Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

APOTEK KIMIA FARMA 240 BANDUNG

3.1  Pendahuluan

PT. Kimia Farma adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak di bidang farmasi dan sarana kesehatan. Ruang lingkup dari kegiatan

PT. Kimia Farma terdiri dari kegiatan produksi, distribusi obat (PBF),

pedagang eceran obat dan perbekalan farmasi (apotek).

PT. Kimia Farma dalam perkembangannya telah mengalami perubahan

status perusahaan menjadi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dimana sebagian

saham perusahaan telah dimiliki oleh publik. Sejak 4 Januari 2003 PT. Kimia

Farma Tbk melepas divisi Apotek dan PBF menjadi dua anak perusahaan,

yaitu Apotek Kimia Farma menjadi PT. Kimia Farma Apotek dan PBF Kimia

Farma menjadi PT. Kimia Farma Trading and distibution.

Apotek Kimia Farma merupakan apotek dengan sistem terpadu, yaitu

apotek jaringan, dimana dalam satu Unit Perapotekan Daerah terdapat satu unit

bisnis yang membawahi beberapa apotek pelayanan. Setiap apotek dipimpin

oleh seorang apoteker sebagai kepala apotek yang bertanggung jawab kepada

manager bisnis

PT. Kimia Farma memiliki jaringan distribusi yang sangat luas sehingga

dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air. Jaringan ini diarahkan untuk

33
34

mendekatkan, memeratakan, dan meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat.

3.2 Sejarah dan perkembangan Apotek Kimia Farma 240

Apotek Kimia Farma 240 merupakan apotek pelayanan di bawah

naungan unit bisnis apotek kimia farma bandung. Apotek Kimia Farma 240

didirikan tanggal 25 November 2002. Apotik ini menjalankan fungsinya

sebagai salah satu apotek pelayanan kefarmasian dan kesehatan pada

masyarakat melalui pelayanan setiap hari dengan menyediakan tempat praktek

dokter yang pada saat ini terdiri dari 9 dokter, yaitu maisng-masing dokter

umum, dokter spesialis anak, dokter spesialis kulit dan kelamin serta dokter

spesialis penyakit dalam, dan 4 orang dokter gigi.

Apotek Kimia Farma 240 melakukan usaha untuk meningkatkan

pendapatan bagi perusahaan sekaligus memberikan kemudahan dan

kenyamanan bagi masyarakat yaitu melengkapi sarana dengan penyediaan

barang-barang non farmasi dan alat kesehatan.

3.3 Lokasi dan Tata Ruang Apotek Kimia Farma 240

Apotek Kimia Farma 240 berlokasi di Jl. Rancabolang No. 60 Bandung.

Lokasi tersebut merupakan lokasi yang cukup strategis karena dilalui

kendaraan umum, dekat dengan pemukiman penduduk. Fasilitas bangunan

Apotek Kimia Farma 240 cukup memadai dan lengkap terdiri dari ruang

tunggu, ruang penerimaan dan penyerahan resep, ruang peracikan dan

penyimpanan obat, ruang administrasi dan tata usaha, ruang arsip serta ruang

kerja Apoteker Pengelola Apotek, tempat penjualan barang-barang HV


35

(Handerverkroop) atau swalayan farmasi, mushola, kamar mandi, ruang

praktek dokter serta dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan. Denah tata

ruang/ lay out Apotek Kimia Farma 240 dapat dilihat pada lampiran 2.

3.4 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 240

Struktur organisasi Apotek Kimia Farma secara umum ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk No. Kep.

96/HUK/UI/2000 tentang Bagan Organisasi di Jajaran SBU Industri Bahan

Baku Farmasi/Kimia, Apotek dan PBF PT. Kimia Farma (Persero), yang dalam

pelamsanaanya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan apotek yang

bersangkutan. Apotek Kimia Farma 240 dipimpin oleh seorang Apoteker

Pengelola Apotek (APA). Dalam menjalankan tugasnya APA dibantu oleh apo

teker pendamping bagian pelayanan obat dan bagian pengelolaan perbekalan

farmasi/bagian pengadaan. Bagian pelayanan terdiri atas apoteker, apoteker

pendamping, asisten apoteker, kasir serta juru racik.

3.5 Personalia Apotek Kimia Farma 240

Apotek Kimia Farma 240 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola

Apotek (APA), yang membawahi satu orang apoteker pendamping dan lima

orang karyawan, yaitu empat orang asisten apoteker dan satu orang juru resep.

Sistem pengaturan jadwal dilakukan berdasarkan sistem rotasi (berputar)

sesuai dengan kesepakatan yang disetujui antar karyawan.

3.5.1 Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker di Apotek Kimia Farma 240 menjabat sebagai Kepala Apotek

dan Apoteker Pengelola Apotek yang bertanggung jawab dalam melaksanakan


36

fungsi manajemen dan pengelolaan apotek seperti membuat perencanaan,

melaksanakan dan mengawasi, seluruh kegiatan dibagian pelayanan, keuangan

dan administrasi.

Tugas dan kewajiban Apoteker Pengelola Apotek adalah sebagai berikut:

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek dan

bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan pengembangan apotek.

2. Memberikan pelayanan dibidang kefarmasian

kepada mayarakat, baik pelayanan teknis kefarmasian maupun pelayanan

pemberian informasi.

3. Mengelola dan mengawasi sistem administrasi yang

meliputi administrasi umum, keuangan, kefarmasian, dan administrasi

personalia.

4. Memberikan laporan dan data kegiatan apotek

dalam kurung waktu tertentu kepada atasannya.

2. Melakukan pengembangan kegiatan usaha dengan

meningkatkan mutu pelayanan dan kegiatan usaha di bidang manajemen

mutu.

3. Memimpin dan mengawasi seluruh yang berada di bawah

pimpinannya serta melakukan penilaian atas prestasi kerja mereka.

4. Mengusahakan hasil yang diperoleh apoteknya sesuai

dengan rencana kerja.

5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

karyawannya.
37

3.5.2 Asisten Apoteker

Apotek Kimia Farma 240 memiliki 5 orang Asisten Apoteker yang

merangkap sebagai juru racik dan kasir.

Tugas Asisten Apoteker di Apotek Kimia Farma 240 adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa ketersediaan obat, menyiapkan, mengemas dan memberi

etiket pada obat diminta dalam resep serta copy resep jika diperlukan.

Blangko copy resep dapat dilihat pada lampiran 9 dan blangko etiket

dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Melakukan perhitungan dan penimbangan untuk resep racikan.

3. Mencatat obat yang persediaanya sudah menipis di buku defecta

4. Memberikan informasi obat pada saat penyerahan obat kepada pasien.

5. Memelihara kebersihan ruang peracikan dan lemari obat.

6. Menyusun obat dan kartu stok dengan rapi serta mengontrolnya.

7. Menyusun resep-resep menurut no. urut dan tanggal kemudian disimpan.

8. Mencatat keluar masuknya obat narkotika dan psikotropika

3.5.3 Juru Racik

Juru racik di Apotek Kimia Farma 240 mempunyai tugas membantu

asisten apoteker dalam hal meracik obat, menyusun dan mendokumentasikan

resep, melaksanakan tugas kebersihan, membantu pelaksanaan pembelian obat-

obatan dan pengiriman obat-obatan kepada pasien.

3.6 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, penyaluran dan pemusnahan perbekalan farmasi dan resep.


38

Tujuan dilakukannya pengelolaan perbekalan farmasi ini adalah untuk menjaga

dan menjamin ketersedaan barang di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan

barang ataupun penumpukan barang.

Seluruh kegiatan Apotek Kimia Farma (apotek pelayanan) diarahkan

hanya pada pelayanan permintaan obat, baik atas resep dokter maupun

pembelian obat bebas sedangkan kegiatan administrasi seperti pembelian

barang, pembayaran utang pembelian, dilakukan oleh Apotek Administrator.

Dengan demikian kegiatan apotek pelayanan hanya terfokus pada kegiatan

pelayanan dan hanya melakukan kegiatan penjualan, administrasi penjualan,

menyetorkan hasil penjualan, dan pemesanan barang.

3.6.1 Pengadaan

Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh bagian pembelian

berdasarkan buku defecta melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi.

Pemesanan barang dilakukan melalui e-mail yang dikirim ke Apotek

Administrator berdasarkan Surat Pesanan (SP) atau Bon barang apotek

kemudian akan melanjutkan permintaan tersebut ke distributor atau PBF

tertentu yang telah dipilih oleh Bagian Pembelian. Distributor kemudian akan

mengirimkan barang pesanan ke Apotek Pelayanan berdasarkan SP. Blangko

surat pesanan barang dapat dilihat pada lampiran 7.

Apotek Kimia Farma 240 melakukan kegiatan pembelian hanya ke

distributor atau PBF resmi.

Pemilihan pemasok didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:

a. Legalitas pemasok
39

b. Kecepatan pengiriman barang

c. Potongan harga yang diberikan

d. Sistem pembayaran yang ditawarkan

e. Kualitas pelayanan

Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:

1. Pembelian rutin

Pembelian rutin merupakan cara pengadaan perbekalan farmasi yang

paling utama. Pembelian rutin yaitu pembelian barang kepada para

distributor perbekalan farmasi sesuai dengan SP melalui Apotek

Administrator dan biasanya dilakukan setiap hari.

2. Konsinyasi

Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara Apotek Kimia

Farma 240 dengan perusahaan atau distributor yang ingin menitipkan

produknya di apotek. Setiap bulan dilakukan pengecekan dari pihak

perusahaan atau distributor tersebut untuk mengetahui jumlah dari

produknya yang terjual. Apotek Kimia Farma membayar kepada

perusahaan atau distributor yang bersangkutan sesuai dengan produk yang

terjual.

3.6.2 Penerimaan

Setiap perbekalan farmasi yang diterima dari distributor oleh asisten

apoteker akan diperiksa kesesuainnya dengan surat pembelian dan bon

penerimaan barang serta dihitung pula kuantitas dan kualitasnya, apabila


40

tidak sesuai maka barang dikembalikan (return). Format Bon penerimaan

barang dapat dilihat pada lampiran 6.

Apabila barangnya telah sesuai, maka faktur akan distempel dan

diberi no. urut penerimaan barang dan ditandatangani. Bon penerimaan

barang asli akan dikembalikan ke pemasok sedangkan salinannya disimpan

oleh apotek sebagai arsip untuk diberikan kepada apotek administrator.

Barang tersebut kemudian di data dalam kartu stok dan disimpan pada wadah

sesuai dengan namanya. Format kartu stok dapat di lihat pada lampiran 8.

3.6.3 Penyimpanan

Penyimpanan obat/perbekalan farmasi di ruang peracikan dilakukan

oleh AA. Setiap pemasukan dan penggunaan obat/barang harus di input

kedalam komputer dan dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal

pengisian/pengambilan, Nomor dokumennya, jumlah barang yang

diisi/diambil, sisa barang dan paraf petugas yang melakukan

pengisian/pengambilan barang. Kartu stok ini diletakan di masing-masing

obat/barang. Setiap AA bertanggung jawab terhadap stok barang yang ada di

lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis sediaan, bentuk

sediaan, farmakologi dan alfabetis, yaitu antara lain : Lemari penyimpanan

obat generik, lemari penyimpanan obat psikotropika, lemari penyimpanan

bahan baku, lemari khusus penyimpanan narkotika, lemari penyimpanan

sediaan sirup/suspensi, lemari penyimpanan obat tetes/drops, lemari

penyimpanan obat mata, lemari penyimpanan salep, lemari es untuk

menyimpan obat yang termolabil seperti suppositoria.


41

Penyimpanan berdasarkan sistem farmakologi dan alfabetis yang

dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

1. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan dalam etalase

sehingga mudah terlihat dan memudahkan pasien untuk memilihnya. Obat

disusun berdasarkan efek farmakologi nya dan disimpan pada rak yang

terpisah sesuai dengan bentuk sediaannya yaitu sediaan cair, semisolid

(balsam, salep, krim) dan sediaan solid (kapsul dan tablet).

Rak-rak tempat penyimpanan obat-obat yang dijual bebas pada

swalayan farmasi terdapat disamping ruang tunggu pasien dan didepan

ruang racik apotek. Pengaturan penyimpanannya didasarkan pada bentuk

dan jenis sediaan serta kegunaannya agar memudahkan pembeli untuk

melihat dan memudahkan petugas dalam mengambil obat/barang yang

diinginkan oleh pembeli.

2. Obat Keras

Obat keras disimpan di rak pada ruang penyimpanan obat. Semua

obat disusun secara alfabetis untuk memudahkan pencarian. Obat

disimpan berdasarkan bentuk sediaannya, yaitu sediaan solid (kapsul dan

tablet), sediaan cair (sirop, tetes mulut, tetes mata, dan tetes telinga) serta

sediaan semisolid (salep/krim, salep mata, dan suppositoria).

3. Obat golongan Narkotika dan Psikotropika


42

Obat-obat ini disimpan dalam lemari tersendiri yang tertutup rapat dan

Semua obat disusun secara alfabetis.

4. Bahan Baku Obat

Bahan baku obat disimpan di ruang peracikan dekat dengan meja

peracikan agar mudah dijangkau.

5. Alat Kesehatan

Beberapa alat kesehatan ada yang disipan diatalase kaca bersamaan

dengan produk swalayan dan ada pula disimpan di lemari penyimpanan

obat.

3.6.4 Penjualan

Prosedur pelayanan resep meliputi :

1. Penerimaan Resep

a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep meliputi : nama, alamat,

nomor SIP dan tanda tangan/paraf dokter penulis resep ; nama obat,

dosis, jumlah, dan aturan pakai, nama pasien, umur, alamat, dan nomor

telepon.

b. Pemeriksaan ketersediaan obat di apotek

c. Penetapan harga dan pemberitahuan mengenai harga obat kepada

pasien.

2. Perjanjian dan pembayaran

a. Perjanjian pengambilan obat semua atau sebagian


43

b. Pemeriksaan kembali ada atau tidaknya penggantian obat atas

persetujuan dokter / pasien

c. Pembayaran secara tunai dan kredit

d. Validasi dan penyerahan nomor resep

e. Pembuatan kwitansi dan salinan resep

3. Peracikan

a. Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan

b. Peracikan obat (hitung dosis, timbang, campur, kemas)

c. Penyajian hasil akhir peracikan.

4. Pemeriksaan akhir

a. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep meliputi : nomor resep, nama

obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai, nama

pasien, umur, alamat dan nomor telepon.

b. Kesesuaian salinan resep dengan resep aslinya

c. Kebenaran kwitansi

5. HTKP ( Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan )

Fungsi penjualan obat dengan resep dokter akan berjalan dengan baik bila

terdapat kerjasama antara kasir, penyiapan atau peracikan, etiket dan

penyerahan. Pada lembar ini harus berisi paraf pegawai yang mengerjakan

tahap demi tahap dalam pengerjaan resepnya sehingga dapat

meminimalkan terjadinya kesalahan dan memudahkan pengawasan.

6. Penyerahan obat dan pemberian informasi


44

Kegiatan penyerahan obat ini dilakukan di tempat penyerahan oba di

bagian depan di dekat ruang tunggu. Penyerahan obat harus disertai

dengan penjelasan informasi mengenai, nama obat, bentuk, dan jenis

sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai, cara penyimpanan, serta efek

samping yang mungkin timbul. Penyerahan obat biasanya dilakukan

bersamaan dengan pemberian informasi mengenai cara pemakaian obat.

Selanjutnya resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep

dan disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.

Berdasarkan cara pembayaran, penjualan dilakukan Apotek Kimia Farma

240 meliputi penjualan obat resep secara tunai dan kredit. Penjualan obat secara

kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah disepakati oleh

suatu perusahaan atau instansi dengan pihak apotek, yang pembayarannya

dilakukan secara kredit melalui penagihan kepada perusahaan secara berkala.

Prosedur pelayanan resep tunai dan kredit hanya berbeda pada cara

pembayarannya, pada resep kredit tidak ada penerimaan uang dari pelanggan.

Nomor resep untuk resep kredit dibedakan dari resep tunai. Resep disusun dan

disimpan terpisah dari resep tunai kemudian dikumpulkan serta dijumlahkan

nilai rupiahnya berdasarkan masing-masing instansi atau perusahaan untuk

dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo pembayaran yang telah disepakati

bersama. Berdasarkan produk yang dijual, Apotik Kimia Farma 240 melakukan

penjualan obat resep obat bebas. Penjualan bebas yang dimaksud adalah

penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari

dokter seperti obat bebas maupun bebas terbatas. Penjualan ini dikenal sebagai
45

pelayanan HV (Hand Verkoop). Prosedur penjualan bebas juga tidak jauh

berbeda dengan prosedur penjualan obat resep. Pada penjualan bebas petugas

menerima permintaan barang dari pembeli dan langsung memberikan informasi

harga. Setelah disetujui, pembeli langsung membayar ke kasir dan bagian kasir

yang menerima uang pembayaran segera membuat bukti penyerahan nota

penjualan bebas. Kemudian barang beserta bukti pembayaran diserahkan kepada

pembeli dan bukti penyerahan HV dikumpulkan serta diurutkan berdasarkan

nomornya dan dicatat pada laporan penjualan harian.

3.7 Pengelolaan Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 240

meliputi pelayanan obat tanpa resep dokter, pelayanan resep tunai dan kredit,

pelayanan informasi obat dan jaminan waktu pelayanan. Pelayanan Apotek

Kimia Farma 240 yang utama adalah menyalurkan dan memenuhi kebutuhan

penderita akan perbekalan farmasi.

3.7.1 Pelayanan Obat dengan Resep Tunai

Pelayanan ini merupakan penjualan yang dilakukan berdasarkan

permintaan resep dokter dan pasien membayar secara tunai. Dalam melayani

resep tunai, Apotek Kimia Farma 240 menggunakan sistem HETMP (Harga,

Etiket, Timbang/stok, Memeriksa dan Penyerahan) untuk mengontrol dan

memastikan obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan resep. Setiap

petugas yang melakukan tahap pengerjaan harus harus membubuhkan paraf di

kolom HETMP yang ada pada bon pembayaran.

Alur pelayanan obat dengan resep dokter secara tunai adalah sebagai berikut:
46

1. Pasien datang menyerahkan resep dan diterima oleh apoteker atau asisten

apoteker kemudian di cek keabsahan resep dan dskreaning kelengkapan

obat yang diminta dalam resep. Jika semua obat yang diminta dalam resep

tersedia, maka dilakuan perincian harga obat. Jika pasien setuju atas biaya

tersebut, pasien melakukan pembayaran kemudian struk dicetak rangkap

dua. Struk pertama diberikan kepada pasien sedangkan struk kedua

disatukan dengan resep dan diserahkan kepada asisten apoteker yang

bertugas diruang peracikan.

2. Asisten apoteker menyiapkan obat yang diminta dengan cara

mengambilnya dari rak penyimpanan dan kemudian meraciknya untuk

obat-obat yang perlu diracik.

3. Setiap obat yang diambil harus dicatat dalam kartu stok sesuai dengan

jumlah obat yang diambil dengan disertai tanggal pengambilan dan paraf

petugas.

4. Seluruh obat yang diminta disatukan dengan resepnya dalam suatu wadah

utuk kemudian dibuat etiketnya berdasarkan resep.

5. Jika ada resep yang harus diulang atau belum diserahkan, maka asisten

apoteker membuatkan salinan resep untuk penebusan resep berikutnya.

6. Obat yang telah siap tersebut diserahkan kepada asisten apoteker yang

bertugas di depan kemudian diserahkan kepada pasien.

7. Jika pengecekan tersebut telah selesai obat diserahkan kepada pasien

dengan memberikan informasi singkat yang diperlukan mengenai obat

tersebut.
47

3.7.2 Pelayanan Obat dengan Resep Kredit

Pelayanan obat dengan resep dokter secara kredit hanya diberikan

kepada pasien yang merupakan karyawan atau anggota dari instansi yang

membuat kesepakatan kerja sama dengan Apotek Kimia Farma 240.

Alur pelayanan yang dilakukan hampir sama dengan pelayanan obat

dengan resep tunai, perbedaanya adalah pada pelayanan ini tidak terdapat

perincian harga obat dan penyerahan uang tunai dari pasien kepada Apotek

Kimia Farma 240. oleh karena itu, pencatatan terhadap pelayanan obat

dengan resep dokter secara kredit ini dipisahkan dengan pelayanan obat

dengan resep dokter secara tunai, kemudian resep struk penjualan secara

kredit diserahkan ke Apotek Kimia Farma Administrator yang untk

selanjutnya dilakukan penagihan kepada perusahaan yang bersangkutan.

3.7.3 Pelayanan Obat tanpa Resep

Pelayanan seperti ini dikenal dengan Upaya Pengobatan Diri Sendiri

(UPDS). Penderita dapat langsung menyebutkan obat yang diperlukan atau

menyebutkan keluhan yang dirasakan. Apoteker atau asisten apoteker akan

memberikan saran tentang obat yang sebaiknya digunakan. Asisten apoteker

menginformasikan harga kemudian obat diberikan disertai bukti pembayaran.

Blangko permintaan obat (UPDS) dapat dilihat pada lampiran 10.

3.7.4 Swalayan

Apotek Kimia Farma 240 selain melayani penjualan obat berdasarkan

resep dan UPDS juga melayani penjualan obat bebas dan di luar sediaan

farmasi seperti makanan, minuman, produk kecantikan/kosmetika, produk


48

perlengkapan bayi dan produk-produk lainnya. Penjualan barang/produk

dilakukan pada suatu swalayan apotek yang letaknya bersebelahan dengan

penjualan produk sediaan farmasi.

Sistem pelayanan swalayan Apotek berbeda dengan pelayanan resep

dan UPDS, yaitu pembeli memilih dan mengambil sendiri barang yang ingin

dibelinya, kemudian diserahkan dan dibayar pada bagian kasir Setelah

pembeli membayar, kasir akan membuat bon pembayaran dan kemudian

menyerahkan barang tersebut kepada pembeli beserta bon penjualannya.

Pengadaan barang untuk swalayan apotek dilakukan dengan cara

pembelian langsung ke distributornya dan supermarket pusat grosir.

3.8 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika

3.8.1 Pengelolaan Narkotika

Pengelolaan narkotika diatur secara khusus mulai dari pengadaan sampai

pemusnahan. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek Kimia Farma 240

meliputi :

a. Pemesanan Narkotika

Pemesanan sediaan narkotika dilakukan oleh masing-masing apotek

pelayanan dan harus dilakukan secara tertulis sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Pemesanan dilakukan ke PBF Kimia Farma selaku pabrik

dan distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus narkotika

yang dibuat rangkap empat dan di tanda-tangani oleh APA, yang masing-

masing diserahkan kepada PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 Lembar

kopi SP) (warna putih, kuning dan pink) satu lembar ke BM untuk
49

penagihan dan satu lembar sebagai arsip di apotek (warna biru). Format

surat pemesanan narkotila dapat dilihat pada lampiran 11

b. Penerimaan Narkotika

Penerimaan Narkotika dari PBF harus diterima oleh Apoteker Pengelola

Apotek atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan

menandatangani faktur tersebut setelah dilakukan pecocokan dengan surat

pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis

dan jumlah narkotika yang dipesan dan expire datenya

c. Penyimpanan Narkotika

Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia Farma

disimpan dalam lemari khusus yang terkunci.

d. Pelayanan Narkotika

Apotek Kimia Farma hanya melayani resep narkotika atas resep asli atau

salinan resep yang dibuat oleh Apotek KF 240 sendiri yang belum diambil

sama sekali atau baru diambil sebagian.

e. Pelaporan Narkotika

Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma 240 dibuat setiap

bulan yang meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan

laporan penggunaan bahan baku narkotika. Laporan dibuat rangkap empat

dan ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, alamat

apotek, dan stempel apotek yang kemudian dikirimkan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Bandung dengan tembusan kepada :


50

Kepala Balai POM Jawa Barat, penanggung jawab obat Narkotika PT KF

(Tbk), dan arsip apotek.

f. Pemusnahan Narkotika

Pemusnahan narkotika yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 240

dilakukan sesuai dengan tata cara pemusnahan narkotika sesuai dengan

undang-undang yang berlaku

Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut :

1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan untuk pemusnahan

narkotika yang berisi antara lain jenis dan jumlah narkotika yang rusak

dan atau tidak memenuhi syarat.

2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke

Balai POM. Kemudian Balai POM akan menetapkan waktu dan tempat

pemusnahan.

3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten

Apoteker, Petugas Balai POM, dan Kepala Kantor Depkes Kota Madya

Jawa Barat.

4. Bila pemusnaan narkotika telah dilaksanakan dibuat BAP yang berisi :

Hari, tanggal, bulan, tahun, tempat dilakukan pemusnahan, nama, jenis,

jumlah narkotika yang dimusnahkan, petugas yang melakukan

pemusnahan, cara pemusnahan, nama dan tandatangan APA dan dibuat

tembusan kepada BPOM Jawa Barat, Penanggung Jawab Obat Narkotika

dan Psikotropika PT. Kimia Farma(Tbk), dan arsip apotek.


51

3.8.2 Pengelolaan Psikotropika

Pengelolaan Psikotropika di apotek Kimia Farma 240 , antara lain :

a. Pemesanan Psikotropika

Pemesanan obat psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat

Pesanan Psikotropika langsung dari apotek ke PBF yang boleh berisi lebih

dari satu jenis psikotropika untuk PBF yang sama. Surat pemesanan dibuat

rangkap 2, yang masing-masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan dan

sebagai arsip di apotek. Format surat pemesanan narkotila dapat dilihat

pada lampiran 12

b. Penyimpanan Psikotropika

Penyimpanan obat Psikotropika dilakukan dilemari khusus yang terpisah

dari sediaan yang lain.

c. Pelayanan Psikotropika

Apotek KF 240 hanya melayani resep psikotropika atas resep asli atau

salinan resep.

d. Laporan Psikotropika

Laporan penggunaan Psikotropika dikirimkan kepada Kepala Dinas

Kesehatan setempat setiap bulan. Laporan psikotropika memuat nama

apotek, nama obat, nama distibutor, jumlah penerimaan, jumlah

pengeluaran, tujuan pemakaian, dan stok akhir. Laporan ditandatangani oleh


52

APA, dilengkapi dengan nama dan nomor SIK, serta stempel apotek dengan

tembusan kepada : Kepala Balai POM Jawa Barat, Penanggung Jawab Obat

Narkotika dan Psikotropika PT. Kimia Farma (Tbk), dan Arsip Apotek.

e. Pemusnahan Psikotropika

Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan

narkotika. Dalam pelaksanaannya pemusnahan Psikotropika dapat dilakukan

bersamaan dengan pemusnahan narkotika.

Anda mungkin juga menyukai