Instalasi Pompa
Instalasi Pompa
I. Tujuan Percobaan
1. Merangkai instalasi pemipaan sesuai dengan rangkaian yang diberikan
2. Mengetahui jenis sambungan, katup, dan pipa yang digunakan
3. Mengetahui sistem instalasi pompa yang disusun secara seri dan paralel dan tunggal
4. Mengetahui perbedaan pengaruh instalasi pompa terhadap head dan debit yang
dihasilkan.
Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pompa pilihan untuk berbagai
aplikasi. Riset dan pengembangan menghasilkan peningkatkan kemampuan dan dengan
ditemukannya material konstruksi yang baru membuat pompa memiliki cakupan bidang
yang sangat luas dalam penggunaannya. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini
ditemukan efisiensi 93% lebih untuk pompa besar dan 50% lebih untuk pompa kecil.
Pada fase selanjutnya pompa sentrifugal ini paling banyak digunakan di pabrik
kimia. Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk memindahkan berbagai macam fluida,
mulai dari air, asam sampai slurry atau campuran cairan dengan katalis padat (solid).
Dengan desain yang cukup sederhana, pompa sentrifugal bisa disebut sebagai pompa
yang paling populer di industri kimia.
Dimana;
g = 32.2 Feet/Detik2
Itulah sebabnya mengapa kita harus selalu mendasarkan pada pemahaman head
fluida dalam feet/meter dan bukan pada tekanan, saat menghadapi pompa centrifugal.
Suatu pompa dengan suatu jenis impeller dan dengan suatu kecepatan, akan menaikkan
fluida pada ketinggian tertentu tanpa perlu menghiraukan berat fluida sebagaimana
terlihat pada gambar 1 di bawah ini:
Fig. 1 Pompa yang identik akan dapat melayani fluida dengan berbagai tingkat
kekentalan.
Fig. 2-a Suction Lift : Menunjukkan besaran Head Statis dalam sebuah sistem
pemompaan dimana Pompa terletak di posisi lebih tinggi dari Tangki tempat
penghisapan. (Static Suction Head)
SUCTION HEAD terjadi saat sumber suplai di atas garis tengah pompa. Jadi
STATIC SUCTION HEAD adalah jarak vertikal dalam satuan feet atau meter dari garis
tengahpompa hingga ketinggian fluida yang dipompa.
Kasing dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk
menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi kasing yang kedua adalah memberikan
media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler. Oleh karena itu
kasing pompa harus dirancang untuk:
Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan tekanan dan
kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan sedemikian rupa,
sehingga terdapat perubahan kecepatan ke dalam tekanan yang sempurna. Oleh karena
ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan. Zat cair ini bergerak dalam aliran
yang tak terputus-putus dari saluran isap melalui pompa ke saluran kempa.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan
berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk
menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH),
flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve
dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat
tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa
yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi
dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa
ialah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL).
Namun disamping memiliki keunggulan pompa sentrifugal ini juga tidak luput dari
yang namanya kelemahan. Adapun kelemahan dari pompa ini adalah:
a. Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak
dapat memompakan udara).
b. Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume
yang kecil.
c. Tidak self priming, walaupun dengan desain khusus dapat dibuat menjadi self
priming.
d. Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil.
1. Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan
karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam betuk losis. Efisiensi pompa
adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk menghitung losis ini. Efisiensi pompa ini
terdiri dari :
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat
sejumlah zat cair pada ketinggian tertentu.
Pada operasi pompa ini, biasanya bertujuan untuk melihat kinerja dari pompa
yang digunakan karena dengan menggunakan karakteristik pompa yang berbeda, maka
dapat dilihat perbedaan dari pompa yang digunakan itu.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan ( pompa, ellbow, fitting, dan
air).
2. Merancang sketsa gamabar instalasi pompa secara ( tunggal ,Seri & parallel)
5. Setelah semua persiapan telah selesai hidupkan pompa dan biarkan beroperasi
selama kurang lebih 1 menit hingga laju alir stabil dan pastikan tidak ada aliran
yang tersumbat/terganggu.
6. Setelah stabil lakukan pengukuran laju alir pada setiap jenis instalasi pompa
sebanyak 5 kali percobaan.
DATA PENGAMATAN
TUNGGAL POMPA 1
TUNGGAL POMPA 2
TUNGGAL
POMPA
SERI
POMPA 1 POMPA 2
POMPA 2 POMPA 1
PARALEL
POMPA 1
SUMBER AIR
TANGKI AIR
POMPA 2
Analisa Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada
paraktikum ini yaitu menyusun instalasi pompa secara tunggal seri dan paralel.
Instalasi pompa akan dilakukan dengan bebagai macam rangkaian yaitu dengan
rangkaian seri, pararel, dan tunggal dimana perbedaan ini befungsi untuk
mengetahui pengaruh instalasi pompa terhadap head dan debit yang dihasilkan dari
masing masing rangkaian. Percobaan yang pertama yaitu dengan rangkaian tunggal,
dimana volume air yang dihasikan yaitu 0,0029 m3. Nilai tersebut merupakan nilai rata
rata dari 5 kali pengukuran dengan waktu 10 detik. Pengambilan pengukuran sampel
rangkaian dilakukan sebanyak 2 kali dimana hasil nilai pengukuran kedua yaitu dengan
volume sebesar 0,00404 m3 dan debitnya 0,0404m3/s. Percobaan yang kedua yaitu
menggunakan rangkaian seri dengan rata rata pengukuran pertama yaitu dengan nilai
volume sebesar 0,0072 m3 dengan debit sebesar 0,072m3/s. pada pengukuran kedua dalam
rangkaian seri yaitu dengan volume sebesar 0,0081 m3 dan debit sebesar 0,081m3/s. pada
pengukuran rangkaian pararel dibuat menjadi berbagai sistem yaitu sistem tertutup dan
sistem terbuka dengan pengujian sebanyak dua kali dengan berbagai macam variasi. Yang
pertama dalam rangkaian Paralel dengan variasi pompa 1 (open ) pompa 2 (close) didapat
nilai volume sebesar 0,00245 m3 dengan debit sebesar 0,0245 m3/s. Pada pengujian kedua
dengan variasi pompa 1 (close ) pompa 2 (open) didapatkan nilai volume sebesar 0,00506
m3 dengan debit sebesar 0,0506 m3/s. Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa
rangkaian dari pompa dapat mempengaruhi volume dan debit yang dihasillkan dari pompa
tersebut.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Rangkaian tunggal
Volume m3 Debit m3/s
0,0029 0,029
0,00404 0,0404
2. Rangkaian seri
Volume m3 Debit m3/s
0,0072 0,072
0,0081 0,081
3. Rangkaian pararel
a. Pompa 1 (open ) Pompa 2 (close)
Volume m3 Debit m3/s
0,00245 0,0245
b. Pompa 1 (open ) Pompa 2 (close)
Volume m3 Debit m3/s
0,00506 0,0506
Daftar Pustaka
Jobshet.2016. Penuntun Praktikum Mesin Konversi Energi “Pompa Sentrifugal” .
Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi. Politeknik Negeri Sriwijaya :
Palembang.
GAMBAR ALAT
LAPORAN PRAKTIKUM
MESIN KONVERSI ENERGI
“Instalasi Pompa”
OLEH :
Kelompok I
Leni Desi Susanti 0614 4041 1730
M. Ihsan Kamil 0614 4041 1731
Maria Siholmarito Simorangkir 0614 4041 1733
Monica Kharisma Tama 0614 4041 1734
Muhammad Abdul Jabbar 0614 4041 1735
Muhammad Aditya 0614 4041 1736
Muhammad Fadil Taufik 0614 4041 1737
Steven R.M.S. 0614 4041 1739
Yoga Suprayogi 0614 4041 1740
Rizka Perwita Sari 0614 4041 2037