Anda di halaman 1dari 15

EDUPRENERUR || Vol.

1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815


Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

ISSN: 2598-0815
eISSN: 2598-6058

EDUPRENEUR
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Bidang Kewirausahaan
Vol. 1, No. 3, Agustus 2018
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG PISANG GOROHO (Musa acuminata,


SP) DAN CARA PEMBUATAN KUE BISCUIT DARI TEPUNG PISANG GOROGO
Anatje Lihiang1), Meity Sasinggala2)

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI


KREATIF DENGAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA LOKAL DI
DESA TIMBUOLO TENGAH GORONTALO
Muhammad Sayuti1), Hasanuddin2)

PENGEMBANGAN UNIT PROSES PRODUKSI DAN KEMASAN PRODUK


OLAHAN BERBASIS RUMPUT LAUT UNTUK USAHA MIKRO PEMBUATAN
DODOL, SELAI DAN KERUPUK DI DESA ILODULUNGA KECAMATAN
ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA
Selvi1), Sri Indriyani Seme Dai2)

PENGELOLAAN DANA DESA DAN ALOKASI DANA DESA DALAM


PENINGKATAN KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF DI DESA
Imran Rosman Hambali1), Fitri Hadi Yulia Akib2)

DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN BERBASIS KACANG TANAH UNTUK


MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
DI DESA PILOHAYANGA BARAT
Siti Aisa Liputo1), Zainuddin Antuli2), Yoyanda Bait3)

PKM KELOMPOK PENJUAL ASESORIS DI BUKIT KASIH KANONANG


KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA
SULAWESI UTARA
Rahel Widiawati Kimbal1), Jeane Mantiri2)

DISEMINASI PENGELOLAAN RTH PEMUKIMAN UNTUK MENINGKATKAN


BIODIVERSITAS FLORA
Fabiola Baby Saroinsong1), Josephus Innocentius Kalangi2)

ANALISIS PROSES BISNIS BENGKEL GELAS UBAYA:


STRATEGI PENATAAN PROSES MANAJEMEN
Restu Kartiko Widi1), Arief Budhyantoro2), Emma Savitri3)
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

EDUPRENEUR
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Bidang Kewirausahaan
Volume 1 || Nomor 3 || Agustus 2018
ISSN: 2598-0815
ISSN: 2598-6058
Penerbit:
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Negeri Manado
e-mail: lppm@unima.ac.id;

Penasehat:
Rektor UNIMA

Penanggung Jawab:
Ketua LPPM

Redaktur:
Recky H. E. Sendouw, Ph.D.

Penyunting/Editor:
Prof. Dr. Suddin Simandjuntak, M.Si
Dr. Grace J. Soputan, M.Si
Dr. Alfonds Maramis, M.Si
Dr. James D.D. Massie, SE, MSi (Universitas Sam Ratulangi)
Dr. Mu.h Jasri DJangi MSi (Universitas Negeri Makassar)
Joppi J. Rondonuwu, MA, Ph.D (Universitas Klabat)
Reggy N. Sarmitam, MM (Universitas Klabat)
Dr. Indrabayu, ST, MT, M.Bus.Sys (Universitas Hasanuddin)
Teddy Tandaju, SE, MBA (Adv) (Unika De la Salle)

Desain Grafis:
Wensi R. L. Paat, ST, MT

Fotografer:
Sam Saroinsong, SH, MH

Sekretariat:
Dr. Juliana Ohy, M.Si
Jeane Tuilan, S.Pd, M.Pd
Patricia Silangen, S.Pd, M.Si

Pembuat Artikel:
Jeane Mantiri, SAB, MAP
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

Penerbit:
LPM Press
EDUPRENEUR, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan,
mempublikasikan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) bidang
Kewirausahaan untuk semua jenjang pendidikan. Setiap naskah yang masuk ke
redaksi akan ditelaah oleh Tim Editor dan Mitra Bestari. Terbit 4 kali setiap tahun,
pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

DAFTAR ISI

PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG PISANG GOROHO (Musa acuminata, SP)


DAN CARA PEMBUATAN KUE BISCUIT DARI TEPUNG PISANG GOROGO
Anatje Lihiang1), Meity Sasinggala2) Page [1-12]

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI


KREATIF DENGAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA LOKAL DI DESA
TIMBUOLO TENGAH GORONTALO
Muhammad Sayuti1), Hasanuddin2) Page [13-18]

PENGEMBANGAN UNIT PROSES PRODUKSI DAN KEMASAN PRODUK OLAHAN


BERBASIS RUMPUT LAUT UNTUK USAHA MIKRO PEMBUATAN DODOL, SELAI
DAN KERUPUK DI DESA ILODULUNGA KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN
GORONTALO UTARA
Selvi1), Sri Indriyani Seme Dai2) Page [19-27]

PENGELOLAAN DANA DESA DAN ALOKASI DANA DESA DALAM


PENINGKATAN KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF DI DESA
Imran Rosman Hambali1), Fitri Hadi Yulia Akib2) Page [28-39]

DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN BERBASIS KACANG TANAH UNTUK


MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA PILOHAYANGA
BARAT
Siti Aisa Liputo1), Zainuddin Antuli2), Yoyanda Bait3) Page [40-45]

PKM KELOMPOK PENJUAL ASESORIS DI BUKIT KASIH KANONANG


KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA
Rahel Widiawati Kimbal1), Jeane Mantiri2) Page [46-53]

DISEMINASI PENGELOLAAN RTH PEMUKIMAN UNTUK MENINGKATKAN


BIODIVERSITAS FLORA
Fabiola Baby Saroinsong1), Josephus Innocentius Kalangi2) Page [54-61]

ANALISIS PROSES BISNIS BENGKEL GELAS UBAYA:


STRATEGI PENATAAN PROSES MANAJEMEN
Restu Kartiko Widi1), Arief Budhyantoro2), Emma Savitri3) Page [67-70]
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

PANDUAN PENULISAN ARTIKEL


JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. PEDOMAN UMUM
a) Naskah merupakan ringkasan hasil pengabdian kepada masyarakat.
b) Naskah sudah ditulis dalam bentuk format DOC/DOCX yang sudah jadi dan siap cetak
sesuai dengan template yang disediakan.
c) Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Time New Roman font 11. Panjang
naskah sekitar 8–15 halaman dan diketik 1 spasi.
d) Seting halaman adalah 2 kolom dengan equal with coloumn dan jarak antar kolom 5 mm,
sedangkan Judul, Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam 1 kolom.
e) Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 3,5 cm untuk
batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan adalah 2,0 cm.

2. SISTEMATIKA PENULISAN
a) Bagian awal : judul, nama penulis, abstraksi.
b) Bagian utama : berisi Pendahuluan, Kajian Pustaka (jika ada), Metode Pelaksanaan, Hasil
dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran (jika ada).
c) Bagian akhir : ucapan terima kasih (jika ada), keterangan simbol (jika ada), dan daftar
pustaka.

3. JUDUL DAN NAMA PENULIS


a) Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf Times
New Roman 12, spasi tunggal dengan jumlah kata maksimum 15.
b) Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan
huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama
diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya.
c) Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama
penulis dengan huruf Times New Roman.

4. ABSTRACT
a) Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti permasalahan/latar belakang,
cara pemecahan masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold).
b) Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi.
c) Jenis huruf abstract adalah Times New Roman 11, disajikan dengan rata kiri dan rata
kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada awal
kalimat.
d) Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi inti dari
uraian abstraksi. Kata Keywords dicetak tebal (bold).

5. ATURAN UMUM PENULISAN NASKAH


a) Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman 11 dan dicetak tebal (bold).
b) Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak diberi
spasi.
c) Kata asing ditulis dengan huruf miring.
d) Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang
kurang dari sepuluh harus dieja.
e) Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut.

6. REFERENSI
Penulisan pustaka menggunakan sistem Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera
dalam daftar pustaka harus dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat
diutamakan.

A. Buku
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

[1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul
Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O’Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems. Edisi 10.
McGraw-Hill. New York-USA.

B. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun
publikasi. Judul artikel. Nama Jurnal Cetak Miring. Vol. Nomor. Rentang Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning. The
Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.

C. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul
artikel. Nama Konferensi. Tanggal, Bulan dan Tahun, Kota, Negara. Halaman.
Contoh:
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture management.
Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-schafts Informatik. 16-18 February
2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.

D. Tesis atau Disertasi


[4] Penulis (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul. Skripsi, Tesis,
atau Disertasi. Universitas.
Contoh:
Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa Timur.
Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Joyonegoro, Surabaya.

E. Sumber Rujukan dari Website


[5] Penulis. Tahun. Judul. Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal Diakses.
Contoh:
Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A brave new world?.
http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf. Diakses tanggal 18
Juni
2013.

7. ATURAN TAMBAHAN
7.1 Penulisan Rumus
Rumus matematika ditulis secara jelas dengan Microsoft Equation atau aplikasi lain yang
sejenis dan diberi nomor seperti contoh berikut.

7.2 Penulisan Tabel


Tabel diberi nomor sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas kanan atau kiri.
Judul
tabel ditulis di bagian atas tabel dengan posisi rata tengah (center justified).
EDUPRENERUR || Vol. 1, No 3 Agustus 2018 ISSN:2598-0815
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan eISSN:2598-6085

JUDUL DITULIS DENGAN


FONT TIMES NEW ROMAN 12 CETAK TEBAL

Penulis11), Penulis22) dst. [Font Times New Roman 10 Cetak Tebal dan NamaTidak Boleh
Disingkat]
1 Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi (penulis 1)
email: penulis _1@abc.ac.id
2 Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi (penulis 2)
email: penulis _2@cde.ac.id

Abstract [Times New Roman 11 Cetak Tebal dan Miring]


Abstract ditulis dalam bahasa Inggris yang berisikan isu-isu pokok, tujuan penelitian,
metoda/pendekatan dan hasil penelitian. Abstract ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari
200 kata. (Times New Roman 11, spasi tunggal, dan cetak miring).

Keywords: Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New
Roman 11 spasi tunggal, dan cetak miring]
1. PENDAHULUAN [Times New Roman 11 bold]
Pendahuluan mencakup latar belakang atas isu atau permasalahan serta urgensi dan
rasionalisasi kegiatan (penelitian atau pengabdian). Tujuan kegiatan dan rencana
pemecahan masalah disajikan dalam bagian ini. Tinjauan pustaka yang relevan dan
pengembangan hipotesis (jika ada) dimasukkan dalam bagian ini. [Times New Roman, 11,
normal].

2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA ADA)


Bagian ini berisi kajian literatur yang dijadikan sebagai penunjang konsep penelitian.
Kajian literatur tidak terbatas pada teori saja, tetapi juga bukti-bukti empiris. Hipotesis
peneltiian (jika ada) harus dibangun dari konsep teori dan didukung oleh kajian empiris
(penelitian sebelumnya). [Times New Roman, 11, normal].

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek, bahan dan
alat utama, tempat, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel penelitian, dan
teknik analisis. [Times New Roman, 11, normal].
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel,
grafik (gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data,
menginterpretasikan penemuan secara logis, mengaitkan dengan sumber rujukan yang
relevan. [Times New Roman, 11, normal].

5. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil penelitian dan pembahasan. [Times New
Roman, 11, normal].

REFERENSI
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam naskah ini disarankan menggunakan aplikasi
referensi (reference manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-lain.
[Times New Roman, 11, normal].
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

PKM KELOMPOK PENJUAL ASESORIS DI BUKIT KASIH KANONANG


KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA
SULAWESI UTARA

Rahel Widiawati Kimbal1), Jeane Mantiri2)


Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Manado 1)
rahelwkimbal@unima.ac.id
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Manado2)
jeanelitha@unima.ac.id

ABSTRAK

Keindahan Tempat Wisata Religi Bukit Kasih Kanonang sudah dikenal banyak kalangan. Maka tidak
mengherankan dalam rentang Juni hingga Desember 2016 tercatat ada 35.028 wisatawan yang telah
mendatangi objek wisata ini. Besarnya kunjungan ini telah mendorong lahirnya penawaran berbagai
jasa. Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat adalah penjualan asesoris. Kelompok
penjual asesoris ini semuanya tidak memiliki latar belakang atau pendidikan formal. Kondisi ini
menyiratkan bahwa kemampuan memasarkan asesoris yang berjalan antara pengunjung dengan
penjual lebih bersifat natural. Permasalahan mitra seperti: (1) Rendahnya kualitas barang yang
dijual oleh penjual asesoris. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan penjual untuk menjelaskan
secara mendetail komponen-komponen yang ada di dalam barang asesoris yang mereka jual dan.
(2). Kurangnya variasi barang yang ditawarkan oleh penjual dikarenakan mereka hanya menjadi
tangan kedua atau ketiga dari pedagang di luar daerah. Akibatnya produk yang dihasilkan tidak
semuanya memenuhi keinginan pasar. Solusi untuk permasalahan ini adalah pertama, memberikan
sentuhan keilmuan berupa pemberian pelatihan ketrampilan cara mengelolah dan memasarkan
barang asesoris dengan belajar mengenal lebih dekat karakter barang yang dijual. dan kedua,
adalah, variasi produk asesoris yang monoton hendaknya dikembangkan menjadi lebih kaya dengan
memasukkan unsur budaya bukit kasih. Maka perlu adanya kerjasama dengan pembuat asesoris
dengan mengkomunikasikan model-model terbaru untuk diciptakan. sehingga ada penyegaran
kembali produk asesoris. Metode dalam pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat
(PKM) ini melibatkan masyarakat khususnya penjual asesoris yang kurang memiliki pengetahuan
dan keterampilan mengelolah usaha mereka dan melibatkan mahasiswa ekonomi sebagai
pendamping. Melalui kegiatan ini dihasilkan: (1) ada respons yang baik dari para penjual asesoris
sehingga mereka berpartisipasi dan hadir dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
(2) Terbentuknya pemahaman yang sama mengapa pengetahuan dan keterampilan menjadi sebuah
kebutuhan bagi kegiatan pengelolaan dan pemasaran asesoris, (3) melalui kegiatan pengabdian
pada masyarakat ini terjadi perubahan pola fikir (mindset) penjual asesoris dalam hal pengetahuan
dan keterampilan untuk mengelola dan memasarkan asesoris dengan baik dan benar dan, (4)
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penjual asesoris tentang cara memasarkan asesoris
agar terus meningkat, cara memelihara hubungan antara konsumen dan produsen. Selanjutnya cara
membangun hubungan berkelanjutan dengan konsumen agar tetap bertahan bukan hanya sekedar
jual beli saja.

Keyword: Kelompok Penjual Asesoris, Bukit Kasih, Wisatawan, Pedagang, Produk.

P a g e 46 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

1. PENDAHULUAN dekat karakter barang yang dijual. hal ini


tentu saja membutuhkan kerjasama dengan
Keindahan Tempat Wisata Religi Bukit tukang pembuat barang asesoris di daerah
Kasih Kanonang sudah dikenal banyak lain. Seperti para penjual dapat mengetahui
kalangan. Maka tidak mengherankan dalam dasar dari kualitas barang dengan
rentang Juni hingga Desember 2016 tercatat mengetahui bahan yang digunakan, lamanya
ada 35.028 wisatawan yang telah waktu pembuatan, tempat pembuatannya
mendatangi objek wisata ini. Besarnya dimana, dan model apa saja yang banyak
kunjungan ini telah mendorong lahirnya diminta oleh pembeli. Kegiatan pengenalan
penawaran berbagai jasa. Salah satu ini hendaknya dilakukan berjenjang sampai
kegiatan ekonomi yang dilakukan penjual asesoris dan pembuat asesoris dapat
masyarakat adalah penjualan asesoris. memiliki hubungan kerjasama yang saling
Kelompok penjual asesoris ini semuanya menguntungkan satu dengan yang lainnya.
tidak memiliki latar belakang atau Dengan kata lain, luaran dari strategi ini
pendidikan formal. Kondisi ini menyiratkan akan terlihat pada peningkatan penguasaan
bahwa kemampuan memasarkan asesoris kemampuan menjelaskan secara mendetail
yang berjalan antara pengunjung dengan mengenai asesoris yang dijual. harapannya
penjual lebih bersifat natural. Pada kondisi informasi yang mendetail mampu
ini mitra memiliki berbagai masalah seperti: memberikan daya tarik tersendiri pada
(1) Rendahnya kualitas barang yang dijual pembeli untuk dapat membeli asesoris
oleh penjual asesoris. Hal ini ditandai dengan mendapatkan kepuasan maksimal.
dengan ketidakmampuan penjual untuk hal ini tentu saja menjadi nilai tambah untuk
menjelaskan secara mendetail komponen- kemajuan usaha penjual asesoris di Bukit
komponen yang ada di dalam barang Kasih kanonang.
asesoris yang mereka jual dan. (2). Selanjutnya permasalahan kedua. Yaitu
Kurangnya variasi barang yang ditawarkan variasi produk asesoris yang monoton
oleh penjual dikarenakan mereka hanya hendaknya dikembangkan menjadi lebih
menjadi tangan kedua atau ketiga dari kaya dengan dengan memasukkan unsur
pedagang di luar daerah. Akibatnya produk budaya bukit kasih. Contohnya asesoris
yang dihasilkan tidak semuanya memenuhi kalung pada gantungannya sebagian besar
keinginan pasar. bergambar salib, liontin bulat dan hati.
Merujuk pada permasalahan yang telah Produk asesoris kalung ini terus dijumpai
disebutkan sebelumnya khususnya mitra dan tidak pernah berubah. Hal yang sama
kelompok penjual asesoris maka solusi yang juga dijumpai pada asesoris gelang, cincin,
akan dilakukan adalah untuk mengatasi gantungan kunci dan topi. produk yang
berbagai permasalahan. Pertama, monoton dan tidak variatif ini tentu saja
permasalahan yang sangat mendasar yakni membosankan para pembeli. Oleh sebab itu
terkait dengan bagaimana strategi untuk perlu adanya kerjasama dengan pembuat
meningkatkan kualitas barang dan jasa asesoris dengan mengkomunikasikan
sehingga dapat menjawab harapan dan model-model terbaru untuk diciptakan.
keinginan dari para pengunjung di Bukit sehingga ada penyegaran kembali produk
Kasih Kanonang. Hal ini dapat dilaksanakan asesoris. hal ini akan merangsang para
dengan memberikan sentuhan keilmuan pembeli untuk membeli produk baru, bahkan
berupa pemberian pelatihan ketrampilan akan mengkoleksi barang tersebut sebanyak
cara mengelolah dan memasarkan barang mungkin. karena produk tersebut akan
asesoris dengan belajar mengenal lebih memberikan kepuasan tersendiri. Kepuasan

P a g e 47 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

yang didapat seperti kebanggaan pernah keterampilan yang didapat untuk membantu
mengunjungi buki kasih dengan membeli kelopok penjual asesoris. Pada kegiatan IbM
asesoris yang ada tulisan bukit kasih atau ini mereka akan berperan menjadi
gambar bukit kasih pada setiap asesoris pendamping sekaligus tutor dan mitra latih
ataupun asesoris tugu bukit kasih serta bagi para penjual asesoris yang mengikuti
benda-benda sekitar yang dapat dijadikan pelatihan ketrampilan mengelolah usaha.
asesoris unggulan buki kasih. Tentu saja Kehadiran mereka akan memperkuat dan
solusi ini akan berdampak pada daya tarik menyemangati partisipasi mitra kegiatan
wisata yang telah mendapat sentuhan dalam hal ini kelompok penjual asesoris.
penerapan Program Kemitraan Masyarakat Kemitraan ini akan menguntungkan dalam
(PKM). menjamin keberhasilan dalam mengatasi
permasalahan prioritas yang dialami oleh
2. METODE KEGIATAN para penjual asesoris di Bukit Kasih
A. Metode yang ditawarkan Kanonang.
Keberhasilan suatu program ditentukan B. Pelaksanaan Kegiatan :
oleh tingkat partisipasi atau dapat diterima 1. Sosialiasi
dan dirasakan manfaat kegiatannya oleh Satu kegiatan yang sangat penting
masyarakat luas. Oleh karena itu dalam adalah sosialisasi. Kegiatan ini
pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan ditekankan pada pemberian pemahaman
Masyarakat (PKM) ini direncanakan akan pentingnya kegiatan untuk
melibatkan masyarakat khususnya penjual meningkatkan pendapatan dan
asesoris yang kurang memiliki pengetahuan keberlanjutan Bukit Kasih sebagai ikon
dan keterampilan mengelolah usaha mereka. wisata serta untuk memastikan kepuasan
Penjual asesoris ini juga bersedia dihimpun para pengunjung. Pada proses sosialisasi
dan membentuk kelompok penjual aseoris ini, penjual asesoris akan diberi gambaran
yang belum pernah ada. Diharapkan bagaimana mitra dapat mengatasi
kegiatan ini akan memberikan dampak yang masalah-masalah mendasar yang selama
lebih luas terutama dalam mengatasi ini mereka hadapi. Hal ini penting untuk
permasalahan yang dihadapi penjual menumbuhkan kesadaran sejak awal
asesoris saat ini. Di samping itu kegiatan ini bahwa kegiatan ini bukan semata-mata
akan melibatkan pemerintah desa dan tokoh untuk kepentingan Tim Universitas
agama atau adat setempat yang memiliki Negeri Manado melainkan untuk
pengaruh kuat serta menjadi pribadi panutan menjawab kebutuhan mereka. Seperti
dalam masyarakat. dalam hal memproduksi dan menjual
Selain itu, kegiatan Program Kemitraan asesoris sebagai cendramata yang tentu
Masyarakat (PKM) ini juga menggunakan saja dapat memberikan keutungan
pendekatan lain yaitu dengan cara tersendiri. Dengan begitu maka mitra
melibatkan mahasiswa ekonomi sebagai akan mengambil tanggung jawab
pendamping dan sekaligus mereka belajar bersama untuk menjamin keberhasilan
dan membagi ilmu dengan kegiatan magang pelaksanaan kegiatan pengabdian
dengan membagikan pengalaman belajar sekaligus melihat bahwa kegiatan ini tak
mereka di dalam kelas. Hal ini juga akan bisa diabaikan. Kesadaran ini akan
melahirkan jiwa wirausaha mahasiswa untuk berperan penting untuk menentukan
menjadi wirausahawan melalui pengalaman keberhasilan pelaksanaan kegiatan
praktis mengaplikasikan dan Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
mengembangkan ilmu pengetahuan dan 2. Proses Pelatihan

P a g e 48 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

Pelaksanaan kegiatan ini langsung bahasa yang tepat dan mudah dimengerti
memadukan teori dan praktek dalam oleh pegunjung tanpa membuat kesalahan
setiap pertemuannya. Ini berarti bahwa berkomunikasi. Serta ikut menciptakan
penjual asesoris sebagai mitra akan suasana akrab yang membuat pengunjung
langsung dilibatkan dalam praktek cara betah dan akan berlama-lama menikmati
mengelola sambil diselingi pemberian keindahan alam Bukit kasih.
teori yang sesuai dengan konteks dan Kedua, pengetahuan mengenai cara
tujuan pengelolaan usaha penjual memperbanyak variasi asesoris agar
asesoris. Dengan demikian pelatihan ini beranekaragam. Transfer ilmu ini
menjadi proses pembelajaran teori diberikan melalui pelatihan dengan
ekonomi sekaligus penerapannya. Pada memberikan 1) pengenalan produk yang
titik ini peran pelibatan komunitas belajar dihasilkan seperti kalung, gelang,
menjadi terasa sangat bermanfaat sebab gantungan kunci, cincin. 2) mempelajari
mereka akan bermain peran (role play) keunikan Bukit Kasih dengan
untuk menjadi model dan pada giliran dimunculkannya gambar-gambar penting
berikutnya menjadi partner latih bagi para seperti gambar salib, monument Bukit
penjual asesoris yang mengikuti kegiatan Kasih, patung Toar Lumimuut yang
pelatihan. Dilain waktu, komunitas merupakan nenek moyang orang
belajar dapat menjadi tempat bertanya minahasa dan gambar unik lain yang
untuk aspek pengetahuan atau teoretis memiliki karakter mengenai Bukit Kasih.
yang belum dipahami. Hal ini sangat 3) mendesain gambar-gambar yang akan
membantu peran tim pelaksana sekaligus menjadi ikon khusus asesoris Bukit
bisa membuka jalan keberhasilan bagi Kasih. 4) bekerjasama dengan pembuat
pelaksanaan keseluruhan kegiatan. asesoris dengan memberikan gambar
Dalam kaitan itu dapat ringkas bahwa yang menjadi karakter unik Bukit Kasih.
implementasi yang dilaksanakan untuk 5) pengetahuan kepada mitra dengan
menjadi solusi permasalahan sebagai tetap menjaga kualitas produk asesoris
berikut. yang dihasilkan.
Pertama, Pengetahuan dan 3. Evaluasi dan Keberlanjutan Program
keterampilan dalam hal mengelola usaha Tahapan ini merupakan pemantauan
asesoris. Para penjual asesoris diberikan dan pengecekan pada setiap langkah dan
teori dan latihan mengenai cara solusi yang diharapkan apakah telah
mengelola usaha ini. mulai dari memenuhi harapan. Kemajuan dan
pengadaan produk yang dijual hendaknya tantangan akan dipantau untuk menjadi
diketahui kualitas barang yang dibeli dari bahan refleksi untuk langkah selanjutnya.
pedagang di daerah lain. sehingga hal ini Peran tiap komponen dalam pengabdian
akan membantu mereka mempromosikan baik pelaksana maupun mitra dinilai
barang yang dijual dengan disertai cerita- peran dan tanggapannya. Secara umum,
cerita mengenai Bukit Kasih yang keberhasilan akhir akan dievaluasi
memiliki sejarah khusus bagi masyarakat dengan merujuk pada ketersediaan
Minahasa. Tambahan cerita rakyat output, outcome dan impact dari
mereka akan menjadi daya tarik sendiri pelaksanaan Program Kemitraan
yang membuat pengujung merasa puas Masyarakat (PKM). Dalam konteks
yang tentu saja secara spontan akan ikut kegiatan ini, evaluasi akan melihat
membeli asesoris mereka. Selanjutnya tercapainya output antaralain
mitra usaha hendaknya menggunakan terlaksananya proses peningkatan

P a g e 49 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

pengetahuan dan ketrampilan mengelola dosen yang bergelar doktor dengan 5 (lima)
usaha, terciptanya lapangan pekerjaan, orang mahasiswa.
Sedangkan outcome dapat dilihat pada Untuk metode pelaksanaan kegiatan
peningkatan kapasitas penjual asesoris yaitu memberikan sentuhan keilmuan
sebagai anggota mitra, peningkatan berupa pemberian pelatihan ketrampilan
layanan penjual asesoris, dan cara mengelolah dan memasarkan barang
peningkatan pengetahuan dan asesoris dengan belajar mengenal lebih
ketrampilan penjual asesoris. Pada aspek dekat karakter barang yang dijual. dan
impact ditunjukan pada peningkatan kedua, adalah, variasi produk asesoris yang
pendapatan dari kelompok penjual monoton hendaknya dikembangkan menjadi
asesoris, terjadinya perkembangan lebih kaya dengan memasukkan unsur
jumlah dan kualitas penjual asesoris dan budaya bukit kasih. Maka perlu adanya
bertambahnya serapan tenaga kerja baru. kerjasama dengan pembuat asesoris dengan
mengkomunikasikan model-model terbaru
untuk diciptakan. sehingga ada penyegaran
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kembali produk asesoris. Luaran kegiatan
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) PKM ini antara lain: (1) Peningkatan jumlah
ini dilaksanakan kepada kelompok penjual penjual asesoris handal yang memiliki
asesoris yang merupakan mitra dalam keterampilan dan pengetahuan khusus pada
kegiatan ini. Mitra dalam kegiatan ini bidang pengelolaan usaha asesoris di Bukit
berjumlah 15 orang dan mereka memiliki Kasih. (2) Terciptanya produk asesoris baru
jenjang pendidikan yang berbeda-beda yang memiliki karakter Bukit Kasih
seperti SD, SMP dan SMA. Kanonang.
Persoalan kelompok penjual asesoris ini Metode dalam pelaksanaan kegiatan
sebagai mitra terletak pada 2 hal yaitu : (1) Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini
Rendahnya kualitas barang yang dijual oleh melibatkan masyarakat khususnya penjual
penjual asesoris. Hal ini ditandai dengan asesoris yang kurang memiliki pengetahuan
ketidakmampuan penjual untuk menjelaskan dan keterampilan mengelolah usaha mereka.
secara mendetail komponen-komponen yang Penjual asesoris ini juga bersedia dihimpun
ada di dalam barang asesoris yang mereka dan membentuk kelompok penjual aseoris
jual dan. (2). Kurangnya variasi barang yang yang belum pernah ada. Diharapkan
ditawarkan oleh penjual dikarenakan mereka kegiatan ini akan memberikan dampak
hanya menjadi tangan kedua atau ketiga dari dalam mengatasi permasalahan yang
pedagang di luar daerah. Akibatnya produk dihadapi penjual asesoris. Di samping itu
yang dihasilkan tidak semuanya memenuhi kegiatan ini akan melibatkan pemerintah
keinginan pasar. Selanjutnya status sosial desa dan tokoh agama atau adat setempat
kelompok penjual asesoris ini bervariasi. yang memiliki pengaruh kuat serta menjadi
Ada yang bekerja sebagai petani, ibu rumah pribadi panutan dalam masyarakat.
tangga, tukang ojek, pengusaha warung dan Selain itu, kegiatan Program Kemitraan
lain-lain. Masyarakat (PKM) ini juga menggunakan
Lokasi PKM dari perguruan tinggi pendekatan dengan cara melibatkan
adalah 30 Km dengan sarana transportasi mahasiswa ekonomi sebagai pendamping
yang digunakan adalah angkutan umum, dan sekaligus mereka belajar dan membagi
mobil dan sepeda motor. Sarana komunikasi ilmu. Kemitraan ini akan menguntungkan
yang digunakan berupa telepon, internet dan dalam menjamin keberhasilan dalam
surat. Untuk tim PKM berjumlah 1 (satu) mengatasi permasalahan prioritas yang

P a g e 50 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

dialami oleh para penjual asesoris di Bukit wisata Bukit kasih kanonang, tentu
Kasih Kanonang. saja menjadi input positif buat
Melalui kegiatan ini dapat dicapai beberapa masyarakat setempat dan khususnya
hal seperti: para penjual asesoris. Karena selama
(1) Ada respons yang baik dari ini mereka hanya berpikir menjual dan
para penjual asesoris sehingga mereka barang mereka dibeli oleh para
berpartisipasi dan hadir dalam pengunjung. Itulah tujuan utama
kegiatan pengabdian kepada mereka dan setelah itu memperoleh
masyarakat. Para penjual asesoris keuntungan. Seperti yang dituturkan
ketika mendapatkan undangan dari oleh salah satu penjual iu Hesti Pinatik
Tim pengabdian sangat antusias untuk yang menyatakan bahwa ketika
mengikuti kegiatan ini. Hal ini mereka menjual asesoris kepada
dibuktikan dengan kehadiran mereka pengunjung, mereka mengikuti dari
yang tepat waktu. Bukan itu saja, belakang dan seakan-akan terus
kehadiran mereka menandakan menerus mengikuti pengunjung.
besarnya harapan untuk mendapatkan Mereka akan berhenti ketika para
pengetahuan mengenai cara menjual pengunjung sudah membeli produk
dan mengelolah asesoris yang ada. mereka. Hal lain lagi mereka tidak
(2) Terbentuknya pemahaman yang pernah memikirkan perasaan
sama mengapa pengetahuan dan pengunjung apakah mereka nyaman
keterampilan menjadi sebuah atau tidak dengan kehadiran para
kebutuhan bagi kegiatan pengelolaan penjual asesoris. Hal itulah yang
dan pemasaran asesoris. Ketika membuat beberapa pengunjung
mengikuti kegiatan ini, para penjual mengeluarkan kata menolak dengan
asesoris menjadi sadar ternyata kasar ketika ditawarkan produk aseoris
kegiatan pengelolaan dan pemasaran tersebut. Sebagai penjual hal itu adalah
asesoris ini sangat penting dalam hal yang biasa. Bagi mereka penjual
usaha kegiatan mereka. Hal ini asesoris yang penting barang mereka
dinyatakan oleh salah satu penjual laku dibeli. Setelah mengikuti kegiatan
asesoris yaitu Ibu Eva Pinatik yang ini para penjual asesoris mulai
mengatakan bahwa selama ini mereka mendapatkan pengetahuan bagaimana
hanya bermodalkan kenekatan ketika keberadaan mereka dapat diterima
menjual asesoris. Mereka hanya oleh pengunjung tanpa menggangu
memiliki bekal pengetahuan alami kenyamanan pengunjung. Hal yang
yang datang dari diri mereka sendiri. dilakukan adalah mereka akan
Sehingga kemempuan mereka menjual memberikan informasi tentang
aksesoris berdasarkan keaktifan keberadaan bukit kasih dengan
pribadi lepas pribadi. menuangkan sejarah bukit kasih yang
(3) melalui kegiatan pengabdian pada cukup menarik mengenai cerita dari
masyarakat ini terjadi perubahan pola setiap patung yang ada. Misalnya
fikir (mindset) penjual asesoris dalam patung Toar Lumimuut yang
hal pengetahuan dan keterampilan merupakan nenek moyang orang
untuk mengelola dan memasarkan Minahasa. Begitu juga dengan adanya
asesoris dengan baik dan benar. patung salib dan bangunan 4 (empat)
Terbentuknya pola pikir yang baik dan rumah ibadah. Cerita ini dapat
benar dalam menjual asoris di lokasi membantu pengunjung untuk

P a g e 51 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

menikmati keindahan wisata Bukit saja pemberian bonus harga ikut


Kasih ini. Tentu saja secara otomatis membantu kelangsusngan hubungan
mereka akan membeli asesoris ini. Hal ini perlu diterapkan agar usaha
meskipun tidak ditawarkan. ini tetap hidup dan berkelanjutan.
Selanjutnya ketika barang mereka
akan dibeli, para penjual asesoris akan
menjelaskan beberapa arti dibalik 4. KESIMPULAN
asesoris yang mereka jual. Contohnya Melalui kegiatan Pengabdian pada
salib artinya adalah sebuah masyarakat maka dapat disimpulkan: (1) ada
pengorbanan serta arti-arti lain yang respons yang baik dari para penjual asesoris
tergambar dalam beberapa asesoris sehingga mereka berpartisipasi dan hadir
tersebut. dalam kegiatan pengabdian kepada
(4) Meningkatnya pengetahuan dan masyarakat (2) Terbentuknya pemahaman
keterampilan penjual asesoris tentang yang sama mengapa pengetahuan dan
cara memasarkan asesoris agar terus keterampilan menjadi sebuah kebutuhan
meningkat, cara memelihara hubungan bagi kegiatan pengelolaan dan pemasaran
antara konsumen dan produsen. asesoris, (3) melalui kegiatan pengabdian
Selanjutnya cara membangun pada masyarakat ini terjadi perubahan pola
hubungan berkelanjutan dengan fikir (mindset) penjual asesoris dalam hal
konsumen agar tetap bertahan bukan pengetahuan dan keterampilan untuk
hanya sekedar jual beli saja. Awalnya mengelola dan memasarkan asesoris dengan
hal ini kurang disadari oleh para baik dan benar dan, (4) Meningkatnya
penjual asesoris. Mereka hanya pengetahuan dan keterampilan penjual
berpikir klasik yaitu ketika barang asesoris tentang cara memasarkan asesoris
mereka dibeli orang maka hubungan agar terus meningkat, cara memelihara
mereka selesai ketika terjadi transaksi hubungan antara konsumen dan produsen.
jual beli. Selama ini mereka tidak Selanjutnya cara membangun hubungan
berpikir bahwa hubungan ini harus berkelanjutan dengan konsumen agar tetap
tetap dijaga meskipun pengunjung bertahan bukan hanya sekedar jual beli saja.
baru sekali datang mengunjungi.
Mereka tidak berpikir bahwa Rekomendasi
pengunjung itu memiliki keinginan 1. Masyarakat mengharapkan kegiatan
untuk kembali datang mengunjungi ini kembali dilaksanakan secara
Bukit kasih, dengan membawa teman- berkesinambungan agar dapat
teman mereka ataupun sendiri untuk memberikan nilai tambah dalam usaha
kembali menikmati keindahan Lokasi penjualan asesoris.
wisata ini. Setelah mengikuti kegiatan 2. Penjual asesoris mengharapkan
ini para penjual asesoris sadar ternyata mereka bisa bekerjasama dengan
hubungan yang berkelanjutan sangat pembuat asesoris secara langsung dimana
penting dalam kegiatan usaha mereka. tempat mereka membeli barang. Bukan
Sebab apa yang mereka lakukan hanya menjadi perpanjangan tangan dari
selama ini ternyata dapat penjual lain.
memperpendek usaha mereka. Oleh 3. Pihak Universitas Negeri Manado
sebab itu memelihara hubungan dan pemerintah setempat dapat
dengan memberikan produk yang bekerjasama aktif untuk melahirkan
berkualitas sangat penting. Bukan itu penjual asesoris baru yang memilik

P a g e 52 | 70
EDUPRENERUR || Vol. I, No.3 Agustus 2018
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan ISSN:2598-0815
eISSN:2598-6085

keterampilan dan pengetahuan yang UNTAG Surabaya Vol 02 No 1 Hal


unggul. 103-116
Rahayu, S. dkk. 2014. IbM Kelompok Usaha
5. REFERENSI Produk Olahan Susu Segar Di Dusun
Donald dan Douglas, 1996. Kiat Boyong Desa Hargobinangun, Sleman
Memasarkan Produk Anda, Pedoman Yogyakarta. Junal Inovasi dan
Perencanaan Untuk Perusahaan Kecil. Kewirausahaan Vol 3 No 3, September
Arcan.Jakarta. 2014. Hal 160-169.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Saladin, D. 2003. Intisari Pemasaran dan
(Terjemahan). Edisi Milenium. PT. Unsur-Unsur Pemasaran. CV. Linda
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Karya. Bandung.
Maulana, A. 1987. Manajemen pemasaran. Yosef Ikanubun. 2017. Tugu di Bukit Kasih
Erlangga. Jakarta kanonang. Liputan 6.com Minahasa
Mujanah, S. dkk. 2016. IBM Kelompok www.tribunnews.com. Bukit Kasih
Usaha Kecil Krupuk di kenjeran Kota Kanonag Tantang Wisatawan.
Surabaya. Jurnal Pengabdian LPPM www.kompasiana,com. Mengunjungi Tugu
Toleransi di Bukit Kasih Kanonang.

P a g e 53 | 70

Anda mungkin juga menyukai