Anda di halaman 1dari 8

Inciting Event dan Key Event

“the inciting incident… sets the story in motion … [while] the key incident [is] what the story is
about, and draws the main character into the story line.”

Inciting event (inciting incident) adalah yang menggerakan cerita. Disini, terjadi peristiwa
yang mengubah segalanya bagi tokoh dan kehidupannya tidak akan sama lagi seperti
sebelumnya. Titik yang memulai rangkaian peristiwa demi peristiwa. Key Event adalah
momen ketika tokoh ikut terlibat oleh inciting event. Titik yang menarik masuk tokoh kedalam
pergerakan cerita, serta titik yang akan menceritakan cerita sepanjang film.

Contoh dalam film detektif kebanyakan, inciting event adalah 'kasus kejahatan' yang terjadi di
tempat berbeda dengan tokoh sedang berada. Awalnya tokoh tidak ada hubungannya dengan
kasus tersebut sampai dengan "key event," adalah sesuatu yang membuat ia terlibat dengan
kasus tersebut atau keterlibatan tokoh dengan kasus yang terjadi. (key
event=titik/sesuatu/peristiwa yang membuat tokoh terlibat dengan kasus).

Contoh sederhana adalah barisan domino. Domino pertama yang dijatuhkan adalah inciting
incident (inciting event), dan aliran domino yang saling menindih adalah key event.

Dimana letak Inciting Incident dan Key Event?


Kedua event ini terjadi pada Act 1, namun tidak ada aturan mutlak dimana ia harus berada di
Act 1, mereka bisa berada di mana saja. Dua argumen terkuat mengatakan: pertama, inciting
incident terletak pada hook di bagian pertama, kedua inciting incident adalah plot point
pertama tepat di bagian 25%.

Tidak ada yang pasti dimana letak mereka berada. Terkadang inciting incident adalah hook itu
sendiri, bisa plot point 1, atau bisa diantara keduanya. Bahkan dalam beberapa film, inciting
event sudah terjadi sebelum film dimulai (diluar Act 1), dan ketika film dimulai kita langsung
diantarkan kepada Key Event. Dalam kasus seperti ini, inciting event akan ditunjukan melalui
narasi ataupun percakapan tokoh.

Key Event selalu ada setelah inciting incident, sebab key event yang membangun/mendorong
cerita setelah inciting incident menggerakannya sampai mustahil bagi tokoh untuk kabur dari
alur cerita.

Kesimpulan:
 Inciting event dan key event terjadi pada Act 1, namun tidak ada letak yang mutlak dimana
di harus diletakan pada Act 1.
 Inciting Event adalah titik yang mengubah jalan cerita, titik yang menggerakan cerita.
 Key Event adalah titik yang menarik masuk tokoh kedalam gerakan cerita tersebut.
 Key event selalu berada setelah inciting incident.
 Terkadang inciting incident terjadi sebelum opening. Agar mendapatkan efek yang lebih
sempurna, pastikan inciting incident terjadi di dalam Act 1, agar penonton juga merasakan
pengalaman si tokoh secara langsung.

Inciting Incident, Key Event, dan Plot Point 1


Inciting Incident, Key Event, dan Plot Point I, semuanya terjadi pada Act 1. Letak Plot Point
1 selalu ada di ujung Act 1. Letak inciting incident dan Key incident tidak mutlak, namun yang
pasti Key terjadi setelah inciting incident. Key terjadi persis sebelum Plot Point 1, tidak
menunggu lama, tetapi langsung.

Lalu apa itu ketiganya?


 Inciting incident adalah konflik untuk pertama kali hadir pada tokoh. Nama lainnya adalah
"Call to adventure."
 Key Event adalah momen ketika tokoh ikut terlibat dengan konflik. Ketika konflik hadir untuk
pertama kali, bisa saja tokoh tidak peduli. Namun ketika tokoh memutuskan untuk masuk
kedalam konflik tersebut, itulah Key Event.
 Plot Point 1 adalah "point of no return," titik dimana tokoh sudah terlibat dalam konflik,
dan ia tidak bisa kembali ke keadaan sebelumnya. Titik dimana ia masuk kedalam konflik
yang sebenarnya.

Membedakan Key Event dengan Plot Point 1


Keduanya hampir sama, keduanya merupakan poin dimana tokoh tidak bisa kembali lagi ke
kehidupan awal.

Key Event -> Leaving the Normal World


Plot Point 1 -> Entering the Adventure World

Plot Point 1
Plot point pertama adalah "journey starter." Plot point pertama merupakan titik yang
mengubah semuanya (turning point). Titik dimana karakter tidak bisa kembali lagi ke kehidupan
semula.Plot point I juga poin dimana setup berakhir. Plot point terjadi setelah inciting incident.
Contoh:

Harry Potter tau ternyata ia adalah penyihir (inciting incident) dan dia harus pergi ke Hogwarts
untuk belajar sihir (first plot point)

Luke pulang kerumah dan menemukan paman dan bibinya dibunuh (inciting incident) lalu ia
memutuskan untuk bergabung dengan Obi-Wan untuk membalas dendam (first plot point)
Jadi, inciting incident ini memicu terjadinya first plot point dalam cerita. First plot point ini
merupakan titik balik (turning point) pertama kehidupan tokoh, dimana ia akan menjalani
kehidupan yang belum pernah ia jalani sebelumnya, setelah mengalami kejadian yang juga
belum pernah ia alami (inciting incident). Plot Point I adalah dimana karakter harus bisa bereaksi
dengan kuat dan tidak dapat diperbaiki.

Tidak ada aturan yang mutlak, namun sebagai guidline, umumnya plot poin pertama terletak
pada titik 1/5 atau 1/4 (25%) dari cerita. Plot point pertama ini terletak di ujung Act 1.

Plot point pertama membawa sebuah konflik, konflik yang mendorong tokoh untuk melakukan
perjalanan. Disini ia tidak bisa kembali. Tahap selanjutnya adalah Act 2, yang dimulai dari
progres tokoh dengan kehidupan barunya.

First Half of Second Act


Tahap setelah Plot Point 1 sebelum Pinch Point 1, yaitu "First Half of the Second Act." Di
tahap ini kita melihat reaksi dari tokoh setelah peristiwa yang menimpanya di Plot Point 1.
Reaksi tokoh ini menuntun jalan cerita sampai pada Midpoint. Di tahap ini, tokoh mengambil
tindakan, namun semua tindakannya adalah bentuk reaksi dari peristiwa yang ia alami.

Fisrt Half of the Second Act juga disebut sebagai "New World," dimana tokoh berada di situasi
baru yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia masih mencari tahu "apa yang benar-benar
terjadi" dan apa yang ia harus lakukan. Tahap ini merupakan reaksi tokoh, bukan berupa
tindakan/aksi tokoh untuk menyelesaikan masalah. Sosok antagonis atau situasi yang dihadapi
tokoh akan memaksa tokoh untuk bereaksi.

Di tahap ini juga tokoh akan mempelajari sesuatu/diajarkan sesuatu, mendapatkan sesuatu yang
nantinya berguna untuk menyelesaikan masalahnya. Biasanya adegan dibuat dalam montage.
Tips: Usahakan tokoh memberikan reaksi yang begitu kuat dan dalam.

Pinch Point 1
Pinch point adalah kejadian penting (skalanya lebih kecil dari plot point dan middle point),
berupa sekilas peristiwa buruk yang menimpa tokoh utama. Di dalam Pinch Point terdapat
konflik yang menggerakan cerita. Lalu apa tujuannya?

Tujuannya adalah memberi tekanan pada tokoh.

Kejadian buruk yang menimpa tokoh pada pinch point ini juga ditujukan untuk mengingatkan
kepada tokoh dan penonton tentang "apa yang sedang ia pertaruhkan/kejar."

Kegunaan dari pinch point:


 Cara bagi penulis untuk memberikan tekanan kepada tokoh.
 Menjaga momentum dalam cerita agar penonton tidak pergi meninggalkan cerita.
 Menggerakan cerita dan memaksa tokoh beraksi

Pinch point dibagi menjadi dua, pinch point I dan pinch point II.

Di pich point 1, antagonis muncul untuk pertama kalinya. Pinch point pertama ini berguna
membuat tokoh bereaksi dan mengambil tindakan. Ketika sampai di tahap ini, tokoh sudah
mengerti konflik dan apa yang ia kejar. Kemunculan pinch point I berguna untuk menyadarkan
tokoh akan kekuatan antagonis, sosok yang menghalangi tujuan tokoh.

Pinch point I juga bisa digunakan sebagai foreshadowing kejadian yang akan terjadi di Midpoint
(moment of thruth), Plot Point II, dan Climax.

Setelah pinch point I, diperlihatkan reaksi tokoh terhadap kejadian yang baru saja menimpanya.
Disini tokoh mulai merasakan tekanan, bimbang, dan keraguan yang bisa ditunjukan melalui
ekspresi ataupun mental tokoh. Pinch point I dilanjutkan dengan midpoint (moment of thruth),
dimana tokoh sudah "benar-benar" mengetahui kebenaran konfliknya.

Pinch point bisa memberikan informasi tambahan pada sebuah cerita, atau hanya sebagai
pengingat akan kekuatan antagonis dan resiko dari apa yang ia pertaruhkan. Bila
memberikan informasi tambahan, biasanya akan sangat krusial ketika sampai tahap middle
point ataupun plot point II.

Contoh Pinch Point dalam Harry Potter: Ketika troll menyerang Hogwarts

Midpoint 2
Adalah titik dimana tokoh berhenti bereaksi dan mulai bertindak. Midpoint juga ditandai ketika
terjadi perubahan karakter dan perubahan jalan cerita (character Arc). Tahap ini merupakan
moment of thruth, dimana kebenaran konflik terungkap.

Disini terjadi perubahan besar, tokoh bisa mengalami keberhasilan (midpoint victory) atau
kegagalan (midpoint defeat). Tahap midpoint dan satu tahap berikutnya merupakan tahap
dimana tokoh memperoleh wahyu/pencerahan untuk menyelesaikan konflik.

Contohnya adalah tokoh membuat kesalahan besar (midpoint defeat), pahlawan hampir mati
(midpoint defeat), dalam cerita cinta si pasangan berhubungan sex untuk pertama kali/fisrt kiss
(midpoint victory)

Dalam HTTYD, hiccup berhasil mengendarai toothless dan mengetahui kebenaran tentang naga
bahwa mereka tidak seperti yang dikira viking selama ini.

Midpoint harus berada di tengah, namun tidak harus 50%, bisa ada di 48% - 52%.
Bagian pertama setengah dari film (Act 1 - Midpoint), digunakan untuk memperkenalkan tokoh.
Mulai dari dunianya, teman-temannya, sifat tokoh, dilema, kelemahan luar dan dalam, konflik
awal serta reaksi tokoh.

Bagian kedua, Midpoint sampai film habis merupakan giliran tokoh untuk bertindak
menyelesaikan konfilknya. Ia akhirnya akan mendapat jawaban dari masalahnya sampai konflik
batinnya di tahap akhir.

Second Half of Second Act


Tahap ini merupakan tahap dimana ia berhenti bereaksi dan mulai mengambil tindakan untuk
menyelesaikan konflik. Disini timbul (bangkit) semacam wahyu/pencerahan dari dalam diri
tokoh. Ia menjadi seseorang yang baru. Ia menyadari kekuatan yang ada di dalam dirinya dan
mulai mengambil tindakan.

Meskipun di tahap ini ia belum sepenuhnya mengendalikan situasi, namun tokoh sudah
bergerak maju.

Tahap setelah Midpoint, dimana ia mengetahui kebenaran sebenarnya tentang konflik yang ia
hadapi, tokoh bangkit dari drama dan trauma dan mulai beraksi melawan balik.

Seluruh aksi yang dilakukan di tahap ini merupakan cermin dari semua reaksi yang timbul di
tahap-tahap sebelumnya. Dalam arti tertentu, tentu saja, tokoh masih bereaksi. Namun
penekanannya lebih kepada batin personalnya ketimbang fisiknya. Dia tidak sedang
mengendalikan takdirnya (situasi), namun mencoba melakukan sesuatu terhadap kekurangan
dalam mengontrol dirinya (about his lack of control)

Yang harus diperhatikan dalam tahap ini, jangan sampai tokoh berubah terlalu cepat setelah
Midpoint. Tokoh memang berubah menjadi seseorang yang baru, namun tidak menjadi sosok
tokoh yang lebih bijak seolah-olah ia telah menyelesaikan konfliknya.

(Kalau menurut penulis, biasanya setelah melalui midpoint, tokoh akan menjadi keras kepala
dalam bertindak karena sudah mengetahui kebenaran akan konflik yang sedang ia hadapi. Ia
lebih bertindak sesuai dengan emosinya, bukan dengan akalnya)

Klimaks konflik batinnya akan terjadi di akhir, jadi jangan biarkan tokoh berubah atau
memperbaiki batinnya begitu cepat karena akan mengurangi dampak klimaksnya. Gunakan
kesempatan di tahap ini untuk mempersiapkan dirinya untuk pertempuran terakhir dan
foreshadowing konflik batin yang akan ia hadapi.

Kesimpulan:
 Tahap ini terjadi setelah midpoint
 Midpoint memulai rangkaian peristiwa terhadap tokoh. Dalam tahap ini sebenarnya tokoh
masih memberikan reaksi, namun reaksinya di dasari dengan pengetahuan tentang konflik
yang sedang terjadi. Tokoh mulai bertindak.
 Titik dimana muncul wahyu di dalam diri tokoh. Disini ia sudah mampu melihat dirinya
sendiri seperti antagonis melihat tokoh. Lebih jelas.
 His actions can be as much a period of inner revelations as actual aggression against the
antagonist. Sometimes his attack on the antagonist is actually nothing more than a complete
and deliberate ignoring of the antagonist.
 Beberapa masalahnya terselesaikan disini, namun tidak untuk konflik utama dan konflik
batinnya. Dua hal tersebut akan terselesaikan di akhir. Masalah yang terselesaikan disini
hanya berfungsi untuk memperburuk atau membawa fokus yang lebih jelas ke konflik yang
sebenarnya di klimax.

Pinch Point 2
Disini tokoh menerima tekanan yang lebih besar. Seperti misalnya kematian mentor di film Star
Wars atau Lord of the Rings. Bisa rencana gagal dan tokoh sangat terpukul. Pinch point
merupakan bahan bakar yang menggerakan cerita ke Plot Point 2. Pinch point II juga tahap
dimana antagonis "terlihat" menang dari protagonis.

Pinch Point 2:
Ketika Harry, Ron, dan Hermione Granger menghadapi anjing berkepala tiga, menganbil kunci
dari sekumpulan burung cepat, dan catur penyihir. Tantangan itu merupakan bentuk halangan
tokoh untuk mencapai tujuannya.

Setelah pinch point dua, sebelum sampai di Plot Point 2, kita akan melewati dua fase, yaitu All Is
Lost dan Dark Night of the Soul.

All Is Lost (False Defeat) atau disebut juga 80 Page Crash (meskipun tidak harus terjadi di
halaman ke 80). Disini tokoh mengalami penderitaan fisik seperti kehilangan seseorang, putus
sama pacar (selingkuh), mentor terbunuh, dan lainnya. Tahap ini terjadi di sekitar menit ke 75.

Kemudian Dark Night of the Soul merupakan fase tokoh bereaksi dari kehilangan di All is Lost,
perasaan atau emosinya setelah kehilangan. Disini tokoh dalam kondisi mental terburuk,
depresi, stress. Dan di ujung Dark Night of the Soul, tokoh mengalami peristiwa yang
mengispirasi. Ia mendapat wejangan (pep talk) dari seseorang (pacar, mentor, sahabat, orang
tua). Dalam DNOTS, main plot dan subplot bersatu. Fase ini tidak harus terjadi dengan durasi
yang lama, biasanya teradi di menit 75-80.

Mungkin saja dua fase itu termasuk dalam Pinch Point 2.


Plot Point 2
Adalah poin dimana karakter sudah mendapatkan semua yang ia butuhkan untuk mencapai
tujuannya/mengalahkan musuh terakhir. Ploit Point I menggerakan cerita ke Midpoint, Midpoint
menggerakan cerita ke Plot Point II, dan Plot Point II mendorong ke Resolution, lalu ending.

Pada midpoint, tokoh bertekad untuk melakukan sesuatu, dan pada resolution dia
melakukannya. Plot Point II adalah tahap tokoh mendapatkan hal terakhir/semua yang ia
butuhkan untuk mewujudkannya.

Contoh pada Star Wars:


Luke tahu bahwa ia memiliki pasukan dan ia menggunakannya untuk mengalahkan Death Star.

Harry Potter:
Harry menemukan batu philosopher pada kantongnya karena ia memiliki tujuan yang jelas, ia
lalu menggunakannya untuk mengalahkan Voldemort.

Singkatnya, Plot Point II adalah kekuatan utama yang mendorong karakter utama mencapai
resolution pada cerita

Hook: ASAP
Plot Point 1: 20% - 25%
Midpoint: 50%
Plot Point 2: 75%

Struktur:
Act 1 - Awal: Hook ke Plot Point 1
Act 2 - Tengah: Plot Point 2 ke Plot Point1
Act 3 - Akhir: Plot Point 2 ke Resolution

Third Act!
Third Act merupakan bagian akhir dari sebuah cerita. Disini tokoh akan berhadapan langsung
dengan antagonis dengan mengerahkan seluruh kemampuannya yang telah ia pelajari. Konflik
dan masalah batinnya akan terselesaikan di bagian ini dan semua pertayaan akan terjawab.
Biasanya bagian ini dimulai dengan adegan yang mencekam dan menegangkan.

Kesimpulannya :
Third Act merupakan do-or-die territory.
Climax
Bila kita menyelesaikan tahap sebelumnya dengan benar, maka penonton akan memiliki
imajinasi sendiri di kepalanya apa yang akan datang di bagian klimaks (berkat forshadow).
Bagian yang harus membuat penonton memberikan reaksi "WOW!"

Apa itu klimaks?


Sebenarnya Act 3 keseluruhan bisa disebut sebagai klimaks. Dari plot point 2 sampai bagian
akhir cerita, ketegangan terus meningkat. Klimaks yang sebenarnya adalah bagian paling
menegangkan di act 3. Tokoh tidak punya pilihan lain selain berhadapan langsung dengan
antagonis, tokoh akan mengerahkan seluruh kemampuannya yang telah ia pelajari. Tokoh harus
menang, bila tidak, ia akan mati.

Namun setiap cerita memiliki klimaks yang berbeda-beda. Ada yang merupakan pertarungan,
ataupun keputusan sederhana yang harus diambil yang akan mengubah kehidupan protagonist.
Disini juga merupakan "moment of revelation" tokoh utama. Tokoh akan menemui wahyu
yang mengubah hidupnya sebelum, selama ataupun sesudah peristiwa klimaks.

Klimaks terjadi mendekati akhir. Terkadang beberapa cerita menyertakan faux climax (klimaks
palsu) dimana tokoh berpikir ia telah menyelesaikan konflik padahal itu hanyalah sebuah batu
halangan antara tokoh dan antagonis yang sebenarnya. Klimaks palsu tidak mempengaruhi atau
mengubah apapun pada klimaks sebenarnya.

Seperti contohnya Toy Story, dimana Woody berhasil menyelamatkan Buzz yang akan di
ledakan Sid. Itu adalah klimaks palsu, dan klimaks sebenarya terjadi ketika woody dan Buzz yang
dibuntuti oleh anjing Sid, mengejar mobil Andy.

Kesimpulan:
 Klimaks mengakhiri konflik, entah itu protagonis kalah atau menang.
 Klimaks merupakan titik tumpu yang mengubah character arc. Klimaks bisa menjadi bagian
munculnya wahyu dalam diri tokoh, atau bagian yang memicu timbulnya wahyu dalam diri
tokoh.
 Cerita bisa memiliki dua klimaks, klimaks palsu dan klimaks yang sebenarnya.

Resolusi
Beberapa cerita berakhir saat klimaks, artinya tanpa resolusi. Seperti Whiplash contohnya. Akan
lebih baik cerita memberikan sebuah kesimpulan. Alasannya, agar memberikan ruang bagi para
pembaca ataupun penonton untuk menarik nafas lega, berikan mereka waktu bersantai setelah
seluruh kejadian yang mereka lalui.

Penonton ingin mengetahui bagaimana kehidupan tokoh setelah kejadian yang telah dilalui
mengubah hiduo si tokoh.

Anda mungkin juga menyukai