumur
Untuk data sumur yang diimputkan berupa data log, data directional survey, data marker.
 Data log
1. Input data log
Input data log pada window explorer: Data yang diinputkan berupa data log seperti GR,
RHOB, NPHI, P-wave, dll.
Import data  logs, check shots, tops deviated geometry from files  Muncul window File
Import  pilih data sumur dengan format .LAS  Add  Next
Untuk meletakkan data log yang dimasukan pada data sumur agar input dapat dilakukan
dalam waktu yang tidak sama, karena nama sumur akan tersimpan dan menjadi tujuan dari
data lain:
Window destination well  lakukan perubahan nama apabila diperlukan  next
2. Tentukan informasi sumur yang akan diinputkan
Untuk memasukkan informasi sumur seperti data koordinat, tipe well, ketinggian Kelly
bushing, dan ketinggian permukaan dapat diinputkan pada window Well data setting. Untuk
elevasi unitn dapat dilihat pada view file contents.
3. Menentukan jenis data log
Untuk menentukan jenis data log dapat digunakan pada window Log File details. Untuk
mengetahui informasi mengenai jenis data log dapat dilakukan langkah berikut :
View file contents  semua informasi diisikan  ok  jika data log berhasil maka muncul
message  OK  muncul pilihan metode perhitungan  metric  ok  Pada window Well
explorer muncu sumur yang sudah diinputkan.
 Data Directional Survey
Tipe sumur berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu sumur vertical dan deviasi.
Keduanya dapat dilihat berdasarkan kedalamannya, MD dan TVD.
MD = TVD  sumur vertical
MD > TVD  sumur deviasi
1. Input data deviasi dari sumur:
Import data  logs, check shots, top deviated geometry from files  pada window import file
tentukan lokasi data deviasi sumur  pilih data format .txt  ubah log file format ke General
ASCII  tipe data deviated geometry  next
2. Tentukan satuan data deviasi yang akan diinput
3. Memasukan data sumur
Window destination well setting  destination well name  next  ok
 Data marker
Input data marker digunakan sebagai penanda kemenerusan lapisan pada interpretasi ppicking
horizon (petrel).
1. Input data
Import data  logs, check shots, top deviated geometry from files  tentukan lokasi
tersedianya file marker  pilih data dengan format .txt  tipe data TOP  next  sesuaikan
dengan informasi data pada view file content dan sesuaikan dengan nama sumur  ok
2. Input data check shot dan p-wave untuk well seismic tie
Import data  logs, check shots, top deviated geometry from files
3. Tentukan nilai satuan dalam ft dan pengukuran Kelly bushing.
4. Input data checkshot
5. Data sumur telah selesai diinputkan
Input data seismic
1. Input data seismik
Geoview  starta  start new project  ok  tentukan letak penyimpanan file dan beri
nama sesuai dengan nama saat pertama kali pembuatan project
Kenapa nama harus sama? Hal ini ditujukan agar dapat dilakukannya proses well seismic tie
karena input data memiliki nama yang sama dan akan saling berkorelasi.
Muncul window Hampson-russell-strata  data manager  open seismic  from SEG-Y file
 muncul window file selection page  tentukan lokasi tersedianya data seismic  pilih
format *.*  pilih data seismic  add  next
2. Menentukan jenis data seismic
Pada window geometry type page  3D  NEXT
3. Menentukan informasi pada data seismic pada window general parameter page for
single file
4. Pengaturan pada data SEG –Y seismic
Pada window SEG Y format and header page  detail specification  isi inline dan xline 
detail specification  ok
5. Setelah proses selesai muncul window geometry grid page
Window seg y format and header page  ok
6. Setelah proses selesai, muncul 3 window.
a. Window well to seismic map menu : menunjukkan telah tersambungnya data well
dengan data seismic.
b. Window (strata : seismic window data menu): pilihan menu data seismic yang mau
ditampilkan atau dihapus.
c. Window hasil; tampilan penampang seismic dalam 2D berdasarkan data seismic
dan data sumur yang telah berhasil diinput.
Analisa Data
Terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap data sumur. Analisa tersebut berupa analisa zona
target dan analisa crossplot.
Analisa zona target yakni menentukan zona prospek berdasarkan log sumur (quick look).
Analisa crossplot untuk mengetahui sensitifitas data terhadap kemampuan unutk memisahkan
antara sand dan shale untuk diinversi.
1. Analisa Zona Target
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui respon log berdasarkan jenis log yang dimasukan.
Berdasarkan respon tersebut maka akan diketahui indikasi keberadaan hidrokarbon (DHI)
Buka menu eLog  open project  ok  muncul window elog dan select well menu  open
2. Analisa Crossplot
Analisa crossplot digunakan untuk menentuka zona target yang layak untuk dilakkan inversi
atau tidak dilihat dari kemampuannya memisahkan anatara sand dan shale .
Pada window eLog  crossplot  general  muncul window well log crossplot menu 
add  log P-impedance, log density, log gamma ray  next  add sumur yang akan
dilakukan crossplot  next  letakkan log sesuai dengan X axis dan Y axis untuk dianalisa
 next  sesuaikan jenis log yang diinginkan  next  tentukan rentang kedalaman start
& end vertical depth  next  ok Muncul window crossplot display  new plot 
gamma ray vs p-impedance  muncul window data specification menu  ok
Welll Seismik Tie
Pada proses wel seismic tie diperlukan parameter yang sama yakni RC (Refflection
Coefficient). RC memiliki nilai mutlak dari pengukuran dan pengolahan sednagakn RC sumur
berasal dari nilai AI buatan. AI buatan dihasilkan dari perkalian natara log P-Wave dan log
RHOB sebgai data desitas.
a. koreksi check shot
b. ekstrak wavelet
c. korelasi
Inversi Seismik
Proses selanjutnya merupakan peroses penyempurnaan interpretasi seismic yakni merubah
data seismic yang berupa RC menjadi AI

Anda mungkin juga menyukai