Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FAUZIAH PUTRI ANANDA

KELAS : KPI E/1

MATA KULIAH : DASAR-DASAR JURNALISTIK

1. A. Pengertian Feature

Secara bahasa, feature diterjemahkan dengan “karangan khas” (KBBI), yaitu


karangan tentang sesuatu yang tidak memberikan berita faktual tetapi ditulis
dengan gaya menarik dan terperinci.

Feature dalam bahasa Inggris artinya “menonjolkan” atau “mengutamakan“.


Kamus Google mengartikannya sebagai “a newspaper or magazine article or
a broadcast program devoted to the treatment of a particular topic, typically
at length.”

Feature adalah karangan khas berupa tulisan di media massa selain berita
dan artikel yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan
riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara
kerjanya, dengan menggunakan gaya atau teknik penulisan karya sastra
seperti cerpen atau novel.
Pengertian praktisnya, feature adalah karya jurnalistik yang penulisannya
menggunakan gaya bahasa sastra, bercerita atau bertutur (story telling),
layaknya menulis cerpen atau novel.

Feature juga merujuk pada informasi radio atau televisi yang disampaikan


layaknya drama atau sandiwara radio, namun kisahnya nyata atau benar-
benar terjadi (faktual). Opini yang disisipkannya pun berdasarkan fakta.

feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus
mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan berita, artikel
(opini), kolom, dan analisis berita.

“Kita punya kisah atas fakta-fakta telanjang,” kata William L Rivers (1967),
“dan itu kita sebutkan sebagai “berita”. Disamping berita, lanjut Rivers, kita
jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan, yang kita  sebutkan “artikel”
atau “opinion pieces”. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar,
itulah yang disebutkan karangan khas (feature).

Goenawan Muhammad dalam Seandainya Saya Wartawan Tempo (2014)


mendefinisikan feature sebagai berikut:
“Feature adalah artikel kadang-kadang subjektif yang terutama dimaksudkan
untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang
suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan.”

Feature merupakan jurnalisme memakai pendekatan sastra. Karenanya,


feature disebut juga jurnalisme sastrawi. Kelahiran feature juga dibidani
sastrawan (novelis).

Awal mula lahirnya feature dalam jurnalistik (tulisan di suatu surat kabar
harian) diperkenalkan oleh novelis Amerika, Thomas Wolfe.

Wolfe melahirkan feature karena keinginannya menulis berita dengan cara


yang berbeda saat bekerja di New York Herald Tribune (1962).

B. Jenis-jenis Feature

1. Feature Berita – News Feature.

Feature berita yaitu feature tentang peristiwa aktual. Biasanya


merupakan pengembangan dari sebuah Straight News  (berita
langsung, singkat, hanya menyajikan informasi terpenting) dengan
membuka informasi latar belakang masalah, agar pembaca
mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang
unsur How dan Why atau duduk perkara sebuah peristiwa.

2. Feature Artikel – Article Feature.

Feature yang berisi informasi tentang pemikiran, gagasan, atau ilmu


pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.

3. Feature Human Interest

Human Interest Feature adalah feature yang menyentuh emosi


pembaca — menimbulkan keharuan, simpati, kegembiraan,
kejengkelan, atau bahkan membangkitkan amarah.

Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan


seorang petugas kebersihan di jalanan, kehidupan guru di daerah
terpencil, atau kisah koruptor dan penjahat lain yang dapat
menimbulkan kejengkelan.

4. Feature Sidebar
Feature sidebar adalah feature human interest yang melengkapi berita
utama atau memberitakan bagian-bagian lain dari sebuah peristiwa
besar, misalnya kisah korban selamat dari tsunami, nasib pengungsi
yang kehilangan rumah ketika banjir.

5. Feature Biografi

Feature biografi adalah feature yang berisi kisah hidup seseorang,


bisanya tokoh, orang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki
keunikan sehingga bernilai berita tinggi.

6. Feature Profil

Profile Features berisi profil lembaga, organisasi, persahaan, atau non-


person karena kisah pribadi seseorang disebut feature biografi.

7. Feature Perjalanan

Travelogue Feature menceritakan pengalaman berkesan dari sebuah


perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah atau objek
wisata dan perjalanan haji/umroh.

Dalam jenis feature ini, biasanya unsur subjektivitas menonjol, karena


biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam perjalanan
menggunakan “aku”, “saya”, atau “kami”.

8. Feature Penjelasan

Explanatory Features menceritakan tentang apa yang sebenarnya


terjadi di balik suatu peristiwa. Misalnya, kisah tentang pemicu mogok
kerja.

9. Feature Sejarah

Historical Feature yaitu feature tentang peristiwa masa lalu, namun


masih menarik diberitakan masa kini, seperti kisah kekejaman PKI
atau peristiwan bersejarah lainnya.

10. Feature Musiman

Seasonal Features yaitu cerita tentang peristiwa yang terjadi secara


rutin, kisah mudik lebaran, perayaan tahun baru, dan peristiwa
lainnya.
11. Feature Tren

Trend Feature ialah feature yang menceritakan tentang gaya hidup


komunitas tertentu atau masyarakat pada umumnya dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya, cerita tentang gaya hidup “kids zaman now”
atau fenomena “cabe-cabean”.

12. Feature Tips

Disebut juga Feature Petunjuk Praktis atau How-to-Do Feature. Jenis


feature ini menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu,
mengatasi masalah, atau cara mengerjakan sesuatu, misalnya cara
merawat mobil, tips tips memasak, merangkai bunga, teknik beternak
burung kenari, dan sebagainya.

13. Feature Ilmiah

Scientific Feature ialah feature mengenai ilmu pengetahuan dan


teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas
pandangan yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang
memadai.

Feature ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimuat di majalah


teknik, komputer, pertanian, kesehatan, kedokteran, dll.

14. Feature Promosi

Feature yang memperkenalkan atau mengekspos suatu produk atau


ide baru, misalnya temuan di bidang komputer, kesehatan, dsb.

C. Kiat Menulis Feature

1. Membuat Outline
Goenawan Mohamad menekankan pentingnya penulisan outline (kerangka
tulisan): pembuka tulisan, isi, dan penutup. Akibat tidak ada outline, penulis
atau seorang wartawan tidak dapat fokus dengan apa yang ditulisnya,
kacaunya urutan cerita dan terjadi pengulangan yang tak perlu.

Dalam membuat tulisan, kita harus menentukan bagian awal yang akan kita
ceritakan. Kita harus menguasai bahan dan mempunyai gambaran lebih
dulu.
Kita harus membuat tulisan secara urut. Macam-macam jenis urutan yakni
urutan kronologis, urutan ruang, urutan logis.

Urutan logis ini dibagi menjadi beberapa jenis:

 Urutan sebab-akibat
 Urutan akibat – sebab
 Urutan khusus – umum
 Urutan umum-khusus
 Urutan pemecahan masalah.

2. Menulis Teras
Kunci penulisan feature yang baik terletak pada paragraf pertama,
yaitu lead. Mencoba menangkap minat pembaca tanpa lead yang baik, sama
dengan mengail ikan tanpa umpan.

Lead untuk feature mempunyai dua tujuan utama:

1. Menarik pembaca untuk mengikuti cerita.


2. Membuka jalan bagi alur cerita.

Beberapa jenis lead di antaranya:

1. Teras Ringkasan (Summary Lead).

Lead ini sama dengan yang dipakai dalam penulisan hard news. Yang ditulis
hanya inti ceritanya, kemudian terserah pembaca apakah masih cukup
berminat mengikuti kelanjutannya.

Lead ringkasan ini sering dipakai bila reporter mempunyai persoalan yang
kuat dan menarik, yang akan laku dengan sendirinya. Karena lead ini sangat
gampang ditulis, banyak reporter yang langsung memilihnya bila diuber
deadline, atau bila ia bingung untuk mencari lead yang baik.

2. Teras Bercerita (Narrative Lead).

Lead ini yang digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik
pembaca, dan membenamkannya.

Tekniknya adalah menciptakan suasana dan membiarkan pembaca menjadi


tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian
secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca
mengidentifikasikan diri di tengah kejadian. Lead semacam ini sangat efektif
untuk cerita petualangan.
3. Teras Deskriptif (Descriptive Lead).

Lead deskriptif bisa menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang


suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk berbagai feature dan
digemari reporter yang menulis profil pribadi.

4. Teras Kutipan (Quotation Lead)

Kutipan yang dalam dan ringkas bisa membuat lead menarik, terutama bila
yang dikutip orang yang terkenal. Kerugian lead semacam ini adalah bahwa
kutipan yang dipilih bisa keluar dari isi cerita, bila tekanan pokok diletakkan
kepada kutipan itu saja.

5. Teras Bertanya (Question Lead)

Sering lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead
imajinatif. Wartawan menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang
sudah tahu jawabannya, ada yang belum.  Yang ingin ditimbulkan oleh teras
jenis ini ialah rasa ingin tahu pembaca.

6. Teras Menuding Langsung (Direct Address Lead).

Ciri-ciri teras ini adalah ditemukannya kata “Anda”, yang disisipkan pada
paragraf pertama atau di tempat lain.

7. Teras Menggoda (Teaser Lead)

Lead ini biasanya pendek dan ringan. Umumnya dipakai teka-teki dan
biasanya hanya memberikan sedikit, atau sama sekali tidak, tanda-tanda
bagaimana cerita selanjutnya.

8. Teras Nyentrik (Freak Lead)

Lead ini memikat dan informatif. Gayanya yang khas dan tak kenal
kompromi itu bisa menarik pembaca, hingga ceritanya bisa laku.

9. Lead Kombinasi (combination Lead).

Lead kutipan sering dikombinasikan dengan teras deskriptif.

Baca Juga: Contoh Lead Feature

3. Menulis Isi (Body)


Biasanya, jika sudah berhasil menulis teras, maka menulis isi (body) menjadi
mudah. Kita tinggal meneruskan kisah sesuai dengan alur yang sudah
ditentukan saat membuat outline.

Dalam menulis isi, setiap alinea menguraikan lebih rinci persoalan yang
disebut alinea sebelumnya. Bahan cerita disajikan dalam alinea – alinea yang
terpisah, secara lengkap.

Gunakan alinea pendek. Paragraf atau alinea yang panjang hanya membuat
pembaca segan pembaca. Potonglah alinea yang kelihatan terlalu panjang.

Tulisan singkat dan sederhana. Kalimat majemuk yang panjang kadang kala
memang benar menurut tata bahasa.

Siapkan Empat Senjata

1. Fokus. Dalam menentukan topik cerita, reporter harus waspada


memilih pendekatannya. Yaitu harus cukup sempit sehingga ia bisa
mengendalikannya tapi harus longgar buat menampung bahan yang
menarik.
2. Deskriptif. Penulisan feature deskriptif yang baik merupakan gabungan
beberapa kecakapan: pengumpulan berita reportase, kemampuan
observasi yang tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai dengan
pengalaman reportase dan kemampuan meramu kata-kata secara
ringkas tapi sangat efektif.
3. Anekdot. Cuplikan kejadian yang lucu atau menarik, yang memberikan
tinjauan kedalam subyek cerita itu dan sekaligus menghibur pembaca.
4. Kutipan. Kutipan langsung merupakan salah satu alat penulisan yang
paling efektif. Pemakaian kutipan – baik dialog maupun monolog –
memberikan selingan dan variasi dalam cerita, dan memberikan
wawasan tentang si tokoh.

Isi feature berisi hasil liputan. Cerita bisa dibuat secara kronologis, berurutan
dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek.

Usahakan tulisan kita bukan hanya berisi informasi belaka, tapi juga diselingi
deskripsi suasana, karakter sosok yang kita sampaikan, atau hal-hal ringan
lainnya.

4. Penutup
Penutup Feature adalah bagian akhir. Dalam berita, tidak ada penutup.
Untuk feature, setidak-tidaknya ada empat jenis penutup:

1. Penutup Ringkasan.
Merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro
awal atau lead.

2. Penutup Penyengat.

Membuat pembaca kaget karena sama sekali tak diduga-duga. Seperti kisah
detektif saja.

Misalnya, menulis feature tentang bandit yang berhasil ditangkap setelah


melawan. Kisah sudah panjang dan seru, pujian untuk petugas sudah
datang, dan bandit itu pun sudah menghuni sel. Namun, penutup feature
adalah: Esok harinya, bandit itu telah kabur kembali. Penutup ini disimpan
sejak tadi.

3. Penutup Klimaks.

Ini penutup biasa karena cerita yang disusun tadi sudah kronologis. Jadi,
penyelesaiannya jelas. Di masa lalu, ada kegemaran menulis penutup yang
singkat dengan satu kata saja: Semoga. Sekarang, hal seperti ini menjadi
tertawaan. Ini sebuah bukti bahwa setiap masa ada kekhasannya.

4. Penutup Tanpa Penyelesaian

Cerita berakhir dengan mengambang. Ini bisa merupakan taktik penulis agar
pembaca merenung dan mengambil kesimpulan sendiri, tetapi bisa pula
masalah yang ditulis memang menggantung, masih ada kelanjutan, tetapi
tidak pasti kapan.

2.Contoh-contoh feature dimedia online

Anda mungkin juga menyukai