ANALISIS NOVEL
A. Identitas buku
Genre : Romance
ISBN : 978-602-7870-41-3
Novel ini berceritakan tentang remaja yang bernama Dilan. Ia adalah anak geng motor
yang terkenal kenakalannya namun juga memiliki sisi positif. Suatu saat ia menyukai gadis
cantik bernama Milea. Anak gadis ini adalah siswi pindahan dari Jakarta. Cerita ini membuat
pembacanya ikut merasakan nuansa kisah remaja SMA di tahun 1990 yang berbeda dengan gaya
pacaran jaman sekarang dan dibalut dengan percintaan yang romantis sekaligus tingkah lucu dari
dua sejoli ini.
Milea pun yang perlahan menyukai Dilan. Ketika Milea sedang berjalan menuju
sekolahnya, tiba-tiba ada seorang teman satu sekolah yang menyapanya. Ia meramal kalau nanti
mereka akan bertemu di kantin. Milea hanya mengacuhkannya. Namun, Milea penasaran tentang
si peramal itu. Saat upacara bendera, akhirnya Milea mengetahui peramal itu bernama Dilan.
Di kelas bersahabat dengan Rani, Nandan, dan Wati (saudaranya Dilan). Nandan mulai
menyukai Milea, dia cemburu kalau Milea dekat dengan Dilan. Tak banyak yang mengetahui,
ternyata Milea sudah punya pacar di Jakata bernama Beni. Sampai akhirnya mereka putus
karena Milea sudah berulang kali direndahkan dan Beni sangat posesif saat Milea dan teman-
temannya sedang pergi ke Jakarta mengikuti lomba cerdas cermat.
Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa. Dilan sering mengungkapkan kata-
kata romantis seperti “Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Gak tau kalau nanti
sore” dan “Jangan rindu, berat. Kamu gak akan kuat, biar aku saja”. Dilan juga pernah
memberikan coklat kepada Milea melalui tukang pos, membawa Bi Asih untuk memijit Milea
yang sedang sakit, memberikan Teka-Teki Silang bergambar gadis yang berkumis sebagai
hadiah ulang tahun Milea ketujuh belas tahun dengan surat yang berisi “Selamat ulang tahun,
Milea. Ini hadiah untukmu, Cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak
mau kamu pusing kaena harus mengisinya. Dilan”.
Saat Dilan dan gengnya akan berkelahi dengan anak sekolah lain, Milea pun membuat
siasat agar Dilan tidak jadi ikut. Milea khawatir akan kehilangan Dilan. Keluarga mereka pun
sudah saling mengenal, bahkan bunda Dilan sangat menyayangi Milea. Oleh karena itu, mereka
menjadi semakin dekat. Pada tanggal 22 Desember 1990, mereka membuat semacam surat
pengakuan kalau mereka sudah berpacaran yang disebut Proklamasi. Mereka pun
mentandatangani surat pengakuan tersebut diatas materai.