OLEH
NAMA : NURJANNAH
NIM : 70100113088
KELS : FARMASI B
JURUSAN FARMASI
SAMATA-GOWA
2015
A. BAHAN AKTIF
DIAZEPAM (7-Kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on )
C16H13ClN2O ; BM=284.75
Pemerian : Serbuk Hablur, hampir putih sampai kuning, praktis
tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform, propylen glikol dan larut dalam etanol.
(Sweetman: 986-989)
o
Suhu lebur : 130-134 C
pH : Diazepam stabil pada pH 4-5, namun dalam bentuk
larutan stabil pada pH 6,2-6,9.
(Clarke’s.2005)
Kelas Terapi : Antiepilepsi dan antikonvulsi
Bentuk Sediaan : Tablet, cairan injeksi,sirup
(IONI:131)
Dosis : status epileptikus (IV/IM : 2-10 mg)
(A to Z Drugs Facts.2003)
Cara Sterilisasi : Filtrasi dan Autoklaf
C. BAHAN TAMBAHAN
D. TABEL STERILISASI
1. Sterilisasi Alat
2. Sterilisasi bahan
3. Sterilisasi sediaan
Karena bahan dalam sediaan tahan panas dan bisa disterilisasi di autoklaf,
maka sediaan dapat disterilisasi diakhir.
E. RANCANGAN FORMULA
1. Formula Asli
R/ Injeksi Volume Kecil Diazepam
2. Rancangan Formula
Tiap 2 mL mengandung :
Diazepam 10 mg
Propilen glykol 10 %
Asam Sitrat 196 mg
Natrium Sitrat 151 mg
API ad 2 ml
3. Master Formula
F. PERHITUNGAN
1. Perhitungan Isohidris
pH stabil sediaan Diazepam injeksi adalah 6,2-6,9. Sedian dibuat dengan
pH 6,2. Sehingga perlu dibuat sistem dapar yang dapat mempertahankan
pH nya. Dapar yang digunakan yaitu dapar sitrat dengan nilai pKa 6,4.
Fraksi mol garam
Mol sediaan
Mol Garam
38,65 % x 3,26
= 1,26 mmol
Mol Asam
61,35 % x 3,26
= 2,00 mmol
Bobot Garam (Mr Na. Sitrat = 120)
= 151,2 mg
Bobot Asam (Mr As. Sitrat = 98)
= 196 mg
2. Kapasitas Dapar (Berdasarkan persamaan Van slyke)
3. Pergeseran pH
M Diazepam =
= 0,0175 M
4. pH akhir sediaan
pH akhir = pH +
= 6,2 + 0,0196
= 6,2199
Sediaan tetap stabil pada pH tersebut
5. Perhitungan Isotonis
Diazepam 10 mg
Propilen glykol 10 %
Asam Sitrat 196 mg
Natrium Sitrat 151 mg
API ad 2 ml
E Na.Sitrat = 0,32
NaCl untuk Na. Sitrat = 0,151 x 0,32 = 0,0483
Larutan isotonis NaCl = 0,9 % /100 mL
= 0,018
Kebutuhan NaCl = B – jumlah
= 0,018 – 0,0483
= (-0,0303)
Karena kebutuhan NaCl menunjukkan nilai (-) maka dapat
disimpulkan bahwa sediaan bersifat hipertonik sehingga tidak
memerlukan bahan pengisotonis.
= 0,035oC
PTB Asam Sitrat
m = 196 mg = 0,196 g
Mr Asam Sitrat = 98
= 2oC
Cat: sediaan dikatakan isotonis jika nilai PTB = 0,52
Jika nilai PTB > 0,52 maka sediaan dikatakan hipertonik.
Karena nilai PTB Asam sitrat lebih besar dari 0,52 ; maka sediaan
dikatakan hipertonik dan tidak perlu penambahan pengisotonis
6. Perhitungan bahan
G. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disterilkan semua alat dan bahan sesuai tabel sterilisasi
3. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
4. Dilarutkan Diazepam dengan Propilen glykol
5. Dibuat sistem dapar Asam sitrat-Natrium sitrat dengan API
6. Dicampurkan larutan Diazepam dalam Propilen glykol dengan sistem
dapar yang dibuat
7. Dicukupkan volumenya dengan API
8. Dimasukkan kedalam wadah kaca (Ampul)
9. Oksigen dikeluarkan dan diganti dengan gas inert (Nitrogen)
10. Wadah di klem
11. Dilanjutkan dengan sterilisasi dalam posisi terbalik.
H. Pewadahan
Sediaan diazepam injeksi harus disimpan dalam wadah gelas Tipe-1
Wadah gelas Tipe I – borosilicate glass (gelas borosilikat dengan daya tahan
tinggi). Pada proses pembuatan sebagian besar alkali dan kation tanah diganti
oleh boron dan atau alumunium serta zink. Mempunyai daya tahan kimiawi
yang sangat baik sehingga tidak mempengaruhi preparat parenteral yang
sangat peka, lebih baik daripada gelas natrium karbonat. Umumnya
digunakan untuk sediaan parenteral.
Contoh wadah Gelas tipe misalnya vial, ampul, badan alat suntik (syringe)
dan bagian infus set.
DAFTAR PUSTAKA