Oleh Farizsarimi
(berbentuk gambar, Ada 4 kolom pilihan tempat yang tepat untuk meletakkan kecap)
a. Ada kotak kecil bentuk segitiga warna kuning : isinya kelereng milik Salim.
b. Ada kotak kecil bentuk balok warna biru : kotak menjahit.
c. Ada kotak lebih besar berbentuk kubus warna pink : pensil warna milik Salma
Salim mengambil kotak yang benar, Bunda mengucapkan Alhamdulillah. Lalu dengan
gesitnya Bunda menjahit boneka Salma yang robek.
Teman-teman menurut kalian Salma harus bilang apa ya ke Bunda?
E T I M A R
A K S I H
A L H A M D U L I L L A H
Salma dan Salim melanjutkan bermain, sedangkan Ayah menyalakan televisi. Kebetulan
hujan sudah cukup reda, ketika menyaksikan televisi salah satu reporter sedang
memberitahukan terjadi kebakaran di wilayah barat Indonesia.
‘Ayah, kan sedang hujan mengapa bisa terjadi kebakaran?’ tanya Salma. Ayah menjawab
sesuai yang disampaikan reporter berita tersebut dengan bahasa ayah sendiri supaya Salma
mengerti, ‘Karena konselting listrik, air hujannya mengenai kabel jadi terbakar deh.’
‘Ayah, Salma takut.’ Kata Salma. Ayah menjelaskan untuk itu mengapa kita harus bersyukur,
karena musibah bisa datang kapan saja, dan untuk itu Salma harus berhati-hati. ‘Jangan
menyentuh kabel tanpa sepengetahuan Ayah ya, jangan dekat-dekat dengan lilin ya, jagain
Salim juga. Salma mengerti kan?’ tanya Ayah. Salma mengangguk mengerti.
Bunda sambil menyiapkan cemilan untuk kami menonton televisi bersama. Ayah mengganti
saluran menjadi televisi anak, ayah juga mengajarkan supaya rajin belajar supaya pintar, ayah
juga mengajarkan supaya rajin beribadah supaya masuk syurga dan supaya rajin berdoa
supaya Allah menyayangi Salma dan Salim.
Akhirnya, Salma dan Salim selalu bersyukur kepada Allah SWT telah memberikan
keberkahan di hidup ini. Salma dan Salim berterima kasih kepada Ayah dan Bunda karena
telah merawat dan membesarkannya. Salma dan Salim jadi tahu apa makna dari perintah
bersyukur.
BIODATA PENULIS
Hai, kenalan yuk nama kakak Farizsarimi, biasa dipanggil Kak Iza. Lahir di
Depok dan usia baru 20 tahun. Sedang berkuliah di Poltekkes Kemenkes Jakarta III sebagai
analisis laboratorium, beberapa karya kakak telah menang dan diapresiasi hingga terbit
bersama penulis-penulis terpilih se-Indonesia salah satunya bersama sastrawan Eyang
Sapardi Djoko Damono.