Perangkat disebut dapat membantu mobil memenuhi standar emisi gas buang saat
dilakukan tes uji coba emisi. Padahal kenyataannya, gas buang mereka tak lolos
uji emisi.
Empat hari kemudian perusahaan mengakui bahwa sebanyak 11 juta mesin diesel
tersebar di seluruh dunia, termasuk 8,5 juta di Eropa, dan 600 ribu di AS sudah
dipasang perangkat penipu tersebut. Hasil investigasi menemukan bahwa sebagian
mobil memuntahkan nitrogen oksida yang 40 kali lebih berbahaya dari yang
diizinkan. Gas buang dapat memicu penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Pada Mei lalu, Jerman memerintahkan Porsche untuk menarik sebanyak 60 ribu
kendaraan di seluruh Eropa setelah mereka ketahuan memasang peranti 'jahat' itu.
Sebulan kemudian, Audi melakukan langkah serupa.
2. Gonta-ganti pemimpin
Pada April 2017, Matthias pun naik jabatan menjadi CEO ditunjuk oleh direktur
VW, Herbert Diess. Skandal menyeret VW ke meja hijau pada Maret 2017.
Mereka terkena denda pidana US$4,3 miliar dan denda perdata US$17,5 miliar
untuk kompensasi pada pemilik dan dealer serta untuk pembersihan lingkungan.
VW tak lagi berhadapan dengan hukum, tetapi delapan mantan dan direktur yang
masih menjabat termasuk Martin ditangkap. Dua di antaranya menjalani hukuman
penjara. Namun, mereka belum memberikan kompensasi pada pengemudi di
Eropa. Hal ini menimbulkan kejengkelan lembaga perlindungan konsumen
setempat. Pada awal bulan ini, VW pun akhirnya setuju untuk membayar denda
satu miliar euro sesuai tuntutan jaksa di Jerman.
Akibat skandal, VW harus mengucurkan dana hingga lebih dari 26 triliun euro
untuk membayar denda, kompensasi dan membeli kembali, terutama di AS.
Mereka sempat mengumumkan bahwa VW menderita kerugian mendekati 1,6
triliun euro pada 2015 setelah menyisipkan triliunan demi menutupi skandal
busuk tersebut.
Akan tetapi pada 2016 mereka mampu meraup keuntungan 5,1 triliun euro diikuti
11,35 triliun euro pada 2017. Di balik besarnya keuntungan, mereka tetap harus
berhadapan dengan tuntutan hukum dari ribuan pembeli mobil dan investor di
seluruh dunia termasuk Jerman, Prancis, Italia, Inggris dan Polandia.
Di sisi lain, kantor mobil mewah asal Jerman, BMW dan Mercedes-Benz telah
digrebek oleh pihak penyidik saat mencari bukti kemungkinan kecurangan.
Pemerintah Prancis juga melakukan hal serupa pada merek VW, Renault, Peugeot
dan Fiat, merk asal Italia.
Skandal memang membuat penjualan VW jatuh di AS, tetapi hal ini tampaknya
tak membuat sebagian besar pembalap Eropa acuh. Grup VW masih jadi pembuat
mobil terbesar sedunia dengan catatan penjualan sebanyak 10,74 juta unit
kendaraan tahun lalu.
Jumlah ini melebihi penjualan sebelum kasus merebak. Kendati demikian pangsa
pasar mobil diesel telah jatuh di seluruh Eropa. Bahkan sejumlah negara Eropa
mengumumkan akan menghentikan menjual mobil diesel pada 2025