Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI RUMAH KACA DAN HIDROPONIK


INTALASI HIDROPONIK RAKIT APUNG( FLOATING RAFT
HIDROPONIK SISTEM)

NAMA : Ikhsannudin iqbal


NIM : J1B118057

DOSEN PEMBIMBING :
Nurfaijah. S. TP., M.Si

TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu:
a. Mengetahui cara instalasi hidroponik sistem rakit rapung
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem rakit apung

3.2 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.20 WIB hari jumat. 25 Oktober 2019
dan tempat dilaksanakan di GREEN HOUSE dibelakang Fakultas Teknologi Pertanian,
Pondok Meja

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan ini yaitu Styrofoam dan dan tutupnya 2 buah
ukuran 30x50cm, plastic terpal hitam, wadah the gelas 20 buah, cutter, lilin, paku,
korek api, dan bor.

3.4 Prosedur kerja


Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Buatlah lubang tanam pada bagian tutup Styrofoam sebanyak 9 lubang
menggunakan bor.
c. Beri plastic terpal hitam pada bagian bawah Styrofoam
d. Beri lubang pada bagian bawah wadah teh gelas menggunaka paku
e. Letakkan wadah the gelas tersebut dibagian bawah Styrofoam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Rakit Apung
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada
budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok
diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Hidroponik rakit apung merupakan salah satu bentuk pengembangan dari
sistem bertanam hidroponik. Hidroponik rakit apung sangat cocok dikembangkan
dalam sekala besar untuk kepentingan komersil maupun untuk sekala rumah tangga
ataupun juga digunakan pada lahan pertanian. Metode ini dikembangkan oleh
massantini pada tahun 1980 di Arizona. Pada saat itu di kembangkan penanaman
sayuran dilubang Styrofoam yang diletakkan di atas larutan nutrisi. Seperti pada
sistem hidroponik yang lain, hidroponik rakit apung juga dapat dijadikan sebagai
solusi bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian hidroponi rakit apung.
Hidroponik rakit apung adalah sistem paling sederhana dari semua sistem
hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari sterofoam
dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. Floating hydroponic system (FHS)
merupakan budidaya sayuran pada lubang sterofoam (gabus) yang mengapung diatas
permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak . pada sistem ini, larutan dalam jangka
waktu tertentu. Hal ini diperlukan karena akan terjadi pengkristalan dan
pengendapan nutrisi di dasar kolam dalam jangka waktu tertentu yang cukup lama
sehingga dapat menggangu pertumbuhan sayuran.
Cara kerja sistem rakit apung sistem rakit apung yang tanaman yang dibiarkan
mengapung bersama Styrofoam diatas larutan nutrisi. Larutan nutrisi dibiarkan terus
menerus menggenang seperti kolam sehingga akar tanaman akan dapat menyerap
nutrisi tanpa takut kehabisan dan kekurangan nutrisi.
Teknik apung disebut sistem rakit apung karena cara menanamnya dengan
cara diapungkan diatas larutan nutrisi. Sebagai alat pengapung biasanya digunakan
Styrofoam. Dapat menggunakan kolam dengan kedelaman 50cm, dan diisi larutan
nutrisi setebal 40cm, diapungi Styrofoam setebal 3 cm, diberi lubang tanam
secukupnya, ditanamin anak semai sayuran daun, dengan akarnya menjuntai masuk
ke dalam larutan nutrisi. Dan ditambahkan aerator udara ke dalam tendon, untuk
meningkatkan kadar oksigen-terlarut di dalam air. Anak-semai yang sudah berdaun
empat diganjal dengan rockwool atau busa, selanjutnya ditancapkan kedalam lubang-
lubang pada Styrofoam yang telah di bor.
Kelebihan sistem rakit apung adalah sistem paling sederhana dari semua
sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari ke
akar tanaman menggunakan pompa aquarium yang dimasukan ke dalam bak
penampung nutrisi hidroponik, dapat asupan oksigen yang banyak, perawatannya
muda, nutrisi dibutuhkan lebih sedikit,dan membutuhkan biaya murah.
Kekurangannya dari sistem rakit apung ini tidak efektif pada tanaman besar
atau tanaman pada jangka waktu yang panjang,oksigen akan susah didapatkan tanpa
bantuan alat (airstone), dan akar tanamana akan lebih rentan terjadi pembusukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mengetahui dan memahami sistem rakit apung hidroponik dan kegunaan
dalam pembuatan instalasi rakit apung. Karena rakit apung merupakan sistem
hidroponik tanpa menggunakan tanah tapi menggunakan Styrofoam agar tanaman
lebih bagus nutrisinya. Sistem rakit apung juga memiliki kelebihan dan kekurangan
pada sistem hidroponik. Bahwasannya sistem rakit apung hidroponik sangat mudah
dibuat dan dipakai untuk pertanian didalam rumah maupun dilahan kecil

5.2 Saran
Dalam praktikum kedua ini harus lebih serius mendengarkan arahan dari asisten
dosen dan teliti dalam membuat rakit apung.
LAMPIRAN

Gambar 1. Styrofoam sebelum


Di bor atau di lubangkan

Gambar 2. Proses pembuatan lubang menggunakan bor pada Styrofoam

Gambar 3. Hasil penglubangan yang telah di bor

Gambar 4. Proses pemasangan plastic terpal pada bak Styrofoam


Gambar 5. Hasil pemasangan plastic terpal pada Styrofoam

Gambar 6. Prose pembuatan lubang pada teh botol

Gambar 6. Hasil pembuatan lubang pada the botol

Anda mungkin juga menyukai