Anda di halaman 1dari 7

JIWA KORSA

PENGERTIAN JIWA KORSA


Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF
MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE
CORPS adalah THE DEVELOPMENT OF
CONSIOUNESS, AFEELING OF UNITY.
Jiwa korsa adalah semangat keakraban
dalam korps atau corps geest. ,Jiwa korsa
adalah kesadaran korps, perasaan
kesatuan, perasaan kekitaan, suatu
kecintaan terhadap perhimpunan atau
organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara
wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta.
Sedangkan Staplekamps jr. Le luit derat
dalam tulisan berjudul corps geest
(demilitaire spectator, 1952) mengemukakan
bahwa pengertian jiwa korsa terdiri dari
faktor – faktor :
Rasa hormat, rasa hormat pribadi dan rasa
hormat pada organisasi/korps.
Setia. setia kepada sumpah, janji dan tradisi
kesatuan serta kawan – kawan satu korps.
Kesadaran. Terutama kesadaran bersama,
bangga untuk menjadi anggota korps.

TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI


DAN SIAP BERKORBAN UNTUK
KEPENTINGAN YANG LEBIH BESAR.
mungkin jiwa korsa ini seperti konsep
ashabiyah-nya ibnu khaldun (1332-1406)
dalam bukunya yang terkenal muqadimah
yang diartikan sebagai rasa senasib
sepenanggunngan, perasaan solidaritas,
semangat kesatuan (korps), kesadaran
kolektif dsb-nya.
Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam
selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa
terkandung di dalamnya loyalitas, merasa
ikut memiliki, merasa bertanggung jawab,
ingin mengikuti pasang surut serta
perkembangan korps-nya. Seorang yang
memiliki jiwa korsa tinggi pasti penuh
inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan,
wewenang dan tugas-tugasnya.
Jiwa korsa yang murni dan sejati akan
menimbulkan sikap terbuka menerima saran
dan kritik, tidak membela kesalahan tetapi
justru mengusahakan sesuatu pada proporsi
yang sebenarnya. Mau menegur atau
memperbaiki sesama warga korps yang
berbuat tidak baik dan bukan menutupi
kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan
mengenai loyalitas perlu diartikan lebih luas
disamping kepada korps, loyalitas
mengandung pengertian pula bahwa apa
yang diperbuat harus memberikan manfaat
atau kebaikan dimanapun ia uuû uuu.

PERANAN JIWA KORSA


Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan
militer saja, tetapi
jugauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
diorganisasi manapun. Jiwa korsa yang baik
akan menciptakan disiplin ketertiban, moril
dan motifasi, tentu saja juga akan
meningkatkan ketrampilan profesinya,
karena merasa malu apabila tidak mampu.
Seorang anggota korps yang benar-benar
memiliki jiwa korsa yang tinggi akan
menunjukan penampilan yang gagah (tidak
loyo dan merendahkan semangat), berani
dan segala tingkah lakunya selalu terpuji,
karena jiwa korsanya itu telah jadi stimulan
untuk menjaga nama baik korpsnya. “
SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH
PENGERTIAN YANG MENDALAM
MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN
HARUS MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS
“ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah yang
menimbulkan semangat, keberanian dan
tekad dlam menghadapi medan perang.

MEMBINA JIWA KORSA


Jiwa korsa dapat timbul dari dalam maupun
dari luar kessatuan sendiri, namun
prosesnya perlu ditumbuhkan melalui
pendidikan, kegiatan latihan, penyuluhan dan
efektifnya komunikasi. Pengembangan
kesadaran korps pada dasarnya usaha
menimbulkan kesatuan psikologis dan
emosional yang memungkinkan timbulnya
reaksi emosional yang wajar dan membuat
individu bersedia mengorbankan
kepentingan pribadinya demi kepentingan
kolektif dan melakukan pekerjaan-pekerjaan
tanpa diawasi. Membina jiwa korsa
hakekatnya membina feeling karena ada sisi
irasionalnya, tetapi perancangan rasional
dan romantik. Kerasionalan tersebut untuk
mencegah agar tidak tergelincir kedalam
iklim romantisme (contoh nazi jerman dan
fasis itali dsb.) jika membela dan
menghormati dengan hikmat simbol
misalnya, sebenarnya perbuatan irasional,
sebab jika dirasionalkan maka yang
dihormati hanya sepotong kain. Tetapi itu
dilakukan sebagai sarana pembinaan
semangat. Sejarah gemilang korps, benda-
benda bersejarah, riwayat anggota yang
mengesankan dan prestasi anggota dapat
merupakan sarana pembina jiwa korsa.
Disamping itu peranan tradisi-tradisi korps,
pembinaan disiplin, penampilan-penampilan
yang khas akan menumbuhkan jiwa korsa,
sebaliknya terciptanya jiwa korsa yang tinggi
akan meningkatkan disiplin, pengabdian dan
kerja keras. Tidak boleh dilupakan pula lagu-
lagu korps yang bersemangat dan
semboyan-semboyan serta motto korps.
Yang perlu ditekankan adalah didalam
membangun jiwa korsa korps harus dijaga
jangan sampai menuju chauvinisme. Jiwa
korsa tidak bersifat tertutup seperti orang-
orang chauvinisme yang tidak mau tahu
sesuatu yang datang dari luar korpsnya.
Orang-orang chauvinisme selalu
berprasangka bahwa yang lain itu jelek dan
hanya merekalah yang baik,yang jempolan,
yang jagoan, sehingga tidak ada usaha
mawas diri. sehingga membuat takabur,
sombong, yang demikian itu akan menjadi
benih kehancuran.
Untuk membina dan memelihara moral tinggi
dan semangat korps, ada tulisan dari Dr.
Willem A.cohen yang memesankan kepada
atasanya:
“BERI KESEMPATAN ORANG LAIN
BERPRESTASI,BERSIKAP RIANG
GEMBIRA, KETAHUILAH APA YANG
TERJADI DAN AMBILAH TINDAKAN,
BERIKAN TELADAN PRIBADI,
PERTAHANKAN INTEGRITAS PRIBADI,
BINALAH SALING PERCAYA DAN
PUSATKAN PERHATIAN PADA
SUMBANGAN BUKAN PEROLEHAN
PRIBADI DAN DORONGLAH SETIAP
ORANG BERBUAT SAMA“.
Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu
dipelihara, namun harus secara wajar, tidak
berlebihan, dan tidak dalam arti sempit.
Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit
chauvinisme yang merupakan kecintaan atau
solidaritas yang tidak proporsional. Pedoman
yang perlu dimainkan atara lain “BERIKAN
SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan
bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA
KAU DAPAT “

Kesimpulan

Jiwa korsa Allah semangat keakraban


yang dilandasi kesadaran korps,
perasaan kesatuan, perasaan kekitaan,
suatu kecintaan terhadap perhimpunan
atau organisasi.

Anda mungkin juga menyukai