Anda di halaman 1dari 3

MENULIS FEATURE

Oleh : Try Harijono*

Banyak sekali kegiatan di sekolah atau organisasi seperti PGRI yang bisa dipublikasikan
di media massa, seperti Majalah Suara Guru. Publikasi ini penting agar masyarakat mengetahui
aktivitas yang dilakukan sekolah atau organisasi. Masyarakat juga bisa mengambil manfaat
atau bahkan memetik pelajaran serta inspirasi dari kegiatan tersebut. Di sisi lain, publikasi di
media massa juga merupakan bentuk “dokumentasi” kegiatan yang bersifat massal.
Meski demikian, kendala yang kerap dijumpai adalah kesulitan menuliskan kegiatan
tersebut di media. Kondisi ini bisa dimaklumi karena menulis di media massa sedikit berbeda
dengan tulisan yang bersifat personal. Menulis di media massa harus mematuhi kaidah-kaidah
yang berlaku umum.
Prinsip pertama adalah memahami manfaat atau dampak dari suatu tulisan ketika
dimuat di media massa. Tulisan haruslah bermanfaat bagi masyarakat. Bernilai edukatif, tidak
bohong, tidak fitnah, tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat serta tidak berdampak
hukum bagi penulisnya. Memang, setiap tulisan yang dimuat di media akan diperiksa oleh
editor. Namun, yang paling memahami fakta dan kondisi di lapangan adalah penulis, sehingga
penulis adalah “editor pertama dan utama” dari suatu tulisan yang dimuat di media massa.
Prinsip selanjutnya adalah penulis memahami bahwa tulisan di media massa untuk
orang lain. Bukan untuk dirinya sendiri. Karena itu tulisan yang dibuat haruslah mudah
dipahami oleh pembaca, mengggunakan bahasa yang sederhana dan menghindari penggunaan
istilah asing atau istilah-istilah yang bisa menimbulkan salah tafsir bagi pembaca.
Berikutnya, penulis memahami bentuk-bentuk tulisan yang ada di media massa umum.
Berbeda dengan jurnal yang bentuk tulisannya hampir seragam, bentuk tulisan di media massa
umum sangat beragam agar isi media tidak kaku dan monoton yang bisa membuat pembaca
jenuh. Selain itu minat pembaca juga berbeda-beda sehingga bentuk tulisan yang disajikan
beragam agar pembaca memiliki banyak pilihan saat akan membaca.

---------------------------

*Try Harijono , Wartawan Kompas 1989-2019. Email : tryharijono@gmail.com.

Disampaikan dalam Webinar Literasi : Menulis itu Menyehatkan, 7 Agustus 2021.

Dalam media massa umum, reporter biasanya membuat tulisan dalam bentuk berita
(hard news), berita ringan (soft news), tulisan khas (feature) dan tulisan mendalam (dept
reporting). Reporter senior menulis analisis (baik analisis politik, ekonomi, iptek maupun
budaya) serta tajuk rencana yang merupakan pandangan media terhadap suatu persoalan yang
sedang terjadi di masyarakat. Adapun pembaca atau penulis luar bisa mengirim tulisan dalam
bentuk opini atau artikel, cerita pendek (cerpen), rubrik khusus seperti konsultasi psikologi,
konsultasi keuangan, memasak dan berbagai tulisan lainnya yang sangat tergantung pada
kebijakan masing-masing media.
Meski demikian, karena Majalah Suara Guru merupakan majalah profesi yang dikelola
para guru, maka beberapa pengeculian diberlakukan. Misalnya saja, pembaca atau guru,
diperkenankan menulis berita dan feature yang merupakan hasil reportase kegiatan di sekolah
atau organisasi PGRI. Pembaca atau guru sekaligus menjadi “reporter” yang melakukan
reportase kegiatan di sekolah untuk dipublikasikan secara luas dalam bentuk berita dan feature.
Berikut ini penjelasan menulis feature.

TULISAN KHAS (FEATURE)

Feature adalah bentuk tulisan yang sangat lentur. Penulis tidak terikat pada aturan baku
seperti menulis berita ( hard news) yang mengharuskan adanya what, where, when, why, who
(5 W) dan H (how) dalam paragraf awal. Tidak pula menggunakan pola piramida terbalik, yaitu
informasi yang paling penting diletakkan di bagian awal tulisan.
Dalam menulis feature, penulis bisa menulis sesukanya. Penulis bisa bermain dengan
kata-kata, tetapi tetap mengedepankan fakta. Feature bukan cerita pendek yang penulisnya
bisa berimajinasi atau menulis berdasarkan hayalan. Feature adalah peristiwa nyata,
berdasarkan fakta yang dikemas dan ditulis dengan gaya penulisan yang sangat dinamis.
Jika menulis berita ( hard news) yang diutamakan adalah PENTINGNYA informasi
sehingga perlu diketahui pembaca, dalam menulis feature yang diutamakan adalah sisi
kemanusiaan. Ada nilai-nilai yang bisa dijadikan contoh dan teladan bagi pembaca baik
menyangkut pengabdian, kerja keras, kejujuran, keuletan maupun nilai-nilai positif lainnya.
Feature akan dinilai baik jika bisa menyentuh perasaan pembaca, seperti timbulnya rasa
empati, rasa senang, sedih atau bahkan marah, tanpa menggunakan kata-kata “menyedihkan”,
“memilukan” dan sebagainya dalam tulisan. Feature dalam penulisan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tidak menimbulkan emosi pembaca tetapi menambah wawasan dan pengetahuan
pembacanya.
Dalam pembuatan judul, feature sangat lentur. Berbeda dengan berita (hard news) yang
mengharuskan judul mencerminkan isi tulisan, dalam feature judul sangat dinamis. Bahkan
judul feature bisa satu kata, yang penting menarik dan bisa membuat penasaran pembaca.
Judul bisa dipilih, sebelum tulisan dibuat atau setelah feature selesai dibuat. Ibarat nama bayi,
bisa disiapkan sebelum bayi lahir atau setelah bayi lahir ke dunia. Yang penting, judul harus
menarik. Titik!
Jika dalam berita, alinea pertama atau lead mencerminkan isi berita, ketentuan ini
tidak berlaku di feature. Alinea pertama dalam feature, bisa jadi belum mencerminkan apa-apa.
Tapi, alinea pertama feature haruslah menarik dan mengundang rasa penasaran pembaca
untuk membaca tulisan lebih lanjut dan bahkan membaca tulisan hingga tuntas. Untuk menarik
minat pembaca, penulisan feature bisa diawali dengan kutipan, cerita, anekdot atau deskripsi
peristiwa.
Penulisan di alinea berikutnya, tidak berbeda dengan berita, harus mengalir lancar.
Agar tulisan bisa mengalir maka “kata kunci” di setiap alinea menjadi penting. Satu alinea
mengulas satu kata kunci dan terus berlanjut ke alinea berikutnya dengan kata kunci yang
berbeda. Akhirnya feature ditutup dengan kalimat yang menarik bagi pembaca.
Dibutuhkan ketekunan dan latihan terus-menerus supaya lancar menulis feature.
Latihan ini disertai perbaikan terus-menerus sehingga pada saatnya kelak, tanpa melihat nama
penulisnya, pembaca sudah hapal gaya tulisan seorang penulis feature.

Anda mungkin juga menyukai