Anda di halaman 1dari 29

“Take Home Exam”

FUNGSI LUHUR

DWI SETIANI SUMARDIKO


011414153030
Minat Faal

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN DASAR

JENJANG MAGISTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Januari 2016

0
FUNGSI LUHUR

A. Pengertian Fungsi Luhur


Fungsi luhur atau higher neural function (higher functions of the nervous system)
adalah fungsi saraf pusat (otak) yang berhubungan dengan pemikiran yang abstrak yaitu
belajar & ingatan, emosi, perilaku (behavior), bicara, Bahasa & berkomunikasi kecerdasan
(intelligence), tidur & jaga (arousal).
Fungsi luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain
melalui bicara, menulis, dan gerak isyarat.
Fungsi luhur ialah fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral yang berlaku.
Yang dimaksud dengan fingsi luhur yaitu:
1) Fungsi bahasa
2) Fungsi Persepsi
3) Fungsi Memori
4) Fungsi Emosi
5) Fungsi kognitif
Fungsi luhur dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi pasien dengan
penyakit otak pada kerusakan otak. Manusia nor,al dapat melakukan gerakan dan tindakan
tanpa diajarkan seperti duduk, jongkok, berdiri yang juga dijumpai pada binatang, fungsi-
fungsi ini disebut fungsi dasar atau fungsi asor.
Fungsi motorik seperti bicara, menulis, membaca. Mengetik dan memainkan alat-alat
musik atau alat lainnya termasuk fungsi luhur. Dengan kata lain mengerti apa yang ditangkap
panca indra, membuat simbol-simbol, membuat dan manjalankan alat-alat terjadi melalui
proses belajar. Fungsi-fungsi ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan kortex cerebri
yang lebih sempurna.

B. Korteks Asosiasi
Area asosiasi merupakan area-area besar pada cortex cerebri yang tidak termasuk
dalam kategori area motorik dan sensorik primer maupun sekunder. Disebut dengan area
asosiasi karena area-area ini menerima dan menganalisa sinyal secara simultan dari berbagai
area baik motorik dan sensorik cortex dan subcortex. Tiap area asosiasi juga mempunyai
“spesialisasi - spesialisasi” tersendiri. Beberapa area asosiasi yang penting antara lain adalah
(1) area asosiasi parieto-occipitotemporal, (2) area asosiasi prefrontal, (3) area asosiasi
limbic. Berikut benjelasan tentang area-area asosiasi tersebut.

1
a) Parieto-occipito-temporal Association Area.
Terletak di bagian besar pada cortex parietal dan occipital, dibatasi oleh cortex
somatosensorik pada bagian anterior, cortex visual pada bagian posteriot, dan cortex
auditoris pada bagian lateral. Mengandung fungsi interpretative untuk sinyal-sinyal dari
area-area sonsorik di sekitarnya. Area asosiasi parieto-occipitotemporal juga memiliki
subarea-subarea fungsional.

1) Analysis of the Spatial Coordinates of the Body.

2
Terbentang dari bagian posterior cortex parietal sampai ke bagian superior cortex
occipital, mengandung analisis yang terus-menerus mengenai koordinat spasial mengenai
seluruh bagian tubuh serta lingkungan sekitar tubuh. Area ini menerima informasi visual
sensorik dari cortex occipital posterior dan informasi somatosensorik simultan dari cortex
parietal anterior. Dari informasi-informasi tersebut, area ini memperhitungkan koordinat
visual, auditorius, dan lingkungan sekitar tubuh.
2) Area for Language Comprehension.
Area utama untuk memahami bahasa disebut area Wernicke, terletak di belakang cortex
auditorius primer pada bagian posterior gyrus superior lobus temporal. Area ini
merupakan bagian yang paling penting dari otak dalam fungsi intelektual otak yang lebih
tinggi (fungsi luhur otak - higher intellectual function) karena hampir semua fungsi
intelektual didasari oleh bahasa.
3) Area for Initial Processing of Visual Language (Reading).
Terletak pada bagian posterior area Wernicke, terbentang pada bagian anterolateral dari
lobus occipital, merupakan area asosiasi visual yang mengirimkan informasi visual yang
berupa kata-kata yang dibaca dari buku ke area Wernicke. Area ini juga disebut area
gyrus angilasis, yang memberi makna dari kata-kata yang ditangkap secara visual. Jika
area ini tidak ada, seseorang masih akan memiliki pemahaman bahasa yang baik melalui
pendengaran, tapi tidak melalui membaca.

b) Prefrontal Association Area.

3
Fungsinya berkaitan erat dengan cortex motorik dalam merencanakan pola-pola yang
kompleks dan gerakan motorik yang berkelanjutan/terangkai. Untuk membantu
fungsinya, area ini menerima input dari sekelompok besar serabut saraf subcortex yang
menghubungkan area asosiasi parieto-occipitotemporal dengan area asosiasi prefrontal.
Dari kelompok tersebut, cortex prefrontal menerima informasi sensorik yang belum
dianalisa (preanalyzed), khususnya informasi mengenai koordinat spasial tubuh yang
diperlukan untuk merencanakan gerakan-gerakan yang efektif. Sebagian besar output dari
area prefrontal menuju ke system control motorik melalui bagian kaudatus dari sirkuit
feedback gangliathalamik basalis untuk perencanaan motorik, yang mengandung banyak
komponen berkaitan dan paralel dari stimulasi gerakan.
Area asosiasi juga esensial dalam mengantar prosesus-prosesus “pemikiran / ide /
berfikir” dalam pikiran. Ini merupakan hasil dari beberapa kapabilitas cortex prefrontal
yang memungkinkannya untuk merencanakan aktivitas motorik. Area ini tampaknya
mampu untuk memproses informasi nonmotorik juga, yang digunakan untuk proses
berfikir. Faktanya, area asosiasi prefrontal merupakan area yang penting dalam
mengelaborasi pemikiran-pemikiran, dan dikatakan merupakan tempat penyimpanan
ingatan jangka-pendek “working memories” atau ingatan kerja yang digunakan untuk
mengkombinasikan pemikiran-pemikiran baru saat memasuki otak.
c) Broca’s Area.
Merupakan area special pada cortex frontalis, mengandung sirkuit neural untuk formasi
kata. Area ini terletal pada bagian posterior lateral dari cortex prefrontal dan sebagian area
premotorik. Di sini, perencanaan dan pola-pola motorik untuk mengekspresikan sebuah
kata tunggal ataupun frase yang pendek dibentuk dan dieksekusi. Area ini juga berkaitan
erat dengan area Wernicke.
d) Limbic Association Area.
Terletak pada polus anterior lobus temporalis, dan bagian ventral lobus frontal, serta pada
gyrus cingulare yang terletak pada permukaan dalam fisura longitudinalis cerebri di
masing-masing hemisfer cerebri. Area ini berperan lebih utama pada perilaku, emosi, dan
motivasi. Cortex limbik merupakan bagian dari struktur yang lebih luas, sistem limbic,
yang terdiri dari susunan yang kompleks dari struktur-struktur neuron pada region
midbasal otak. Sistem limbic ini mengandung sebagian besardorongan emosional untuk
mengaktivasi area lain pada otak, bahkan mengandung dorongan emosional untuk proses
belajar.

4
C. Area for Recognition of Faces
Sebuah tipe abnormalitas otak yang disebut prosophenosia merupakan
ketidakmampuan mengenali wajah. Kelainan ini terjadi pada orang yang menderita lesi yang
berat pada sisi medial di bagian bawah lobus occipital dan di sepanjang permukaan
medioventral lobus temporal.

Bagian occipital dari area pengenalan wajah ini berhubungan dengan cortex visual,
dan bagian temporal yang erat hubungannya dengan sistem limbic yang berkaitan dengan
emosi, aktivasi otak, dan kontrol respon perilaku seseorang terhadap lingkungan.

D. Area for Naming Objects.


Terletak pada porsi lateral dari lobus occipital anterior dan pada bagian posterior
lobus temporal. Secara umum nama-nama dipelajari dari input auditorik, sedangkan sifat-sifat
fisik dari objek dipelajari melalui input visual. Secara bergantian, nama-nama sangat penting
baik untuk pemahaman bahasa secara auditorik dan visual (fungsi-fungsi dijalankan pada
area Wernicke, yang terletak tepat pada superior area “nama” auditorik dan di bagian anterior
dari area pengolahan kata visual).

5
E. Kesadaran
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi, dan waktu. Agar sadar penuh
maka diperlukan system pengaktifan retikuler yang utuh dan berfungsinya pusat-pusat otak di
korteks serebri serta utuhnya hubungan-hubungan melalui thalamus. Kesadaran dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengenali diri dan lingkungannya
serta responnya terhadap stimulus dari luar dan kebutuhan dirinya. Kesadaran mempunyai
dua komponen, yaitu derajat dan kualitas. Derajat kesadaran menunjukkan tingkat kesadaran
ditentukan oleh jumlah atau kuantitas input susunan saraf pusat, sedangkan kualitas
kesadaran yang menunjukkan isi pikiran dan tingkah laku ditentukan oleh cara pengolahan
input sehingga menghasilkan pola-pola output susunan saraf pusat.
Pusat kesadaran terdapat di formasio retikularis di rostal batang otak yang dikenal
dengan nama ARAS (Ascending Reticular Activating System) yang terletak memanjang
mulai dari pons bagian tengah ke hipotalamus dan talamus. ARAS ini berfungsi untuk
mempertahankan derajat kesadaran, sedangkan proyeksi talamokortikal dan korteks serebri
lebih berfungsi menentukan kualitas kesadaran. Sampai saat ini diketahui ada 3 jaras ke atas
dari formasio retikularis :
1) jaras ke nukleus retikuler talamus dan kemudian ke korteks serebri.
2) jaras ke atas melalui hipotalamus dan kemudian mempengaruhi struktur ganglia basalis
termasuk sistem limbik.
3) pengaruh dari akson neuron serotonin di batang otak dan neuron norepinefrin di lokus
seruleus yang mempersarafi korteks secara luas dan difus. Setelah itu impuls dari
berbagai area tersebut diterima di korteks serebri.
Secara sederhana derajat kesadaran dibagi menjadi komposmentis, somnolen, sopor dan
koma. Untuk menilai derajat kesadaran dapat digunakan suatu skala yang dikenal dengan
nama skala koma glasgow.

F. Derajat Kesadaran
Secara kualitatif
a. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.

6
c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
e. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )


a. Menilai respon membuka mata (E) (4) : spontan (3) : dengan rangsang suara (suruh
pasien membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri,
misalnya menekan kuku jari) (1) : tidak ada respon
b. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V) (5) : orientasi baik (4) : bingung, berbicara
mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu. (3) : kata-
kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”) (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak
ada respon
c. Menilai respon motorik (M) (6) : mengikuti perintah (5) : melokalisir nyeri
(menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) : withdraws
(menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang
nyeri) (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya
extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…
V…M… Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu
E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1

7
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis(GCS:
15-14) /Apatis (GCS: 13-12) / Somnolen(11-10) / Delirium (GCS: 9-7)/ Sporo coma (GCS:
6-4) / Coma (GCS: 3)

G. Formasio Retikularis
Formasio reticularis terletak di substansi grisea otak dari daerah medulla oblongata
sampai midbrain dan thalamus. Neuron formasio reticularis menunjukkan hubungan yang
menyebar. Formasio reticularis secara difus menerima dan menyebarkan rangsang, menerima
imput dari korteks cerebri, ganglia basalis, hipothalamus, sistem limbik, cerebellum, medula
spinalis dan semua sistem sensorik.
Formasio retikularis terdiri dari jaringan kompleks badan sel dan serabut saraf yang
saling terjalin membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan
sel-sel interneuron medulla spinalis dan meluas ke atas ke diensefalon. Fungsi utama dari
sistem retikularis yang tersebar ini adalah integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal
yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun, modulasi trensmisi informasi sensorik
ke pusat yang lebh tinggi, modulasi aktivitas motorik, pengaturan resspon autonom dan
pengaturan siklus tidur bangun. Sistem ini jga merupakan tempat asal sebagian monoamine
yang disebarkan ke seluruh SSP. Formasio retikularis batang otak terletak strategis di bagian
tengah jaras asenden dan desenden antara otak dan medulla spinalis sehingga memungkinkan
pemantauan “lalu-lintas” dan berpartisipasi dalam semua aktivitas batang otak – hemisfer
otak. Formasio retikularis, yang secara difus menerima dan menyebarkan rangsang,
menerima input dari korteks serebri, ganglia basalis, hipotalamus dan sistem limbic,
serebelum, medulla spinalis, dan semua sistem sensorik. Serabut eferen formasio retikularis
tersebar ke medulla spinalis, serebelum, hipotalamus, dan sistem limbic, serta thalamus yang
sebaliknya, berproyeksi ke korteks serebri dan ganglia basalis. Selain itu, sekelompok serabut
monoamine yang penting disebarkan secara luas pada jaras asendens ke struktur subkortikal
dan korteks, dan jaras desendens menuju medulla spinalis. Dengan demikian formasio
retikularis mempengaruhi dan dipengaruhi oleh seluruh area SSP.

8
H. Nukleus Spesifik
a. NUKLEUS GIGANTO SELULER
Neuron besar, aktivator, asetilkolin
b. LOKUS SERULEUS
REM-sleep (mimpi), Nor-epinefrin
c. NUKLEUS RAPHE MAGNUS
Inhibisi nyeri, serotonin
d. SUBSTANTIA NIGRA
Eksitasi atau inhibisi, dopamin,

9
I. Gelombang Listrik Otak
Gelombang yang terekam dalam potensial listrik disebut gelombang otak. Intensitas
gelombang otak yang terekam dari permukaan kulit kepala berkisar dari 0 sampai 200
mikrovolt dan frkuensinya berkisar satu kali setiap beberapa detik sampai 50 kali atau lebih
per detiknya. Sifat gelombang ini bergantung pada besarnya aktivitas korteks serebri yang
diukur dan gelombang otak jelas mengalami perubahan pada keadaan siaga dan tidur serta
koma. Secara umum, gelombang otak bersifat tak teratur dan tidak mempunyai pola spesifik
yang dapat terlihat dengan jelas dalam gambaran EEG.
Pada orang yang sehat, secara umum gelombang EEG dapat diklasifikasikan sebagai
gelombang alfa, beta, teta, dan delta, delta.
a. Gelombang alfa merupakan gelombang berirama yang timbul pada frekuensi antara 8
dan 13 siklus per detik dan dijumpai di hampir semua rekaman EEG orang dewasa
normal saat bangun dan keadaan tenang, yaitu istirahat berpikir. Gelombang ini lebih
sering terjadi pada region oksipital namun dapat juga direkam dari region parietal dan
regio frontal kulit kepala. Besar voltase biasanya sekitar 50 mikrovolt. Selama tidur
yang dalam, gelombang alfa menghilang.
b. Gelombang beta timbul pada frekuensi lebih dari 14 siklus per detik dan dapat
mencapai 80 siklus per detik. Gelombang ini terekam khususnya dari region parietal
dan region frontal selama bagian-bagian otak tersebut melakukan aktivasi yang
spesifik.
c. Gelombang teta mempunyai frekuensi antara empat dan tujuh siklus per detiknya.
Gelombang ini normalnya timbul di region parietal dan temporal anak-anak, namun
dapat juga terjadi selama stress emosional pada orang dewasa, terutama selama
10
mengalami kekecewaan dan frustasi. Gelombang teta juga timbul pada banyak
gangguan otak, sering kali pada keadaan otak yang berdegenerasi.
d. Gelombang delta meliputi semua gelombang EEG, dengan frekuensi kurang dan 3,5
siklus per detik, dan memiliki voltase sebesar dua sampai empat kali voltase tipe
gelombang otak lainnya. Gelombang ini terjadi pada saat tidur nyenyak, pada bayi,
dan pada penyakit organic otak yang parah. Gelombang ini juga terjadi pada hewan
yang telah mengalami transaksi subkortikal yang memisahkan korteks serebri dari
thalamus. Oleh karena itu, gelombang delta dapat timbul pada korteks dan tak
bergantung pada aktivitas di region bawah otak.

e. Gelombang gamma cenderung merupakan yang terendah dalam amplitudo dan


gelombang paling cepat. Gelombang gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada
saat seseorang mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang
berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat
panic, ketakutan, kondisi ini dalam kesadaran penuh.

f. Gelombang Mu merupakan gelombang yang berkaitan dengan aktivitas motoric atau


gerak. Gelombang Mu biasanya muncul saat seseorang rileks. Gelombang Mu paling
banyak terdapat di puncak kepala dan di sekitar telinga dan hanya gelombang Mu di
otak yang bisa di ubah menjadi kinetik atau gerak.

11
g. Gelombang lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz yang merupakan gelombang-
gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa adalah
getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas
mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan
kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panic, ketakutan, “nerveus”.
Gelombang lambda dengan frekuensi yang sangat tinggi, sering dikaitkan dengan
pengalaman di luar tubuh. Baik lambda maupun epsilon (dengan gelombang otak
yang sangat rendah), tidaklah terjadi pada saat kondisi terjaga yang normal pada
manusia normal. Bahkan juga sulit dideteksi oleh EEG.

h. Gelombang tidur (sleep spindle) yaitu semburan singkat aktivitas gelombang otak
yang lebih tinggi di bawah kisaran 12-16 Hz pada BETA. Terjadi dalam 2-5 menit. Di
interpretasikan sebagai mekanisme penurunan sensitivitas otak terhadap input sensoris
(pemutusan otak terhadap dunia luar).

i. Gelombang kompleks-K adalah loncatan gelombang yang lebih tinggi dan tajam dari
sleep spindle. Terjadi spontan karena rangsangan suara dari luar.

12
j. Gelombang verteks merupakan gelombang tajam yang memiliki amplitude defleksi
<250 mikrovolt yang dapat dideteksi paling baik di daerah verteks.

J. Fase Tidur
Ada 5 fase tidur : Tahap 1, 2, 3, 4, dan REM (Rapid Eye Movement). Biasanya, saat
kamu mulai tidur, kamu akan masuk ke dalam tahap 1, lalu masuk ke tahap REM, lalu tahap
2, diikuti dengan tahap REM, dan seterusnya. Otakmu bertindak berbeda pada setiap tahap.
Memiliki tidur yang cukup (8 jam) disertai dengan kebiasaan tidur yang baik akan membuat
kamu untuk memiliki semua fase saat tidur.
a. Fase 1
Fase paling pertama dan paling 'ringan'. Ini merupakan fase transisi antara bangun dan
tidur. Pada fase ini otakmu mengeluarkan gelombang 'theta' yang merupakan
gelombang yang sangat lambat.. Periode ini hanya bertahan sebentar (5-10 menit).Jika
kamu membangunkan seseorang pada fase ini, mereka akan berkata bahwa mereka
belum tertidur.Walaupun biasanya kamu sudah tertidur, karena inilah fase dimana
masuk keluar tidur sering terjadi. Di fase ini juga terjadi halusinasi hypnagogic
(aliasfase setengah tidur).
b. Fase 2
46-55% tidur kamu didominasi oleh fase 2. Temperatur tubuhmu mulai menurun
beserta detak jantungmu. Matamu berhenti bergerak, dan gelombang otakmu menjadi
lebih pelan. Sleep splindles (semburan aktivitas otak secara singkat) juga terjadi
disini. Kamu juga akan kehilangan kontrol atas ototmu (ini mengapa terjadi REM
ATONIA ), sehingga kamu tidak akan bergerak sesuai badan mimpimu. Kamu tidak
bermimpi disini.
c. Fase 3
Fase 3 adalah fase perpindahan dari tidur 'ringan' dengan tidur 'berat'. Otakmu akan
mengeluarkan gelombang delta (0.5-4 Hz)(frekuensi terkecil). Mulai fase ini, susah

13
untuk membangunkan orang dari tidurnya. Sleepwalking (tidur sambil berjalan) biasa
berlaku disini. lagi-lagi, kamu tidak bermimpi disini.
d. Fase 4
Fase 4 adalah fase tidur 'berat'. Frekuensi delta menjadi lebih eksklusif, dan
membangunkan seseorang dai fase ini menjadi lebih susah. etelah melewati fase ini
kamu akan merasa fresh. Disini, kedua energy fisik dan mentalmu terisi kembali. Fase
ini bisa memakan waktu 30 menit
e. Fase 5 Rapid Eye Movement (REM)

Fase REM identik dengan pergerakan mata, peningkatan kegiatan pernapasan


(menjadi cepat, tidak menentu, dan dangkal), peningkatan aktivitas otak. Mimpi
terjadi karena peningkatan aktivitas otak, tetapi otot kamu masih paralyzed.
Pergerakan mata ternyata sama loh sama pergerakan mata di dunia mimpi. Karena
meningkatnya tekanan darah, lelaki dewasa biasanya akan mengalami ereksi.

Fase REM memungkinkan kamu untuk bermimpi. Mimpi pertama biasanya pendek.
Tetapi semakin pagi mimpimu akan menjadi semakin panjang (makanya ada teknik
WBTB), itu karena fase tidur 'berat'mu akan berkurang, tetapi fase REM-mu
meningkat.
Tidur REM. Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur nonREM. Tidur REM adalah
tahapan tidur yang sangat aktif. Pola nafas dan denyut jantung tak teratur dan tidak terjadi
pembentukan keringat. Selama tahap tidur nonREM bola mata tidak bergerak secepat tahap
tidur REM, oleh karena itu tahap tidur ini disebut tidur REM. Kadang-kadang timbul
twitching pada tangan, kaki, atau muka, dan pada laki-laki dapat timbul ereksi pada periode
14
tidur REM. Walaupun ada aktivitas demikian orang masih tidur lelap dan sulit untuk
dibangunkan. Sebagian besar anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini diduga
berperan dalam memulihkan pikiran, menjernihkan rasa kuatir dan daya ingat dan
mempertahankan fungsi sel-sel otak.

K. Teori Dasar Tidur


Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif. Ada teori lama yang
menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut “sistem
aktivasi retikular”, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga dan karena itu, menjadi
inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur. Percobaan penting telah mengubah
pandangan ini ke teori yang lebih baru bahwa tidur barangkali disebabkan oleh proses
penghambatan aktif. Hal ini terbukti dari suatu percobaan dengan cara melakukan
pemotongan batang otak setinggi regio midpontil, dan berdasarkan perekaman listrik ternyata
otak tak pernah tidur. Dengan kata lain, ada beberapa pusat yang terletak dibawah ketinggian
midpontil pada batang otak, diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat
bagian-bagian otak lainnya.
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur
dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut adalah :
 Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medulla
 Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang
dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-syaraf vagus
dan glossofaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur.
 Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area
suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus.
Somnogen dan Anti-Somnogen
Somnogen yaitu zat endogen yang meningkatkan kantuk atau mempromosikan tidur.
Macam-macam somnogen menurut literature yaitu diantaranya IL-1ά,β, 2, 15, 18, TNF-ά,
Epidermal-GF, Neurotrophin-1,2,3,4, Glia-derived neurotophic factor, Interferon-ά,γ,
Muramyl, Melatonin, Adenosin. Sedangkan macam-macam anti-somnogen yaitu IL-4,10,13,
Insulin-like GF, TGF-β, Soluble TNF receptor, Soluble IL-1 receptor. Bebrapa zat tersebut
mungkin akan memiliki efek yang berbeda-beda pada tidur tahap REM mauapun NonREM.

L. Fungsi Tidur

15
Fungsi tidur tetap belum jelas. Namun, tidur dapat berfungsi dalam pemeliharaan
fungsi jantung terlihat pada denyut turun 10 hingga 20 kali setiap menit. Selain itu, selama
tidur, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki dan memperbaharui sel
epitel dan khusus seperti sel otak. Otak akan menyaring informasi yang telah terekam selama
sehari dan otak mendapatkan asupan oksigen serta aliran darah serebral dengan optimal
sehingga selama tidur terjadi penyimpanan memori dan pemulihan kognitif. Fungsi lain yang
dirasakan ketika individu tidur adalah reaksi otot sehingga laju metabolik basal akan
menurun. Hal tersebut dapat membuat tubuh menyimpan lebih banyak energi saat tidur. Bila
individu kehilangan tidur selama waktu tertentu dapat menyebebkan perubahan fungsi tubuh,
baik kemampuan motorik, memori dan keseimbangan. Jadi, tidur dapat membantu
perkembangan perilaku individu karena individu yang mengalami masalah pada tahap REM
akan merasa bingung dan curiga.
a. Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psiologis. Menurut teori
tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Dalam
tidur NREM, fungsi biologis menurun. tidur yang nyenyak bermanfaat dalam
memelihara fungsi jantung.
b. Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Tidur REM penting
untuk pemulihan kognitif. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan
tentang aktivitas hari tersebut. Memperbaiki ingatan seseorang.
c. Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan serta
membuat seseorang lebih rileks dengan cara relaksasi.
d. Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah yang
sulit.

M. Gangguan Tidur
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor mental seperti perasaan
gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
- Insomnia inisial ialah kesulitan untuk memulai tidur,
- Insomnia intermiten ialah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga,
- Insomnia terminal ialah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari

16
ransangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya membaca,
mendengarkan music),dan tidur jika benar-benar mengantuk.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia
antara lain sering terjaga (tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur
(mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mimpi buruk),dan lainnya
( bruksisme).
c. Somnabulisme
Somnabulisme adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur dimana seseorang dapat
berjalan saat tidur.
d. Enuresa atau ngompol
e. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti
kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan
metabolisme (mis; hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat
digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang
hari.
f. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep
attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system
saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatife
pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau metilpenidase,
hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
g. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya n afas secara periodic
pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras,
sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit
kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti
hipertensi atau aritmia jantung.

17
N. Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Memori tersimpan di otak dalam bentuk
perubahan sensitivitas dasar transmisi sinaps di antara neuron-neuron sebagai akibat aktivitas
persyarafan yang terjadi sebelumnya. Memori dapat diklasifikasikan menjadi
(1) memori jangka pendek,
Yaitu memori yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit,
kecuali jika memori itu dirubah menjadi memori jangka panjang. Memori jangka
pendek ini disebabkan oleh aktivitas saraf yang berkesinambungan, yang merupakan
hasil dari sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling pada jejak ingatan memori
sementara di dalam suatu sirkuit neuron reverberasi. Teori lain mengenai memori
jangka pendek adalah fasilitasi atau inhibisi prasinapstik. Hal ini terjadi pada sinaps-
sinaps yang terletak pada fibril-fibril saraf terminal segera sebelum fibril-fibril
tersebut bersinaps dengan neuron-neuron berikutnya. Bahan-bahan kimiawi
neurotransmitter yang disekresikan pada terminal seperti itu sering kali menyebabkan
fasilitasi atau inhibisi yang berlangsung seama beberapa detik sampai beberapa menit.
Lintasan jenis seperti ini dapat menimbulkan memori jangka pendek.
(2) memori jangka menengah
Berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi kemudian menghilang,
kecuali jika jejak memori memperoleh aktivitas secukupnya sehingga menjadi lebih
permanen yang kemudian diklasifikasikan sebagai memori jangka panjang, memori
jangka menengah merupakan hasil dari perubahan fisik atau kimiawi yang bersifat
sementara, atau keduanya, baik pada ujung prasinaptik atau pada membrane
pascasinaptik, perubahan ini dapat menetap selama bermenit-menit sampai beberapa
minggu.
(3) memori jangka panjang
Pada umumnya diyakini sebagai hasil perubahan struktural pada saat ini, bukan hanya
perubahan kimiawi, pada sinaps-sinaps, dan hal-hal tersebut memperkuat atau
menekan penghantaran sinyal-sinyal. Memori jangka panjang sekali disimpan dapat
diingat kembali selama bertahun-tahun kemudian atau bahkan seumur hidup.
Memori juga seringkali digolongkan berdasarkan jenis informasi yang disimpannya.
Salah satu penggolongan ini membagi memori menjadi memori deklaratif dan memori
keterampilan, yaitu sebagai berikut :

18
(1) Memori deklaratif pada dasarnya berarti memori tentang beragam detailmengenai
suatu pikiran terintegrasi, seperti meori suatu pengalaman penting yang meliputi (1)
memori akan keadaan sekeliling, (2) memori tentang hubungan waktu, (3) memori
tentang penyebab pengalaman tersebut, (4) memori tentang makna pengalaman
tersebut dan (5) memori tentang kesimpulan mengenai seseorang yang tertinggal pada
pikiran seseorang.
(2) Memori keterampilan sering kali dihubungkan dengan aktivitas motoric tubuh
seseorang, seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk
memori otomatis pada (1) pandangan ke bola, (2) menghitung hubungan dan
kecepatan bola ke raket, dan (3) mengambil kesimpulan secara cepat pergerakan
tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk memukul bola seperti yang
diinginkan-semua hal tersebut teraktivasi segera berdasarkan permainan tenis yang
telah dipelajari sebelumnya-kemudian beralih ke pukulan berikutnya dalam
permainan seraya melupakan detail pukulan sebelumnya.

O. Konsolidasi/Retensi
Jika memori jangka pendek diubah menjadi memori jangka panjang, dan dapat
dipanggil kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka memori tersebut
harus mengalami “konsolidasi”, yaitu memri jangka pendek jika diaktifkan berulang-ulang
akan menimbulkan perubahan kimia, fisik, dan anatomis pada sinaps-sinaps yang
bertanggung jawab untuk memori tipe jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5
sampai 10 menit untuk konsolidasi minimal dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi
maksimal.
Proses konsolidasi dan waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya proses tersebut
mungkin dapat diterangkan melalui fenomena latihan (rehearsal) memori jangka pendek
berikut ini.
- Latihan meningkatkan pemindahan memori jangka pendek menjadi memori jangka
panjang
Penelitian menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama
berkali-kali ke dalam pikiran, dapat mempercepatdan memperkuat tingkat pengalihan
memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang, dengan
demikianmempercepat dan meningkatkan konsolidasi. Otak mempunyai
kecenderungan untuk mengulang informasi yang baru diterima, terutama informasi

19
yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah melewati satu periode
waktu, gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi terfiksasi secara
progresif dalam gudang memori. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat
mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam
daripada banyak informasi yang hanya dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga
menjelaskan mengapa orang yang dalam keadaan segardapat mengkonsolidasikan
memorinya secara jauh lebih baik daripada dalam keadaan kelelahan mental (mental
fatigue).
- Memori baru disusun selam konsolidasi
Salah satu gambaran terpenting konsolidasi adalah bahwa memori baru disusun
menjadi bermacam-macam golongan informasi. Selama proses ini berlangsung, jenis
informasi yang serupa ditarik kembali dari tempat penyimpanan memori dan
digunakan untuk membantu proses informasi yang baru. Perbedaan dan kesamaan
informasi yang baru dan yang lama kemudian dibandingkan, dan sebagian proses
penyimpanan ini lebih banyak dipakai untuk menyimpan kesamaan dan perbedaan
informasi daripada untuk menyimpan informasi baru yang tidak diproses.jadi, selama
proses konsolidasi, memori yang baru tidak disimpan secara acak di otak tapi
disimpan dalam kaitan langsung dengan memori lain yang macamnya sama. Hal ini
diperlukan agar kelak orang tersebut mampu “mencari” memori yang disimpan pada
suatu waktu yang lebih kemudian (terakhir disimpan) untuk menemukan informasi
yang diperlukan.
- Hipokampus mendorong penyimpanan memori_amnesia retrogard setelah lesi
hipokampus
Hipokampus merupakan bagian yang paling medial dari korteks lobus temporalis,
yang mula-mula melipat kearah medial di bawah otak dan selanjutnya naik ke
permukaan dalam, di bawah ventrikel lateralis. Pada pengobatan beberapa pasien
epilepsi, kedua hipokampus tersebut diangkat. Ternyta, tindakan ini tidak terlalu
serius mempengaruhi memori pasien terhadap informasi yang disimpan di dalam otak
sebelum pengangkatan hipokampus. Namun, sesudah pengangkatan, pasien ini betul
betul tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan memori tipe verbal dan
simbolik (memori tipe deklaratif) dalam memori jangka panjangnya, bahkan dalam
memori intermedia yang berlangsung lebih dari beberapa menit. Oleh karena itu,
pasien ini tidak mampu menyusun memori jangka panjang yang baru dan tipe

20
informasi tersebut merupakan dasar intelegensi. Keadaanini disebut amnesia
retrogad.
- Amnesia retrogad – ketidakmampuan memanggil memori masa lalu.
Ketika terjadi amnesia retrogad. Derajat amnesia untuk peristiwa-peristiwa yang baru
saja terjadi mungkin lebih besar daripada peristiwa masa lalu yang telah lama terjadi.
Alasan perbedaan ini mungkin karena memori yang lama telah banyak diulang-ulang
sehingga jejak memori telah melekat kuat, dan bagian-bagian memori ini telah
tersimpan di daerah yang lebih luas dalam otak.
Pada beberapa pasien yang menderita lesi hipokampus, terjadi beberapa macam
derajat amnesia retrograde bersama dengan amnesia anteretrograd, yang
menimbulkan dugaan bahwa paling sedikit sebagian dari kedua macam amnesia ini
saling berkaitan, dan lesi hipokampus dapat menyebabkan terjadinya kedua kelainan
ini. Namun kerusakan beberapa area spesifik pada thalamus mungkin menyebabkan
timbulnya amnesia retrograd tanpa terjadinya amnesia anteretrograd yang berarti.
Kemungkinan penjelasan dan keadaan ini adalah bahwa thalamus mungkin berperan
dalam membantu orang untuk “mencari” dari gudang memorinya sehingga mampu
“membaca” memori tersebut. Jadi, proses mengingat itu tak hanya membutuhkan
gudang penyimpanan memori namun juga membutuhkan kemampuan untuk mencari
dan menemukan memori di kemudian hari.
Bahan yang dapat memperbaiki fungsi ingatan
 Kafein: adenosine-R-blocker, adrenergik.
 Nikotin: kolinergik, regenerasi, viability.
 Flavonoid: BDNF, signal, An-Ox
 Amfetamin: adrenergik,
 Pirasetam: sintesis protein, Ach-R.
 Piritinol: ambilan glukosa

21
Plastisitas Sinaps
Plastisitas sinaptik terjadi ketika otak terlibat dalam pembelajaran dan pengalaman baru. Akan
terjadi interaksi dan networking baru pada hubungan sel-sel saraf di otak. Perubahan kepekaan
sinaps akibat pengalaman masa lalu
- POST TETANIC POTENTIATION
Rangsangan berulang singkat: Kalsium pra sinaps 
- LONG-TERM POTENTIATION
Rangsangan berulang agak lama: Kalsium post synaptic 
- SENSITIZATION
Short-term:
Pre synaptic facilitaion AMP-siklik   Sal. K menutup Pot. aksi > lama.
Contoh transmitter: serotonin.
Logg-term: pertumbuhan sinaps
- HABITUATION
Tipe memori negative yang mengakibatkan sirkuit persyarafan kehilangan responsnya
terhadap peristiwa berulang yang tak berarti. Saluran kalsium 
- LONG-TERM DEPRESSION
Rangsangan berulang lambat

P. Fungsi Bahasa
- RESEPSI – PERSEPSI
Korteks sensorik asosiasi
Area Wernicke
- KONDUKSI
Fasikulus arkuatum
- EKSPRESI
Area Broca
- ARTIKULASI
Sistem motoric

22
Q. Gangguan Fungsi Bahasa
Afasia adalah gangguan berbahasa akibat gangguan serebrovaskuler hemisfer
dominan, trauma kepala, atau proses penyakit. Terdapat beberapa tipe afasia, biasanya
digolongkan sesuai lokasi lesi. Semua penderita afasia memperlihatkan keterbatasan dalam
pemahaman, membaca, ekspresi verbal, dan menulis dalam derajat berbeda-beda.
Afasia biasanya berarti hilangnya kemampuan berbahasa setelah kerusakan otak.
Dalam hal ini pasien menunjukkan gangguan dalam memproduksi dan / atau memahami
Bahasa.
Afasia adalah gangguan fungsi bahasa yang disebapkan cedera atau penyakit pusat
otak. Ini termasuk gangguan kemapuan membaca dan menulis dengan baik, demikian juga
bercakap-cakap, mendengar berhitung, menyimpulkan dan pemahaman terhadap sikap tubuh.
Akhirnya digunakan gambaran afasia yang diprsentasikan. Kira-kira 1-1,5 juta orang dewasa
diamerika mengalami kecacatan kronik afasia.

a. Afasia Motorik
23
Afasia Motorik terjadi karena kerusakan pada belahan otak yang dominan yang
terletak pada lapisan permukaan (lesikortikal) daerah broca. Ada tiga macam afasia
motorik yaitu :
 Afasia Motorik Kortikal
Terjadi karena gudang penyimpanan sandi-sandi musnah sehingga menyebabkan
tidak akan ada lagi perkataan yang dapat dikeluarkan.
 Afasia Motorik Subkortikal
Terjadi karena kerusakan pada bagian bawah lapisan korteks maka semua
perkataan masih utuh didalam gu dang.Namun perkataan tidak dapat dikeluarkan
karena hubungan terputus, sehingga perintah untuk mengeluarkan perkataan tidak
dapat disampaikan, tapi melalui jalur lain tampaknya perintah untuk
mengeluarkan perkataan masih dapat disampaikan denga ekspesi verbal dengan
pancingan.
 Afasia Motorik Tarnskortikal
Terjadi karena terganggunnya hubungan antara daerah Broca dan Wernicke.
b. Afasia Sensorik
Afasia Sensorik terjadi karena adanya kerusakan pada lesikortikal di daerah Wernicke
pada hemisferium yang dominan.
Afasia Sensorik adalah berdasarkan penyebabnya yaitu kehilangan pengertian bahasa
lisan dan tulisan. Namun, dia masih memiliki curah verbal meskipun hal itu tidak
dipahami oleh dirinya sendiri maupun orla. Curah verbal itu terdiri dari kata-kata, ada
yang mirip, ada yang tepat dengan perkataan, suatu bahasa, tetapi kebanyakan tidak
sama/sesuai dengan perkataan bahasa apapun.
Afasia anomik: kerusakan otak terjadi pada bagian depan dari lobus parietal dengan
lobus temporal. Gangguan wicaranya tampak pada ketidakmampuan penderita untuk
mengaitkan konsep dan bunyi atau kata yang mewakilinya. Jadi, kalau kepada pasien
ini diminta untuk mengambil benda yang bernama gunting, dia akan bisa
melakukannya. Akan tetapi, kalau kepadanya ditunjukkan gunting, dia tidak akan
dapat mengatakan nama benda itu.
Afasia global: pada afasia ini kerusakan terjadi tidak pada satu atau dua daerah saja
tetapi di beberapa daerah yang lain; kerusakan bisa menyebar dari daerah broca,
melewati korteks motor, menuju lobus parietal, dan sampai ke daerah wernicke. Luka
yang sangat luas ini tentunya mengakibatkan gangguan fisikal dan verbal yang sangat

24
besar. Dari segi fisik, penderita bisa lumpuh di sebelah kanan, mulut bisa mencong,
dan lidah bisa menjadi tidak cukup fleksibel. Dari segi verbal, dia bisa kesukaran
memahami ujaran orang, ujaran tidak mudah dimengerti orang, dan kata-kata dia
tidak diucapkan dengan cukup jelas.
Afasia konduksi: bagian otak yang rusak pada afasia macam ini adalah fiber-fiber
yang ada pada fasikulus arkuat yang menghubungkan lobus frontal dengan lobus
temporal. Karena hubungan daerah broca di lobus frontal yang menangani produksi
dengan daerah wernicke di lobus temporal yang menanganikomprehensi terputus
maka pasien afasia konduksi tidak dapat mengulang kata yang baru saja diberikan
kepadanya. Dia dapat memahami apa yang dikatakan orang. Misalnya, dia akan dapat
mengambil pena yang terletak di meja, kalau disuruh demikian. Dia juga akan dapat
berkata pena itu di meja, tetapi dia tidak akan dapat menjawab secara lisan pertanyaan
di mana penanya? Bisa terjadi, dia ditanya tentang A, yang dijawab adalah tentang B,
atau C.
Disaartria adalah gangguan yang berupa lafal yang tidak jelas, tetapi ujarannya utuh.
Gangguan seperti ini terjadi karena bagian yang rusak pada otak hanyalah korteks
motor saja sehingga mungkin hanya lidah, bibir, atau rahangnya saja yang berubah.
Agnosia atau demensia adalah gangguan pada pembuatan ide. Penderita tidak dapat
memfokuskan ide yang akan dikatakan dengan baik sehingga isi ujaran bisa loncat-
loncat ke sana kemari.
Aleksia adalah hilangnya kemampuan untuk membaca sedangkan agrafia adalah
hilangnya kemampuan untuk menulis dengan huruf-huruf normal. Kedua penyakit ini
disebut pula sebagai disleksia.

R. Sistem Limbik
Merupakan keseluruhan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan
dorongan motivasional. Bagian utama dari system limbik adalah hipotalamus. Area ini
mengatur perilaku, mengatur banyak kondisi internal dari tubuh seperti suhu tubuh,
osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan.
Di sekeliling hipotalamus terdapat struktur subkortikal dari system limbik yang
mengelilinginya, meliputi septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus,
bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala.

25
Di sekeliling area subkortikal limbik terdapat korteks limbik terdiri atas sebuah cincin
korteks serebri yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis,
menyebar ke atas di dalam girus subkalosaldi bawah bagian anterior korpus kalosum,
melewati ujung atas kalosum ke bagia medial hemisfer serebri dalam girus singulata dan
akhirnya berjalan di belakang korpus kalosumdan ke bawah menuju permukaan ventromedial
lobus temporalis ke girus parahipokampus dan unkus. Cincin korteks limbik berfungsi
sebagai komunikasi dua arah dan penghubung antara neokorteks dan struktur limbik bagian
bawah. Pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisfer serebri terdapat cincin
paleokorteks sangat erat dengan perilaku dan emosi.

S. Rangsang Pada Hipotalamus


Perangsangan pada bagian,
 Hipotalamus Lateral : menimbulkan rasa haus, lapar dan marah
 Nukleus Ventromedial : menimbulkan rasa kenyak dan tenang
 Nukleus Paraventrikular : menimbulkan rasa takut dan terhukum
 Bagian anterior dan posterior : menimbulkan dorongan seksual

 Reward Centers
Terletak di nuklei lateral dan ventromedial hipotalamus. Selain itu bagian sistem limbik
lainnya juga berperan yaitu bagian septum, amigdala, serta area tertentu dalam talamus
dan ganglia basalis, tegmentun basal dari mesensefal, tapi bersifat kurang peka.
Memberikan rasa senang dan keinginan untuk terus melakukan sesuatu hal.
 Punishment Centers
Terletak di area kelabu sentral di sekeliling akuaduktus sylvius dalam mesensefalon,
menyebar ke atas zona periventrikular hipotalamus dan talamus.
Amigdala dan hipokampus juga berperan dalam rasa terhukum ini tapi sifatnya kurang
kuat.
Rasa marah juga timbul dari rangsangan di zona periventrikular dan lateral hipotalamus,
tapi dapat ditekan oleh sinyal inhibisi dan nuklei ventromedial, hipokampus, serta korteks
limbik anterior yaitu girus cingulata dan girus subkalosal.
Rasa terhukum dan takut dapat mendahului rasa senang dan rasa ganjaran.

26
Makna Rasa Ganjaran dan Rasa terhukum
 Mengatur aktivitas tubuh, hasrat, rasa enggan, dan motivasi kit karena adanya rasa
senang (makna ganjaran) dan rasa benci (makan terhukum) akan sesuatu.
 Rasa ganjaran dan terhukum akan menimbulkan jejak ingatan (memory trace). Setiap
sinyal sensorik akan merangsang setiap area di korteks serebri dan jika tidak
menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum maka sinyal tersebut akan
terhabituasi (hilang dengan sendirinya).
Pola marah merupakan suatu pola emosi yang melibatkan pusat rasa terhukum pada
hipotalamus dan struktur limbik lain. Perangsangan yang kuat pada pusat rasa terhukum di
otak, khususnya pada zona periventrikuler hipotalamus dan pada hipotalamus lateral
menyebabkan rasa marah. Perangsangan pada area yang lebih rostral (posterior) dari area rasa
terhukum yakni pada garis tengah preoptikmenyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas
berkaitan dengan kecendrungan binatang untuk melarikan diri. Fenomena rasa marah ini
terutama dicegah oleh adanya keseimbangan aktivitas dari nuclei ventromedial hipotalamus.
Hipokampus, amigdala, bagian anterior korteks limbik (terutama girus singulata anterior dan
girus subkalosal) membantu menekan fenomena rasa marah ini.
Pemberian tranquilizer (obat penenang) misalnya klorpromazin biasanya
menghambat pusat-pusat rasa ganjaran dan rasa terhukum. Kerja obat pada keadaan psikotik
ialah dengan cara menekan sebagian besar area perilaku yang penting dalam hipotalamus dan
region otak limbik yang berkaitan dengan area tersebut.
Hipokampus
Bagian dari medial korteks temporalis yang memanjang, melipat ke atas dan ke dalam
untuk membentuk permukaan ventral dari radiks inferior ventrikel lateralis. Salah satu ujung
hipokampus berbatasan dengan nuclei amigdaloid serta pada salah satu tepinya juga bersatu
dengan girus parahipokampal. Hipokampus beserta struktur lobus temporalis yang berdeatan
dengannya disebut formasio hipokampal. Hipokampus merupakan saluran tambahan yang
dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang dapat menimbulkan reaksi perilaku yang
sesuai tetapi dengan tujuan berbeda. Hipokampus pada mulanya merupakan bagian dari
korteks olfaktorius. Perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus dapat menyebabkan
rasa marah, ketidakpedulian, dorongan seks yang berlebihan. Hipokamus juga memiliki
peranan dalam pembelajaran. Jika hipokampus mengatakan bahwa sinyal neuronal tertentu
bersifat penting, maka sepertinya disimpan menjadi ingatan. Hipokampus juga diduga

27
menyebabkan timbulnya dorongan untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi jangka
panjang, karena hipokampus berperan dalam konsolidasi ingatan jangka panjang.
Amigdala
Adalah kompleks nuclei yang terletak di bawah korteks dari tiang medial anterior
setiap lobus temporalis. Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan
hipotalamus. Salah satu bagian utama dari traktus olfaktorius berakhir di bagian amigdala
yang disebut nuclei kortikomedial terletak tepat di bawah korteks di dalam area piriformis
olfaktorius lobus temporalis. Ada juga nuclei basolateral yang penting dalam hubungannya
dengan perilaku. Amigdala menerima sinyal neuronal dari semua bagian korteks .imbik
seperti juga neokorteks lobus temporalis, parietal, dan oksipital, terutama dari area asosiasi
auditorik dan area asosiasi visual. Amigdala menjalarkan sinyalnya kembali ke area kortikal
yang sama, ke hipokampus, ke septum, ke talamus, dan khususnya ke hipotalamus.
Efek perangsangan amigdala yang dijalarkan melalui hipotalamus :
1. Peningkatan atau penurunan tekanan arteri
2. Peningkatan atau penurunan frekuensi denyut jantung
3. Peningkatan atau penurunan motiltas dan sekresi gastrointestinal
4. Defekasi dan mikturisi
5. Dilatasi pupil atau kadangkala konstriksi
6. Piloereksi
7. Sekresi berbagai hormon hipofisis anterior, terutama hormon gonadotropin dan
adrenokrtikotropik
Perangsangan lain oleh amigdala :
o Berbagai pergerakan involunter (tonik, klonik atau ritmik, penciuman dan makan)
o Kadangkala menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, dan rasa takut
o Menimbulkan aktivitas seksual seperti ereksi, pergerakan persetubuhan, ejakulasi,
ovulasi, aktivitas uterus, dan persalinan prematur
o Membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga menyesuaikan diri
dengan setiap keadaan

28

Anda mungkin juga menyukai