Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158
Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158
ii
iii
172
MOTTO
iv
173
PERSEMBAHAN
v
174
Dengan segala rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT atas
terselesaikannya Laporan studi kasus ini maka dengan hati yang tulus dan ikhlas
penulis mempersembahkan karya ini kepada :
1. Ayah dan ibu yang telah memberi samudra cinta, doa dan dukungan tanpa
tepi.
2. Eyang saya yang telah memberi cinta, doa dan dukungan selama 3 tahun saya
berada di jogja, terimakasih
3. Adik-adik saya yang sayang padaku dan aku sayangi
4. Pujaan hati yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa, terimakasih.
5. Ibu Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. dan Ibu Susanti, S. Kep.Ns. yang selalu sabar
untuk membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan laporan stadi kasus
ini dengan baik.
6. Bapak Eko Widodo, S.Kep.Ns. yang telah membimbing selama berada di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
7. Buat sahabat ku Aditya Saputra dan Nur Hisyam Asyari terimakasih kalian
sudah memberi semangat dan mau belajar bersama.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah bersama selama 3
tahun belajar bersama di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul
Yogyakarta.
9. Untuk almamaterku yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk
belajar menuntut ilmu dan membuatku merasa menjadi insani yang berarti,
tanpa ada dirimu tidak ada arti kutelusuri hidup ini. Tingkatkan Prestasimu.
175
KATA PENGANTAR
vi
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan studi
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. “M” Dengan
Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta” penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. I Wayan Sudana M.Kes. selaku direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan Laporan studi kasus.
2. Riana Dewi, S.Kep.MM selaku direktur Akademi Perawatan Karya Bakti
Husada Yogyakarta.
3. Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan
Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah
yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
4. Susanti, S.Kep.Ns. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan
Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah
yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
5. Eko Widodo, S.Kep. Ns. selaku pembimbing lahan dalam Studi Kasus
Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah memeberikan
bimbingan dan arahan selama di lahan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
6. Semua staf karyawan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
khususnya di ruang melati.
7. Semua staf karyawan Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul
Yogyakarta.
8. Teman-teman yang telah menjadi penyemangat dalam menyelesaikan
Laporan studi kasus.
9. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan studi kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan studi kasus yang telah
penulis buat masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis terima
demi kesempurnaan ini.
semoga Laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
vii
176
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
INTISARI xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
D. Ruang Lingkup 5
1. Lingkup Waktu 5
2. Lingkup Tempat 5
3. Lingkup Asuhan Keperawatan 5
4. Lingkup Mata Kuliah 5
E. Manfaat Penulisan 6
F. Metode Penulisan 7
G. Sistemetika Penulisan 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
ix
Halaman
Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs). 18
178
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum. 12
Gambar 2.2 Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin
and Soft-Tissue Infection 15
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis 16
Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of
Predisposition to the Condition 19
Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan 21
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
Halaman
180
INTISARI
xiii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
berbagai tingkat usia Penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan
jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan
lain – lain. Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan
melembabkan kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-
hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian
superficial.Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia. Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di
rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1
januari 2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas
Mempertimbangkan hal tersebut, maka penulis turut berperan aktif dalam
mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keparawatan
pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk Laporan studi kasus
berjudul “asuhan keperwatan pada Ny M dengan Selulitis pedis distra di ruang
Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut. (Depkes RI, 2011)
eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat
infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti
1
183
potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, lindungi tangan dan
sebesar 24,6 kasus per seribu penduduk per tahun dengan insidensi
terbesar pada pasien laki-laki usia 45-64 tahun. secara garis besar, terjadi
penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 kasus
menjadi 48,1 kasus per seribu populasi dari 1997-2005 dan pada tahun
2005 mencapai 14,2 juta kasus. data rumah sakit di Inggris melaporkan
sepuluh ribu populasi pada tahun 2001 dan 2002. Di spanyol dilaporkan
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia.
184
keperawatan pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk
Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Pada Pasien Ny “M” Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :
1. Lingkup Waktu
2. Lingkup Tempat
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Pedis Distra.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
b. Pendidikan
F. Metode Penulisan
1. Metode penyusunan
a. Data primer
a) Observasi
keperawatan.
b) Wawancara
c) Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Data sekunder
pemeriksaan penunjang.
189
G. Sistematika Penulisan
pasien dengan Selulitis Pedis Distrat yang terdiri dari 5 bab, adapun
keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
alami.
Sistem organ tubuh yang paling luas kulit tidak bisa terpisah
9
192
a. Epidermis
bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut
193
rambut.
neoplastik.
b. Dermis
c. Lapisan Subkutis
bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan
2013)
2. Pengertian Selulitis
kulit seperti gigitan atau luka, progonosis biasanya baik dengan terapi
2012)
195
2005)
Gambar 2.2Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and
Soft-Tissue Infection
196
3. Etiologi Selulitis
campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun
4. Patofisiologi Selulitis
(Kimberly, 2012).
kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang
200
kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan
mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi
anaerob yang lebih kompleks. bau busuk dan pewarnaan gram pus
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. lesi ini dangkal dan
5. Manifestasi Klinis
dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan
tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada
202
infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau
nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala
disertai nyeri tekan dan teraba hangat.Ruam kulit muncul secara tiba-
tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-
6. Komplikasi
(Kimberly, 2012)
radang.
c. Perburukan Selulitis
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
(Kimberly, 2012)
(ganggren))
1. Pengkajian
a. Anamnesis
menggigil.
b. Riwayat
c. Pemeriksaan Fisik
37,50C).
nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil dikulit atau
beberapa jam sebelum gejala ini sama sekali tidak ada. Abses
2. Diagnosa Keperawatan
inflamasi sistemik.
perubahan kesehatan.
207
2. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)
ekstermita
s yang
mengalam
i Selulitis.
3. Posisi
fisiologis
akan
meningkat
kan
asupan
O2 ke
jaringan
yang
4. Istirahatka mengalam
n Pasien. i
peradanga
n
subkutan.
mengatur
kan posisi
idealnya
adalah
pada arah
5. Lakukan yang
kompres. berlawana
n dengan
letak
Selulitis.
Bagian
tubuh
yang
mengalam
Manajeme i
n inflamasi
lingkunga lokal
n: dilakukan
imobilisas
i untuk
menurunk
6. Lingkunga an respon
peradanga
209
n tenang n dan
dan batasi meningkat
pengunjun kan
g. kesembuh
an.
4. Istirahat
diperluka
n selama
fase
akut.kond
isi ini
akan
meningkat
kan suplai
darah
pada
7. Kolaborasi jaringan
dengan yang
dokter mengalam
dalam i
pemberian peradanga
analgetik. n
5. Lakukan
kompres
pada area
inflamasi
dengan
cairan
NaCl 0,9
%
bertujuan
meningkat
kan
integritas
jaringan
dan
menurunk
an
respons
nyeri.
210
6. Lingkung
an tenang
akan
menurunk
an
stimulus
nyeri
eksternal
dan
pembatasa
n
pengunjun
g akan
membantu
meningkat
kan
asupan
O2
ruangan
yang
berkurang
apabila
banyak
pengunjun
g yang
berada
diruangan
.
.
7. Analgetik
memblok
lintasan
nyeri
sehingga
nyeri akan
berkurang
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
2. Hipertermi Setelah 1. Monitor 1. Monitor suhu
berhubungan dilakukan asuhan suhu sesering
dengan respon keperawatan sesering mungkin dapat
mengetahui
inflamasi selama 1 x 24 mungkin
sejauh
sistemik jam , mana.perkemba
termoregulasi ngan pasien
211
tindakan, tindakan
wajah rileks. untuk
mengurangi 4. Kontrol sensasi
kecemasan, pasien (dalam
beri menurunkan
lingkungan ketakutan) dengan
yang tenang cara memberikan
dan suasana informasi tentang
penuh keadaan pasien,
istirahat. menekankan pada
4. Tingkatkan penghargaan
kontrol terhadap sumber-
sensasi sumber koping
pasien (pertahanan diri)
yang positif.
5. Orientasi dapat
menurunkan
5. Orientasikan kecemasan
pasien
terhadap
prosedur
rutin dan
aktivitas 6. Dapat
yang menghilangkan
diharapkan ketegangan terhadap
6. Beri kekhawatiran yang
kesempatan tidak di ekspresikan
kepada
pasien untuk
mengungkap
kan 7. Berikan waktu untuk
ansietasnya. mengekspresikan
7. Berikan perasaan,menghilan
privesi untuk gkan cemas dan
pasien dan prilaku adaptasi
orang danya keluarga dan
terdekat. teman-teman yang
dipilih pasien
melayani aktivitas
dan pengaliahan
(misal : membaca)
akan menurunkan
perasaan terisolisasi
8. Meningkatkan
rileksasi dan
menurunkan
kecemasan
215
8. Kolaborasi :
berikan anti
cemas sesuai
indikasi,
contohnya
diazepam.
3. Implementasi Keperawatan
ini perawat menerapkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu lain yang
profesi lain.
216
4. Evaluasi Keperawatan
tercapai. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan menurut
a. Evaluasi proses
b. Evaluasi hasil
yaitu :
1) Tujuan tercapai
diharapkan.
A : Analisa masalah
P : Perencanaan
I : Implementasi
E : Evaluasi
keperawatan
C. Dokumentasi Keperawatan
kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam
a. Pengertian
b. Komponen
1) Data Dasar
Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi baik
a) Pengkajian keperawatan
c) Pemeriksaan fisik
masalah Pasien
c. Daftar Masalah
masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan
jawab.
220
3) Daftar ini berada pada bagian depan status Pasien dan tiap
asuhan
yang sama.
antara lain :
Revisi.
1) Keuntungan
asuhan keperawatan.
rencana asuhan.
223
2) Kerugian
tersedia.
sebelumnya.
a. Pengertian
b. Komponen
yaitu
d) Catatan keperawatan
a) Keuntungan
diidentifikasi
b) Kerugian
waktu.
226
pada awal.
Pasien.
Pasien.
banyak.
interpretasi/analisa.
a. Pengertian
b. Komponen
masing-masing.
c) Grafik record
SOAPIER)
g) Daftar diagnosa
dasar
228
1) Keuntungan
intervensi.
dipahami.
Pasien.
dokumentasi.
yang permanen.
2) Kerugian
tidak ada.
didokumentasikan.
4. KARDEKS
a. Pengertian
5. Sistem komputerisasi
pasien.
akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang
computer.
231
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nim : 20120191158
Yogyakarta
dokumentasi
Identitas Pasien
No. RM : 55.83.36
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :-
233
Pekerjaan 49 Tangga
: Ibu Rumah
Suku : Jawa
Penanggung Jawab
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis
Distra)
S : Skala Nyeri 4
sehingga bengkak
Pasien mengatakan belum pernah sakit dan belum pernah masuk rumah
sakit sebelumnya.
5. Genogram
235
puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum :
b. Sesudah :
albumin
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum :
berwarna kuning
khas urine
b. Sesudah :
berwarna kuning
berwarna kuning
2. Toileting √
3. Berpakaian √
5. Berpindah √
6. Rom √
a. Sebelum : Tidur pada malam hari kurang lebih 8 Jam, Tidur pada
b. Sesudah : Tidur pada malam hari kurang labih 5 Jam dan kadang
7. Konsep Diri
a. Identitas Diri
b. Gambaran Diri
c. Ideal Diri
d. Harga Diri
e. Peran Diri
mengatakan pasien menikah pada usia 50 tahun pasien tidak mau memiliki
Pasien mengatakan bila ada masalah dapat diselesaikan sendiri, bila tidak
5 waktu, namun pada saat di rumah sakit hanya dapat berdoa pada tuhan;
Pemeriksaan Fisik
3. GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5
4. TTV :
5. Kepala :
b. Palpasi : Kepala terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
kelainan.
a. Mata :
b. Telinga :
bersih.
b) Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri, tidak ada kelainan.
c. Hidung :
kelainan.
d. Mulut :
7. Leher
limfe.
b. Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, dan pasien tidak merasa nyeri
saat di sentuh
240
8. Dada/toraks
b. Palpasi : Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan.
9. Abdomen
10. Genitalia
11. Ekstremitas
Kekuatan Otot :
Atas : Anggota gerak atas lengkap kanan dan kiri, tidak ada
kelainan, ROM Mandiri, terpasang infus pada tangan sebelah kiri pada
pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi luka teraba
241
hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada
bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka
terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih
3 cm.
12. Kulit
Pada kulit keseluruhan kulit berwarna coklat dan tidak ada kelainan,
kecuali pada luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi
luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan
kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang
terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. 05 Juni 2015
b. 08 Juni 2015
c. 10 Juni 2015
2. Radiologi
a. 05 Juni 2015
Terapi
Analisa Data
- Pasien mengatakan
nyeri pada daerah
luka atau luka
(Selulitis Pedis
Distra)
- Pasien mengatakan
nyeri pada daerah
luka bila ditrkan.
DO :
- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- S : 36,5 ºC
245
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
- AL : 29,30
(4,00 – 11,0)
10^3/ul
- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- Terdapat luka
Selulitis Pedis
Distra
- kondisi luka teraba
hangat berwarna
merah ada juga yang
berwarna kuning
dan kehijauan, ada
bula-bula, terdapat
kulit yang mati, ada
beberapa luka yang
terbuka, luka
terbuka yang paling
besar ada pada
daerah betis
diameter luka
kurang lebih 3 cm.
DO :
- Pasien mengatakan
nyeri akibat jatuh
tertimpa batu
- P : Pasien
mengatakan nyeri
akibat jatuh dan
tertimpa batu bata
Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti diiris-iris
R : Pasien
mengatakan nyeri
pada luka dan
daerah luka
(Selulitis Pedis
Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan
timbul
DO :
- Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
- S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
- Pasien mengatakan
sebelumnya tidak
pernah kepelayanan
kesehatan seperti
puskesmas, rumah
sakit dan lainnya,
kecuali pada saat ini
dan pasien
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya
(Selulitis Pedis
Distra)
- Pasien mengatakan
247
tidak sekolah.
- DO : Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
10^3/ul.
2. Intervensi Keperawatan
PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAW
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
ATAN
HASIL
a) PK Infeksi Setelah dilakukan 1. Bina 1. Pasien dapat
asuhan hubungan percaya.
keperawatan saling
selama 3 x 24 Jam percaya 2. Pasien
di harapkan 2. Perkenalkan mengetahui
perawat mampu diri atau siapa perawat
menatalaksanakan tujuan dan tujuannya.
program mengatasi perawat 3. mengetahui
infeksi dengan adanya tanda-
kriteria hasil: 3. Kaji tanda- tanda infeksi.
1. AL dalam tanda infeksi 4. Mengetahui
batas normal perkembangan
4,00-11,00 4. Monitor dari pasien.
10^3/ul pernafasan,
2. Tidak ada nadi, 5. Mengetahui
tanda-tanda tekanan adanya
infeksi tdak darah, suhu. kelainan pada
ada bengkak fisik pasien.
(tumor), nyeri 5. Lakukan 6. Agar
(dolor), Pemeriksaan kebutuhan
kemerahan fisik nutrisi pasien
(rubor), dan dapat
teraba hangat 6. Dorong terpenuhi
(kalor). masukan 7. Untuk
3. Pernafasan
249
PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAWA
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
TAN
HASIL
b) Kerusakan Setelah dilakukan 13. Bina 1. Pasien dapat
integritas asuhan hubungan percaya dengan
jaringan kulit keperawatan saling perawat
250
jaringan penyembuhan
kulit yang 11. Memantau
mati pergerakan
agar pasien
tetap
23. Monitor beristirahat
aktivitas dan 12. Agar gisi dapat
mobilitas terpenuhi
pasien khususnya
dalam
24. Monitor penyembuhan
status nutrisi 13. Agar masalah
pasien dan pada kulit
motivasi dapat cepat
pasien teratasi.
25. Kolaboraasi
dengan
dokter bedah
bila perlu,
untuk
motivasi
atau
tindakan
ºC obat penurun
5. tidak ada demam, Bila
pusing, perlu
merasa
nyaman
Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injury
fisik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
4. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Bina 1. Agar pasien
berhubungan tindakan asuhan hubungan percaya
dengan agen injury keperawatan saling dengan
fisik selama 3 x 24 percaya perawat.
Jam nyeri 2. Perkenalkan 2. Agar pasien
berkurang atau diri atau mengetahui
hilang dengan tujuan perawat dan
kriteria hasil : perawat tujuannya
1. Secara 3. Monitor 3. Mengetahui
subjektif Tekanan tingkat
melaporkan darah, nadi, perkembanga
nyeri suhu. n pasien
berkurang .
skala nyeri 4. Lakukan 4. Mengetahui
0-1 (0-4) Pemeriksaan kelainan fisik
2. Dapat fisik pasien.
mengidentif 5. kajian 5. Mengetahui
ikasi nyeridengan skala nyeri
aktifitas pendekatan pasien dan
yang PQRST dan ketidaknyam
meningkatk kaji secara anan
an atau komprehensi 6. Mengetahui
penurunan f ketidaknyam
nyeri 6. Observasi anan
3. Pasien tidak reaksi
gelisah nonverbal/ve 7. Pasien dapat
(Kenyamana rbal ketidak beristirahat
n) nyamanan dengan
4. Pernafasan 7. Berikan nyaman.
normal : 12 tempat tidur 8. Pendekatan
– 20 yang bersih dengan
x/Menit dan nyaman menggunaka
5. Nadi normal 8. Ajarkan n rileksasi
253
3. Implementasi Keperawatan
A : Ma
P : Lan
1-
Keperawatan
PK Infeksi Jam : 1
S:
16.00 - Memonitor pernafasan, nadi, tekanan (Ditha) - P
darah, suhu. ti
lu
17.50 - Kolaborasi pemberian skin test P
amikacin 0,1 cc, sub cutan, kurang O:
lebih 15 menit untuk mengetahui alergi - Pa
atau tidak alergi,. (Ditha) se
- S
N
18.05 - Kolaborasi pemberian injeksi amikacin (Ditha) TD
2 ml, Intravena R
- La
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) A
1 gram, intravena (4
A : Ma
P : Lan
1
A:M
P:L
Keperawatan
Kerusakan integritas Jam : 1
jaringan kulit S:
berhubungan dengan 17.00 - Merapikan tempat tidur pasien (Ditha) - P
respon inflamasi lokal ap
dan nekrotik jaringan O:
subkutis. - Pa
se
- Te
be
- Se
di
A : Ma
P : Lan
1
- S
A : Ma
P : Lan
1-4
- S
A : Ma
P : Lan
1-4
- K
- S
20.00 - Selimuti pasien (Ditha)
A : Ma
P : Lan
1-4
21.00 - Kolaborasi pemberian paracetamol
infus 250 ml, intravena
(Ditha)
O:
-
A:M
P:L
1-
N
TD
R
A : Ma
P : Lan
-
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
keterbatasan kognitif - P
ti
08.00 - Mengkaji tingkat pengetahuan pasien (Ditha) k
ru
p
m
te
P
- P
se
O:
- P
se
A: M
P : La
1
264
- P
se
A : Ma
P : Lan
O:
- P
se
A : Ma
P : Lan
A:M
P:L
PK Infeksi Jam : 1
S:
15.00 - melakukan penggantian infus dengan - P
tranfusi set (untuk mengurangi tingkat (Ditha) ti
infeksi) O:
- Pa
16.00 - memonitor pernafasan, nadi, tekanan se
darah, suhu. (Ditha) - S
(Ditha) N
18.00 - Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim (Ditha) TD
18.00 1 gram, intravena R
- La
- Kolaborasi pemberian injeksi amikacin A
2 ml, Intravena (4
A : Ma
P : Lan
1
18.00 P : Lan
1
(Ditha)
- Pa
- Pa
269
05.00 (Ditha) A : Ma
P : Lan
- 1
- S
A : Ma
P : Lan
-
1-4
Keperawatan
Hipertermi Jam. 1
berhubungan dengan
16.00 - Memonitor suhu sesering mungkin S:
respon inflamasi
sistemik (Ditha) O:
- S
A : Ma
P : Lan
1-4
- S
A : Ma
P : Lan
1-4
271
P : Lan
1-7
O:
-
16.00 - Pa
se
(Ditha) - Pa
A : Ma
P : Lan
1-7
P : Lan
1-7
- P
se
A : Ma
P : Lan
1-7
A : Ma
P : Lan
- 1
- P
- k
m
A : Ma
P : Lan
P : Lan
1
P : Lan
-
-
O:
07.00 - menjaga kebersihan balutan agar tetap (Ditha) -
bersih dan kering
-
07.00 - mengobservasi balutan luka (Selulitis (Ditha)
Pedis Distra)
A:M
09.30 - merapikan jaringan kulit yang mati (Ditha)
P:L
277
- Pa
se
18.00 - B
A : Ma
(Ditha)
P : Lan
21.30 se
- Pa
- Merapikan tempat tidur A : Ma
05.00 (Ditha) P : Lan
(Ditha) -
-
- S
A : Ma
-
P : Lan
1-4
Keperawatan
Hipertermi Jam : 1
berhubungan dengan
16.00 - Memonitor suhu sesering mungkin (Ditha) S:
respon inflamasi
sistemik O:
- S
A : Ma
P : Lan
1-4
- S
A : Ma
P : Lan
- O
p
281
P : Lan
O:
16.00 (Ditha) - Pa
se
- Pa
A : Ma
P : Lan
- P
se
A : Ma
P : lan
(Ditha) A:M
P:H
-
285
4. Evaluasi Keperawatan
a. PK Infeksi
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
Data Subjektif :
Data Objektif :
- S : 36,5 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
AL : 29,30
P : Lanjutkan intervensi
- 1-10
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
Data Subjektif :
Data Objektif :
P : Lanjutkan intervensi
- 1-13
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
Data Subjektif :
Data Objektif :
- S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
Data Subjektif :
- (Pasien tertidur)
Data Objektif :
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai dengan
Data Subjektif :
di dampingi selama di RS
pelan-pelan.
Data Objektif :
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
D. Dokumentasi Keperawatan
3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga,
10 hari.
yogyakarta.
290
BAB IV
Pembahasan merupakan salah satu tahap dalam penulisan laporan studi kasus
dimana didalamnya berisi tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada
sehingga tercermin suatu penulisan antara pengamatan tentang teori yang ada
dengan aplikasi yang ada dalam situasi nyata dan kesenjangan ini dipecahkan
didapatkanadanyakesenjanganantarateoridankasus. pembahasanuntuktiap-tiap
proses keperawatanadalahsebagaiberikut:
A. Pengkajian
122
291
Dari hasilpengkajianpadakasusdidapatkanadanyakesenjangandenganteori.
a) Suhu
tanggal 08 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam), suhu pasien 38,5 0C, hal
suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi menyebar ke
b) Integumen
luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis pedis distra), kondisi luka
teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan
luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) pada fase
mengelupas.
Tekanan Darah : 120/80 mmHg (Normal). Hal itu tidak sesuai dengan
rendah.
termasuk tinggi yaitu 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul. Pada teori (Muttaqin
Arif, 2013) pada fase awal tidak membahas secara pasti mengenai
infeksi.
B. DiagnosaKeperawatan
pasien pada waktu pengkajian, baik masalah yang aktual maupun masalah
diagnosa keperawatan.
293
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni
Data Subjektif :
Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
Data Objektif :
Data Subjektif :
294
sehingga bengkak.
Data Objektif :
iv. kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang
yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang
paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3
cm.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013)Pada fase awal kulit
menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk yang
mengelupas,
sistemik
Data Subjektif :
Data Objektif:
2. S : 38,5 ºC
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) (Pada saat
2015 Jam 21.00 (Malam)), suhu pasien 38,50C, Pada teori Selulitis
295
ditandai suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi
kasus
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni
1. PK : Infeksi
Data Subjektif :
pedis distra)
Data Objektif :
10^3/ul
Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) pade fase awal tidak dibahas
Juni 2015 .
Data Subjektif :
296
Data Objektif :
dalamkasus
C. Intervensi
yang berbeda – beda. Perencanaan yang ditetapkan untuk diagnosa yang juga
mengacu pada teori juga dimodifikasikan dengan mengacu pada teori Arif
Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus
2015).
sistemik
keperawatan.
Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus
dan teori yaitu ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori, bina
verbal dan non verbal ketidaknyaman, yang ada pada teori yang tidak
D. Implementasi
didasarkan pada kondisi pasien. Pada kasus ini terdapat rencana tindakan
yang bisa dilaksanakan dan ada juga rencana tindakan yang penulis tidak
dengan perawat, tim kesehatan lain yang ada seperti dokter dan didukung
oleh pasien dan keluarga yang kooperatif terhadap tindakan yang diberikan
tidak ada kendala karena Ny. “M” sangat kooperatif. pelaksanaan telah
berhasil dilakukan sampai tahap evaluasi ada masalah yang belum teratasi
10^3/ul.
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat
Lakukan penggantian alat misal infus minimal 4 hari satu kali, bila perlu
301
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat
agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain). Jaga
kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering, Ganti balutan luka (bila
pasien dan motivasi pasien dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah
.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini pasien kooperatif dan dapat mengikuti rencana yang
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan oleh penlis adalah evaluasi proses dan evaluasi
hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diketahui secara langsung atau
beberapa saat setelah pelaksanaan. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat atau
f. PK Infeksi
Masalah Teratasi :
Pedis Distra))
Masalah teratasi :
Pada diagnosa ini tujuan berkurang atau hilang dan kriteria hasil
(0-4)
penurunan nyeri
dapat teratasi :
F. Dokumentasi Keperawatan
1) Keuntungan
tugas dokumentasi.
2) Kerugian
ruang melati.
3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga,
penulis dapat mengumpulkan data yang tepat dan yang perlu dilakukan
pasien Selulitis.
307
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
139
308
2. Diagnosa Keperawatan
meliputi :
Diagnosa yang yang tidak sesuai dengan teori ada dalam kasus :
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
B. Saran
bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan
bermanfaat :
pasien Selulitis.
311
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Wiwik, (2012), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ganggun Sistem
Physicians.
Widayatun Diah, (2012), Jurnal Teknik Model Pedokumentasian POR SOR CBE
143
312
LAMPIRAN
313
FORMAT PENGKAJIAN
C. Identitas Pasien
Nama Pasien :
No. RM :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Suku :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Sumber Informasi :
Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Hubungan Dengan Pasien :
314
D. Riwayat Kesehatan
6. Keluhan Utama
10. Genogram
315
g. Gambaran Diri
h. Ideal Diri
i. Harga Diri
j. Peran Diri
F. Pemeriksaan Fisik
13. Keadaan umum :
14. Tingkat keasadaran :
15. GCS :
318
16. TTV :
S: ºC N: x/Menit TD : mmHg RR :
x/menit
17. Kepala
Telinga :
Hidung :
19. Mulut
20. Leher
21. Dada/toraks
Inspeksi :
Palpasi :
319
Perkusi :
Auskultasi :
22. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
23. Genitalia
24. Ekstremitas
Atas :
Bawah :
25. Kulit
G. Pemeriksaan Penunjang
320
H. Terapi
I. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
321
A. Latar Belakang
Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan
subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.
Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan
supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe
permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Penyebab
Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan
oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk
menghindari terkena Selulitis bias dilakukan dengan melembabka kulit
secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi
tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah
Topik : Kesehatan
Sub topik : Selulitis
Sasaran : Pasien dan keluarga Ny.M
Hari/tanggal : Rabu, 08 Juni 2015
Jam : 16.00
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang
324
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit
Selulitis.
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengertian penyakit Selulitis
b. Memahami penyebab penyakit Selulitis
c. Memahami cara mencegah penyakit Selulitis.
d. Memahami bagaimana gejala penyakit Selulitis.
D. Materi
Isi materi:
1. Pengertian penyakit Selulitis.
2. Penyebab penyakit Selulitis.
3. Cara pencegahan penyakit Selulitis.
4. Gejala penyakit Selulitis.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Materi SAP
2. Lembar Balik
325
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan;
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan
Memperhatikan dan
tujuan
mendengarkan
3. Menyebutkan
materi pokok
bahasan
2 15 menit Pelaksanaan:
Selulitis, gejala
Selulitis.
3 10 menit Evaluasi;
Meminta saudara Bertanya dan
menjelaskan atau menjawab
menyebutkan pertanyaan.
pengertianpenyakit
Selulitis, penyebab
Selulitis , cara mencegah
Selulitis , gejala Selulitis.
4 2 menit Penutup:
Mengucapkan terima Menjawab salam.
kasih dan salam
H. Evaluasi
Hasil penyuluhan memberikan pertanyaan pada pasien.
1. Apa yang dimaksudpenyakit Selulitis?
2. Apa penyebab penyakit Selulitis?
3. Bagaimana cara pencegahan penyakit Selulitis?
4. Bagaimana gejala Selulitis?
327
Lampiran Materi
SELULITIS
A. Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga
jaringan subkutan. Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang
jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis
adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas
kearah samping dan ke dalam.
B. Penyebab Selulitis
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
b. Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Pembekakan yang kronis pada kaki
g. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
h. Menurunnyaa daya tahan tubuh
328
i. Cacar air
D. Gejala Selulitis
Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang
kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain
terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
E. Pengobatan
pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik
untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
329
Penyebab Selulitis
334
335
Tanda
&
Gejala
336
337
Pencegahannya
338
PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS
Oleh :
339
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis,
biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.
B. PENYEBAB
1. Infeksi bakteri dan jamur :
c. Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
d. Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
D. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik
untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan
resiko yang ada.
341
TERIMA KASIH
342