Desain Dan Implementasi Sistem Inventarisasi Gudang Berskala Besar Menggunakan Ultra High Frequency Rfid Dan Drone

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INVENTARISASI
GUDANG BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN

ULTRA HIGH FREQUENCY RFID DAN DRONE
Tugas Akhir
disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma IV
oleh
Kamelia Elektrika Akbar
217441914
KONSENTRASI STUDI TEKNIK ELEKTROMEKANIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DAN MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INVENTARISASI

GUDANG BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN
ULTRA HIGH FREQUENCY RFID DAN DRONE
Tugas Akhir
Disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma IV
Disahkan di:
Politeknik Manufaktur Bandung
Februari 2019
Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Aminah, ST.MT. Afaf Fadhil Rifa’i, S.T,M.T.

NIP. 197408172009122001 NIP. 198502282014041002
NRP. 216410001
NIP. 196911081993031002
ii
ABSTRAK
RFId (Radio frequency Identification) merupakan salah satu teknologi identifikasi otomatis
(Auto-ID) yang memberikan informasi tentang orang, hewan, dan barang, dimana gelombang
elektromagnetik digunakan sebagai media pengidentifikasian. Teknologi RFID lebih unggul
dibandingkan barcode, karena pengguna tidak perlu tahu dimana suatu objek berada dan tidak perlu
mendekatakannya untuk pemindaian(Konsynski &Smith,2003). Pada gelombang radio frekuensi
terdapat rentang frekuensi yang dapat digunakan, seperti low frequency, high frequency, ultra high
frequency, hingga microwave. Pengaplikasian ultra high frequency RFID sering digunakan pada
pallet tracking maupun barang persediaan barang pada rantai suplai yang identik dengan gudang
berskala besar.
Sistem inventarisasi barang yang ada pada gudang berskala besar saat ini, sering terjadi
ketidaktelitian informasi inventaris yang merupakan salah satu penyebab utama pemborosan
inventaris. Maka dengan memanfaatkan fungsi UHF RFID pasif pada setiap barang diharapkan
mampu mengurangi ketidaktelitian informasi inventaris tersebut. Dengan mengintegrasikan UHF
RFID tag passive pada setiap barang, kemudian RFID reader yang dapat secara dinamis bergerak
menyusuri lorong gudang, juga pemantauan jumlah inventaris yang dapat dilakukan secara real-
time melalui aplikasi berbasis vb.net pada personal computer petugas gudang. . Pada bagian aktuator
penggerak secara dinamis terdapat teknologi drone. Penggunaan drone untuk penghitungan siklus
mengurangi kebutuhan untuk memindahkan inventaris yang tidak perlu yang dapat menyebabkan
kerusakan pada inventaris, forklift, atau rak.
Hasil implementasi UHF RFID dan drone pada sistem inventarisasi gudang berskala besar
adalah sistem yang dibuat dapat melakukan proses inventarisasi barang yang didalamnya terdapat
lalu-lintas keluar-masuk barang hingga pendeteksian barang dengan presentase error rata-rata
penggunaan sistem sebesar 13,4 %.
Kata kunci : UHF RFID, Inventarisasi , Drone
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan anugerah-Nya,
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,
juga keluarganya, para sahabatnya, dan juga umatnya hingga akhir zaman.
Tugas akhir yang berjudul “Ultra High Frequency RFId untuk Sistem Inventarisasi Pada Gudang
Berskala Besar ” ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma IV Politeknik
Manufaktur Bandung. Karya tulis ini sekaligus sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah didapatkan selama
masa perkuliahan. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis
khususnya, serta bermanfaat untuk kemajuan teknologi elektromekanik di Politeknik Manufaktur Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan karya tulis ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam hal konten maupun sistematika penulisan yang disebabkan oleh keterbatasan
wawasan dan pengetahuan penulis. Penulis berusaha semaksimal mungkin agar karya tulis ini dapat
dimengerti dengan mudah oleh pembaca. Namun, apabila pembaca memiliki saran dan kritik yang bersifat
membangun, penulis akan menerimanya dengan senang hati.
Bandung, Februari 2019
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada :
1. Ibu Siti Aminah dan Bapak Afaf Fadli Rifa’i selaku pembimbing
2. Politeknik Manufaktur Bandung khususnya jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
atas fasilitas yang telah diberikan
3. Orangtua serta saudara kandung dan juga keluarga besar penulis yang selalu memberi nasihat,
dukungan, dan bantuan selama penyelesaian tugas akhir ini.
4. Keluarga 4AE 2017 yang bersama-sama berjuang, memberikan ide-ide, serta saling memberikan
dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Rekan-rekan dan adik-adik anggota UKM RESP atas segala fasilitas dan dukungan bagi penulis.
6. Adik-adik tingkat di Polman Bandung yang senantiasa membantu dan mendukung penyelesaian
tugas akhir ini.
7. Rekan-rekan dan kakak-kakak alumni Polman Bandung yang telah memberikan dukungan dan
bantuan bagi penulis.
8. Sahabat akhwat tersayang, Ikhma martika yang sensantiasa membantu dan mengingatkan ketika ada
deadline.
Penulis juga mengucapkan maaf kepada semua pihak atas kesalahan yang pernah dilakukan baik
disengaja maupun tidak disengaja. Semoga seluruh kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SAW.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................ii
ABSTRAK .................................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iv
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................................................v
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................................x
BAB I .........................................................................................................................................................11
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 11
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 12
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................................. 12
1.4. Tujuan ................................................................................................................................. 13
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 13
1.5.1. Manfaat praktis ...................................................................................................13
1.5.2. Manfaat akademis ............................................................................................... 13
1.6. Metode Penelitian ............................................................................................................... 13
1.7. Sistematika Penulisan ......................................................................................................... 14
BAB II ........................................................................................................................................................15
2.1. Landasan Teori ................................................................................................................... 15
2.1.1. RFID ................................................................................................................... 15
2.1.3. Database ............................................................................................................... 17
2.1.4. Drone ................................................................................................................... 18
2.1.5 Interferensi pada RFID reader .............................................................................. 20
2.2. Studi Penelitian Terdahulu.................................................................................................. 22
BAB III .......................................................................................................................................................26
3.1. Analisis Sistem ................................................................................................................... 26
3.1.1 Kebutuhan Sistem .................................................................................................26
vi
3.1.2 Analisis Sistem Inventory ..................................................................................... 27
3.2. Perancangan Sistem ............................................................................................................ 30
3.2.1 Arsitektur Sistem ..................................................................................................30
3.2.2 Perancangan Sistem Inventarisasi ........................................................................32
3.3 Perangkat Keras...................................................................................................................... 37
3.3.1 Pembuatan Perangkat Keras ................................................................................. 37
E. Sistem Pendeteksian UHF RFID tag ...................................................................41
3.4 Perangkat Lunak ..................................................................................................................... 42
3.4.1 Perancangan Antarmuka ....................................................................................... 42
3.4.2 Spesifikasi Perangkat (standard minimum) .......................................................... 43
3.4.3 Perancangan Komunikasi ..................................................................................... 44
3.4.4 Pembuatan Antarmuka ........................................................................................ 45
BAB IV ......................................................................................................................................................46
4.1. Implementasi Integrasi Perangkat Keras ............................................................................ 46
4.2 Pengujian F1 | Integrasi sistem UHF RFID dengan antarmuka harus dapat merespon dan
memonitor kejadian sekitar gudang ............................................................................................. 47
4.3 Pengujian Jarak Pembacaan RFID reader terhadap tag ......................................................... 50
4.4. Pengujian Jarak antar RFID tag ............................................................................................ 55
4.5 Pengujian F2 | Penyimpanan arsip lebih aman ....................................................................... 56
4.6 Pengujian F4 | Kebutuhan Informasi pada sistem informasi pergudangan ............................ 59
BAB V ........................................................................................................................................................61
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 61
5.2 Saran ................................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................63
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Sistem RFID ..........................................................................................................................15
Gambar 2.2 Macam-macam RFID tag .......................................................................................................16
Gambar 2. 3 Drone .....................................................................................................................................18
Gambar 2.1 Konfigurasi quadcopter dan putaran motor [11]. ...................................................................19
Gambar 2.2 Gerakan dasar quadcopter ......................................................................................................20
Gambar 2.4 Integrasi RFID dengan ERP pada gudang ..............................................................................23
Gambar 2.5 Sistem Pemeriksaan Jumlah Ban ............................................................................................24
Gambar 2.6 Arsitektur Sistem Arus Material .............................................................................................25
Gambar 3. 1 Gambaran Umum Sistem ......................................................................................................30
Gambar 3.2 Diagram blok sistem ...............................................................................................................31
Gambar 3.3 Desain rak gudang ..................................................................................................................31
Gambar 3.4 Context Diagram ....................................................................................................................32
Gambar 3.5 DFD level 0 sistem inventaris gudang ....................................................................................33
Gambar 3.6 DFD Level 1 penerimaan barang............................................................................................33
Gambar 3.7 DFD Level 1 Keluar masuk barang ........................................................................................34
Gambar 3.8 DFD Level 1 Keluar masuk barang ........................................................................................34
Gambar 3.9 DFD Level 1 Laporan Barang ................................................................................................35
Gambar 3.10 Entity Relationship Diagram ................................................................................................36
Gambar 3. 11 RFID Reader ........................................................................................................................39
Gambar 3. 12 Drone DJI Phantom dengan APM 2.6 .................................................................................40
Gambar 3.13 Integrasi elektrik ...................................................................................................................41
Gambar 3.14 Sketsa....................................................................................................................................42
Gambar 3.15 Sketsa Inventaris Barang ......................................................................................................42
Gambar 3.16 Diagram alir proses penjalanan sistem inventarisasi gudang berskala besar ........................44
Gambar 3.17 Pembuatan database..............................................................................................................45
Gambar 3.18 Pembuatan program vb.net ...................................................................................................45
Gambar 4.1 Implementasi Perangkat Keras ...............................................................................................46
(a) Tampak depan (b) tampak belakang (c) tampak atas ............................................................................46
viii
Gambar 4.2 Simulasi rak gudang ...............................................................................................................47
Gambar 4.3 Proses pembacaan RFID .........................................................................................................47
Gambar 4.4 Tampilan saat inventaris barang .............................................................................................48
Gambar 4.5 Pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap Tag .........................................................51
Gambar 4.6 Pengujian Jarak optimum antar tag ........................................................................................55
Gambar 4.7 Form isi Receive Order...........................................................................................................57
Gambar 4.9 Peringatan Receive Order .......................................................................................................57
Gambar 4.10 Peringatan data ID Ganda .....................................................................................................57
Gambar 4.11 Form Masuk Barang .............................................................................................................58
Gambar 4.12 Keluar barang .......................................................................................................................58
Gambar 4.13 Form Invoice Barang ............................................................................................................59
Gambar 4.14 Invoice Barang......................................................................................................................59
Gambar 4.15 Database Master barang........................................................................................................60
Gambar 4.16 Report Inventaris Barang ......................................................................................................60
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kebutuhan Sistem ......................................................................................................................26
Tabel 3.2 Sistem Inventory secara umum ..................................................................................................27
Tabel 3.3 Tipe Data yang Digunakan .........................................................................................................37
Tabel 3. 4 Spesifikasi Raspberry Pi 3.........................................................................................................38
Tabel 3. 5 Spesifikasi RFID Reader ...........................................................................................................38
Tabel 3. 6 Spesifikasi Drone ......................................................................................................................40
Tabel 4.1 Pengujian Pendeteksian Barang .................................................................................................48
Tabel 4.2 Pengujian Waktu Pendeteksian Barang ......................................................................................49
Tabel 4.7 Error masing-masing sumbu ......................................................................................................54
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gudang merupakan tempat untuk kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan material.
Material-material yang disimpan di gudang bisa berupa bahan baku, material perlengakapan, atau
material jadi. Fungsi dari aktivitas gudang adalah memelihara dan melindungi material sampai
material itu digunakan atau dikirim ke tempat lain. Terdapat dua istilah gudang di dalam dunia
manufaktur. Kedua istilah tersebut adalah storage dan warehouse. Warehouse memiliki berbagai
macam ukuran kapasitas penyimpanan barang, salahsatunya adalah large warehouse yang
diklasifikasikan berukuran lebih dari 100 m2 [1]. Selain kapasitas penyimpanan barang yang besar,
large warehouse memiliki kekurangan dalam inventarisasi penyimpanan barang yang ada.
Keakuratan data yang ada kadang tidak sesuai aktualisasi keberadaan barang. Dengan
mempertimbangkan inventarisasi barang yang kini masih dilakukan secara manual dan sering
terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan kondisi keadaan barang. Juga proses pemeriksaan berkala
yang membutuhkan waktu lama sehingga dibutuhkan pekerja khusus untuk menangani inventaris
barang tersebut.
Menurut penelitian, terdapat teknologi identifikasi item baru yaitu RFId. Radio Frequency
Identification(RFID) adalah sebuah metode mengidentifikasi item menggunakan energi
gelombang elektromagnet. Komponen utama RFID terdiri atas RFID tag yang berisi informasi
digital item, reader(scanner), dan host sebagai pengolah data. Pengaruh perusahaan-perusahaan
raksasa seperti Wal-mart yang mensyaratkan 100 supplier terbesarnya untuk memasang tag RFID
pada casing dan pallet untuk pengiriman, dan menurunnya harga tag RFID secara drastis memaksa
industri harus menerapkan sistem identifikasi menggunakan RFID [2].
RFID dibutuhkan sebagai kode paling akurat untuk menyatakan keadaan suatu barang, dan
teknologi ini sudah banyak diaplikasikan untuk inventaris barang pada sistem gudang dengan
dikombinasikan dengan perangkat lunak yang berfungsi sebagai media penyimpan data yang telah
dibaca oleh RFID reader. Pembacaan data rfid tag tidak perlu melakukan kontak langsung dengan
reader, tetapi hanya cukup mendekatkan reader ke RFID tag dengan rata-rata pembacaan 8-12 cm
sehingga metode RFID ini membuat proses inventarisasi menjadi lebih singkat. Maka muncul
permasalahan ketika penyimpanan barang berskala besar seperti pada large warehouse, yang
membutuhkan waktu lama untuk memeriksa ketersediaan barang dan keakuratan antara data dan
barang penyimpanan [3].
11
Teknologi pengembangan pada bidang rantai supply atau aktifitas gudang berskala besar
adalah Drone. Menggunakan drone untuk penghitungan siklus mengurangi kebutuhan untuk
memindahkan inventaris yang tidak perlu yang dapat menyebabkan kerusakan pada inventaris,
forklift, atau rak. Dengan menggunakan drone, pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk siklus
menghitung (cycle-counting) mengurangi biaya tenaga kerja yang menghabiskan sumber daya.
Risiko cedera personel karena pengoperasian untuk truk pengangkat dan pengangkat dihapus dari
penghitungan siklus, serta cedera dari pemindahan persediaan. Biaya pergudangan dapat dikurangi
dengan menghilangkan kebutuhan untuk sering menggunakan dan memelihara forklift,
mengangkat truk. Karena kemudahan dan pengurangan biaya penghitungan siklus menggunakan
drone untuk inventaris, penghitungan siklus dapat dilakukan lebih sering untuk meningkatkan
akurasi inventori, dan dengan akurasi inventori yang lebih tinggi, sebuah gudang dapat
mengurangi frekuensi penghitungan fisik yang mematikan seluruh pusat distribusi atau gudang
[4].
Oleh karena itu, kombinasi penerapan teknologi drone dan RFID memiliki peluang yang
dapat direalisasikan pada sistem inventarisasi barang large warehouse. Manfaat dari drone untuk
inventarisasi yaitu dapat bergerak secara lebih bebas pada luas dan ketinggian sebuah large
warehouse sedangkan RFID dapat mendeteksi setiap barang secara akurat.
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain sistem
inventarisasi yang optimal dan proses penginventarisasian yang efektif pada gudang berskala
besar, cara pendeteksian barang yang mendeteksi barang pada bagian atas dari lemari palet pada
Gudang besar.
Perancangan sistem inventarisasi barang pada gudang berskala besar berkaitan dengan jarak
RFID reader ke RFID label, pengolahan data hasil pendeteksian barang , yang ditampilkan melalui
sebuah antarmuka berbasis visual studio yang dapat diakses melalui Personal Computer.
1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka penyelesaian masalah ini dibatasi dengan beberapa hal
sebagai berikut:
Alat ini merupakan sistem inventarisasi barang pada gudang berskala besar
Fokus pengerjaan adalah sistem inventarisasi menggunakan RFID reader yang mendeteksi RFID
label pada kotak barang yang tersusun pada gudang dengan memanfaatkan fungsi drone sebagai
12
perangkat pembawa RFID reader menuju barang yang ada pada bagian atas rak, juga antramuka
berupa web yang dapat diakses melalui android untuk menampilkan data barang yang telah
diinventarisasi
Penelitian ini tidak membahas mengenai detail mekanik quadcopter
Faktor kecepatan angin, tekanan, suhu, dan tingkat gravitasi pada setiap tempat pengambilan data
diasumsikan sama
Pengujian dilakukan di Politeknik Manufaktur Bandung dengan simulasi gudang berskala besar yang
telah dibuat
1.4. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Implementasi Ultra High Frequency RFID pada sistem inventarisasi Gudang berskala
besar dapat bekerja secara optimal
2. Mempermudah pemeriksaan stok barang (Stock Checking) Gudang berskala besar.
1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat praktis
Dapat mengoperasikan drone dan menginventarisasi barang pada gudang skala besar
1.5.2. Manfaat akademis
Dapat berkontribusi terhadap perkembangan teknologi robot khususnya drone dan aplikasi
inventarisasi yang sudah akurat.
1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan dasar metode waterfall. Metode waterfall mengambil
kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi serta evolusi dan
merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan,
perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan seterusnya. Tahap-tahap utama dari
model ini memetakan kegiatan-kegiatan pengembangan dasar, yaitu :
1) Analisis dan definisi syarat
Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi
sistem.
2) Perancangan sistem dan perangkat lunak
13
Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau
perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektus sistem secara keseluruhan.
Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem
perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3) Implementasi dan pengujian unit
Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai rangkaian program atau unit
program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi
spesifikasinya.
4) Integrasi dan pengujian sistem
Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang
lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi.
5) Operasi dan pemeliharaan
Pemeliharaan mencakup koreksi dan berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-
tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan pengembangan
pelayanan sistem, sementara persyarat.
1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini terbagi menjadi 5 bab. Adapun bab-bab tersebut
antara lain:
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir dan sistematika penulisan tugas akhir ini.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini terdapat dasar teori sebagai penunjang dalam pengerjaan tugas akhir ini dan pemamparan
dari studi terdahulu.
BAB III Perancangan Sistem
Pada bab ini terdapat susunan perancangan sistem dari tugas akhir.
BAB IV Hasil Uji dan Analisa
Pada bab ini membahas serta memaparkan seluruh hasil yang didapatkan setelah melakukan
pengujian dari perancangan sistem yang telah dibuat.
BAB V Penutup
Bab ini berisi simpulan untuk menjawab tujuan penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengalaman
dan temuan selama melaksanakan tugas akhir yang diharapkan dapat menjadi perbaikan untuk tugas
akhir yang akan datang.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menambah pengetahuan umum dan informasi terkini
sebagai rujukan bagi pembaca dalam menjelaskan beberapa istilah dan ilmu yang terkait.
2.1. Landasan Teori
2.1.1. RFID
Radio Frecuency Identification (RFId) adalah suatu cara untuk mengidentifikasi
benda menggunakan gelombang elektromagnetik. RFId terdiri dari dua komponen utama
yaitu label(tags) dan pembaca (reader). Pembaca menerima gelombang elektromagnetik dari
label melalui antenna. Pembaca memiliki antenna yang berfungsi untuk mengirim dan
menerima gelombang elektromagnetik. Label terbuat dari microchip yang tujuannya untuk
menyimpan data dari antenna. Teknologi RFId digunakan untuk berbagai macam aplikasi,
mulai dari keamanan sampai hak akses, serta transportasi. Teknologi ini cocok digunakan
untuk mengumpulkan banyak data pada suatu benda serta untuk pencarian dan proses
perhitungan beberapa aplikasi [5].
Gambar 2. 1 Sistem RFID
Berdasarkan kedudukan proses pembacaan RFID, terdapat 2 lapisan utama, yaitu lapisan fisik dan
lapisan IT.
15
A. Lapisan Fisik
a. Tag(transponder)
Tag merupakan sebuah chip mikroprosessor, yang terdiri dari sebuah rangkaian terintegrasi
dengan memori dan antenna. Tag mirip deperti barcode optic, dimana dipasangkan pada
setiap item atau wadah yang mempunyai identifikasi yang unik. Tag dapat dikelompokkan
kedalam kategori dasar yaitu ; sumber tegangan, jenis memori, frekuensi pengoperasian,
fungsionalitas, protokol, transfer energi dan komunikasi. Tag bisa menjadi aktif(dengan
sumber tegangan baterai dan secara proaktif memanfaatakan sinyal radio frekuensi) atau
pasif(tidak perlu sumber baterai sendiri dan secara reaktif memanfaatkan sinyal frekuensi
radio). Battacharya(2011), menunjukkan bahwa informasi mengenai objek dapat menjadi
nomor serial, nomor model atau karakteristik lain dari objek untuk tujuan pengidentifikasian
dan membedakan satu dan yang lain atau untuk melacak pergerakan dari sebuah objek,
seperti: TAG = [jenis produk|Subjenis|ID-Produk|Posisi|Tanggal]. Berbagai macam tag
menurut persyaratan pengaplikasiannya ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.2 Macam-macam RFID tag
b. Reader (receiver/interrogator)
RFID reader adalah perangkat yang dapat berkomunikasi dengan banyak tag. Sebuah
reader dapat mendukung 1 atau lebih antena, dan dapat membaca atau menulis data pada
sebuah RFID tag (Su kk,2007, Ngai dkk,2008, Grillmayer,2013). Berbagai tipe RFID
reader terdiri dari hand held, vehicle mounted, post mounted dan hybrid. Antarmuka yang
menghubungkan reader dengan host komputer terdapat berbagai macam seperti; USB,
Ethernet, Wi-Fi, RS232, RS-485, PCMCIA, dan Compact Flash (Sud kk, 2007). RFID
16
reader pada dasarnya terkandung 2 komponen: antenna dan rangkaian integrator. Antena
digunakan untuk komunikasi dengan tag menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sedangkan rangkaian iterogator merupakan sebuah kanal atau negosiator antara antenna
reader dengan lapisan IT. Rangkaian Interrogatos menunjukkan aktivitas kirim data
melalui antenna reader dan juga penerimaan data dan kemudian dikirim ke proses akhir.
Rangkaian interrogator juga mengeluarkan sebuah aksi koordinasi antara antenna reader
yang berbeda untuk pembacaan tag yang sukses dan efisien.
c. Zona Interogasi(IZ)
Berdasarkan Karmakar(2010), Zona interrogasi adalah wilayah Euclidean( area
fisik tiga dimensi ) antara reader dan tag dimana gelombang elektromagnetik(EM)
digunakan untuk aktivitas komunikasi reader untuk read/write data dari tag.
Secara umum, RFID dapat dikategorikan kedalam tiga jenis berdasarkan
penggunaan frekuensi yaitu ;
a) Low Frequency (125/134KHz) —Umum digunakan untuk akses pintu masuk
b) High Frequency(13,56 MHz) – Umum digunakan untuk tiket serta sistem
pembayaran
c) Ultra High Frequency (860/960 MHz) – Umum digunakan pada pelacakan
barang di gudang [6].
B. Lapisan IT
Pada tahap ini, pengolahan data RFID yang akan diolah dan ditampilkan. Terdapat
Middleware, sebagai antarmuka dari pembacaan RFID reader ke user. Berkomunikasi
dengan aplikasi yang ada dibuat atau pabrikan, berupa aplikasi enterprise.
2.1.3. Database
Sistem pangkalan data atau basis data (database) adalah kumpulan informasi yang
disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu
program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang
digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen
basis data (Database Management System, DBMS). Konsep dasar dari basis data adalah
kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki
penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema
[7].
17
Skema menggambarkan objek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara
objek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis
data. Hal ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan
sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah Layman mewakili semua informasi
dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan di mana setiap tabel terdiri dari baris dan
kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama
antar tabel. Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan,
dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (Database
Management System/DBMS). Jadi secara konsep basis data atau database adalah kumpulan
dari data-data yang membentuk suatu berkas (file) yang saling berhubungan (relational) dengan
tatacara yang tertentu untuk membentuk data baru atau informasi. Atau basis data (database)
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan (relasi) antara satu dengan yang
lainnya yang diorganisasikan berdasarkan skema atau struktur tertentu [8].
2.1.4. Drone
Pada saat ini perkembangan sistem autonomous digunakan pada sistem wahana
bertipe rotary-wing. Salah satu jenis rotary-wing yang berkembang saat ini adalah quadrotor
atau quadcopter. Drone merupakan pesawat yang memiliki empat buah motor yang
dikendalikan secara terpisah satu sama lainnya. Pada perkembangannya drone dirancang
untuk kendaraan udara tanpa awak (yang dikendalikan jarak jauh oleh atau tanpa seorang pilot
(autopilot). Teknologi drone diharapkan mampu meningkatkan daya angkat payload tanpa
mengurangi efisiensi dari sebuah wahana udara. Sistem penggerak pada drone menggunakan
empat buah motor yang merupakan sinkronisasi antara dua buah motor yang berputar searah
jarum jam dan dua buah motor yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Dengan
sistem tersebut drone memiliki tantangan dalam segi kontrol yang menarik kalangan industri
maupun universitas untuk mengembangkan sistem tersebut [9].
Gambar 2. 3 Drone
18
Quadcopter adalah salah satu jenis drone multirotor yang menggunakan empat buah
motor penggerak untuk menerbangkannya. Dua buah motor berputar searah jarum jam dan
dua buah motor lainnya berputar berlawanan arah jarum jam dilengkapi dengan propeller
(baling-baling) untuk menghasilkan gaya angkat[10].
Pada quadcopter ada dua kemungkinan konfigurasi yang dipakai yaitu konfigurasi “+”
dan konfigurasi “x”.
Gambar 2.1 Konfigurasi quadcopter dan putaran motor [11].
Pergerakan yang dapat terjadi pada quadcopter yaitu hovering, roll rotation, pitch
rotation, dan yaw rotation. Keempat pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa parameter
diantaranya: gaya angkat pada motor beserta arahnya, kecepatan putar motor, dan momen
pada sayap quadcopter [11]. Berikut merupakan penjelasan gerakan yang dapat terjadi pada
quadcopter :
a. Hovering atau Throttle
Gerak ini dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan kecepatan semua
propeller dalam jumlah yang sama.
b. Roll
Gerak ini dapat dilakukan dengan menambah atau mengurang kecepatan salah satu
propeller yang kiri atau yang kanan.
c. Pitch
Gerak ini dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi kecepatan salah satu
propeller, yang depan atau yang belakang.
d. Yaw
Gerak ini dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi propeller kanan depan
dan kiri belakang atau kanan belakang dan kiri depan secara bersamaan.
19
Gambar 2.2 Gerakan dasar quadcopter
Jenis motor penggerak dari drone adalah brushless DC motor (motor DC tanpa
sikat). Perbedaan dengan motor DC dengan sikat ada pada bagian komutator dimana motor
DC dengan brush menggunakan komutator mekanik. Beberapa keuntungan dari motor DC
tanpa sikat ini adalah torsi yang dihasilkan lebih besar per rasio berat, noise pada saat
beroprasi lebih sedikit, lebih sedikit terjadi interferensi elektromagnetik.
Kontroler yang digunakan pada drone ini menggunakan ardupilot mega.

Ardupilot Mega merupakan papan rangkaian elektronik yang komponen utamanya, yaitu
Ardupilot Mega atau lebih dikenal dengan APM ini merupakan embeded system yang
terintegrasi dengan IMU (Inertia Measurement Unit) dan GPS dengan menggunakan
platform arduino mega (ATmega1280/2560).
2.1.5 Interferensi pada RFID reader

Interferensi atau gangguan atau tabrakan pada saat pembacaan RFID reader terhadap RFID
tag dapat terjadi seiring dengan jumlah tag yang banyak dengan pembacaan tag secara bersamaan.
20
Terjadinya gangguan karena sinyal tag adalah masalah umum dalam sistem RFID. Transmisi
simultan dari beberapa tag mengarah ke benturan karena pembaca dan tag biasanya menggunakan
saluran yang sama. Interferensi diklasifikasikan sebagai Interferensi reader-to-reader, reader-to-tag,
dan tag-to-tag .
A. Interferensi Reader-to-Reader
Interferensi reader-to-reader terjadi ketika pembaca tetangga secara bersamaan menginterogasi tag
tertentu dalam pita frekuensi yang sama. Lebih lanjut, ini dapat terjadi ketika tag berada dalam
rentang yang dapat dibaca dari satu pembaca dan jangkauan interferensi dari pembaca lainnya; sinyal
dari pembaca yang terakhir dapat mengganggu sinyal balik dari tag. Interferensi antar pembaca
dibahas secara lebih rinci dalam Colorwave.
B. Interferensi Reader-to-Tag
Interferensi reader-to-tag(gangguan tag) terjadi ketika tag menerima beberapa permintaan

bersamaan dari berbagai pembaca. Masalah ini dapat diatasi dengan menetapkan saluran yang
berbeda untuk pembaca terdekat.
C. Interferensi Tag-to-Tag
Interferensi tag-to-tag terjadi ketika beberapa sinyal secara bersamaan tiba pada pembaca, mencegah
deteksi yang dapat diandalkan dari semua tag dalam zona interogasinya. Skenario ini diilustrasikan
pada Gambar 2.3 , di mana tag (T1, T2, T3 dan T4) secara bersamaan mengirim sinyal ke satu
pembaca, mencegah pembaca mengenali tag tertentu dengan benar. Tanpa protokol anti-Interferensi,
data dari tag-tag ini tidak hanya akan berInterferensi dengan pembaca, sehingga menurunkan
identifikasi mereka, tetapi juga akan menyebabkan pemborosan bandwidth dan energi [14].
Gambar 2.3 Interferensi antar tag
21
Untuk algoritma anti-Interferensi dalam sistem RFID, protokol Logic of Hiring Access (ALOHA)
Abramson dan algoritma pohon biner, yang didasarkan pada pendekatan deterministik dan probabilistik,
banyak digunakan. Sebagian besar standar yang digunakan untuk sistem RFID (UHF) merujuk pada
pencarian pohon biner untuk algoritma anti-Interferensi sebagai skema deterministik karena setiap jalur
atap ke daun menunjukkan tag ID unik, dan dimungkinkan untuk secara bersamaan mengambil semua ID
setelah semua cabang dicari sepenuhnya. Di sisi lain, algoritma anti-Interferensi ALOHA biasanya disebut
sebagai skema probabilistik, di mana setiap tag ID akan memiliki kemungkinan pengambilan yang sukses.
Protokol ALOHA adalah pendekatan probabilistik, di mana sinyal merespons dalam slot waktu acak dalam
bingkai untuk mengidentifikasi tag. Dari berbagai protokol berbasis ALOHA, ALOHA frame-slotted (FSA)
dan ALOHA frame-slotted dinamis (DFSA) paling umum digunakan dalam sistem RFID karena mereka
dapat mengurangi kemungkinan Interferensi antar tag. Dalam FSA, pembaca menentukan ukuran frame
dan durasi aktual slot, dan tag menggunakan slot acak dari antara seluruh set slot (jumlah total slot dan
ukuran frame tetap). Oleh karena itu, di zona interogasi pembaca, untuk sejumlah kecil tag, ada masalah
pemborosan karena slot kosong, dan untuk sejumlah besar tag, ada masalah Interferensi. Kelemahan FSA
ini sebagian diselesaikan oleh DFSA. Dalam DFSA, pembaca akan menambahkan jumlah slot dalam satu
bingkai ketika ada banyak slot yang berinterferensi. Demikian pula, pembaca akan mengurangi jumlah slot
dalam satu ukuran bingkai ketika ada banyak slot kosong. Dalam DFSA, ukuran frame berikutnya
disesuaikan setelah memperkirakan jumlah tag yang tersisa di akhir setiap frame tanpa melakukan operasi
apa pun untuk slot ideal dan slot waktu berInterferensi dalam bingkai saat ini. Oleh karena itu, waktu
permintaan oleh pembaca selama slot waktu ini terbuang sia-sia. Akibatnya, jika kami mencoba
mengurangi waktu permintaan, probabilitas Interferensi tag dapat meningkat.
2.2. Studi Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu tentang pengembangan drone dengan RFID belum ada, tetapi
pengaplikasian RFID terhadap sistem inventarisasi gudang sudah banyak dilakukan. Hal ini
bertujuan agar menciptakan sistem yang efektif seiring berjalannya waktu dan perkembangan
teknologi.
Penelitian oleh Zeplin Jiwa Husada Tarigan(2015) dengan judul Integrasi Teknologi RFID
dengan Teknologi ERP Untuk Otomatisasi Data. Dalam penelitian Zeplin, menggunakan
teknologi RFID untuk pendeteksian barang awal dan pendataan barang produk yang diaplikasikan
ke teknologi ERP. Integrasi teknologi RFId dengan teknologi ERP pada gudang barang jadi
mempunyai banyak manfaat terhadap kecepatan dan ketepatan data, serta meningkatkan efisiensi
tenaga kerja. Selain itu integrasi ini dapat mengurangi aktivitas pada gudang barang jadi, sehingga
ketepatan pengiriman dapat dilaksanakan. Integrasi sistem ini dapat merespon atau memonitor
22
setiap waktu terhadap area jangkauan atau kejadian sekitar gudang barang jadi, tepatnya apabila
terjadi transaksi atau pergerakan produk dan secara otomatis data akan terentry pada sistem ERP.
Model sistem ini dapat menumbuhkan atau meningkatkan kemampuan persaingan perusahaan. Hal
ini terlihat dengan adanya pengurangan aktivitas pada gudang barang jadi sebesar 50% (dari 10
aktivitas menjadi 5 aktivitas) [12].
Gambar 2.4 Integrasi RFID dengan ERP pada gudang
Penelitian oleh Fredy Christiawan dan Raden Arief Setyawan (2013) dengan judul Pemanfaatan
RFID sebagai Pemeriksa Jumlah Ban di Gudang Penyimpanan berbasiskan Arduino dengan SMS sebagai
Media Transmisi Data. Dalam penelitiannya pengimplementasian RFID masih berupa RFID pasiv dengan
frekuensi kerja 13.56 Hz dimana jarak pembacaan yang sanagat minim, atau biasa digunakan untul tap card.
RFID reader yang diprogram melalui Arduino dapat membaca tag yang didekatkan ke alat. Jarak
maksimal tag masih dapat terdeteksi oleh RFID Reader adalah 9,5 cm. Sedangkan apabila diberi
halangan berupa karet di antara tag dan RFID Reader, maka jarak maksimal akan berkurang
menjadi hampir separuhnya [13].
Komunikasi Arduino dan GPRS shield dapat berjalan dengan baik, yang ditunjukkan
dengan alat dapat menerima SMS dari user dan menghitung jumlah ban yang masih ada di gudang,
dan mengirimkan informasi tersebut kembali ke user. Program antarmuka yang telah dirancang,
dapat berjalan dengan baik, dimana saat pendeteksian tag maupun terdapat SMS masuk, Arduino
dapat mengakses database, dan parameter yang ada pada program antarmuka dapat terisi dengan
benar. Pada penelitian ini area pendeteksian barang harus dilakukan secara dekat, sehingga dalam
pelaksanaan inventarisasi masih belum dapat mengefektifkan waktu inventarisasi.
23
Gambar 2.5 Sistem Pemeriksaan Jumlah Ban
Penelitian oleh Rachmawan Aryano, Imam Baihaqi dan IK Gunarta(2013) dengan judul
Perancangan Sistem Informasi Pergudangan Berbasis RFID. Dalam penelitian ini, Sistem
informasi pergudangan berbasis RFID ini, dirancang dengan memakai bahasa pemrograman
HTML dan juga PHP untuk versi website-nya. Untuk aplikasi desktop dibuat dengan
menggunakan C#. Kebutuhan informasi pada sistem informasi pergudangan berbasis RFID ini
terdiri dari informasi barang dari supplier, jumlah stok, posisi barang di rak, dan juga informasi
pesanan customer. Kebutuhan hardware pada sistem informasi pergudangan berbasis RFID ini
adalah reader RFID, kartu tag RFID dan komputer. Untuk kebutuhan software yaitu software
bawaan dari RFID, dan juga aplikasi desktop untuk komputer. Pada penelitian ini, belum ada
fasilitas inventarisasi yang dapat dilakukan oleh user. Juga perangkat terbatas pada pendeteksian
barang jarak dekat [14].
Penelitian oleh Che Zalina Zulkifli(2016) dengan judul Pengemanagan Arsitektur Arus
Material Menggunakan Teknologi RFID di Lingkungan Industri. Dalam penelitian ini, dikaitkan
dengan identitas elektronik unik yang tertanam pada bahan baku di seluruh siklus manufaktur di
mana ia terdaftar ke pembaca RFID di setiap stasiun kerja sehingga informasi untuk awal dan akhir
pada setiap pekerjaan dapat dikirim ke server utama secara nyata -waktu untuk penyimpanan,
kategorisasi, penelusuran, pemrosesan, dan analisis. Dengan sistem teknologi ini, kami dapat
segera memperbarui informasi lini produksi dengan visibilitas real-time dari seluruh pekerjaan
dalam manajemen produksi yang sedang berjalan di antara kantor dan lokasi dalam lingkungan
rantai pasokan konstruksi. Dalam penelitian ini, implementasi RFID sudah menggunakan UHF
RFID yang diintegrasikan dengan web dan juga database sebagai penyimpanan. Hasil yang
signifikan dihasilkan yaitu kesalahan pembacaan dapat teratasi lebih meningkan dibandingkan
dengan proses entry secara manual [15].
24
Gambar 2.6 Arsitektur Sistem Arus Material
Dari penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti dapat disimpulkan
bahwa penggunaan RFID dalam sistem inventarisasi pada gudang memiliki keuntungan contohnya
prosess pencatatan secara real-time, meminimalisir ketidakakuratan pendeteksian barang, dan
mempermudah petugas saat sedang pemerikasaan barang. Kemudian kesalahan pada saat
pendeteksian barang dapat menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan RFID pada
sistem inventarisasi gudang dapat diaplikasikan kembali, serta perlu perbaikan terhadap
mekanisme pemindaian barang yang bisa lebih cepat.
Fokus pada penelitian ini adalah tentang pembuatan sistem inventarisasi gudang , dimana
barang pada gudang dapat terdeteksi secara otomatis dari jarak tertentu sehingga pada saat
pemeriksaan barang tidak perlu didteksi secara manual kembali atau menggunakan barcode
scanner dengan pemanfaatan RFID untuk keperluan database barang. Untuk memudahkan
petugas, maka dibuat alur lalulintas barang yang dapat diakses melalui aplikasi berbasis personal
computer. Pada bagian mekanik difokuskan pada pendeteksian brang secara otomatis yang dapat
menjangkaun bagian yang sulit terjangkau oleh manusia yaitu dengan menggunakan robot yang
dapat bergerak menyusuri rak-rak barang pada gudang secara cepat.
25
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Sistem inventarisasi gudang berskala besar saat ini belum dilengkapi dengan informasi
inventaris secara realtime. Hal ini memudahkan pengguna untuk mengetahui data barang pada
gudang. Selain itu, pendeteksian barang ketika inventaris stok barang dilakukan secara manual
oleh petugas menggunakan Barcode scanner , yang terkadang terdapat ketidaktepatan data. Sistem
inventarisasi yang akan dirancang akan menggunakan perangkat berupa drone yang akan
membawa alat pendeteksi yaitu RFID reader melewati barang yang akan diinventarisasi.
Dalam pembuatan sistem inventarisasi gudang ini dibutuhkan persyaratan-persyaratan

dalam perancangan perangkat lunak. Daftar persyaratan tersebut dibuat dengan tujuan untuk
memperjelas Batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan sistem serta
mempermudah tahapan yang harus dilakukan. Adapun kriteria tuntutan dibuat berdasarkan
kebutuhan pada sistem inventarisasi gudang bersakala besar terdapat pada tabel kebutuhan sistem
3.1.1 Kebutuhan Sistem

Berdasarkan peneletian terdahulu, maka muncul beberapa kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah
sistem inventarisasi gudang berskala besar yang akan dibuat, sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kebutuhan Sistem
Nama
No. Penjelasan Fungsi
Fungsi
1 F1 Integrasi sistem UHF RFID dengan antarmuka harus dapat merespon dan
memonitor kejadian sekitar gudang,
2 F2 Penyimpanan arsip lebih aman.
3 F3 Antarmuka dapat mengakses database, dan parameter yang ada dapat terisi
dengan benar.
4 F4 Kebutuhan informasi pada sistem informasi pergudangan ini terdiri dari
informasi barang dari supplier, jumlah stok, posisi barang di rak, dan juga
informasi pesanan customer.
26
3.1.2 Analisis Sistem Inventory
Analisis Sistem inventory yang telah dilalukan oleh para peneliti, dapat disimpulkan pada
flowchart berikut. Pada fokus penelitian ini, penulis memfokuskan pada aktifitas gudang yang
akan dibuatkan kedalam sistem inventarisasi gudang berskala besar, pada 3 element utama pada
tabel warna oranye. Sistem Inventory yang ada dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Sistem Inventory secara umum
ALIRAN SISTEM INFORMASI
Konsumen Pemasok Bagian Penjualan Admin Gudang Petugas Gudang Kepala Gudang
Data Konsumen Data Konsumen
Input Data
Konsumen
Data Konsumen
Data Pemasok Data Pemasok
Proses Data
Pemasok
Data Pemasok
Data Barang Data Barang dari

Pemasok Pemasok
Faktur Terima Faktur Terima

Barang (Receive Barang (Receive
order) Order
Laporan Terima
Data Terima Barang
Barang
Laporan Terima
Barang Data Barang dari
Pemasok
Proses Pendataan
Barang
Scanning ID
Barang oleh RFID
27
Data Pemesanan Data Pemesanan Pemesanan

Penjual (SO)
Proses Pemesanan
(Purchase Order)
Penyiapan Barang
(PO)
Keluar
Data PO
Scanning ID
Barang oleh
RFID
Form Pemesanan
penjual (Sales
Order)
Mencocokan
data Id
dengan Data
Stok Barang
Data SO
Data Stock
Barang Update
Data Barang Keluar Laporan Data

Barang Keluar
Faktur, DO, Invoice Faktur, DO, Invoice Faktur, DO, Invoice
Data Faktur
DO,Invoice
Pengiriman Barang
Rekap Penjualan
Jadwal Stock Proses Inventaris

Data Penjualan Opname Stock Opname
Scanning ID
Barang oleh RFID
Laporan data
penjualan
Mencocokan hasil
scan dengan data
barang
Data Barang
Data Inventaris Laporan Data

Barang inventaris Barang
28
Scanning ID
Barang oleh RFID
Masukkan data
RFID ke data Stok
Barang
Data Barang
(awal,keseluruhan)
Laporan Data
Data Barang
Barang Pemasok
Faktur Terima
Faktur Terima
Pesanan
Pesanan(RO)
(Receive Order)
Proses Data
Barang Masuk
Scanning ID
Barang oleh RFID
Mpencocokan hasil
scan dengan data
barang awal
Data Barang
Masuk
Data Barang Laporan Data

Masuk Barang Masuk
Setelah melakukn potret sistem inventory gudang bersakala besar yang ada saat ini, maka penulis
membuat beberapa langkah pengerjaan yang dapat difokuskan dalam pembuatan aplikasi sistem
inventarisasi gudang berskala besar pada penelitian ini.
29
3.2. Perancangan Sistem
3.2.1 Arsitektur Sistem

Pada tugas akhir ini, sistem inventarisasi Gudang berskala besar akan membaca RFID tag
yang berupa label, pada setiap barang yang ada pada Gudang. Dimana RFID label akan dibaca
melalui UHF RFID antenna kemudian dibaca oleh RFID reader kemudian dikirimkan ke
Raspberry Pi 3 dan diolah. Hasil data pembacaan dari Raspberry Pi 3 dikirim melalui fasilitas wifi
Raspberry ke antarmuka. Kemudian data dari raspberry akan dicocokkan dengan database barang
pada gudang berskala besar. Jika RFID yang terdeteksi sesuai dengan yang ada pada database
maka akan menunjukkan atau memberikan notifikasi bahwa barang ada pada database. Diagram
alir proses sistem inventarisasi barang ini terdapat pada gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Gambaran Umum Sistem
Ada 3 fungsi dalam sistem ini yaitu saat pendeteksian barang gudang, sistem komunikasi antara server
(laptop) dengan raspberry dan sistem informasi yang dapat diakses oleh petugas gudang (tampilan
antarmuka). Saat barang guadang masuk dan keluar gudang, barang yang memiliki RFID sebagai syarat
sehingga dibuthukan perancangan perangkat lunak dan database yang dapat mengolah data RFID tersebut.
Data dari RFID barang(tag) akan dimasukkan ke server melalui raspberry untuk proses pengontrolan tempat
inventaris(rak). Data-data yang ada di server dapat diakses melalui personal computer berstandar untuk
mengetahui informasi inventarisasi barang gudang.
30
Gambar 3.2 Diagram blok sistem
Diagram blok pada gambar 3.2 diatas menunjukkan sistem yang akan dibangun. Penelitian ini
menggunakan RFID tag pada frekuensi UHF sebagai identitas barang yang akan disimpan di gudang. Data
RFID tag pada barang saat masuk maupun keluar akan dibaca oleh RFID reader yang terpasang pada
actuator yaitu drone yang dioperasikan secara manual oleh petugas. Kemudian hasil pembacaan RFID
reader dikirim ke raspberry, selanjutnya di kirim melalui wifi ke vb.net . Kemudian data hasil pendeteksian
yang dikirm melalui wifi diolah pada database. Tampilan pada aplikasi sistem inventarisasi dapat
mengakses database SQLserver melalui pemrograman vb.net. Dalam rekayasa dibutuhkan hubungan antara
user, hardware dan adatabase dengan perangkat lunak. Perangkat lunak harus dapat memberi keuntungan
dan kemudahan kepada user. Hubungan antara database dengan perangkat lunak yaitu kemampuan program
untuk mengolah data input menjadi sebuah informasi yang disimpan pada dtabase dan ditampilkan pada
personal computer.
Dalam merancang sistem inventarisasi gudang berskala besar ini, dibutuhkan simulasi gudang
berskala besar sebagai standar minimum mekanik agar sistem dapat diterapkan seperti pada gambar 3.3
Simulasi gudang berikut. Letak RFID tag diasumsikan terdapat pada permukaan tampak depan kanan atas
suatu kotak barang.
Gambar 3.3 Desain rak gudang
31
3.2.2 Perancangan Sistem Inventarisasi
Perancangan sistem sangat dibutuhkan sebelum membuat suatu sistem aplikasi. Rancangan tersebut
meliputi perancangan input dan output. Untuk memahami dan merealisasikan sistem, diperlukan suatu
gambaran mengenai sistem dan alur data yang terjadi. Selain itu pada tahap ini akan ditentukan juga
perancangan form, transaksi, report (laporan), yang akan digunakan serta process spesification dan
deskripsi data dari database yang telah dibuat pada fase analisis.
A. Context Diagram (DFD 0)

Diagram kontek pada perancangan aplikasi sistem inventarisasi gudang berskala besar ini dapat
dillihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
Gambar 3.4 Context Diagram
Pada diagram konteks diatas terdapat penjelasan entitas-entitas yang terlibat dalam sistem
inventarisasi gudang ini, yaitu pemasok yang memberikan data barang kepada sistem. Kepala
gudang sebagai bagian penerima laporan aliran baran atau transaksi keluar masuk juga inventaris
barang dang bagian penjual sebagi penerima invoice dan pemberi input service odre pada sistem
gudang. Sementara sistem inventarisasi gudang yang akan dibangun merupakan pemersatu atau
pengolah proses tersebut diatas.
B. Data Flow Diagram

a. Data Flow Diagram level 0
DFD level 0 pada perancangan aplikasi sistem inventarisasi gudang berskala besar, ditampilkan
pada Gambar 3.5.
32
Gambar 3.5 DFD level 0 sistem inventaris gudang
b. Data Flow Diagram Level 1 Penerimaan Barang
Gambar 3.6 DFD Level 1 penerimaan barang
DFD level 1 pada bagian penerimaan barang dalam perancangan aplikasi sistem inventarisasi
gudang berskala besar, ditampilkan pada Gambar 3.6.
33
c. Data Flow Diagram Level 1 Keluar Masuk Barang
DFD level 1 pada bagian keluar masuk barang dalam perancangan aplikasi sistem inventarisasi
gudang berskala besar, ditampilkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 DFD Level 1 Keluar masuk barang
d. DFD Level 1 Inventarisasi barang
DFD level 1 pada bagian inventaris barang dalam perancangan aplikasi sistem inventarisasi gudang
berskala besar, ditampilkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 DFD Level 1 Keluar masuk barang
e. DFD Level 1 Laporan Barang
DFD level 1 pada bagian inventaris barang dalam perancangan aplikasi sistem inventarisasi gudang
berskala besar, ditampilkan pada Gambar 3.9
34
Gambar 3.9 DFD Level 1 Laporan Barang
C. Perancangan Database
Dalam penelitian ini, sebuah database digunakan sebagai media penyimpanan data yang dibagi
kedalam 4 tabel yaitu tabel barang , tabel barang pemasok, tabel faktur keluar barang(invoice), dan faktur
terima barang (receive order). Atribut dalam database meliputi id barang, nama barang, jumlah, satuan,
harga jual, harga beli, jumlah, kuantitas barang, no.Ro, no.So, no.Invoice, tanggal input barang, tanggal
keluar barang, tanggal invoice, tanggal Ro,tanggal jatuh tempo, diterima oleh, dicetak oleh, tanggal
inventaris. Relasi hubungan pada database tersebut yaitu, memiliki FKB, memiliki RO, dan inventaris.
Perancangan database terdapat pada gambar 3.10.
Tabel BARANG berfungsi sebagai penyimpanan utama daftar barang keseluruhan yang
terdapat di gudang. Terdiri atas id barang, nama barang, satuan, harga beli, harga jual, stok barang, jumlah,
kuantitas barang, no. invoice, tanggal input barng, no. ro, tanggal ro, tanggal so dan nomor so. Id barang
berfungsi sebagai inputan awal ketika pendeteksian barang atau identitas barang, kemudian nama barang,
harga jual, harga beli, jumlah, kuantitas barang, dan satuan dapat disesuaikan oleh petugas barang. No. ro ,
no. invoice, no.so, sebagai penomoran terhadap setiap aktifitas barang seperti penerimaan dari pemasok,
penerimaan dari bagian penjualan dan nomor tanda pengeluaran barang. Hal tersebut pun sama dengan
tanggal ro, tanggal so, tanggal inventaris, tanggal input barang adalah waktu ketika aktifitas dikerjakan
sesuai bagiannya.
Tabel barang pemasok terdiri atas no. ro, tanggal ro, nama supplier, id barang, nama
barang, satuan, harga beli, jumlah. No ro dan tanggal ro adalah nomor dan tanggal penerimaan barang atau
receive order dari pemasok. Kemudian terdapat nama supplier dan seperangkat id barang, nama barang,
satuan, harga beli, dan jumlah yang diterima dari pemasok sesuai data supplier.
35
Gambar 3.10 Entity Relationship Diagram
Tabel Faktur Terima Barang (RO) terdiri atas no terima barang(no ro), tanggal pesan, nama
supplier, data barang jual, dan dicetak oleh. Pada tael ini berfungsi sebagai penyimpanan seluruh
faktur terima barang yang dibuat oleh petugas yang diterima dari supplier.
Tabel Faktur Keluar barang (invoice) terdiri atas no FKB (invoice), tanggal invoice,
tanggal jatuh tempo, data barang beli, dicetak oleh, dan diterima oleh, Pada tabel ini berfungsi
sebagai penyimpanan seluruh faktur keluar barang yang dibuat oleh petugas yang terjual. Terdapat
tanggal jatuh tempo yang berguna untuk keabsahan invoice apabila sudah kadalurwarsa tidak dapat
digunakan.
Dalam perancangan perangkat lunak untuk sistem inventarisasi barang gudang berskala
besar dibutuhkan beberapa tipe data yang digunakan. Tabel 3.3, menunjukkan penggunaan tipe
data perancang perangkat lunak yang akan dibuat pada SQl server dengan menggunakan 4 tabel
yang dibuat.
36
Tabel 3.3 Tipe Data yang Digunakan
No. Variabel Tipe Data

1 ID Barang Varchar
2 Nama barang Varchar
3 Satuan Char
4 Harga beli Integer
5 Harga jual Integer
6 Jumlah Integer
7 No Order Char
8 No FKB Char
9 No RO Char
10 No SO Char
11 Tangal Order Date time
12 Tanggal Invoice Date Time
13 Tanggal RO Date Time
14 Nama Supplier Char
15 Diterima oleh Char
16 Dicetak oleh Char
Struktur data adalah cara penyimpanan, penyusunan dan pengaturan data di dalam media
penyimpanan computer sehingga data tersebut dapat digunakan secara efisien. Dalam perancangan
ini terdapat 4 tabel yang digunakan, dimana tabel-tabel tersebut dapat berubah sesuai dengan
banyaknya inputan pada tiap atribut tabel, berdasarkan batas tampungan data pada masing-
maasing tipe data atribut.
3.3 Perangkat Keras
3.3.1 Pembuatan Perangkat Keras

Diperlukan komponen-komponen yang dapat menunjang sistem ini agar berjalan
dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai.
37
A. Mikrokontroler Raspberry Pi 3
Tabel 3. 4 Spesifikasi Raspberry Pi 3
Mikrokontroler Raspberry Pi 3
Board Power Supply 5V
Circuit Operating Voltage 3,3-5 V
Digital I/O Pins 14
PWM Pins 6
Analog Input Pins 6
External Interrupts 2
DC Current per I/O Pin 40 mA
Clock Speed 16 MHz
Dimention 33 mm x 18 mm
Tabel 3.4 merupakan spesifikasi dari Raspberry Pi 3. Raspberry Pi 3

digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai pengendali. Mikrokontroler
berisi program untuk pembacaan dari RFID reader yang siap dikirim melalui fasilitas
wifi ke antarmuka.
B. UHF RFID readear dan Tag

a. UHF RFID Reader
Tabel 3. 5 Spesifikasi RFID Reader
Tengana operasi 3,3-5v DC

Standby current <80mA
Sleeping Current <100mA
Temperatur operasi -20 celcius - +_ 70 Celcius
Rentang kerja spektrum 902MHz-928MHz
Protokol antarmuka EPC global class 1 Gen 2 / ISO 18000-6c
Tabel 3.3 merupakan data spesifikasi RFID reader yang digunakan. RFID reader
YR903 ini berfungsi sebagai perangkat yang dapat membaca tag melalui gelombang
elektromagnetik. RFID reader ini mendeteksi RFID tag saat dilewatkan terhadapnya dengan jarak
jangkauan sesuai spesifikasi .
38
Gambar 3. 11 RFID Reader
b. UHF RFID Tag
Awalnya RFID adalah teknologi untuk identifikasi objek yang dimaksudkan untuk
menggantikan barcode di sektor ritel. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini juga
menjadi populer di dalam aplikasi lain. Dengan ratifikasi standar ISO 18000-6C dan protokol EPC
Gen2V2 beberapa tahun yang lalu, standar tersebut disesuaikan dengan persyaratan baru ini. [16]
Karena tag RFID pasif beroperasi tanpa catu daya eksternal yang independen dan
karenanya harus memanen kekuatannya dengan memperbaiki sinyal RF yang datang dari
pembaca, hanya sejumlah kecil daya yang tersedia pada tag. Juga, area chip harus dijaga serendah
mungkin untuk produksi berbiaya rendah. Oleh karena itu desain sirkuit TRNG harus memastikan
konsumsi daya minimum serta area tata letak minimal. Untuk memenuhi persyaratan ini,
implementasinya dipertimbangkan dalam semikonduktor 55 proses.
Dalam sebuah UH RFID tag, terdapat Karena generator bilangan acak (RNG) digunakan
dalam sebuah bidang aplikasi yang luas, banyak sekali pekerjaan yang telah dilakukan
didedikasikan untuk topik ini. Seperti yang telah disebutkan, pada prinsipnya, generator angka
acak dapat dibagi menjadi dua kelompok berikut:
• generator nomor acak non-deterministik:

True random number generator (TRNG) menggunakan sebuah sumber entropi non-
deterministik.
• generator angka acak deterministik:
Pseudo random number generator (PRNG) menggunakan sebuah algoritma deterministik
yang menghitung secara acak nomor berdasarkan nilai benih yang diberikan.
Frekuensi Kerja pada UHF RFID Tag EPC Gen2V2 beroperasi pada frekuensi 860-960 MHz yang
menyediakan rentang baca panjang hingga 30 kaki. (10 m) dan dirancang khusus untuk pelacakan palet.
39
Tag RFID palet UHF beroperasi pada frekuensi 860-960 MHz yang menyediakan rentang baca panjang
hingga 30 kaki. (10 m) dan dirancang khusus untuk pelacakan palet [17].
C. Drone
Drone digunakan sebagai actuator untuk sistem inventarisasi gudang berskala besar penelitian ini,
adapun penjelasan dan spesifikasinya sebagai berikut.
Tabel 3. 6 Spesifikasi Drone
Transceiver 2.4Ghz
Axis 6
Battery 3.7 V, 350 mAh
Lama Terbang ±7 menit
Diagonal size (tidak 350 mm
termasuk propeller)
Gambar 3. 12 Drone DJI Phantom dengan APM 2.6
Tabel 3.3 merupakan data spesifikasi dari Drone pada penelitian ini.Drone DJI rakitan
ini seperti yang terlihat pada gambar 3.4 digunakan sebagai aktuator pada penelitian ini. Drone ini
dipilih karena memiliki fitur yang umum pada sebuah drone, seperti pergerakkan yaw, pitch, dan
roll. Telah dilengkapi pula dengan sebuah remot kontroler untuk menggerakkan drone secara
manual.
40
D. Integrasi Perangkat Keras
Perlu adanya integrasi pada setiap komponen utama perangkat keras yang penulis akan
gunakan, yaitu penambahan mini PC raspberry dang RFID reader yang dipasang pada
bagian bawah Drone seperti pada letak Gimbal seperti drone aerial pada umumnya.
Terdapat ilustrasi pada gambar 3.13 sebagai integrasi elektrik pada sistem ini.
Gambar 3.13 Integrasi elektrik
E. Sistem Pendeteksian UHF RFID tag

Sistem pendeteksian RFID tag saat barang akan masuk ke gudang, keluar gudang dan pemeriksaan stok
barang . Prinsip yang dikerjakan ketika 3 hal tersebut akan dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut.
Pertama, dekatkan RFID reader mengarah ke UHF RFID Tag atau barang pada gudang dalam hal ini jarak
diusahakan tidak lebih dari 150 cm. Kemudian ketika proses pembacaan ID Barang, data yang diterima
berupa karakter protocol pembacaan rfid tag dari rfid reader dengan contoh paket data yang diterima adalah
083000e2004106210202501060aad643baa00a. Paket data karakter yang diterima pada 2 digit karakter
awal adalah perhitungan tag, 4 digit setelahnya adalah antenna ID yang digunakan RFID reader. Kemudian
pada karakter ke 7 hingga 30 adalah kode identifikasi unik UHF RFID tag yang dimiliki dan 4 karakter
setelahnya adalah protocol penghentian pembacaan. Selanjutnya setelah menerima data paket tersebut, data
dari RFID reader dikirimkan ke mikro PC. Pada saat inilah data hexa diubah kedalam bentuk karakter
ASCII dengan penambahan karakter(#) saat setelah pembacaan 1 buah UHF RFID tag. Selanjutnya
dikirmkan ke antarmuaka pada sebuah listbox sebagai penampung ID-ID . Kemudian dilakukan parsing
atau pemisahan kode karakter dari yang tidak dibutuhkan, yaitu diambil hanya identifikasi kode RFID
tagnya saja . dengan 24 karakter pada setiap tag RFID. Maka Data hasil pembacaan yang telah terpisah-
pisah ditampilkan ke datagridview sebagai informasi bagi pengguna yang kemudian disimpan ke database.
41
3.4 Perangkat Lunak
3.4.1 Perancangan Antarmuka
Gambar 3.14 Sketsa
Gambar 3.15 Sketsa Inventaris Barang
Perancangan antarmuka pada aplikasi, adalah hasil dari penerapan atribut maupun tabel pada data
flow diagram, adapun letak posisi tabel dan informasi yang ditampilkan berdasarkan hasil
koordinasi kepada pihak penyedia aplikasi inventory untuk gudang berskala besar yaitu PT
SkyVault pada bulan Agustus-September 2018.
42
3.4.2 Spesifikasi Perangkat (standard minimum)
a. Spesifikasi Hardware
Hardware minimum untuk pembuatan Aplikasi sistem inventarisasi gudang adalah dengan
spesifikasi sebagai berikut:
CPU : Intel®core™i3-2350M CPU @2.30GHz, RAM DDR2 2 GB, Harddisk 500 GB
b. Spesifikasi minimum software
Software yang diperlukan dalam pembangunan Aplikasi Inventarisasi Gudang adalah

sebagai berikut:
1. Microsoft SQL management studio
2. Microsoft Visual Studio 2015 atau lebih
3. VNC Viewer
43
3.4.3 Perancangan Komunikasi
Mulai
NYALAKAN
POWER DRONE
NYALAKAN KONEKSI
RASPBERRY PI, START
APLIKASI
MASUK APLIKASI SISTEM

INVENTARIS
PILIH MENU PADA TAB PAGE
BARANG MASUK BARANG KELUAR INVENTARIS LAPORAN
PENGISIAN DATA PENGISIAN DATA TERBANGKAN DRONE

BARANG MASUK BARANG KELUAR TAMPIL LAPORAN
MENGGUNAKAN REMOTE
MELEWATI RAK YANG INGIN
DATABASE DILIHAT
DATABASE
RECEIVER PEMBACAAN RFID TAG
INVOICE
ORDER BARANG
PEMBACAAN RFID TAG PEMBACAAN RFID TAG
BARANG BARANG
BELUM
UPDATE
DATABASE UPDATE
BARANG DATABASE BELUM
BARANG SUDAH TERIVENTERIASI
SEMUA?
APAKAH GUDANG
YA
PENUH?
BARANG SUDAH SUDAH
SESUAI DENGAN LIST?
TIDAK
UPDATE
BARANG MASUK SUDAH DATABASE
WAITING LIST
KE GUDANG BARANG
BARANG KELUAR
TIDAK GUDANG
ADA TEMPAT
KOSONG
YA
BARANG MASUK
KE GUDANG
MATIKAN POWER
DRONE DAN
APLIKASI
SELESAI
Gambar 3.16 Diagram alir proses penjalanan sistem inventarisasi gudang berskala besar
Dalam diagram alir pada gambar 3.16, ditunjukkan proses memulai menjalankan sistem
inventarisasi gudang berskala besar. Proses diawali dengan setting awal dengan menyalakan
semua standar minimum perangkat, kemudian petugas dapat melakukan aktifitas pilihan sesuai
menu yang ada. Fokus saat inventaris barang adalah pendeteksian barang dengan melewati rak dan
mendeteksi betul atau tidak.
44
3.4.4 Pembuatan Antarmuka
Pembuatan aplikasi untuk sistem inventarisasi gudang berskala besar ini dilakukan melalui
beberapa proses sistematis, antara lain sebagai berikut :
1. Membuat Database dan Tabel

Pembuatan Database dan tabel ditujukan pada gambar 3.17
Gambar 3.17 Pembuatan database
2. Membuat program vb.net

Tahap akhir adalah pembuatan program pada Microsoft visual studio menggunakan
Bahasa pemrograman vb.net seperti pada gambar 3.18
Gambar 3.18 Pembuatan program vb.net
45
BAB IV
HASIL UJI DAN ANALISA
Pada Bab ini, ditampilkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukakan selama
penelitian. Pengujian-pengujian dilakukan berdasarkan fungsi kebutuhan sistem yang telah
ditentukan.
4.1. Implementasi Integrasi Perangkat Keras
Hasil implementasi integrasi perangkat keras pada penelitian ini, terdapat pada gambar 4.1.
Pengintegrasian perangkat keras ini meliputi tiga komponen utama yaitu : drone, raspberry pi 3 dan UHF
RFID Reader serta Antenna. Mini PC Raspberry Pi 3, UHF RFID Reader serta antenna berada didalam box
plastic hitam dan ditempatkan pada posisi gimbal drone. Sumber tegangan untuk raspberry Pi 3 adalaha
dari ArduPilot Mega 2.6 pada bagian rangka dalam drone sengan jakur pada dalam kotak hitam.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.1 Implementasi Perangkat Keras
(a) Tampak depan (b) tampak belakang (c) tampak atas
46
4.2 Pengujian F1 | Integrasi sistem UHF RFID dengan antarmuka harus dapat merespon
dan memonitor kejadian sekitar gudang
Pada pengujian integrasi sistem ini terdapat element yang menjadi implenmentasi dari rancangan sistem
yaitu posisi rancangan layout tumpukan barang pada rak barang. Hal tersebut telah direalisasikan pada
gambar 4.2. Maka setelah di realisasikan, selanjutnya layout rak gudang inipun menjadi sarana untuk
dilakukannnya pengujian selanjutnya.
Gambar 4.2 Simulasi rak gudang
Untuk melakukan pengujian, langkah awal adalah mengetahui cara proses pembacaan sebuah RFID tag
adalah sebagai berikut pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Proses pembacaan RFID
Pada tanda panah merah menjelaskan pembacaan antenna UHF RFID reader menghadap ke UHF RFID tag
pada simulasi rak gudang. Kemudian drone akan bergerak kearak kiri untuk menyisir wilayah rak gudang
untuk proses pembacaan RFID tag. Bersamaan dengan bergeraknya drone disaat itu pula aplikasi sistem
inventarisasi pada visual studio menangkap data dari RFID reader yang dikirim melalui jaringan wifi pada
mini PC Raspbery Pi yang dibawa oleh aktuator. Tampilan inventarisasi saat pembacaan pun terdapat pada
gambar 4.4.
47
Gambar 4.4 Tampilan saat inventaris barang
Ketika proses pembacaan ID Barang, data yang diterima berupa karakter protocol pembacaan rfid
tag dari rfid reader dengan contoh paket data yang diterima adalah 08 3000 e2 00 41 06 21 02 02 50 10 60
aa d6 43 ba a00a. Paket data karakter yang diterima pada 2 digit karakter awal adalah perhitungan tag, 4
digit setelahnya adalah antenna ID yang digunakan RFID reader. Kemudian pada karakter ke 7 hingga 30
adalah identifikasi UHF RFID tag yang dimiliki dan 4 karakter setelahnya adalah protocol penghentian
pembacaan. Selanjutnya setelah menerima data paket tersebut dilakukan parsing atau pemisahan kode
karakter dari yang tidak dibutuhkan, yaitu diambil hanya identifikasi kode RFID tagnya saja . dengan 24
karakter pada setiap tag RFID.
4.2.1 Pengujian pendeteksian barang
Pengujian pendeteksian barang pada saat mode inventaris dilakukan guna mengetahui keefektifan
pendeteksian barang dengan memerhatikan parameter. Pada saat pembacaan tag ID Barang akan terbaca
atau tidak sesuai dengan aktual benda. Hasil pengujian pendeteksian barang pun ada pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Pengujian Pendeteksian Barang
RAK 1
Percobaaan Barang No.

ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
4 Tidak Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
RAK 2
48
Percobaaan Barang No.
ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 Tidak Terbaca Tidak Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
Pada pengujian integrase pendeteksian barang ini, dapat terekam bahwa ketidak akuratan
pembacaan adalah ketika percobaan ke-4 , dimana beberapa barang tidak dapat terbaca meski dilewatkan.
Pada saat pengujian ke -4 tersebut penulis menganalisa karena pemakaian baterai drone yang sudah
menyusut tegangannya sehingga performa baterai pun mempengaruhi arus maupun tegangan minimum
yang diterima oleh RFID reader. Dari hasil pengujian diatas terdapat 3 data yang tiidak berhasil terbaca
dari 80 kali pembacaan, maka dapat dipresentasekan kesalahan pendeteksian 3/80 x 100% = 0,0375% dari
aktualisasi barang.
Pada tiap penyisiran inventarisasi barang yaitu 2 rak simulasi gudang, waktu yang ditempuh ditampilkan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengujian Waktu Pendeteksian Barang
Pengujian Deteksi Barang Waktu(menit)

Pengujian 1 2,03
Pengujian 2 2
Pengujian 3 4,03
Pengujian 4 3,7
Dari pengujian waktu tempuh pendeteksian barang, didapatkan rata-rata waktu yaitu 2,925 menit untuk
mendeteksi total 20 barang pada 2 rak simulasi gudang. Maka waktu tempuh ini dijadikan sebagai acuan
pendeteksian barang dan dapat memperkirakan kekuatan baterai sebagai sumber utama sistem. Perbedaan
waktu pendeteksian barang tersebut dapat disebabkan karena ketidakstabilan drone pada saat melakukan
penyisiran rak ketika pemeriksaan stok barang.
4.2.2 Pengujian Lama Terbang Drone
Dari proses pengujian pedeteksian barang sebelumnya, maka diperlukan pengujian lama waktu
terbang dari drone. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan baterai 11,1 V dengan kapasitas
3000mAh saat digunakan dengan sebagai sumber utama drone. Drone diterbangkan bersamaan saat dengan
49
pendeteksian barang dengan ketinggian maksimum 3 meter secara terus menerus hingga alarm baterai
berbunyi menandakan baterai habis. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian lama terbang drone
Waktu Terbang (menit) Tegangan Baterai (V) Keterangan

0 12,5 Takeoff
1 12,3 Operation
2 12,2 Operation
3 11,9 Operation
4 11,7 Operation
5 11,6 Operation
6 11,5 Operation
7 11,4 Operation
8,2 11,3 Alarm LowBatt
Dari hasil pengujian didapatkan hasil bahwa quadcopter dapat terbang selama 8 menit dengan
menggunakan baterai LiPo 11,1 V dengan kapasisas 3000 mAh. Untuk mencegah rusaknya baterai
LiPo maka pengujian berhenti ketika tegangan baterai mencapai 11,3 V.
4.3 Pengujian Jarak Pembacaan RFID reader terhadap tag
Pengujian pembacaan RFID barang pada saat mode inventaris dilakukan guna mengetahui
jarak optimum pembacaan RFID reader terhadap tag. Proses pengerjaan pengujian ditampilkan
ppada gambar 4.5. Kemudian diperoleh hasil pengujian jarak secara horizontal pada tabel 4.4,
secara vertical pada tabel 4.5, dan secara diaoganal pada tabel 4.6.
a) Horizontal
50
b) Vertical dan Diagonal
Gambar 4.5 Pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap Tag
Pada proses pengujian jarak pembacaan ini, RFID Tag disimulasikan tetap statis sedangkan RFID
reader yang menghampiri untuk pembacaan RFID Tag. Dilakuakan dalam 3 cara pembacaan berdasarkan
3 sumbu yaitu; sumbu x(horizontal), sumbu y (vertical), dan sumbu z ( penulis melakukan diagonal agar
dapat terlihat perbedaan). Proses pengujian dapat dilihat pada gambar 4.5.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian jarak baca secara horizontal
Jarak Baca dalam centimeter (cm)

No. RFID Tag
10 20 30 40 50 60 70 80
1 Barang 1 ✓ ✓ ✓ ✓ 55
2 Barang 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
3 Barang 3 ✓ ✓ ✓ ✓
4 Barang 4 ✓ ✓ ✓ ✓
5 Barang 5 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
6 Barang 6 ✓ ✓ ✓ ✓
7 Barang 7 ✓ ✓ ✓ ✓
8 Barang 8 ✓ ✓ ✓ ✓
9 Barang 9 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
10 Barang 10 ✓ ✓ ✓ ✓
11 Barang 11 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
12 Barang 12 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
13 Barang 13 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
14 Barang 14 ✓ ✓ ✓ 42
15 Barang 15 ✓ ✓ ✓ 48
51
16 Barang 16 ✓ ✓ ✓ 41
17 Barang 17 ✓ ✓ ✓ 42
18 Barang 18 ✓ ✓ ✓ 40
19 Barang 19 ✓ ✓ ✓ 42
20 Barang 20 ✓ ✓ ✓ 47
Dari hasil pengujian jarak pembacaan RFID tag secara horizontal terhadap reader
ditampilkan pada tabel 4.4. Hal ini menunjukkan hasil yang stabil pada semua rfid tag , dengan
rata-rata pembacaan terjauh pada posisi horizontal adalah 44,85 cm. dengan jarak baca terjauh
adalah 55 cm dan terendah adalah 40 cm. Dari pengujian jarak pembacaan secara horizontal ini
membuktikan bahwa jarak pembacaan terjauh menurun secara signifikan berdasarkan spesifikasi
yang mengatakan dapat membaca hingga 150 cm.
Tabel 4.5 Pengujian jarak pembacaan secara vertikal

No. RFID Tag
10 20 30 40 50 60 70 80
1 Barang 1 ✓ ✓ ✓ ✓
2 Barang 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 61
3 Barang 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 57
4 Barang 4 ✓ ✓ ✓ ✓ 54
5 Barang 5 ✓ ✓ ✓ ✓ 57
6 Barang 6 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 71
7 Barang 7 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
8 Barang 8 ✓ ✓ ✓ ✓ 58
9 Barang 9 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 61
10 Barang 10 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
11 Barang 11 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 62
12 Barang 12 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 73
13 Barang 13 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 67
14 Barang 14 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
15 Barang 15 ✓ ✓ ✓ ✓ 57
16 Barang 16 ✓ ✓ ✓ ✓ 57
17 Barang 17 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 63
18 Barang 18 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 71
19 Barang 19 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 74
20 Barang 20 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
52
Dari hasil pengujian jarak pembacaan secara vertical pada tabel 4.5, dapat dikatakan bahwa jarak
baca menaik dibandingkan dengan jarak pembacaan secara horizontal. Data menunjukkan
pembacaan terjauh pada posisi vertical antara RFID reader dan RFID tag yaitu 74 cm , sedangkan
yang terdekat adalah 40 cm. Dengan rata-rata pembacaan jarak terjauh senilai 60,15 cm. ini
menunnjuakan peningkatan jarak pembacaan terjauh dibandingkan dengan jarak pembacaan
secara horizontal.
Tabel 4.6 Pengujian jarak pembacaan secara diagonal

No. RFID Tag
10 20 30 40 50 60 70 80
1 Barang 1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2 Barang 2 ✓ ✓ ✓ ✓ 57
3 Barang 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 54
4 Barang 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 64
5 Barang 5 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
6 Barang 6 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 61
7 Barang 7 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 68
8 Barang 8 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 68
9 Barang 9 ✓ ✓ ✓ ✓ 53
10 Barang 10 ✓ ✓ ✓ ✓ 58
11 Barang 11 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 97
12 Barang 12 ✓ ✓ ✓ ✓ 53
13 Barang 13 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 91
14 Barang 14 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 81
15 Barang 15 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 82
16 Barang 16 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 63
17 Barang 17 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 83
18 Barang 18 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 99
19 Barang 19 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 124
20 Barang 20 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 144
Dari hasil pengujian jarak pembacaan secara diagonal , pengujian ini bertujuan menguji
performa pembacaan antenna darai RFID reader yang mempunyai wilayah atau medan pembacaan
secara radial. Didapatkan hasil yang sukup fluktuatif dimana rata-rata pembacaan terjauh yaitu
144 cm dan terrendah adalah 53 cm. Data tersebut dapat disimpulkan dengan memperoleh rata-
rata hasil pembacaan pada jarak diagonal senilai 75,5 cm. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
53
pembacaan paling optimal pada posisi diagonal terhadap tag, dibandingkan dengan 2 pengujian
sebelumnya yaitu pembacaan secara vertical dan horizontal.
Tabel 4.7 Error masing-masing sumbu
Sumbu X Sumbu Y Sumbu Z

No. RFID Tag
Jarak Maksimum Error Jarak Maksimum Error Jarak Maksimum Error
1 Barang 1 55 63% 40 73% 50 67%
2 Barang 2 50 67% 61 59% 57 62%
3 Barang 3 40 73% 57 62% 54 64%
4 Barang 4 40 73% 54 64% 64 57%
5 Barang 5 50 67% 57 62% 60 60%
6 Barang 6 40 73% 71 53% 61 59%
7 Barang 7 40 73% 50 67% 68 55%
8 Barang 8 40 73% 50 67% 68 55%
9 Barang 9 50 67% 58 61% 53 65%
10 Barang 10 40 73% 61 59% 58 61%
11 Barang 11 50 67% 62 59% 97 35%
12 Barang 12 50 67% 73 51% 53 65%
13 Barang 13 50 67% 67 55% 91 39%
14 Barang 14 42 72% 50 67% 81 46%
15 Barang 15 48 68% 57 62% 82 45%
16 Barang 16 41 73% 57 62% 63 58%
17 Barang 17 42 72% 63 58% 83 45%
18 Barang 18 40 73% 71 53% 99 34%
19 Barang 19 42 72% 74 51% 124 17%
20 Barang 20 47 69% 60 60% 144 4%
Rata-rata error 70% Rata-rata error 59.9% Rata-rata error 49.66%
Dari ketiga pengujian sebelumnya, terdapat nilai hasil rata-rata error yang dihasilkan yaitu
sebesar 59,853%. Maka jarak maksimum rata-rata dari 3 sumbu yaitu 100%-59,853%= 40,17% ,
presentase keberhasilan dikalikan dengan jarak maksimum pada spesifikasi 150 cm. Diperoleh
hasil 60,255 cm sebagai jarak maksimum keseluruhan dari 3 sumbu. Terdapat penurunan jarak
pembacaan maksimum reader ke tag secara drastis akibat peimplementasian UHF RFID reader
terhadap sistem drone. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti; 1) Sumber tegangan
utama UHF RFID dan raspberry pi yang berasal dari tegangan receiver drone yang menurun
seiring berjalannya konsumsi baterai sehingga arus kerja yang mengalir ikut menurun; 2) Posisi
antenna reader yang diletakkan di permukaan depan drone, mempengaruhi zona interograsi
pembacaan UHF RFID ; 3) kaki-kaki drone yang menghalangi zona interogasi RFID.
54
4.4. Pengujian Jarak antar RFID tag
Pengujian Jarak antara satu RFID tag dengan RFID tag yang lain dilakukan untuk mengetahui besar
jarak yang dapat terbaca secara optimum. Proses tersebut ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.6 Pengujian Jarak optimum antar tag
Pada pengujian ini, disimulasikan posisi tag mengelilingi RFID reader seperti pada peletakkan pada
gambar 4.7. RFID reader atau pembaca diasumsikan statis atau diam, sementara jrak antara sumbu x,y dan
z sebesar 60,25 cm sesuai jarak optimum pada pengujian sebelumnya. Terdapat 12 barang yang diambil
secara acak dari jumlah 20 barang yang telah terdata pada database
Tabel 4.7 Pengujian Jarak antar RFID tag
No. Jarak antar RFID tag dalam Kondisi aktual RFID Data RFID Tag yang
cm tag terdeteksi
Barang 4 Barang 4
Barang 5 Barang 5
Barang 6 Barang 6
1 10
Barang 7 Barang 7
Barang 8 Barang 8
Barang 9 Barang 9
55
Barang 10 Barang 10
Barang 11 Barang 11
Barang 12 Barang 12
Barang 4 Barang 4
Barang 5 Barang 5
Barang 7 Barang 7
2 50
Barang 8 Barang 8
Barang 10 Barang 10
Barang 11 Barang 11
Barang 4 Barang 4
Barang 5 Barang 5
3 100
Barang 7 Barang 7
Barang 10 Barang 10
Dari pengujian jarak antar tag diatas, dapat dianalisis bahwa jarak antara tag satu dengan
yang lainnya pada saat jarak 10 cm antar tag, data actual dengan data pembacaan sama persis.
Terdapat 9 RFID tag yang tersusun dengan jarak 10cm masing-masing dan menghasilkan
pembacaan yang optimal dengan hasil baca 9 RFID tag pula. Kemudian pada pengujian jarak yang
kedua yaitu dengan selistih jarak antar RFID tag 50 cm, ini menghasilkan hasil pembacaan yang
juga baik seperti sebelumnya. Keenam RFID tag pun dapat terbaca sesuai actual RFID tag yang
ada. Selanjutnya pada pembacaan dengan jarak antar RFID tag 100 cm pun, tidak ditemukan
kesalahan baca atau lost data reading. Dengan optimal RFID reader dapat membaca RFID tag
sesuai dnegan aktualnya. Hal ini menunjukkan performa pembacaan RFID reader ketika RFID tag
berada pada jarak baca optimum ini tidak terjadi penurunan. Hasil ini pun membuktikan bahwa
algoritma anti interferensi multi tag yang terdapat pada RFID reader berfungsi dengan baik.
4.5 Pengujian F2 | Penyimpanan arsip lebih aman
Pada aktivitas masuk maupun keluar barang dilakukan proses perekaman data yang disimpan pada
database. Proses ini dilakukan sesuai prosedur pada diagram alir peengoperasian sistem. Proses masuk
barang kedalam gudang harus memiliki Receive Order terlebih dahulu, hal ini ditunjukkan pada gambar
4.6. Dengan mengisi form Fatur terima Barang atau Receive Order dari supplier/pemasok. Terdapat menu
tombol yang dapat digunakan untuk menyunting data inputan Faktur Receive order.
56
Gambar 4.7 Form isi Receive Order
Gambar 4.8 Database Receive Order
Pada bagian ini petugas harus mengisikan data yang dibutuhkan, nomor receive order yang dapat dientri
untuk masuk barang. Akan ada notifikasi apabila barang belum memiliki nomor Receive Order tidak akan
dapat melanjutkan ke tahap masuk barang seperti pada gambar 4.7
Gambar 4.9 Peringatan Receive Order
Setelah mengisi data masuk barang maka petugas dapat memuat barang kedalam gudang sesuai
tempat yang belum terisi pada Rak gudang . Aktifitas memasukkan barang ke gudang menjadi lebih aman
maupun terjaga karena data lalulintas faktur receive order yang tersimpan pada database, serta identifikasi
produk yang tidak memperbolehkan dua data ID digunakan secara bersamaan seperti pada gambar 4.8.
Input data barang masuk pun dapat dilakukan dan diisi sesuai atribut yang dibutuhkan pada Form masuk
Barang di gambar 4.9.
Gambar 4.10 Peringatan data ID Ganda

57
Gambar 4.11 Form Masuk Barang
Petugas yang menggunakan aplikasi akan diarahkan untuk memilih atau mencoba identifikasi data ID
Barang selain barang yang sudah terdapat pada database master barang. Keamanan arsip pun sama halnya
ketika akan mengeluarkan barang, dengan harus mengisi faktur invoice sebagai bukti keluar barang.
Dengan mengisi form keluar barang pada menu keluar barang seperti pada gambar 4.11.
Gambar 4.12 Keluar barang
Terdapat tombol menu untuk menyunting data barang yang akan dikeluarkan oleh petugas. Juga pengisian
data invoice barang yang harus dilakukan terlebih dahulu kemudian mencetaknya pada gambar 4.13 dan
gambar 4.14.
58
Gambar 4.13 Form Invoice Barang
Gambar 4.14 Invoice Barang
4.6 Pengujian F4 | Kebutuhan Informasi pada sistem informasi pergudangan
Pada pengujian tahap ini, penulis dapat membuktikan bahwa aktifitas yang dilakukan pada aplikasi sistem
inventarisasi gudang berskala besar ini dapat menyediakan kebutuhan informasi tersebut. Informasi
menganai data Master barang, data inventaris barang, data faktur/invoice, serta data faktur receive oreder
secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut.
59
Gambar 4.15 Database Master barang
Gambar 4.16 Database barang masuk
Salahsatu contoh barang yang terupdate terdapat pada gambar 4.14 ketika barang 1 dan 2
dimasukkan kedalam gudang dengan input ID Supplier, Nama Supplier, No Order, tanggal Input
barang, nomor Receive Order dan tanggal receive order. Selain terrekam pada database SQL
Server database barang dapat ditampilkan pada menu laporan, seperti salahsatunya adalah laporan
inventaris barang yang dapat dicetak pada gambar 4.17.
Gambar 4.16 Report Inventaris Barang
60
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi dan implementasi ada beberapa hal yang disimpulkan dari
penelitian Tugas Akhir ini, berikut ini:
1. Implementasi variable aplikasi sistem inventarisasi menggunakan UHF RFID dengan
actuator drone diperoleh keakuratan sebesar 99,6%. Hal ini terjadi karena ada beberapa
pembacaan tag yang gagal, dikarenakan ketidakstabilan drone maupun human error.
2. Implementasi variable drone pada sistem inventarisasi ini, diperoleh waktu rata-rata
pendeteksian sebesar 2,9 menit dan konsumsi baterai terhadap sistem selama 8,2 menit.
Hal ini bergantung kepada kestabilan drone pada saat dioperasikan oleh pengguna maupun
kualitas baterai lipo yang digunakan.
3. Implementasi variable pembacaan UHF RFID tag dengan menguji jarak rata-rata zona
interogasi antara reader dengan tag adalah 60,2 cm dengan presentase error sebesar 59,8%.
Sedangkan memperoleh hasil pembacaan optimal pada saat menguji jarak maksimum antar
tag dengan syarat jarak tag ke reader pada posisi optimal. Error yang terjadi ini disebabkan
oleh beberapa hal seperti; 1) sumber tegangan utama UHF RFID dan raspberry pi yang
berasal dari tegangan receiver drone yang menurun seiring berjalannya konsumsi baterai
sehingga arus kerja yang mengalir ikut menurun; 2)Posisi antenna reader yang diletakkan
di permukaan depan drone, mempengaruhi zona interograsi pembacaan UHF RFID ; 3)
kaki-kaki drone yang menghalangi zona interogasi
4. Maka dari keseluruhan variable utama pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sistem
yang dibuat dapat melakukan proses inventarisasi barang yang didalamnya terdapat lalu-
lintas keluar-masuk barang hingga pendeteksian barang dengan presentase error rata-rata
penggunaan sistem sebesar 13,4 %. Maka sistem inventaris barang dapat dikatakan
berhaasil menjawab tujuan dengan skor 6 dari 7.
5.2 Saran
Sistem pada tugas akhir ini dapat diperbaiki dan dikembangkandan memerhatikan
beberapa saran berikut ini, agar didapatkan hasil yang lebih baik untuk sistem inventarisasi barang
dengan integrase drone yang dapat terbang secara stabil .
1. Untuk penelitian selanjutnya, agar kestabilan dari quadcopter diperhatikan
61
2. Ukuran antenna yang dipakai harus lebih besar, setidaknya dengan jarak jangkauan
pembacaan minimal 3 meter
3. Pemasangan RFID reader pada drone cukup mempengaruhi gelombang elektromagnetik
sehingga pembacaan harus lebih dekat
4. Pemindahan aplikasi Visual Basic menjadi aplikasi android sangat disarankan.
62
DAFTAR PUSTAKA
[1] C. Dr Zahroni, "Prinsip-prinsip Warehousing," 2015.
[2] A. Semeksta Hadi dan Reza, Implementasi Radio Frequency RFID Pada Supply Chain, p. 1, 2008.
[3] J. D. F. L. Ligang Cui, "Investigation of RFID investment in a single retailer two supplier supply
chain with random demand to decrase inventory inacuray," p. 1, 2016.
[4] C. a. B. M. Olivo, Method And Apparatus For Warehouse Cycle Counting Using A Drone, p. 1, 2016.
[5] A. A. Soomro, "Optimization Of Supply Chain Management By Simulation Based Rfid With Xbee
Network," Faculty Of Mechanical And Manufacturing Engineering Universiti Tun Hussein Onn
Malaysia, Malaysia, 2015.
[6] A. Pratama, "Eksploitasi RFID Menggunakan NFC Dengan Titik Cloning Pasa Studi Kasus KTM,"
Universitas Telkom, Bandung, 2015.
[7] L. Setiawati, "Pembuatan Aplikasi Stok Barang Berbasis Web di Gudang Spare Parts Pada Pt
Arwana Citramulia Tbk, Tangerang," Universitas Neger Malang, Malang, 2010.
[8] L. Anggraini, "Sistem Manajemen Basis Data," p. 3, 2016.
[9] G. Nurraksa, "Pemanfaatan Gps Untuk Penentuan Lintasan Pergerakkan Quadcopter," Politeknik
Manufaktur Bandung, Bandung, 2017.
[10] G. C. F. G. Diego Domingos, “Autonomous Fuzzy Control and Navigation of Quadcopters,” IFAC-
PaperOnLine, vol. Volume 49, no. 5, pp. 73-78, 2016.
[11] C. Santoro, “Slide Share,” 10 2 2014. [Online]. Available:

https://www.slideshare.net/corradosantoro/quadcopter-31045379/1. [Diakses 6 1 2018].
[12] Z. H. Jiwa, "Integrasi Teknologi RFID dengan Teknologi ERP Untuk Otomatisasi Data," IEEE, p. 3,
2015.
[13] F. d. A. R. S. Christiawan, "Pemanfaatan RFID sebagai Pemeriksa Jumlah Ban di gudang

Penyimpanan Arduino dengan SMS sebagai Media Transmissi Data," p. 4, 2013.
[14] R. B. I. d. G. I. Aryano, "Perancangan Sistem Informasi Pergudangan Berbasis RFID," pp. 2-4, 2013.
63
[15] C. Z. Zalina, "Pengembangan Arsitektur Arus Menggunakan Teknologi RFID di Lingkungan
Industri," pp. 3-8, 2016.
[16] g. ,. F. M. ,. a. U. Saxl, "Ultra-Low-Power Ring Oscillator based True Random Number for passive
UHF RFID Tags," University of Innsbruck , Institute of mechatronics , Tyrol,Austria, 2018.
[17] A. i. self, "GEN 2 UHF 902-928 MHZ RFID TAGS," GAO RFID Inc, [Online]. Available:
https://gaorfid.com/devices/rfid-tags-by-frequencies/gen-2-uhf-902-928-mhz-rfid-tags/. [Accessed 5
January 2019].
[18] Pramud, "5 Drone murah terbaik bagi pemula," 2016. [Online]. Available:
http://www.pramud.com/2016/10/5-drone-murah-terbaik-bagi-pemula.html?m=1. [Accessed 22
Januari 2018].
[19] L. Wulandari, "Algoritma Program 2 B," in Algoritma Program , 2014.
64

Desain Dan Implementasi Sistem Inventarisasi Gudang Berskala Besar Menggunakan Ultra High Frequency Rfid Dan Drone

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Desain Dan Implementasi Sistem Inventarisasi Gudang Berskala Besar Menggunakan Ultra High Frequency Rfid Dan Drone

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INVENTARISASI

GUDANG BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN

KONSENTRASI STUDI TEKNIK ELEKTROMEKANIK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INVENTARISASI

Siti Aminah, ST.MT. Afaf Fadhil Rifa’i, S.T,M.T.

Kata kunci : UHF RFID, Inventarisasi , Drone

Bandung, Februari 2019

UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................................................v

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................................x

1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 11

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 12

1.3. Batasan Masalah ................................................................................................................. 12

1.4. Tujuan ................................................................................................................................. 13

1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 13

1.5.1. Manfaat praktis ...................................................................................................13

1.5.2. Manfaat akademis ............................................................................................... 13

1.6. Metode Penelitian ............................................................................................................... 13

1.7. Sistematika Penulisan ......................................................................................................... 14

2.1. Landasan Teori ................................................................................................................... 15

2.1.1. RFID ................................................................................................................... 15

2.1.3. Database ............................................................................................................... 17

2.1.4. Drone ................................................................................................................... 18

2.1.5 Interferensi pada RFID reader .............................................................................. 20

2.2. Studi Penelitian Terdahulu.................................................................................................. 22

BAB III .......................................................................................................................................................26

3.1. Analisis Sistem ................................................................................................................... 26

3.1.1 Kebutuhan Sistem .................................................................................................26

3.2. Perancangan Sistem ............................................................................................................ 30

3.2.1 Arsitektur Sistem ..................................................................................................30

3.2.2 Perancangan Sistem Inventarisasi ........................................................................32

3.3 Perangkat Keras...................................................................................................................... 37

3.3.1 Pembuatan Perangkat Keras ................................................................................. 37

E. Sistem Pendeteksian UHF RFID tag ...................................................................41

3.4 Perangkat Lunak ..................................................................................................................... 42

3.4.1 Perancangan Antarmuka ....................................................................................... 42

3.4.2 Spesifikasi Perangkat (standard minimum) .......................................................... 43

3.4.3 Perancangan Komunikasi ..................................................................................... 44

3.4.4 Pembuatan Antarmuka ........................................................................................ 45

4.1. Implementasi Integrasi Perangkat Keras ............................................................................ 46

4.3 Pengujian Jarak Pembacaan RFID reader terhadap tag ......................................................... 50

4.4. Pengujian Jarak antar RFID tag ............................................................................................ 55

4.5 Pengujian F2 | Penyimpanan arsip lebih aman ....................................................................... 56

4.6 Pengujian F4 | Kebutuhan Informasi pada sistem informasi pergudangan ............................ 59

5.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 61

5.2 Saran ................................................................................................................................... 61

Gambar 2.2 Macam-macam RFID tag .......................................................................................................16

Gambar 2. 3 Drone .....................................................................................................................................18

Gambar 2.1 Konfigurasi quadcopter dan putaran motor [11]. ...................................................................19

Gambar 2.2 Gerakan dasar quadcopter ......................................................................................................20

Gambar 2.4 Integrasi RFID dengan ERP pada gudang ..............................................................................23

Gambar 2.5 Sistem Pemeriksaan Jumlah Ban ............................................................................................24

Gambar 2.6 Arsitektur Sistem Arus Material .............................................................................................25

Gambar 3. 1 Gambaran Umum Sistem ......................................................................................................30

Gambar 3.2 Diagram blok sistem ...............................................................................................................31

Gambar 3.3 Desain rak gudang ..................................................................................................................31

Gambar 3.4 Context Diagram ....................................................................................................................32

Gambar 3.5 DFD level 0 sistem inventaris gudang ....................................................................................33

Gambar 3.6 DFD Level 1 penerimaan barang............................................................................................33

Gambar 3.7 DFD Level 1 Keluar masuk barang ........................................................................................34

Gambar 3.8 DFD Level 1 Keluar masuk barang ........................................................................................34

Gambar 3.9 DFD Level 1 Laporan Barang ................................................................................................35