Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Letkol Laut (S) Ceppi Hilmansyah, SE., S.Sos., M.AB


“HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN
PANCASILA”

Oleh :
Wirda Komala
NIM : 12181065

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA


TAHUN AJARAN 2018-2019
Jl. Bintaro Raya, No : 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan,
DKI Jakarta, 12240, (021) 7234122

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karuniaNya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Pancasila”. Ucapan terimakasih saya
sampaikan kepada Bapak Letkol Laut (S) Ceppi Hilmansyah, SE., S. Sos., M.AB selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STIKes PERTAMEDIKA.

Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin maka dari itu saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini dengan baik.

Demikian terlepas dari semua itu saya selaku penyusun menyadari bahwa isi makalah
ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran dari pembaca.
Saya juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dalam proses
pembelajaran mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Pancasila.

Jakarta, 10 Oktober 2018

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BABI I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1. 2 Tujuan..................................................................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................3
2.1 Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara....................................................................3
2.1.1 Peran Warga Negara...................................................................................................3
2.1.2 Pengertian Hak Warga Negara...................................................................................4
2.1.3 Pengertian Kewajiban Warga Negara........................................................................5
2.2 Peran Pancasila dan UUD NRI 1945..................................................................................6
2.3 Penyalahgunaan Hak dan Kewajiban................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
3.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia..................................................................7
3.1.1 Hubungan Warga Negara dengan Negara.................................................................7
3.1.2 Hak Warga Negara......................................................................................................8
3.1.3 Kewajiban Warga Negara...........................................................................................9
3.2 Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila....................................10
3.2.1 Pancasila Sebagai Dasar Hak dan Kewajiban Warga Negara...............................10
3.2.2 Pandangan Hak dan Kewajiban Negara Per-Periode............................................13
3.3 Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Serta Cara Penanganannya.............15
3.3.1 Contoh pelanggaran Hak Warga Negara.................................................................15
3.3.2 Contoh pengingkaran Kewajiban Warga Negara...................................................16
3.3.3 Upaya Menangani Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara.........................................................................................................................18
BAB IV...............................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................20
4.2 Saran...................................................................................................................................20

ii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................................................22

iii
BABI I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membicarakan hubungan antara warga negara dan negara pada hakikatnya adalah
membicarakan suatu hubungan kekuasaan, dimana antara yang berkuasa dan yang dikuasai.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa negara dapat disebut sebuah negara jika
mempunyai batas wilayah, rakyat yang berdaulat, dan pemerintah yang berkuasa. Hubungan
antara rakyat dan pemerintah adalah hubungan antara pemberi arahan dengan yang diberikan
arahan dalam sebuah negara berdaulat. Keberadaan negara tidak memiliki makna apabila
tidak memiliki dukungan dan legitimasi dari warga negaranya sebagai pemegang kedaulatah.
Itulah pentingnya kedudukan warga negara dalam sebuah negara berdaulat, seperti Negara
Indonesia.

Negara memiliki hak dan kewajiban bagi warga negara nya, begitu pun warga negara
juga mempunyai hak dan kewajiban terhadap negara. Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
sebagai warga negara seharusnya dilaksanakan secara seimbang dan penuh tanggung jawab.
Hak dan kewajiban warga negara di Indonesia sudah diatur di dalam UUD NRI Tahun 1945
yang didasari pada nilai-nilai Pancasila.

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijalanin nya sesuai
dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut. Kesadaran akan hak dan kewajiban
sangatlah penting, seseorang yang semestinya memiliki hak namun ia tidak menyadarinya,
maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk menyimpangnya. Demikian pula
ketidaksadaraan seseorang akan kewajibannya, akan membuat hak yang semestinya
didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.

1
1. 2 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian hak dan kewajiban warga negara.
2. Dapat memahami substansi hak dan kewajiban warga negara dalam Pancasila.
3. Dapat mengetahui bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara dan cara penanganannya.

1.3 Ruang Lingkup


Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan tentang landasan dan tujuan dari
Pancasila dan UUD 1945 Dasar Hak dan Kewajiban Warga Negara.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara

2.1.1 Peran Warga Negara


Sebelum membahas tentang hak dan kewajiban warga negara, kita perlu memahami
terlebih dahulu apa itu yang dimaksud warga negara karena warga negara/rakyat merupakan
salah satu unsur berdirinya negara. Warga negara yang tinggal disuatu negara tersebut
merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari
penduduk suatu negaranya. Warga negara merupakan unsur terpenting negara karena warga
negaralah yang pertama kali berkehendak membentuk negara. Secara politis, warga negara
adalah semua orang yang menetap dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara yang
tunduk pada kekuasaan negara itu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002) warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang
warga dari negara itu.

Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan mempunyai
hubungan dengan negara tersebut. Dalam hubungannya, warga negara mempunyai hak-hak
yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Kententuan warga negara di Indonesia
ditegaskan di dalam UUD NRI Tahun 1945 yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Menurut
UUD 1945 Pasal 26 Ayat (1) dan (2), yaitu “(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.”

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hak asasi
pada manusia sudah melekat pada diri manusia sejak proses terjadinya mausia tersebut.
Pengertian hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 yang menyebutkan : “Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

3
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”. Sedangkan kewajiban asasi adalah kewajiban
dasar yang harus dijalankan oleh seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya
sendiri, alam semesta, masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai makhluk
Tuhan. Dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan kewajiban yang dimaksud adalah
kewajiban yang terkait dengan hubungan antarwarga negara maupun antara warga negara
dengan negara. Antara hak dan kewajiban harus dipenuhi dengan imbang.

Dalam hubungan warga negara dengan negara, warga negara mempunyai kewajiban-
kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga mempunyai hak-hak yang harus
diberikan dan dilindungi oleh negara. Warga negara sebagai sebuah komunitas yang
membentuk negara itu sendiri yang berdasarkan perundang-undangan atau perjanjian-
perjanjian dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

Warga negara memiliki tanggung jawab berkaitan dengan kemajuan dan


keberlangsungan suatu negara. Oleh karena itu, setiap warga negara seharusnya menyadari
semua hak dan kewajiban yang dimilikinya sebagai warga negara. Dengan kesadaran ini,
terwujudlah kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertib.

2.1.2 Pengertian Hak Warga Negara


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah sesuatu hal yang benar, milik,
kepunyaan, kewewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh
aturan, undang-undang, dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu/menuntut
sesuatu, derajat atau martabat. Menurut Prof. Dr. Notonagoro hak adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan semata-mata oleh
pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak manapun juga yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa olehnya.

Selanjutnya, pengertian warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur
oleh pemerintahannya dan mengakui pemerintahan itu sendiri. warga negara dapat diartikan
juga sebagai seseorang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara.

Dapat disimpulakan bahwa hak warga negara merupakan seperangkat hak yang
melekat di dalam diri manusia, dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara.
Sifat dari hak warga negara ini dibatasi oleh status kewarganegraannya. Atau dengan kata
4
lain, tidak semua hak warga negara merupakan hak asasi manusia., namun bisa dikatakan jika
semua hak asasi manusia juga merupakan dari hak warga negara, contohnya hak setiap warga
negara untuk menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia merupakan
hak asasi warga negara Indonesia, sehigga tak berlaku untuk setiap orang yang bukan warga
negara Indonesia.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Negara Indonesia adalah negara hukum.
Sebagai konsekuensi logis dan yuridis dalam satu negara hukum, hak asasi manusia sebagai
warga negara akan dijamin sepenuhnya sesuai dengan ciri negara hukum yang ketentuan-
ketentuannya telah dimuat dalam UUD 1945, yakni adanya pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia. Untuk mengimbangi pengakuan tersebut, setiap warga negara
harus mampu sepenuhnya melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan oleh
negara. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus mengetahui hak dan kewajiban yang harus
dijalankan.

2.1.3 Pengertian Kewajiban Warga Negara


Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh masing-masing individu
sehingga bias mendapat haknya secara layak. Suatu kewajiban dapat dikatakan sebagai
hutang yang harus dilunasi untuk memperoleh apa yang harus seseorang miliki. Menurut
Prof. Dr. Notonagoro, ‘wajib’ adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan semata-mata oleh pihak terentu tidak dapat oleh pihak lain maupun
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

Dengan demikian kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban warga negara dibatasi oleh status
kewarganegaraan seseorang. Perlu adanya kesadaarn yang lebih untuk meningkatkan
semangat guna melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia. Jika kita telah
melaksanakan kewajiban kita dengan baik, kita boleh menuntut hak kita sebagai warga
negaraa kepada pemerintah.

Dengan kata lain kesimpulan pengertian hak dan kewajiban yaitu Hak adalah segala
sesuatu yang harus didapatkan setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus serta wajib dilaksanakan. Hak dan
kewajiban merupak sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

5
2.2 Peran Pancasila dan UUD NRI 1945
Pancasila merupakan dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu
menjadi dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara, sebagaimana yang
diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Adapun sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
berarti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar dan pedoman dalam
mengatur sikap dan tingkah laku warga negara Indonesia, dalm hubungannya dengan Tuhan,
masyarakat, dan alam semesta.

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Pancasila


sangat menghormati hak asasi setiap warga negara maupun bukan warga negara Indonesia.
Pancasila menjamin hak warga negara melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai ideal, nilai instrumental,
dan nilai praksis. Ketiga kategori nilai Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak
warga negara.

Hak dan kewajiban warga negara selain diatur berdasarkan pandangan nilai-nilai
Pancasila, diatur juga berdasarkan UUD NRI 1945 yang sebagaimana kita telah ketahui
bahwa UUD NRI 45 adalah dasar negara Indonesia.

2.3 Penyalahgunaan Hak dan Kewajiban


Pelaksanaan hak dan kewajiban yang tidak seimbang, dan berat sebelah hanya akan
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan, dan kekerasan. Dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara tentu saja tidak berjalan mulus, masih banyak warga
negara yang melakukan pelanggran hak dan mengingkari kewajibannya sebagai warga
negara.

Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga
negara sendiri. Antara hak dan kewajiban merupakan duahal yang tak terpisahkan. Bila ada
hak pasti ada kewajiban, yang satu mencerminkan yang lain.

6
Selain kasus pelanggaran hak warga negara, maka warga negara pun banyak yang
mengikari kewajibannya sebagai warga negara. Pengingkaran kewajiban adalah pola tindakan
warga negara yang tidak melaksanaka kewajiban sebagaimana memiliki kewajibannya
sendiri sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Warga negara belum
sepenuhnya menyadari betapa pentingnya kewajiban yang harus dijalaninya demi kemajuan
negara.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

3.1.1 Hubungan Warga Negara dengan Negara


Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa peran,
hak, dan kewajiban. Peran pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan
status yang dimiliki dalam hal ini sebagai warga negara. Istilah peran dapat dipersamakan
dengan partisipasi warga negara, sebagai salah satu atribut kewarganegaraan.

1
Status warga negara meliputi :

1. Status pasif, yaitu status yang mewajibkan warga negaranya untuk taat dan tunduk
kepada negara
2. Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk ikut serta
dalam pemerintahan.
3. Status negatif, yaitu status yang memberikan jaminan bahwa negara tidak akan ikut
campur terhadap hak asasi warga negaranya untuk mencegah tindakan sewenang-
wenang dari negaranya.
4. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara berupa
perlindungan jiwa, hak milik, dan kemerdekaan.

2
Peran warga negara meliputi :

1
Sholichin Dwi Prasetyo. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Surakarta : CV Mediatama, 2017), hlm.2.
2
Winarno.Paradigma Baru Pendiidikan Kewarganegaraan (Surakarta : PT Bumi Aksara, 2013), hlm.50.

7
1. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau kebijakan politik yang ada.
2. Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan
publik.
3. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi warga.
4. Peran positif merukapan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Di Indonesia, bentuk hubungan antara warga negara dengan negara secara legal telah
diatur dalam UUD 1945. Hubungan antara warga negara dengan negara Indonesia tersebut
digambarkan dengan baik dalam pengaturan mengenai hak dan kewajiban. Baik itu hak dan
kewajiban negara terhadap warganya. Ketentuan selanjutnya mengenai hak dan kewajiban
warga negara di berbagai bidang terdapat dalam peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang dasar.

3.1.2 Hak Warga Negara


3
Secara Umum, hak warga negara Indonesia telah diatur dan dijamin dalam UUD
1945 hasil amandemen. Berikut ini beberapa contoh hak yang diatur dan dijamin oleh UUD
1945 hasil amandemen :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak


Pasal 27 ayat 2 :
“Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusian”
2. Hak mengeluarkan pendaapat di muka umum.
Pasal 28 :
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
3. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
Pasal 28A :

3
Sholichin Dwi Prasetyo. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Surakarta : CV Mediatama, 2017), hlm.3.

8
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.
4. Hak untuk membentuk keluarga
Pasal 28B Ayat 1 :
“Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah”.

5. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.
Pasal 28D Ayat 1 :
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.
6. Hak mendapatkan status kewarganegaraan.
Pasal 28I Ayat 1 :
“Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan”
7. Hak atas lingkungan yang baik dan sehat
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”.
8. Hak memeluk agama daan kepecayaan
Pasal 29 Ayat 2 :
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
9. Hak ikut serta dalam pertahanan negara
Pasal 30 Ayat 1 :
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
10. Hak atas pendidikan
Pasal 31 Ayat 1 dan 2 :
“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”
“setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”

9
3.1.3 Kewajiban Warga Negara
Kewajiban kita sebagai warga negara telah diatur di dalam UUD 1945, sebagai
berikut:

1. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan


Pasal 27 Ayat 1 :
“Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
2. Kewajiban ikut serta dalam upaya pembelaan negara4
Pasal 27 Ayat 3 :
“Setiap warga negaara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
3. Kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain
Pasal 28J Ayat 1 :
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.
4. Kewajiban tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
Pasal 28J Ayat 2 :
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”.
5. Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 30 Ayat 1 :
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
6. Kewajiban mengikuti pendidikan dasar
Pasal 32 Ayat 2 :
“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”.

4
Sholichin Dwi Prasetyo. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Surakarta : CV Mediatama, 2017), hlm.7

10
3.2 Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila.

3.2.1 Pancasila Sebagai Dasar Hak dan Kewajiban Warga Negara


Pancasila merupakn ideology yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Pancasila
sangat menghormati hak asasi setiap warga negara maupun bukan warga negara Indonesia.
Pancasila menjamin hak warga negara melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Sebagai pedomana negara Pancasila ikut berperan dalam mengatur sikap dan tingkah laku
manusia Indonesia, dalam hubungannya denga Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.

Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai ideal, nilai instrumental
dan nilai praksis. Ketiga kategori nilai Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak
warga negara.

1. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang dituju atau diinginkan oleh semua manusia yang
didasarkan pada kodrat manusia yang merupakan pencerminan kemanusiaan, di mana
satu sama lain saling terkait. Nilai ini selalu diperjuangkan manusia karena diaangap
sebagai sesuatu yang berharga yang dapat memberikan kepuasan batin.
Nilai dasar bersifat relatif tetap (tidak berubah) yang berada dalam pembukaan
UUD 1945. Nilai ideal berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila. Nilai-nilai
dasar tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada
kelangsungan hidup negara.

2. Nilai Instrumental
Merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar yang sifatnya lebih khusus. Nilai
instrumental merupakan pedoman pelaksanaan dari nilai dasar yang berdasarkan
kelima sila Pancasila dan menjadi pedoman pelaksanaan sistem politik, sistem
ekonomi, sistem sosial budaya serta sistem pertahanan dan keamanan. Pada umumnya
berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari UUD sampai dengan
peraturan daerah.

3. Nilai Praksis

11
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata, dengan kata lain nilai praksis adalah pelaksaan secara nyata nilai-
nilai dasar dan nilai instrumental.
Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan
perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideology yang terbuka.
Hak warga negara dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai
dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakn dalam kehidupan
sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap
warga negara menunjukan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

Hubungan antara hak warga negara dengan Pancasila dijabarkan secara singkat sebagai
berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pegakuan
dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dari
nilai tersebut, menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religious bukan
bangsa yang tidak memiliki agama atau atheis dengan menyatakan kepercayaan dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dari pengakuan adanya Tuhan
diwujudkan dalam perbuatan untuk taat dalam setiap perintah Tuhan dan menjauhi
larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianut. Nilai Ketuhanan
memiliki arti bahwa adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan dan tidak diskrimiatif antar
umat beragama serta membina kerukunan hidup diantara sesama umat pemeluk
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab


Nilai kemanusian yang adil dan beradab mengandung arti bahwa kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Manusia diberlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
yang sama derajatnya, persamaan hak dan kewajiban asasinya tanpa membedakan
suku, keturunan, agama, dan sebagainya.

12
3. Sila Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan kata lain sila ketiga secara khusus meminta perhatian setiap warga
negara akan hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya pada negara, khususnya
dalam menjaga keberadaan bangsa dan negara. Persatuan Indonesia juga mengakui
dan menghargai dengan sepenuh hati terhadap keanekaragaman di Indonesia,
sehingga perbedaan bukanlah sebab dari perselisihan, tetapi itu akan dapat
menciptakan kebersamaan. Pada sila ini warga negara diharapkan mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan serta
dapat mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa. Dari kesadaran ini tercipta
dengan baik jika sungguh-sungguh menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara,
dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun
intervensi yang membelenggu hak-hak pastisipasi masyarakat serta memiliki itikad
yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara
lahiriah ataupun batiniah. Berdasarkan dari nilai tersebut, keadilan adalah nilai yang
sangat mendasar yang diharapkan adalah negara Indonesia yang berkeadilan. Selain
itu, nilai keadilan sosial mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.

13
Nilai-nilai Pancasila dalam uraian tersebut telah menjadi landasan serta motivasi
bangsa Indonesia dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila dapat
mencegah timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka dari itu setiap warga negara harus bias
menyeimbangkan hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

3.2.2 Pandangan Hak dan Kewajiban Negara Per-Periode


1. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)
1) Adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat yang digelorakan oleh
Boedi Oetomo melalui petisi-petisi yang ditunjukan kepada pemerintah colonial
Belanda.
2) Perhimpunan Indonesia menitik beratkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri
(the right of self determination).
3) Serekat Islam menekan pada usaha-usaha untuk memperoleh penghidupan yang layak
dan bebas dari penindasan dan deskriminasi.
4) Partai Komunis Indonesia menekankan pada hak sosial dan menyentuh isu-isu terkait
dengan alat-alat produksi.
5) Indische Partij pada hak mendapatkan kemerdekaan kemerdekaan serta perlakukan
yang sama.
6) Partai Nasional Indonesia pada hak politik, yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri
mengeluarkan pendapat, hal berserikat dan berkumpul, hak persamaan dalam hukum
dan hak turut dalam penyelenggaraan negara.
7) Dalam siding BPUPKI terdapat perdebatan hak asasi manusia terkait dengan masalah
hak persamaan kedudukan di muka hukum, pekerjaan, dan penghidupanyang layak,
memeluk agama, dan kepercayaan, berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan.

2. Periode Awal Kemerdekaan (1945-1950)


1) Adanya dasar hak berserikat dan berkumpul memberikan keluasan bagi pendirian
partai-partai politik.
2) Hak asasi manusia sudah mendapatkan legitimasi yuridis dalam UUD1945, meskipun
pelaksanaannya masih belum optimal.

14
3. Periode Era Demokrasi Parlementer (1950-1959)
1) Semakin tumbuh partai politik dengan beragam ideology, kebebasan pers, pemilihan
umum yang bebas, adil dan demokratis.
2) Pemikiran tentang HAM juga memiliki ruang yang lebar hingga muncul dalam
perdebatan di Konstituante usulan bahwa keberadaan HAM mendahului bab-bab
UUD.

4. Periode Orde Lama (1959-1966)


1) Pada era ini terjadi pamasunagn hak asasi sipil dan politik, seperti hak untuk
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dnegan tulisan.

5. Periode Orde Baru (1966-1998)


1) Tahun 1967 munculnya gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM,
pembentukan Komisi dan Pengadilan Ham untuk wilayah Asia.
2) Tahun 1970 sampai akhir 1980, persoalan HAM mengalami kemunduran, terjadi
penolakan terhadap HAM karena dianggap berasal dari Barat dan bertentangan
dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa Indonesia.
3) Tahun 1990 muncul sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM,
yaitu dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berdasarkan
Kepres No. 50 tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993.

6. Periode Era Reformasi (1998-sekarang)


1) Secara formal telah dinyatakn hak-hak warga negara secara tegas dalam perubahan
UUD 1945.
2) Dalam UUD 1945 hak negara, kewajiban negara berjumlah 16 ayat, hak warga negara
25 ayat, dan kewajiban warga negara 6 ayat.

3.3 Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Serta Cara Penanganannya

15
3.3.1 Contoh pelanggaran Hak Warga Negara
Pelanggaran terhadap hak warga negara, misalnya :

1. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi
kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap
para pelanggar hukum atas dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya.
Hal ini merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”. Sedangkan untuk penerapannya
hingga saat ini belum sepenuhnya dilaksanakan.

2. Kemiskinan dan angka pengangguran yang masih cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat
(2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengaamanatkan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.

3. Semakin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan,


pemerkosaan, kekerasan dlaam rumah tangga, dan sebagainya. Padahal Pasal 28A-28J
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi
Manusia, terutama Psal 28G ayat (2) yang mengamanatkan bahwa “Setiap orang
berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negaralain”.

4. Masih terjadinya tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama, misalnya


penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.

5. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksanakannya


secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Selanjutnya dalam Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

16
6. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat
(mengcopy/menyalin tanpa menyertakan sumber yang jelas) dalam membuat sebuah
karya, dan sebagainya.

3.3.2 Contoh pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Bentuk kewajiban warga negara antara lain :

1. Kewajiban mutlak : Kewajiban hak yang tertuju kepada diri sendiri.


2. Kewajiban publik : kewajiban mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul
yang dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata.
3. Kewajiban positif dan negatif : Kewajiban yang menghendaki dilakukan sesuatu,
sedangkan kewajiban negative tidak menghendaki melakukan sesuatu.
4. Kewajiban universal : Kewajiban yang ditujukan kepada semua warga negara atau
secara umum
5. Kewajiban Primer : Kewajiban yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.

Suatu pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara diantaranya


disebabkan faktor :

1. Mempunyai sikap egois yang terlalu mementingkan diri sendiri, menghalalkan segala
cara untuk bias memperoleh apa yang diinginkan agar haknya bias terpenuhi,
meskipun cara yang dilakukan bias melanggar hak orang lain.

2. Rendahnya kesadaran dalam berbangsa dan bernegara, hal ini dapat menyebabkan
seseorang yang melakukan pelanggaran bisa berbuat sesuka hati. Mempunyai sikap
tidak menghormati orang lain dan mempunyai sikap acuh tak acuh hal ini bisa
menyebabkan adanya penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

3. Mempunyai sikap tidak toleran, sikap ini bisa berakibat pada timbulnya perilaku tidak
saling menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan dan keberadaan orang lain.
Sikap ini pada akhirnya bisa mnedorong seseorang untuk melakukan tindakan
diskriminasi kepada orang lain yang ada di sekitarnya.

17
4. Pada masyarakat terdapat banyak penyalahgunaan kekuasaan yang berlaku.
Kekuasaan yang dimaksud di sini tidak hanya menjurus kepada kekuasaan
pemerintah, tetapi juga bisa dalam bentuk kekuasaan lainnya yang terdapat dalam
masyarakat. Saha satunya adalah kekluasaan dalam perusahaan. Para pengusaha yang
tidak peduli dengan hak pegawainya jelas sangat melanggar suatu hak warga negara.
Maka dari itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran
hak dan kewajiban warga negara.

5. Tidak tegasnya aparat penegak hukum terhadap pelanggaran hak dan kewajiban
warga negara, tentu bisa mendorong timbulnya suatu pelanggaran hak dan kewajiban
warga negara lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas bisa menjadi
penyebab bagi munculnya berbagai kasus lain. Para pelaku pelanggaran tidak akan
merasa jera, dikarenakan mereka tidak memperoleh sanksi yang tegas atas
perbuatannya tersebut. Aparat penegak hukum yang sewenang-wenang juga
merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan menjadi contoh yang tidak
baik, sehingga mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat
pada umumnya.

6. Mempunyai sikap menyalahgunakan teknoligi, pada era globalisasi kemajuan


teknologi bisa memberikan pengaruh positif, akan tetapi bisa juga memberikan
pengaruh negatif bahkan bisa memicu timbulnya kejahatan.

Contoh kasus pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya,


diantaranya:

1. Membuang sampah sembarangan


2. Melanggar aturan lalu lintas, misalnya tidak memakai helm, tidak mempunyai Surat
Izin Mengemudi, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak membawa Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dst.
3. Merusak fasilitas negara, misalnya : mencoret-coret bangunan milik umum, merusak
jaringan telepon, dst.
4. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak
kendaraan bermotor, jaringan telepon, retribusi parker, dst.

18
5. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, mislanya mangkir
dari kegiatan siskampling, dst.

3.3.3 Upaya Menangani Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga


Negara
Upaya-upaya penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara:

1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan


pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para penjabat penegak hukum
harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada
masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan
hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberaantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengikaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun
non formal (kegiatan keagamaan dan kursus-kursus)
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing-masing.

19
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan
perilaku warga negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan setiap orang yang telah ada sejak
lahir bahkan sebelum lahir. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus serta wajib
dilaksanakan. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kita
sebagai warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya
warga negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara.
Dapat disimpulkan warga negara sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara itu
sendiri yang berdasarkan perundang-undangan atau perjanjian-perjanjian dan mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

Dalam menjalani hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia harus
berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945, agar terciptanya keseimbangan dalam

20
kehidupan kita sebagai warga negara dan tidak adanya penyelewangan atau penyalahgunaan
hak dan kewajiban itu sendiri.

4.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menambah pengetahuan dan memahami serta dapat menerapkan bagaimana
menjalankan hak dan kewajiban warga negara yang baik serta tidak melakukan pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban. Berpedoman Pancasila dan UUD NRI 1945 yang
mendasari hak dan kewajiban kita sebagai warga negara.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Tri Purwanto dan Sunardi H.S. 2017. Pendidikan Pacasila dan Kewarganegaraan.

Surakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Istiana Nen Arienti dan Nur Fitriyani. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Surakarta : CV Mediatama

Sholichin Dwi Prasetyo. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Surakarta : CV

Mediatama

Syahrial Syarbaini2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Ghalia Indonesia

Winarno.2017. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan


Tinggi.

Surakarta : Bumi Aksara


21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : WIRDA KOMALA
No. KTP : 3175054109990001
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 01 September 1999
Anak ke : 5 (lima)
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol. Darah :B
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMK Analis Kesehatan TH
Suku Bangsa : Betawi dan Sunda
Warna Kulit : Sawo Matang

22
Jenid Rambut : Bergelombang
Warna Rambut : Hitam
Tinggi/Berat Badan : 169cm/68kg
Pekerjaan : Mahasiswa
E-mail : wirda.komala@gmail.com
Alamat Terakhir : Jalan Pertengahan Gg. Kramat 2 No. 09 RT 010/003
Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, DKI Jakarta
13770
No.HP : 085888584351

II DATA ORANG TUA/SAUDARA

LAHIR
NO NAMA L/P PEKERJAAN KETERANGAN
TANGGA
TEMPAT
L

JAKART WIRAUSAH BAPAK


1 SAMIN L 24/10/1956
A A KANDUNG

JAKART WIRAUSAH
2 HALIMAH P 31/12/1960 IBU KANDUNG
A A

LIAN JAKART KAKAK


3 L 27/11/1976 KOKI/CHEF
SLAMET A KANDUNG

JAKART KAKAK
4 DALIAH P 04/01/1979 IRT
A KANDUNG

LIDAR JAKART WIRAUSAH KAKAK


5 P 21/11/1980
NINGSIH A A KANDUNG

NILAH JAKART WIRAUSAH KAKAK


6 P 13/12/1982
YAMAH A A KANDUNG

23

Anda mungkin juga menyukai