Anda di halaman 1dari 6

Pendalaman Menulis Feature

Modul tentang Teknik Cerita Feature (artikel bebas) telah disampaikan pada minggu yang lalu. Karena sisi-sisi news telah dikupas di awal-awal modul, kini saatnya Anda lebih bebas berekspresi dengan feature. Adapun secara umum, dalam sebuah feature, Anda dapat: Bebas berekspresi untuk menulis tentang topik apa saja; Jika ingin menulis tentang opini, Anda bisa salurkan dalam bentuk tulisan opini yang tekniknya sama dengan menulis feature. Karena harus dibedakan antara opini, berita fakta, dan features, maka secara teknis/garis besar, menulis opini adalah menuangkan apa yang ada di dalam benak Anda untuk menanggapi atau menginformasikan sesuatu hal pada khalayak. Namun dalam feature, Anda mutlak membutuhkan fakta-fakta di lapangan, hanya saja Anda bebas menuliskannya tanpa kaidah piramida terbalik. Namun ingat dalam feature, Anda masih mutlak membutuhkan Teori Lasswel (5W-1H), yakni: Who do/does What, When, Where, Why dan How: Siapa mengerjakan Apa, Kapan, Dimana, Mengapa dan Bagaimana. Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta yang ditulis secara lempang atau lurus (straight news) atau jenis sajian hard news. Menurut Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (1957), feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Jadi para pakar ini mendefinisikan feature yang merupakan sebuah sajian atau menu tambahan surat kabar yang bersifat menghibur. Dalam teori jurnalistik ditegaskan, berita langsung (straight news) atau hard news disajikan dengan menggunakan teori piramida terbalik dan rumus 5W 1H. Namun sebagai menu penunjang, dalam surat kabar, bahkan media eletronik, feature harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Menghibur; 2. Mampu menyajikan informasi yang tak lekang oleh waktu dan berguna dalam jangka waktu yang panjang; 3. Berpijak pada sisi liputan human interest;

4. Tidak selalu harus menggunakan rumus piramida terbalik, melainkan bisa berpijak pada penulisan piramida bertumpuk terbalik; 5. Boleh subjektif karena memberitahu pembaca soal sisi kehidupan yang unik, misalnya menurut cara pandang sebuah kelompok masyarakat, atau aspek kehidupan yang muncul dari sebuah gaya hidup. . Fungsi Feature Kedudukan feature dalam media massa amatlah penting. Posisi dan eksistensinya merupakan sebuah menu penunjang yang amat penting sehingga feature mempunyai kolom tersendiri, meskipun itu di halaman pertama yang memiliki nilai jual paling tinggi di sebuah media massa cetak. Dalam media massa di Indonesia seperti contohnya Koran Kompas dan Koran Tempo, feature acap kali diletakkan dalam posisi kaki (foot page) yang letaknya di kaki halaman. Dengan kedudukan tersebut, dilihat dari fungsinya, maka fungsi feature mencakup lima hal pokok, yakni: 1. Pelengkap sekaligus variasi sajian dari berita langsung: Sebagai menu variasi, maka penulisan feature bisa lebih luwes dan tidak terlalu kaku dalam mengikuti prinsip 5W 1H yang disajikan dalam piramida terbalik. Karena itu unsur kreatifitas amatlah penting bagi seorang jurnalis, selain unsur kepekaan dalam membuat sebuah feature. 2. Pemberi informasi yang menarik tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang terjadi: Tak selamanya sebuah kejadian penting hanya disajikan dalam bentuk straight news saja tanpa menambahkan sajian info pendukungnya. Kalau pun sebuah kejadian itu amatlah penting, maka seorang jurnalis bisa membidik dari berbagai ragam sisi berita yang menarik. Jurnalis atau juga Editor yang berpengalaman akan membagi berita kejadian yang cukup besar itu dalam berita langsung (straight news), yang merupakan head line dan juga dalam kerangka tulisan feature yang mendukung, dan merupakan sisi human interest dari berita head line tersebut. Misalnya dalam peristiwa meledaknya pipa gas dalam tragedi lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, maka straight news memberitakan kejadiannya secara 5W 1H. Sementara feature yang juga disajikan secara bersamaan dalam media masa, lebih

meliputi sisi human interest-nya, yakni dapat memberitakan tentang kesedihan keluarga korban, maupun kisah saksi mata atau korban yang selamat dari kejadian tersebut. 3. Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan: Kalau tujuan utama sebuah berita langsung (straight news) adalah menyampaikan informasi secara to the point dalam cara yang singkat, maka salah satu tujuan feature adalah menyajikan cerita yang mengandung bobot rekreasi lebih kuat. 4. Pemberi nilai dan makna terhadap sebuah peristiwa: Ada kalanya sebuah berita kerap hadir tanpa nilai dan makna. Ia hanya ditafsirkan sebagai sebuah peristiwa biasa, karena terjadi terlalu sering, berulang-ulang. Misalnya, persitiwa klasik Pembantu diperkosa majikan, pencopet di-gebuki massa, petani tewas disambar petir, kecelakaan lalu lintas, mahasiswa demonstrasi, merupakan berita biasa. Karena nyaris terjadi setiap hari, bahkan setiap saat disajikan oleh beragam media massa, baik itu cetak dan elektronik. Maka berita semacam ini menjadi tidak berharga. Tak bernilai. Tak bermakna. Memang, salah satu konsekuensi dari paradigma berita adalah lebih menekankan pada keluarbiasaan. News is Unusual. Berita adalah sebuah peristiwa yang luar biasa. Namun dengan feature, berita tak hanya dilihat dari sisi kuantitatif angka, jumlah statistik. Fakta berita yang disajikan dalam bentuk feature, sesungguhnya memberi makna terhadap dimensi kualitatif atas sebuah peristiwa situasi dan keadaan. Artinya dalam meliput peristiwa, situasi dan keadaan tersebut harus dilihat dari sudut pandang human interest atau minat insani. 5. Wahana ekspresi yang mepengaruhi khalayak: Tugas utama berita (hard news) adalah mengisi ruang kognisi khalayak. Sedangkan salah satu tugas features adalah mengangkat dimensi afeksinya. Dengan features, kita menemukan emosi, perasaan, suasana hati, empati bahkan jati diri kita masing- masing. Hanya dengan features setiap situasi, keadaan atau aspek kehidupan dapat dinyatakan secara ekspresif. Maka dengan cara inilah emosi publik dapat ikut terlibat, bahkan mampu membangkitkan rasa belas kasihan, semangat, dan isnpirasi. Bahkan mampu menyertakan emosi lain seperti perasaan geram, marah, kecewa, dan lain-lain, hanya dengan membaca atau menayaksikan sebuah features. Wahana ekspresi semacam features inilah yang disebut bisa mempengaruhi khalayak pembacanya.

Memahami Peg/ Cantolan/ Alasan dalam Cerita Features Pada dasarnya menulis feature adalah kegiatan seni. Feature berkaitan dengan berbagai topik yang menarik pembaca, seperti: politik, tokoh masyarakat, persoalan sosial, mode, mobil, olah raga, kesehatan atau budaya. Feature tidak selalu harus secepat dan sehangat 3

berita, untuk cepat disajikan pada pembaca, namun harus berkaitan dengan peristiwa yang bersifat menyangkut minat insani. Feature dapat memberi latar belakang suatu berita besar atau peristiwa politik yang sedang terjadi. Atau mungkin menemukan peg atau cantolan atau alasan mengapa Anda menulis feature tadi pada suatu saat tertentu. Feature dapat bersifat menggambarkan keadaan atau deskriptif, dan dapat pula disertai pendapat dari pakar agar lebih memberikan nuansa mendalam pada feature yang sedang ditulis, dan pendapat pakar itu pula dapat menjadi cantolan (Peg) untuk feature yang akan Anda tuliskan. Sampai di sini Anda mungkin bingung, mengapa feature begitu panjang penjelasannya. Begini, jika Anda akan menulis sebuah feature yang terarah, mulailah saja dahulu dengan kelimat pembuka, misalnya saja feature Danau Kintamani di Bali:

Anda dapat mulai dengan judul : Melongok Keindahan Tersembunyi Danau Kintamani Judul awal ini saja sudah mulai menggugah minat pembaca. Selanjutnya usahakanlah dengan kalimat pembuka (lead) yang sederhana, namun bisa mengantarkan pembaca untuk masuk ke tubuh feature, dengan kalimat pembuka, misalnya saja: Danau Kintamani yang terletak di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut ini berhawa sejuk, dan bahkan cenderung dingin di musim kemarau seperti sekarang ini. Nuansa kabut yang menyembul dari balik pepohonan di desa Trunyan yang terletak di sebuah pulau di tengah danau membuat suasana alam semakin hening di pagi itu. Lengkap dengan cerita seputar misteri Bali Age atau orang Bali Asli yang masih kental, terutama tentang seputar kisah pengawetan mayat secara alamiah di desa yang sering dikunjungi wisatawan asing itu. Sampai di sini Anda harus mulai menengok kembali plot Anda yang sudah disusun sebelumnya. Dari awal materi telah diingatkan untuk mulailah menyusun plot sedari awal cerita. Plot tidak dapat disimpan begitu saja dalam otak atau hanya diingat-ingat saja. Untuk sebuah feature, diupayakan plot ditulis, plot ibaratnya kerangka tubuh sesorang. Sudah harus terencana hal pertama apa yang akan anda ceritakan. Misalnya saja; Oh suasana Danau, ketiklah suasana danau sepuas Anda, kemudian setelah itu mau cerita apa?; Oh iya, cerita pemandangan wisata itu, dan tentang adanya suatu sudut danau yang ada bangunan pura yang ada patung Monyet emasnya, ketik lagi tuangkan sampai habis

memori Anda. Oh kemudian mau cerita apalagi? Tentang Trunyan. Terus begitu. Setelah itu apa?; Oh iya, saya mau cerita tantang perjalanan saya menyeberang lagi ke perkampungan yang ada misterinya. Begitu seterusnya. Jangan menyerah dan ceritakan terus seperti air yang mengalir. Bukan air yang semburat memancar namun tak tentu, tapi mengalir secara alamiah saja. Feature biasanya lebih panjang dari berita, hal itu wajar, dan tidak seperti berita yang biasanya dibaca secara cepat oleh pembacanya. Feature dimaksudkan untuk dibaca secara easy reading dari awal sampai akhir. Oleh karena itu sangat penting untuk membuat setiap paragraf menjadi menarik sehingga mendorong orang membacanya hingga akhir. Jika pembaca tidak tertarik dari awal, mereka tidak mungkin terus membaca. Bila judul dan paragraf pembukanya menarik, pembaca mungkin akan melahapnya sampai akhir cerita, meskipun topik yang disampaikan barangkali bukan hal yang biasanya mereka perhatikan. Salah satu cara untuk memikat perhatian pembaca adalah berkisah dengan kata-kata dan penggambaran tentang tokoh-tokoh yang ada dalam feature Anda. Gagasan/ ide yang abstrak mungkin penting, namun seringkali lebih baik jika menggunakan contoh pengalaman nyata. Misalnya, bila Anda ingin menulis suatu feature tentang ketidakberesan pelayanan kesehatan di kota Anda; jangan memulai cerita dengan memberi gambaran generalisasi bahwa semua pelayanan kesehatan secara keseluruhan adalah buruk. Sebaiknya pergi ke rumah sakit di kota Anda dan gambarkan seperti apa keadaannya, bagaimana pendapat para pasiennya, dokter dan perawat di sana. Dengan begitu cerita Anda akan memberikan dampak yang lebih kuat terhadap pembaca, yang pada gilirannya akan dapat menempatkan diri mereka (pembaca), sebagai pasien atau bersimpati kepada perawat atau tokoh yang Anda ceritakan. Pada dasarnya kita terjun masuk ke dalam cerita itu, biarkan isi cerita itu terungkap melalui para pelaku di dalamnya. Bahkan ketika feature Anda bermaksud memberi pesan keras yang mengkritik, Anda pun harus memberi ruangan untuk perbedaan pendapat yang berbeda. Ini demi keseimbangan. Dengan menggunakan contoh kita tadi tentang pelayanan kesehatan di kota Anda, cobalah memperoleh juga komentar dari pemerintah dan pejabat yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan, untuk menyampaikan bantahan atau pendapat dari sudut pandang mereka. Biarlah para pembaca yang menyimpulkan sendiri pendapat mereka tentang persoalan kesehatan yang ada melalui fakta-fakta yang Anda kemukakan di dalam cerita. Akhirnya, tidak ada masalah yang harus dicari-cari untuk tampil cukup aneh guna menjadi bahan feature. Selama cara menulis cukup informatif dan menghibur, maka 5

Anda dapat memilih topik apa saja yang disukai. Bahkan suatu masalah yang kelihatan dangkal, masih dapat menarik perhatian orang bila Anda menulisnya dengan cara yang menyegarkan.

***

Tugas Menulis: Tulislah sebuah feature tentang kisah (pilih salah satu): 1. Anak jalanan putus sekolah 2. Kisah kehidupan individu atau sebuah komunitas tertentu yang menarik Jangan lupa buatlah plotnya terlebih dahulu untuk memudahkan Anda menulis feature tersebut! Misalnya saja tentang tema anak jalanan, temukan terlebih dahulu seorang atau beberapa anak jalanan, atau anak jalanan yang pernah Anda saksikan di televisi pun cukup, kemudian ikuti aktifitasnya, dengarkan keluh kesahnya, rasakan kerasnya kehidupan mereka, dan dapatkan kisahkisah yang cukup menyentuh yang terkadang dapat mengagetkan untuk Anda tulis; misalnya saja, Anda menemukan bahwa; Oh ternyata anak jalanan itu sering melayani turis asing yang pedofilia (suka nge-seks dengan anak-anak). Nah? . . . Kriteria: - Judul bebas - Minimal 450 kata (sekitar 1,5 halaman kuarto) - Tugas ini harus selesai paling lambat hari Kamis diposting secara langsung ke Blog Klub PMOH, sehingga dengan segera tugas Anda dapat diberi masukan oleh Mentor Anda.

SELAMAT MENULIS!!!!

Ditulis oleh Mung Pujanarko Dilengkapi dan diedit oleh Fida Abbott
Catatan: Dilarang keras meng-copy atau menyebarluaskan tulisan ini dalam bentuk apapun tanpa sepengetahuan Management PMOH!

Anda mungkin juga menyukai