B. Ciri Feature
Beberapa ciri-ciri dari penulisan feature yang bisa
membedakannya dengan tulisan lainnya di media massa, antara lain
sebagai berikut.
Kreatif
Penulisan feature terbentuk dari ide kreatif. Yang dimana ide tersebut
muncul karena sudah direncanakan, atau secara kebetulan. Misalnya
adanya penemuan baru tentang suatu teknologi, yang dimana ide
tersebut muncul dikarenakan desakan dari pihak lain, seperti
lingkungan atau juga berasal dari sumber bacaan, baik bacaan yang
bersumber dari media massa maupun bacaan lainnya. Apabila ide
tersebut muncul bersumber dari bacaan, maka biasanya ide tersebut
merupakan suatu pengembangan dari masalah atau peristiwa yang
telah ada. Misalnya dari berita atau kupasan di media massa yang
dilihat melalui televisi ataupun media komunikasi yang lain.
Subjektif
Dalam penulisan feature ditulis berdasarkan sudut pandang yang
subjektivitas dari sang penulis. Yang berarti bahwa subjektivitas
penulisan feature, dari sudut penulisannya yang biasanya ditulis dalam
bentuk “aku”. Yang dimana unsur “aku” dalam feature memungkinkan
seorang penulis, reporter atau wartawan yang memasukkan emosi dan
pikirannya dalam sebuah karya tulisnya.
Informatif
Penulisan feature juga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap
kepada masyarakat dan khayalak lain. Terutama mengenai tentang
suatu situasi, peristiwa, atau aspek kehidupan yang biasanya
ditinggalkan dalam berita lempang/langsung. Tulisan dalam feature
biasanya lebih mendalam sehingga mampu memberikan gambaran
yang lebih detail tentang suatu peristiwa atau suatu permasalahan.
Dalam menggungkapkan kondisi sosial, feature biasanya lebih
menggungah dan memunculkan empati dan rasa haru kepada
pembacanya. Informasi yang disampaikan melalui feature biasanya
berupa informasi yang dapat menyentuh hati nurani para pembacanya,
sehingga para pembaca terpengaruh untuk melakukan perubahan
konstruktif.
Mendidik
Tulisan feature secara umum menyajikan tulisan tentang apa yang
diketahui oleh sang penulisnya. Sehingga karya tulisnya dapat
memberikan pengetahuan atau ilmu baru bagi para pembaca. Dengan
demikian para pembaca dapat memiliki pengetahuan atau ilmu baru,
cara pandang baru, serta cara bersikap yang benar sesuai dengan ilmu
yang diberikan oleh sang penulis. Misalnya tulisan feature tentang
bagaimana cara agar kita bisa membangun rasa percaya diri,
bagaimana cara agar kita bisa tetap konsisten dalam melakukan
sesuatu, serta hikmah yang dapat kita peroleh hanya dengan membaca
feature perjalanan hidup dari seseorang yang sukses kerena ketabahan
dan kesabarannya.
Menghibur
Penulisan feature juga termasuk dalam karya jurnalistik yang lunak
(soft news) yang bersifat bisa menghibur para pembacanya. Biasanya
para pembaca memahami suatu tulisan lebih cenderung menggunakan
emosinya daripada pikirannya. Sehingga hal ini berbeda dengan berita
keras (hard news), yang bisa dipahami pada umumnya melaluli
pikiran. Dengan demikian cara untuk menyentuh emosi para pembaca,
gaya penulisan feature pun harus ditulis dengan gaya yang menghibur
agar para pembacanya tidak bosan pada saat membaca tulisan tersebut.
Sifat menghibur ini sangat penting, karena ada kalanya seseorang
membutuhkan hiburan yang dapat menimbulkan rasa senang dan
mampu mengembangkan selera estetikanya.
Awet
Penulisan feature ini terbilang awet atau tidak mudah basi karena topik
yang dibahas dengan mendalam dan gaya penulisannya yang menarik.
Seorang wartawan atau penulis yang kreatif biasanya bisa membuat
idenya menjadi sebuah tulisan yang berkualitas tinggi, dengan
penulisan dalam bentuk feature. Serta keawetan penulisan feature ini
sangat tergantung dengan identitas penulisnya dalam mengerjakan
tulisannya dan pada saat ia menulisnya biasanya dipoles dengan unsur
sastra.
Ditulis berdasarkan fakta
Walaupun tulisan feature ini berunsurkan subjektivitas akan tetapi,
dalam penulisannya tetap berdasarkan fakta atau peristiwa dan bukan
tentang fiksi yang berisikan imajinasi. Fakta atau peristiwa ini bisa kita
peroleh dari suatu masalah misalnya kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.
Ditulis tak tentu panjangnya
Pada penulisan feature biasanya memiliki patokan jumlah kata yang
digunakan yang berkisaran antara 1.000 sampai 2.000 kata. Tetapi
penulisan feature untuk majalah biasanya jumlah katanya lebih banyak
berkisar antara 1.000 sampai 6.000 kata.
Ditulis dengan gaya penulisan yang hidup
Dalam penyampaian penulisan feature sang penulis menggunakan
gaya penulisan yang tidak terlalu kaku agar lebih terkesan hidup dan
lebih menarik untuk para pembaca. Pada umumnya tulisan feature
akan terkesan hidup apabila dalam tulisan tersebut terdapat dialog yang
dinyatakan dalam kalimat, seperti tanda baca petik dan juga kata
pilihan atau diksi yang memenuhi feature tersebut.
C. Struktur Feature
Pada struktur penulisan feature sangatlah berbeda dengan struktur
penulisan berita. Karena pada penulisan berita lebih cenderung ditulis
dengan struktur piramida terbalik, namun dalam penulisan feature
kebalikannya yaitu ditulis dengan strukktur piramida. Yang berarti feature
bisa diawali dengan hal-hal sederhana yang kurang penting, akan tetapi
dapat menarik para pembacanya. Struktur penulisan feature secara
keseluruhan terdiri dari empat bagian, yaitu judul, lead, batang tubuh/isi,
dan penutup.
Judul
Judul merupakan bagian paling penting dalam sebuah feature, karena
pada judul dapat mewakili isi dari feature tersebut. Dengan demikian,
judul dapat mencerminkan karakteristik yang unik dan juga memiliki
ciri khas yang sangat berbeda dengan yang lainnya. Serta judul yang
bagus dan baik akan menarik perhatian para pembaca atau khalayak
lainnya.
Lead
Lead ialah suatu hal yang harus diperhatikan dalam penulisan sebuah
feature, yang bisa memancing minat dan atensi para pembaca.
Terdapat dua tujuan pada lead : pertama, secara tidak langsung
pembaca tertarik untuk membaca materi/isi dari tulisan tersebut;
kedua, merupakan cara untuk menjelaskan isi dari kisah tersebut. Akan
tetapi pada penulisan feature, penulis memiliki waktu yang banyak
untuk menjelaskan atau memaparkan isi yang akan disampaikannya.
Oleh sebab itu, pada lead penulis dapat mengombinasikan satu sampai
dua jenis lead yang dianggap tepat.
Batang Tubuh/Isi
Batang tubuh/isi merupakan isi pada feature yang diceritakan oleh
penulis, yang bersifat saling menyatu, saling berhubungan, dan
mengandung penekanan tertentu pada setiap paragrapnya, sehingga
didalamnya jangan sampai terdapat suatu hal menyimpang. Langkah
pertama yaitu membuat kronologis secara berurutan dengan kalimat
yang sederhana, dan yang tidak terlalu panjang. Serta deskripsi
diperlukan hanya untuk pemanis didalam suatu feature, baik itu untuk
suasana maupun profil.
Penutup
Penutup merupakan bagian akhir dalam struktur penulisan feature yang
sangat penting. Yang dimana didalam feature dibutuhkan akhir cerita
didalam ceritanya, akhir cerita yang biasa dikenal dengan kata ending
merupakan hal penting dalam sebuah tulisan : yang ditata dan
berkaitan dengan isi cerita. Adanya penutup sebagai pendorong akhir
cerita menjadi satu kesatuan dengan lead dan batang tubuh/isi cerita.
D. Unsur Feature
Pada saat menulis suatu feature sang penulis akan menulis cerita
atau feature dengan berpijak pada unsur pokok yang ada, berikut terdapat
penjelasan tentang unsur yang ada didalam feature.
Tema
Tema merupakan ide di dalam sebuah cerita, pada saat ingin menulis
sebuah feature sang penulis tidak hanya sekedar ingin bercerita
melainkan ingin mengatakan atau memberi informasi kepada
pembacanya, pada saat penulis ingin menulis sebuah feature sering kali
muncul ide saat melihat atau membaca informasi peristiwa berita yang
bersifat nyata dan terpercaya.
Sudut Pandang
Dalam hal ini sudut pandang diambil oleh sang penulis digunakan
untuk melihat peristiwa, dimana ada empat sudut pandang yaitu sudut
penglihatan yang berkuasa, sudut pandang objektif, orang pertama, dan
peninjau. Kebanyakan para pembaca lebih menyukai sudut penglihatan
berkuasa atau lebih mudah disebut sudut pandang orang ketiga.
Plot
Plot merupakan rangkaian atau alur di dalam cerita yang biasanya
memunculkan konflik membuat cerita tersebut menjadi lebih menarik
dan terarah yang dimana dalam feature tidak diwajibkan memunculkan
dan penajaman pada konflik dalam adegan cerita, jadi unsur konflik
hanya dapat muncul pada feature tertentu saja.
Karakter
Pada setiap feature pasti akan terdapat karakter atau watak tokoh sama
hal nya dengan cerita pendek, saat sang penulis berhasil menghidupkan
tokoh dalam ceritanya maka akan dengan sendirinya cerita tersebut
dapat meyakinkan kebenarannya.
Gaya
Sang penulis pasti memiliki gaya penulisan yang khas dan sudah pasti
sang penulis memiliki cara tersendiri untuk memilih persoalan, tema,
meninjau persoalan, dan menceritakannya kedalam sebuah feature. Hal
ini yang membedakan feature dengan berita, dimana feature di tulis
oleh sang penulis dengan gaya masing-masing sedangkan berita sudah
memiliki struktur tersendiri.
Lokasi
Pada feature juga mewajibkan menggunakan unsur 5W+1H yang
dimana unsur yang menunjuk kepada tempat atau setting, kapan,
bagaimana, apa, siapa, dan kenapa peristiwa tersebut terjadi tidak
sekedar sebagai keterangan pelengkap.
Buku
Bahri, Halida. Sambo, Masriadi. 2021. PR Writing Pengantar dan Aplikasi di Era
Digital. Jakarta. Kencana.
Internet