ISSN: 2598-0815
eISSN: 2598-6058
EDUPRENEUR
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Bidang Kewirausahaan
Vol. 1, No. 3, Agustus 2018
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085
EDUPRENEUR
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Bidang Kewirausahaan
Volume 1 || Nomor 3 || Agustus 2018
ISSN: 2598-0815
ISSN: 2598-6058
Penerbit:
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Negeri Manado
e-mail: lppm@unima.ac.id;
Penasehat:
Rektor UNIMA
Penanggung Jawab:
Ketua LPPM
Redaktur:
Recky H. E. Sendouw, Ph.D.
Penyunting/Editor:
Prof. Dr. Suddin Simandjuntak, M.Si
Dr. Grace J. Soputan, M.Si
Dr. Alfonds Maramis, M.Si
Dr. James D.D. Massie, SE, MSi (Universitas Sam Ratulangi)
Dr. Mu.h Jasri DJangi MSi (Universitas Negeri Makassar)
Joppi J. Rondonuwu, MA, Ph.D (Universitas Klabat)
Reggy N. Sarmitam, MM (Universitas Klabat)
Dr. Indrabayu, ST, MT, M.Bus.Sys (Universitas Hasanuddin)
Teddy Tandaju, SE, MBA (Adv) (Unika De la Salle)
Desain Grafis:
Wensi R. L. Paat, ST, MT
Fotografer:
Sam Saroinsong, SH, MH
Sekretariat:
Dr. Juliana Ohy, M.Si
Jeane Tuilan, S.Pd, M.Pd
Patricia Silangen, S.Pd, M.Si
Pembuat Artikel:
Jeane Mantiri, SAB, MAP
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085
Penerbit:
LPM Press
EDUPRENEUR, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan,
mempublikasikan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) bidang
Kewirausahaan untuk semua jenjang pendidikan. Setiap naskah yang masuk ke
redaksi akan ditelaah oleh Tim Editor dan Mitra Bestari. Terbit 4 kali setiap tahun,
pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
DAFTAR ISI
1. PEDOMAN UMUM
a) Naskah merupakan ringkasan hasil pengabdian kepada masyarakat.
b) Naskah sudah ditulis dalam bentuk format DOC/DOCX yang sudah jadi dan siap cetak
sesuai dengan template yang disediakan.
c) Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Time New Roman font 11. Panjang
naskah sekitar 8–15 halaman dan diketik 1 spasi.
d) Seting halaman adalah 2 kolom dengan equal with coloumn dan jarak antar kolom 5 mm,
sedangkan Judul, Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam 1 kolom.
e) Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 3,5 cm untuk
batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan adalah 2,0 cm.
2. SISTEMATIKA PENULISAN
a) Bagian awal : judul, nama penulis, abstraksi.
b) Bagian utama : berisi Pendahuluan, Kajian Pustaka (jika ada), Metode Pelaksanaan, Hasil
dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran (jika ada).
c) Bagian akhir : ucapan terima kasih (jika ada), keterangan simbol (jika ada), dan daftar
pustaka.
4. ABSTRACT
a) Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti permasalahan/latar belakang,
cara pemecahan masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold).
b) Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi.
c) Jenis huruf abstract adalah Times New Roman 11, disajikan dengan rata kiri dan rata
kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada awal
kalimat.
d) Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi inti dari
uraian abstraksi. Kata Keywords dicetak tebal (bold).
6. REFERENSI
Penulisan pustaka menggunakan sistem Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera
dalam daftar pustaka harus dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat
diutamakan.
A. Buku
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085
[1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul
Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O’Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems. Edisi 10.
McGraw-Hill. New York-USA.
B. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun
publikasi. Judul artikel. Nama Jurnal Cetak Miring. Vol. Nomor. Rentang Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning. The
Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.
C. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul
artikel. Nama Konferensi. Tanggal, Bulan dan Tahun, Kota, Negara. Halaman.
Contoh:
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture management.
Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-schafts Informatik. 16-18 February
2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.
7. ATURAN TAMBAHAN
7.1 Penulisan Rumus
Rumus matematika ditulis secara jelas dengan Microsoft Equation atau aplikasi lain yang
sejenis dan diberi nomor seperti contoh berikut.
Penulis11), Penulis22) dst. [Font Times New Roman 10 Cetak Tebal dan NamaTidak Boleh
Disingkat]
1 Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi (penulis 1)
email: penulis _1@abc.ac.id
2 Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi (penulis 2)
email: penulis _2@cde.ac.id
Keywords: Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New
Roman 11 spasi tunggal, dan cetak miring]
1. PENDAHULUAN [Times New Roman 11 bold]
Pendahuluan mencakup latar belakang atas isu atau permasalahan serta urgensi dan
rasionalisasi kegiatan (penelitian atau pengabdian). Tujuan kegiatan dan rencana
pemecahan masalah disajikan dalam bagian ini. Tinjauan pustaka yang relevan dan
pengembangan hipotesis (jika ada) dimasukkan dalam bagian ini. [Times New Roman, 11,
normal].
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek, bahan dan
alat utama, tempat, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel penelitian, dan
teknik analisis. [Times New Roman, 11, normal].
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel,
grafik (gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data,
menginterpretasikan penemuan secara logis, mengaitkan dengan sumber rujukan yang
relevan. [Times New Roman, 11, normal].
5. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil penelitian dan pembahasan. [Times New
Roman, 11, normal].
REFERENSI
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam naskah ini disarankan menggunakan aplikasi
referensi (reference manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-lain.
[Times New Roman, 11, normal].
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
ABSTRAK
Keindahan Tempat Wisata Religi Bukit Kasih Kanonang sudah dikenal banyak kalangan. Maka tidak
mengherankan dalam rentang Juni hingga Desember 2016 tercatat ada 35.028 wisatawan yang telah
mendatangi objek wisata ini. Besarnya kunjungan ini telah mendorong lahirnya penawaran berbagai
jasa. Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat adalah penjualan asesoris. Kelompok
penjual asesoris ini semuanya tidak memiliki latar belakang atau pendidikan formal. Kondisi ini
menyiratkan bahwa kemampuan memasarkan asesoris yang berjalan antara pengunjung dengan
penjual lebih bersifat natural. Permasalahan mitra seperti: (1) Rendahnya kualitas barang yang
dijual oleh penjual asesoris. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan penjual untuk menjelaskan
secara mendetail komponen-komponen yang ada di dalam barang asesoris yang mereka jual dan.
(2). Kurangnya variasi barang yang ditawarkan oleh penjual dikarenakan mereka hanya menjadi
tangan kedua atau ketiga dari pedagang di luar daerah. Akibatnya produk yang dihasilkan tidak
semuanya memenuhi keinginan pasar. Solusi untuk permasalahan ini adalah pertama, memberikan
sentuhan keilmuan berupa pemberian pelatihan ketrampilan cara mengelolah dan memasarkan
barang asesoris dengan belajar mengenal lebih dekat karakter barang yang dijual. dan kedua,
adalah, variasi produk asesoris yang monoton hendaknya dikembangkan menjadi lebih kaya dengan
memasukkan unsur budaya bukit kasih. Maka perlu adanya kerjasama dengan pembuat asesoris
dengan mengkomunikasikan model-model terbaru untuk diciptakan. sehingga ada penyegaran
kembali produk asesoris. Metode dalam pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat
(PKM) ini melibatkan masyarakat khususnya penjual asesoris yang kurang memiliki pengetahuan
dan keterampilan mengelolah usaha mereka dan melibatkan mahasiswa ekonomi sebagai
pendamping. Melalui kegiatan ini dihasilkan: (1) ada respons yang baik dari para penjual asesoris
sehingga mereka berpartisipasi dan hadir dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
(2) Terbentuknya pemahaman yang sama mengapa pengetahuan dan keterampilan menjadi sebuah
kebutuhan bagi kegiatan pengelolaan dan pemasaran asesoris, (3) melalui kegiatan pengabdian
pada masyarakat ini terjadi perubahan pola fikir (mindset) penjual asesoris dalam hal pengetahuan
dan keterampilan untuk mengelola dan memasarkan asesoris dengan baik dan benar dan, (4)
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penjual asesoris tentang cara memasarkan asesoris
agar terus meningkat, cara memelihara hubungan antara konsumen dan produsen. Selanjutnya cara
membangun hubungan berkelanjutan dengan konsumen agar tetap bertahan bukan hanya sekedar
jual beli saja.
P a g e 46 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
P a g e 47 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
yang didapat seperti kebanggaan pernah keterampilan yang didapat untuk membantu
mengunjungi buki kasih dengan membeli kelopok penjual asesoris. Pada kegiatan IbM
asesoris yang ada tulisan bukit kasih atau ini mereka akan berperan menjadi
gambar bukit kasih pada setiap asesoris pendamping sekaligus tutor dan mitra latih
ataupun asesoris tugu bukit kasih serta bagi para penjual asesoris yang mengikuti
benda-benda sekitar yang dapat dijadikan pelatihan ketrampilan mengelolah usaha.
asesoris unggulan buki kasih. Tentu saja Kehadiran mereka akan memperkuat dan
solusi ini akan berdampak pada daya tarik menyemangati partisipasi mitra kegiatan
wisata yang telah mendapat sentuhan dalam hal ini kelompok penjual asesoris.
penerapan Program Kemitraan Masyarakat Kemitraan ini akan menguntungkan dalam
(PKM). menjamin keberhasilan dalam mengatasi
permasalahan prioritas yang dialami oleh
2. METODE KEGIATAN para penjual asesoris di Bukit Kasih
A. Metode yang ditawarkan Kanonang.
Keberhasilan suatu program ditentukan B. Pelaksanaan Kegiatan :
oleh tingkat partisipasi atau dapat diterima 1. Sosialiasi
dan dirasakan manfaat kegiatannya oleh Satu kegiatan yang sangat penting
masyarakat luas. Oleh karena itu dalam adalah sosialisasi. Kegiatan ini
pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan ditekankan pada pemberian pemahaman
Masyarakat (PKM) ini direncanakan akan pentingnya kegiatan untuk
melibatkan masyarakat khususnya penjual meningkatkan pendapatan dan
asesoris yang kurang memiliki pengetahuan keberlanjutan Bukit Kasih sebagai ikon
dan keterampilan mengelolah usaha mereka. wisata serta untuk memastikan kepuasan
Penjual asesoris ini juga bersedia dihimpun para pengunjung. Pada proses sosialisasi
dan membentuk kelompok penjual aseoris ini, penjual asesoris akan diberi gambaran
yang belum pernah ada. Diharapkan bagaimana mitra dapat mengatasi
kegiatan ini akan memberikan dampak yang masalah-masalah mendasar yang selama
lebih luas terutama dalam mengatasi ini mereka hadapi. Hal ini penting untuk
permasalahan yang dihadapi penjual menumbuhkan kesadaran sejak awal
asesoris saat ini. Di samping itu kegiatan ini bahwa kegiatan ini bukan semata-mata
akan melibatkan pemerintah desa dan tokoh untuk kepentingan Tim Universitas
agama atau adat setempat yang memiliki Negeri Manado melainkan untuk
pengaruh kuat serta menjadi pribadi panutan menjawab kebutuhan mereka. Seperti
dalam masyarakat. dalam hal memproduksi dan menjual
Selain itu, kegiatan Program Kemitraan asesoris sebagai cendramata yang tentu
Masyarakat (PKM) ini juga menggunakan saja dapat memberikan keutungan
pendekatan lain yaitu dengan cara tersendiri. Dengan begitu maka mitra
melibatkan mahasiswa ekonomi sebagai akan mengambil tanggung jawab
pendamping dan sekaligus mereka belajar bersama untuk menjamin keberhasilan
dan membagi ilmu dengan kegiatan magang pelaksanaan kegiatan pengabdian
dengan membagikan pengalaman belajar sekaligus melihat bahwa kegiatan ini tak
mereka di dalam kelas. Hal ini juga akan bisa diabaikan. Kesadaran ini akan
melahirkan jiwa wirausaha mahasiswa untuk berperan penting untuk menentukan
menjadi wirausahawan melalui pengalaman keberhasilan pelaksanaan kegiatan
praktis mengaplikasikan dan Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
mengembangkan ilmu pengetahuan dan 2. Proses Pelatihan
P a g e 48 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
Pelaksanaan kegiatan ini langsung bahasa yang tepat dan mudah dimengerti
memadukan teori dan praktek dalam oleh pegunjung tanpa membuat kesalahan
setiap pertemuannya. Ini berarti bahwa berkomunikasi. Serta ikut menciptakan
penjual asesoris sebagai mitra akan suasana akrab yang membuat pengunjung
langsung dilibatkan dalam praktek cara betah dan akan berlama-lama menikmati
mengelola sambil diselingi pemberian keindahan alam Bukit kasih.
teori yang sesuai dengan konteks dan Kedua, pengetahuan mengenai cara
tujuan pengelolaan usaha penjual memperbanyak variasi asesoris agar
asesoris. Dengan demikian pelatihan ini beranekaragam. Transfer ilmu ini
menjadi proses pembelajaran teori diberikan melalui pelatihan dengan
ekonomi sekaligus penerapannya. Pada memberikan 1) pengenalan produk yang
titik ini peran pelibatan komunitas belajar dihasilkan seperti kalung, gelang,
menjadi terasa sangat bermanfaat sebab gantungan kunci, cincin. 2) mempelajari
mereka akan bermain peran (role play) keunikan Bukit Kasih dengan
untuk menjadi model dan pada giliran dimunculkannya gambar-gambar penting
berikutnya menjadi partner latih bagi para seperti gambar salib, monument Bukit
penjual asesoris yang mengikuti kegiatan Kasih, patung Toar Lumimuut yang
pelatihan. Dilain waktu, komunitas merupakan nenek moyang orang
belajar dapat menjadi tempat bertanya minahasa dan gambar unik lain yang
untuk aspek pengetahuan atau teoretis memiliki karakter mengenai Bukit Kasih.
yang belum dipahami. Hal ini sangat 3) mendesain gambar-gambar yang akan
membantu peran tim pelaksana sekaligus menjadi ikon khusus asesoris Bukit
bisa membuka jalan keberhasilan bagi Kasih. 4) bekerjasama dengan pembuat
pelaksanaan keseluruhan kegiatan. asesoris dengan memberikan gambar
Dalam kaitan itu dapat ringkas bahwa yang menjadi karakter unik Bukit Kasih.
implementasi yang dilaksanakan untuk 5) pengetahuan kepada mitra dengan
menjadi solusi permasalahan sebagai tetap menjaga kualitas produk asesoris
berikut. yang dihasilkan.
Pertama, Pengetahuan dan 3. Evaluasi dan Keberlanjutan Program
keterampilan dalam hal mengelola usaha Tahapan ini merupakan pemantauan
asesoris. Para penjual asesoris diberikan dan pengecekan pada setiap langkah dan
teori dan latihan mengenai cara solusi yang diharapkan apakah telah
mengelola usaha ini. mulai dari memenuhi harapan. Kemajuan dan
pengadaan produk yang dijual hendaknya tantangan akan dipantau untuk menjadi
diketahui kualitas barang yang dibeli dari bahan refleksi untuk langkah selanjutnya.
pedagang di daerah lain. sehingga hal ini Peran tiap komponen dalam pengabdian
akan membantu mereka mempromosikan baik pelaksana maupun mitra dinilai
barang yang dijual dengan disertai cerita- peran dan tanggapannya. Secara umum,
cerita mengenai Bukit Kasih yang keberhasilan akhir akan dievaluasi
memiliki sejarah khusus bagi masyarakat dengan merujuk pada ketersediaan
Minahasa. Tambahan cerita rakyat output, outcome dan impact dari
mereka akan menjadi daya tarik sendiri pelaksanaan Program Kemitraan
yang membuat pengujung merasa puas Masyarakat (PKM). Dalam konteks
yang tentu saja secara spontan akan ikut kegiatan ini, evaluasi akan melihat
membeli asesoris mereka. Selanjutnya tercapainya output antaralain
mitra usaha hendaknya menggunakan terlaksananya proses peningkatan
P a g e 49 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
pengetahuan dan ketrampilan mengelola dosen yang bergelar doktor dengan 5 (lima)
usaha, terciptanya lapangan pekerjaan, orang mahasiswa.
Sedangkan outcome dapat dilihat pada Untuk metode pelaksanaan kegiatan
peningkatan kapasitas penjual asesoris yaitu memberikan sentuhan keilmuan
sebagai anggota mitra, peningkatan berupa pemberian pelatihan ketrampilan
layanan penjual asesoris, dan cara mengelolah dan memasarkan barang
peningkatan pengetahuan dan asesoris dengan belajar mengenal lebih
ketrampilan penjual asesoris. Pada aspek dekat karakter barang yang dijual. dan
impact ditunjukan pada peningkatan kedua, adalah, variasi produk asesoris yang
pendapatan dari kelompok penjual monoton hendaknya dikembangkan menjadi
asesoris, terjadinya perkembangan lebih kaya dengan memasukkan unsur
jumlah dan kualitas penjual asesoris dan budaya bukit kasih. Maka perlu adanya
bertambahnya serapan tenaga kerja baru. kerjasama dengan pembuat asesoris dengan
mengkomunikasikan model-model terbaru
untuk diciptakan. sehingga ada penyegaran
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kembali produk asesoris. Luaran kegiatan
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) PKM ini antara lain: (1) Peningkatan jumlah
ini dilaksanakan kepada kelompok penjual penjual asesoris handal yang memiliki
asesoris yang merupakan mitra dalam keterampilan dan pengetahuan khusus pada
kegiatan ini. Mitra dalam kegiatan ini bidang pengelolaan usaha asesoris di Bukit
berjumlah 15 orang dan mereka memiliki Kasih. (2) Terciptanya produk asesoris baru
jenjang pendidikan yang berbeda-beda yang memiliki karakter Bukit Kasih
seperti SD, SMP dan SMA. Kanonang.
Persoalan kelompok penjual asesoris ini Metode dalam pelaksanaan kegiatan
sebagai mitra terletak pada 2 hal yaitu : (1) Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini
Rendahnya kualitas barang yang dijual oleh melibatkan masyarakat khususnya penjual
penjual asesoris. Hal ini ditandai dengan asesoris yang kurang memiliki pengetahuan
ketidakmampuan penjual untuk menjelaskan dan keterampilan mengelolah usaha mereka.
secara mendetail komponen-komponen yang Penjual asesoris ini juga bersedia dihimpun
ada di dalam barang asesoris yang mereka dan membentuk kelompok penjual aseoris
jual dan. (2). Kurangnya variasi barang yang yang belum pernah ada. Diharapkan
ditawarkan oleh penjual dikarenakan mereka kegiatan ini akan memberikan dampak
hanya menjadi tangan kedua atau ketiga dari dalam mengatasi permasalahan yang
pedagang di luar daerah. Akibatnya produk dihadapi penjual asesoris. Di samping itu
yang dihasilkan tidak semuanya memenuhi kegiatan ini akan melibatkan pemerintah
keinginan pasar. Selanjutnya status sosial desa dan tokoh agama atau adat setempat
kelompok penjual asesoris ini bervariasi. yang memiliki pengaruh kuat serta menjadi
Ada yang bekerja sebagai petani, ibu rumah pribadi panutan dalam masyarakat.
tangga, tukang ojek, pengusaha warung dan Selain itu, kegiatan Program Kemitraan
lain-lain. Masyarakat (PKM) ini juga menggunakan
Lokasi PKM dari perguruan tinggi pendekatan dengan cara melibatkan
adalah 30 Km dengan sarana transportasi mahasiswa ekonomi sebagai pendamping
yang digunakan adalah angkutan umum, dan sekaligus mereka belajar dan membagi
mobil dan sepeda motor. Sarana komunikasi ilmu. Kemitraan ini akan menguntungkan
yang digunakan berupa telepon, internet dan dalam menjamin keberhasilan dalam
surat. Untuk tim PKM berjumlah 1 (satu) mengatasi permasalahan prioritas yang
P a g e 50 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
dialami oleh para penjual asesoris di Bukit wisata Bukit kasih kanonang, tentu
Kasih Kanonang. saja menjadi input positif buat
Melalui kegiatan ini dapat dicapai beberapa masyarakat setempat dan khususnya
hal seperti: para penjual asesoris. Karena selama
(1) Ada respons yang baik dari ini mereka hanya berpikir menjual dan
para penjual asesoris sehingga mereka barang mereka dibeli oleh para
berpartisipasi dan hadir dalam pengunjung. Itulah tujuan utama
kegiatan pengabdian kepada mereka dan setelah itu memperoleh
masyarakat. Para penjual asesoris keuntungan. Seperti yang dituturkan
ketika mendapatkan undangan dari oleh salah satu penjual iu Hesti Pinatik
Tim pengabdian sangat antusias untuk yang menyatakan bahwa ketika
mengikuti kegiatan ini. Hal ini mereka menjual asesoris kepada
dibuktikan dengan kehadiran mereka pengunjung, mereka mengikuti dari
yang tepat waktu. Bukan itu saja, belakang dan seakan-akan terus
kehadiran mereka menandakan menerus mengikuti pengunjung.
besarnya harapan untuk mendapatkan Mereka akan berhenti ketika para
pengetahuan mengenai cara menjual pengunjung sudah membeli produk
dan mengelolah asesoris yang ada. mereka. Hal lain lagi mereka tidak
(2) Terbentuknya pemahaman yang pernah memikirkan perasaan
sama mengapa pengetahuan dan pengunjung apakah mereka nyaman
keterampilan menjadi sebuah atau tidak dengan kehadiran para
kebutuhan bagi kegiatan pengelolaan penjual asesoris. Hal itulah yang
dan pemasaran asesoris. Ketika membuat beberapa pengunjung
mengikuti kegiatan ini, para penjual mengeluarkan kata menolak dengan
asesoris menjadi sadar ternyata kasar ketika ditawarkan produk aseoris
kegiatan pengelolaan dan pemasaran tersebut. Sebagai penjual hal itu adalah
asesoris ini sangat penting dalam hal yang biasa. Bagi mereka penjual
usaha kegiatan mereka. Hal ini asesoris yang penting barang mereka
dinyatakan oleh salah satu penjual laku dibeli. Setelah mengikuti kegiatan
asesoris yaitu Ibu Eva Pinatik yang ini para penjual asesoris mulai
mengatakan bahwa selama ini mereka mendapatkan pengetahuan bagaimana
hanya bermodalkan kenekatan ketika keberadaan mereka dapat diterima
menjual asesoris. Mereka hanya oleh pengunjung tanpa menggangu
memiliki bekal pengetahuan alami kenyamanan pengunjung. Hal yang
yang datang dari diri mereka sendiri. dilakukan adalah mereka akan
Sehingga kemempuan mereka menjual memberikan informasi tentang
aksesoris berdasarkan keaktifan keberadaan bukit kasih dengan
pribadi lepas pribadi. menuangkan sejarah bukit kasih yang
(3) melalui kegiatan pengabdian pada cukup menarik mengenai cerita dari
masyarakat ini terjadi perubahan pola setiap patung yang ada. Misalnya
fikir (mindset) penjual asesoris dalam patung Toar Lumimuut yang
hal pengetahuan dan keterampilan merupakan nenek moyang orang
untuk mengelola dan memasarkan Minahasa. Begitu juga dengan adanya
asesoris dengan baik dan benar. patung salib dan bangunan 4 (empat)
Terbentuknya pola pikir yang baik dan rumah ibadah. Cerita ini dapat
benar dalam menjual asoris di lokasi membantu pengunjung untuk
P a g e 51 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
P a g e 52 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085
P a g e 53 | 70