Anda di halaman 1dari 13

MASYARAKAT SEJAHTERA ADALAH CITA-CITA BANGSA

Disusun untuk memenuhi tugas Makalah Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

Oleh :
DINA TAMIM MUTMAINAH (1888203009)
HAMIDA DEWI ANDYANI (1888203013)
INTAN ROSHALIA (1888203015)
LAILATUL IMTIKHA (1888203017)
MUHAMMAD ZAKI G. E. (1888203020)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP–PGRI) TRENGGALEK
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah Pendidikan Anti Korupsi
dengan tema Masyarakat Sejahtera adalah Cita-Cita Bangsa. Shalawat dan salam kita panjatkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga
akhir zaman. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti
Korupsi.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Trenggalek
memiliki seperangkat pengalaman tentang Masyarakat Sejahtera Cita-Cita Bangsa. Tidak lupa
pula disini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama pada Ibu Bahrul Sri Rukmini,S.H.,
M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi STKIP PGRI Trenggalek serta rekan-
rekan mahasiswa kelompok satu Pendidikan Bhasa Inggris Angkatan 2018 STKIP PGRI
Trenggalek.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari rekan-rekan dan para
pembaca yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini. Selain itu kami berharap
juga semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Trenggalek, 08 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
ISI ........................................................................................................................ 3
PENUTUP ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UUD 1945 menjelaskan yang penting dalam hidup pemerintahan negara adalah
semangat,semangat para penyelenggaraa negara,semangat para pemimpin
pemerintahan.meskipun dibuat undang-undang dasar yang menurut kata-katanya bersifat
kekeluargaan,apabila semangat para penyelenggara negara,para pemimpin pemerintahan
itu bersifat individu atau perseorangan,undang-undang dasar itu tidak ada artinya dalam
praktek. Sebalikya meskipun undang-undang dasar itu tidak sempurna akan tetapi jikalau
semangat para penyelenggara itu baik ,undang–undang dasar tentu tidak menjadi
rintangan bagi negara (Soeprapto,2006) Pada umumnya masyarakat mendambakan
kondisi yang ideal yang merupakan tatanan kehidupan yang diinginkan
(Rahmasari,2018). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa undang-undang,pemerintah, dan
masyarakat harus mendukung satu sama lain untuk menyiptakan masyarakat sejahtera.
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, ,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak,bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara
anggota dan antar keluarga dengan masyarakan dan lingkungan (UUD no 52 th 2009,
Puspita 2013). Dalam pemenuhan kebutuhan dalam masa pandemi pemerintah juga
memberikan bantuan sosial yang berupa bantuan uang ,bantuan barang, atau jasa kepada
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin,tidak mampu, dan /atau rentan
terhadap resiko sosial (PERMENSOS NO.5 TH 2021).Dalam usaha terciptanya
masyarakat yang sejahtera pemerintah,masyarakat,dan undang undang telah berusaha
untuk menciptakan cita-cita bangsa untuk terwujudnya masyarakat yang sejahtera akan
tetapi masih belum terciptanya masyarakat sejahtera yang merata di indonesia.
Upaya pemberantasan korupsi di indonesia sudah dilakukan melalui berbagai cara,
namun hingga sat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang dilakukan
individu atau lembaga (Setiadi, 2018).Korupsi masih menjadi permasalahan yang terjadi
di indonesia, berdasarkan indeks persepsi korupsi (IPK) tahun 2018 indonesia menempati
posisi ke -89 dari 180 negara(Alamsyah,2018). Menciptakan masyarakat sejahtera di
indonesia sebagai cita-cita bangsa dapat terhambat karena adanya korupsi sehingga
indonesia saat ini masih berusaha untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Dalam
penulisan makalah ini membahas tentang masyarakat sejahtera sebagai cita-cita bangsa.

1
B. Masalah
Secara khusus permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud masyarakat sejahtera itu ?
2. Apakah Masyarakat indonesia belum sejahtera?
3. Bagaimana gambaran masyarakat indonesia saat ini?
4. Bagaimana seharusnya gambaran masyarakat indonesia saat ini?
5. Bagaimana scenario membentuk masyarakat yang sejahtera saat kita menjadi
pemimpin
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah adalah
1. Pembaca dapat mengetahui tentang masyarakat sejahtera.
2. Mengetahui apakah masyarakat indonesia sudah termasuk masyarakat sejahtera atau
tidak.
3. Mengetahui gambaran masyarakat indonesia saat ini.
4. Dapat membandingkan tentang cita-cita indonesia tentang masyarakat sejahtera dan
keadaan indonesia saat ini.
5. Dapat membuat rencana untuk membuat masyarakat yang sejahtera apabila pembaca
menjadi pemimpin.

2
ISI

A. Masyarakat Sejahtera
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata
Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat juga berasal dari kata bahasa Arab
yaitu syaraka yang berarti ikut serta dan berpartisipasi. Masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan
kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-
warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat
semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Sejahtera yaitu suatu keadaan yang menunjuk ke kondisi yang baik, kondisi
manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan
damai. Dalam kamus bahasa Indonesia, sejahtera di artikan dengan aman
sentosa,makmur,dan selamat atau terlepas dari segala gangguan.
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 dalam Kewo dan Taroreh (2016)
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembagunan Keluarga Sejahtera di sebutkan
bahwa , keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang
sah ,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual maupun rmateriil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang baik, sepemikiran ,selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Jadi, masyarakat
sejahtera dapat dianggap sebagai kelompok orang yang mampu memenuhi segala
kebutuhan hidupnya sesuai dengan apa yang ingin ia dapatkan.
Mengutip dari buku Sikap Keberagaman dalam Memperkokoh Semangat
Kebangsaan, Unwahas Team (2021: 258), masyarakat dikatakan sejahtera apabila
kelompok orang tersebut telah memiliki kemapuan intelektual yang baik, sebab mereka
cenderung memiliki sikap yang baik pula, misalnya saja memiliki etos kerja dan gemar
menambah wawasan guna memperbaiki kualitas diri dan kehidupannya. Sedangkan
dalam buku Tematik 6F Menuju Masyarakat Sehat Kurikulum 2013 Revisi 2016, Elah
Nurelah dan Supriyadi (2021: 20), berikut adalah beberapa ciri masyarakat sejahtera
dalam suatu negara:

 Terpenuhinya segala kebutuhan pokok seperti pangan, sandang dan papan

 Mendapat penanganan medis atau memiliki jaminan kesehatan yang baik sebab

memiliki kemampuan untuk membiayai pengobatannya

3
 Mendapat pendidikan yang layak sebab mampu membiayai layanan pendidikan

yang dibutuhkan
 Rendahnya tingkat kriminalitas di suatu kelompok masyarakat

 Tingkat kebahagiaan relatif lebih tinggi

 Memiliki jaminan sosial saat memasuki usia tidak produktif (lansia)

Berdasarkan ciri masyarakat sejahtera tadi, maka suatu negara dapat dikatakan
sebagai negara yang sejahtera apabila setiap rakyatnya mampu memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya masing-masing serta mampu mendapat fasilitas pendidikan dan fasilitas
kesehatan yang baik. Disamping itu, negara juga disebut sebagai negara sejahtera apabila
tingkat kemiskinan dan kriminalitasnya rendah.

B. Kesejahteraan Masyarakat Indinesia


Di Indonesia, masyarakat masih belum bisa dikatakan sejahtera karena belum
sepenuhnya memenuhi kriteria-kriteria yang bisa dikatakan sebagai masyarakat sejahtera.
Misalnya: angka kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi. Berdasarkan laporan Badan
Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 10,14% dari total
populasi nasional atau sekitar 27,54 juta penduduk.

C. Gambaran Keadaan Rakyat Indonesia Saat Ini


Masyarakat pada umumnya belum mengenal dengan baik mengenai arti
pentingnya kesejahteraan masyarakat dan pemahaman yang jelas mengenai apa itu
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat cendrung mengartikan kesejahteraan masyarakat
semata-mata sebagai kegiatan pemberian bantuan barang dan uang kepada kelompok
masyarakat miskin atau rehabilitasi masyarakat yang dilakukan di panti-panti sosial
seperti panti jompo, panti asuhan, panti karya wanita dan lain-lain. Padahal esensi
pembangunan kesejahteraan sosial adalah sebagai kegiatan “pemberdayaan” masyarakat
melalui pemberian modal usaha, penyediaan kredit mikro, pelatihan keterampilan usaha
ekonomi roduktif dan lain-lain.
Kesejahteraan masyarakat di bidang sosial pada dasarnya merupakan keadaan
sosial yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup yang bersifat jasmani, rohani dan sosial sesuai dengan hakekat dan martabat
manusia untuk dapat mengatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi diri, keluarga dan
masyarakatnya untuk berkembang menjadi lebih baik. Upaya mengangkat derajat
kesejahteraan sosial tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang
4
ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia,
sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara mandiri sesuai dengan nilai-
nilai yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam hal ini, pembangunan kesejahteraan sosial dapat menjadi salah satu solusi
untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi serta berbagai kecendrungan primordialisme
dan eksklusivisme yang dapat mengancam tatanan hidup bangsa Indonesia. Dimana
kondisi demikian apabila diabaikan maka akan mengarah pada terjadinya konflik
horizontal yang selanjutnya akan dapat menimbulkan disintegrasi sosial yang sangat
merugikan. Pembangunan kesejahteraan bidang sosial oleh pemerintah di seluruh wilayah
Indonesia memerlukan adanya suatu strategi yang sesuai dengan kondisi wilayah yang
meliputi semua aspek potensi wilayah suatu daerah. Pentingnya perencanaan dan strategi
ini dimaksudkan agar konsep kesejahteraan yang merupakan basis historis dan teoritis
pembangunan kesejahteraan sosial relatif dapat berjalan secara maksimal.
Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat
memprihatinkan. Banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak
atau sepenuhnya untuk kelangsungan hidupnya menjadi salah satu bahasan utama dalam
penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan yang tidak merata dan
kepadatan penduduk dimasing-masing daerah menjadi salah satu contoh penyebab
banyaknya pengangguran di Indonesia. Rendahnya sumber daya manusia, masih belum
bisa mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, sehingga
sumber daya alam yang kita miliki dan kita punya belum dapat dimanfaatkan atau diolah
sendiri. Hal ini disebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, sehingga
menyebabkan banyak masyarakat yang kurang mendapatkan pendidikan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
di zaman modern sekarang semakin sulit. Apalagi nilai-nilai kerjasama, gotong-royong
dan berbagai kearifan lokal dalam masyarakat makin terikis.

D. Keadaan Rakyat Indonesia Seharusnya


Pada umumnya masyarakat mendambakan kondisi ideal yang merupakan tatanan
kehidupan yang diinginkannya. Kondisi tersebut menggambarkan sebuah kehidupan yang
di situ kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi, suatu kondisi yang tidak lagi diwarnai
kekhawatiran hari esok, kehidupan yang member iklim kondusif guna aktualisasi diri dan
untuk terwujudnya proses relasi sosial uang berkeadilan.
Dalam hal ini sesuai dengan Ketetapan MPR No. VII Tahun 2001 terdapat
sejumlah tantangan menjelang tahun 2020. Dalam mewujudkan visi Indonesia 2020,
5
bangsa dan Negara menghadapi tantangan keadaan dan perubahan saat ini dan masa
depan, baik dari dalam maupun luar negeri. Terlebih saat ini saat ini kita telah memasuki
tahun 2021. Maka seharusnya masyarakat Indonesia telah menyelesaikan tujuh tantangan
dibawah ini, yakni :
1. Pemantapan persatuan bangsa dan kesatuan Negara.
Kemajuan suku, ras, agama dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang harus
diterima dan dihormati. Pengelolaan kemajemukan bangsa secara baik merupakan
tantangan dalam mempertahankan integritasi dan integritas bangsa. Penyebaran
penduduk yang tidak merata dan pengelolaan otonomi daerah yang menggunakan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan wawasan nusantara merupakan tantangan
pembangunan daerah dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di
samping itu, pengaruh globalisasi juga merupakan tantangan bagi pemantapan
persatuan bangsa dan kesatuan Negara.
2. Sistem hukum yang adil
Semua warga Negara berkedudukan sama di depan hukum dan berhak mendapatkan
keadilan. Hukum ditegakkan untuk keadilan dan bukan untuk kepentingan kekuasaan
ataupun kelompok kepentingan tertentu. Supremasi hukum ditegakkan untuk
menjamin kepastuan hukum, keadilan dan pembelaan hak asasi manusia.
3. Sistem politik yang demokratis
Tantangan sistem politik yang demokratis adalah terwujudnya kedaulatan di tangan
rakyat, partisipasi rakyat yang tinggi dalam kehidupan politik, partai politik yang
aspiratif dan efektif, pemilihan umum yang berkualitas.
4. Sistem ekonomi yang adil dan produktif
Tantangan sistem ekonomi yang adil dan produktif adalah terwujudnya ekonomi
ekonomi yang berpihak pada rakyat serta terjaminnya sistem insentif ekonomi yang
adil, dan mandiri. Di samping itu, Negara mengembangkan ekonomi dengan
mengolah sumber daya dan industry lainnya, termasuk industry jasa.
5. Sistem sosial budaya yang beradab
Tantangan terwujudnya sistem sosial yang beradab adalah terpelihara dan
teraktualisinya nilai-nilai universal yang diajarkan setiap agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa sehingga terwujud kebebasan untuk berekspresi dalam rangka
pencerahan, penghayatan, dan pengamalan agama serta keragaman budaya.
6. Sumber daya manusia yang bermutu
Tantangan dalam pengembangan sumber daya manusia yang bermutu adalah
terwujudnya sistem pendidikan yang berkualitas yang mampu melahirkan sumber
6
daya manusia yang andal dan berakhlak mulia, yang mampu bekerja sama dan
bersaing di era globasisasi dengan tetap mencintai tanah air. Sumber daya manusia
yang bermutu tersebut memiliki keimanan dan ketakwaan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja, dan mampu membangun budaya
kerja yang produktif dan berkepribadian.
7. Globalisasi
Tantangan menghadapi globalisasi adalah mempertahankan eksistensi dan integritas
bangsa dan Negara serta memanfaatkan peluang untuk kemajuan bangsa dan Negara.
Tantangan dalam menuju pencapaian visi Indonesia 2020 lainnya ialah pragmatisme
sempit. Salah satu hal yang dapat menjadi distingsi antara politisi sejati dengan
peluang politik pada gagasan dan visi yang dimilikinya. Bagi para petualang politik,
politik merupakan domain untuk memperbesar keuntungan politik. Semakin besar
kekuasaan, semakin besar peluang untuk memperoleh keuntungan financial.
Pragmatism sempit merupakan orientasi jangka pendek tanpa gagasan untuk
menyejahterakan rakyat. Orientasi jangka pendek ini membawa peluang politik
kearah sikap yang lebih mementingkan tujuan untuk berkuasa ketimbang apa yang
akan dilakukan setelah berkuasa. Inilah sikap yang menjadikan berkuasa sebagai
tujuan akhir dan bukannya melakukan perbaikan dan pembeharuan kebijakan publik
sebagai hasil dari berkuasa. Sikap pragmatisme sempit yang bertujuan jangka pendek
ini sebaiknya ditinggalkan oleh partai politik yang berkecimpung di negeri ini. Pada
beberapa kesempatan kepentingan partai dan golongan lebih diutamakan
dibandingkan dengan kepentingan bangsa dan Negara. Prinsip berpikir seperti ini
membuat kepentingan yang lebih luas dan esensial menjadi termarginalisasikan.

E. Skenario Membentuk Masyarakat yang Sejahtera saat Menjadi Pemimpin


Dalam membentuk masyarakat yang sejahtera, perlu adanya beberapa langkah dan
sistem yang menantang dan bermasalah yang perlu diperbarui, diantaranya:
1. Persatuan dan Kesatuan Negara.
Mengelola kemajemukan bangsa secara baik. Melakukan penyebaran penduduk
secara merata dan pengelolaan otonomi daerah yang menggunakan konsep Negara
kepulauan lebih baik lagi. Di samping memperhatikan perkembanagn zaman dan
pengaruh globalisasi.
2. Sistem hukum
Menegakkan hukum untuk keadilan dan bukan untuk kepentingan kekuasaan ataupun
7
kelompok kepentingan tertentu, institusi hukum dan aparat penegak hukum yang
jujur, professional, dan tidak terpengaruh. Penegakan pembelaan hak asasi manusia,
keadilan sosial tanpa pandang bulu berdasarkan pancasila.
3. Sistem politik
Menerapkan budaya politik yang sehat, yaitu sportivitas, menghargai perbedaan,
santun dalam perilaku, mengutamakan kedamaian, dan anti kekerasan dalam berbagai
bentuk. Yang diharapkan melahirkan kepemimpinan nasional yang demokratis, kuat
dan efektif. Serta kedaulatan berada seutuhnya ditangan rakyat.
4. Sistem ekonomi
Sistem ekonomi tersebut berbasis pada kegiatan rakyat, yang memanfaatkan sumber
daya alam secara optimal dan berkesinambungan, terutama yang bersumber dari
pertanian, kehutanan, dan kelautan. Mempersiapkan sumber daya manusia yang
kompeten dan mekanisme ekonomi yang menyerap tenaga kerja.
5. Sistem sosial budaya
Mewujudkan masyarakat yang mempunyai rasa saling percaya dan saling
menyayangi, baik terhadap sesama masyarakat maupun antara masyarakat dengan
institusi publik. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat mencakup peningkatan
mutu pendidikan, pelayanan kesehatan, penyedian lapangan kerja, peningkatan
penghasilan rakyat, rasa aman, dan unsur-unsur kesejahteraan rakyat lainnya.
6. Sumber daya manusia yang bermutu
Mempersiapkan sumber daya manusia yang bermutu, memiliki keimanan dan
ketakwaan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja, dan
mampu membangun budaya kerja yang produktif dan berkepribadian.
7. Globalisasi
Mempertahankan eksistensi dan integritas bangsa dan Negara serta memanfaatkan
peluang globalisasi untuk kemajuan bangsa dan Negara. Serta tidak mengutamakan
kepentingan pribadi dan kelompok. Mempersiapkan kemampuan sumber daya
manusia dan kelembagaan, baik di sektor Negara maupun di sektor swasta.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedudukan pancasila dalam sistem hukum telah dikemukakan memiliki kedudukan
yang sangat menentukan yaitu sebagai sumber segala sumber hukum. Status tersebut
tidaklah berdasarkan khayalan normatif belaka, namun atas dasar keberadaan pancasila
sebagai sumber letigimasi yang telah memenuhi kriteria seperti legitimasi sosiologis,
legilitas dan legitimasi etis. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa segenap tatanan hukum
harus berhukum berdasarkan pancasila yang telah memiliki kekuatan legitimasi mutlak.
Dan mengenai membangun masyarakat sejahtera dibutuhkan beberapa posisi yang kuat,
bukan saja sistem politik yang kuat, tapi juga sistem hukum yang kuat berdasarkan
pancasila dengan meletakkan kedaulatan berada di tangan rakyat, dan mengharapkan
pemerintah mempunyai sifat yang powerfull (kuat) dengan bekerjasama dengan parlemen
untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia

B. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok kami berikan adalah :
1. Masyarakat harus meningkatkan integritas dalam diri masing- masing.
Menumbuhkan integritas diri adalah langkah awal dari unit terkecil yaitu diri
sendiri. Apabila setiap individu memiliki nilai- nilai kebaikan, maka akan tumbuh
pemikiran yang positif.
2. Persebaran sarana dan infrastruktur harus dikelola kembali. Dengan catatan
mempelajari dan mengkaji daerah manakah yang harus didahulukan pembangunan
infrastruktur.
3. Pemerintah diharapkan mendukung usaha UMKM termasuk membina
pengelolaanya agar masyarakat memiliki wawasan tentang perekonomian yang
sehat dan inovatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al Izzati, Ridho. 2021. "Situasi Kemiskinan Selama Pandemi", smeru.or.id/id/content/situasi-


kemiskinan-selama-pandemi, diakses pada 9 November 2021 pukul 21.07

Berita Update. 2021. "Ciri Masyarakat Sejahtera di Sebuah Negara", kumparan.com/berita-


update/ciri-masyarakat-sejahtera-di-sebuah-negara-1wVDGgbHdtZ/full, diakses pada tanggal 9
November 2021 pukul 20.30

Kewo, Stella Theodora dan Taroreh, Stefen R.A. (2016). Peranan Lembaga Masyarakat dalam
Pengembangan Gearakan Ekonomi Keluarga Sejahtera di Desa Malola Kecamaran Kumelembuai
Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Sosial Welfare, 7 (01)

Margahana, Helisia dan Triyanto, Eko. (2019). Membangun Tradisi Enterpreneurship Pada
Masyarakat. Jurnal Ilmiah Edunomika, 3 (02)

Rahman, Abdul. (2018). IDENTIFIKASI STRATEGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT DI KECAMATAN SUNGAIAMBAWANG KABUPATEN KUBURAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Jurnal Manajemen Pembangunan, 5 (1).

Rahmasari, Betha. (2018). Pembangunan Masyarakat Sejahtera Berdasarkan Pancasila. Jurnal


Al-Himayah 2 (1), 35-37.

Soeprapto (2006)"MEMBANGUN MASYARAKAT YANG ADIL DAN SEJAHTERA". Jurnal


Ketahanan Nasional.

10

Anda mungkin juga menyukai