Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL POPULER UNTUK MEDIA MASSA

Oleh: Yundri Akhyar, MA

Sebuah artikel yang kita tulis tidak lahir tanpa tujuan. Artikel
dituangkan dalam sebuah karya tulis memiliki tujuan spesifik. Tujuan inilah
yang kemudian akan menentukan bentuk artikel seperti apa yang akan
dituangkan dalam karya tulis yang akan kita susun.Tujuan penulisan ini pula
yang akan menentukan sejauh mana pesan yang akan kita sampaikan.
Seorang penulis artikel harus merumuskan juga siapa yang menjadi target
pembacanya. Kebiasaan untuk membayangkan siapa yang diajak berdialog,
berargumentasi dan berinteraksi dalam karya tulis ini akan memudahkan
kita mencari bentuk yang lebih komunikatif. Apakah pembaca kita kaum
profesional, kaum akademis atau masyarakat umum ? Dengan adanya
bayangan target pembaca ini maka karya tulis kita akan lebih tepat sasaran.
A. Pengertian Artikel Populer
Secara umum, apa yang disebut sebagai artikel populer adalah tulisan
atau artikel yang membahas tentang isu politik, ideology, social, ekonomi,
pertahanan, budaya, ilmu pengetahuan, keamanan termasuk tenologi yang
sedang ramai dibicarakan dan menjadi perhatian seluruh masyarakat.
Tulisan juga tidak melulu memberitahu tentang kejadian yang berkaitan
dengan hal tersebut di atas melainkan juga diisi dengan pembahasan objektif.
B. Cara menulisan Artikel Populer
1. Struktur penulisan artikel populer
Penulisan artikel populer harus memiliki struktur yang benar. Artikel
populer memiliki struktur yang lebih lengkap serta lebih objektif jika
dibandingkan dengan artikel opini yang hanya menekankan pendapat pribadi
dari si penulis. Paling tidak, dalam tulisan artikel populer terdiri dari judul,
pendahuluan, masalah yang disajikan, pembahasan atau isi (uraian)
kemudian ada kesimpulan atau penutup.
Bagian Pertama, Pendahuluan

1
Penulisan sebuah artikel sebaiknya dimulai dengan beberapa gagasan
dasar untuk satu topik tertentu. Gagasan dasar ini bisa berbentuk
pernyataan, pertanyaan, solusi, alternatif pemikiran, komparatif atau
argumentasi.
Dari satu atau beberapa gagasan itu barulah kita tuangkan dalam
kerangka tulisan. Misalnya ketika menuangkan studi komparasi praktek pajak
dari Inggris maka penulis sebaiknya membagi dalam dua atau tiga sub
gagasan. Contohnya dalam kasus pajak di Inggris ini sub judul atau gagasan
pertama adalah volume pajak di Inggris, sub judul kedua mengenai tingkat
pembayaran pajak sedangkan bagian ketiga membahas soal cara menangkal
penggelapan pajak.
Kita bisa juga menuliskan beberapa paragraf sebagai pendahuluan
untuk menetapkan tujuan artikel kita. Misalnya, tulisan ini merupakan
observasi penulis mengenai efektivitas pajak di Inggris. Paragraf
pendahuluan akan memberikan gambaran jelas mengenai apa yang akan jadi
fokus perhatian dalam artikel yang kita tulis.
Paragraf awal dalam karya tulis kita bisa menjadi semacam pemancing
agar pembaca masuk ke tubuh tulisan kita. Kalimat-kalimat yang menarik
mulai dari sebuah kutipan tokoh atau pejabat, jargon dari kementerian,
pertanyaan yang menarik atau gambaran berupa angka akan memberikan
daya tarik tulisan kita agar pembaca masuk ke dalamnya.
Kalau pembukaan ini menentukan seberapa kuat pembaca masuk dan
menyerap artikel yang kita tulis, maka tubuh tulisan lebih penting lagi untuk
memenuhi janji kita dalam bagian pendahuluan. Bila tubuh tulisan tidak
mendapatkan apa yang dijanjikan pada pendahuluan atau paragraf awal
maka pembaca akan segera meninggalkan artikel kita. Oleh sebab itu
penuhilah janji kita pada awal tulisan dengan menjelaskannya pada bagian
utama tulisan.
Bagian Kedua, Badan tulisan (isi)

2
Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian.
Masing-masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi
kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas
sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno 1982: 46).
Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku.
Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan
persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila
diperlukan.
Bagian Ketiga, Penutup
Penulisan artikel harus mempertimbangkan segmen pembaca media
massa. Kita tidak dapat menulis untuk semua orang. Dengan adanya segmen
pembaca yang menjadi sasaran artikel maka kita akan lebih fokus membahas
sebuah masalah sehingga pesan yang akan disampaikan benar-benar tepat
sasaran.
Karena artikel popular sifatnya temporer maka karya tulis yang
dimuat didalamnya perlu memiliki aktualias, fokus, singkat dan padat.
Tulisan yang pendek namun memenuhi kriteria tersebut akan mempunyai
daya persuasif yang kuat untuk diserap pembaca.
Struktur tulisan juga akan memberikan dampak kuat agar pesan yang
kita tulis sampai kepada pembaca. Kita menulis bukan diri sendiri oleh sebab
itu bayangkanlah jika Anda seorang pembaca sehingga selalu sadar akan
sasaran pembaca kita. Terakhir, kiat penting penulis baru adalah senantiasa
berlatih dan berkonsultasi dengan kolega dan senior kita untuk mengasah
ketajaman artikel yang kita tulis
Dilihat dari strukturnya, memang terbilang lengkap. Akan tetapi masih
lebih sederhana jika dibandingkan dengan artikel ilmiah murni yang
merupakan artikel dengan isi berupa hasil penelitian atau ulasan ilmiah. Yang
menjadi kesamaan adalah objektivitas penulis dari penulis artikel populer
dan juga artikel ilmiah. Inilah kenapa artikel populer bisa disebut artikel semi
ilmiah.

3
2. Karakter tulisan artikel populer
Artikel populer ditulis dengan menggunakan bahasa ringan yakni
bahasa sehari-hari. Dengan begitu, maka materi yang ada di artikel dapat
dengan mudah dipahami oleh para pembaca dari berbagai kalangan. Jadi,
walau yang dibahas adalah masalah serius, namun tetap mudah dicerna oleh
khalayak ramai.
Karakter lainnya adalah isi atau pembahasan yang tidak hanya
menyajikan logika berpikir melainkan juga diperkuat dengan pendapat para
ahli termasuk hasil dari sebuah penilitian. Selain itu, jika terdapat kutipan
asing, jumlahnya juga akan dibatasi sehingga akan tetap menjadi artikel yang
enak untuk dibaca dan dipahami oleh semua kalangan. Berikut ini beberapa
karakter spesifik dari artikel popular:
1. Berumur pendek
Itulah karakter artikel di media massa. Tidak seperti buku, umurnya pendek
dan topiknya juga terbatas. Cobalah kita periksa misalnya artikel di sebuah
surat kabar maka biasanya bertahan bahkan setengah hari. Koran pagi jarang
dibaca lagi pada sore hari demikian juga koran sore akan ditinggalkan pada
pagi hari berikutnya.
2. Segmen tertentu
Media massa memiliki karakter massal yang artinya siapa saja bisa membaca.
Namun setiap media massa memiliki segmen pembaca tersendiri. Klasifikasi
umum bisa berdasarkan usia bisa berlatarkan pendidikan dan gender.
Dengan mengetahui siapa pembaca tempat kita menempatkan artikel maka
tulisan kita sudah diarahkan secara spesifik. Jika kita menulis artikel untuk
situs Ditjen Pajak, maka dapat diperkirakan pembacanya adalah pegawai
pajak, pembayar pajak dan pemangku kepentingan pajak seperti pengusaha
atau akademisi. Penentuan segmen pembaca ini penting karena terkait
dengan cara bagaimana kita mengekpresikan tulisan bagi mereka. Jika artikel
di situs Ditjen Pajak diperuntukkan para pemangku kepentingan dan pejabat
serta staf maka bahasa dan pesan pun kita arahkan bagi mereka. Selain itu

4
isinya pun disesuaikan dengan pengetahuan para pembaca. Jangan sampai
terkesan kita menggurui pembaca yang notabene sudah mengetahui rincian
soal-soal pajak karena kita menuliskan secara detil istilah-istilah pajak. Jadi
jelas bahwa ketika kita menulis di media online pajak atau di media internal
maka pesan kita diarahkan kepada mereka. Kita bisa langsung menulis
perihal sesuatu yang sudah umum diketahui tanpa menjelaskan secara detil
karena segmen pembaca kita memang sudah terfokus.
C. Prinsip Dasar Artikel Populer
Prinsip dalam penulisan artikel untuk media massa adalah aktual, perspektif
baru, orisinal, fokus, singkat dan padat. Beberapa prinsip ini tentu saja tidak
mutlak bisa bercampur baur dan bisa pula hanya perlu sebagian dari prinsip
ini yang diterapkan.
1. Aktual
Mengapa harus aktual ? Berbeda dengan artikel di jurnal ilmiah yang
merupakan hasil penelitian dan observasi ilmiah, artikel yang ditulis di media
massa sesuai dengan karakternya bersifat aktual atau mungkin pula semi
aktual. Aktualitas itu tidak sekadar baru tetapi mungkin pula isu lama yang
diangkat lagi menjadi sebuah isu aktual. Misalnya, ‘pajak penting untuk
pembangunan’ adalah isu lama. Namun dengan sentuhan baru seperti
pengumuman kinerja kementerian maka bisa diangkat kembali karena ada
cantolannya. Bagi penulis artikel, cantolan peristiwa itu penting untuk
mengangkat isu-isu yang selama ini menjadi perhatian masyarakat.
2. Perspektif baru
Perspektif baru dalam sebuah tulisan akan mengundang perhatian para
pembaca. Dengan menyajikan perspektif baru ini maka pembaca akan
mendapatkan informasi baru yang mereka butuhkan. Perspektif baru ini bisa
menyangkut cara pandang yang berbeda dari selama ini. Misalnya, dalam
pengumpulan pajak selama ini orang wajib mendatangi kantor pajak maka
kita bisa menawarkan sistem pro aktif kepada wajib pajak. Perspektif baru ini
kadang bermanfaat untuk menerobos kebuntuan yang sudah ada dalam

5
sistem lama. Inilah kemudian fungsi artikel untuk menggugah pendekatan
baru terhadap sebuah isu lama.
3. Orisinalitas
Penulis perlu pula menawarkan orisinalitas pemikiran yang akan menambah
wawasan para pembacanya. Pandangan yang orisinal bahkan mungkin
pertama kali dikemukan oleh seorang penulis akan mengundang banyak
pembaca. Tanpa unsur orisinalitas dalam sebuah tulisan kadang-kadang
pembaca merasa enggan meneruskan penelusuran artikel karena merasakan
tidak ada hal-hal baru perlu diketahui.
4. Pembatasan
Penulis harus membatasi diri dalam membahas suatu isu agar tidak meluas
karena memang biasanya halaman artikel itu terbatas. Dengan format artikel
yang singkat ini, pembaca memiliki peluang untuk mencerna dengan cepat
serta menyerap gagasan yang kita tulis. Yang penting pesan utama kita
sampai, maka itulah indikator keberhasilan tulisan kita.
5. Singkat Padat
KISS atau Keep it Short and Simple merupakan bahasa yang digunakan dalam
berita-berita jurnalistik bisa diterapkan kedalam sebuah artikel. Dengan
memaparkan argumentasi kita secara singkat dan sederhana maka pembaca
akan lebih mudah memahami buah pikiran kita. Singkat juga berarti hemat
dengan ekonomi kata. Sebuah tulisan singkat tidak berarti kosong isinya.
Oleh sebab itulah maka prinsip lainnya yang perlu diperhatikan penulis
artikel adalah kepadatan ide dan padatnya fakta serta bukti untuk menunjang
argumentasinya. Dengan kata lain sebuah artikel hendaknya tetap ramping
tetapi komprehensif karena sifat artikel memang tidak panjang.

Anda mungkin juga menyukai