Anda di halaman 1dari 12

Konsep Aeroponik

AEROPONIK

1. Pengertian Aeroponik

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti
daya. Aeroponik berarti memberdayakan udara. Aeroponik dilakukan dengan
menyemburkan udara berisi air yang mengandung larutan hara tinggi sehingga
membentuk kabut dan mengenai akar tanaman. Butiran air dan hara tersebut akan
diserap oleh akar-akar tanaman yang menggantung . Aeroponik merupakan suatu cara
bercocok tanam sayuran diudara tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada
akar tanaman, air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga
mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap
larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler.
Sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang
baik, higienis, sehat, segar,renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi.
Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah ke
atas. Oleh karena itu, sistem aeroponik mulai banyak dikembangkan di Indonesia.
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi
aeroponik adalah memberdayakan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan suatu tipe
hidroponik (memberdayaakan air) karena air yang berisi larutan hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.

2. Manfaat Sistim Aeroponik

Sistem aeroponik dapat memberikan manfaat bagi petani yang tidak


mempunyai lahan, karena aeroponik tidak membutuhkan tanah, tetapi media tanam
yang berupa Styrofoam yang akarnya menggantung di udara. Sehingga bisa dijadikan
sebagai lahan di pekarangan rumah. Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut:
Helaian Styrofoam diberi lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. dengan
menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuran ditancapkan pada
lubang tanam tersebut. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah
helaian Styrofoam, terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan
hara ke atas hingga mengenai akar. Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik
ialah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar.
Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga sampai ke akar, butiran akan
menambat oksigen dari udara hingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat.
Dengan demikian proses respirasi pada akar dapat berlangsung lancar dan
menghasilkan banyak energi. Selain itu dengan pengelolaan yang terampil, produksi
dengan sistem aeroponik dapat memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

3. Cara Kerja
Penggunaan sprinkler dapat menjamin ketepatan waktu penyiraman, jumlah air dan
keseragaman distribusi air di permukaan tanah secara terus-menerus selama produksi
tanaman dengan masukan tenaga kerja rendah. Cara tersebut dapat menciptakan uap
air di udara sekeliling tanaman serta memberikan lapisan air pada akar, sehingga
menurunkan suhu sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi.

4. Sarana dan Prasarana


Prasarana dan sarana aeroponik
A. Prasarana Serra
Menurut Yos Sutiyoso (2003), serra atau greenhouse merupakan bangunan yang di
buat untuk melindungi tanaman dari gangguan luar. Dengan menggunakan serra,
hujan dapat dihindari dan serangan penyakit dapat dikurangi.
1. Serra Plastik(helaian – sheet)
Serra plastik di bangun dengan rangka yang terbuat dari kayu atau bambu. Adapun
atapnya menggunakan helaian plastuk UV (ultra violet). Sisi serra plastik hendaknya
di kelilingi dengan kasa (screen) plastic untuk menghindari hama masuk.
2. Serra net
Atap serra dapat terbuat dari net plastik hitam. Net hitam dapat merendam atau
mengurangi intensitas cahaya. Namun hujan dapat menembus net tersebut sehingga
kebun sering basah dan akibatnya tanaman lebih mudah terserang penyakit cendawan.
Hama pun masih dapat masuk ke dalam serra melalui lubang – lubang net yang
relative besar.
3. Serra kasa
Tersedianya kasa (screen nylon) atau yang lebih dikenal sebagai kasa nyamuk,
memungkinkan untuk membuat serra kasa. Kasa ini ada yang berwarna putih, hijau,
kuning muda, dan biru. Bila menggunakan kasa putih maka cahaya akan lebih leluasa
masuk ke dalam serra. Untuk beberapa jenis sayuran tertentu, cahaya matahari yang
melimpah sangat di harapkan untuk meningkatkan produksi. Kasa dapat di tembus
oleh hujan sehingga lahan menjadi becek dan lembap, tanaman mudah terserang
penyakit cendawan. Air hujan dapat terakumulasi di bagian tengah kasa sehingga
bagian tersebut menggelendong. Tetesan air yang keluar dari bagian tersebut
umumnya berukuran besar sehingga dapat merusak dan mematahkan daun.

B. Prasarana Sistem Irigasi


Menurut Yos Sutiyoso (2003), sistem irigasi di dalam serra memerlukan perencanaan
yang cermat. Untuk mengalirkan dan mendorong air, di gunakan pompa. Pompa air
dipilih yang bertekanan tinggi dan bervolume besar agar dapat memberi pancaran
kabut pada puluhan sprinkler sekaligus.
Mengingat aeroponik rentan terhadap matinya listrik, sebaiknya disiapkan genset atau
generator yang dinyalakan bila listrik mati. Menyalakan genset dapat dilakukan secara
manual atau otomatis dengan bantuan alat tambahan. Bila listrik mati pada malam
hari, sebenarnya tanaman masih dapat bertahan karena suhu udara dan
evapotranspirasi rendah.

C. Prasarana Peralatan
Menurut Yos Sutiyoso (2003), beberapa peralatan yang perlu tersedia bila akan
menerapkan system aeroponik yaitu EC-meter, TDS-meter, pH-meter, oksigen-meter,
higrometer, dan termometer.
1. EC-meter
Alat EC-meter merupakan alat untuk mengukur kepekatan hara dalam larutan.
Satuannya adalah µS/cm atau µmho/cm.
2. TDS-meter
Total dissolved solutes/solids merupakan jumlah bobot garam – garam yang
terlarut.Angka yang tertera pada monitor alat mempunyai satuan ppm.
3. pH-meter
Penggunaan pH-meter dengan di celupkan ke dalam larutan hara. Angka pH akan
terlihat pada monitor, lengkap hingga komanya.
4. Oksigen-meter
Pengukuran oksigen terlarut yang paling tepat ialah pada zona perkaran. Namun, ini
tidak dapat di lakukan karena alat dapat bekerja bila dicelupkan ke dalam larutan.
5. Higrometer
Higrometer dipasang di tengah pertamanan, tepatnya sekitar 30 cm di atas tajuk
tanaman. Dengan demikian, kelembapan yang tercatat merupakan kelembapan di
sekitar tajuk tanaman.
6. Thermometer
Alat pengukur suhu atau temperature kadang disatukan dengan hygrometer sehingga
pengamatannya hanya sekali. Termometer tersedia beberapa macam, misalnya
thermometer basah-kering yang disertai table untuk menafsirkan RH pada suhu itu
atau terometer tunggal untuk mengukur suhu udara saja.

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DAUN SISTEM AEROPONIK

A. Persiapan

Persiapan bangunan screen house, screen house bisa terbuat dari rangka besi,
kayu atau bambu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa
(paranet) yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik UV atau fiber
glass, sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian tempat.

Persiapan bak penanaman, yaitu bak bisa terbuat dari plastik hitam dengan rangka
dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya menggunakan stryrofoam
diletakan
Pemilihan bak seperti diatas tadi dikarenakan ringan, kuat, bentuknya tidak berubah
dan tidak bereaksi dengan larutan nutrisi.
Bak dalam sistem Aeroponik memiliki fungsi penting, antara lain :
1. Sebagian penangkap sisa larutan nutrisi yang dialirkan atau disemprotkan di daerah
perakaran tanaman, sisa larutan yang tidak di serap oleh akar tanaman akan kembali
ke tangki nutrisi sebagai satu siklus tertutup.
2. Sebagai penyangga Styrofoam dan tanaman di atasnya yang cukup berat, terutama
pada saat tanaman mendekati waktu panen.
3. Sebagai isolasi perakaran tanaman dengan lingkungan dimana suhu di dalam bak fiber
lebih rendah dari pada suhu di luar bak fiber sehingga optimal bagi pertumbuhan akar
dan proses penyemprotan larutan nutrisi.
Ukuran bak yang digunakan dalam sistem aeroponik adalah 1 x 4 x 0,5 cm.
Bak tanaman di buat gelap dan ketinggian dengan tinggi 40 – 60 cm dari permukaan
tanah. Ujung dinding baik tanaman aeroponik dilubangi untuk jalur pipa distribusi PE
13/16 yang letak dibawah permukaan Styrofoam. Di atas pipa PE di pasang nozzle/
jet spray JSF 12 Full cercle , kapasitas 50 liter/jam, tekanan 1,5 bar dengan jarak antar
nozzle/jet spray 75 cm. Untuk panjang bak tanaman 4 cm, di pasang 5. Pada
dasarnya bak di buat lubang drainase untuk sirkulasi larutan nutrisi kembali ke tangki
larutan.
Pompa tekanan mengisap larutan nutrisi dari tangki larutan kemudian ke disct filter,
lalu dialirkan melalui pipa utama ke pipa didistribusikan ke dalam bak tanaman
sehingga nozzle/jet spray menghasilkan semprotan nutrisi yang lembut. Pompa yang
digunakan dengan kekuatan 125 watt untuk 4 bak tanaman
B. Penyemaian benih

1. Pemilihan benih tanam


Dalam pemilihan benih tanaman ini yang akan di budidayakan harus disesuaikan
dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, seperti suhu udara, kelembaban, cuaca serta
ketinggian lokasi budidaya dari permukaan laut. Dan umur tanaman yang
dibudidayakan memiliki umur pendek, dapat di tanam dalam pot intensif dan
memiliki produktivitas tinggi. Semakin pendek umur tanaman, maka mempercepat
proses pemanenan.
2. Media Tanam
Pada proses penyemaian, di pilih media tanam rockwool berupa serat padat yang
mudah di potong-potong dan membentuk sesuai dengan kebutuhan. Media rockwool
sebagai media tanam karena memiliki berupa keunggulan, antaranya poros dan dapat
menyimpan air dengan baik, sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan terutama
saat tanaman masih kecil

3. Persiapan media semai dan benih


Media semai berupa rockwool yang telah dipotong-potong menggunakan pisau
dengan ukuran 1x 1,5 x 1,5 cm, kemudia rockwool yang telah di potong-potong di
susun ke dalam tray semai.
Benih yang akan di semai di rendam menggunakan air ± 30 menit, benih yang
terapung langsung dipisahkan dan di pilih benih yang yang bernas, tidak busuk dan
tidak berjamur untuk di semai.
4. Proses penyemaian
Penyemaian tanaman pakcoy , sawi, lettuce dilakukan dengan memasukkan
benih yang telah di rendam selama ± 30 menit dan di pilih yang layak di semai.
Proses penyemaian dilakukan dengan memasukkan benih tanaman satu persatu
kedalam potongan rockwool menggunakan pinset. Dalam tray semai, potongan
rockwool dapat di masukan satu atau dua benih tanaman yang di sesuaikan dengan
kebutuhan dan jenis tanaman. Tray semai telah selesai di semai ke mudian di basahi
dengan air hingga jenuh, tray di masukan kedalam ruang gelap 2 – 3 hari, bertujuan
agar proses perkecambahan tanaman dapat berlangsung dengan optimal. Setelah dari
ruangan gelap, benih telah berkecambah di masukan ke dalam screen house selama
12 hari di dalam screen house , telah itudi tanam dalam Styrofoam yang telah di
siapkan screen house produksi

Proses penyemaian kangkung dengan menggunakan arang sekam, benih yang akan di
semai di rendam dulu selama ± 30 menit. Arang sekam yang akan digunakan terlebih
dahulu di cuci agar kotoran yang ada di dalamnya hilang, setelah pencucian maka
arang sekam di masukan ke dalam bak semai dengan ketinggian 5 cm, kemudian buat
larikan dengan jarak 5 cm serta ke dalaman 2 cm, benih yang telah di rendam
langsung di tanam di antara larikan, selanjutnya benih kangkung di tutup dengan
arang sekam dan di tutup dengan plastik hitam perak, kamudian di tempatkan yang
teduh selama 5 hari, setelah 5 hari di buka benih kangkung udah tumbuh biarkan
selama 12 hari di persemaian. Selama di persemaian di siram dengan larutan nutrisi
½ dosis di lakukan penyiraman (pagi, siang dan sore) 3 kali sehari

5. Proses produksi

Media tanam yang digunakan yaitu Styrofoam Sebagai temapat tanaman ber-
rockwool di tanam. Styrofoam di pilih karena ringan, mudah dibersihkan dan warna
putih dapat memantulkan cahaya matahari sehingga membantu pada proses
fotosintesis. Pemasangan Styrofoam harus tetap di atas bak tanam dapat membantu
kemampuan Styrofoam dalam menahan berat tanaman di waktu mencapai masa
panen.
Larutan nutrisi/ pupuk
Pada budidaya tanaman dengan sistem aeroponik, pemberian larutan nutrisi dilakukan
persamaan dengan pemberian air. Air yang digunakan harus memenuhi standar
tertentu agar kandungan garam dalam air rendah dengan Ph antara 6,5 – 7,0.
Bahan kimia yang di perlukan pada pembuatan larutan nutrisi dapat di lihat pada
Tabel 1.

Bahan Kimia Rumus Kimia


LARUTAN A
1. Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 4H2O
2. Besi EDTA Fe EDTA
LARUTAN B
Kalium Dihidrogen Fosfat KH2PO4
Kalium Nitrat KNO3
Magnesium Sulfat Mg SO4 7 H2O
Mangan Sulfat Mn SO4 7 H2O
Asam Borat H3 BO3
Tembaga Sulfat Cu SO4 5 H2O
Amonium Molibdat (NH4) 6 MO7 O24. 4H2O
Zinc Sulfat Zn SO4. 7 H2O

Cara membuat stok A larutan Nutrisi


1) Tong/drum A di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalsium Nitrat dan
Besi EDTA di aduk hingga larut.
2) Tong/drum B di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalium Nitrat,
Magnesium Sulfat, Kalium Dihidrogen Fosfat, Mangan Sulfat, Asam Borat, Zinc
Sulfat, Tembaga Sulfat, Amonium Molibdat dan kesemuanya di aduk sampai larut.
Dalam konsentrasi yang pekat, baik larutan A dan B tidak baleh larutan nutrisi
disatukan dalam wadah bersamaan harus di pisahkan , dikarenakan antara larutan A
dan B akan terjadi bereaksi atau mengendap sehingga tidak dapat di serap oleh akar
tanaman, maka pertumbuhan tanaman tidak normal.
Dosis dari masing-masing larutan A dan B di ambil satu liter dan di tambahkan air
sebanyak 200 liter (2 : 1), kemudian larutan tersebut siap untuk di siramkan pada
tanaman.

6. Proses penanaman

Sebelum proses penanaman, bak-bak penanaman harus di bersihkan dari lumut


atau dari kotoran lainnya. Untuk proses penanaman dengan sistem aeroponik, harus
di periksa juga keadaan nozzle/jet spray yang telah di pasang dan di pastikan tidak
tersumbat. Penyumbatan nozzle/jet spray dapat menurunkan intensitas penyemprotan
larutan nutrisi ke daerah perakaran tanaman.

Bibit tanaman yang telah siap tanam diambil kemudian di masukan pada lubang
tanam dalam Styrofoam dengan keadaan di dalam lubang tidak terlalu dalam maupun
dangkal. Pada saat proses penanaman berlangsung, dilakukan sortasi langsung
terhadap bibit yang akan di tanam. Proses penanaman dilakukan pada pagi hari yaitu
0.7.00 s/d 09.30 WIB dan pada sore hari 15.00 s/d 16.00 WIB.

7. Pemeliharaan dan perawatan

Setelah proses penanaman selesai dilakukan, proses pemberian nutrisi segera


dilakukan. Dalam pemberian nutrisi, dilakukan dengan cara penyemprotan untuk
sistem aeroponik. Konsentrasi larutan nutrisi yang di berikan kepada tanaman secara
bertahap dinaikkan hingga proses pemanenannya. Kontrol nozzle/jet spray dan filter
pompa dilakukan setiap 1 jam sekali, control ini berguna untuk mencegah berkurang
tekanan pompa yang disebabkan oleh tersumbatnya nozzle/jet spray serta filter yang
berpengaruh langsung secara langsung pada kekuatan semprot pompa. Lemahnya
semprotan pompa mengakibatkan tidak sampainya larutan nutrisi pada daerah
perakaran tanaman.

8. Proses pemanenan

Proses pemanenan dilakukan pada pagi hari ( 0.6 s/d 0.9.30) dan pada sore hari
(15.30 s/d 16.30 ). Pemilihan waktu panen ini dilakukan agar hasil panen tidak
mengalami fluktuasi suhu yang berarti, fluktuasi suhu yang besar dapat menurunkan
(kadar air dan kualitas panen yang dratis). Hasil panen yang di tata dalam container,
di isi 80 % volume dari kapasitas container tanpa di padatkan. Kontainer yang berisi
hasil panen diusahakan ke dalam ruang pendingin dengan suhu ± 18ºC.
Panen baik untuk pakcoy, sawi, lettu maupun kangkung yaitu umur ± 28 hari sejak
dari penanaman.

9. Proses pengemasan / packing

Dilakukan perompesan terhadap hasil panen, yang bertujuan untuk


membersihkan sayuran dari daun tua ataupun daun yang patah sekaligus sebagai
standarisasi. Setelah dilakukan perompesan sayuran yang siap kemas di timbang
sesuai dengan standar pengemasan. Akar sayuran dari hasil panen tidak di rompes,
namun dikut sertakan dalam plastik pengemasan. Standar pengemasan produk
dengan berat 250 gr / kemasan di timbang dengan berat 260 – 270 gr / kemasan,
standar berat produk kemasan digunakan untuk mencegah penyusutan berat tanaman
karena penguapan. Setelah di timbang, sayuran dimasukkan ke dalam plastik kemasan
secara hati-hati. Untuk tanaman selada keriting di kemas dengan menggunakan
plastik backet. Sedangkan untuk tanaman pakcoy, sawi, dan kangkung di kemas
dengan menggunakan plastik silt.

Anda mungkin juga menyukai