Anda di halaman 1dari 2

Plot & Character

Hampir semua Film digerakkan oleh:


1. Character-driven
Action dalam film lahir dari keinginan ataupun kebutuhan karakter
2. Plot-driven
Karakter adalah sekunder yang mengikuti peristiwa yang berkembang membentuk plot

Dalam dokumenter keduanya sering digunakan dan terkadang dalam batas-batas yang kabur (grey
area)

Dramatic Storytelling
Biasanya lebih mengacu ke character-driven stories:
1. Cerita tentang seseorang yang mengundang simpati
2. Tentang seseorang yang menginginkan sesuatu dengan sangat
3. Sesuatu itu biasanya sulit, tetapi mungkin dilakukan, didapat ataupun dicapai.
4. Dalam prosesnya cerita disampaikan dengan tujuan; dampaknya secara maksimal
menggugah emosi ataupun partisipasi penonton.
5. Cerita semestinya diakhiri dengan tuntas dan memuaskan (ini tidak berarti harus happy
ending)

Seseorang adalah protagonis di mana cerita berpusat, yang memiliki misi untuk dituntaskan sampai
akhir cerita. Terkadang sentral character tidak mesti seseorang; bisa juga kota, kampung, benda,
binatang, dan lain-lain. Pentingnya menemukan sentral character untuk titik berangkat penceritaan
akan membuat topik-topik yang kompleks akan lebih mudah dikelola dan lebih mudah dipahami
penonton.

What the Protagonist Wants


a. Sesuatu yang diinginkan seseorang juga sebagai goal atau objective dari film itu sendiri.
b. Seorang bercerita tentang goal yang aktif melawan goal yang pasif; dan hero yang aktif
melawan hero yang pasif.
c. Secara umum, kita ingin sebuah cerita dengan hero dan goal yang aktif; ini berarti cerita
yang kita inginkan adalah protagonis yang memegang kendali penuh atas hidupnya;
meletakkan goal dan kemudian melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Difficulty and Tangibilty


Sesuatu yang diinginkan itu (goal) mestinya sulit untuk dicapai atau diraih. Jika mudah maka tidak
ada “Ketegangan” (tension) dan tanpa tension agak sulit membuat penonton tertarik.
Tension adalah perasaan yang kita dapat ketika suatu isu atau kejadian sepertinya tidak akan
terpecahkan, khususnya saat ketika kita ingin hal itu terselesaikan.
Ini membuat pertanyaan-pertanyaan, “Apa yang akan terjadi setelah ini? Lalu setelah kejadian
tersebut apalagi hasilnya? Dsb”. Kita butuh untuk tahu dan akan sangat menyiksa kalau kita tidak
tahu.

Dengan demikian pentingnya tension; lalu dimana kita bisa menemukannya?:


Solusi termudah adalah melalui konflik, melalui pertarungan antar dua kekuatan yang berhadapan.
Si protagonis berhadapan dengan orang lain ataupun “sesuatu.”

Worthy Opponent
a. Film yang baik bisa menunjukkan goal yang pantas dari protagonis; sehingga dibutuhkan
lawan yang layak atau pantas juga.
b. Problem umum dari para pembuat film, mereka seringkali melihat faktor lawan hanya dari
satu sisi atau dimensi saja; kalau hero-nya baik maka opponent-nya pasti buruk.

Tangible Goal
Kesulitan utama adalah memformulasikan goal yang mungkin dicapai; ini berarti cara terbaik adalah
meletakkannya pada posisi sesuatu yang kongkret dan realistis. “Fighting racism” atau
“Penyembuhan Kanker” atau “Menumbuhkan kesadaran akan penyakit” mungkin tidak salah, tetapi
tidak cukup spesifik sebagai sebuah objective cerita.

Emotional Impact and Audience Particaption

Anda mungkin juga menyukai