Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Guru Pembimbing : Eka Indriyani S.Pd

Disusun oleh : Muhammad Galih Nugroho


KATA PENGHANTAR
Segala Puji serta Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-
Nya Saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Hubungan
Internasional yang insyaallah bermanfaat bagi kita semua.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Guru Mata
Pelajaran, Orang tua, dan teman-teman yang sudah turut serta membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga bisa selesai pada waktunya.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi yang membaca dan khususnya bagi saya
yang menulis. Walaupun saya tahu bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membacanya yang bersifat membangun
dalam perbaikan makalah ini. Semoga keberhasilan selalu berpihak kepada kita semua.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih banyak.
Bangkinang, Januari 2018

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Penghantar…………………………………………....i

Daftar Isi…………………………………………………..ii

Pendahuluan………………………………………….……1

Pembahasan…………………………………………....…..2

Penutup……………………………………………………3

Daftar Pustaka………………………………………….….4

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah hubungan internasional berdasarkan negara
berdaulat dapat ditelusuri hingga Perdamaian Westfalen tahun
1648, sebuah batu loncatan dalam perkembangan sistem negara
modern. Sebelumnya, organisasi otoritas politik Eropa abad
pertengahan masih didasarkan pada ordo keagamaan hierarkis
yang tidak jelas. Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat,
Westfalen masih menerapkan sistem kedaulatan berlapis,
khususnya di dalam Kekaisaran Romawi Suci.[3] Selain
Perdamaian Westfalen, Traktat Utrecht tahun 1713 dianggap
mencerminkan suatu norma baru bahwa negara berdaulat tidak
punya kesamaan internal di dalam wilayah tetapnya dan tidak
ada penguasa luar yang dapat menjadi penguasa mutlak di dalam
perbatasan sebuah wilayah berdaulat.
Tidak satupun bangsa di dunia ini dapat membebaskan diri
ketergantungan dengan bangsa dan negara lain. 
Menurut Mochtar Kusumaatmaja hubungan dan kerjasama antar
bangsa itu timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan
oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang
tidak merata di dunia.
Disamping itu hubungan antar bangsa penting disebabkan :
1.       Menciptakan hidup berdampingan secara damai.
2.       Mengembangka penyelesaian masalah secara damai dan
diplomasi.
3.       Membangun solidaritas dan saling menghormati antar
bangsa.
4.       Berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia
1
5.       Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan nrgara di
tengah bangsa-bangsa lain.
B.     Rumusan Masalah
1.       Jelaskan pengertian hubungan internasional!
2.       Uraikan wujud dari hubungan internasional!
3.       Jelaskan sifat hubungan internasional!
4.       Klasifikasikan pola hubungan internasional!
5.       Apa saja sarana hubungan internasional?
6.       Uraikan asas-asas hubungan internasional!

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Hubungan Internasional merupakan hubungan antar negara atau
antar individu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa
hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam atau
dengan kata lain dapat diartikan hubungan antar negara yang
berbeda-beda dalam segala aspek. Suatu hubungan internasional
ini dapat terjadi, pastinya terdapat faktor yang
mempengaruhinya salah satunya adalah kekayaan alam dan
perkembangan industri yang tidak merata di setiap negara, hal
inilah yang dapat mendorong kerjasama antar negara yang
nantinya kerjasama tersebut tunduk terhadap hukum sesuai
dengan hukum yang dianut negaranya masing-masing.
Pentingnya hubungan internasional bagi suatu bangsa berkaitan
dengan manfaat yang diperoleh dalam menjalin hubungan
internasional tersebut. Hubungan internasional dilaksanakan atas
dasar untuk mencapai tujuan tertentu, karena adanya tujuan-
tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka seringkali yang
menjadikan mengapa suatu hubungan internasional dianggap
penting bagi kehidupan suatu bangsa. Negara yang tidak mau
melakukan hubungan Internasional biasanya akan terkucil dari
pergaulan internasional. Karena hubungan internasional ini
sangat penting yaitu untuk saling memenuhi kebutuhan hidup
bangsa-bangsa atau masyarakat di negara-negara yang
bersangkutan. Pelaksanaan hubungan internasional oleh suatu
bangsa, sangat penting dalam rangka untuk hal berikut:
3
Membina dan menegakkan perdamaian dan ketertiban dunia
2.      Menumbuhkan saling pengertian antarbangsa / negara.
3.      Memenuhi kebutuhan setiap negara atau pihak yang
berhubungan
4.      Mempererat hubungan, rasa persahabatan dan
persaudaraan
5.      Memenuhi keadilan dan kesejahteraan rakyatnya.
Berkaitan dengan pentingnya hubungan internasional dalam
hubungan antarbangsa / antarnegara maka dalam piagam PBB
dinyatakan tentang makna hubungan internasional tersebut,
yaitu bahwa piagam PBB merupakan kristalisasi semangat atau
tekad bangsa-bangsa di dunia untuk menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia sebagai sifat kodrati pemberian Tuhan
untuk saling menghormati, bekerja sama secara adil dan damai
untuk mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa.
Dalam piagam PBB tersebut dapat diambil maknanya berkaitan
dengan hubungan antarbangsa atau hubungan internasional
sebagai berikut.
1.      Bangsa-bangsa diharapkan saling menghormati dan
bekerja sama atas dasar persamaan dan kekeluargaan.
2.      Bangsa-bangsa wajib menghormati kedaulatan negara
lainnya
3.      Bangsa-bangsa tidak boleh mencampuri urusan dalam
negeri negara lain
4.      Bangsa-bangsa diharapkan hidup berdampingan secara
damai
5.      Bangsa yang satu tidak boleh memaksakan kehendaknya
kepada orang lain.
Tujuan Nasional Bangsa Indonesia adalah sebagaimana yang
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :
4
1.      Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
2.      Untuk memajukan kesejahteraan social
3.      Mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
B.     Wujud dari hubungan internasional :
a.      Individual ( turis, mahasiswa, pedagang, yang mengadakan
kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal balik
di antara mereka ).
b.      Antar kelompok (Lembaga social dan keagamaan dan
perdagangan yang melakukan kontak secara insidental, periodik
atau permanen).
c.       Hubungan antar Negara ( negara yang satu dengan negara
lain mengadakan kerjasama dalam bidang ekonomi,
kebudayaan, tekhnologi, dll ).
C.    Sifat Hubungan Internasional :
a.       Persahabatan
b.      Persengketaan
c.       Permusuhan
d.      Peperangan

5
D.    Pola Hubungan Internasional
a.      Penjajahan: bangsa yang satu menghisap bangsa lain yang
disebabkan oleh perkembangan kapitalisme.  Kapitalisme
membutuhkan bahan mentah bagi industri dalam negeri, oleh
karena bahan mentah itu banyak diluar negeri maka timbul
kehendak untuk menguasai wilayah bangsa lain untuk
menghisap kekayaan bangsa lain itu.
b.      Saling ketergantungan : hubungan ini terjadi antara
negara-negara yang belum berkembang  (negara-negara dunia ke
tiga ) dengan negara maju.  Negara baru merdeka atau negara
berkembang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya
mereka melakukan hubungan ekonomi, mengembangkan
industri dan bersaing dengan negara maju di pasar global. 
Namun mereka tidak memiliki modal dan tekhnologi, maka
negara tadi bergantung kepada modal dan tekhnologi negara
maju. Pola hubungan ini dekat dengan neo- kolonoalisme, yaitu
usaha menguasai negara lain atas bidang ekonomi, kebudayaan,
idiologi atau kemiliteran  negara atau kawasan tertentu tapi
dengan cara mengindahkan proforma kemerdekaan politis.
c.       Sama derajat anatar bangsa : hubungan ini dilakukan
dalam rangka kerjasama dalam rangka untuk mewujutkan
kesejahteraan mereka.  Pola hubungan ini sulit dilakukan
terutama oleh negara-negara atau bangsa-bangsa yang serba
ketinggalan  dalam kualitas sumber dayanya, terutama sumber
daya manusianya.

6
                  Terkait dengan hubungan sama derajat sila kedua
Pancasila mengajarkan bahwa hubungan antar negara atau antar
bangsa harus bertolak pada kodrat manusia.  Dalam Pancasila
kodrat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang
merdeka dan sama derajatnya.  Oleh karena itu hubungan antar
bangsa harus diwarnai dengan penghormatan atas kodrat
manusia sebagai makhluk yang sederajat, tanpa memandang
idiologi, bentuk negara dan sistem pemerintahan dari negara lain
itu.
Oleh karena itu nasionalisme bangsa Indonesia tidak
jatuh ke paham chauvinisme dan kosmopolitisme. Chauvinisme
adalah paham yang mengagungkan bangsa sendiri dengan
memandang bangsa lain. Kosmopolitisme adalah pandangan
yang melihat kosmos (selusuh dunia) sebagai (negeri sendiri)
sehingga cenderung melupakan nasionalisme yang sehat dan
mengabaikan tugas terhadap bangsa sendiri
Oleh karena itu nasionalisme bangsa indonesia tidak jatuh
kepaham Chauvinisme dan
kosmopolitisme. Chauvinisme adalah paham yang mengagung-
agungkan bangsa sendiri dengan memandang rendah bangsa
lain.Kosmopolitisme adalah pandangan yang melihat kosmos
(seluruh Dunia) sebagai polis (negeri sendiri) sehingga
cenderung melupakan nasionalisme yang sehat dan
mengabaikan tugas terhadap bangsanya sendiri.
                  Itulah sebabnya bangsa indonesia memilih politik
luar negeri Bebas Aktif. 
Bebas berarti :
1.      Banga Indonesia bebas bergaul denagn bangsa manapun.
2.      Dalam pergaulan itu bangsa indonesia
tidak Intervensi atau tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain.
3.      Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima
bantuan dan pertolongan yang tidak mengikat.
Aktif berarti :
1.      Bangsa Indonesia aktif bekerjasama dengan bangsa lain
untuk perdamaian dunia
2.      Bangsa indonesia  aktif membela bangsa yang terancam
keberadaan dan kedaulatannya atas dasar persamaan derajat
tidak termasuk intervensi.
                  Dalam pelaksanaan kerjasama  dan hubungan
Internasional Presiden sebagai kepala negara dibantu oleh
Menteri dan Departemen Luar Negeri serta dibantu oleh para
Duta dan Konsul yang diangkat oleh Presiden dan dibantu oleh
Duta dan Konsul Negara lain yang diterimanya.  Pengankatan
Duta dan Konsul serta penerimaan Duta dan Konsul negara lain 
telah diatur dalam pasal 13 UUD 1945, yang berbunyi :
Ayat 1  Presiden mengangkat duta dan konsul
Ayat 2  Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR
Ayat 3  Presiden menerima penempatan duta negara lain
dengan memperhatikan  pertimbangan DPR.
E.     Sarana Hubungan Internasional
a.      Diplomasi
seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu
Negara dalam hubungannya dengan Negara dan bangsa lain.
      Fungsi dasar Diplomat ada 3 yaitu :
            a. Sebagai lambang, prestise Negara pengirim
            b. Sebagai wakil yuridis yang sah dari Negara pengirim
            c. Sebagai perwakilan diplomatic suatu Negara di Negara
lain. :
                        - perunding (negotiation)
                        - Melaporkan (reporting)
                        - Perwakilan (refresentation)
                        - Melindungi kepentingan negara dan warga
negaranya di luar negeri.
b.      Propaganda
Usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi
kepentinganmasyarakat umum. Propaganda : lebih ditujukan
kepada warga Negara lain dari pada pemerintahannya, dan untuk
kepentingan Negara yang membuat propaganda.              
      
c.       Ekonomi
Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam
hubungan internasional  baik dalam masa damai maupun masa
perang.  Pada masa tertentu semua negara harus terlibat dalam
perdagangan internasional agar dapat memperoleh barang yang
tak dapat diproduksi dalam negeri., sehingga terjadi ekspor dan
impor.
d.      Kekuatan militer dan perang (show of Force)
Peralatan militer yang memadai dapat menambah keyakinan dan
stabilitas untuk berdiplomasi.  Diplomasi tanpa dukungan militer
yang kuat dapat membuat suatu negara tidak memiliki rasa
percaya diri sehingga tak mampu menghindari tekanan dan
ancaman negara lain yang dapat mengganggu kepentingan
nasionalnya.  Maka dengan demikian demontrasi senjata, latihan
perang bersama kerap dilaksanakan untuk menampilkan
kekuatannya.  Namun yang lebih diutamakan bukanlah perang
tetapi tindakan preventif dalam hubungan internasional.   
F.     Asas-Asas Dalam Hubungan Internasional
1.      Asas Teritorial yaitu hak dari suatu Negara atas
wilayahnya, berhak menegakkan hukum terhadap barang dan
semua orang yang berada di wilayahnya.
2.      Asas Kebangsaan yaitu kekuasan Negara atas warga
negaranya, setiap warga Negara dimanapun ia berada tetap
mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini memiliki
kekuatan eksteritorial yaitu hukum Negara tersebut tetap
berlaku bagi warga negaranya walaupun berada di Negara asing.
3.      Asas kepentingan umum Yaitu Negara dapat melindungi
dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. 
Negara dapat menyesuaikan diri dengan semua peristiwa yang
ada hubungannya dengan kepentingan umum.  Hukum tidak
terbatas oleh  wilayah suatu Negara.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hubungan Internasional merupakan hubungan antar negara atau
antar individu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa
hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam atau
dengan kata lain dapat diartikan hubungan antar negara yang
berbeda-beda dalam segala aspek.
Wujud dari hubungan internasional : Individual, Antar
kelompok,Hubungan antar Negara. Sifat Hubungan
Internasional :
a.       Persahabatan
b.      Persengketaan
c.       Permusuhan
d.      Peperangan
Pola Hubungan Internasional :
a.       Penjajahan
b.      Saling ketergantungan 
c.       Sama derajat anatar bangsa
B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
penulis khususnya tentang hubungan Internasional dan pembaca
pada umumnya, saran dan kritikan yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, “Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI” ,
Jakatra, Penerbit Erlangga, 2007
Starke, J. G., Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika,
Jakarta, 1997.
Batra, T. S., Institusi Internasional, Some Legal Essay, ( New
Delhi : Bookhive, 1982 ).
Suryokusumo, Sumaryo, Hukum Organisasi Internasional, UI
PRESS, Jakarta, 1990.
Bowett, D. W., Hukum Organisasi Internasional, Sinar Grafika,
Jakarta, 1991.
Prodjodikoro Wirjono, S.H., Dr., Asas – Asas Hukum Publik
Internasional, PEMMAS, Jakarta, 1967.

Anda mungkin juga menyukai