Ikan
pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk gerombolan (schooling) dalam melangsungkan hidupnya,
baik itu bermigrasi (ruaya), mencari makan, bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya ikan
pelagis dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.
Alat tangkap
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan jenis pelagis kecil adalah pukat cincin (purse
seine), jaring insang (gillnet), payang, bagan, dll. Sedangkan untuk jenis ikan pelagis besar biasanya
menggunakan alat tangkap long line, pole and line, dan pancing tonda.
Ikan pelagis kecil merupakan ikan yang hidup disekitar permukaan perairan. Di Indonesia sumberdaya
ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah (Merta,
dkk, 1998) dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai
kalangan bila dibandingan dengan tuna yang sebagia besar produk unggulan ekspor dan hanya sebagian
kelompok yang dapat menikmatinya.
Ikan Pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan
jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang disukainya ditandai
oleh adana tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya denga selar. Selar termasuk ikan
buas, makanannya ikan-ikan kecil dan krustasea.
Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk gerombolan yang
padat dan kompak (shoal), sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk
gerombolan yang menyebar (scatted). Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari,
apabila cuaca mncung disertai hujan gerimis.
Sumber daya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling
melimpah diperairan Indonesia dan mempunyai potensi besar (widodo, 1998). Sumberdaya ikan pelagis
kecil merupakan suatu sumberdaya yang poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton,
sehingga kelimpahannya sangat tergantung kepada factor lingkungan