Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW (CJR)

KEPEMIMPINAN

NAMA : ROBI GUSNANDA


NIM : 1193311104
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU SEKOLA
DASAR
FAKULTAS: ILMU PENDIDIKAN
Mata Kuliah : KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu Yasaratodo Wau M.pd

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan Rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL JURNAL REVIEW”
dalam mata kuliah Kepemimpinan .Saya telah menyusun CJR ini dengan sebaik-baiknya
tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya
selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar CJR ini menjadi
lebih baik lagi.

Selanjutnya, saya berharap semoga Critical jurnal review ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CjrR ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan.

Medan, 2 Oktober 2019

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pentingnya CJR

Review jurnal ini berisi tentang faktor-foktor yang mempengaruhi seorang menjadi pemimpin
yang dicintai pengikutnya dan dapat memimpin sebuah organisasi yang unggul dalam segala
bidang. Yang di bahas dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana pemimpin di korea
pada masanya dapat menjadikan negara korea menjadi negara yang unggul dalam segala
bidang mulai dari bisnis, olah raga, hiburan dan usaha religius. Dalam penelitiannya di
jelaskan bahwa pemimpin mampu berperan dalam lintas budaya dan berperan di antar
budaya. Analisis data mengidentifikasi enam faktor kunci yang terbagi dalam dua kategori
besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan
keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik / sekolah, sedangkan disposisi internal
terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Artikel ini
diakhiri dengan rekomendasi untuk orang tua dan pendidik yang berkultivasi pemimpin antar
budaya di generasi berikutnya. Maka penting untuk setiap orang mengetahui bagaimana
upaya yang harus dilakukan untuk mencadi seorang pemimpin yang berpengaruh baik di
lingkungannya.

B. TUJUAN CJR 1. Sebagai penyelesaian tugas akhir yang dapat membantu mahasiswa
dalam menulis tesis. 2. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah
yang baik dan benar. 3. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam memahami isu yang
berkembang dalam mata kuliah kepemimpinan 4. Untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar 5. Untuk menguatkan
pemahaman mahasiswa dalam memahami materi kuliah kepemimpinan.

C. MANFAAT CJR 1. Menambah wawasan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang
baik dan benar. 2. Menambah wawasan mahasiswa dalam memahami isu yang berkembang
dalam mata kuliah kepemimpinan 3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis
karya ilmiah yang baik dan benar 4. Menguatkan pemahaman mahasiswa dalam memahami
materi kuliah kepemimpinan.

D. Identitas Jurnal

Judul Artikel : CULTIVATING INTERCULTURAL LEADER


Nama Journal : : IJLS ( International Journal Of Leadership Studies)

Edisi Terbit : : Volume 7 Issue 1

Pengarang Artikel : Kyung Kyu Kim, Richard L. Starcher Penerbit : Regent University
School of Business & Leadership

Kota Terbit : : London Britania Raya

No ISSN : : 1555-3145

Alamat Situs : :
http://www.regent.edu/acad/global/publications/ijls/new/previous_issues.htm

BAB II
RINGAKASAN ISI JURNAL

A. Pendahuluan

Dalam beberapa dekade terakhir, Korea telah berhasil dalam perkembangan global dalam
bisnis, Olahraga, hiburan, dan usaha religius. keterlibatan global yang meningkat ini di
akibatkan pemimpin antar budaya yang kompeten. Namun, produksi pemimpin kultural
Korea muncul tidak sesuai dengan industri dan potensinya yang nyata. Pendapat mereka
bahwa monolingual Korea, masyarakat mono-kultural menuntut usaha yang disengaja untuk
menumbuhkan pemimpin antar budaya di antara anggota generasi muda untuk menopang dan
mendorong perkembangan global.

Untuk lebih memahami bagaimana orang asli kelahiran Korea menjadi pemimpin antar
budaya yang kompeten, mereka menjelajahi kehidupan dua belas orang kelahiran asli Korea
yang telah mengatasi pengalaman di budayanya, dan linguistik untuk mencapai keunggulan
sebagai pemimpin yang unggul di antarbudaya.

B. Deskripsi isi

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori grounded untuk pengumpulan dan analisis data
dan Menggunakan strategi validasi yang umum untuk sejumlah pendekatan penelitian
kualitatif, Termasuk triangulasi, cek anggota, dan pereview. Pengumpulan data didahului
oleh pemilihan dua belas peserta dalam penelitian. Sampel dipilih sesuai dengan prinsip
stratified purposeful sampling (Creswell, 2006).

Para pemimpin Korea, semuanya memenuhi kriteria seleksi utama karena mereka
menjalankan kepemimpinan secara lintas-budaya, multikultural, atau global. Selanjutnya,
mereka sengaja dipilih dari tiga tingkat kepemimpinan yang berbeda-kewarganegaraan,
nasional, dan internasional-dengan harapan keragaman itu akan terjadi membantu
mengidentifikasi ciri-ciri umum yang penting (Creswell). Pengumpulan data dimulai dengan
mempelajari buku dan dokumen yang berhubungan dengan peserta, diikuti wawancara
individu dengan enam

peserta. Wawancara Informal dengan pertanyaan terbuka. Data tambahan dikumpulkan dari
tiga peserta yang di teliti kemudian memberi pertanyaan melalui email dan yang terakhir
melakukan wawancara secara langsung.

Analisis data menghasilkan terdapat enam faktor kunci yang muncul berpengaruh terhdap
peserta studi yang dapat meningkatkan keberhasilan seorang pemimpin sebagai pemimpin
antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua kategori besar: pengaruh eksternal dan
disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga, pertemuan penting, dan
prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari sikap individu, keterampilan yang
didapat, dan ciri kepribadian. Dari semua objek yang diteliti satu dari padanya menolak
mengungkapkan latar belakang keluarganya menjadi pengaruh kepopulerannya sebagai
pemimpin antar budaya. Dua sampel lain mengungkapkan warisan keluarga muncul karena
nilai yang di contohkan keluarganya. Seperti hasil wawancara yang di ungkapkan bahwa
perbuatan baik orangtua atau kakek/ nenek berpengaruh secara kuat terhadap keberhasilan
seorang pemimpin. Seperti yang di contohkan pada kasus ayah gimoon. Ayah Gimoon adalah
orang yang baik dan murah hati. Ayahnya memperhatikan orang lain dan suka memberi
kepada orang lain. Jadi, ketika orang datang ke ayahnya untuk meminta bantuan, Ayahnya
tidak pernah menolaknya. Saat Gimoon adalah seorang siswa SMA, ayahnya juga menerima
seorang teman yang diusir oleh keluarganya karena dia orang Hansen dan berpenyakit.
Selama enam bulan dia melayani teman ini dengan cinta, memberinya makan dan dorongan,
kemudian banyak lagi kebaikan ayah gimoon yang lain . (Shin, 2007, hlm. 100-101, 154-155)
. Kemudian di jelaskan lagi contoh selanjutnya yaitu pada keluarga yonggi. Nenek Yonggi
adalah wanita yang sangat hangat yang suka melayani orang lain. Banyak saudara dan
tetangga miskin ingin tinggal bersama di rumah kakek neneknya karena mereka tidak punya
makanan untuk dimakan kakek dan neneknya menampung mereka. Karena itu, 13 keluarga
tinggal di rumah karena kemurahan hati kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya
membantu mereka mengolah sawah dan pertanian. Selain itu, kakek dan neneknya memberi
makan para pengembara dan wisatawan dan memberi mereka tempat untuk tidur. Oleh
karena itu semua orang desa memuji nya. Kakek-nenek (Han, 2008, hal 61). Selanjutnya
yang terjadi pada ayah Byungyoon. Ayah Byungyoon memberi sawah kepada desa untuk
memperluas

jalan di desa, selain itu dia membantu siswa sekolah dasar sampai menengah yang miskin. Di
desanya dia memberi makanan ,pakaian untuk orang m iskin, begitupun ibunya yang juga
membagikan harta miliknya kepada orang yang miskin dan membagikannya dengan baik dan
hangat.

Dari cerita yang dipaparkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa berpengaruhnya
warisan kebaikan ataupun sikap keluarga terhadap orang lain dalam membangun kepercayaan
orang lain kepada calon pemimpin yang ingin membangun sebuah bangsa yang besar atau
organisasi yang besar dalam mencapai tujuan yang ingin di capai. Masih banyak faktor lain
terkait keberhasilan seorang pemimpin dalaam memimpin . selanjutnya pertemuan penting
disebutkan dalam jurnal bahwa pertemuan penting mempengaruhi semua orang yang di teliti
dalam menumbuhkan motivasi untuk bekerja keras, tertantang untuk menjadi pemimpin yang
hebat, dan melanjutkan studi yang lebih tinggi. Faktor lain seperti panutan, bantuan dan
bimbingan, prestasi akademik, keunggulan di sekolah dasar dan menengah, sukses di
perguruan tinggi. Semua itu merupakan faktor eksternal yang dapat membuat seorang
pemimpin di percaya oleh bawahannya sehingga dpat bekerja sama antara pemimpin dan
bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

Kategori kedua yaitu : Disposisi Internal yaitu terdiri dari tiga faktor utama merupakan sikap,
keterampilan yang di dapat, ciri kepribadian. Sikap pribadi dibagi dalam beberapa sikap yaitu
;

1. Percaya diri : Beberapa peserta mendapatkan kepercayaan diri melalui dorongan orang tua,
ada juga melalui pertemuan yang sangat penting; Masih ada yang lain karena mendapatkan
nilai yang bagus di sekolah. Seseorang mendapat kepercayaan dirinya melalui kemenangan
telak dalam sebuah perlombaan politik. Dalam semua kasus, Peserta tidak terlahir dengan
rasa percaya diri, yang memperolehnya melalui pengalaman hidup. Seorang peserta
berkomentar, "Rasa percaya diri ditanamkan oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu
percaya pada saya ayah saya selalu berkata kepada saya, kamu bisa bertahan di manapun
berada. Kata-kata ayah saya membantu saya percaya diri dalam situasi apa pun. "

2. Dorongan. Semua peserta secara konsisten berusaha melakukan yang terbaik di setiap
bidang, seperti belajar,doa, pekerjaan, dan pelayanan. Meskipun semua orang berbakat
tertentu, tidak untuk "cukup baik"akan tetapi berusaha semaksimal mungkin dalam semua hal
yang mereka lakukan. Misalnya, Gi-moon yang belajar di Harvard's Kennedy School sebagai
lingkungan akademis yang tangguh, istrinya sempat mengatakan dalam telpon “saya khawatir
suami saya akan meninggal karena belajar. Dalam sehari, dia hanya tidur Selama dua atau
tiga jam untuk belajar. Hari ini, dia bahkan pernah mimisan. Tolong hubungi suamiku Dan
katakan padanya untuk tidak belajar terlalu banyak.

3. Gairah. Semua responden penelitian tampil memiliki gairah. Gairah barangkali adalah
sikap pribadi yang paling umum diantara para peserta. Mereka bergairah dalam pekerjaan
mereka, pelayanan, dan studi.

4. Optimisme. Data menunjukkan bahwa sikap optimis atau positif merupakan faktor penentu
dalam peningkatan peserta menuju keunggulan kepemimpinan. Saat ditanya bagaimana
penanganannya terhadap kesulitan yang tak dapat diatasi dalam perjalanan hidupnya, salah
satu peserta menjawab, pertama-tama, saya tidak pernah memikirkan kesulitan itu sebagai hal
buruk. Saya memikirkan masalah itu sebagai kesempatan bagi sayamencapai kesuksesan.

5. Keteguhan : Di antara 12 responden hanya satu orang yang menjawab, "Saya adalah orang
normal karena saya terkadang tidak bisa bekerja secara konsisten. "Sisanya 11 dilaporkan
mengatakan Sangat konsisten adalah ciri khas saya.

Selanjutnya faktor disposisi internal adalah Keterampilan yang Diakuisisi. Lima keterampilan
yang diperoleh muncul terkait erat dengan pencapaian kepemimpinan peserta: Kreativitas,
kemampuan komunikasi, kemahiran bahasa Inggris, kompetensi budaya, dan interpersonal
Kompetensi (atau kecerdasan sosial). Ke dua belas peserta itu sangat berbakat, tapi
semuanyan kreatif. Orang yang ingin menjadi pemimpin terkemuka harus bisa berpikir
kreatif atau secara strategis. Tanpa daya pikir kreatif, seseorang tidak bisa memimpin
pengikutnya. Pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir kreatif yang maju yang lebih
besar daripada keterampilan pengikutnya.

Dalam kasus dua belas pemimpin Korea dalam penelitian ini tidak tertutup kemungkinan
memiliki kombinasi dari ketig anya, akan tetapi pengalaman hidup men dominasi kesuksesan
mereka. Secara khusus, dua pengaruh eksternal di luar individu yaitu warisan keluarga dan
pertemuan penting dan dua disposisi internal yang mereka bisa tumbuhkan (sikap dan
keterampilan) muncul secara universal. Memang, sifat kepemimpinan antarbudaya
memerlukan sikap dan keterampilan tertentu yang mungkin kurang penting dalam konteks
monokultur. Namun demikian, cerita-cerita mereka menggambarkan pentingnya nilai-nilai
budidaya, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan para pemimpin antarbudaya.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Jurnal

Review jurnal yang ingin dibahas disini adalah tentang faktor yang mempengaruhi
keberhasilan negara korea dalam berbagai bidang mulai dari bisnis, Olahraga, hiburan, dan
usaha religius. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa keberhasilan yang di capai negara
korea karena memiliki pemimpin yang tangguh. Adapun ciri pemimpin yang dikatakan dalam
penelitian ini adalah pemimpin yang memiliki enam faktor kunci yang berpengaruh terhadap
sampel yang di teliti pada penelitian ini. Pemimpin yang dikatakan disini adalah seorang
pemimpin sebagai pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua kategori
besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan
keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari
sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dimana warisan keluarga
merupakan kebiasaan keluarga , kebaikan keluarga yang menjadikan jati diri menjadi baik
karena kebiasaan baik yang terus menerus dilakukan keluarga sehingga bagian dari keluarga
dipercaya oleh orang lain. Sedangkan pertemuan penting adalah hal yang membuat seorang
terus termotivasi menjadikan dirinya besar, baik , cakap dalam memimpin seperti orang-
orang hebat yang berada dalam pertemuan tersebut. Kemudian prestasi akademik juga
menjadi hal penting dalam memimpin karena dengan prestasi akademik seorang lebih
dipercaya oleh pengikutnya. Selain itu prestasi akademik juga menjadi bekal bagi pemimpim
membangun jaringan dengan organisasi eksternal dalam membangun suatu organisasi.

Adapun faktor disposisi internal meliputi sikap pribadi individu berupa : percaya diri,
dorongan, gairah, optimisme, keteguhan. Selain itu keterampilan yang ada dalam diri
pemimpin juga menjadi faktor yang mempengaruhi, dimana seorang pemimpin harus
memiliki kreativitas , kemampuan komunikasi, kemahiran dalam berbahasa ingris,
kompetensi budaya, dan memiliki kecerdasan sosial. Kemudian Sifat kepribadian pemimpin
juga disebutkan dalam faktor disposisi internal yaitu sifat toleransi, kegigihan, ketetapan, dan
empati.

Selanjutnya berkaitan dengan bahasan ini yaitu membangun negara atau organisasi yang baik
terdapat pula dalam jurnal pembanding yaitu dengan tema membangun organisasi yang kuat.
Pada jurnal tersebut dipaparkan tentang bagaimana seorang pemimpin bisa produktif dalam
mensukseskan sebuah organisasi. Di jurnal tersebut memperkenalkan model kepemimpinan
berbasis kekuatan yang disusun dan di populerkan oleh Tom Rath, Barry Choncie dan Donald
Clifton. Dimana dalam tulisannya kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menunjukkan kinerja yang hampir sempurna secara konsisten dalam aktivitas tertentu.
Tujuan kepemimpinan berbasis kekuatan adalah untuk mengembangkan efisiensi,
produktivitas, dan keberhasilan sebuah organisasi dengan memusatkan perhatian dan terus
mengembangkan kekuatan orang-orang di dalam organisasi. Organisasi berbasis kekuatan
tidak mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada membangun talenta dan meminimalkan
efek negatif dari kelemahan. Pemimpin berbasis kekuatan selalu berinvestasi pada kekuatan
-kekuatan individu dalam tim mereka.

Kemudian pada jurnal dengan judul pengaruh kegiatan pemimpin dalam menciptakan
pengetahuan di organisasi pada bahasannya di jelaskan bahwa pemimpin adalah orang yang
dipercayakan dengan kekuatan terbesar dalam mpengambilan keputusan, yaitu mereka
memiliki kekuatan untuk menghasut dan mempengaruhi aktivitas tertentu yang dapat
mempengaruhi proses pengetahuan penciptaan di dalam sebuah organisasi, maka penting
bagi seorang pemimpin menciptakan atau memberikan pengetahuan bagi pengikutnya
sehingga dapat membangun daya saing bagi organisasi . Dalam organisasi besar, karyawan
sering datang dari beragam latar belakang yang berbeda dalam mengungkapkan pikiran
mereka. Dalam kasus tersebut, menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk membuka
banyak "pintu komunikasi," seperti forum publik, dan bentuk "ritual percakapan" .
Komunikasi juga bisa berbentuk teknologi yang dimediasi proses komunikasi, seperti peran
mereka dalam penyebaran pengetahuan yang ada dan baru yang benar telah mapan (Shu-
Hsien, 2003). Akan tetapi yang lebih penting lagi adalah kehadiran saling percaya, karena
kurangnya kepercayaan menghambat anggota organisasi untuk mengekspresikan pendapat
mereka (Morrison & Milliken, 2000). Bahkan di tengahmasalah yang terjadi karyawan lebih
memilih untuk tetap

diam jika mereka merasa kekurangan keamanan. Secara psikologis timbul keyakinan bahwa
menyuarakan gagasan dan kekhawatiran akan membawa konsekuensi negatif (Detert &
Burris, 2007). Seperti yang ditekankan oleh Detert dan Edmondson (2011), para pemimpin
harus tetap proaktif dengan membangun keyakinan yang mendorong keheningan dan
membangun lingkungan di mana ketika seorang berbicara harus dihargai, begitulah
lingkungan harus dibangun, sistem yang tepat bisa diletakkan di tempat yang dapat membuat
menjadi mudah untuk menyimpan representasi dari apa yang dipelajari dan membuat itu
dapat diakses oleh semua (McInerney & Mohr, 2007).

Terkait kesuksesan seorang pemimpi dalam buku sun zhu(1995 : 256)menyebutkan Ada lima
factor penting yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ingin maju:

1. Kebijaksanaan, visi, wawasan, kepandaian dan ilmu pengetahuan. Jika kita ingin
berkembang semua hal ini mutlak diperlukan. Untuk dapat mengembangkan diri, harus
memiliki visi jauh ke depan yang didahului dengan proses belajar.

2. Kepercayaan. Orang dapat dipercaya bukan karena memiliki kekayaan materi, tetapi
karena memiliki kepribadian yang bias diterima dalam pergaulan. Kualitas kepercayaan diri,
kepercayaan pada orang dan kepercayaan dalam pergaulan perlu dipelihara. Dengan
kepercayaan dari masyarakat kita akan memiliki banyak koneksi yang memberikan
kesempatan untuk meraih rejeki.

3. Kebajikan. Dalam kehidupan kita harus mengandalkan kebajikan, bukan kekerasan.


Hendaknya kita melihat kelemahan sebagai suatu proses untuk melihat, memahami dan
mengagumi orang lain sehingga muncul wibawa kebesaran kita di atas orang lain.

4. Keberanian. Keberanian untuk mencoba dan berusaha adalah semangat yang luar biasa.
Orang yang mempunyai semangat keberanian akan dapat mengubah sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin.

5. Ketegasan. Kita hendaknya tegas terhadap diri sendiri. Jika kita keras dan tegas pada diri
sendiri, maka hidup akan lunak pada kita. Tanpa adanya ketegasan dan focus yang akan
dicapai, kita tidak akan berhasil dalam hidup.

dalam bukunya juga di jelaskan hukum tentang KEDISIPLINAN dan struktur organisasi
yang jelas. Kita harus bias mendisiplinkan diri setiap saat dalam menjalankan hukum. Kalau
hukum dapat berjalan dengan benar, maka kualitas yang ada dalam diri kita akan menyedot
kekuatan yang ada di luar sehingga akan tercipta kekuatan yang luar biasa; kemajuan akan
dicapai oleh mereka yang dapat mendisiplinkan diri sendiri. Apabila kita dapat memiliki jati
diri dengan kualitas kepemimpinan tersebut, maka hidup akan menjadi cermelang,
berkembang dan berhasil. Kedua, MEMPOSISIKAN DIRI. Setelah mengenal diri sendiri,
maka kita harus dapat menentukan peranan dimana kita telah berada (loyalitas), memastikan
target dengan jelas dan menguatkan tekad kita. Ada lima poin yang harus diperhatikan bagi
orang yang memiliki tekad, yaitu: Kesadaran, Kebutuhan, Keputusan, Kesiapan, dan
Perjuangan untuk sukses dan berkembang. Tanpa tekad yang kuat kemajuan tidak akan
mungkin dicapai. Kita perlu berpikir strategis dalam mengambil keputusan dan berpikir
matang dengan kekuatan yang dimiliki baru kemudian bertindak. Untuk meraih kesuksesan,
kita perlu siap untuk menderita, siap untuk berkembang dan siap untuk berjuang dengan
sungguh-sungguh. Ketiga, MENDOBRAK DIRI. Dalam mendobrak diri guna meraih
kesuksesan ada lima hal penting yang perlu dimiliki, yaitu:

1. Kecepatan bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Orang yang mau berhasil adalah
orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas,
cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja.

2. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kita jangan takut gagal.

3. Kekuatan komitmen. Dengan adanya komitmen untuk maju atau berkembang, maka
kesuksesan akan diraih.

4. Kekuatan kegagalan. Jika ingin sukses, maka harus tahan pada kegagalan.
5. Kekuatan belajar. Semangat belajar harus tinggi. Jika kita setiap hari menjaga semangat
belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang mau sukses harus memiliki
semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat sudah menentukan target kita
tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu berani menghadapi apapun yang
ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita
harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin. Orang berhak untuk menilai kita gagal apabila kita gagal, namun kita
jangan memberikan kondisi bahwa kita gagal. Materi, nama harum, jabatan dan kekuasaan
yang dimiliki tidak akan ada artinya, karena akan terkena hokum perubahan. Kekayaan sejati
adalah kekayaan mental dan kekayaan yang paling luar biasa adalah kekayaan batin. Pribadi
kitalah yang mendobrak diri untuk mengatur suasana di luar. Jika kita memiliki kelima hal
tersebut tanpa semangat belajar, tidak mungkin kita bisa berkembang. Untuk itu kita harus
memperkuat informasi untuk kemajuan kita. Tanpa filosofi kehidupan, tidak mungkin teori
Sun Tzu dapat dijabarkan.

Keempat atau yang terakhir, AKTUALISASI DIRI. Dalam hubungannya dengan aktualisasi
diri ada lima hal yang hendaknya diperhatikan, yaitu:

1. Profesionalisme. Dengan melakukan hal-hal yang bisa dan siap dijalankan secara
professional dijamin akan sukses. Untuk dapat sukses, kita harus berjuang dan bekerja keras
sebelum mengambil hikmah dan hasilnya.

2. Kesempatan. Ada empat hal yang berhubungan dengan kesempatan ini, yaitu: tahu,
tunggu, ciptakan dan manfaatkan kesempatan. Semua ini harus segera dilakukan secara
cerdas, cermat dan cekatan.

3. Koneksi. Tanpa koneksi dan pergaulan tidak mungkin dapat sukses. Untuk itu sikap
bergaul ?menjadi orang? yang penting, dimana kita dapat bergaul secara fleksibel dengan
siapa saja.

4. Kekuatan meditasi dan doa. Setiap hari kita harus berlatih guna memperoleh ketenangan
mental dan ketenangan pikiran sehingga muncul kekuatandari

dalam mental. Dengan kekuatan doa akan memunculkan kekuatan yang ?tidak terlihat? tadi.
Kesuksesan tidak akan mungkin tanpa polesan spiritual.

5. Kekayaan mental; keteguhan hati. Kegagalan, rintangan, halangan dan kesalahan hanya
dapat diatasi dengan keteguhan hati yang diperoleh darihasil proses belajar. Sikap keteguhan
hati mengandung arti keyakinan, keuletan, kesabaran, konsistensi, dan semangat juang terus
menerus tanpa henti sampai tercapainya apa yang diinginkan. Dengan memiliki dan
mempraktikkan keteuhan hati di dalam perjuangan kehidupan, niscaya usaha dan perjuangan
yang dilakukan akan menghasilkan prestasi dan kehidupan yanglebih cermelang.
Setelah empat proses yaitu mengenal diri, memposisikan diri, mendobrak diri dan aktualisasi
diri; mungkin kita sudah mencapai suatu puncak keberhasilan; kita harus memiliki RASA
PUAS DIRI dan BERSYUKUR.

Kesimpulan saya dari ketiga pendapat di atas, terkait keberhasilan seorang pemimpin adalah :

1. Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki


keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah percaya pada
pemimpinnya dengan begitu pengikutpun menjadikan tanggung jawab yang di amanahkan
kepadanya menjadi sesuatu yang harus dilakukan dengan baik

2. Seorang pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya di suatu
organisasi

3. Seorang pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan
yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana seorang
pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya.

4. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian baik yaitu, memiliki rasa oleransi yang
tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih.

5. Seorang pemimpin harus memberi pengetahuan pada pengikutnya sehingga terbinalah


organisasi yang siap dalam bersaing.

6. Seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada


membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan.

7. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap Disiplin, Mampu mendobrak diri artinya
harus cepat dalam bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Karena orang yang mau
berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat
secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja. Berani
mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian kekuatan komitmen juga sangat di
butuhkan dengan adanya komitmen untuk maju atau berkembang, maka kesuksesan akan
diraih. Harus juga memiliki sikap berari gagal karena Jika ingin sukses, maka harus tahan
pada kegagalan. Semangat belajar harus tinggi. Jika kita setiap hari menjaga semangat
belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang mau sukses harus memiliki
semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat sudah menentukan target kita
tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu berani menghadapi apapun yang
ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita
harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

REVIEW JURNAL KELEBIHAN KEKURANGAN


Aspek face value Penelitian langsung kepada -
objek yang bersangkutan
sehingga data yang di dapat
jelas kebenarannya
Aspek layout dan tata Tata cara penulisan sudah baik -
letak, serta tata tulis,
termasuk penggunaan font
Ruang lingkup isi artikel Ruang lingkup isi artikel jelas -
yaitu penelitian langsung
dilakukan pada semua
pemimpin yang pernah
menjabat di korea
Aspek tata bahasa Aspek tata bahasa sudah baik

JURNAL 2

Identitas Jurnal
Judul Jurnal : A Model of Education District Curriculum Management: Indonesia

Jurnal : International Journal of Current Advanced Research

Volume : Volume 6; Issue 8

Halaman : 5176-5183 halaman

Tahun : 2017

Penulis : Dinn Wahyudin


1. Ringkasan Artikel
Dalam konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia, ada perbedaan antara kebijakan
manajemen kurikulum pendidikan tingkat kabupaten dan implementasi kurikulum
Desentralisasi adalah salah satu fenomena paling penting yang telah mempengaruhi
perencanaan pendidikan dalam 15 tahun terakhir di sekolah. Di Indonesia, pemerintah di
tingkat kabupaten memiliki kewenangan untuk mengelola program pendidikan. Beberapa
tanggung jawabnya adalah untuk (1) mempersiapkan dan menetapkan pedoman manajemen
taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah dan kejuruan di bawah pedoman ditetapkan
oleh pemerintah pusat, (2) membangun kurikulum lokal, sekolah menengah sekolah kejuruan
di bawah kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, menerapkan kurikulum
nasional berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah, mengembangkan standar
kompetensi di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah kejuruan
berdasarkan kompetensi minimal yang ditetapkan oleh pemerintahpusat, (5) pemantauan,
mengontrol, dan menilai pelaksanaan pembelajaran dan manajemen sekolah, dan (6)
menetapkan pedoman penilaian hasil belajar. Manajemen kurikulum di era otonomi menuntut
lebih perlu berorientasi.

Ini dilakukan melalui analisis lingkungan eksternal dan internal. Dengan demikian,
perencanaan pelaksanaan manajemen kurikulum kabupaten dapat menghasilkan perubahan
strategis implementasi kurikulum di lingkungan sekolah. Dalam dimensi pengembangan
kurikulum, manajemen kurikulum menghormati distribusi dan ketersediaan dokumen
kurikulum sekolah, penyebaran ide dan dokumen, memberikan bantuan profesional kepada
sekolah, perencanaan sekolah dalam pelaksanaan, kualifikasi dan beban kerja guru, guru,
pemantauan proses, dan tindak program. Manajemen sebagian besar berfokus dimensi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep pengembangan kurikulum arti sempit
mencakup tiga fase, yaitu: pembangunan kurikulum (konstruksi kurikulum),pelaksanaan
kurikulum (implementasi kurikulum); dan evaluasi kurikulum (kurikulum).

Kurikulum dengan pembalajaran harus dilakukan secara seimbang. Pertama,


kurikulumbersandar pada tujuan atau sasaran kurikulum yang ingin dicapai. Kedua,
kurikulum didasarkan pada sudut pandang berdasarkan konteks kurikulum yang digunakan.
kurikulum didasarkan pada titik-titik strategis pada pengembangan kurikulum yang
Kurikulum sebagai pembelajaran individual dan kurikulum sebagai instruksi diprogramkan
adalah spesifikasi nyata dari sistem di mana peserta didik mengalami kurikuler melalui proses
pengajaran. Pada pemahaman ini, para ahli kurikulum mengacu kurikulum sebagai suatu
proses.

Manajemen kurikulum dapat diamati sebagai proses sistem yang berkelanjutan mencapai
tujuan pendidikan. Dalam dimensi manajemen kurikulum, perbedaan kebijakan manajemen
kurikulum tingkat kabupaten dan implementasi kurikulum sekolah kemungkinan akan
mengarah pada distorsi potensial dalam kebijakan kurikulum disetujui di tingkat kabupaten
dan implementasi kurikulum tingkat sekolah. Penelitian membahas pengembangan model
manajemen kurikulum di tingkat kabupaten meningkatkan akuntabilitas antara staf
pendidikan kabupaten dan pemangku kepentingan sekolah. Dalam kepemimpinan dan kepala
sekolah terdapat hubungan yang kuat antara kepemimpinan dan prestasi siswa. Kepala
sekolah adalah kunci dalam hal mutu kurikulum tetapi juga termasuk lingkungan sekolah
secara keseluruhan dan mekanisme dukungan sekolah. Kepala sekolah dapat mengambil
peran sebagai pemimpin dan manajer pemimpin kurikulum. Untuk terus mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan dari peningkatan berkelanjutan dan sasaran rencana peningkatan sekolah
nasional dan lokal, untuk menciptakan kurikulum yang selaras yang mempromosikan
kesuksesan untuk siswa. Singkatnya, keselarasan kurikulum adalah koordinasi dari apa yang
ditulis, diajarkan, dan dinilai. Prinsip-prinsip penyelarasan kurikulum harus tercermin dalam
panduan kurikulum, sumber daya instruksional, pengembangan staf, praktik pembelajaran,
penilaian.

2. Keunggulan

1. Kesatuan antar elemen/variabel

Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan hirarki yang terkait komponen
satu dengan lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya menyeluruh yang
didalamnya terkandung tentang model manajemen kurikulum pada pendidikan. Manajemen
sebagian besar berfokus dalam menentukan keberhasilan kurikulum. Jika manajemen lumpuh
dapat dikatakan bahwa kurikulum dalam dokumen akan menjadi rencana yang inersia.
Kurikulum adalah produk yang dihasilkan zaman peradaban dalam ukuran dimensi waktu.

2. Sistematika penyusunan kajian jurnal ini dapat dikatakan sudah baik dan sudah dengan
penulisan standar jurnal yang tepat seperti adanya pendahuluan, metodelogi

penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta referensi yang saling berkesinambung

3. Originalitas temuan

Setiap teori dan konsep yang dipakai dalam penelitian menjelaskan bahwa ide gagasan para
peneliti yang begitu cemerlang juga mengadopsi pemikiran maju mengenai implikasi untuk
inovasi kurikulum dan manajemen kurikulum di sekolah sehingga diragukan lagi tentang
keorisinilan temuannya. Pada jurnal ini juga terlampir data-data akurat sehingga
keoriginalitas penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar melakukan penelitian
serta penelitian yang ditulis kedalam jurnal juga dilengkapai pendapat para ahli yang
mendukung kegiatan penelitian tersebut.

c. Kemutakhiran

Jurnal ini diterbitkan pada tahun 2017 sehingga masih sangat mutakhir baik dari materi
maupun dari segi pembahasan karena menjelaskan tentang pengembangkn manajemen
kurikulum pendidikan di era otonomi daerah dalam rangka meningkatkan

akuntabilitas. Masalah yang diangkat cukup mutakhir, karena pentingnya peran pendidikan
kabupaten, administrator sekolah, serta guru dalam merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan lingkungan peserta didik
menunjang pembelajaran di Sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama. Serta informasi
yang ada dalam jurnal masih sangat terbaru atau berdasarkan penelitian-penelitian terbaru
desain nya juga yang cukup bagus dan menarik.

3. KEKURANGAN

1. Pada jurnal ini data penelitian tidak disajikan secara sistematis, tidak ada penyertaan hasil
penelitian secara rinci yang dapat dijelaskan pada tabel dan juga tidak penggambaran grafik
yang dapat menggambarkan hasil penelitian.

2. Jurnal ini terbit tahun 2017 tapi sumber referensi yang digunakan pada penelitian masih
banyak menggunakan referensi lebih dari 5 tahun terakhir, sehingga untuk selanjutnya
diperlukan sumber referensi yang terbarukan mengenai manajemen

3. Model manajemen kurikulum distrik pendidikan yang dijelaskan pada jurnal mengenai
kebijakan manajemen kurikulum pendidikan tingkat kabupaten implementasi kurikulum
tingkat sekolah. Jurnal ini tidak menjelaskan implementasi kurikulum tingkat sekolah secara
khusus, tetapi untuk tingkatan secara umum.

4. Implikasi

a. Teori

Jurnal ini dapat dijadikan landasan teori pada penelitian lebih lanjut tentang Rencana
Pengembangan Model Manajemen Kurikulum (DPCMM) Distrik Pendidikan di Indonesia.
Dalam konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia, ada perbedaan kebijakan manajemen
kurikulum pendidikan tingkat kabupaten dan implementasi kurikulum tingkat sekolah. Teori
yang diusulkan DPCMM adalah perencanaan kurikulum pendidikan pelaksanaan, dan model
evaluasi dengan efek luas pada proses pembelajara sekolah. Dimensinya terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian semua sub sistem manajemen
kurikulum, termasuk struktur organisasi, daya manusia, pendanaan, transparansi, dan budaya
akuntabilitas. Kurikulum sekolah hanya mencerminkan tetapi merupakan produk pada
masanya. Sehingga model DPCMM hipotetis memiliki efek positif pada rencana strategis
pendidikan kabupaten, terutama melakukan perencanaan kurikulum, pelaksanaan, dan model
evaluasi dengan efek besar proses pembelajaran di tingkat sekolah.

b. Terhadap program pengembangan

kantor pendidikan kabupaten. Dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan evaluasi


kurikulum, dinas kabupaten akan bertindak aktif sebagai fasilitator dan pengawas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat sekolah. Manajemen kurikulum tingkat pendidikan
kabupaten sangat penting dan tampaknya menempatkan prioritas tinggi pada kebutuhan
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Namun, manajemen kurikulum perlu terintegrasi
dan sistemik untuk dilakukan ke semua tingkat sekolah. Diharapkan rencana strategis sektor
pendidikan harus mempertimbangkan perencanaan kurikulum dengan semangat otonomi
daerah

5. Pembahasan dan analisis


Rencana Pengembangan Model Manajemen Kurikulum (DPCMM) adalah perencanaan
kurikulum distrik, implementasi, dan model evaluasi dengan memiliki efek pada
pembelajaran di tingkat sekolah. Dimensinya akan dikembangkan dan terdiri perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian semua sub sistem manajemen kurikulum.
Ini termasuk struktur organisasi, sumber daya manusia, pendanaan, transparansi, budaya
akuntabilitas, dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Pada model ini memiliki
tiga tahap utama: persiapan dan membangun komitmen, penilaian kapasitas, dan rencana pe
ngembangan manajemen pendidikan kabupaten. Pernyataan di atas menegaskan bahwa
perubahan dalam sistem pendidikan, termasuk kurikulum yang diadopsi, itu adalah hal yang
umum, tak terelakkan sebagai bentuk kurikulum merespon tantangan zaman, karena pada
dasarnya kurikulum yang diadopsi adalah cerminan dari masyarakat produk zamannya .
Kurikulum sekolah tidak hanya mencerminkan merupakan produk pada masanya. Ini berarti
model DPCMM hipotetis memiliki efek pada rencana strategis pendidikan kabupaten,
terutama dalam melakukan perencanaan kurikulum, pelaksanaan, dan model evaluasi dengan
efek besar pada proses pembelajaran tingkat sekolah. Jurnal ini sangat bagus dari segi
pembahasan dan analisisnya karena pada jurnal ini sangat jelas dalam menyajikan materi
mengenai kebijakan manajemen kurikulum pendidikan tingkat kabupaten dan implementasi
kurikulum tingkat sekolah, sebagai mahasiswa jurnal ini pembaca khususnya pemerintah
tingkat kabupaten, kepala sekolah dan guru.

menunjukkan kualitas pendidikan yang akan memiliki peran strategis dalam pendidikan
Sekolah.

6. Kesimpulan

Pengembangan manajemen kurikulum kabupaten sangat penting dan dipertimbangkan untuk


pembangunan sebagai bagian integral dari rancangan dan pelaksanaan Rencana Strategis
Pendidikan Kabupaten. Ini dikembangkan untuk meningkatkan akuntabilitas petugas
pendidikan dan administrator sekolah dan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum tingkat sekolah. Rencana Pengembangan Manajemen Kurikulum (DPCMM) di
tingkat kabupaten di Indonesia memiliki efek pada rencana strategis kabupaten. Ini adalah
perencanaan kurikulum distrik, implementasi, dan model evaluasi yang memiliki dampak
pada proses pembelajaran di tingkat sekolah. Dimensinya terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian semua sub sistem manajemen kurikulum,
termasuk struktur organisasi, sumber daya manusia, pendanaan, transparansi, dan budaya
akuntabilitas. Model manajemen kurikulum kabupaten terdiri dari tiga tahap utama: (a)
Mempersiapkan dan Mengembangkan Komitmen, termasuk beberapa kegiatan utama seperti
komitmen kepemimpinan kantor pendidikan, penilaian kinerja dan citra publik yang populer,
pengguna layanan survei kepuasan; (b) Penilaian Kapasitas, yang meliputi identifikasi

manajemen kurikulum, dan penilaian kapasitas fungsi manajemen kurikulum; (c) Rencana
Pengembangan Model Manajemen Kurikulum (DPCMM), yang terdiri dari rencana
perbaikan program, dan mengembangkan model manajemen kurikulum hipotetis akhir.
Implikasinya adalah bahwa manajemen kurikulum tingkat kabupaten di Indonesia sangat
penting tampaknya menempatkan prioritas tinggi pada kebutuhan siswa, transparansi,
akuntabilitas,dan partisipasi

Anda mungkin juga menyukai