Anda di halaman 1dari 4

Kasus Volkswagen “Dieselgate Emission”

Volkswagen (biasa disingkat VW) adalah sebuah perusahaan mobil yang


berbasis Wolfsburg, Lower Saxony, Jerman. Perusahaan ini didirikan oleh Serikat
Buruh Jerman (Deutsche Arbeitsfront) pada tahun 1937. Volkswagen merupakan
merek asli dari Grup Volkswagen, yang juga membawahi beberapa merk mobil
lain seperti Audi, Porsche, Bentley Motors, Bugatti Automobiles, Automobili
Lamborghini, SEAT, Škoda Auto dan sebuah pabrikan kendaraan komersial
Scania. Volkswagen mempunyai 3 mobil yang masuk di daftar 10 mobil paling
laris sepanjang sejarah: Volkswagen Golf, Volkswagen Beetle, dan Volkswagen
Passat.
Pertengahan September lalu, tepatnya pada tanggal 18 November 2015
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection
Agency/EPA) dan California Air Resources Board (CARB) melaporkan bahwa
VW di Amerika Serikat memasang piranti lunak khusus pada beberapa kendaraan
diesel untuk mengakali kewajiban uji emisi di negara itu. Didapati informasi
bahwa terjadi kecurangan yang dilakukan VW pada mobil-mobil yang sedang
beredar disana. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA),
mengatakan bahwa emisi yang dikeluarkan mobil diesel jauh lebih tinggi dari
hasil pengujian saat itu.
Rangkuman fakta
1. Skandal bermula pada 2015

Dilansir dari AFP, pada 18 September 2015 Agen Perlindungan Lingkungan


Amerika Serikat (EPA) melaporkan bahwa VW menyematkan perangkat
'penakhluk' ilegal pada ratusan ribu mesin 2.0 liter yang dijual di Amerika Serikat
sejak 2009. Perangkat dipasang pada VW, Porsche, Audi, Seat dan Skoda.

Perangkat disebut dapat membantu mobil memenuhi standar emisi gas buang saat
dilakukan tes uji coba emisi. Padahal kenyataannya, gas buang mereka tak lolos
uji emisi.

Empat hari kemudian perusahaan mengakui bahwa sebanyak 11 juta mesin diesel
tersebar di seluruh dunia, termasuk 8,5 juta di Eropa, dan 600 ribu di AS sudah
dipasang perangkat penipu tersebut. Hasil investigasi menemukan bahwa sebagian
mobil memuntahkan nitrogen oksida yang 40 kali lebih berbahaya dari yang
diizinkan. Gas buang dapat memicu penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Pada Mei lalu, Jerman memerintahkan Porsche untuk menarik sebanyak 60 ribu
kendaraan di seluruh Eropa setelah mereka ketahuan memasang peranti 'jahat' itu.
Sebulan kemudian, Audi melakukan langkah serupa.
2. Gonta-ganti pemimpin

Skandal tak pelak menimbulkan kegaduhan di internal perusahaan. Direktur


eksekutif VW, Martin Winterkom terpaksa mundur meski mengklaim dirinya tak
tahu-menahu soal skandal. Ia pun digantikan oleh Matthias Mueller yang kini
menjalani pemeriksaan.

Pada April 2017, Matthias pun naik jabatan menjadi CEO ditunjuk oleh direktur
VW, Herbert Diess. Skandal menyeret VW ke meja hijau pada Maret 2017.
Mereka terkena denda pidana US$4,3 miliar dan denda perdata US$17,5 miliar
untuk kompensasi pada pemilik dan dealer serta untuk pembersihan lingkungan.

VW tak lagi berhadapan dengan hukum, tetapi delapan mantan dan direktur yang
masih menjabat termasuk Martin ditangkap. Dua di antaranya menjalani hukuman
penjara. Namun, mereka belum memberikan kompensasi pada pengemudi di
Eropa. Hal ini menimbulkan kejengkelan lembaga perlindungan konsumen
setempat. Pada awal bulan ini, VW pun akhirnya setuju untuk membayar denda
satu miliar euro sesuai tuntutan jaksa di Jerman.

Setelah ada upaya hukum, skandal diharapkan dapat berakhir. VW pun


mengumumkan untuk melakukan pembaruan dengan fokus pada kendaraan listrik.
Tujuannya untuk menjadi pemrakarsa mobil listrik pada 2025.

3. Kehilangan jutaan euro

Akibat skandal, VW harus mengucurkan dana hingga lebih dari 26 triliun euro
untuk membayar denda, kompensasi dan membeli kembali, terutama di AS.
Mereka sempat mengumumkan bahwa VW menderita kerugian mendekati 1,6
triliun euro pada 2015 setelah menyisipkan triliunan demi menutupi skandal
busuk tersebut.

Akan tetapi pada 2016 mereka mampu meraup keuntungan 5,1 triliun euro diikuti
11,35 triliun euro pada 2017. Di balik besarnya keuntungan, mereka tetap harus
berhadapan dengan tuntutan hukum dari ribuan pembeli mobil dan investor di
seluruh dunia termasuk Jerman, Prancis, Italia, Inggris dan Polandia.

4. Investigasi dilakukan pada merek-merek mobil lain

Skandal 'dieselgate' VW memunculkan pertanyaan soal kemungkinan kecurangan


serupa oleh merek-merek mobil lain. Namun, tak ada satupun yang mau
mengakuinya, seperti BMW dan Mercedes-Benz.

Sejumlah analis mengatakan beberapa produsen memungkinkan untuk


menonaktifkan kontrol emisi dalam kondisi tertentu untuk melindungi mobilnya
agar tidak dalam dieselgate.

Di sisi lain, kantor mobil mewah asal Jerman, BMW dan Mercedes-Benz telah
digrebek oleh pihak penyidik saat mencari bukti kemungkinan kecurangan.
Pemerintah Prancis juga melakukan hal serupa pada merek VW, Renault, Peugeot
dan Fiat, merk asal Italia.

5. Skandal membuat VW 'runtuh'

Skandal memang membuat penjualan VW jatuh di AS, tetapi hal ini tampaknya
tak membuat sebagian besar pembalap Eropa acuh. Grup VW masih jadi pembuat
mobil terbesar sedunia dengan catatan penjualan sebanyak 10,74 juta unit
kendaraan tahun lalu.

Jumlah ini melebihi penjualan sebelum kasus merebak. Kendati demikian pangsa
pasar mobil diesel telah jatuh di seluruh Eropa. Bahkan sejumlah negara Eropa
mengumumkan akan menghentikan menjual mobil diesel pada 2025

Dampak dari kasus yang menimpa Volskwagen mengenai kecurangan dalam


pengukuran emisi gas buang, perusahaan otomotif ini melakukan penarikan
(recall) terhadap seri TDI Diesel sebanyak 11 juta unit. Penarikan ini guna
memperbaiki kesalahan yang ada pada software pengukur emisi gas buang.
Langkah penarikan ini tentu memakan biaya yang cukup besar. Seperti yang
dilaporkan Reuters melalui Motorauthority, Volkswagen mengeluarkan biaya
hingga US$ 6,5 miliar.
Menurut pihak Volkswagen, mobil-mobil yang akan ditarik ini akan dipasangkan
software baru agar bisa menyesuaikan dengan standar emisi yang berlaku di
daratan Amerika dan eropa. Tidak jelas, apakah dalam proses perbaikan ini ada
beberapa hardware yang diganti atau tidak, selain software. Namun, langkah ini
diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pelanggan VW dan image salah
satu perusahaan otomotif terbesar di dunia ini.
Raksasa otomotif Jerman ini kini sedang menghadapi berbagai tuntutan hukum
dari konsumennya yang merasa telah tertipu. Di Amerika saja, besarnya gugatan
bisa mencapai US$ 18 miliar. Namun, VW tetap melayani konsumennya secara
terus enerus untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Bahkan perusahaan ini
menyediakan website khusus di vwdieselinfo.com untuk para konsumennya yang
mencari informassi seputar kendaraan VW yang mengalami masalah.  
Setelah melakukan permintaan maaf secara publik dan mengakui kecurangan 20
September 2015 VW, hari berikutnya saham VW turun 20%. Serta penghargaan
lingkungan atas mobil ramah lingkungan yang pernah didapat dtarik kembali.

Anda mungkin juga menyukai