Anda di halaman 1dari 174

169

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN


SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA


BANTUL YOGYAKARTA
2015
170

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN


SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan


Program Diploma III Keperawatan di Akademi Perawatan
Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta

Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA


BANTUL YOGYAKARTA
2015
171

ii

iii
172

MOTTO
iv
173

1. Aku tak dapat membuat keajaiban namun bersama mu adalah sebuah


keajaiban (Ditha Nugraha N.)
2. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar namun juga menginspirasi
(Ditha Nugraha N.)
3. Orang yang gagal bukan berarti pecundang, sesungguhnya gagal pada
sebuah perang, jauh lebih mulia dari pada tidak membuka pedang sama
sekali (Ditha Nugraha N.)
4. Watak adalah melakukan apa yang baik di saat orang lain tidak melihat
(J.C. Watts)
5. Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukan bila kalah, tetapi
sesumbar apa yang yang akan dilakukan bila menang, sedangkan
pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukan bila iya menang, tetapi
tahu apa yang akan dilakukan bila kalah (Eric Berne)
6. Jangan mencari kawan yang membuat anda nyaman, tetapi carilah kawan
yang memaksa anda terus berkembang (Thomas J. Watson)
7. Kunci menuju kebahagian adalah memiliki mimpi, kunci menuju
kesuksesan adalah membuat mimpi menjadi kenyataan (James Allen)
8. Permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan. Begitu pula manusia, tak ada
yang sempurna tanpa cobaan (Confucius)

PERSEMBAHAN
v
174

Dengan segala rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT atas
terselesaikannya Laporan studi kasus ini maka dengan hati yang tulus dan ikhlas
penulis mempersembahkan karya ini kepada :
1. Ayah dan ibu yang telah memberi samudra cinta, doa dan dukungan tanpa
tepi.
2. Eyang saya yang telah memberi cinta, doa dan dukungan selama 3 tahun saya
berada di jogja, terimakasih
3. Adik-adik saya yang sayang padaku dan aku sayangi
4. Pujaan hati yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa, terimakasih.
5. Ibu Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. dan Ibu Susanti, S. Kep.Ns. yang selalu sabar
untuk membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan laporan stadi kasus
ini dengan baik.
6. Bapak Eko Widodo, S.Kep.Ns. yang telah membimbing selama berada di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
7. Buat sahabat ku Aditya Saputra dan Nur Hisyam Asyari terimakasih kalian
sudah memberi semangat dan mau belajar bersama.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah bersama selama 3
tahun belajar bersama di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul
Yogyakarta.
9. Untuk almamaterku yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk
belajar menuntut ilmu dan membuatku merasa menjadi insani yang berarti,
tanpa ada dirimu tidak ada arti kutelusuri hidup ini. Tingkatkan Prestasimu.
175

KATA PENGANTAR
vi

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan studi
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. “M” Dengan
Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta” penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. I Wayan Sudana M.Kes. selaku direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan Laporan studi kasus.
2. Riana Dewi, S.Kep.MM selaku direktur Akademi Perawatan Karya Bakti
Husada Yogyakarta.
3. Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan
Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah
yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
4. Susanti, S.Kep.Ns. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan
Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah
yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
5. Eko Widodo, S.Kep. Ns. selaku pembimbing lahan dalam Studi Kasus
Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah memeberikan
bimbingan dan arahan selama di lahan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
6. Semua staf karyawan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
khususnya di ruang melati.
7. Semua staf karyawan Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul
Yogyakarta.
8. Teman-teman yang telah menjadi penyemangat dalam menyelesaikan
Laporan studi kasus.
9. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan studi kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan studi kasus yang telah
penulis buat masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis terima
demi kesempurnaan ini.
semoga Laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.

Yogyakarta, 24 Juni 2015


Penulis

Ditha Nugraha Nuryahuthama

vii
176

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
INTISARI xiii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
D. Ruang Lingkup 5
1. Lingkup Waktu 5
2. Lingkup Tempat 5
3. Lingkup Asuhan Keperawatan 5
4. Lingkup Mata Kuliah 5
E. Manfaat Penulisan 6
F. Metode Penulisan 7
G. Sistemetika Penulisan 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11


A. Gambaran Umum Selulitis 11
1. Anatomi Fisiologi Integumen 11
2. Pengertian Selulitis 14
3. Etiologi 16
4. Patofisiologi 19
5. Menifestasi Klinis 21
6. Komplikasi 23
7. Pemeriksaan Penunjang 24
8. Penatalaksanaan 24
B. Asuhan Keperawatan Selulitis 25
1. Pengkajian Keperawatan 25
2. Diagnosa Keperawatan 27
3. Intervensi Keperawatan 28
4. Implementasi Keperawatan 37
5. Evaluasi Keperawatan viii 38
C. Dokumentasi Keperawatan 39
177

BAB III TINJAUAN KASUS 54


A. Pengkajian Keperawatan Pasien Selulitis 54
B. Diagnosa Keperawatan Priroritas 70
C. Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis 71
1. Diagnosa Keperawatan 71
2. Intervensi Keperawatan 71
3. Implementasi Keperawatan 80
4. Evaluasi Keperawatan 128
D. Dokumentasi Keperawatan 133
E. Faktor Pendukung dan Penghambat 133

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 135


A. Pengkajian 135
B. Diagnosa 137
C. Intervensi 143
D. Implementasi 147
E. Evaluasi 149
F. Dokumentasi keperawatan 152
G. Faktor pendukung dan penghambat 153

BAB V PENUTUP 155


A. Kesimpulan 155
B. Saran 158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
ix

Halaman
Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs). 18
178

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013). 28


Tabel 3.1 Aktivitas dan latihan. 59
Tabel 3.2 Hasil Laboratorium. 64
Tabel 3.3 Analisa Data. 68
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan PK Infeksi. 71
Tabel 3.5 Intervensi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit. 72
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik 75
Tabel 3.7 Intervensi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
injury fisik. 76
Tabel 3.8 Intervensi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif. 78
Tabel 3.9 Implementasi keperawatan PK infeksi, senin 08 Juni 2015. 80
Tabel 3.10 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
senin 08 Juni 2015. 84
Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Senin 08 Juni 2015. 88
Tabel 3.12 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, senin 08 Juni 2015. 91
Tabel 3.13 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, senin 08 Juni 2015. 95
Tabel 3.14 Implementasi keperawatan PK infeksi, selasa 09 Juni 2015. 98
Tabel 3.15 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
selasa 09 Juni 2015. 101
Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Selasa, 09 Juni 2015 104
Tabel 3.17 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, selasa 09 Juni 2015. 107
Tabel 3.18 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, selasa 09 Juni 2015. 110
Tabel 3.19 Implementasi keperawatan PK infeksi, rabu 10 Juni 2015. 113
Tabel 3.20 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
rabu 10 Juni 2015. 116
Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Rabu 10 Juni 2015 119
Tabel 3.22 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, Rabu 10 Juni
x 2015. 122
Tabel 3.23 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, rabu 10 Juni 2015 125
179

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum. 12
Gambar 2.2 Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin
and Soft-Tissue Infection 15
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis 16
Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of
Predisposition to the Condition 19
Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan 21

DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii

Halaman
180

Lampiran 1. Format pengkajian. 161


Lampiran 2.Berkas catatan medik kasus Selulitis. 173
Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis. 174
Lampiran 4. Lembar Balik Selulitis 181
Lampiran 5. Konsep Dasar Nyeri 191

INTISARI
xiii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA

Latar Belakang : Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan


supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak
eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi pada
181

berbagai tingkat usia Penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan
jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan
lain – lain. Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan
melembabkan kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-
hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian
superficial.Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia. Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di
rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1
januari 2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas
Mempertimbangkan hal tersebut, maka penulis turut berperan aktif dalam
mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keparawatan
pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk Laporan studi kasus
berjudul “asuhan keperwatan pada Ny M dengan Selulitis pedis distra di ruang
Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.

Metode : Penulis menggunakan metode deskriptif. Adapun sampelnya adalah Ny


“M” sedangkan metode yang digunakan adalah Observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.

Hasil : Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan Selulitis


Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta” selama 3
x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan 11 Juni 2015 penulis
mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. dari ke 5
diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas jaringan kulit, Hipertermi,
Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus ini 3 diagnosa dapat teratasi
Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian
PK Infeksi, Kerusakan Integritas jaringan kulit.

Kesimpulan : Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas


terlihat bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan
karena kondisi pasien yang masih memerlukan
xiv perawatan secara komprehensif,
Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak literature
Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 buku,
sehingga literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan Laporan
studi kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada
pasien Selulitis.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan,Selulitis Pedis Distra


182

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisai seperti sekarang tidak hanya seputar ilmu

pengetahuan, teknologi dan kedokteran saja yang berkembang pesat,

namun pengetahuan masyarakat dan tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang lebih baik dan profesional juga semakin

meningkat. oleh karena itu perawat dituntut untuk dapat memberikan

asuhan keperawatan secara profesional. (Depkes RI, 2011)

Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah bidang keperawatan

dimana keperawatan tersebut diberikan secara komprehensif dan

berkesinambungan serta memandang pasien dari berbagai aspek bio-psiko-

sosio-spiritual dan diutamakan sesuai dengan kebutuhan pasien.

berdasarkan kondisi ideal tersebut penulis sebagai perawat berusaha

komprehensif dalam melayani pasien khususnya pada pasien Selulitis

yang paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut. (Depkes RI, 2011)

Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, peradangan supuratif

sampai di jaringan subkutis, mengenai pembuluh limfe permukaan, plak

eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat

terjadi pada berbagai tingkat usia penyebab Selulitis diantaranya adalah

infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti

genetik, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk menghindari terkena

1
183

Selulitis biasanya dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur,

potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, lindungi tangan dan

kaki, rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial.

Selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti sebuah studi

tahun 2006 melaporkan insidensi Selulitis di negara Utah, Amerika Serikat

sebesar 24,6 kasus per seribu penduduk per tahun dengan insidensi

terbesar pada pasien laki-laki usia 45-64 tahun. secara garis besar, terjadi

peningkatan kunjungan di pusat kesehatan di Amerika Serikat akibat

penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 kasus

menjadi 48,1 kasus per seribu populasi dari 1997-2005 dan pada tahun

2005 mencapai 14,2 juta kasus. data rumah sakit di Inggris melaporkan

kejadian Selulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, Selulitis

di tungkai menduduki tingkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. data

dirumah sakit Australia melaporkan insidensi Selulitis sebanyak 11,5 per

sepuluh ribu populasi pada tahun 2001 dan 2002. Di spanyol dilaporkan

86,% (122 pasien) dalam periode 5 tahun menderita erysepelas dan

Selulitis. banyak penelitian yang melaporkan kasus terbanyak terjadi pada

laki-laki dan lokasi tersering di ekstermitas bawah.

Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum

belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus

Selulitis di Indonesia.
184

Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di rekam medis

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1 januari

2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas

Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis turut berperan aktif

dalam mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses

keperawatan pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk

laporan studi kasus berjudul “asuhan keperwatan pada Ny M dengan

Selulitis pedis distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut : “ Bagaimana Melakukan Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Ny “M” Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan Asuhan keperawatan Keperawatan

Pada Pasien Ny ”M” Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian, merumuskan masalah,

diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan,


185

melakukan tindakan keperawatan, dan melaksanakan evaluasi

asuhan keperawatan pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.

b. Penulis mampu mendokumentasikan setiap tahapan dalam asuhan

keperawatan pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.

c. Penulis mampu menganalisa faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :

1. Lingkup Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny ”M” dengan

Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta, dilaksanakan selama 3 x 24 jam, yang dimulai

pada tanggal 8 Juni sampai dengan 11 Juni 2015.

2. Lingkup Tempat

Pelaksanaan asuhan keperawatan ini bertempat di ruang Melati RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

3. Lingkup Asuhan Keperawatan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. “M” dengan

Selulitis Pedis Distra di Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta menggunakan pendekatan proses keperawatan melalui 5

tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi serta dokumentasi keperawatan.


186

4. Lingkup Mata Kuliah

Laporan studi kasus ini merupakan bagian mata ajar Keperawatan

Medikal Bedah (KMB) Sistem Integumen.

E. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Penulisan laporan ilmiah ini dapat memberikan pengalaman yang

nyata dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien Selulitis

Pedis Distra.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Laporan ilmiah ini di harapkan dapat di jadikan masukan dan

bahan pembanding dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien Selulitis Pedis Distra.

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan dapat dijadikan

masukan dan bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dalam

melakukan atau memberikan asuhan keperawatan khususnya pada

pasien Selulitis pedis distra, di ruang Melati RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta

b. Pendidikan

Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan menjadi bahan bacaan

dalam pelaksanaan proses belajar, sebagai bahan bacaan yang


187

bermanfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan

asuhan keperawatan pada pasien Selulitis Pedis Distra.

F. Metode Penulisan

1. Metode penyusunan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus ini

adalah metode deskriptif yang merupakan laporan pelaksanaan studi

kasus dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Metode pengumpulan data

a. Data primer

Adalah data-data yang berasal dari pasien yang dapat

memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan

dan keperawatan yang dihadapi.

a) Observasi

Merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengamati secara langsung gambaran fisik pasien,

respondan perilaku pasien selama dilakukan tindakan

keperawatan.

b) Wawancara

Merupakan tehnik pengumpulan data secara lisan atau

tanya jawab kepada pasien maupun keluarga untuk mengetahui

keluhan pasien, identitas, dan pola kebiasaan pasien.


188

c) Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata,

dapat digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang

berhubungan dengan status fisik.

2) Palpasi

Merupakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan

sentuhan/rabaan. metode ini digunakan untuk mengetahui

ciri-ciri jaringan atau organ.

3) Perkusi

Merupakan pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk.

bertujuan untuk mengetuk batas-batas organ atau bagian

tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan

akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan.

4) Auskultasi

Merupakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan

stetoskop untuk memperjelas pendengaran, bising usus,

ataupun bunyi paru-paru

b. Data sekunder

Adalah data-data yang didapatkan dari keluarga pasien, studi

dokumentasi, catatan medis, catatan keperawatan, dan hasil

pemeriksaan penunjang.
189

G. Sistematika Penulisan

Laporan studi kasus merupakan hasil pelaksanaan keperawatan pada

pasien dengan Selulitis Pedis Distrat yang terdiri dari 5 bab, adapun

sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, Berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, Terdiri dari pengertian Selulitis,

etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi,

pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, diagnosa

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi

keperawatan

BAB III : TINJAUAN KASUS,Terdiri dari pengkajian keperawatan,

analisa data, prioritas diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan dan implementasi keperawatan pada pasien

dengan Selulitis pedis distra.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN, Terdiri dari pembahasan

pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi

keperawatan, dokumentasi keperawatan, dan faktor

penghambat dan pendukung.

BAB V : PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
190
191

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Selulitis

1. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen

Menurut (Muttaqin Arif, 2013) Sistem inetgumen (Terutama

Kulit) merupakan suatu masa atau jaringan terbesar di tubuh, kulit

bekerja melindungi struktur-struktur dibawahnya dan berfungsi

sebagai cadangan kalori, kulit mencerminkan emosi dan stres yang di

alami.

Stres pisikologis pada keadaan sakit atau pada berbagai masalah

pribadi, serta keluarga pada umumnya akan bermenifestasi keluar

sebagai masalah sistem integumen, kondisi sistemik tertentu, seperti

hepatistis dan kanker, menifestasi gangguan integumen dapat menjadi

tanda pertama kelainan tersebut.

Sistem organ tubuh yang paling luas kulit tidak bisa terpisah

dari kehidupan manusia. kulit membangun sebuah barier yang

memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut

berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. Kulit

tersambung dengan membran mukosa pada ostium eksterna sistem

gastrointestinal, respiratoris dan urogenitalis.

9
192

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing memiliki

berbagai jenis sel dan memiliki fungsi yang bermacam-macam, ketiga

lapisan tersebut adalah epidermis, dermis dan hypodermis/subkutis.

Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum

a. Epidermis

Epidermis merupakan struktur lapisan kulit terluar. sel-sel

epidermis terus-menerus mengalami mitosisi dan berganti dengan

yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptor-

reseptor sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri.

komponen utama epidermis adalah protein keratin, yang

dihasilakan oleh sel-sel yang disebut keratinosit, keratin adalah

bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut
193

dalam air. Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi

epidermis dari iritan atau mikroorganisme penyebab infeksi,

keratin adalah komponen utama apensiks kulit : Rambut dan kuku

(Craven, 2000 In : Muttaqin Arif, 2013).

Melanosit (sel Pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis,

melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagairespon

terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon

perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormon, MSH).

melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama

terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan

rambut.

Sel imun, yang disebut sel langerhans, terdapat disaluran

epidermis, sel langerhans mengenali partikel asing atau

mikroorganisme yang masuk kekulit dan membangkitkan suatu

serangan imun. sel langerhans mungkin bertanggung jawab

mengenal dan menyinkirkan sel-sel kulit displastik atau

neoplastik.

b. Dermis

Dermis atau kutan (Cutaneus) merupakan lapisan kulit di

bawah epidermis dan membentuk bagian terbesar kulit dengan

memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan papila

dermis berada langsung di bawah epidermis dan tersusun

terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu


194

bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat dermis

juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf

kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.

c. Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis terletak dibawah dermis. lapisan ini terdiri

atas lemak dan jaringan ikat dimana berfungsi untuk memberikan

bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan

tulang, serta sebagai peredam kejut dan insulator panas. Jaringan

ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan

penyekatan panas tubuh (Guyton, 1996 in : Muttaqin Arif,

2013)

2. Pengertian Selulitis

Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses

inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri

S.aureus dan atau Streptococcus (Muttaqin Arif, 2013).

Selulitis adalah infeksi infeksi dermis dan jaringan subkutan akut

yang menyebabkan inflamesi sel, dapat mengakibatkan kerusakan

kulit seperti gigitan atau luka, progonosis biasanya baik dengan terapi

yang teratur, dengan penyakit lainnya seperti diabetes meningkatkan

resiko terbentuknya Selulitis atau penyebaran Selulitis (Kimberly,

2012)
195

Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan, pada

orang-orang dengan imunitas normal, biasanya disebakan oleh

streptococcus pyrogenes. Erisipeles adalah istilah untuk Selulitis

streptokokus yang superfesial dimana tepinya berbatas tegas (Robin,

2005)

Selulitis mengenai semua lapisan kulit dan dapat disebabkan oleh

S.pyogenes, S, aureus, pasteurella multocida, atau kadang - kadang,

vibrio laut atau basilus gram-negatif (stephen, 2009)

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)

Gambar 2.2Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and

Soft-Tissue Infection
196

Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis

3. Etiologi Selulitis

Selulitis berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme

lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan

Fusobacterium odontogenik pada umumnya merupakan infeksi

campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun

anaerob mempunyai fungsi yang sinergis. Infeksi Primer Selulitis

dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan

perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang

bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi

periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan jarum

yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur

compound maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta

infeksi sekunder dari oral malignancy. Penyebab dari Selulitis


197

menurut Isselbacher adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus

piogenes dan stapilokokus aureus.

Penyebab Selulitis paling sering pada orang dewasa adalah

Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikusgrup A

sedangkan penyebab Selulitis pada anak adalah Haemophilus

influenzatipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikusgrup A, dan

Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikusgroup B

adalah penyebab yang jarang pada Selulitis. Selulitis pada orang

dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus

pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus

diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme

campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun

anaerob. bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun

hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit,

sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah.

onset timbulnya penyakit ini pada semua usia. (Gillespie, 2009)


198

Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)


199

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)

Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of

Predisposition to the Condition

4. Patofisiologi Selulitis

Kerusakan integritas kulit hampir selalu mendahului infeksi,

karena organisme invasif menyerang area yang terganggu, kejadian

ini membuat sel pertahanan kewalahan, seiring perkembangan

Selulitis, organisme menyerang jaringan disekitar lokasi luka awal

(Kimberly, 2012).

Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan

infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan,

penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi,

kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang
200

pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada

kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan

bawah.Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik

hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.

Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh

streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus,

kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi

microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang

mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi

diperlukan. meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus,

abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan

anaerob yang lebih kompleks. bau busuk dan pewarnaan gram pus

menunjukkan adanya organisme campuran.

Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. lesi ini dangkal dan

berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. etiologinya tidak

jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda

asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah.


201

Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan

5. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi.

Umumnya semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas

jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan

dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan

demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula.

Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang

efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren)

Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam,

menggigil, dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal

peradangan yaitu rubor (eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan

tumor (pembengkakan). Lesi tampak merah gelap, tidak berbatas

tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada
202

infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau

jaringan neurotik. ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

regional dan limfangitis ascenden. pada pemeriksaan darah tepi

biasanya ditemukan leukositosis.

Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. gejala

prodormal berupa malaise anoreksia, demam, menggigil dan

berkembang dengan cepat, sebelum menimbulkan gejala-gejala

khasnya. Pasien imunokompromais rentan mengalami infeksi walau

dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat gejala berupa

nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala

akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering

residif di tempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.

Lokasi Selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher,

sedangkan pada orang dewasa paling sering di ekstremitas karena

berhubungan dengan riwayat seringnya trauma di ekstremitas. pada

penggunaan salah obat, sering berlokasi di lengan atas. Komplikasi

jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut (jika

disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis,

endokarditis bakterial subakut). kerusakan pembuluh limfe dapat

menyebabkan Selulitis rekurens.

Kulit merupakan organ luas yang dapat bertindak sebagai jalan

masuk ke infeksi sistemik. Selulitis menyebabkan kemerahan atau

peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin


203

disertai nyeri tekan dan teraba hangat.Ruam kulit muncul secara tiba-

tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-

lepuhan kecil (Stephen, 2009)

6. Komplikasi

(Kimberly, 2012)

a. Sepsis : Kondisi medis serius dimana terjadi peradangan seluruh

tubuh akibat infeksi.

b. Trombosis Vena Profunda : Peradangan pada dinding vena serta

tertariknya trombosit dan leokosit pada dinding yang mengalami

radang.

c. Perburukan Selulitis

d. Abses lokal : Pengumpulan nanah akibat infeksi bakteri.

e. Tromboflebitis : Kondisi dimana terbentuknya bekuan dalam

vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena karena

obstruksi vena sebagian.

f. Limfangitis : Merupakan infeksi pembuluh limfa.

g. Amputasi : Suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh

anggota gerak, prosedur pemotongan.

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium (Kimberly, 2012) :

a. Hitung Leokosit menunjukan leukositosisi ringan

b. Laju endap darah menunjukan peningkatan ringan


204

c. Kultur dan pewarna gram dapat menunjukan organisme penyebab

8. Penatalaksanaan

(Kimberly, 2012)

a. Anti Biotik, seperti sefuroksim sefuroksim dan sefaleksin.

b. Anti Jamur Topikal, seperti mupirosin

c. Analgesik, seperi ibuprofen

d. Pembedahan, seperti trakeostomi mungkin diperlukan bagi

Selulitis berat pada kepala dan leher, Mungkin diperlukan

drainase abses, Amputasi (dengan Selulitis yang membentuk gas

(ganggren))

B. Asuhan Keperawatan Selulitis

(Muttaqin Arif, 2013)

1. Pengkajian

a. Anamnesis

Biasanya di dapatkan keluhan nyeri lokal dan pada beberapa

pasien didapatkan adanya keluhan malaise, demam dan

menggigil.

b. Riwayat

Yang dapat meningkatkan resiko Selulitis, seperti penyakit

diabetes melitus, riwayat intervensi diagnostik invasif pada

penyakit jantung, riwayat penggunaan obat. Pasca bedah

penggantian sendi pinggul (Total hip replacement),


205

c. Pemeriksaan Fisik

1. Suhu : Selulitis ditandai dengan demam, suhu meningkat (>

37,50C).

2. Kulit : Pada fase awal bisa didapatkan adanya kemerahan dan

nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil dikulit atau

daerah luka, kulit menjadi panas dan bengkak, serta tampak

seperti kulit jeruk yang mengelupas, dengan berlanjutnya

penyakit, status lokalis didapatkan adanya lesi kulit berupa

eritma lokal yang nyeri, dengan cepat menjadi makin merah,

meluas namun batasannya tak jelas (difus) dan tepi tidak

meninggi. Terkadang bagian tengahnya menjadi nodular dan

bagian atasnya terdapat vasikula yang pecah mengeluarkan

pus (nanah) serta jaringan nikrotik. fase lanjut karena infeksi

menyebar ke daerah yang lebih luas maka kelenjar getah

bening di dekatnya dapat membengkak dan teraba lunak.

Kelenjar getah bening di lipatan paha membesar karena

infeksi di tungkai, kelenjar getah bening di ketiak membesar

karena terinfeksi di lengan, penderita dapat mengalami

demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, sakit kepala

dan tekanan darah rendah. Terkadang gejala-gejala ini timbul

beberapa jam sebelum gejala ini sama sekali tidak ada. Abses

dapat timbul sebagai akibat dari Selulitis, meskipun jarang,

dapat terjadi komplikasi serius berupa penyebaran infeksi


206

dibawah kulit yang menyebabkan kematian jaringan dan

penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakterimia) ke

bagian tubuh lainnya, jika Selulitis kembali menyerang sisi

yang sama, maka pembuluh getah bening di dekatnya dapat

mengalami kerusakan dan menyebabkan pembengkakan

jaringan yang bersifat menetap.

2. Diagnosa Keperawatan

(Muttaqin Arif, 2013)

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan Agen Injury (Biologi,

Kimia, Fisik, Psikologis).

2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon

inflamasi sistemik.

3. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon

inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.

Kecemasan berhubungan dengan Prognosis penyakit, kondisi sakit dan

perubahan kesehatan.
207

2. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)


Diagnosa Tujuan dan
No. Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Setelah 1. Kaji nyeri 1. Menjadi
berhubungan dilakukan dengan parameter
dengan respon tindakan pendekata dasar
n PQRST. untuk
inflamasi asuhan
mengetah
lokal jaringan keperawatan ui sejauh
subkutan selama 1 x 24 mana
Jam nyeri intervensi
berkurang yang di
atau hilang perlukan
dengan dan
sebagai
kriteria hasil :
evaluasi
1. Secara 2. Jelaskan keberhasil
subjektif dan bantu an dari
melaporkan pasien intervensi
nyeri dengan manajeme
berkurang tindakan n nyeri
skala nyeri 0- pereda keperawat
1 (0-4) nyeri an yang
2. Dapat nonfarmak telah
mengidentifik ologi dan dilakukan.
asi aktifitas non
yang invasif. 2. Pendekata
meningkatkan n dengan
atau mengguna
penurunan kan
nyeri rileksasi
Lakukan dan non
3. Pasien tidak
gelisah menejeme farmakolo
n nyeri gi lainnya
keperawat telah
menunjuk
an :
an
3. Atur posisi keefektifa
fisiologis n dalam
dan menguran
imobilisasi gi nyeri.
208

ekstermita
s yang
mengalam
i Selulitis.

3. Posisi
fisiologis
akan
meningkat
kan
asupan
O2 ke
jaringan
yang
4. Istirahatka mengalam
n Pasien. i
peradanga
n
subkutan.
mengatur
kan posisi
idealnya
adalah
pada arah
5. Lakukan yang
kompres. berlawana
n dengan
letak
Selulitis.
Bagian
tubuh
yang
mengalam
Manajeme i
n inflamasi
lingkunga lokal
n: dilakukan
imobilisas
i untuk
menurunk
6. Lingkunga an respon
peradanga
209

n tenang n dan
dan batasi meningkat
pengunjun kan
g. kesembuh
an.
4. Istirahat
diperluka
n selama
fase
akut.kond
isi ini
akan
meningkat
kan suplai
darah
pada
7. Kolaborasi jaringan
dengan yang
dokter mengalam
dalam i
pemberian peradanga
analgetik. n
5. Lakukan
kompres
pada area
inflamasi
dengan
cairan
NaCl 0,9
%
bertujuan
meningkat
kan
integritas
jaringan
dan
menurunk
an
respons
nyeri.
210

6. Lingkung
an tenang
akan
menurunk
an
stimulus
nyeri
eksternal
dan
pembatasa
n
pengunjun
g akan
membantu
meningkat
kan
asupan
O2
ruangan
yang
berkurang
apabila
banyak
pengunjun
g yang
berada
diruangan
.
.
7. Analgetik
memblok
lintasan
nyeri
sehingga
nyeri akan
berkurang
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
2. Hipertermi Setelah 1. Monitor 1. Monitor suhu
berhubungan dilakukan asuhan suhu sesering
dengan respon keperawatan sesering mungkin dapat
mengetahui
inflamasi selama 1 x 24 mungkin
sejauh
sistemik jam , mana.perkemba
termoregulasi ngan pasien
211

dalam rentang 2. Untuk menjaga


normal, dengan kenormalan suhu
Kriteria Hasil : tubuh
3. Kompres pasien
2. Selimuti berguna untuk
1. Pernafasan
normal : 12 pasien menurunkan
– 20 suhu pasien
x/Menit 4. Berguna
2. Nadi menurunkan
3. Kompres
normal : 60 suhu pasien, bila
pasien pada perlu
– 100
x/Menit lipat
3. Tekanan
paha dan
darah
normal : aksila
100 –
140/<85 4. Kolaborasi
mmHg pemberian
4. Suhu obat
normal : penurun
36,5 ºC – demam, Bla
37,5 ºC perlu.
5. Tidak ada
perubahan
warna kulit
dan tidak
ada pusing,
merasa
nyaman

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
3. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Bina 1. Pasien dapat
integritas asuhan hubungan percaya
jaringan kulit keperawatan saling dengan
percaya perawat
berhubungan selama 1 x 24
2. Perkenalkan 2. Pasien dapat
dengan respo Jam di harapkan diri atau mengetahui
inflamasi lokal pasien mampu jelaskan nama petugas
dan nekrotik mempertahankan tujuan dan
integritaskulit perawat mengetahui
yang baik dengan tugas
kriteria hasil: perawat
3. Memakai
212

1. Integritas 3. Ajarkan pakaian yang


kulit yang pasien untuk longgar
baik bisa memakai berguna
dipertahankan pakaian yang untuk
(Sensasi, longgar bila menghindari
elastisitas, perlu luka baru
tempratur, yang
hidrasi, menimbulka
pigmentasi). n lecet bila
2. Menunjukan baju terlalu
pemahaman 4. Rapikan dekat.
dalam proses tempat tidur 4. Pasien dapat
perbaikan lebih nyaman
kulit dan pada saat
mencegah istirahat.dan
cedra 5. Observasi tidur
berulang. balutan luka 5. Dapat
3. Mampu (Selulitis mengetahui
melindungi pedis distra) kondisi
kulit dan 6. Observasi balutan luka.
mempertahan luka
kan (Selulitis 6. Dapat
kelembapan pedis distra) mengetahui
kulit dan 7. Jaga kondisi luka.
perawatan kebersihan 7. Dapat
alami kulit agar mencegah
(menghindari tetap bersih masalah yang
air pada dan kering lain.
luka(Selulitis (menghindari
pedis distra)) masalah yang
lain)
8. Menghindari
balutan basah
8. Jaga agar
kebersihan terhindar dari
balutan agar masalahyang
tetap bersih lain
dan kering 9. Penggatian
balutan
9. Ganti balutan setiap hari
luka agar proses
(Selulitis penyembuha
Pedis Distra), n luka cepat.
bila perlu 10. Merapikan
jaringan kulit
213

10. Rapikan yang sudah


jaringan kulit mati
yang mati 11. Memantau
pergerakan
11. Monitor agar pasien
aktivitas dan tetap
mobilitas beristirahat
pasien
12. Agar gisi
dapat
12. Monitor terpenuhi
status nutrisi khususnya
pasien dan dalam
motivasi penyembuha
pasien n

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


. Keperawatan Kriteria Hasil
4. Kecemasan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda 1. Reaksi
berhubungan tindakan asuhan verbal dan verbal/nonverbal
dengan keperawatan non verbal dapat menunjukan
kecemasan, rasa agitasi, marah
prognosis selama 1 x 24 Jam
dampinngi dan gelisah.
penyakit, kecemasan pasien pasien dan
kondisi sakit, berkurang dengan lakukan
dan kriteria hasil : tindakan bila
perubahan menunjukan
kesehatan 1. Pasien prilaku
mengatakan merusak.
kecemasan
berkurang 2. Hindari
2. Mengenal 2. Konfrontasi dapat
konfrontasi meningkatkan rasa
perasaannya,
dapat marah, menurunkan
mengidentifika kerja sama dan
si penyebab memperlambat
atau faktor penyebuhan
yang
mempengaruhi
3. Mengurangi
nya,
3. Mulai rangsangan eksternal
kooperkatif
melakukan yang tidak perlu.
terhadap
214

tindakan, tindakan
wajah rileks. untuk
mengurangi 4. Kontrol sensasi
kecemasan, pasien (dalam
beri menurunkan
lingkungan ketakutan) dengan
yang tenang cara memberikan
dan suasana informasi tentang
penuh keadaan pasien,
istirahat. menekankan pada
4. Tingkatkan penghargaan
kontrol terhadap sumber-
sensasi sumber koping
pasien (pertahanan diri)
yang positif.
5. Orientasi dapat
menurunkan
5. Orientasikan kecemasan
pasien
terhadap
prosedur
rutin dan
aktivitas 6. Dapat
yang menghilangkan
diharapkan ketegangan terhadap
6. Beri kekhawatiran yang
kesempatan tidak di ekspresikan
kepada
pasien untuk
mengungkap
kan 7. Berikan waktu untuk
ansietasnya. mengekspresikan
7. Berikan perasaan,menghilan
privesi untuk gkan cemas dan
pasien dan prilaku adaptasi
orang danya keluarga dan
terdekat. teman-teman yang
dipilih pasien
melayani aktivitas
dan pengaliahan
(misal : membaca)
akan menurunkan
perasaan terisolisasi
8. Meningkatkan
rileksasi dan
menurunkan
kecemasan
215

8. Kolaborasi :
berikan anti
cemas sesuai
indikasi,
contohnya
diazepam.
3. Implementasi Keperawatan

Tiap pelaksanaan merupakan tahap proses keperawatan dalam

melaksanakan strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah

direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.

Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap

ini perawat menerapkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu lain yang

terkait secara terintegrasi, beberapa faktor dapat mempengaruhi

pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan, antara lain sumber –

sumber yang ada, pengorganisasian pekerjaan perawat serta

lingkungan fisik untuk pelayanan keperawatan (Hidayat, A, 2008).

Prinsip tindakan perawat :

a. Independen adalah tindakan keperawatan yang diprakarsai sendiri

oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahya.

b. Interdependen adalah tindakan perawatan atas dasar kerja sama tim

perawat dengan tim kesehatan lain.

c. Dependen adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari

profesi lain.
216

Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada perencanaan dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.

4. Evaluasi Keperawatan

Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana keperawatan

tercapai. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan menurut

(Hidayat, A, 2008) yaitu :

a. Evaluasi proses

Yaitu evaluasi yang dilakukan dengan mengevaluasi selama

proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon Pasien.

b. Evaluasi hasil

Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status

pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan

pada tahap perencanaan. ada beberapa tujuan dalam evaluasi hasil

yaitu :

1) Tujuan tercapai

Tujuan ini dikatakan tercapai apabila Pasien telah

menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian


217

Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak

tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari

berbagai penyebab atau masalahnya.

3) Tujuan tidak tercapai

Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya

perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang

diharapkan.

Untuk memudahkan dalam evaluasi keperawatan dapat

digunakan format SOAPIER antara lain :

S : Data subyektif sehubungan dengan masalah Pasien

O : Data obyektif sehubungan dengan masalah Pasien

A : Analisa masalah

P : Perencanaan

I : Implementasi

E : Evaluasi

R : Pengkajian ulang kebutuhan pasien dan rencana

keperawatan

C. Dokumentasi Keperawatan

1. POR (Problem Oriented Record) 

Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang

berorientasi pada masalah Pasien, dapat menggunakan multi disiplin

dengan mengaplikasikan pendekatan pemecahan masalah,

mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim. Pendekatan ini pertama


218

kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam

format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk

memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang

terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat

observasinya dari suatu daftar masalah.

a. Pengertian 

Model ini memusatkan data tentang Pasien dan didokumentasikan

dan disusun menurut masalah Pasien. Sistem dokumentasi jenis ini

mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang

dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang

terlibat dalam pemberian layanan kepada Pasien. 

b. Komponen

Model dokementasi ini terdiri dari empat komponen yaitu :

1) Data Dasar

Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi baik

subyektif maupun obyektif yang telah dikaji dari Pasien ketika

pertama kali masuk Rumah Sakit atau pertama kali diperiksa

data dasar mencakup :

a) Pengkajian keperawatan

b) Riwayat penyakit/ kesehatan

c) Pemeriksaan fisik

d) Pengkajian ahli gizi

e) Data penunjang ( hasil laboratorium)


219

Data dasar yang telah terkumpul selanjutnya digunakan sebagai

sarana mengidentifikasi masalah dan mengembangkan daftar

masalah Pasien

c. Daftar Masalah

Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah

yang sudah dinomori menurut prioritas. Untuk memudahkan

mencapainya daftar masalah ini berada didepan dari catatan medik.

Daftar masalah ini bisa mencerminkan keadaan pasien, masalah-

masalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan bila perlu

dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila

masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan

masalah tersebut teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal

kapan masalah tersebut teratasi dan petugas yang mengidentifikasi

masalah tersebut untuk pertama kalinya. Dengan demikian daftar

masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari Pasien

tersebut. Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah

teridentifikasi dari data dasar, kemudian disusun secara kronologis

sesuai tanggal identifikasi masalah.

1) Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama

bertemu dengan Pasien atau orang yang diberi tanggung

jawab.
220

2) Daftar masalah dapat mencakup masalah fisiologis,

psikologis, sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang,

ekonomi dan lingkungan.

3) Daftar ini berada pada bagian depan status Pasien dan tiap

masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan

nama orang yang menemukan masalah tersebut.

d. Daftar Awal Rencana

Rencana asuhan merupakan hasil yang diharapkan tindak

lanjut dikembangkan untuk masalah yang terindentifikasi. Rencana

asuhan harus mencakup instruksi untuk memperoleh data

tambahan, untuk intervensi terapeutik dan penyuluhan untuk

pasien. Setiap masalah yang ada dimaksudkan kebutuhan akan

asuhan, dilaksanakan oleh siapa, frekuensi pelaksanaan dan hasil

yang diharapkan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Batas

waktu ditentukan untuk evaluasi respon pasien terhadap intervensi

maupun kemajuan terhadap pencapaian tujuan.

1) Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar

masalah. Dokter menulis instruksinya, sedang perawat atau

keperawatan menulis instruksi menulis instruksi rencana

asuhan

2) Perencanaan awal terdiri dari 3 ( tiga ) bagian :


a) Diagnostik
b) Usulan Terapi
c) Pendidikan Pasien
221

e. Catatan Perkembangan (Proses Note )

Catatan perkembangan membentuk rangkaian informasi dalam

sistem pendekatan berorientasi masalah. Catatan ini dirancang

sesuai dengan format khusus untuk mendokumentasikan informasi

mengenai setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar.

Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien dalam

mengatasi masalah khusus, perencanaan dan evaluasi. Catatan

perkembangan biasanya ditampilkan dalam tiga bentuk, yaitu flow

sheet berisi hasil observasi dan tindakan tertentu, catatan perawat/

keterpaduan memberi tempat untuk evaluasi kondisi pasien dan

kemajuan dalam mencapai tujuan, catatan pulang dan ringkasan

asuhan dan memudahkan follow up waktu pasien pulang.

1) Catatan perkembangan berisikan catatan tentang

perkembangan tiap–tiap masalah yang telah dilakukan

tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat

dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar

yang sama.

2) Beberapa acuan catatan perkembangan dapat digunakan

antara lain :

a) SOAP : Subyektif data, Obyektif Data, Assesment, Plan

b) SOAPIER : SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan

Revisi.

c) PIE : Problem, Intervensi Evaluasi


222

f. Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan POR 

1) Keuntungan

a) Pencatatan sistem ini berfokus atau lebih menekankan

pada masalah Pasien dan proses penyelesaian masalah

dari pada tugas dokumentasi.

b) Pencatatan tentang kontinuitas atau kesinambungan dari

asuhan keperawatan.

c) Evaluasi masalah dan pemecahan masalah

didokumentasikan dengan jelas, susunan data

mencerminkan masalah khusus. Data disusun

berdasarkan masalah yang spesifik. Keduanya ini

memperlihatkan penggunaan logika untuk pengkajian

dan proses yang digunakan dalam pengobatan pasien.

d) Daftar masalah, setiap judul dan nomor merupakan

“checklist“ untuk diagnosa keperawatan dan untuk

masalah Pasien. Daftar masalah tersebut membantu

mengingatkan keperawatan untuk masalah-masalah yang

meminta perhatian khusus .

e) Daftar masalah bertindak sebagai daftar isi dan

mempermudah pencarian data dalam proses asuhan.

f) Masalah yang membutuhkan intervensi (yang

teridentifikasi dalam data dasar) dibicarakan dalam

rencana asuhan.
223

2) Kerugian

a) Penekanan pada hanya berdasarkan masalah, penyakit,

ketidakmampuan dan ketidakstabilan dapat

mengakibatkan pada pendekatan pengobatan dan

tindakan yang negatif.

b) Sistem ini sulit digunakan apabila daftar tidak dimulai

atau tidak secara terus menerus diperbaharui dan

konsensus mengenai masalah belum disetujui, atau tidak

ada batas waktu untuk evaluasi dan strategi untuk follow

up belum disepakati atau terpelihara.

c) Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah

dilakukan tindakan atau timbulnya masalah yang baru.

d) Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus

masuk dalam daftar masalah.

e) SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak

perlu, jika sering adanya target evaluasi dan tujuan

perkembangan Pasien sangat lambat.

f) Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam

pencatatan jika flowsheet untuk pencatatan tidak

tersedia.

g) Perencanaan (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi

dengan rencana tindakan.


224

h) Tidak ada kepastian mengenai perubahan pencatatan

distatus pasien, kejadian yang tidak diharapkan misalnya

pasien jatuh, ketidakpuasan mungkin tidak lengkap

pencatatannya. Dalam praktek catatan serupa mungkin

tidak tertulis, bila tidak hubungannya dengan catatan

sebelumnya.

i) Kadang-kadang membingungkan kapan pencatatan dan


tanggung jawab untuk follow up.

2. SOR (Source Oriented Record)

a. Pengertian

Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang

berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan

catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola

pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim

kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi.

Kemudian, semua hasil dokumentasi dikumpulkan jadi satu.

Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan

kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang

lain. Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari

dokter, keperawatan, Bidan, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain.

Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran

riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. perawat

menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain

mempunyai catatan masing-masing. 


225

b. Komponen

1) Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponen

yaitu

a) Lembar penerimaan berisi biodata

b) Lembar order dokter

c) Lembar riwayat medik atau penyakit.

d) Catatan keperawatan

e) Catatan dan laporan khusus

2) Keuntungan dan Kerugian Penggunaan SOR

a) Keuntungan

1. Menyajikan data yang secara berurutan dan mudah

diidentifikasi

2. Memudahkan perawat untuk secara bebas

bagaimana informasi akan dicatat.

3. Format Dapat menyederhanakan proses pencatatan

masalah, kejadian, perubahan intervensi dan respon

Pasien atau hasil.

b) Kerugian

1. Potensial terjadinya pengumpulan data yang

terfragmentasi, karena tidak berdasarkan urutan

waktu.
226

2. Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk

mencari data sebelumhya, tanpa harus mengulang

pada awal.

3. Superficial pencatatan tanpa data yang jelas.

Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber

untuk menentukan masalah dan tindakan kepada

Pasien.

4. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber

untuk menentukan masalah dan tindakan kepada

Pasien.

5. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang

banyak.

6. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam

interpretasi/analisa.

7. Perlkembangan Pasien sulit di monitor.

3. CBE (Charting By Exception) 

Dimulai sejak tahun 1983 di St Luke Medikal Center In Milkwankee.

a. Pengertian

Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya

mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang

menyimpang dari keadaan normal atau standar.

b. Komponen

CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu :


227

1) Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting

dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan

termasuk instruksi dokter dan keperawatan, grafik, catatan

pendidiikan dan pencatatan pemulangan pasien

2) Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik

keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentansg hal

rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar harus

cukup spesifik dan menguraikan praktik keperawatan yang

sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat di bangsal,

walaupun ada juga standar khusus yang disusun sesuai unit

masing-masing.

3) Formulir dokumentasi yang diletakkan ditempat tidur pasien

Format CBE meliputi :

a) Data dasar (riwayat dan pemriksaan fisik)

b) Intervensi flow sheet

c) Grafik record

d) Catatan bimbingan pasien

e) Catatan pasien pulang

f) Format catatan perawatan (menggunakan format

SOAPIER)

g) Daftar diagnosa

h) Diagnosa dengan standar rencana tindakan perawatan

dasar
228

i) Profil perawatan pasien dengan sistem kardeks

c. Keuntungan dan Kerugian metode pendokumentasian CBE

1) Keuntungan

a) Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan

intervensi.

b) Data yang tidak normal nampak jelas.

c) Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan

dipahami.

d) Data normal atau respon yang diharapkan tidak

mengganggu informasi lain.

e) Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi

tidak perlu dituliskan.

f) Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi.

g) Data Pasien dapat dicatat pada format Pasien secepatnya.

h) Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur

Pasien.

i) Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam

dokumentasi.

j) Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan

yang permanen.

2) Kerugian

a) Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat

tergantung pada checklist.


229

b) Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau

tidak ada.

c) Pencatatan rutin sering diabaikan.

d) Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya

didokumentasikan.

e) Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain.

f) Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu

berhubungan dengan adanya suatu kejadian.

4. KARDEKS

a. Pengertian

Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada

tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke’s Hospitalndi

MIdwaukee, Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi

masalah pendokumentasian dengan membuat catatan tentang

pasien manjadi lebih nyata, menghemat waktu dan mengakomodir

adanya informasi terbaru. Model ini dinilai lebih efektif dan

efisien untuk mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan

dalam memasukan data. Merupakan metode pencatatan singkat

dan berbeda dari dokumen pada umumnya.

Model dokumentasi CBE mempunyai beberapa elemen inti,

yaitu: lembar alur, dokumentasi berdasarkan referensi standar

praktik, protocol, dan instruksi incidental, data dasar


230

keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis dan

catatan perkembangan SOAP.

5. Sistem komputerisasi

Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system

computer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses,

memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan

keperawatan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi

dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan

pengembangan protocol, meningkatkan penatalaksanaan data dan

komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada

pasien.

Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara

spesifik, antara lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya,

meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki komunikasi antar

bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar,

meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas.

Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi,

adalah: malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak

akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang

harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit

computer.
231

Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi dirumah

sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan

keberadaan pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang,

sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana pengobatan,

rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE, pengobatan dan

pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien dan

catatan perkembangan pasien.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan system

komputerisasi ini, antara lain: perencanaan perlunya system computer,

pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian system

computer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan

dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sitem computer

bagi pengguna, Pasien dan administrasi.


232

BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama mahasiswa : Ditha Nugraha Nuryahuthama

Nim : 20120191158

Tempat : Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta

Sumber Data Primer : Pasien dan Keluarga Pasien

Sumber Data Sekunder : Rekam Medis dan Tim Kesehatan

Metode : Ovservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi

dokumentasi

Alat : Stetoskop, thermometer, Sfigmomanometer, Jam

Tangan dan senter

A. Pengkajian Pasien Selulitis

Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. Mujiyah

No. RM : 55.83.36

Tempat Tanggal Lahir : Demangan 31 Desember 1954

Umur : 60 Tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan :-
233

Alamat : Demangan RT 32 Argodadi Sedayu Bantul

Pekerjaan 49 Tangga
: Ibu Rumah

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Diagnosa Medis : Selulitis Pedis Distra

Tanggal Masuk RS : 05/06/2015

Tanggal Pengkajian : 08/06/2015

Penanggung Jawab

Nama : Ny. Sumarmi

Umur : 37 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Demangan RT 31 Argodadi Sedayu Bantul

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Jenis Kelamin : Perempuan

Hubungan Dengan Pasien : Saudara

Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri hilang dan timbul skala nyeri 4, pasien

mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Datang kerumah sakit panembahan senopati dengan keluhan habis jatuh

tertimpa batu bata

b. P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata


234

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris

R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis

Distra)

S : Skala Nyeri 4

T : Nyeri hilang dan timbul

c. Pasien mengatakan sebelum datang kerumah sakit sempat di pijat

sehingga bengkak

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan belum pernah sakit dan belum pernah masuk rumah

sakit sebelumnya.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit yang menurun seperti

hipertensi, asma, diabetes dan lain-lain.

5. Genogram
235

Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti

puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

2. Pola Nutrisi

a. Sebelum :

a) Makan : 3 x Sehari (Nasi, Sayur dan Lauk)

b) Minum : 8 Gelas Sehari

b. Sesudah :

a) Makan : 3 x Sehari, Tinggi Kalori Tinggi Protein dan ekstra

albumin

b) Minum : Kurang lebih 8 Gelas Sehari


236

3. Pola Eliminasi

a. Sebelum :

a) B.a.b : Kurang lebih 2 x Sehari, konsistensi berbentuk dan

berwarna kuning

b) B.a.k : Kurang lebih 4 x sehari, berwarna putih jernih dan berbau

khas urine

b. Sesudah :

a) B.a.b : Kurang lebih 1 x Sehari, konsistensi berbentuk dan

berwarna kuning

b) B.a.k : Terpasang Down Cateter sejak tanggal 05 Juni 2015, urine

berwarna kuning

4. Aktivitas dan Latihan

Tabel 3.1 Aktivitas dan Latihan

No. Aktifitas Latihan Skoring


0 1 2 3 4
1. Makan/Minum √

2. Toileting √

3. Berpakaian √

4. Mobilisasi di tempat tidur √

5. Berpindah √

6. Rom √

Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 =

Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total

5. Tidur dan Istirahat


237

a. Sebelum : Tidur pada malam hari kurang lebih 8 Jam, Tidur pada

siang hari kurang lebih setengah Jam.

b. Sesudah : Tidur pada malam hari kurang labih 5 Jam dan kadang

terbangun, Tidur pada siang hari Kurang lebih setengah jam

6. Sensori, Persepsi dan Kognitif

Pasien tidak memiliki masalah atau gangguan pengindraan, Pasien

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, pasien tidak sekolah.

7. Konsep Diri

a. Identitas Diri

Pasien mengatakan mengetahui tentang dirinya dibuktikan pada saat di

tanya dapat menjawab nama, umur, alamat dan lain-lain.

b. Gambaran Diri

Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, walaupun

terdapat luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra).

c. Ideal Diri

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang

kerumah dan bisa bertemu dengan keluarga yang dirumah.

d. Harga Diri

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak malu dengan penyakitnya.

e. Peran Diri

Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah ibu rumah tangga.

8. Seksual dan Reproduksi


238

Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada organ seksual, pasien

mengatakan pasien menikah pada usia 50 tahun pasien tidak mau memiliki

anak karena beresiko.

9. Pola peran Hubungan

Pasien mengatakan dirumah selalu aktif dalam kegiatan di masyarakat.

10. Manajemen Koping Stres

Pasien mengatakan bila ada masalah dapat diselesaikan sendiri, bila tidak

dapat diselesaikan sendiri maka dimusyawarahkan dalam keluarga.

11. Sistem Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan seorang muslim, sebelum sakit pasien mengatakan solat

5 waktu, namun pada saat di rumah sakit hanya dapat berdoa pada tuhan;

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Penampilan umum baik, pasien dapat menjaga

kebersihannya, ekspresi wajah rileks.

2. Tingkat keasadaran : Composmetis

3. GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5

4. TTV :

S : 36,5 ºC N : 100 x /Menit TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

5. Kepala :

a. Inspeksi : kepala terlihat bersih, warna rambut hitam ada sebagian

rambut berwarna putih.


239

b. Palpasi : Kepala terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

kelainan.

6. Mata, telinga, hidung, Mulut

a. Mata :

a) Inspeksi : Kedua mata simetris, konjugtiva tidak anemis, sklera

berwarna putih susu.

b. Telinga :

a) Inspeksi : Kedua daun telinga terlihat simetris, telinga terlihat

bersih.

b) Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri, tidak ada kelainan.

c. Hidung :

a) Inspeksi : Lubang hidung simetris antara kiri dan kanan, lubang

hidung terlihat bersih.

b) Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri. Tidak ada

kelainan.

d. Mulut :

a) Inspeksi : Mulut tercium bau segar, lipatan nasobial terletak di

tengah, gigi tidak lengkap.

7. Leher

a. Inspeksi : Leher terlihat simetris, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe.

b. Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, dan pasien tidak merasa nyeri

saat di sentuh
240

8. Dada/toraks

a. Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada luka

b. Palpasi : Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan.

c. Perkusi : Hasil perkusi pada paru adalah resonan.

d. Auskultasi : suara nafas vesikuler

9. Abdomen

a. Inspeksi : Umbalikas tidak menojol, tidak ada kelainan.

b. Auskultasi : Terdapat bising usus 15 x per menit.

c. Perkusi : Hasil perkusi pada paru adalah resonan.

d. Palpasi : Perkusi terdengar tympani

10. Genitalia

Terpasang down cateter sejak tanggal 05 Juni 2015

11. Ekstremitas

Kekuatan Otot :

Atas : Anggota gerak atas lengkap kanan dan kiri, tidak ada

kelainan, ROM Mandiri, terpasang infus pada tangan sebelah kiri pada

tanggal 05 Juni 2015.

Bawah : Anggota gerak bawah lengkap, ada kelainan atau luka

pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi luka teraba
241

hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada

bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka

terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih

3 cm.

12. Kulit

Pada kulit keseluruhan kulit berwarna coklat dan tidak ada kelainan,

kecuali pada luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi

luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan

kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang

terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka

kurang lebih 3 cm.

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

a. 05 Juni 2015

Tabel 3.2 Hasil Laboratorium

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan


Hematologi
1. Hemoglobin 11,0* 12,0 – 16,0 g/dl
2. Leokosit 29,30* 4,00 – 11,0 10^3/ul
3. Trombosit 277 150 – 450 10^3/ul
4. Hematokrit 33,2* 36,0 – 46,2 10^3/ul
Hitung Jenis
5. Eosinofil 0* 2–4 %
6. Basofil 0 0–1 %
7. Batang 4 2–5 %
8. Segmen 86* 51 – 67 %
9. Limfosit 4* 20 – 35 %
242

10. Monosit 6 4–8 %


Golongan Darah
11. Gol. Darah O
Hemostatis
12. PTT 17,3* 12,0 – 16,0 Detik
13. APTT 35,5 28,0 – 38,0 Detik
14. Control PTT 14,2 11,0 – 16,0 Detik
15. Control APTT 32,0 28,0 – 36,5 Detik
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
16. Albumin 3,16 3,50 – 5,00 g/dl
Fungsi Ginjal
17. Ureum 92* 17 – 43 mg/dl
18. Creatinin 1,20 0,60 – 1,10 mg/dl
Diabetes
19. Gula Darah Sewaktu 188 80 – 200 Mg/dl
Elektrolit
20. Natrium 137,0 – 145,0 137,0 – 145,0
21. Kalium 3,50 – 5,10 3,50 – 5,90
22. Klorida 98,0 – 107,0 98,0 -107,0
Ero. Imunologi
Hepatitis
23. HbsAg Negatif Negatif Negatif

b. 08 Juni 2015

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


KIMIA KLINIK
Elektrolit
1. Kalium 3,37 3,50 – 5,10 mmol/l
Fungsi Ginjal
2. Ureum 100 17 – 43 mg/dl
3. Creatinin 0,60 0,60 – 1,10 mg/dl

c. 10 Juni 2015

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


KIMIA KLINIK
Elektrolit
1. Natrium 136,3 137,0 – 145,0 mmol/l
2. Kalium 3,37 3,50 – 5,10 mmol/l
3. Klorida 107,9 98,0 – 107,0 mmol/l
243

2. Radiologi

a. 05 Juni 2015

Pemerikasaan : CR THORAX PA DEWASA

Hasil : Pulmo tak tampak kelainan besar cor normal

Terapi

1. Senin, 08 Juni 2015

b. Infus RL Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena

c. Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena

d. Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu

e. Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu

f. Infus pentoprazole 40 mg Drip Nacl 0,9% 50 ml, Intravena

g. Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu

2. Selasa, 09 Juni 2015

a. Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena

b. Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena

c. Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena

d. Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu

e. Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu

f. Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam, Per Oral

g. Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu

3. Rabu, 10 Juni 2015

a. Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena


244

b. Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena

c. Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena

d. Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu

e. Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu

f. Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam, Per Oral

g. Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu

Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data

Hari/Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

Data Masalah Penyebab


DS : PK Infeksi

- Pasien mengatakan
nyeri pada daerah
luka atau luka
(Selulitis Pedis
Distra)
- Pasien mengatakan
nyeri pada daerah
luka bila ditrkan.
DO :

- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- S : 36,5 ºC
245

N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
- AL : 29,30
(4,00 – 11,0)
10^3/ul

DS : Kerusakan integritas respon inflamasi lokal


Jaringan kult dan nekrotik jaringan
- Pasien mengatakan subkutis.
sebelum kerumah
sakit sempat dipijat
sehingga bengkak.
Do :

- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- Terdapat luka
Selulitis Pedis
Distra
- kondisi luka teraba
hangat berwarna
merah ada juga yang
berwarna kuning
dan kehijauan, ada
bula-bula, terdapat
kulit yang mati, ada
beberapa luka yang
terbuka, luka
terbuka yang paling
besar ada pada
daerah betis
diameter luka
kurang lebih 3 cm.

DS : pasien mengatakan Hipertermi respon inflamasi sistemik


tidak papa

DO :

- Kulit teraba hangat


- S : 38,5 ºC
246

DS: Nyeri Akut Agen Injury Fisik

- Pasien mengatakan
nyeri akibat jatuh
tertimpa batu
- P : Pasien
mengatakan nyeri
akibat jatuh dan
tertimpa batu bata
Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti diiris-iris
R : Pasien
mengatakan nyeri
pada luka dan
daerah luka
(Selulitis Pedis
Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan
timbul
DO :

- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit

DS : Kurang Pengetahuan Keterbatasan kognitif

- Pasien mengatakan
sebelumnya tidak
pernah kepelayanan
kesehatan seperti
puskesmas, rumah
sakit dan lainnya,
kecuali pada saat ini
dan pasien
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya
(Selulitis Pedis
Distra)
- Pasien mengatakan
247

tidak sekolah.
- DO : Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal

B. Diagnosa Keperawatan Priroritas

1. PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder

akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0)

10^3/ul.

2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi

lokal dan nekrotik jaringan subkutis.

3. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamsi sistemik

4. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.


248

C. Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis


1. Diagnosa Keperawatan
a) PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes,
skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul.
b) Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon
inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
c) Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
d) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

2. Intervensi Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan PK Infeksi

Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAW
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
ATAN
HASIL
a) PK Infeksi Setelah dilakukan 1. Bina 1. Pasien dapat
asuhan hubungan percaya.
keperawatan saling
selama 3 x 24 Jam percaya 2. Pasien
di harapkan 2. Perkenalkan mengetahui
perawat mampu diri atau siapa perawat
menatalaksanakan tujuan dan tujuannya.
program mengatasi perawat 3. mengetahui
infeksi dengan adanya tanda-
kriteria hasil: 3. Kaji tanda- tanda infeksi.
1. AL dalam tanda infeksi 4. Mengetahui
batas normal perkembangan
4,00-11,00 4. Monitor dari pasien.
10^3/ul pernafasan,
2. Tidak ada nadi, 5. Mengetahui
tanda-tanda tekanan adanya
infeksi tdak darah, suhu. kelainan pada
ada bengkak fisik pasien.
(tumor), nyeri 5. Lakukan 6. Agar
(dolor), Pemeriksaan kebutuhan
kemerahan fisik nutrisi pasien
(rubor), dan dapat
teraba hangat 6. Dorong terpenuhi
(kalor). masukan 7. Untuk
3. Pernafasan
249

normal : 12 – cairan dan menurunkan


20 x/Menit nutrisi tingkat infeksi
4. Nadi normal : 7. Lakukan 8. Untuk
60 – 100 medikasi/per menurunkan
x/Menit awatan luka tingkat infeksi
5. Tekanan darah 8. Lakukan
normal : 100 – penggantian
140/<85 alat misal
mmHg infus 9. Terapi
6. Suhu normal : minimal 4 antibiotik
36,5 ºC – 37,5 hari satu sistemik, yang
ºC kali, bila dipilih
perlu (untuk berdasarkan
mengurangi pemeriksaan
tingkat sensitivitas
infeksi) umumnya
9. Kolaborasi diperlukan,
dengan preparat oral
dokter dalam penisilin dan
pemberian eritromisin
antibiotik. juga efektif
untuk
menangani
Selulitis.
10. Untuk
membersihkan
luka atau
menghilangka
10. Kolaboraasi n pus (nanah).
dengan
dokter bedah
bila perlu,
untuk
motivasi
atau
tindakan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit

Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAWA
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
TAN
HASIL
b) Kerusakan Setelah dilakukan 13. Bina 1. Pasien dapat
integritas asuhan hubungan percaya dengan
jaringan kulit keperawatan saling perawat
250

berhubungan selama 3 x 24 Jam percaya 2. Pasien dapat


dengan di harapkan pasien 14. Perkenalkan mengetahui
respon mampu diri atau nama petugas
inflamasi mempertahankan jelaskan dan
lokal dan integritas kulit yang tujuan mengetahui
nekrotik baik dengan kriteria perawat tugas perawat
jaringan hasil : 3. Memakai
subkutis. 4. Integritas kulit 15. Ajarkan pakaian yang
yang baik bisa pasien untuk longgar
dipertahankan, memakai berguna untuk
tdak ada pakaian yang menghindari
bengkak longgar bila luka baru yang
(tumor), nyeri perlu menimbulkan
(dolor), lecet bila baju
kemerahan terlalu dekat.
(rubor), dan 16. Rapikan 4. Pasien dapat
teraba hangat tempat tidur lebih nyaman
(kalor) pada pada saat
area tersebut. istirahat.dan
5. Menunjukan 17. Observasi tidur
pemahaman balutan luka 5. Dapat
dalam proses (Selulitis mengetahui
perbaikan Pedis kondisi balutan
kulit dan Distra) luka.
mencegah 18. Observasi 6. Dapat
cedra luka mengetahui
berulang. (Selulitis kondisi luka.
6. Mampu Pedis 7. Dapat
melindungi Distra) mencegah
kulit dan 19. Jaga masalah yang
mempertahank kebersihan lain.
an kulit agar
kelembapan tetap bersih
kulit dan dan kering 8. Menghindari
perawatan (menghindar balutan basah
alami i masalah agar terhindar
(menghindari yang lain) dari masalah
air pada 20. Jaga yang lain
luka(Selulitis kebersihan 9. Penggatian
Pedis Distra)) balutan agar balutan setiap
tetap bersih hari membuat
dan kering proses
21. Ganti penyembuhan
balutan luka luka lebih
(Selulitis cepat cepat.
Pedis 10. Merapikan
Distra), bila jaringan kulit
perlu yang sudah
mati dapat
22. Rapikan mempercepat
251

jaringan penyembuhan
kulit yang 11. Memantau
mati pergerakan
agar pasien
tetap
23. Monitor beristirahat
aktivitas dan 12. Agar gisi dapat
mobilitas terpenuhi
pasien khususnya
dalam
24. Monitor penyembuhan
status nutrisi 13. Agar masalah
pasien dan pada kulit
motivasi dapat cepat
pasien teratasi.
25. Kolaboraasi
dengan
dokter bedah
bila perlu,
untuk
motivasi
atau
tindakan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.6 Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

Diagnosa Tujuan dan


No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
3. Hipertermi Setelah dilakukan 5. Monitor 5. monitor suhu
berhubungan asuhan keperawatan suhu sesering mungkin
dengan respon selama 3 x 24 jam sesering dapat mengetahui
inflamasi , termoregulasi mungkin sejauh
sistemik dalam rentang mana.perkemban
normal, dengan gan pasien
Kriteria Hasil : 6. Untuk menjaga
1. Pernafasan 6. Selimuti kenormalan suhu
normal : 12 – pasien tubuh
20 x/Menit 7. Kompres pasien
2. Nadi normal : 7. Kompres berguna untuk
60 – 100 pasien pada menurunkan suhu
x/Menit lipat pasien
3. Tekanan paha dan 8. Berguna
darah normal : aksila menurunkan suhu
100 – 140/<85 pasien, Bila Perlu
mmHg 8. Kolaborasi
4. Suhu normal : pemberian
36,5 ºC – 37,5
252

ºC obat penurun
5. tidak ada demam, Bila
pusing, perlu
merasa
nyaman

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injury
fisik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
4. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Bina 1. Agar pasien
berhubungan tindakan asuhan hubungan percaya
dengan agen injury keperawatan saling dengan
fisik selama 3 x 24 percaya perawat.
Jam nyeri 2. Perkenalkan 2. Agar pasien
berkurang atau diri atau mengetahui
hilang dengan tujuan perawat dan
kriteria hasil : perawat tujuannya
1. Secara 3. Monitor 3. Mengetahui
subjektif Tekanan tingkat
melaporkan darah, nadi, perkembanga
nyeri suhu. n pasien
berkurang .
skala nyeri 4. Lakukan 4. Mengetahui
0-1 (0-4) Pemeriksaan kelainan fisik
2. Dapat fisik pasien.
mengidentif 5. kajian 5. Mengetahui
ikasi nyeridengan skala nyeri
aktifitas pendekatan pasien dan
yang PQRST dan ketidaknyam
meningkatk kaji secara anan
an atau komprehensi 6. Mengetahui
penurunan f ketidaknyam
nyeri 6. Observasi anan
3. Pasien tidak reaksi
gelisah nonverbal/ve 7. Pasien dapat
(Kenyamana rbal ketidak beristirahat
n) nyamanan dengan
4. Pernafasan 7. Berikan nyaman.
normal : 12 tempat tidur 8. Pendekatan
– 20 yang bersih dengan
x/Menit dan nyaman menggunaka
5. Nadi normal 8. Ajarkan n rileksasi
253

: 60 – 100 metode non dan non


x/Menit farmakologi farmakologi
6. Tekanan untuk lainnya telah
darah mengurangi menunjukan
normal : nyeri keefektifan
100 – rileksasi dalam
140/<85 nafas dalam mengurangi
mmHg atau distraksi nyeri.
7. Suhu
normal :
36,5 ºC – 9. Analgetik
37,5 ºC 9. Kolaborsi memblok
pemberian lintasan nyeri
obat sehingga
analgesik nyeri akan
bila perlu berkurang
(Injeksi
ketorolac 30
mg,
Intravena,
Bila perlu.)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif.
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAWATA
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
N
HASIL
5. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
pengetahuan asuhan pengetahuan tingkat
berhubungan keperawatan pasien. pemahaman
dengan selama 3x24 Jam pasien
keterbatasan diharapkan pasien 2. Gali menangkap
kognitif paham dengan pengetahuan informasi.
penyakit yang pasien 2. Mengetahu
dideritanya tentang apakah
dengan kriteria proses pasien
hasil : penyakit mengetahui
1. Pasien (Selulitis) tentang
mampu 3. Kontrak proses
menjelaskan waktu penyakit
kembali kepada 3. Membuat
teori/penjela pasien dan janji kepada
san yang keluarga pasien dan
telah di dalam keluarga
jelaskan pemberian akan
tentang informasi/pe menhindari
254

Selulitis. nkes ketidak


2. Pasien (Selulitis) percayaan
mampu 4. Berikan pasien.
melakukan informasi/pe
salah satu nkes kepada 4. Informasi
teori yang di pasien dan yang di
jelaskan keluarga dapat
tentang mengenai dilakukan
Selulitis. penyakit oleh pasien
(menghidari (Selulitis) dan keluarga
luka terkena 5. Minta pasien
air, dan keluarga
menghindari untuk 5. Untuk
faktor menggulang mengetahui
penyebab, gi penjelasan pemahaman
mengetahui 6. Evaluasi pasien atas
tanda dan tingkat penjelasan.
gejala, cara pemahaman
pencegahan, pasien 6. Mengetahui
memakan- dengan apakah
makan memantau penjelasan
mengandung perubahan dapat
protein) aktivitas dikerjakan.
7. Berikan
informasi 7. Mengindari
kemajuan kekhawatira
pasien n keluarga
kepada kepada
keluarga pasien.
255

3. Implementasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
1. PK Infeksi Jam : 1
S:
08.00 - Membina hubungan saling percaya (Ditha) - P
k
08.00 - Memperkenalkan diri dan menjelaskan - P
tujuan perawat (Ditha) ak
- Pa
da
08.20 - Mengkaji tanda-tanda infeksi (Ditha) Pe
- Pa
08.30 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan da
darah, suhu. (Ditha) O:
- Pa
10.30 - Melakukan medikasi/Perawatan luka ve
(Ditha) - Ta
ny
(S
-
- S
N
TD
R
- La
A
(4

A : Ma
P : Lan
1-

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
N0. Diagnosa Jam Implementasi TTD
256

Keperawatan
PK Infeksi Jam : 1
S:
16.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
lu
17.50 - Kolaborasi pemberian skin test P
amikacin 0,1 cc, sub cutan, kurang O:
lebih 15 menit untuk mengetahui alergi - Pa
atau tidak alergi,. (Ditha) se
- S
N
18.05 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin (Ditha) TD
2 ml, Intravena R
- La
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) A
1 gram, intravena (4
A : Ma

P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
PK Infeksi Jam : 0
S:
21.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
d
21.00 - Mengkaji tanda – tanda infeksi (Ditha) P
O:
06.00 - memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - Pa
darah, suhu. se
- S
06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) N
1 gram, intravena. TD
R
06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin (Ditha) - La
2 ml, Intravena A
(4
06.00 - Kolaborasi pemberian Infus A : Ma
(Ditha)
257

Pentoprazole 40 mg Drip Nacl 0,9% 50


ml, Intravena P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.10 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
b) Kerusakan integritas Jam
jaringan kulit S:
berhubungan dengan 08.00 - Menjelaskan tujuan perawat (Ditha) -
respon inflamasi lokal
dan nekrotik jaringan 08.00 - Mengobservasi balutan luka (Ditha) -
subkutis.
08.30 - Mengajarkan pasien untuk (Ditha)
menggunakan pakaian yang longgar O:
-
10.30 - mengganti balutan luka (Ditha)
-

A:M
P:L

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
N0. Diagnosa Jam Implementasi TTD
258

Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 1
jaringan kulit S:
berhubungan dengan 17.00 - Merapikan tempat tidur pasien (Ditha) - P
respon inflamasi lokal ap
dan nekrotik jaringan O:
subkutis. - Pa
se
- Te
be
- Se
di
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 0
jaringan kulit
berhubungan dengan S:
respon inflamasi lokal 20.00 - menjaga kebersihan pasien agar tetap - P
dan nekrotik jaringan bersih dan kering (menghindari m
subkutis. masalah yang lain) (Ditha) O:
- Merapikan tempat tidur
- Pa
06.00 (Ditha) se
A : Ma
P : Lan
- 1
259

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
c) Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
08.30 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
16.00 - Monitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:
260

- S

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Hipertermi Jam : 0
berhubungan dengan
20.00 - Monitor suhu sesering mungkin (Ditha) S : pas
respon inflamasi
sistemik O:

- K
- S
20.00 - Selimuti pasien (Ditha)
A : Ma

P : Lan

1-4
21.00 - Kolaborasi pemberian paracetamol
infus 250 ml, intravena
(Ditha)

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.12 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
261

Tugas Jaga : Pagi


N0. Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi TTD
d) Nyeri Akut berhubungan Jam
dengan Agen Injury Fisik 08.30 - Melakukan pengkajian secara S:
komperhensif (Ditha) -

08.30 - Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal (Ditha) -


ketidaknyamanan

09.00 - mengajarkan metode non farmakologi


untuk mengurangi nyeri rileksasi nafas (Ditha)
dalam atau distraksi

O:
-

A:M
P:L
1-

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut Jam : 1
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik - Melakukan pengkajian secara S:
komperhensif
18.30 - S
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal - P
ketidaknyamanan (Ditha) ti
d
P
O:
18.30
- Pa
(Ditha)
se
- S
262

N
TD
R
A : Ma

P : Lan

-
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut am : 1
berhubungan dengan
- Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
21.10 - S
- P
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal
(Ditha) ti
ketidaknyamanan
d
P
O:
21.30
- Pa
(Ditha) se
- S
N
TD
R
A : Ma
P : Lan
1-7
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.13 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
e) Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan S:
263

keterbatasan kognitif - P
ti
08.00 - Mengkaji tingkat pengetahuan pasien (Ditha) k
ru
p
m
te
P
- P
se
O:
- P
se
A: M
P : La
1
264

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

18.40 - menggali pengetahuan pasien tentang - P


proses penyakit (Selulitis) m
(Ditha) m
O:

- P
se

A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 0
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

21.00 - Memberikan informasi kemajuan - K


pasien pada keluarga su
(Ditha) - P
m
p
265

O:

- P
se

A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.14 Implementasi Keperawatan PK Infeksi

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
1. PK Infeksi Jam
S:
09.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) -
darah, suhu.

09.30 - Melakukan medikasi/perawatan luka (Ditha) O:


-

A:M
P:L

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
266

PK Infeksi Jam : 1
S:
15.00 - melakukan penggantian infus dengan - P
tranfusi set (untuk mengurangi tingkat (Ditha) ti
infeksi) O:
- Pa
16.00 - memonitor pernafasan, nadi, tekanan se
darah, suhu. (Ditha) - S
(Ditha) N
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) TD
18.00 1 gram, intravena R
- La
- Kolaborasi pemberian injeksi amikacin A
2 ml, Intravena (4
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
PK Infeksi Jam : 0
S:
21.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
O:
21.00 - Mengkaji tanda – tanda infeksi (Ditha) - Pa
se
- S
N
TD
R
- La
A
(4
A : Ma
P : Lan
1
267

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.15 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas JaringanKulit
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
2. Kerusakan integritas Jam : 1
Jaringan Kulit S:
07.00 - menjaga kebersihan balutan agar tetap (Ditha) - P
bersih dan kering ti
O:
07.00 - mengobservasi balutan luka (Selulitis (Ditha) - Pa
Pedis Distra) se
- Lu
09.30 - merapikan jaringan kulit yang mati (Ditha) te
ke
09.30 - mengobservasi luka (Selulitis Pedis A : Ma
Distra) (Ditha)
P : Lan
1
268

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 1
Jaringan kulit
- Merapikan tempat tidur S:
18.00 - P
- menjaga kebersihan balutan agar tetap
ti
bersih dan kering (Ditha) O:
- Pa
18.00 se
- Memonitor status nutrisi pasien dan - B
motivasi pasien (memakan makanan (Ditha) A : Ma
yang banyak protein dan buah-buahan)

18.00 P : Lan
1
(Ditha)

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 0
Jaringan kulit
- Memonitor aktivitas dan mobilitas S:
pasien
21.00 (Ditha) - (P
- Merapikan tempat tidur O:

- Pa
- Pa
269

05.00 (Ditha) A : Ma

P : Lan

- 1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik

Hari, Tanggal : selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
3. Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
08.30 - Monitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma

P : Lan
-
1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
N0. Diagnosa Jam Implementasi TTD
270

Keperawatan
Hipertermi Jam. 1
berhubungan dengan
16.00 - Memonitor suhu sesering mungkin S:
respon inflamasi
sistemik (Ditha) O:

- S

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Hipertermi Jam : 0
berhubungan dengan
20.00 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S : pas
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma

P : Lan

1-4
271

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.17 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
4. Nyeri Akut Jam :1
berhubungan dengan
08.30 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
(Ditha) - S
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal - P
ketidaknyamanan ti
O:
08.30
- Pa
(Ditha) se
A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut Jam :1
berhubungan dengan
16.00 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
(Ditha) - S
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal - P
ketidaknyamanan ti
272

O:
-
16.00 - Pa
se
(Ditha) - Pa
A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut Jam : 0
berhubungan dengan
21.00 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
(Ditha) - (P
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal O:
ketidaknyamanan
- Pa
21.00 de
- Pa
(Ditha) A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.18 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
273

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
5. Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

08.00 - memberikan informasi kemajuan - P


pasien kepada keluarga pasien p
(Ditha) O:

- P
se

A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

18.30 - memberikan informasi kemajuan - P


kepada kepada keluarga pasien. p
- Kontrak waktu kepada pasien dan (Ditha) - P
keluarga dalam pemberian ti
18.30 informasi/penkes (Selulitis) p
(S
O:
(Diha)
- P
se
274

A : Ma

P : Lan

- 1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 0
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

22.00 - memberikan informasi kemajuan - k


pasien kepada keluarga d
(Ditha) d
O:

- P
- k
m
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.19 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
1. PK Infeksi Jam : 1
S:
06.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan - P
darah, suhu. (Ditha) n
la
275

06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim O:


1 gram, intravena. (Ditha) - Pa
se
06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin - S
2 ml, Intravena (Ditha) N
TD
09.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan R
darah, suhu. (Ditha) - La
A
10.00 - Lakukan medikasi/perawatan luka (4
(Ditha) A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
PK Infeksi Jam : 1
S:
16.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
O:
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) - Pa
1 gram, intravena se
- S
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin (Ditha) N
2 ml, Intravena TD
R
- La
A
(4
A : Ma

P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


276

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
PK Infeksi Jam : 0
S:
21.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
O:
21.00 - Mengkaji tanda – tanda infeksi (Ditha) - Pa
se
05.00 - Monitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - S
darah, suhu N
TD
06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) R
1 gram, intravena. - La
A
06.00 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin (Ditha) (4
2 ml, Intravena A : Ma

P : Lan
-
-

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.20 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
2. Kerusakan integritas Jam
Jaringan kulit S:
07.00 - Merapikan tempat tidur (Ditha) -

O:
07.00 - menjaga kebersihan balutan agar tetap (Ditha) -
bersih dan kering
-
07.00 - mengobservasi balutan luka (Selulitis (Ditha)
Pedis Distra)
A:M
09.30 - merapikan jaringan kulit yang mati (Ditha)
P:L
277

09.30 - mengobservasi luka (Selulitis Pedis


Distra) (Ditha)
278

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 1
Jaringan kulit
- menghindari kerutan pada tempat tidur S:
(Merapikan tempat tidur)
18.00 - P
- menjaga kebersihan balutan agar tetap ti
bersih dan kering (Ditha) O:

- Pa
se
18.00 - B
A : Ma
(Ditha)

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 0
Jaringan
- Memonitor aktivitas dan mobilitas S:
pasien.
21.00 (Ditha) - P
p
- Kolaboraasi dengan dokter bedah untuk
- P
memotivasi pasien untuk memulai
O:
puasa jam 00.00 karena akan dilakukan
operasi debridement tanggal 11 Juni - Pa
2015
279

21.30 se
- Pa
- Merapikan tempat tidur A : Ma
05.00 (Ditha) P : Lan
(Ditha) -
-

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
3. Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
08.30 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma
-
P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
N0. Diagnosa Jam Implementasi TTD
280

Keperawatan
Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
16.00 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Hipertermi Jam : 0
berhubungan dengan
20.00 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:

- S

A : Ma

P : Lan

- O
p
281

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.22 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
4. Nyeri Akut Jam :1
berhubungan dengan
08.30 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
(Ditha) - S
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal - P
ketidaknyamanan ti
O:
08.30 (Ditha)
- Pa
se
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut Jam :1
berhubungan dengan
16.00 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik
komperhensif
(Ditha) - S
- Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal - P
ketidaknyamanan ti
282

O:

16.00 (Ditha) - Pa
se
- Pa
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut Jam : 0
berhubungan dengan 21.00 - Melakukan pengkajian secara S:
Agen Injury Fisik komperhensif (Ditha) - (P
O:
21.00 - Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal (Ditha) - Pa
ketidaknyamanan de
- Pa
05.00 - Lakukan pengkajian nyeri secara A : Ma
komprehensif (Ditha) P : Lan
-
05.00 - Observasi reaksi nonverbal/verbal
ketidak nyamanan (Ditha)

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.23 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
283

Tugas Jaga : Pagi


Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
5. Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

08.00 - Memberikan informasi kemajuan pasien - P


kepada keluarga pasien in
(Ditha) O:

- P
se
A : Ma

P : lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Siang
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 1
berhubungan dengan S:
keterbatasan kognitif 16.00 - memberikan informasi/penkes kepada - P
pasien dan keluarga mengenai penyakit m
(Selulitis) (Ditha) in
p
16.15 - Meminta pasien dan keluarga untuk O:
menggulanggi penjelasan (Ditha) - P
v
- K
te
d
S
A:M
P : La
284

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015


Tugas Jaga : Malam
Diagnosa
N0. Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Kurang pengetahuan Jam : 0
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif S:

21.00 - mengevaluasi tingkat pemahaman - P


pasien dengan memantau perubahan m
aktivitas su
. - P
- memberikan informasi kemajuan pasien (Ditha) at
kepada keluarga pasien. p
O:P
21.00 verba

(Ditha) A:M

P:H

-
285

4. Evaluasi Keperawatan

a. PK Infeksi

Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian

dengan evaluasi sebagai berikut :

Kamis, 11 Juni 2015Jam : Jam : 07.00

Data Subjektif :

- Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan

Data Objektif :

- S : 36,5 ºC

N : 90 x /Menit

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit

- Lab. 05 Juni 2015

AL : 29,30

(4,00 – 11,0) 10^3/ul

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- 1-10

- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain

b. Kerusakan integritas jaringan kulit

Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian

dengan evaluasi sebagai berikut :

Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00


286

Data Subjektif :

- Pasien mengatakan ingin segera pulang

- Pasien mengatakan akan puasa

Data Objektif :

- Pasien dapat mengucapkan secara verbal

- Pasien terlihat tidak gelisah

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- 1-13

- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain

c. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian

dengan evaluasi sebagai berikut :

Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00

Data Subjektif :

Data Objektif :

- S : 36,5 ºC

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain


287

d. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian

dengan evaluasi sebagai berikut :

Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00

Data Subjektif :

- (Pasien tertidur)

Data Objektif :

- Pasien terlihat dapat tertidur dengan pulas

- Pasien tidak terlihat gelisah

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai dengan

evaluasi sebagai berikut :

Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00

Data Subjektif :

- Pasien dan keluarga pasien mengatakan berterima kasih sudah

di dampingi selama di RS

- Pasien mengatakan makanan atau lauk sudah bisa dihabiskan

pelan-pelan.

Data Objektif :

- Pasien mengucapkan secara verbal


288

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan intervensi

- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain

D. Dokumentasi Keperawatan

Penulis mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Ny.

“M” dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, Penulis menggunakan

dokumentasi POR (Problem Oriented Record), karena memudahkan

penulis dalam mencatat atau mendokumentasikan perkembangan pasien

dengan menggunakan S.O.A.P.I.E.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. “M”

dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, penulis mendapatkan beberapa

faktor pendukung dan penghambat.

Adapun hal-hal yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan

asuhan keperawatan antara lain :

1. Adanya izin dari direktur RSUD

2. Adanya arahan dan bimbingan dari pembimbing pendidikan maupun

dari pembimbing lapangan secara terus menerus dalam sehingga

melaksanakan asuhan keperawatan ini.


289

3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga,

perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi data.

pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :

1. Penulis membuat laporan studi kasus hanya di berikan waktu selama

10 hari.

2. Penulis merasakan kurangnya bahan penyusunan serta kurangnya

refrensi atau buku khususnya refrensi atau buku terbaru di

perpustakaan kampus akademi perawatan karya bakti husada bantul

yogyakarta.
290

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan salah satu tahap dalam penulisan laporan studi kasus

dimana didalamnya berisi tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada

sehingga tercermin suatu penulisan antara pengamatan tentang teori yang ada

dengan aplikasi yang ada dalam situasi nyata dan kesenjangan ini dipecahkan

dengan pola pikir ilmiah.

Asuhankeperawatanpadapasien Ny “M” denganSelulitis Pedis

Distrainidilakukandenganmenggunakanpendekatan proses keperawatanselama 3

harimulaidaritanggal 08 Juni 2015 sampaidengantanggal 11 Juni 2015 yang

terdiridaripengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dandokumentasikeperawatan.

didapatkanadanyakesenjanganantarateoridankasus. pembahasanuntuktiap-tiap

proses keperawatanadalahsebagaiberikut:

A. Pengkajian

Saat melakukan pengkajian penulismendapatkan data yang bersumber

daripasien, keluarga pasien, timkesehatandan status rekammedispasien.

Metode yang digunakanpenulisuntukmengumpulkan data

dengancaraobservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi. dari

hasil pengkajianpenulis menemukan adanya perbedaan antara data yang

muncul menurut teori dan kasus nyata.

122
291

Dari hasilpengkajianpadakasusdidapatkanadanyakesenjangandenganteori.

Data yang adapadakasusdan adapadateori,data yang adapadateori

tidakditemukanpadakasus, ada data padakasustidak ditemukan padateori.

1. Data yang adapadakasusdan adapadateori

a) Suhu

Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015

Jam 08.20 suhu pasien hanya 36,50C (Normal), pada pengkajian

tanggal 08 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam), suhu pasien 38,5 0C, hal

itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013). Selulitis ditandai

suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi menyebar ke

daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini timbul

beberapa jam sebelum gejala ada (pada pengkajian 08 Juni 2015

jam 08.20 suhu pasien normal). penyebaran infeksi melalui aliran

darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.

b) Integumen

Pada saat pengkajian tanggal 08 Juni 2015, ada kelainan atau

luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis pedis distra), kondisi luka

teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan

kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa

luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah

betis diameter luka kurang lebih 3 cm.

Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) pada fase

awal didapatkan adanya kondisi kemerahan dan nyeri tekan yang


292

terasa di suatu daerah luka (Pasien mengatakan nyeri bila di tekan

di daerah luka), serta dapat tampak seperti kulit jeruk yang

mengelupas.

2. Data yang adadalamteoritetapitidakada di dalamkasus

Pasien Ny “M” tidak ada keluhan malaise, demam, menggigil hanya

saja ditemukan data suhu 38,50C, nadi : 100 x /Menit (Normal),

Tekanan Darah : 120/80 mmHg (Normal). Hal itu tidak sesuai dengan

teori (Muttaqin Arif, 2013) yang didapatkan didapatkan keluhan

malaise, peningkatan denyut jantung, sakit kepala, dan tekanan darah

rendah.

3. Data yang tidakadadalamteoritetapiadadalamkasus

pasien Ny “M” didapat data laboratorium menunjukan angka leokosit

termasuk tinggi yaitu 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul. Pada teori (Muttaqin

Arif, 2013) pada fase awal tidak membahas secara pasti mengenai

infeksi.

B. DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh

pasien pada waktu pengkajian, baik masalah yang aktual maupun masalah

yang potensial. Berdasarkan data-data yang terkumpul yang telah dibuat

analisa data untuk menentukan masalah dan selanjutnya merumuskan

diagnosa keperawatan.
293

1. Diagnosakeperawatan yang adadalamteoridanadadalamkasus

Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni

2015 penulis mendapatkan data :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri Fisik

pada pasien didapatkan data sebagai berikut

Data Subjektif :

i. Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata

P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris

R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis

Pedis Distra)

S : Skala Nyeri 4

T : Nyeri hilang dan timbul

Data Objektif :

ii. Pasien dapat mengucapkan secara verbal.

Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) Biasanya di

dapatkan keluhan nyeri lokal, status lokalis didapatkan adanya lesi

kulit berupa eritma lokal yang nyeri,

b. Kerusakan Integritas Jaringan Kulit berhubungan dengan respon

inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.

Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8

Juni 2015 penulis mendapatkan data :

Data Subjektif :
294

iii. Pasien mengatakan sebelum kerumah sakit sempat dipijat

sehingga bengkak.

Data Objektif :

iv. kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang

berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit

yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang

paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3

cm.

Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013)Pada fase awal kulit

menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk yang

mengelupas,

c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi

sistemik

Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8

Juni 2015 Jam 21.00 (Malam) penulis mendapatkan data :

Data Subjektif :

Data Objektif:

1. Kulit teraba hangat

2. S : 38,5 ºC

Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) (Pada saat

melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015 Jam 08.20 suhu

pasien hanya 36,50C (Normal)), (pada pengkajian tanggal 08 Juni

2015 Jam 21.00 (Malam)), suhu pasien 38,50C, Pada teori Selulitis
295

ditandai suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi

menyebar ke daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini

timbul beberapa jam sebelum gejala ada. penyebaran infeksi melalui

aliran darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.

2. Diagnosakeperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi ada dalam

kasus

Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni

2015 penulis mendapatkan data :

1. PK : Infeksi

pada kasus penulis mendapatkan data sebagai berikut :

Data Subjektif :

3. Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka atau luka (Selulitis

pedis distra)

Data Objektif :

- pada pengkajiantanggal 08 Juni 2015 AL : 29,30 (4,00 – 11,0)

10^3/ul

Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) pade fase awal tidak dibahas

mengenai infeksi secara pasti.

2. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognetif

Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8

Juni 2015 .

Data Subjektif :
296

1. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali

pada saat ini dan pasien mengatakan tidak mengetahui tentang

penyakitnya (Selulitis Pedis Distra)

2. Pasien mengatakan tidak sekolah.

Data Objektif :

- Pasien dapat mengucapkan secara verbal

Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) tidak mrmbahas mengenai kurang

pengetahuan melainkan membahas mengenai kecemasan pasien.

3. DiagnosaKeperawatan yang adadalamteoritetapitidakada di

dalamkasus

a. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, kondisi sakit,

dan perubahan kesehatan.

Diagnosa ini tidak muncul karena pada saat pengkajian 08 Juni

2015 pasien tidak cemas, pada teori (Muttaqin Arif, 2013)

membahas mengenai kecemasan pada pasien Selulitis.


297

C. Intervensi

Pada perancanaan disusun berdasarkan pada masalah yang ada. Dalam

menetapkan intervensi penulis mengambil dari beberapa teori yang saling

melengkapi. Masing – masing diagnosa mempunyai tujuan dan perencanaan

yang berbeda – beda. Perencanaan yang ditetapkan untuk diagnosa yang juga

mengacu pada teori juga dimodifikasikan dengan mengacu pada teori Arif

Mutaqin, Carpenito dan NANDA NIC NOC.

Dalam perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah kegawatan

perencanaan tujuan merupakan dasar mengarahkan tindakan dan sebagai

standart mengevaluasi tindakan.

Sehingga evaluasi keperawatan akan mudah dilaksanakan menurut

prioritas masalah. maka tersusunlah rencana keperawatan pada masing-

masing diagnosa keperawatan.

Intervensi keperawatan kasus dan teori:

1. Kerusakan Integritas Jaringan kulit

Intervensi pada kasus Intervensi pada teori


a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
percaya percaya
b. Perkenalkan diri atau b. Perkenalkan diri atau
jelaskan tujuan perawat jelaskan tujuan perawat
c. Ajarkan pasien untuk c. Ajarkan pasien untuk
memakai pakaian yang memakai pakaian yang
longgar bila perlu longgar bila perlu
d. Rapikan tempat tidur d. rapikan tempat tidur
e. Observasi balutan luka e. Observasi balutan luka
(Selulitis pedis distra) (Selulitis pedis distra)
f. Observasi luka (Selulitis f. Observasi luka (Selulitis
pedis distra) pedis distra)
g. Jaga kebersihan kulit agar g. Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering tetap bersih dan kering
298

(menghindari masalah (menghindari masalah yang


yang lain) lain)
h. Jaga kebersihan balutan h. Jaga kebersihan balutan agar
agar tetap bersih dan tetap bersih dan kering
kering
i. Ganti balutan luka i. Ganti balutan luka (Selulitis
(Selulitis Pedis Distra), bila Pedis Distra), bila perlu
perlu
j. Rapikan jaringan kulit j. Rapikan jaringan kulit yang
yang mati mati
k. Monitor aktivitas dan k. Monitor aktivitas dan
mobilitas pasien mobilitas pasien
l. Monitor status nutrisi l. Monitor status nutrisi pasien
pasien dan motivasi pasien dan motivasi pasien
m. Kolaboraasi dengan dokter
bedah.dalam motivasi dan
tindakan

Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus

dan teori yaitu, penulis menambah rencana keperawatan yaitu

Kolaborasi dengan dokter bedah dalam motivasi (memulai puasa

tanggal 10 Juni 2015 jam 00.00 karena akan dilakukan operasi

debridement) dan tindakan (Operasi debridement pada tanggal 11 Juni

2015).

2) Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi

sistemik

Intervensi pada kasus Intervensi pada teori


a. Monitor suhu sesering a. Monitor suhu sesering
mungkin mungkin
b. Selimuti pasien b. Selimuti pasien
c. Kompres pasien pada lipat c. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila paha dan aksila
d. Kolaborasi pemberian obat d. Kolaborasi pemberian obat
penurun demam, bila perlu penurun demam, Bila perlu
299

Pada diagnosa ini perencanaan belum ada perbedaan antara kasus

dan teori karena teori ini selalu diterapkan pada implementasi

keperawatan.

3) Nyeri Akut berhubungan dengan agen injury fisik

Intervensi pada kasus Intervensi pada teori


a. Bina hubungan saling percaya a. Kaji nyeri dengan
b. Perkenalkan diri atau tujuan pendekatan PQRST.
perawat. b. Jelaskan dan bantu pasien
c. Monitor Tekanan darah, nadi, dengan tindakan pereda
suhu. nyeri nonfarmakologi dan
d. Lakukan Pemeriksaan fisik non invasif.
e. kajian nyeri dengan Lakukan menejemen nyeri
pendekatan PQRST dan kaji keperawatan :
secara komprehensif c. Atur posisi fisiologis dan
f. Observasi reaksi imobilisasi ekstermitas
nonverbal/verbal ketidak yang mengalami Selulitis.
nyamanan d. Istirahatkan Pasien.
g. Berikan tempat tidur yang e. Lakukan kompres.
bersih dan nyaman
h. Ajarkan metode non Manajemen lingkungan :
farmakologi untuk f. Lingkungan tenang dan
mengurangi nyeri rileksasi batasi pengunjung.
nafas dalam atau distraksi g. Kolaborasi dengan dokter
i. Kolaborsi pemberian obat dalam pemberian
analgesik bila perlu analgetik.
(Injeksi ketorolac 30 mg,
Intravena, Bila perlu.)

Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus

dan teori yaitu ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori, bina

hubungan saling percaya, perkanalkan diri dan tujuan perawat, monitor

tekanan darah, nadi, suhu, lakukan peeriksaan fisik, observasi reaksi

verbal dan non verbal ketidaknyaman, yang ada pada teori yang tidak

dilakukan pada kasus Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstermitas


300

yang mengalami Selulitis, Lakukan kompres. Manajemen lingkungan :

Lingkungan tenang dan batasi pengunjung.

D. Implementasi

Pelaksanaan keperawatan dilakukan atas dasar rencana tindakan,

walaupun ada beberapa modifikasi tindakan yang diberikan. Hal itu

didasarkan pada kondisi pasien. Pada kasus ini terdapat rencana tindakan

yang bisa dilaksanakan dan ada juga rencana tindakan yang penulis tidak

laksanakan, dalam melakukan asuhan keperawatan penulis bekerjasama

dengan perawat, tim kesehatan lain yang ada seperti dokter dan didukung

oleh pasien dan keluarga yang kooperatif terhadap tindakan yang diberikan

adanya dukungan dan fasilitas dari rumah sakit. pelaksanaan implementasi

tidak ada kendala karena Ny. “M” sangat kooperatif. pelaksanaan telah

berhasil dilakukan sampai tahap evaluasi ada masalah yang belum teratasi

dan masalah yang teratasi yaitu :

1. PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder

akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0)

10^3/ul.

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat

dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi. Selain

itu intervensi perlu di lanjutkan Kaji tanda-tanda infeksi, Monitor

pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu., Lakukan Pemeriksaan fisik,

Dorong masukan cairan dan nutrisi, Lakukan medikasi/perawatan luka,

Lakukan penggantian alat misal infus minimal 4 hari satu kali, bila perlu
301

(untuk mengurangi tingkat infeksi), Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian antibiotik dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah untuk

melakukan pembedahan guna mengeluarkan pus yang ada pada kaki.

2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi

lokal dan nekrotik jaringan subkutis.

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat

dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi, selain

itu intervensi perlu di lanjutkan, Observasi balutan luka (Selulitis Pedis

Distra), Observasi luka (Selulitis Pedis Distra), Jaga kebersihan kulit

agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain). Jaga

kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering, Ganti balutan luka (bila

perlu, Monitor aktivitas dan mobilitas pasien, Monitor status nutrisi

pasien dan motivasi pasien dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah

untuk melakukan pembedahan guna merapikan jaringan kulit yang mati.

3. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dapat

dilaksanakan tanpa hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi

tetapi perlu selalu melakukan monitor suhu.

4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun dapat dilaksanakan tanpa

hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi tetapi perlu selalu

melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan mengobservasi

reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan


302

.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Pada diagnosa ini pasien kooperatif dan dapat mengikuti rencana yang

telah disusun sehingga tindakan keperawatan dapat teratasi sesuai dengan

rencana dan masalah teratasi.

E. Evaluasi Keperawatan

Dalam melaksanakan evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.Sifatnya menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan

teratasi atau belum teratasi.

Evaluasi yang dilakukan oleh penlis adalah evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diketahui secara langsung atau

beberapa saat setelah pelaksanaan. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat atau

diketahui setelah asuhan keperawatan dianggap selesai. Hasil evaluasi didapat

oleh penulis dilakukan dengan metode SOAP.

f. PK Infeksi

Pada diagnosa ini tujuan perawat mampu menatalaksanakan program

mengatasi infeksi dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian.

Masalah yang belum teratasi :

1) AL dalam batas normal 4,00-11,00 10^3/ul

2) Kaki tidak bengkak

Masalah yang teratasi :

1) Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit

2) Nadi normal : 60 – 100 x/Menit


303

3) Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg

4) Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC

g. Kerusakan integritas jaringan kulit

Pada diagnosa ini tujuan pasien mampu mempertahankan integritas

kulit dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian .

Masalah belum teratasi :

1) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tdak ada bengkak

(tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat

(kalor) pada area tersebut.

Masalah Teratasi :

1) Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan

mencegah cedra berulang.

2) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan

kulit dan perawatan alami (menghindari air pada luka (Selulitis

Pedis Distra))

h. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Pada diagnosa ini tujuan termoregulasi dalam rentang normal, dan

kriteria hasil masalah dapat teratasi.

Masalah teratasi :

6. Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit

7. Nadi normal : 60 – 100 x/Menit

8. Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg

9. Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC


304

10. tidak ada pusing, merasa nyaman

i. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Pada diagnosa ini tujuan berkurang atau hilang dan kriteria hasil

masalah dapat teratasi.

Masalah yang teratasi :

8. Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang skala nyeri 0-1

(0-4)

9. Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau

penurunan nyeri

10. Pasien tidak gelisah (Kenyamanan)

11. Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit

12. Nadi normal : 60 – 100 x/Menit

13. Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg

14. Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC

j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Pada diagnosa ini tujuan pasien paham dengan penyakit yang

dideritanya dan kriteria hasil masalah dapat teratasi.

dapat teratasi :

3. Pasien mampu menjelaskan kembali teori/penjelasan yang

telah di jelaskan tentang Selulitis.

4. Pasien mampu melakukan salah satu teori yang di jelaskan

tentang Selulitis. (menghidari luka terkena air, menghindari


305

faktor penyebab, mengetahui tanda dan gejala, cara

pencegahan, memakan-makan mengandung protein)

F. Dokumentasi Keperawatan

a. Keuntungan dan Kerugian

1) Keuntungan

a) Pencatatan sistem ini berfokus atau lebih menekankan pada

masalah pasien dan proses penyelesaian masalah dari pada

tugas dokumentasi.

2) Kerugian

a) Perencanaan (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi

dengan rencana tindakan.

b) Penulisan terlalu banyak sehingga membuat membingungkan

penulis dalam membaca.

G. Faktor Pendukung dan Penghambat

pelaksanaan ini pun ada beberapa pendukung yaitu :

1. Adanya izin dari direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta, penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada

pasien Ny “M” dengan Selulitis Pedis Distra” selama 3 x 24 Jam di

ruang melati.

2. Adanya arahan dan bimbingan dari pembimbing pendidikan maupun

dari pembimbing lapangan secara terus menerus dalam melaksanakan


306

asuhan keperawatan ini. Sehingga penulis mendapat wawasan dalam

melakukan studi kasus.

3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga,

perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi data. Sehingga

penulis dapat mengumpulkan data yang tepat dan yang perlu dilakukan

sebagai intervensi penulis dalam melaksanakan tugas.

pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :

1. Penulis membuat laporan studi kasus hanya di berikan waktu selama

10 hari untuk melakukan penulisan sehingga penyusunan laporan studi

kasus dirasa penulis kurang maksimal dan kesan seperti terburu-buru.

2. Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak

literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan

minimal ada 5 Buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber

informasi dalam penyusunan Laporan Studi Kasus dan

mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada

pasien Selulitis.
307

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan

Selulitis Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta” selama 3 x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan

11 Juni 2015 penulis mendapatkan pengalaman secara nyata dalam

melaksanakan asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian, perumusan

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,

dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian Ny ”M” dengan Selulitis Pedis Distra di

Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta penulis

telah memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pengkajian yang

terdiri dari pengumpulan data, analisa data yang akhirnya dapat

merumuskan diagnosa keperawatan.

Pada waktu melakukan pengkajian tidak semua tanda dan gejala

yang terdapat pada tinjauan pustaka muncul pada pasien. sehingga

asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan keadaan pasien.

139
308

2. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus Selulitis pedis Distra muncul 3 diagnosa sesuai teori

meliputi :

a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.

b. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon

inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.

c. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Diagnosa yang yang tidak sesuai dengan teori ada dalam kasus :

a. PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes,

skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30

(4,00 – 11,0) 10^3/ul.

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

3. Intervensi Keperawatan

Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana Asuhan

Keperawatan padaNy ”M” dengan Sekulitis Pedis Distra di Ruang

Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, meliputi

penentuan prioritas masalah keperawatan, penentuan tujuan,

penentapan kriteria hasil, penulisan intervrnsi keperawatan..

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan Asuhan Keperawatan padaNy ”M” dengan

Selulitis Pedis Distra di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta. Dilaksanakan sesuai tindakan keperawatan yang


309

dibuat, sedangkan penerapan pada pasien disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang dialami.

5. Evaluasi

Dari ke 5 diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas

jaringan kulit, Hipertermi, Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus

ini 3 diagnosa dapat teratasi Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan

dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian PK Infeksi, Kerusakan

Integritas kulit, setiap langkah dari tahap pelaksanaan penulis

mendokumentasikan baik pada status pasien maupun dalam asuhan

keperawatan yang penulis buat. Dokumentasi asuhan keperawatan ini

akan memberikan kemudahan bagi petugas dan pembaca lain yang

ingin mengetahui tindakan penatalaksanaan dan perkembangan pasien.

B. Saran

Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas terlihat

bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan

karena kondisi pasien yang masih memerlukan perawatan secara

komprehensif, maka penulis ingin mengajukan saran yang kiranya dapat

bermanfaat :

a. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Diharapkan agar perawat dan tim kesehatan lain tetap

mempertahankan kualitas kerjasamanya dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada pasien.


310

b. Bagi institusi pendidikan

Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak

literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan

minimal ada 5 Buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber

informasi dalam penyusunan Laporan Studi Kasus dan

mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada

pasien Selulitis.
311

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Wiwik, (2012), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ganggun Sistem

Hematologi, Jakarta, Selemba medika.

Arisanty Irma P., (2014), Manajemen Perawatan Luka, Jakarta, EGC.

Brown tony burns, Robin graham, (2005), Darmatologi, Jakarta, Erlanga.

Bilotta Kimberly A. J.,(2012), Kapita Selekta Penyakit, Jakarta, EGC.

Carpenito, Moyet., (2013), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.

Eron LJ., (2008) Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College of

Physicians.

Gillespie Stephen, Kaathleen bamford, (2009), At a Glance Mikrobiologi medis

dan infeksi, Jakarta, Erlanga.

Judith, (2012), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Diagnosis NANDA intervensi

NIC kriteria hasil NOC, Jakarta, EGC.

Muttaqin Arif, (2013), Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen,

Jakarta, selemba medika.

Widayatun Diah, (2012), Jurnal Teknik Model Pedokumentasian POR SOR CBE

Kardeks Dan Komputerisasi, Politeknik banjarnegara, Semarang.

Welsh, Kowalak, dkk., (2012), Buku Ajar Patofisiologi, Jakarta, EGC.

https://www.academia.edu/6117119/89203682-SELULITIS. di askes tanggal 18

Juni 2015, Jam 13.00 WIB

143
312

LAMPIRAN
313

Lampiran 1. Format pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

C. Identitas Pasien
Nama Pasien :
No. RM :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Suku :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Sumber Informasi :

Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Hubungan Dengan Pasien :
314

D. Riwayat Kesehatan
6. Keluhan Utama

7. Riwayat Penyakit Sekarang

8. Riwayat Penyakit Dahulu

9. Riwayat Penyakit Keluarga

10. Genogram
315

E. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


12. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

13. Pola Nutrisi

14. Pola Eliminasi

15. Aktivitas dan Latihan


No. Aktifitas Latihan Skoring
0 1 2 3 4
7. Makan/Minum
8. Toileting
9. Berpakaian
10. Mobilisasi di tempat tidur
11. Berpindah
12. Rom
Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 =
Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total

16. Tidur dan Istirahat


316

17. Sensori, Persepsi dan Kognitif

18. Konsep Diri


f. Identitas Diri

g. Gambaran Diri

h. Ideal Diri

i. Harga Diri

j. Peran Diri

19. Seksual dan Reproduksi

20. Pola peran Hubungan


317

21. Manajemen Koping Stres

22. Sistem Nilai dan keyakinan

F. Pemeriksaan Fisik
13. Keadaan umum :
14. Tingkat keasadaran :
15. GCS :
318

16. TTV :
S: ºC N: x/Menit TD : mmHg RR :
x/menit
17. Kepala

18. Mata, telinga, hidung


Mata :

Telinga :

Hidung :

19. Mulut

20. Leher

21. Dada/toraks
Inspeksi :

Palpasi :
319

Perkusi :

Auskultasi :

22. Abdomen
Inspeksi :

Auskultasi :

Palpasi :

Perkusi :

23. Genitalia

24. Ekstremitas
Atas :

Bawah :

25. Kulit

G. Pemeriksaan Penunjang
320

H. Terapi

I. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
321

Diagnosa Keperawatan Prioritas


322

Lampiran 2. Berkas catatan medik kasus Selulitis


RSUD. PANEMBAHAN SENOPATI
LAPORAN DIAGNOSA
PADA UNIT RAWAT INAP
ICD.X: L03
01/01/2015 - 31/05/2015
URUT ICD-10

Diagnosa Icd Tanggal Cm Nama Umur


CELLULITIS L03 01/07/2015 98546708 PONIYEM NY"B" 74:10:18
2 02/10/2015 98535346 JAIMAN BP 49:00:26
3 25/02/2015 98446807 CHAJATUL WALIDJAH 71:04:02
4 27/02/2015 98551195 SUKIRDI BP 66:02:15
5 03/11/2015 98247400 MUH MARYADI BP 85:10:07
6 27/03/2015 98538603 SRI WIHARJO/SATIYEM NY 75:02:26
CELLULITIS
OF OTHER
PARTS OF
LIMB L03.1 31/03/2015 98235884 SISWANTO BP 64:00:20
CELLULITIS,
UNSPECIFIE
D L03.9 01/08/2015 98546745 TRISANTO IGN 48:08:10
2 17/02/2015 98325438 PONIJAN/ADI SUMARTO 69:04:11
WARDI UTOMO / MUTINAH
3 26/03/2015 98552769 NY 82:02:25
AFIFIENNA
4 20/04/2015 98247891 FATHURROHMAN 13:03:10
5 21/04/2015 98414725 SLAMET 71:09:10
6 26/05/2015 98557412 FATHAN PUTRA HAFIZ W 1: 0:26
323

Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis


SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS

A. Latar Belakang
Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan
subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.
Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan
supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe
permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Penyebab
Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan
oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk
menghindari terkena Selulitis bias dilakukan dengan melembabka kulit
secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi
tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah
Topik : Kesehatan
Sub topik : Selulitis
Sasaran : Pasien dan keluarga Ny.M
Hari/tanggal : Rabu, 08 Juni 2015
Jam : 16.00
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang
324

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit
Selulitis.
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengertian penyakit Selulitis
b. Memahami penyebab penyakit Selulitis
c. Memahami cara mencegah penyakit Selulitis.
d. Memahami bagaimana gejala penyakit Selulitis.
D. Materi
Isi materi:
1. Pengertian penyakit Selulitis.
2. Penyebab penyakit Selulitis.
3. Cara pencegahan penyakit Selulitis.
4. Gejala penyakit Selulitis.

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Materi SAP
2. Lembar Balik
325

G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan;
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan
Memperhatikan dan
tujuan
mendengarkan
3. Menyebutkan
materi pokok
bahasan

2 15 menit Pelaksanaan:

1. Menjelaskan Menyimak dan


materi secara memperhatikan
berurutan.
2. Pengertian
penyakit Selulitis,
penyebab D
Selulitis,cara
mencegah
326

Selulitis, gejala
Selulitis.

3 10 menit Evaluasi;
Meminta saudara Bertanya dan
menjelaskan atau menjawab
menyebutkan pertanyaan.
pengertianpenyakit
Selulitis, penyebab
Selulitis , cara mencegah
Selulitis , gejala Selulitis.

4 2 menit Penutup:
Mengucapkan terima Menjawab salam.
kasih dan salam

H. Evaluasi
Hasil penyuluhan memberikan pertanyaan pada pasien.
1. Apa yang dimaksudpenyakit Selulitis?
2. Apa penyebab penyakit Selulitis?
3. Bagaimana cara pencegahan penyakit Selulitis?
4. Bagaimana gejala Selulitis?
327

Lampiran Materi
SELULITIS
A. Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga
jaringan subkutan. Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang
jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis
adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas
kearah samping dan ke dalam.

B. Penyebab Selulitis
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :  
a. Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
b. Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2. Penyebab lain : 
a. Gigitan binatang, serangga.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Pembekakan yang kronis pada kaki
g. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
h. Menurunnyaa daya tahan tubuh
328

i. Cacar air

C. Cara Pencegahan Selulitis


1. Jika memiliki luka,
a. Bersihkan luka setiap hari
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
2. Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

D. Gejala Selulitis
Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang
kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain
terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
E. Pengobatan
pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik
untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
329

pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan


resiko yang ada
330
331

Apa Itu Selulitis?


332
333

Penyebab Selulitis
334
335

Tanda
&
Gejala
336
337

Pencegahannya
338

PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS

Oleh :
339

Ditha Nugraha Nuryahutama

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA BANTUL


YOGYAKARTA
2015
A. PENGERTIAN

Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis,
biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.

B. PENYEBAB
1.      Infeksi bakteri dan jamur :  
c. Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
d. Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2.      Penyebab lain : 
a. Gigitan binatang, serangga.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Pembekakan yang kronis pada kaki
h.    Penyalahgunaan obat-obat terlarang

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang
kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain
340

terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
D. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik
untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan
resiko yang ada.
341

TERIMA KASIH
342

Anda mungkin juga menyukai