Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SYOK KARDIOGENIK DAN PENATALAKSANAAN DALAM


KONSEP KGD

Pengampu :

Sri Enawati, M.Kes

Disusun Oleh :

1. I’ANA AULIA ANDARI J210100015


2. RISANTI ASTIKA P J210100009
3. FRIZA RAHMI A J210100001
4. RIZKI KURNIAWAN J2101000
5. LAILI MARATUS S J210100033
6. NINDY FAZAR J2101000

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
SYOK KARDIOGENIK

1. Faal Sirkulasi

2. Definisi
a. Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang
diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi.

b. Syok kardiogenik adalah suatu keadaan yang terjadi karena ketidak cukupan curah
jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat vital akibat disfungsi otot jantung. (RWM.
Kaligis).
c. Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang
diakibatkan oleh gagal jantung sehingga mengakibatkan preload rendah.
d. Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekua,
seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi
hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan
kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998).

e. Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif.
3. Etiologi
a. Penyebab
 Infark miokard akut
 Gangguan mekanis akut :
- ruptur katup mitral

- defek akut septum ventrikel


 Bedah pintas kardiopulmonal
 Payah jantung kongestif : iskemia, hipertensi, kardiomiopati atau penyakit jantung
katup.
( Buku ajar kardiologi FK UI)
b. Pencetus
 Iskemia miokard atau infark
 Anemia jantung: takikardia atau bradikardia
 Infeksi : endokarditis, miokarditis, atau infeksi di luar jantung.

Emboli pembuluh darah paru.

4. Gambaran Klinis
Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik
biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau
berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran
urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau
tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah
dengan syok kerdiogenik. (www.fkuii.org).

5. Patofisiologi
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat sirkulasi patofisiologi gagal jantung.
Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada gilirannya
menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital.
Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang
pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk
memompa, akhirnya terjadilah lingkaran setan.
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hipoksia
otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta
kulit yang dingin dan lembab.
Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada gagal jantung,
penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan curah jantung
sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi penatalaksanaan yang
telah dilakukan. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan
(LVEDP = Left Ventrikel End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk
berfungsi sebagai pompa yang efektif.
6. Menurut Mubin (2008), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan:
a. Keluhan Utama :

1. Oliguri (urin < 20 mL/jam).


2. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).
3. Nyeri substernal seperti IMA.
b. Tanda Penting Syok Kardiogenik
1. Tensi turun < 80-90 mmHg.
2. Takipneu dan dalam.
3. Takikardi.
4. Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.
5. Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru.

6. Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar.


7. Sianosis.
8. Diaforesis (mandi keringat).
9. Ekstremitas dingin.
10. Perubahan mental.

7. Pathway
Faktor pencetus menyebabkan gangguan pada bagian ventrikel kiri jantung
menyebabkan pula gangguan perfusi pada sel, jaringan, organ di seluruh tubuh

8. Komplikasi
a. Cardiopulmonary arrest
b. Disritmi
c. Gagal multisistem organ
d. Stroke
e. Tromboemboli

9. Penatalaksanaan Medis
a. Patikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.
b. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan
PO2 70 – 120 mmHg
c. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi
dengan pemberian morfin.
d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.
e. Bila mungkin pasang CVP.
f. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

10. Masalah Keperawatan

a. Tidak efektifnya perfusi jaringan kardiopulmoner b.d iskemia miokard akut


b. Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas, gangguan irama jantung
c. Penurunan perfusi jaringan
d. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Nyeri
11. Penatalaksanaan Primary Survey
a. Airway
1. Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing (padat, cair)
2. Periksa cedera tulang belakang leher dan menentukan apakah jalan nafas dilindungi

dan diposisikan secara memadai setelah trauma.


3. Amati untuk tingkat kesadaran, air liur dan sekresi, benda asing, luka bakar wajah,
karbon di dahak.
4. Palpasi untuk setiap deformitas wajah atau leher dan memeriksa refleks muntah
5. Mendengarkan untuk suara serak atau stridor.
b. Breathing
1. Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan perubahan pada pola napas,
kedalaman, frekuensi, irama, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia. Napas
berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung
terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas.
2. Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR < 10 X / gangguan
depresi narcotic, respirasi cepat, dangkal.
3. Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan efek anathesi
yang berlebihan, obstruksi. diafragma, retraksi sterna.
Untuk menilai kecukupan alat pernapasan, amati :
 Amati tanda-tanda deviasi trakea, distensi vena jugularis (JVD), tanda Kussmaul's
(meningkat JVD dengan inspirasi),
 Palpasi untuk Krepitus tulang, udara subkutan atau lunak
 Auscultates untuk menilai masuknya udara, simetri, suara adventitial (crackles,
mengeluarkan bunyi dan menggosok), dan
 Perkusi, jika perlu, untuk hyperresonance atau di setiap sisi.
c. Sirkulasi
1. Palpasi denyut nadi untuk tingkat, kontur keteraturan, dan kekuatan
2. Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi dengan
bradikardia, disritmia).
3. Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan

d. Disability
1. Tingkat kesadaran : GCS

e. Ekspossure
1. Paparkan tubuh pasien secara luas
2. Memeriksa dan meraba bagian belakang untuk kelainan, menggunakan tindakan
pencegahan tulang belakang leher untuk menggulingkan pasien jika ada
kemungkinan trauma. Juga, periksa kulit untuk ruam, lesi jelas lainnya dan tanda-
tanda trauma

3. Perhatikan setiap bau tertentu tentang pasien,


4. Mengukur suhu rektal .
Daftar Pustaka

Syaifuddin. 2011. Fisiologi Tubuh Manusia . Jakarta : Salemba Medika

Lippincot, Williams Wilkins. 2011. Nursing. Philla Delpia : LWW

Kaligis, RWM. 2004. Buku Ajar Kardiologi . Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai