SKOR
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Memeriksa/ menentukan kesadaran pasien, dengan memanggil
namanya, menepuk bahu dll dan sekaligus menilai pola nafas
dengan look, listen, dan feel.
A (alertness)
V (verbal) : Pak, pak
P (pain) : Rangsang nyeri pada sternum atau supraorbita
U (unresponsive)
Berteriak minta tolong/aktivasi sistem emergensi
“Tolong…tolong… ada korban laki – laki umur 50 tahun
dalam kondisi tidak sadar di perempatan bangjo Ngoresan”
Telepon 811 “Halo, dengan bagian emergensi ? Tolong
segera kirim ambulans di perempatan bangjo Ngoresan.
Disini ada korban laki – laki umur 50 tahun dalam kondisi
tidak sadar setelah tertabrak motor”
Posisi pasien harus tidur terlentang, dipertahankan pada posisi
horisontal dengan alas yang keras dengan kedua tangan di
samping.
Posisi penolong, berlutut sejajar di samping kanan atau kiri
pasien.
Penilaian breathing
Jika tidak ada napas selama 10 detik, maka segera berikan
napas buatan dengan mouth-to-mouth atau bag-and-valve mask
Mouth-to-mouth
Pastikan jalan napas tidak tersumbat
Jepit hidung dengan ibu jari dan telunjuk, lakukan head tilt –
chin lift atau jaw thrust
Tarik napas panjang kemudian tempelkan bibir penolong ke
mulut korban dengan rapat
Hembuskan napas selama 1 detik Amati pengembangan
dinding dada
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai Bobot
0 1 2
1. Berkomunikasi dengan pasien dan menjelaskan tujuan dari 2
pembebatan dan meminta persetujuan tertulis pasien dan/atau
keluarga (informed consent)
“Selamat siang, perkenalkan nama saya dr. Evan dokter yang
sedang jaga di rumah sakit ini”
Ini dengan bapak siapa ?
Umurnya berapa tahun ?
Pekerjaan sehari – hari sebagai apa ?
Datang kesini ada keluhan apa ?
“Untuk menindaklanjuti keluhan yang bapak alami, saya akan
memeriksa kaki Bapak dan apabila diperlukan, maka saya akan
memasang bebat (atau bidai) pada kaki Bapak. Tujuannya adalah
untuk menutup luka meminimalisasi gerakan sendi sehingga nyeri
dan bengkak nya bisa berkurang”
“Setelah saya berikan penjelasan tadi, apakah bapak bersedia ?”
2. Cuci tangan sesuai prosedur (sebelum dan setelah tindakan) 1
3. Inspeksi dan palpasi bagian tubuh yang terluka, memeriksa 1
neurovaskuler di bagian distal luka dan range of motion.
Bebat dilakukan apabila hanya luka atau keseleo, tidak ada fraktur
Inspeksi (Look)
Terdapat hematoma dan edema pada regio cruris 1/3 distal
(Tidak) ada deformitas
Bagian distal luka tampak nomal dan tidak pucat
Tidak ada jaringan nekrotik
Palpasi (Feel)
“Nyeri atau tidak, pak ? Terdapat nyeri tekan”
Suhu teraba hangat
ROM (Move)
“Coba tolong lutut dan tumitnya digerakkan, Pak. Apakah terasa
nyeri atau lumpuh ?” Jika pasien tidak bisa menggerakkan, maka
lakukan ROM pasif
“Terdapat keterbatasan fleksi dan eksteni genu karena nyeri”
“(Tidak) ada krepitasi
Pemeriksaan neurovascular di bagian distal
Palpasi bagian distal luka Raba denyut nadi Gerakkan sendi
Pain dan pallor : “Bagian distal luka tidak nyeri dan tidak pucat”
Pulse : “Denyut a. tibialis anterior dan a. dorsalis pedis teraba,
iramanya kuat dan regular”
Paresthesia : “Sensibilitas normal, tidak mati rasa”
Paralisis : “Tidak ada paralisis”
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai Bobot
0 1 2
1. Berkomunikasi dengan pasien dan menjelaskan tujuan dari 2
tindakan dan meminta persetujuan tertulis pasien dan/atau
keluarga (informed consent)
2. Cuci tangan sesuai prosedur (sebelum dan setelah tindakan) 1
3. Inspeksi dan palpasi bagian tubuh yang terluka, memeriksa 1
neurovaskuler bagian distal luka, dan range of motion
Bidai dilakukan apabila fraktur
Tanda – tanda fraktur
Look : Edema, hematoma, bagian distal pucat, ada
deformitas atau shortening
Feel : Nyeri, gangguan sensorik, krepitasi
Move : Tidak bisa digerakkan, paralisis
4. Perlindungan diri (sarung tangan steril) 1
5. Memberikan perawatan I pada luka (dengan disinfektan, kasa 1
steril, reposisi, menutup luka / pembebatan)
6. Memilih splint yang tepat dengan tulang yang patah 2
7. Melakukan prosedur pemasangan splint dengan benar meliputi 2
dua sendi di proksimal dan distal tulang yang patah
Prinsip pemasangan
Lepas sepatu, jam tangan, atau accesories korban
Bidai melalui 2 sendi, yaitu di bagian proksimal dan distal
dari tempat fraktur
Fraktur humerus
Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan
menghadap ke dalam
Bidai dari siku sampai bahu
Lengan bawah ditopang dengan arm sling
Jika siku juga patah, maka biarkan tangan menggantung
Fraktur antebrachii
Letakkan tangan pada dada
Bidai dari siku sampai dorsum manus
Lengan ditopang dengan arm sling
8. Memeriksa hasil pemasangan splint: terlalu kencang? Mudah 2
lepas? Membatasi gerakan sendi normal? Mengimobilisasi
ekstremitas yang terluka?
“Bagaimana, Pak ? Apakah terlalu ketat atau terlalu longgar ?
Kemudian saya akan evaluasi kembali ekstremitas distal
Warna kulit normal tidak pucat
Masih bisa merasakan sentuhan, Pak ? Apakah mati rasa ?
Kakinya bisa digerakkan atau tidak ?
Denyut a. dorsalis pedis teraba, irama kuat dan regular
Capillary refill time kurang dari 2 detik
9. Edukasi pada pasien untuk menjaga stabilitas fraktur dan 2
merujuk pasien dengan kondisi terpasang bidai ke dokter
bedah orthopaedi
“Pemasangan bidai sudah selesai, Pak. Jadi, pembidaian ini
hanya merupakan penanganan awal saja. Untuk penanganan
lebih lanjut, Bapak akan saya rujuk ke dokter ortopedi, ya?”
10. Menjelaskan masa penyembuhan tulang, waktu serta 1
keuntungan dan kerugian pemasangan bidai
”Untuk masa penyembuhannya, kira – kira sekian minggu.
”Selama penyembuhan, kakinya jangan terlalu banyak
begerak, ya Pak”
”Selain itu, sebaiknya juga mengonsumsi makanan yang
banyak mengandung protein, kalsium, vitamin D, vitamin
C, dan vitamin K seperti daging, ikan, telur, kacang, susu
dan olahannya, buah – buahan, dan sayuran hijau”
Waktu penyembuhan dengan Perkin’s time table
Jenis Fraktur Union Konsolidasi
Ekstremitas Spiral, oblique 3 minggu 6 minggu
superior Transversal 6 minggu 12 minggu
Ekstremitas Spiral, oblique 6 minggu 12 minggu
inferior Transversal 12 minggu 24 minggu
Cara Lainnya
Jenis Fraktur Konsolidasi
Ekstremitas Spiral, oblique 6 – 8 minggu
superior Transversal 7,5 – 10 minggu
Ekstremitas Spiral, oblique 12 – 16 minggu
inferior Transversal 15 – 20 minggu
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
HETEROANAMNESIS
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai Bobot
0 1 2
1 Memberikan salam saat pertama kali bertemu 1
”Selamat pagi, perkenalkan saya dr. Evan yang jaga di
rumah sakit ini”
2 Menanyakan identitas penderita 1
Orang tua
”Ini dengan ibu siapa ?”
”Umurnya berapa tahun ?”
”Pekerjaan sehari – hari sebagai apa ?”
”Alamat rumahnya dimana ?”
Anak
”Nama anaknya siapa ?”
”Umur anaknya berapa tahun ?” (tahun – bulan)
”Jenis kelaminnya laki – laki atau perempuan ?”
3 Menanyakan berat badan / menimbang 1
”Terakhir kali ditimbang, berat badan anaknya berapa ?”
Menimbang berat badan
”Saya akan menimbang berat badan anak/bayi
menggunakan timbangan injak/baby scale. Sebelumnya,
saya akan melepaskan pakaian, melepaskan sepatu, dan
barang – barang yang tampak berat”
4 Menanyakan keluhan utama 2
”Anaknya dibawa kesini ada keluhan apa ?”
5 Menanyakan onset dan kronologi 2
”Keluhannya sudah berapa hari ?” Kemudian muncul secara
mendadak atau bertahap ?”
6 Menanyakan intake makanan/minum 2
”Anaknya mendapatkan ASI atau susu formula ?”
”Kenapa anaknya dikasih susu formula ? Apakah ada
alergi ASI ?”
”Nafsu makannya baik atau tidak ? ”Sehari minum ASI/
susu formula berapa kali ?”
”ASI nya lancar atau tidak ? Ada keluhan saat
memberikan ASI ? Misalnya anak rewel, tidak mau
menyusu, ASI tidak keluar, puting terasa nyeri ?”
”Sudah mendapatkan makanan lain ? Apa saja ? Sehari
makan berapa kali ? Porsinya banyak atau sedikit ?”
”Anaknya muntah atau tidak ? Sehari muntah berapa
kali ? Jumlahnya banyak atau sedikit ?”
7 Menanyakan riwayat penyakit lain yang dapat menimbulkan 2
keluhan utama
8 Menanyakan faktor-faktor yang memperberat keluhan 2
”Keluhannya memberat saat apa ?”
9 Menanyakan faktor-faktor yang meringankan keluhan 2
”Keluhannya lebih enakan kalau apa ? Apakah sudah
dikasih obat ? Kalau sudah, apakah sakitnya berkurang ?”
10 Menanyakan gejala penyerta 2
”Apakah ada keluhan lainnya ?”
11 Menanyakan riwayat penyakit dahulu yang relevan 2
”Apakah sebelumnya anaknya pernah sakit seperti ini ?
Apakah pernah mondok ? Ada alergi ?”
12 Menanyakan riwayat kelahiran 1
”Anaknya lahir dimana, bu ? Di rumah sakit, bidan,
puskesmas, atau dukun ?”
”Persalinannya normal atau caesar ? Apakah ada
masalah saat melahirkan ? Misalnya gak kuat mengejan,
pendarahan banyak, bayi sungsang, bayi susah keluar ?”
”Anaknya saat lahir cukup bulan atau tidak ?
Bayi kurang bulan : < 37 minggu
Bayi cukup bulan : 37 – 42 minggu
Bayi lebih bulan : > 42 minggu
”Berat badan saat lahir berapa, bu ?”
Normal : 2500 – 4000 gram
BBLR : < 2500 gram
Makrosomia : > 4000 gram
”Saat lahir, anaknya langsung nangis atau enggak ?”
”Saat lahir, kulit anaknya berwarna merah muda atau
kebiruan ?”
Saat lahir, apakah anaknya bergerak aktif ?”
13 Menanyakan riwayat kehamilan ibu 1
”Sudah melahirkan berapa kali ? Apakah pernah
keguguran ?”
”Pernah sakit apa saat hamil ? Misalnya mual muntah,
tekanan darah tinggi,
”Pernah minum obat apa saja saat hamil ?”
”Rutin cek kehamilan atau tidak ?”
14 Menanyakan riwayat penyakit keluarga 1
”Apakah di keluarga ada yg mengalami sakit yang sama ?”
15 Menanyakan riwayat sosial ekonomi keluarga 1
”Lingkungan di sekitar rumah bagaimana bu ? Bersih
atau kotor ?”
”Di rumah ada berapa orang ?
”Rumahnya bersih atau kotor ?”
”Suaminya bekerja sebagai apa, bu ?”
16 Menanyakan riwayat vaksinasi 1
”Anaknya sudah dapat imunisasi apa saja ?” atau
”Imunisasinya sudah lengkap atau belum ?”
Imunisasi dasar pada anak
Neonatus : Hepatitis B0, BCG, Polio 1
2 bulan : Pentabio 1, Polio 2
3 bulan : Pentabio 2, Polio 3
4 bulan : Pentabio 3, Polio 4
9 bulan : Campak
17 Menanyakan riwayat pertumbuhan & perkembangan 1
”Anaknya sudah bisa apa saja, bu ? Apakah sama seperti
teman lain yang seumuran ?”
0 – 3 bulan : Mengangkat kepala, senyum
3 – 6 bulan : Tengkurap, berguling, mengenggam pensil
6 – 9 bulan : Duduk, merangkat, babbling
9 – 12 bulan : Berdiri sendiri, berjalan dituntun
12 – 18 bulan : Berjalan, mengucapkan 5 – 10 kata
18 – 24 bulan : Makan sendiri, mengontrol BAB dan
BAK, bermain dengan anak lain
2 – 3 tahun : Meloncat, memanjat
3 – 4 tahun : Bicara dengan baik, memakai sepatu dan
kaos kaki, memakai celana dan kemeja
4 – 5 tahun : Menghitung, menyebut hari, menyebut
nama lengkap
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai Bobot
0 1 2
1 Melakukan pendekatan kepada pasien sebelum 1
melakukan pemeriksaan fisik
”Baik, bu selanjutnya saya akan melakukan
pemeriksaan fisik pada anak ibu. Dalam pemeriksaan
ini, mungkin anaknya harus membuka baju dan agak
kurang nyaman. Apakah ibu dan adek bersedia ?”
2 Posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien 1
3 Mencuci tangan sebelum pemeriksaan 1
4 Menilai kesan umum penderita 1
Pasien tampak sakit ringan / sedang / berat karena
Ringan : Masih aktif
Sedang : Menangis, rewel
Berat : Letargis, diam saja
Tidak ada tanda distress pernapasan : Tachypnea,
retraksi intercostae, napas cuping hidung
Kulit tampak normal, tidak pucat, tidak sianosis,
tidak ikterus
Memeriksa tanda vital
5 Melakukan pengukuran tekanan darah 1
Lebar manset
0 – 1 tahun : 5 cm
> 1 – 5 tahun : 7,5 cm
> 5 – 12 tahun : 10 cm
> 12 tahun : 12,5 cm
Tekanan darah normal
Neonatus : 80/45
6 – 12 bulan : 90/60
1 – 5 tahun : 95/65
5 – 10 tahun : 100/60
10 – 15 tahun : 115/60
6 Melakukan pemeriksaan nadi (frekuensi, irama, kualitas, 1
ekualitas nadi)
Diraba selama 1 menit
Arteri yang diperiksa
A. Femoralis di regio inguinalis
A. Brachialis di fossa cubiti
Auskultasi jantung
Frekuensi
Bayi : 130 – 160
2 bulan – 1 tahun : 100 – 120
3 – 8 tahun : 80 – 110
> 10 tahun : < 110
Irama : Regular atau irregular
Ekualitas : Nadi pada keempat ekstremitas sama.
Pada coarctatio aorta, nadi di ekstremitas inferior lebih
rendah dan lebih lemah daripada di ekstremitas
superior
7 Melakukan pemeriksaan respirasi (tipe pernafasan, 1
frekuensi)
Cara pemeriksaan
Inspeksi : Melihat dan menghitung gerakan dinding
dada selama 1 menit
Palpasi : Tangan diletakkan pada dinding dada atau
abdomen, hitung gerakan napas selama 1 menit
Auskultasi : Mendengarkan dan menghitung suara
napas selama 1 menit
Frekuensi napas
Neonatus – 1 tahun : 30 – 60
1 – 2 tahun : 25 – 50
3 – 4 tahun : 20 – 30
5 – 9 tahun : 15 – 30
10 tahun : 15 – 30
Tipe pernapasan
Normal
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Mencuci tangan sebelum pemeriksaan
2 Menilai bentuk kepala
Bentuk kepala tampak mesocephalus dan simetris
Tidak ada pembengakakan seperti caput succedaneum,
cephalhematoma, atau pendarahan subgaleal
Ukuran tonsil kanan kiri normal, kira – kira T1, tidak membesar
Berwarna merah muda, tidak hiperemis
Permukaannya halus tidak berbenjol – benjol
Tidak ada detritus dan eksudat seperti pada tonsilitis, tidak ada
pseudomembran seperti pada difteri
10 Memeriksa Chvostek sign
Ketuk ringan tepat atau sedikit di bawah arcus zygomaticus
”Chvostek sign negatif karena tidak terjadi kontraksi otot wajah,
berarti tidak ada tetanus atau hipokalsemia”
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Mencuci tangan sebelum pemeriksaan
INSPEKSI
2 Statis : menilai bentuk dada (simetri/ asimetri, tumor, kelainan kulit,
deformitas bentuk dada)
Bentuk dada normal tidak ada deformitas seperti pectus
excavatum (funnel chest) atau pectus carinatum (pigeon chest)
Tidak ada luka, tanda – tanda inflamasi, dan massa
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Mencuci tangan sebelum pemeriksaan
ABDOMEN
2 Menilai bentuk abdomen, adanya distensi, proyeksi gerakan usus di
dinding abdomen, adanya massa/ hernia (diafragma, umbilikal,
inguinal)
Abdomen tampak simetris tidak ada distensi, tidak ada bulging
Tidak ada luka, tanda – tanda inflamasi, dan massa
Tidak ada darm contour (gambaran usus yang terlihat dari luar)
dan darm steifung (gerakan usus yang terlihat dari luar) seperti
ileeus atau anak yang sangat kurus
Tidak ada kelainan kongenital seperti gastroschisis, omphalocele
3 Menilai peristaltik/ bising usus
Auskultasi di sekitar umbilicus selama 1 menit
Bising usus 5 – 34 kali per menit yang berarti normal
Bising usus meningkat pada diare dan menurun pada ileus paralitik
4 Melakukan perkusi abdomen dan menilai hasil pemeriksaan perkusi
abdomen
Perkusi pada 4 kuadran abdomen
Terdengar suara timpani pada keempat kuadran abdomen
5 Melakukan perkusi untuk pemeriksaan liver span
Batas bawah : Perkusi dari linea midclavicularis dextra di sekitar
umbilicus ke arah cranial Perubahan dari timpani ke pekak
Batas atas : Perkusi dari linea midclavicularis dextra di sekitar
dinding dada ke arah caudal Perubahan dari sonor ke pekak
Liver span adalah 4 – 8 cm yang berarti normal, tidak ada
hepatomegali
6 Melakukan pemeriksaan turgor
Cubit perut di bawah arcus costae dan amati waktu kembalinya
Turgor kulit baik karena cubitan perut kembali dengan cepat < 2
detik, berarti tidak ada dehidrasi
7 Melakukan palpasi hati
Tekuk lutut
Letakkan tangan kiri di belakang pasien, sejajar dan menopang
costae XI dan XII
Letakkan tangan kanan di sebelah kanan sejajar dengan m. Rectus
abdominis, ujung jari menghadap ke cranial
”Tarik napas dalam, ya dek” Raba tepi hepar
Skala Kramer
Derajat I : Sampai kepala dan leher
Derajat II : Sampai dada dan punggung
Derajat III : Sampai di bawah umbilicus dan lutut
Derajat IV : Sampai lengan dan di bawah lutut
Derajat V : Sampai tangan dan kaki
13 Menilai edema
Tekan dengan ibu jari di sekitar malleolus medialis atau tibia
Diamkan satu menit Lepaskan
“Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas”
Terdapat edema pitting pada e
14 Menilai adanya clubbing fingers
Satukan jari telunjuk tangan kanan dan kiri
Tidak terdapat clubbing fingers karena kedua ujung jari dapat
menempel erat dengan sedikit celah (Schamroth window), berarti
tidak ada sianosis berkepanjangan seperti pada tetralogi of fallot
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Memastikan penderita mengalami kejang
”Pertama – tama saya akan memastikan bahwa pasien sedang
kejang. Pasien benar – benar kejang karena
Muncul secara tiba – tiba (unprovoked)
Kesadaran menurun atau hilang
Gerakan ekstremitas sinkron : Kaku seluruh tubuh (tonik),
kelojotan (klonik), tiba – tiba jatuh (atonik), bengong (absent)
Stereotipi gerakan
Gerakan bola mata yang abnormal : Mendelik ke atas, melirik ke
kanan atau kiri
Sianosis sekitar mulut, lidah tergigit, keluar buih, mengompol
2 Menempatkan penderita pada posisi yang nyaman (mencegah
terjadinya cidera)
Catat waktu terjadinya kejang
Minta orang – orang untuk menjauh dan pindahkan benda –
benda yang berbahaya
Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut
Jangan berusaha menahan gerakan
Letakkan bantal atau gulungan handuk di bawah atau di sekitar
kepala untuk mencegah benturan
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Memanggil bantuan emergency
“Halo, dengan bagian emergensi ? Tolong segera kirim ambulans di
perempatan bangjo Ngoresan. Disini ada korban laki – laki umur 50
tahun dalam kondisi tidak sadar setelah tertabrak motor”
Tanda – tanda trauma spinal
Jejas pada leher dan kepala
Trauma kepala dengan gangguan kesadaran
Nyeri di daerah tengkuk
Tidak dapat menggerakkan leher, tangan kaki lemah, mengompol
Jatuh dari ketinggian
Whisplash injuryt
Tertimpa benda berat pada punggung
2 Menjaga korban tetap pada posisinya, dengan memasang 2 bantal
tebal atau yang sejenis di kedua sisi leher korban
Pasang collar neck
7 Stabilisasi korban
Ikat tali pada spinal board
8 Mempersiapkan transportasi korban
Selalu cek ABC
Airway
Look : Kesadaran baik, tidak ada sianosis, tidak ada retraksi
intercostae, tidak ada cairan dan benda asing pada rongga mulut
Listen : Tidak ada snoring, gurgling, dan str
Feel : Trachea terletak di tengah
Breathing
Dinding dada bergerak simetris, tidak ada keterlambatan gerak
Frekuensi napas sekian kali per menit, irama regular
Tidak ada penggunaan otot bantu napas
Ada udara yang keluar dari hidung dan mulut
Circulation
Cek a. Carotis ”Denyut nadi teraba”
Ekstremitas normal, tidak pucat, tidak dingin
Capillary refill time baik
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PERDARAHAN
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Baringkan penderita (pada pasien tidak sadar posisi mantap
sehingga darah tidak akan masuk jalan nafas)
2 Angkat bagian yang mengalami perdarahan
3 Menyingkirkan pakaian yang menghalangi darah
Pakaian disingkirkan untuk mengetahui sumber pendarahan lainnya
4 Melindungi luka dengan perban tekan yang bersih
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Memastikan penderita benar tersedak (mengetahui gejala korban
tersedak)
”Pertama – tama saya akan memastikan bahwa pasien tersedak.
Pasien benar – benar tersedak karena
Memegang tenggorokoan (universal choking sign)
Tampak cemas dan distress
Sulit berbicara dan bernapas
Batuk – batuk
Kulit menjadi pucat atau biru
Akhirnya tidak sadar
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Menghubungi UGD terdekat
“Halo, dengan bagian UGD ? Tolong segera kirim bantuan di hutan
Karanganyar. Disini ada korban laki – laki umur 50 tahun yang
tergigit ular berbisa dengan gejala keracunan”
2 Dapat mengidentifikasi gigitan ular dan gejala keracunan
”Pak, apakah tadi lihat ular ?”
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Menghubungi UGD terdekat
“Halo, dengan bagian UGD ? Tolong segera kirim bantuan di Jalan
Yang Lurus. Disini ada korban laki – laki umur 50 tahun yang diduga
mengalami syok anafilaktik
2 Melakukan posisi head down
Posisi kepala lebih rendah, bantal diletakkan di bawah kaki supaya
darah dapat mengalir ke organ vital seperti jantung, paru, otak
Skor
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Memastikan korban mengalami heat stroke
Ukur suhu tubuh ”Korban mengalami heat stroke karena
Suhu tubuh sangat tinggi 400C
Kulit kering, panas, berwarna merah
Tidak berkeringat
Napas dalam nadi cepat kemudian napas dangkal nadi lemah
2 Memindahkan korban ke tempat sejuk dan berventilasi baik
”Saya akan memindahkan korban ke tempat yang sejuk dan
berventilasi baik, misalnya memasang kipas angin atau memindahkan
ke ruangan berAC. Setelah itu lepas pakaian”
Minta pasien duduk atau berendam dalam air dingin Guyur dengan
shower atau ember
4 Massage kulit untuk mengatasi efek vasokonstriksi dari air dingin dan
mempercepat aliran darah
5 Memeriksan suhu rektal setiap 10 menit jangan sampai kurang dari
38,50C (pertimbangan etis bisa dilakukan sublingual)
”Setelah 10 menit, termometer diletakkan di bawah lidah kemudian
ukur suhunya. Jangan sampai < 38,50C”
6 Memperhatikan penderita jangan sampai relaps
7 Pemberian obat jika perlu :
- Infus
- Sedatif bila kejang terus - menerus
Jika mengalami syok, maka diberikan infus cairan. Jika kejang terus –
menerus, diberikan diazepam 10 – 20 mg IV
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
CONTOH ANAMNESIS
Diare
1. Anamnesis
Sudah berapa hari ?
Bisa diceritakan kenapa anaknya bisa diare ? Mungkin setelah makan minum apa atau
setelah bepergian kemana ?
Sehari mencret berapa kali ? Jumlahnya banyak atau sedikit ?
Konsistensinya encer atau padat ? Jumlah airnya banyak atau sedikit ?
Warna tinjanya apa ? Ada lendir darah ? Berbau busuk ?
Anaknya rewel atau tidak ? Saat sakit, apakah masih tetap menyusui ? Masih bisa
makan minum ? Porsinya bagaimana, tetap – meningkat – turun ? Sering muntah atau
tidak ?
Diarenya semakin memberat saat apa ? Misalnya setelah makan minum apa ?
Sudah dikasih obat apa saja untuk mengurangi mencret ?
Sebelumnya pernah minum antibiotik dalam waktu yang lama ?
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital dan status gizi lengkap
Pemeriksaan mata : Lembab atau kering, mata cekung
Pemeriksaan mulut dan gigi
Pemeriksaan abdomen superficial : Sosis sign dan dance sign pada intusepsi
Pemeriksaan bising usus
Pemeriksaan turgor kulit
Pemeriksaan CRT
Batuk
1. Anamnesis
Batuknya sudah berapa lama ?
Bisa diceritakan kenapa bisa batuk ? Mendadak atau bertahap ? Terus – menerus atau
hilang timbul ? Berdahak atau tidak ?
Jika hilang timbul, apakah sering muncul ? Munculnya saat kapan, hilangnya saat
kapan ?
Apakah anaknya pernah tersedak sebelumnya ? Kapan tersedaknya ?
Batuknya memberat saat kapan ?
Sudah pernah dikasih obat sebelumnya ?
Apakah ada gejala yang lain seperti pilek, sesak napas, atau suara ngik ngik ?
Apakah sebelumnya pernah mengalami batuk seperti ini ?
Apakah anaknya ada riwayat alergi ? Di keluarganya ada yang punya alergi ?
Apakah di rumah ada yang mengalami batuk seperti ini ? Tetangganya ? Teman
sekolahnya ? Apakah ada orang dekat yang sakit TBC ?
Anaknya sudah dapat imunisasi apa saja ? BCG, Pentabio, campak ?
Anaknya rewel atau tidak ? Saat sakit, apakah masih tetap menyusui ? Masih bisa
makan minum ? Porsinya bagaimana, tetap – meningkat – turun ? Sering muntah atau
tidak ?
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital dan status gizi lengkap
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan mulut dan gigi
Pemeriksaan tenggorokan
Pemeriksaan thoraks lengkap
Pemeriksaan abdomen superficial
Palpasi hepar dan lien
Pemeriksaan limfonodi
Demam
1. Anamnesis
Sudah berapa lama ?
Bisa diceritakan mengapa anaknya bisa demam ? Muncul mendadak atau bertahap ?
Terus – menerus atau hilang timbul ? Demamnya pernah turun atau tidak ?
Beberapa hari terakhir, pernah bepergian ke daerah endemis malaria atau tidak ?
Jika hilang timbul, apakah sering muncul ? Munculnya saat kapan, hilangnya saat
kapan ?
Suhu tubuhnya pernah diukur dengan termometer ? Berapa ?
Sudah pernah dikasih obat sebelumnya ?
Kalau ada ruam : Ruamnya muncul kapan ? Sebelum atau setelah demam ?
Apakah ada nyeri leher, nyeri kepala, nyeri telinga ?
Kencing dan beraknya bagaiman ? Apakah lebih sering dari biasanya ?
Pernah mimisan dan gusi berdarah ? Muntah darah atau seperti kopi ? Berak darah atau
berak berwarna hitam ?
Sering mengorek – orek telinga ? Dari telinganya pernah keluar cairan atau tidak ?
Cairannya seperti apa ? Warnanya ? Kental atau encer ? Sering keluar atau tidak ?
Apakah sebelumnya pernah batuk pilek ?
Apakah sebelumnya pernah demam seperti ini ?
Apakah di rumah ada yang mengalami demam seperti ini ? Tetangganya ? Teman
sekolahnya ? Apakah ada orang dekat yang sakit campak ?
Anaknya rewel atau tidak ? Saat sakit, apakah masih tetap menyusui ? Masih bisa
makan minum ? Porsinya bagaimana, tetap – meningkat – turun ? Sering muntah atau
tidak ?
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital dan status gizi lengkap
Pemeriksaan fontanella
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan telinga
Pemeriksaan mulut dan gigi
Pemeriksaan tenggorokan
Pemeriksaan kelenjar parotis
Pemeriksaan rangsang meningeal
Palpasi hepar dan lien
Palpasi ginjal dan sudut costovertebrae
Pemeriksaan CRT
Kejang
1. Anamnesis
Bisa diceritakan mengapa anaknya bisa kejang ? Munculnya mendadak atau
dipicu oleh sesuatu ? Kejangnya dimana ?
Saat kejang, anaknya sadar atau tidak ? Saat dipanggil, merespons atau tidak ?
Kejangnya terjadi selama berapa menit ? Sebentar atau lama ?
Apakah sebelumnya pernah kejang seperti ini ? Seberapa sering ?
Gerakan kejangnya seperti apa ? Menyeluruh atau terpusat pada bagian tertentu
? Kedua tangan dan kaki bergerak sinkron ? Atau anaknya sering bengong,
perhatiannya menurun, pandangan mata kosong ? Atau anaknya sering tiba –
tiba jatuh ?
Setelah kejang, anaknya ngapain ? Langsung tertidur atau kembali sadar
penuh ?
Apakah anaknya demam ? Demamnya terus – menerus
Apakah anaknya demam ? Demamnya terjadi sebelum – bersamaan – setelah
kejang ? Demamnya sudah berapa hari ? Setelah kejang juga masih demam ?
Apakah sebelumnya pernah sakit telinga ? Batuk pilek ?
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital dan status gizi lengkap
Pemeriksaan kepala leher dan rangsang meningeal
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
12. Memakaikan topi bayi dan menghangatkan dengan kain linen kering 1
Jika berat bayi saat lahir 1500 gram, maka bayi langsung
dibungkus plastik bening tanpa dikeringkan kecuali wajahnya.
Setelah itu, dipasang topi
13. Melakukan stimulasi pada bayi, dan memposisikan kembali 2
Stimulasi napas dengan menepuk telapak kaki atau menggosok
punggung atau perut
14. Menilai denyut jantung bayi, usaha napas dan tonus otot 2
Tanya ke penguji bagaimana denyut jantung bayi, tonus otot, dan
usaha napas
Letakkan stetoskop pada a. umbilicalis Hitung denyut nadi
selama 10 detik Kalikan 6
Jika bayi tidak bernapas atau megap – megap dan denyut
jantung < 100 kali/menit, maka berikan VTP
Jika bayi bernapas spontan tapi mengalami distress, maka
berikan CPAP dengan tekanan 5 – 8 cmH2O
Jika bayi bernapas spontan tapi ada sianosis sentral, maka
berikan suplementasi oksigen
15. Memantau saturasi oksigen 1
Langkah Resusitasi VTP
16. Melakukan ventilasi tekanan positif 2
Petugas berdiri di sisi kepala atau samping bayi
Tekan….lepas…..lepas……tekan…..lepas…..lepas…..tekan
17. Melakukan penilaian pengembangan dada 1
18. Melakukan penilaian ulang denyut jantung bayi, usaha napas dan 2
tonus otot
Tanda keberhasilan ventilasi
Dada mengembang secara simetris bilateral
Suara napas terdengar dengan auskultasi
Frekuensi jantung dan warna kulit meningkat
Langkah Resusitasi VTP dan kompresi dada
19. Melakukan ventilasi tekanan positif 2
Jika denyut jantung < 60 kali/menit meskipun dada mengembang
adekut, maka lakuan VTP + kompresi
Jika denyut jantung > 60 kali/menit, maka lakukan VTP saja
20. Melakukan kompresi dada 2
Diperlukan 2 orang yang bekerja sama, satu menekan dada dan
yang lain melanjutkan ventilasi
“Saya akan melakukan kompresi pada sepertiga inferior sternum,
satu jari di bawah garis putting
Teknik satu jari : Ujung jari telunjuk dan jari tengah tegak lurus
dengan dinding thoraks
Skor
No Aspek Ketrampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien, mempersilakan pasien untuk duduk.
”Selamat pagi pak, perkenalkan saya dr. Evan yang jaga di rumah sakit
ini. Silakan duduk dulu, pak”
2. Mengecek kembali identitas pasien.
”Ini dengan bapak siapa ?”
”Umur nya berapa tahun ?”
”Pekerjaan sehari – hari sebagai apa ?”
”Datang kesini ada keluhan apa ?”
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
”Untuk mengatasi keluhan yang Bapak alami, saya akan menyuntikkan
obat xxx dengan dosis yyy pada bokong Bapak. Mungkin nanti terasa
agak nyeri. Kemudian untuk menjaga privasi, saya akan melakukannya di
kamar periksa
”Apakah Bapak bersedia ? Kalau bersedia, tolong celanannya dilepas dan
langsung ke bed, ya Pak”
4. Menanyakan riwayat alergi pasien.
”Apakah Bapak punya alergi obat ?”
”Dulu setelah minum atau disuntikkan obat, apakah pernah langsung
gatal – gatal, bengkak, atau sesak napas ?”
Persiapan obat
5. Mengecek nama, dosis, cara pemberian, tanggal kadaluwarsa obat,
kondisi fisik obat dan kontainernya.
”Jadi ini obatnya ya Pak”
”Nama obatnya adalah xxx dosisnya yyy. Nanti akan saya suntikkan
secara intramuscular”
”Tanggal kadaluarsanya masih cukup lama”
”Kondisi obat masih baik, tidak menggumpal, tidak mengkristal, tidak
berubah warna, tidak ada endapan”
”Kontainer masih baik, tidak ada yang pecah, segelnya tidak rusak,
label obat terbaca jelas”
6. Memilih jarum dan spuit yang digunakan untuk injeksi dengan tepat
”Saya akan menggunakan jarum ukuran 20 – 22 G yang panjanya 1 –
1,5 inchi. Volume spuit yang digunakan adalah 2,5 – 5 ml
7. Menyiapkan obat dan peralatan injeksi dalam 1 tray.
Siapkan handscoen
Buka sebagian kemasan jarum pada bagian pangkal. Jangan
menyentuh hub
Kapas dan alkohol 70%. Tuang alkohol ke dalam cum kemudian
masukkan beberapa kapas
Ketuk leher ampul secara perlahan sampai obat turun ke bawah
https://www.youtube.com/watch?v=__BVDcbIOoA
Aspirasi obat dari ampul
Ketuk leher ampul secara perlahan sampai obat turun ke bawah
Bersihkan leher ampul dengan kapas alkohol kemudian patahkan
leher ampul
Lihat larutan obat di dalam ampul. Pastikan tidak ada pecahan kaca
Jika jarum berukuran panjang, letakkan ampul pada meja datar,
pegang ampul dengan tangan kiri, kemudian aspirasi obat dengan
tanga kanan. Pastikan ujung jarum tetap di bawah permukaan cairan
Jika jarum berukuran pendek, pegang ampul dengan tangan kiri, balik
ampul, kemudian aspirasi obat dengan tangan kanan
12. Menghilangkan gelembung udara
Pasang tutup jarum, posisikan lubang jarum menghadap ke atas
Tarik plunger perlahan sampai obat pada batang jarum masuk ke
dalam barrel
Ketuk barrel perlahan sehingga gelembung udara naik ke atas
Dorong plunger sampai sejumlah kecil obat terbuang
13. Mengecek kembali ketepatan dosis
”Dosis obat sudah tepat”
Melakukan injeksi intramuskuler dengan benar
14. Memilih lokasi injeksi dengan benar
”Kemudian saya akan menyuntikkan obat pada regio gluteus, tepatnya di
kuadaran superior lateral”
Regio gluteus
Indikasi : Injeksi obat dengan volume besar sampai 5 ml
Kontraindikasi : Balita, otot kecil
Lokasi : Kuadran superior lateral gluteus
Posisi tengkurap
M. Vastus lateralis
Indikasi : Injeksi obat dengan volume sedang sampai 2 ml, neonatus,
bayi, balita
Lokasi : Sepertiga tengah bagian anterolateral paha
M. Rectus femoris
Indikasi : Autoinjeksi, injeksi volume sedang sampai 2 ml (jarang)
Lokasi : Sepertiga medial anterior
M. Deltoideus
Indikasi : Injeksi volume kecil maksimal 1 ml, pilihan lokasi terakhir
Kontraindikasi : Orang yang kurus, otot kecil
Lokasi : Bagian tengah segitiga yang terletak 2 jari di bawah acromion
Lengan pasien diletakkan di pinggang
15. Desinfeksi lokasi injeksi dengan benar
”Pertama – tama saya akan membersihkan lokasi injeksi dengan kapas
alkohol”. Gerakan sirkular dari pusat ke tepi
19. Melakukan aspirasi (cek ujung jarum masuk vena atau tidak)
”Saya lakukan aspirasi untuk mengecek apakah ujung jarum masuk ke
vena atau tidak”
20. Melakukan injeksi
Injeksi secara perlahan untuk mengurangi rasa sakit
21. Melakukan masase area injeksi
Masase tempat injeksi dengan kapas alkohol dari pusat ke tepi
22. Melakukan kontrol perdarahan
Nilai
No Aspek Ketrampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien, mempersilakan pasien untuk duduk.
2. Mengecek kembali identitas pasien.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Menanyakan riwayat alergi pasien.
Persiapan obat
5. Mengecek nama, dosis, cara pemberian, tanggal kadaluwarsa obat,
kondisi fisik obat dan kontainernya.
6. Memilih jarum dan spuit yang digunakan untuk injeksi dengan tepat
”Saya akan menggunakan jarum ukuran 23 – 25 G yang panjanya
1/2 – 7/8 inchi. Volume spuit yang digunakan adalah 2,5 – 3 ml”
7. Menyiapkan obat dan peralatan injeksi dalam 1 tray.
8. Mencuci tangan.
9. Mengenakan sarung tangan.
10. Memasang jarum pada spuit
11. Melakukan aspirasi obat dari dalam vial/ ampul
12. Menghilangkan gelembung udara
13. Mengecek kembali ketepatan dosis
Melakukan injeksi subkutan dengan benar
14. Memilih lokasi injeksi dengan benar
”Kemudian, saya akan menyuntikkan obat pada area deltoid”
Regio deltoid jika volume obat 0,5 – 1 ml
Bagian anterolateral paha jika volume obat 1 – 3 ml
Regio gluteus jika volume obat > 3 ml
15. Desinfeksi lokasi injeksi dengan benar
16. Mencubit kulit
”Kulit dicubit untuk stabilisasi tempat injeksi”
17. Memegang spuit
18. Menginsersikan jarum (sudut insersi terhadap permukaan kulit 45o)
Arah jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit, bevel
menghadap ke atas
Masukkan jarum sedalam 3/4 panjang jarum
19. Melakukan aspirasi (cek ujung jarum masuk vena atau tidak)
20. Melakukan injeksi
21. Melakukan masase area injeksi
22. Melakukan kontrol perdarahan
23. Melakukan observasi pasca injeksi
24. Mencuci tangan.
25. Menyebutkan tindakan yang dilakukan manakala dihadapkan pada
komplikasi injeksi
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
Nilai
No Aspek Ketrampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien, mempersilakan pasien untuk duduk.
2. Mengecek kembali identitas pasien.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Menanyakan riwayat alergi pasien.
Persiapan obat
5. Mengecek nama, dosis, cara pemberian, tanggal kadaluwarsa obat,
kondisi fisik obat dan kontainernya.
6. Memilih jarum dan spuit yang digunakan untuk injeksi dengan tepat
”Saya akan menggunakan jarum ukuran 25 – 27 G yang panjanya 1/4 –
1/2 inchi. Volume spuit yang digunakan adalah 1 ml”
7. Menyiapkan obat dan peralatan injeksi dalam 1 tray.
8. Mencuci tangan.
9. Mengenakan sarung tangan.
10. Memasang jarum pada spuit
11. Melakukan aspirasi obat dari dalam vial/ ampul
12. Menghilangkan gelembung udara
13. Mengecek kembali ketepatan dosis
Melakukan injeksi intrakutan dengan benar
14. Memilih lokasi injeksi dengan benar
”Kemudian saya akan menyuntikkan obat pada bagian volar lengan
bawah. ”Pak, tolong siku kanannya ditekuk dan telapak tangan
menghadap ke atas”
Regio deltoid untuk vaksinasi BCG
Bagian volar antebrachii untuk skin test dan lainnya
15. Desinfeksi lokasi injeksi dengan benar
16. Meregangkan dan memfiksasi kulit
17. Memegang spuit
18. Menginsersikan jarum (sudut insersi terhadap permukaan kulit 10-15°)
Nilai
No Aspek Ketrampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien, mempersilakan pasien untuk duduk.
2. Mengecek kembali identitas pasien.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Menanyakan riwayat alergi pasien.
Persiapan obat
5. Mengecek nama, dosis, cara pemberian, tanggal kadaluwarsa obat,
kondisi fisik obat dan kontainernya.
6. Memilih jarum dan spuit yang digunakan untuk injeksi dengan tepat
”Saya akan menggunakan jarum ukuran 22 – 23 G yang panjanya
3/4 – 1,5 inchi”
7. Menyiapkan obat dan peralatan injeksi dalam 1 tray.
8. Mencuci tangan.
9. Mengenakan sarung tangan.
10. Memasang jarum pada spuit
11. Melakukan aspirasi obat dari dalam vial/ ampul
12. Menghilangkan gelembung udara
13. Mengecek kembali ketepatan dosis
Melakukan injeksi intravena dengan benar
14. Mengidentifikasi vena lokasi injeksi
”Kemudian saya akan menyuntikkan obat pada v. Media cubiti karena
paling superficial dan mudah terlihat”
Bolus : V. Media acubiti
Infus intermitten dan kontinue : Vena yang lurus dan terfiksasi
15. Memasang torniket dengan benar
”Sebelum disuntik, pasang torniquet sekitar 2 – 3 inchi di atas
tempat injeksi”